Mata Kuliah
Pengantar Ekonomi Mikro
Dosen Pengampu:
Muammar Rinaldi, SE., M.Si.
Disusun Oleh:
Nama : Riska Bertua Marpaung
Nim : 7203520013
Kelas : Akuntansi B
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Teori Perilaku Konsumen” dapat selesai dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Saya ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah banyak membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Terkhusus
kepada dosen pengampu saya, bapak Muammar Rinaldi, SE., M.Si. yang telah
membimbingi saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Oleh karena itu, saya sangat menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Saya
sangat menerima segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.Akhir kata saya berharap
agar makalah ini bisa memberi manfaat maupun inpirasi bagi setiap pembaca.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah ………………………………………………….. 1
B. Rumusan masalah ……………………………………………………....... 2
C. Tujuan penulisan ……………………………………………………….... 2
D. Manfaat Penulisan …………………………………………………...… .. 2
E. Metode penulisan ………………………………………………………... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian teori perilaku konsumen ………………………………….….. 3
B. Pendekatan teori perilaku konsumen …………………………………..... 4
C. Macam-macam perilaku konsumen ………………………………….….. 6
D. Prinsip-prinsip dasar dalam analisis perilaku konsumen ……………...… 7
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen …………….…… 7
F. Hubungan pemasaran dan perilaku konsumen ……………………….… 10
G. Keputusan pembelian konsumen ……………………………………..… 11
H. Tipe proses pembelian konsumen ……………………………………… 12
I. Manfaat perilaku konsumen ………………………………………….… 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Selain itu perilku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah:
“Consumer behavior may be defined as the decision process and physical activity
individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods
and services”. Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses pengambilan
keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan
individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-
barang dan jasa-jasa. Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior
dijelaskan sebagai: “the various facets of the decision of the decision process by
which customers come to purchase and consume a product”. Dapat dijelaskan
sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang
dibeli dan dikonsumsi
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian teori perilaku konsumen?
2. Bagaimana pendekatan teori perilaku konsumen?
3. Apa saja macam-macam perilaku konsumen?
4. Apa saja prinsip-prinsip dasar dalam analisis perilaku konsumen?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen?
6. Bagaimana hubungan pemasaran dan perilaku konsumen?
7. Bagaimana keputusan pembelian konsumen?
8. Bagaimana tipe proses pembelian konsumen?
9. Apa manfaat perilaku konsumen?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini guna memecahkan perumusan masalah. Maka tujuan
penulisan karya ilmiah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian teori perilaku konsumen.
2.Untuk mengetahui pendekatan teori perilaku konsumen.
3.Untuk mengetahui macam-macam perilaku konsumen.
4.Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam analisis perilaku konsumen.
5.Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen.
6.Untuk mengetahui hubungan pemasaran dan perilaku konsumen.
7.Untuk mengetahui keputusan pembelian konsumen.
8. Untuk mengetahui tipe proses pembelian konsumen.
9. Untuk mengetahui manfaat perilaku konsumen.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Akademis Dapat mereferensi mengenai prilaku konsumen
menambahkan pengetahuan dan wawasan mengenai perilaku konsumen
dan juga dapat memberikan informasi.
2. Manfaat Praktis Manfaat makalah ini dapat memberikan sumbangan
pemikiran maupun rujukan referensi bagi para pembacanya.
E. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan dalam makalah ini adalah dengan:
1. Metode kepustakaan (Library Research)
2. Metode penulusuran internet (Web Search)
2
BAB II
PEMBAHASAN
Konsumsi adalah pengeluaran oleh rumah tangga atas barang dan jasa.
Elemen-elemen pokok dari konsumsi di antara yang paling penting adalah
perumhan, kendaraan bermotor, makanan, dan perawatan medis. Ilmu statistik
menunjukkan bahwa ada keteraturan yang dapat diramalkan dalam cara orang-
orang mengalokasikan pengeluaran mereka antara makanan, pakaian dan hal-hal
pokok lainya.
Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa. Saat ini
konsumen begitu dimanjakan dengan berbagai produk yang dapat dipilih untuk
memenuhi kebutuhan. Era produsen mengendalikan konsumen telah berlalu dan
telah digantikan dengan era dimana konsumen memegang kendali. Konsumen
yang mendikte produk apa yang seharusnya diproduksi oleh perusahaan.
