Makalah Auditing 1
Sifat dan Jenis Bukti Audit
Dosen Pembimbing :
Dr. Emrinaldi Nur DP, SE., M.Si.,Ak
Disusun Oleh :
Kelompok 6
1. Nama : M.Raihan Fadillah
NIM : 1802111525
2. Nama : Ottry Maulana
NIM : 1802111938
3. Nama : Viqi
NIM : 1802111867
JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS UNIVERSITAS RIAU
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Sifat
dan Jenis Bukti Audit”.Adapun maksud dilaksanakannya penyusunan makalah ini tidak lain
adalah untuk memenuhi tugas Auditing 1 yang ditugaskan kepada penulis, sehingga penulis
dan pembaca lebih memahami tentang topik tersebut.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu,
sudilah kiranya para pembaca untuk memberikan masukan dan saran sehingga isi makalah ini
dapat lebih sempurna. Sebelumnya penulis mohon maaf jika ada kesalahan cetak atau bahasa
yang kurang baku di dalam makalah ini.Akhir kata penulis berharap semoga isi makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca pada umumnya yang memerlukan di masa
sekarang ataupun di masa yang akan datang, khususnya bagi penulis.
DAFTAR ISI
Cover....................................................................................................................1
Kata Pengantar.....................................................................................................2
Daftar isi..............................................................................................................3
Bab 1 : Pendahuluan
1.1. LATAR BELAKANG............................................................................4
1.2. RUMUSAN MASALAH........................................................................4
1.3. TUJUAN.................................................................................................4
Bab 2 : Pembahasan
2.1. SIFAT BUKTI AUDIT.........................................................................5
2.2. BERBAGAI KEPUTUSAN BUKTI AUDIT........................................5
2.3. PERSUASIVITAS BUKTI AUDIT.......................................................7
2.4. JENIS-JENIS BUKTI AUDIT...............................................................8
2.5. DOKUMENTASI AUDIT...................................................................12
Bab 3 : Penutup
3.1. KESIMPULAN.....................................................................................18
3.2. SARAN.................................................................................................18
Daftar Pustaka....................................................................................................19
Secara umum, audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian ekonomi, dengan
tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepadapemakai yang berkepentingan.
Bukti audit adalah setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah
informasi yang sedang diaudit tersebut telah disajikan sesuai dengan kriteria yang ada.
Merupakan hal yang sangat penting untuk memperoleh sejumlah bukti audit yang cukup
berkualitas agar dapat mencapai tujuan audit. Menurut Arens, dkk yang diterjemahkan oleh
tim Dejacarta (2003:17), Auditor harus memiliki kualifikasi tertentu dalam memahami
criteria yang digunakan serta harus kompeten (memiliki kecakapan) agar mengetahui tipe dan
banyaknya bukti audit yang harus dikumpulkan untuk mencapai kesimpulan yang tepat
setelah bukti-bukti audit tersebut selesai diuji. Seorang auditor pun harus memiliki sikap
mental yang independen. Kompetensi yang dimiliki seseorang dalam melaksanakan proses
audit hanya bernilai sedikit saja jika ia tidak memilki sikap objektif pada saat pengumpulan
dan pengevaluasian bukti-bukti audit ini.
1.3. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan
Auditing 1 yang diberikan kepada setiap kelompok mahasiswa agar setiap mahasiswa dapat
memahami materi tentang “Sifat dan Jenis Bukti Audit”.
Perbedaan kontras bukti audit dengan bukti hukum dan ilmiah, Penggunaan bukti-
bukti tidak semata-mata dilakukan oleh auditor. Bukti-bukti juga dipergunakan secara luas
oleh para ilmuwan, pengacara, dan ahli sejarah. Dalam kasus-kasus hukum terdapat
aturan-aturan tentang bukti hukum yang digunakan oleh hakim untuk melindungi pihak
yang tidak bersalah.
Serupa dengan hal itu, dalam berbagai eksperimen ilmiah, seorang ilmuwan
mempergunakan bukti untuk menarik berbagai kesimpulan tentang suatu teori. Auditor
pun mengumpulkan berbagai bukti audit untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.
Jenis bukti yang digunakan olh auditor berbeda dengan bukti yang dikumpulkan oleh para
ilmuwan dan dalam berbagai kasus hukum, serta bukti itupun digunakan dalam berbagai
cara yang berbeda, tetapi dalam ketiga kasus tersebut, bukti-bukti dipergunakan untuk
menarik berbagai kesimpulan.
