Anda di halaman 1dari 20

lOMoARcPSD|17851955

Sifat dan Jenis Bukti Audit Kelompok 6

Akuntansi Manajemen (Universitas Riau)

StuDocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Asro Harianja (asroharianja@gmail.com)
lOMoARcPSD|17851955

Makalah Auditing 1
Sifat dan Jenis Bukti Audit

Dosen Pembimbing :
Dr. Emrinaldi Nur DP, SE., M.Si.,Ak
Disusun Oleh :
Kelompok 6
1. Nama : M.Raihan Fadillah
NIM : 1802111525
2. Nama : Ottry Maulana
NIM : 1802111938
3. Nama : Viqi
NIM : 1802111867

JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS UNIVERSITAS RIAU
2020
1

Downloaded by Asro Harianja (asroharianja@gmail.com)


lOMoARcPSD|17851955

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Sifat
dan Jenis Bukti Audit”.Adapun maksud dilaksanakannya penyusunan makalah ini tidak lain
adalah untuk memenuhi tugas Auditing 1 yang ditugaskan kepada penulis, sehingga penulis
dan pembaca lebih memahami tentang topik tersebut.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu,
sudilah kiranya para pembaca untuk memberikan masukan dan saran sehingga isi makalah ini
dapat lebih sempurna. Sebelumnya penulis mohon maaf jika ada kesalahan cetak atau bahasa
yang kurang baku di dalam makalah ini.Akhir kata penulis berharap semoga isi makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca pada umumnya yang memerlukan di masa
sekarang ataupun di masa yang akan datang, khususnya bagi penulis.

Downloaded by Asro Harianja (asroharianja@gmail.com)


lOMoARcPSD|17851955

DAFTAR ISI

Cover....................................................................................................................1
Kata Pengantar.....................................................................................................2
Daftar isi..............................................................................................................3
Bab 1 : Pendahuluan
1.1. LATAR BELAKANG............................................................................4
1.2. RUMUSAN MASALAH........................................................................4
1.3. TUJUAN.................................................................................................4
Bab 2 : Pembahasan
2.1. SIFAT BUKTI AUDIT.........................................................................5
2.2. BERBAGAI KEPUTUSAN BUKTI AUDIT........................................5
2.3. PERSUASIVITAS BUKTI AUDIT.......................................................7
2.4. JENIS-JENIS BUKTI AUDIT...............................................................8
2.5. DOKUMENTASI AUDIT...................................................................12
Bab 3 : Penutup
3.1. KESIMPULAN.....................................................................................18
3.2. SARAN.................................................................................................18
Daftar Pustaka....................................................................................................19

Downloaded by Asro Harianja (asroharianja@gmail.com)


BAB
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Secara umum, audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian ekonomi, dengan
tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepadapemakai yang berkepentingan.
Bukti audit adalah setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah
informasi yang sedang diaudit tersebut telah disajikan sesuai dengan kriteria yang ada.

Merupakan hal yang sangat penting untuk memperoleh sejumlah bukti audit yang cukup
berkualitas agar dapat mencapai tujuan audit. Menurut Arens, dkk yang diterjemahkan oleh
tim Dejacarta (2003:17), Auditor harus memiliki kualifikasi tertentu dalam memahami
criteria yang digunakan serta harus kompeten (memiliki kecakapan) agar mengetahui tipe dan
banyaknya bukti audit yang harus dikumpulkan untuk mencapai kesimpulan yang tepat
setelah bukti-bukti audit tersebut selesai diuji. Seorang auditor pun harus memiliki sikap
mental yang independen. Kompetensi yang dimiliki seseorang dalam melaksanakan proses
audit hanya bernilai sedikit saja jika ia tidak memilki sikap objektif pada saat pengumpulan
dan pengevaluasian bukti-bukti audit ini.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah Sifat Bukti Audit?