Perusahaan harus berfokus pada konsumen, konsumen adalah bagian terpenting
dari perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu mengerti bagaimana
konsumenya berperilaku.
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi
dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk
atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen
akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian,
pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan
melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap
pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah
pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi
kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelahdigunakan.Atau kegiatan-
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan
keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka
memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan
sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user. Dalam upaya untuk lebih
memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok
yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi,
demografi, psikografi, dan perilaku.
Jika dilihat dari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang maka
dapat dibedakan mejadi dua :
1. Perilaku Konsumen Rasional
Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut :
a. Barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagi konsumen
3
b. Barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen
c. Mutu barang terjamin
d. Harga sesuai dengan kemampuan konsumen
1. Pendekatan Kardinal
Pendekatan konsumen Kardinal adalah daya guna dapat diukur dengan satuan
uang atau utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung kepada
subyek yang menilai. Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin
berguna suatu barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati. Pendekatan
kardinal memberikan penilaian bersifat subyektif akan pemuasan kebutuhan dari
suatu barang, artinya tinggi rendahnya suatu barang tergantung sudut pandang
subyek yang memberikan penilaian tersebut, yang biasanya berbeda penilain
dengan orang lain. Pendekatan ini merupakan gabungan dari beberapa pendapat
para ahli ekonomi aliran subyektif dari Austria seperti: Karl Menger, Hendrik
Gossen, Yeavon, dan Leon Walras. Menurut pendekatan ini daya guna dapat
diukur dengan satuan uang atau util, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna
bergantung kepada subyek yang menilai. Dalam pendekatan ini akan banyak
didasari oleh suatu hukum dari tokoh terkenal, Gossen, yaitu hokum Gossen.
a. Hukum Gossen I menyatakan bahwa jika kebutuhan seseorang dipenuhi
terus-menerus maka kepuasanya akan semakin menurun.
b. Hukum Gossen II menyatakan bahwa orang akan memenuhi berbagai
kebutuhanya sampai mencapai intensitas yang sama. Intensitas yang sama
itu ditunjukkan oleh rasio antara marginal utility dengan harga dari
barang yang satu dengan rasio marginal utility dengan harga barang yang
lain.
4
Hipotesis utama teori niali guna atau lebih dikenal sebagai hukum nilai guna
marginal yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang
akan diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan satu barang akan menjadi
semakin sedikit apabila orang tersebut terus-menerus menambah konsumsinya
pada barang tersebut.
Dalam hal pemaksimuman nilai guna total, syarat pemaksimuman nilai guna
adalah jika konsumen berada dalam keadaan sebagai berikut:
a. Seseorang akan memaksimumkan niali guna dari barang-barang yang
dikonsumsikannya apabila perbandingan nilai guna marginal berbagai
barang tersebut adalah sama dengan perbandingan harga-harga barang
tersebut.
b. Seseorang akan memaksimumkan niali guna dari barang-barang yang
dikonsumsikannya apabila nialu guna marginal untuk setiap rupiah yang
dikeluarkan adalah sama untuk setiap barang yang dikonsumsikan.
2. Pendekatan Ordinal
Dalam pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur,
cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya
daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Dasar dari
pemikiran dari pendekatan ini adalah semakin banyak barang yang dikonsumsi
semakin memberikan kepuasaan terhadap konsumen. Dalam menganalisa tingkat
5
kepuasan dalam pendekatan ini digunakan kurva Indifferen (indifferent Curve)
yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan
tingkat kepuasan yang sama dan garis anggaran (Budget line) yang menunjukkan
berbagai kombinasi dari dua macam barang yang berbeda yang dapat dibeli oleh
konsumen dengan pendapatan yang terbatas.