Berbagai keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dipilah ke dalam
empat sub keputusan :
PROSEDUR AUDIT, adalah rincian instruksi untuk pengumpulan jenis bukti audit
yang diperoleh pada suatu waktu tertentu saat berlangsungnya proses audit. Dalam
merancang berbagai prosedur audit, merupakan hal yang umum untuk menerjemahkannya
ke dalam berbagai istilah yang cukup spesifik agar dapat digunakan sebagai instruksi-
instruksi selama pelaksanaan audit.
PROGRAM AUDIT, Daftar atas berbagai prosedur audit untuk area audit tertentu atau
untuk keseluruhan proses audit disebut sebagai program audit. Program audit selalu
Umumnya, untuk setiap komponen audit akan terdapat suatu program audit yang
mengandung sejumlah prosedur audit. Selanjutnya, akan terdapat suatu program audit
untuk piutang dagang, penjualan, dan seterusnya.
1. Ketepatan Bukti
Merupakan ukuran mutu bukti, yang bearti televansi dan reliabilitasny amemenuhi
tujuan audit untuk kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang berkaitan.
Ketepatan suatu bukti audit hanya dapat diperbaiki dengan memilih prosedur audit yang
lebih relevan atau yang memberikan bukti yang lebih andal
2. Relevansi bukti bearti bukti audit harus berkaitan atau relevan dengan tujuan audit
yang akan di uji oleh auditor sebelum bukti tersebut dianggap benar. Relevansi bukti dapat
diperimbangkan dala tujuan audit khusus, Karena bukti audit mungkin relevan untuk satu
tujuan audit, tetapi tidak relevan unutk tujuan audit lainnya.
3. Reliabilitas bukti ini mengacu pada tingkat dimana bukti tersebut dianggap dapat
dipercaya atau layak dipercaya. Terdapat enam karakteristik reliabilitas dari bukti audit,
yaitu :
a. Independensi penyedia bukti, Bukti yang diperoleh dari luar entitas lebih dapat
diandalkan dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari dalam entitas. Seperti
komunikasi dari Bank, pengacara, atau para pelanggan, dokumen yang berasal dari luar
organisasi seperti polis asuransi akan lebih dipercaya dibandingkan komunikasi atau hasil
wawancara yang diperoleh dari klien dan dokumen yang berasal dari intern perusahaan
b. Efektivitas pengendalian intern klien, Bukti audit lebih dapat diandalkan jika
pengendalian intern klien efektif, bukan lemah.
c. Pengetahuan langsung auditor, Bukti audit yang diperoleh langsung oleh auditor
melalui pemeriksaan fisik, observasi, penghitungan ulang, dan inspeksi akan lebih dapat
diandalkan ketimbang informasi yang diperoleh secara tidak langsung.
d. Kualifikasi individu yang menyediakan informasi, Meskipun sumber informasi
bersifat independen, bukti audit tidak dapat diandalkan kecuali individu yang
menyediakan informasi tersebut memenuhi kualifikasi untuk itu. Selain itu bukti yang
diperoleh langsung oleh auditor tidak dapat diandalkan jika auditor tidak memenuhi
kualifikasi untuk mengevaluasi bukti tersebut.
e. Bukti yang objektif lebih dapat diandalkan dibandingkan bukti subjektif. Contoh
bukti objektif adalah konfirmasi piutang usaha dan saldo bank, perhitungan fisik sekuritas
dan kas, sedangkan contoh bukti subjektif adalah surat yang ditulis oleh pengacara klien
yang membahas hasil yang mungkin akan diperoleh dari gugatan hokum yang sedang
dihadapi oleh klientanya jawab dengan manajer, observasi atas persediaan yang usang
selama pemeriksaan fisik.
f. Ketepatan waktu, Bukti yang terkumpul tepat pada waktunya dapat diandalakan
untuk akun-akun neraca apabila diperoleh sedekat mungkin dengan tanggal neraca.
Sedangkan untuk akun-akun laba rugi, bukti yang diperoleh dapat diandalkan jika ada
sampel dari keseluruhan periode yang di audit seperti sampel acak transaksi penjualan dari
setahun penuh, bukan hanya dari sebagian periode.