2. Apa Saja Keputusan Bukti Audit?
3. Apakah bukti persuasif itu ?
4. Apa Sajakah Jenis Bukti Audit ?
5. Bagaimanakah Dokumentasi Audit itu?

1.3. TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan
Auditing 1 yang diberikan kepada setiap kelompok mahasiswa agar setiap mahasiswa dapat
memahami materi tentang “Sifat dan Jenis Bukti Audit”.

Downloaded by Asro Harianja (asroharianja@gmail.com)


BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. SIFAT BUKTI AUDIT
Bukti audit didefinisikan sebagai setiap informasi yang digunakan oleh auditoruntuk
menentukan apakah informasi yang diaudit telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
Bukti audit mencakup informasi yang sangat persuasif, seperti perhitungan auditor atas
surat berharga yang dapat diperjualbelikan, dan informasi yang kurang persuasif, seperti
berbagai tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan dari para karyawan klien.

Perbedaan kontras bukti audit dengan bukti hukum dan ilmiah, Penggunaan bukti-
bukti tidak semata-mata dilakukan oleh auditor. Bukti-bukti juga dipergunakan secara luas
oleh para ilmuwan, pengacara, dan ahli sejarah. Dalam kasus-kasus hukum terdapat
aturan-aturan tentang bukti hukum yang digunakan oleh hakim untuk melindungi pihak
yang tidak bersalah.

Serupa dengan hal itu, dalam berbagai eksperimen ilmiah, seorang ilmuwan
mempergunakan bukti untuk menarik berbagai kesimpulan tentang suatu teori. Auditor
pun mengumpulkan berbagai bukti audit untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.
Jenis bukti yang digunakan olh auditor berbeda dengan bukti yang dikumpulkan oleh para
ilmuwan dan dalam berbagai kasus hukum, serta bukti itupun digunakan dalam berbagai
cara yang berbeda, tetapi dalam ketiga kasus tersebut, bukti-bukti dipergunakan untuk
menarik berbagai kesimpulan.

2.2. BERBAGAI KEPUTUSAN BUKTI AUDIT


Keputusan utama yang dihadapi auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti
audit yang tepat untuk dikumpulkan agar dapat memberikan keyakinan yang memadai
bahwa berbagai komponen dalam laporan keuangan serta dalam keseluruhan laporan
lainnya telah disajikan secara wajar. Pertimbangan ini memegang peranan penting karena
adanya hambatan biaya dalam menguji dan mengevaluasi semua bukti audit yang tersedia.

Berbagai keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dipilah ke dalam
empat sub keputusan :

1. Prosedur-prosedur audit apakah yang akan digunakan


2. Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur tertentu

Downloaded by Asro Harianja (asroharianja@gmail.com)


3. Item-item manakah yang akan dipilih dari populasi
4. Kapankah berbagai prosedur akan dilakukan

PROSEDUR AUDIT, adalah rincian instruksi untuk pengumpulan jenis bukti audit
yang diperoleh pada suatu waktu tertentu saat berlangsungnya proses audit. Dalam
merancang berbagai prosedur audit, merupakan hal yang umum untuk menerjemahkannya
ke dalam berbagai istilah yang cukup spesifik agar dapat digunakan sebagai instruksi-
instruksi selama pelaksanaan audit.

UKURAN SAMPEL, Setelah memilih prosedur audit, mungkin sekali memilih


beragam ukuran sampel dari hanya satu sampel hingga semua item yang terdapat dalam
populasi yang sedang diuji. Keputusan untuk memilih seberapa banyak item yang akan
diuji haruslah dibuat oleh auditor untuk masing-masing prosedur audit yang ada. Ukuran
sampel bagi setiap prosedur tersebut kemungkinan besar akan berbeda antara satu
penugasan audit dengan penugasan audit lainnya.