Dengan menggunakan kedua kurva ini akan ditunjukkan bahwa konsumen
akan mencapai kepuasan yang maksimum apabila garis anggaran pengeluaran
disinggung oleh kurva kepuasan yang peling tinggi. Di mana persinggungan
antara Budget Line dan Indefferent Curve ini akan menggambarkan kombinasi
barang yang diinginkan konsumen, beararti konsumen akan mencapai kepuasan
yang maksimum, keadaan ini terkenal dengan sebutan garis keseimbangan
konsumen. Dengan demikian, pemaksimuman kepuasan yang digambarkan adalah
tingkat kepuasan maksimum dari mengkonsumsi dua barang dengan
menggunakan sejumlah pendapatan tertentu.Seperti halnya pendekatan tingkah
laku konsumen melalui pendekatan kardinal, pendekatan teori tingkah laku
konsumen melalui pendekatan ordinal juga memiliki sejumlah asumsi yang mesti
berlaku. Beberapa asumsi yang harus ada pada pendekatan ordinal ini adalah:
a. Konsumen Rasional
b. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna.
c. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu
d. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum
e. Konsumen konsisten
f. Berlaku hukum transitif
2. Teori Psikologis
Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang
dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat
kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak
dapat diamati secara langsung.
3. Teori Antropologis
Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat
yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan
sebagainya.
6
D. Prinsip-Prinsip Dasar Dalam Analisis Perilaku Konsumen
7
a. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku
konsumen. Perusahaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya,
subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar
dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai
dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota
masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kebudayaan terdiri
dari subbudaya – subbudaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan
sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat
dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan,
kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar
penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Kelas-kelas sosial adalah masyarakat
yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun
secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang
serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan,
tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan
variable lain.
b. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil,
keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang
dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh
langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk
mencapai sasaran individu atau bersama. Keluarga dapat pempengaruhi perilaku
pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan
dan situasi. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-
keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat
diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang
mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
c. Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan
tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan
konsep diri pembeli. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup
keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan
dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami
perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.
Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha
mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-
rata terhadap produk dan jasa tertentu. Situasi ekonomi seseorang akan
mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari
pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya),
tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang ).
8
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh
kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang
secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga
mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang. Kepribadian adalah
karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang
responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat
merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku
konsumen. Bila jenis- jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki
korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan
produk atau merek.
d. Faktor Psikologis
Pemilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor
psikologis, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan.
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan
seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa
kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis
tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-
kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan
fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau
kebutuhan diterima. Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang
memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan
suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Orang dapat memiliki persepsi yang
berbeda-beda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi:
Perhatian yang selektif
Gangguan yang selektif
Mengingat kembali yang selektif
Pembelajaran menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari
pengalaman. Sedang kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang
dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
9
lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama
evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan
informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn
konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli
merek yang sama lagi.
Panah umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran. Pemasar
akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data
penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang
mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari
merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran
diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan
kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan
pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran ke arah
pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.
10
2. Variabel Internal Sistem Pemasaran. Variabel ini dapat dikendalikan oleh
perusahaan, terdiri atas dua kelompok, yaitu sumber bukan pemasaran
(kemampuan produksi, keuangan, dan personal) dan komponen-komponen bauran
pemasaran yang meliputi: produk, harga, promosi, dan distribusi.
Perilaku Konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di
dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-
kegiatan tersebut (Swastha dkk., 1997).
Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan
bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu.
Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun
kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian
suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran
masing-masing. Peran yang dilakukan tersebut adalah:
a. Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang
tertentu.
b. Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan
baik secara sengaja atau tidak.
c. Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa
yang akan dibeli, bagaimana membelinya.
d. Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya.
e. User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli.
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap
suatu produk.
G. Keputusan Pembelian
11
b) Pencarian informasi.
Seorang selalu mempunyai minat atau dorongan untuk mencari informasi. Apabila
dorongan tersebut kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia
maka konsumen akan bersedia untuk membelinya.
c) Evaluasi Alternatif
Konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif
secara teliti terhadap produk yang akan dibelinya.
d) Keputusan Pembeli
Setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan membuat
keputusan untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen
membentuk pilihan merek di antara beberapa merek yang tersedia.
e) Perilaku Pascapembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau
ketidakpuasan. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan
berlanjut hingga periode pasca pembelian. Pemasar harus memantau kepuasan
pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca
pembelian.