5. Persuasivitas dan Biaya, Dalam membuat berbagai keputusan tentang bukti audit
pada suatu proses audit, baik persuasivitas maupun biaya harus turut dipertimbangkan.
Sangatlah jarang terjadi ketika hanya satu jenis bukti audit saja yang tersedia untuk
memverifikasi informasi. Persuasivitas dan biaya dari semua alternative harus masuk
dalam pertimbangan audior sebelum ia memilih suatu atau beberapa jenis bukti audit yang
Adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor atas aktiva yang
berwujud (tangible asset). Jenis bukti ini sering berkaitan dengan persediaan dan kas,
tetapi dapat pula diterapkan untuk berbagai verifikasi atas surat berharga, surat piutang,
serta aktiva tetap yang berwujud.
2. Konfirmasi
Menggambarkan penerimaan tanggapan baik secar tertulis mupun lisan dari pihak
ketiga yng indevenden yang memverifikasikan keakuratan informasi sebagaimana yang
diminta oleh auditor. Permintaan ini ditujukan bagi klien, dan klien meminta pihak ketiga
yng indevenden untuk memberikan tnggapannya secara langsung kepada auditor. Karena
konfirmasi-konfirmasi ini datang dri berbagai sumber yang independent terhadap klien,
maka jenis bukti audit ini sangatlah dihargai dan merupakan jenis bukti yang paling sering
dipergunakan.
3, Dokumentasi
Adalah pengujian auditor atas berbagai dokumen dan catatan klien untuk mendukung
informasi yng tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan keuangan. Berbagai dokumen
yang di uji auditor adalah catatan-catatan yang dipergunakan oleh klien untuk
menyediakan informasi bagi pelaksanaan bisnis yang terorganisasi. Karena pada umumnya
setip transaksi dalam organisasi klien ini minimal didukung oleh selembar dokumen,maka
jenis bukti audit ini tersedia dalam jumlah besar. Sebagai contoh, klien sering kali
menyimpan bukti pemesanan pelanggan, dokumen pengapalan, serta salinan faktur
penjualan bagi masing-masing transaksi penjualan yang terjadi. Ketiga dokumen ini
merupakan bukti yang berguna untuk verifikasi oleh auditor dalam menilai keakuratan
catatan-catatan klien untuk berbagai transaksi penjualan. Dokumentasi adalah suatu bentuk
bukti yang dipergunakan secara luas dalam setiap penugasan audit karena pada umumnya
jenis bukti ini telah tersedia bagi auditor dengan biaya perolehan bukti yang relative
rendah.seringkali jenis bukti ini merupakan satu- satunya jenis bukti audit yang layak dan
siap pakai.
4. Prosedur Analitis
Presedur Analitis menngunakan berbagai perbandingan dan hubungan- hubungan untuk
menilai apakah saldo-saldo akun atau data lainnya nampak wajar. Prosedur analitis
10
Wawancara adalah upaya untuk memperoleh informasi baik secara lisan maupun
tertulis dari klien sebagai tanggapannya atas berbagai tanggapannya atas berbagai
pertanyaan yang diajukan oleh auditor. Saat auditor memperoleh bukti dari hasil
wawancara ini, pada umumnya merupakan suatu keharusan bagi auditor untuk
memperoleh bukti audit lainnya yang lebih meyakinkan melalui berbagai prosedur
lainnya.
6. Rekalkulasi
Rekalkulasi melibatkan pengujian kembali berbagai perhitungan dan transfer informasi
yang dibuat oleh klien pada suatu periode yang berada dalam periode audit pada sejumlah
sampel yang diambil auditor. Pengujian kembali atas berbagai erhitungan ini terdiri dari
pengujian atas keakuratan aritmatis klien. Hal ini mencakup sejumlah prosedur seperti
pengujian perkalian dalam faktur-faktur penjualan dan persediaan, penjumlahan dalam
jurnal-jurnal dan catatan-catatan pendukung, serta menguji perhitungan atas beban
depresiasi dan beban dibayar di muka. Pengujian kembali atas berbagai transfer informasi
mencakup penelusuran nilai-nilai untuk memperoleh keyakinan bahwa pada saat informasi
tersebut dicantumkan pada lebih dari satu tempat, maka informasi tersebut selalu dicatat
dalam nilai yang sama pada setiap saat.