ITEM-ITEM YANG TERPILIH, Setelah penentuan ukuran sampel untuk prosedur


audit dilakukan, haruslah ditentukan item-item mana dari populasi yang akan diuji. Jika
auditor memutuskan, umpamanya, untuk memilih 50 cek yang ditangguhkan dari poulasi
sebesar 6600 cek sebagai item-item yang akan dibandingkan dengan data pada buku jurnal
pengeluaran kas, maka dapat digunakan berbagai metode yang berbeda untuk memilih
cek-cek manakah yang akan diuji.

PEMILIHAN WAKTU YANG TEPAT, Audit atas laporan keuangan umumnya


mencakup periode waktu tertentu seperti satu tahun, dan umumnya proses audit baru
selesai dilaksanakan setelah beberapa minggu atau bulan setelah berakhirnya suatu periode
waktu. Waktu pelaksanaan berbagai prosedur audit beragam mulai dari awal suatu periode
akuntansi atau lama setelah periode akuntansi itu berakhir. Selain itu, keputusan untuk
pemilihan waktu audit pun dipengaruhi oleh kapan audit tersebut harus diselesaikan agar
sesuai dengan kebutuhan klien. Bagaimanapun, pemilihan waktu yang tepat juga
dipengaruhi oleh keyakinan auditor tentang kapan bukti audit akan memberikan hasil yang
paling efektif dan kapan staf audit dapat melaksanakan proses audit tersebut.

PROGRAM AUDIT, Daftar atas berbagai prosedur audit untuk area audit tertentu atau
untuk keseluruhan proses audit disebut sebagai program audit. Program audit selalu

Downloaded by Asro Harianja (asroharianja@gmail.com)


mengandung daftar rangkaian prosedur audit. Didalamnya pun sering kali mencakup pula
ukuran sampel, item-item yang dipilih, dan waktu pelaksanaan pengujian tersebut.

Umumnya, untuk setiap komponen audit akan terdapat suatu program audit yang
mengandung sejumlah prosedur audit. Selanjutnya, akan terdapat suatu program audit
untuk piutang dagang, penjualan, dan seterusnya.

Mayoritas auditor menggunakan berbagai jenis komputer untuk mendukung persiapan


program-program audit. Suatu aplikasi komputer yang lebih canggih akan melibatkan
penggunaan suatu program yang khusus dirancang untuk membantu auditor berpikir
melalui berbagai pertimbangan perencanaan audit dan memilih prosedur-prosedur yang
tepat menggunakan perangkat lunak pembuat program audit.

2.3. PERSUASIVITAS BUKTI AUDIT


Persuaivitas bukti merupakan tingkat dimana auditor merasa yakin bahwa bukti audit
dapat mendukung pendapat audit, dan pennetunya adalah ketepatan dan kecukupan bukti.

1. Ketepatan Bukti

Merupakan ukuran mutu bukti, yang bearti televansi dan reliabilitasny amemenuhi
tujuan audit untuk kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang berkaitan.
Ketepatan suatu bukti audit hanya dapat diperbaiki dengan memilih prosedur audit yang
lebih relevan atau yang memberikan bukti yang lebih andal

2. Relevansi bukti bearti bukti audit harus berkaitan atau relevan dengan tujuan audit
yang akan di uji oleh auditor sebelum bukti tersebut dianggap benar. Relevansi bukti dapat
diperimbangkan dala tujuan audit khusus, Karena bukti audit mungkin relevan untuk satu
tujuan audit, tetapi tidak relevan unutk tujuan audit lainnya.

3. Reliabilitas bukti ini mengacu pada tingkat dimana bukti tersebut dianggap dapat
dipercaya atau layak dipercaya. Terdapat enam karakteristik reliabilitas dari bukti audit,
yaitu :

a. Independensi penyedia bukti, Bukti yang diperoleh dari luar entitas lebih dapat
diandalkan dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari dalam entitas. Seperti
komunikasi dari Bank, pengacara, atau para pelanggan, dokumen yang berasal dari luar
organisasi seperti polis asuransi akan lebih dipercaya dibandingkan komunikasi atau hasil
wawancara yang diperoleh dari klien dan dokumen yang berasal dari intern perusahaan