12
1) Proses Complex Decision Making
Terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang
terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli sistem fotografi elektronik seperti
Mavica atau keputusan untuk membeli mobil. Dalam kasus seperti ini, konsumen
secara aktif mencari informasi untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan
pilihan beberapa merek dengan menetapkan kriteria tertentu seperti kemudahan
dibawa dan resolusi untuk sistem kamera elektronik, dan untuk mobil adalah
hemat, daya tahan tinggi, dan peralatan. Subjek pengambilan keputusan yang
komplek adalah sangat penting. Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan
pencarian informasi yang relevan untuk pengembangan stratergi pemasaran.
Perilaku pembelian yang rumit terdiri dari proses tiga langkah. Pertama, pembeli
mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut. Kedua, pembeli membangun
sikap tentang produk tersebut. Ketiga, pembeli membuat pilihan pembelian yang
cermat. Konsumen terlibat dalam perilaku pembelian yang rumit bila mereka
sangat terlibat dalam pembelian dan sadar akan adanya perbedaan-perbedaan
besar di antara merek. Perilaku pembelian yang rumit itu sering terjadi bila
produknya mahal, jarang dibeli, berisiko dan sangat mengekspresikan diri.
13
evaluasi terhadap pilihan merek lebih terbatas dibanding pada proses pengambilan
keputusan yang komplek. Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi ketika
konsumen mencari variasi. Kepitusan itu tidak direncanakan, biasanya dilakukan
seketika berada dalam toko. Keterlibatan kepentingan yang rendah, konsumen
cenderung akan berganti merek apabila sudah bosan mencari variasi lain sebagai
perilaku pencari variasi akan melakukan apabila resikonya minimal.
4) Proses Inertia
Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah
namun perbedaan merek yang signifikan. Dalam situasi itu, konsumen sering
melakukan peralihan merek. Tingkat kepentingan dengan barang adalah rendah
dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek
yang sama bukan karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak ada
waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian
informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek. Robertson berpendapat
bahwa dibawah kondisi keterlibatan kepentingan yang rendah “ kesetiaan merek
hanya menggambarkan convenience yang melekat dalam perilaku yang berulang
daripada perjanjian untuk membeli merek tersebut” contoh pembelian sayur dan
kertas tisu.
14
pasaran sangatlah banyak sehingga konsumen bebas memilih barang yang akan
mereka beli untuk memenuhi kebutuhannya.
Namun demikian, produsen tidak bisa mengendalikan konsumen dalam hal
produk yang harus dibeli oleh konsumen. Konsumen yang memegang kendali
produk apa yang seharusnya diproduksi oleh produsen. Oleh karena itu, produsen
harus berfokus pada konsumen karena konsumen adalah bagian terpenting dari
perusahaan. Untuk mempelajari semua hal tentang itu, maka diperlukan sebuah
studi tentang perilaku konsumen.Produsen harus mampu membujuk konsumen
untuk membeli produk yang ditawarkan atau dipasarkan.
Selain itu peran perilaku konsumen terhadap para produsen adalah bagaimana
produsen dapat memahami cara konsumen dalam mengambil keputusan sehingga
produsen dapat merancang strategi dengan baik. Dengan kata lain produsen harus
mengetahui keadaan pasar dan konsumen. Dimana konsumen selalu
menginginkan sesuatu yang murah tetapi nilainya efektif. Permintaan konsumen
bermacam-macam tergantung dengan kebutuhannya. Seorang produsen haruslah
jeli menentukan strategi apa yang tepat agar produknya dapat terjual. Tentunya
produk tersebut haruslah sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen. Seorang
produsen juga melihat keadaan pasar sehingga mengerti adanya persaingan dan
bisa menentukan bagaimana strategi produksinya. Kajian perilaku konsumen
mempelajari bagaimana strategi melihat keadaan pasar dan kebutuhan konsumen.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Daftar Pustaka
https://achmad961.files.wordpress.com/2017/11/kelompok-6.doc
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/ekonomi/teori-perilaku-konsumen/
#:~:text=Teori%20perilaku%20konsumen%20mempelajari%20tentang,saat
%20pembelian%2C%20dan%20sesudah%20pembelian.&text=Sekecil%20apapun
%20barang%20yang%20kamu,kegiatan%20perekonomian%20sebagai%20konsumen
%2C%20lho.
16