7. Observasi
11
Kedua, baik pengujian fisik maupun hitung uji kemungkian besar akan memberikan
tingkat kepercayaan yang tinggi jika pengendalian internnya berjalan efektif, tetapi
penggunaan kedua jenis bukti itu cukup besar perbedaannya. Kedua jenis bukti audit ini
secara efektif berhasil mengilustrasikan bahwa bukti-bukti audit yang memiliki tingkat
kepercayaan yang sama boleh jadi benar-benar jauh berbeda.
Ketiga, jenis bukti audit yang spesifik jarang sekali mampu memberikan bukti audit
yang kompeten hanya dengan jenis bukti itu saja untuk memuaskan beberapa tujuan audit.
9. Biaya Atas Jenis-Jenis Bukti
Dua jenis bukti audit yang paling mahal biayanya adalah pengujian fisik dan
konfirmasi. Pengujian fisik mengeluarkan biaya yang besar karena pada umumnya,
pengujian fisik mewajibkan kehadiran auditor pada saat klien melakukan perhitungan
aktivanya, yang sering sekali dilakukan pada tanggal neraca.konfirmasi membutuhkan
biaya yang besar karena auditor harus melaksanakan sejumlah prosedur secara berhati-hati
dalam rangka mempersiapkan konfirmasi, pengiriman dan penerimaan kembali, serta
upaya untuk menindaklanjuti berbagai konfirmasi yang tidak menerima tanggapan atau
sejumlah pengecualian konfirmasi.
Dokumentasi dan prosedur analitis memerlukan biaya pada tingkat yang moderat. Jika
karyawan klien mempersiapka berbagai dokumen dan menyusunnya secara apik agar
mudah dipergunakan, maka dokumentasi umumnya hanya menimbulkan pengeluaran
biaya audit yang cukup rendah. Saat auditor harus menemukan berbagai dokumen tersebut
oleh dirinya sendiri, mak dokumentasi dapat menimbulkan biaya audit yang sangat tinggi.
Prosedur analitis membutuhkan pertimbangan auditor untuk memutuskan jenis prosedur
analitis mana yang akan dipergunakan, melakukan sejumlah perhitungan, serta
mengevaluasi hasil yang diperoleh.
Tiga jenis bukti audit yang paling rendah biayanya adalah observasi, wawancara kepada
12
Arsip audit adalah rangka referensi utama yang digunakan oleh orang yang mengawasi
untuk mengevaluasi apakah bukti kompeten yang cukup telah diakumulasikan untuk
mendukung laporan audit. Saat prosedur audit melibatkan penyelidikan dokumen tau
konfirmasi saldo, dokumentasi audit harus meliputi sebuah identifikasi dari item yang
diuji. Arsip audit juga harus meliputi dokumentasi tentang temuan audit atau masalah yang
penting, tindakan yang diambil untuk mengatasinya dan dasar untuk kesimpulan yang
dicapai.
2. Kepemilikan file audit
Dokumentasi audit disiapkan selama waktu pekerjaan termasuk jadwal yang
13
“seorang anggota tidak boleh mengungkapkan suatu informasi rahasia yang diperoleh
dalam rangkaian perjanjian profesional kecuali dengan persetujuan klien”.
Bila auditor membuka rahasia informasi keda pihak luar atau karyawan klien yang
tidak memiliki akses, hubungan mereka dengan manajemen akan sangat terganggu
sehingga memberikan karyawan sebuah kesempatan untuk mengubah informasi dan
merupakan sebuah kasus jika seorang akuntan publik menjual prakteknya ke perusahaan
akuntan publik lainnya. Namun tidak dibutuhkan izin dari klien bila dokumentasi audit
dipanggil oleh pengadilan atau digunakan untuk keperluan legal lainnya.
14
6. File permanen
Disengaja untuk mengandung data yang sifatnya historis atau berlanjut. Arsip ini
menjadi sumber informasi yang memudahkan audit yang terus diminati dari tahun ke
tahun. Arsip permanent pada umumnya meliputi :
a. Kutipan atau salinan dari dokumen perusahaan yang terus menerus penting sebagai
artikel korporasi, anggaran rumah tangga, perjanjian obligasi, dan kontrak. Kontrak
adalah rencana pension, penyewaan, pilihan sahan, dan lainnya.
b. Analisis, dari tahun sebelumnya dari akun yang senantiasa penting bagi auditor.