Downloaded by Asro Harianja (asroharianja@gmail.com)


bahkan yang tidak pernah dikirim ke luar organisasi seperti permintaan pembelian.

b. Efektivitas pengendalian intern klien, Bukti audit lebih dapat diandalkan jika
pengendalian intern klien efektif, bukan lemah.
c. Pengetahuan langsung auditor, Bukti audit yang diperoleh langsung oleh auditor
melalui pemeriksaan fisik, observasi, penghitungan ulang, dan inspeksi akan lebih dapat
diandalkan ketimbang informasi yang diperoleh secara tidak langsung.
d. Kualifikasi individu yang menyediakan informasi, Meskipun sumber informasi
bersifat independen, bukti audit tidak dapat diandalkan kecuali individu yang
menyediakan informasi tersebut memenuhi kualifikasi untuk itu. Selain itu bukti yang
diperoleh langsung oleh auditor tidak dapat diandalkan jika auditor tidak memenuhi
kualifikasi untuk mengevaluasi bukti tersebut.
e. Bukti yang objektif lebih dapat diandalkan dibandingkan bukti subjektif. Contoh
bukti objektif adalah konfirmasi piutang usaha dan saldo bank, perhitungan fisik sekuritas
dan kas, sedangkan contoh bukti subjektif adalah surat yang ditulis oleh pengacara klien
yang membahas hasil yang mungkin akan diperoleh dari gugatan hokum yang sedang
dihadapi oleh klientanya jawab dengan manajer, observasi atas persediaan yang usang
selama pemeriksaan fisik.
f. Ketepatan waktu, Bukti yang terkumpul tepat pada waktunya dapat diandalakan
untuk akun-akun neraca apabila diperoleh sedekat mungkin dengan tanggal neraca.
Sedangkan untuk akun-akun laba rugi, bukti yang diperoleh dapat diandalkan jika ada
sampel dari keseluruhan periode yang di audit seperti sampel acak transaksi penjualan dari
setahun penuh, bukan hanya dari sebagian periode.

4. Kecukupan Bukti, Jumlah bukti yang diperoleh menentukan cukup tidaknya


(sufficiency) bukti tersebut. Jumlah ini diukur melalui ukuran sampel yang diambil oleh
auditor. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor mengenai
cukup tidaknya suatu bukti yang diperlukan, Seperti Tingkat Materialitas dan Resiko,
Faktor-faktor Ekonomi, Ukuran Dan Kharakteristik Populasi.

5. Persuasivitas dan Biaya, Dalam membuat berbagai keputusan tentang bukti audit
pada suatu proses audit, baik persuasivitas maupun biaya harus turut dipertimbangkan.
Sangatlah jarang terjadi ketika hanya satu jenis bukti audit saja yang tersedia untuk
memverifikasi informasi. Persuasivitas dan biaya dari semua alternative harus masuk
dalam pertimbangan audior sebelum ia memilih suatu atau beberapa jenis bukti audit yang

Downloaded by Asro Harianja (asroharianja@gmail.com)


terbaik. Tujuan auditor adalah memperoleh sejumlah bukti audit yang cukup kompeten
pada tingkat biaya terendah yang paling mungkin dicapai.

2.4. JENIS-JENIS BUKTI AUDIT


1. Pengujian Fisik

Adalah inspeksi atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor atas aktiva yang
berwujud (tangible asset). Jenis bukti ini sering berkaitan dengan persediaan dan kas,
tetapi dapat pula diterapkan untuk berbagai verifikasi atas surat berharga, surat piutang,
serta aktiva tetap yang berwujud.

2. Konfirmasi
Menggambarkan penerimaan tanggapan baik secar tertulis mupun lisan dari pihak
ketiga yng indevenden yang memverifikasikan keakuratan informasi sebagaimana yang
diminta oleh auditor. Permintaan ini ditujukan bagi klien, dan klien meminta pihak ketiga
yng indevenden untuk memberikan tnggapannya secara langsung kepada auditor. Karena
konfirmasi-konfirmasi ini datang dri berbagai sumber yang independent terhadap klien,
maka jenis bukti audit ini sangatlah dihargai dan merupakan jenis bukti yang paling sering
dipergunakan.

INFORMASI YANG SERING DIKONFIRMASIKAN


INFORMASI SUMBER
Aktiva
Kas pada Bank Bank
Piutang Dagang Pelanggan
Surat Piutang Pembuat surat
Pihak yang
Persediaan diluar dan dikonsinyasikan menerima konsinyasi
(consignee)
Persediaan tersimpan dalam gudang Gudang umum
umum
Nilai kas dalam asuransi jiwa Perusahaan asuransi
Kewajiban
utang dagang Kreditur

Downloaded by Asro Harianja (asroharianja@gmail.com)


Surat utang Pemberi pinjaman
Uang muka dari pelanggan Pelanggan
Utang hipotik Pemberi hipotik
Utang obligasi Pemegang obligasi
Modal Sendiri
Pencatat saham dan agen
Saham yang beredar transfer
saham
Informasi Lainnya
Nilai cakupan asuransi Perusahaan asuransi
Bank, pemberi pinjaman,
Kewajiban kontingen dan
penasihat hukum klien
Perjanjian obligasi Pemegang obligasi
Agunan yang dikuasai oleh para kreditur kreditur

3, Dokumentasi
Adalah pengujian auditor atas berbagai dokumen dan catatan klien untuk mendukung
informasi yng tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan keuangan. Berbagai dokumen
yang di uji auditor adalah catatan-catatan yang dipergunakan oleh klien untuk
menyediakan informasi bagi pelaksanaan bisnis yang terorganisasi. Karena pada umumnya
setip transaksi dalam organisasi klien ini minimal didukung oleh selembar dokumen,maka
jenis bukti audit ini tersedia dalam jumlah besar. Sebagai contoh, klien sering kali
menyimpan bukti pemesanan pelanggan, dokumen pengapalan, serta salinan faktur
penjualan bagi masing-masing transaksi penjualan yang terjadi. Ketiga dokumen ini
merupakan bukti yang berguna untuk verifikasi oleh auditor dalam menilai keakuratan
catatan-catatan klien untuk berbagai transaksi penjualan. Dokumentasi adalah suatu bentuk
bukti yang dipergunakan secara luas dalam setiap penugasan audit karena pada umumnya
jenis bukti ini telah tersedia bagi auditor dengan biaya perolehan bukti yang relative
rendah.seringkali jenis bukti ini merupakan satu- satunya jenis bukti audit yang layak dan
siap pakai.

4. Prosedur Analitis
Presedur Analitis menngunakan berbagai perbandingan dan hubungan- hubungan untuk
menilai apakah saldo-saldo akun atau data lainnya nampak wajar. Prosedur analitis

10

Downloaded by Asro Harianja (asroharianja@gmail.com)


digunakan untuk tujuan berbeda atas sebuah audit. Tujuannya adalah berikut ini.

a. Memahami industri dan bisnis klien


b. Menilai kemampuan keberlanjutan bisnis entitas
c. Menunjukkan munculnya kemungkinan kesalahan penyajian dalam laporan keuangan
d. Mengurangi ujian audit rinci

5. Wawancara kepada Klien

Wawancara adalah upaya untuk memperoleh informasi baik secara lisan maupun
tertulis dari klien sebagai tanggapannya atas berbagai tanggapannya atas berbagai
pertanyaan yang diajukan oleh auditor. Saat auditor memperoleh bukti dari hasil
wawancara ini, pada umumnya merupakan suatu keharusan bagi auditor untuk
memperoleh bukti audit lainnya yang lebih meyakinkan melalui berbagai prosedur
lainnya.