Termasuk seperti utang jangka panjang, akun ekuitas pemegang saham, niat baik, dan
aktiva tetap.
c. Informasi yang berhubungan dengan pemahaman akan kontrol (pengendalian)
internal dan penilaian resiko kontrol.
d. Hasil dari prosedur analitis atas audit tahun sebelunya. Di antara data ini adalah rasio
dan persentase yang dihitung oleh auditor dan total saldo atau saldo perbulan untuk
akun tertentu.
7. File tahun berjalan
Mencakup semua dokumentasi audit yang bisa diterapkan kedlam audit. Ada kumpulan
arsip permanent untuk klien dan sekumpulan file tahun berjalan untuk masing-masing
tahun audit. Jenis informasi yang disertakan dalam arsip sekarang akan dibahas singkat di
bawah ini:
a. Program Audit, Standar audit membutuhkan program audit tertulis untuk setiap audit.
Program audit biasanya dipelihara dalam arsip terpisah untuk memperbaiki koordinasi
dan mengintegrasikan semua bagian audit. Saat audit berjalan, setipa auditor memulai
program itu untuk prosedur audit yang dilakukan dan menunjukkan tanggal
penyelesaian.
15
16
5. Ringkasan prosedur, Jenis jadwal lain meringkaskan hasil dari prosedur audit
khusus yang dilakukan. Contohnya ringkasan hasil konfirmasi piutang dagang dan
ringkasan observasi persediaan.
6. Penyelidikan dokumen pendukung, Sejumlah jadwal tujuan khusus dirancang
untuk memperlihatkan ujian rinci yang dilaksanakan, seperti ujian dokumen selama
ujian kontrol dan ujian subtantif transaksi atau cutoff.
7. Informasional, Berisi informasi yang berlawanan dengan bukti audit meliputi
informasi untuk pajak penghasilandata anggaran waktu, dan jam kerja klien yang
berguna dalam administrasi perjanjian.
a. Setiap arsip harus diidentifikasikan secara benar dengan informasi seperti nama
klien, periode yang dicakup, gambaran tentang isi, inisial yang menyiapkan, tanggal
persiapan, dan kode indeks.
b. Dokumentasi audit harus diberi indeks dan direfensi silang untuk membantu dalam
mengatur dan mengarsip
c. Dokumentasi audit lengkap harus denagn jelas menunjukkan pekerjaan audit yang
dilakukan. Ini dicaapi dengan tiga cara: dengan pernyataan dalam bentuk
memorandum,dengan mengawali prosedur audit dalam program audit, dan dengan
notasi langsung pada jadwal
d. Dokumentasi audit harus meliputi informasi yang cukup untuk memenuhi tujuan
yang dirancang.
e. Kesimpulan yang dicapai tentang bagian dari audit yang dipertimbangkan harus
dinyatakan dengan jelas.
17
Bagian yang penting dari setiap audit adalah menentukan jenis dan jumblah buti
audit yang tepat yang harus di kumpulkan. Auditor menggunakan 8 jenis bukti dalam
suatu audit. Persuasivitas bukti audit tergantung pada ketetapan dan kecukupannya.
Ketetapan bukti audit di tentukan oleh relevansinya dalam memenuhi tujuan audit dan
reliabilitasnya.
Dokumentasi audit merupakan bagian yang penting dari setiap audit dalam rangka
merencanakan audit secara efektif, menyediakan catatan bukti yang di kumpulkan dan
hasil pengujian, memutuskan jenis laporan audit yang tepat, dan mereviw pekerjaan
18
3.2. SARAN
Berdasarkan makalah yang di susun diatas maka diajukan saran sebagai berikut :
1. Auditor perlu lebih telitih dalam mengambil keptusan bukti audit yang tepat.
2. Diharapkan agar kinerja auditor dalam penugasan kepada kliennya agar dapat meningkat
dengan adanya praturan-praturan kantor akuntan publik terhadapnya.
3. Jenis –jenis bukti audit harus di perbanyak agar dapat memenuhi kecukupan bukti audit
yang tepat.
4. Untuk pekerjaan audit selanjutnya auditor di harapkan agar berhati-hati dalam memilih
jenis bukti audit dalam pekerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Elder, dan Beasley, 2008. Auditing dan Jasa Assurance
Pendekatan Terintegrasi Jilid 1, Edisi 12, Erlangga, Jakarta.
19