6. Rekalkulasi
Rekalkulasi melibatkan pengujian kembali berbagai perhitungan dan transfer informasi
yang dibuat oleh klien pada suatu periode yang berada dalam periode audit pada sejumlah
sampel yang diambil auditor. Pengujian kembali atas berbagai erhitungan ini terdiri dari
pengujian atas keakuratan aritmatis klien. Hal ini mencakup sejumlah prosedur seperti
pengujian perkalian dalam faktur-faktur penjualan dan persediaan, penjumlahan dalam
jurnal-jurnal dan catatan-catatan pendukung, serta menguji perhitungan atas beban
depresiasi dan beban dibayar di muka. Pengujian kembali atas berbagai transfer informasi
mencakup penelusuran nilai-nilai untuk memperoleh keyakinan bahwa pada saat informasi
tersebut dicantumkan pada lebih dari satu tempat, maka informasi tersebut selalu dicatat
dalam nilai yang sama pada setiap saat.

7. Observasi

Observasi adalah penggunaan indera perasa untuk menilai aktivitas-aktivitas tertentu.


Sepanjang proses audit, terdapat banyak kesempatan bagi auditor untuk mempergunakan
indera penglihatan, pendengaran, perasa, dan penciumannya dalam mengevaluasi berbagai
item yang sangat beraneka ragam. Merupakan kewajiban auditor untuk menindaklanjuti
berbagai kesan pertama yang didapatnya dengan berbagai bentuk bukti audit lainnya yang
bersifat nyata.

8. Kompetensi Jenis-Jenis Bukti

11

Downloaded by Asro Harianja (asroharianja@gmail.com)


Pertama, efektivitas pengendalian intern klien memiliki pengaruh yang signifikan atas
kompetensi sebagian besar jenis audit. Sebagai contoh, dokumentasi internal suatu
perusahaan yang memiliki pengendalian intern yang efektif akan lebih terpercaya karena
dokumen-dokumen tersebut memiliki persentase keakuratan yang lebih tinggi. Serupa
dengan hal tersebut, prosedur analitis tidak akan menjadi bukti audit yang kompeten bila
pengendalian yang bertugas menghasilkan data ternyata menyediakan informasi yang tidak
akurat.

Kedua, baik pengujian fisik maupun hitung uji kemungkian besar akan memberikan
tingkat kepercayaan yang tinggi jika pengendalian internnya berjalan efektif, tetapi
penggunaan kedua jenis bukti itu cukup besar perbedaannya. Kedua jenis bukti audit ini
secara efektif berhasil mengilustrasikan bahwa bukti-bukti audit yang memiliki tingkat
kepercayaan yang sama boleh jadi benar-benar jauh berbeda.
Ketiga, jenis bukti audit yang spesifik jarang sekali mampu memberikan bukti audit
yang kompeten hanya dengan jenis bukti itu saja untuk memuaskan beberapa tujuan audit.
9. Biaya Atas Jenis-Jenis Bukti

Dua jenis bukti audit yang paling mahal biayanya adalah pengujian fisik dan
konfirmasi. Pengujian fisik mengeluarkan biaya yang besar karena pada umumnya,
pengujian fisik mewajibkan kehadiran auditor pada saat klien melakukan perhitungan
aktivanya, yang sering sekali dilakukan pada tanggal neraca.konfirmasi membutuhkan
biaya yang besar karena auditor harus melaksanakan sejumlah prosedur secara berhati-hati
dalam rangka mempersiapkan konfirmasi, pengiriman dan penerimaan kembali, serta
upaya untuk menindaklanjuti berbagai konfirmasi yang tidak menerima tanggapan atau
sejumlah pengecualian konfirmasi.

Dokumentasi dan prosedur analitis memerlukan biaya pada tingkat yang moderat. Jika
karyawan klien mempersiapka berbagai dokumen dan menyusunnya secara apik agar
mudah dipergunakan, maka dokumentasi umumnya hanya menimbulkan pengeluaran
biaya audit yang cukup rendah. Saat auditor harus menemukan berbagai dokumen tersebut
oleh dirinya sendiri, mak dokumentasi dapat menimbulkan biaya audit yang sangat tinggi.
Prosedur analitis membutuhkan pertimbangan auditor untuk memutuskan jenis prosedur
analitis mana yang akan dipergunakan, melakukan sejumlah perhitungan, serta
mengevaluasi hasil yang diperoleh.

Tiga jenis bukti audit yang paling rendah biayanya adalah observasi, wawancara kepada

12

Downloaded by Asro Harianja (asroharianja@gmail.com)


klien, dan hitung uji. Observasi umunya dilakukan bersamaan dengan sejumlah prosedur
audit lainnya. Wawancara dengan klien dilakukan secara ekstensif dalam setiap proses
audit dan umumnya hanya mengeluarkan biaya audit yang rendah. Hitung uji umumnya
hanya menimbulkan sejumlah kecil biaya karena hitung uji ini hanya melibatkan berbagai
perhitungan dan penelusuran sederhana yang dapat dilakukan setiap saat sesuai dengan
keperluan auditor.
2.5. DOKUMENTASI AUDIT
Menurut standar audit, dokumentasi audit adalah catatan yang disimpan oleh auditor
dari prosedur yang diterapkan, ujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan
kesimpulan yang berhubungan yang dicapai dalam perjanjian. Dokumentasi udit juga
biasa dianggap sebagai kertas kerja pemeriksa (KKP), kertas kerja audit (KKA), atau audit
working paper (AWP). Dokumentasi audit harus dipelihara dalam arsip terkomputerisasi.

1. Tujuan dokumentasi audit


Secara keseluruhan, tujuan dokumentasi audit adalah membantu auditor menyediaakan
jaminan wajar bahwa audit yang memadai telah dilakukan sesuai dengan standar audit
yang umum diterima. Secara khusus, dokumentasi audit (KKP) bertujuan sebagai
pendukung dalam memberikan opini, memberikan sebuah dasar untuk merencanakan
audit, sebuah catatan bukti yang diakumulasikan dan hasil dari ujian, sebagai bahan
supervise oleh supervisor dan rekan, sebagai acuan untuk audit tahun berikutnya, sebagai
referensi bila ada pertanyaan oleh pihak lain. Dokumentasi audit adalah cara utama untuk
mendokumentasikan dimana sebuah audit yang memadai telah dilakukan. Dokumntasi
audit memberikan sumber informasi penting untuk membantu auditor dalam menentukan
laporan audit yang tepat untuk dibuat dalam keadaan tertentu.

Arsip audit adalah rangka referensi utama yang digunakan oleh orang yang mengawasi
untuk mengevaluasi apakah bukti kompeten yang cukup telah diakumulasikan untuk
mendukung laporan audit. Saat prosedur audit melibatkan penyelidikan dokumen tau
konfirmasi saldo, dokumentasi audit harus meliputi sebuah identifikasi dari item yang
diuji. Arsip audit juga harus meliputi dokumentasi tentang temuan audit atau masalah yang
penting, tindakan yang diambil untuk mengatasinya dan dasar untuk kesimpulan yang
dicapai.
2. Kepemilikan file audit
Dokumentasi audit disiapkan selama waktu pekerjaan termasuk jadwal yang

13

Downloaded by Asro Harianja (asroharianja@gmail.com)


dipersiakan oleh klien untuk auditor, adalah kepemilikan auditor. Satu-satunya waktu
dimana orang lain termasuk klien, memiliki hak untuk menguji arsip adalah saat mereka
dipanggil oleh pengadilan sebagai bukti hukum. Pada penyelesaian waktu pekerjaan, arsip
audit dipertahankan pada kantor akuntan publik untuk referensi masa mendatang.

3. Kerahasian file audit


Kerahasiaan hubungan dengankkien diperlihatkan dalam aturan 301 dari Kode Perilaku
Profesional, yang menyatakan:

“seorang anggota tidak boleh mengungkapkan suatu informasi rahasia yang diperoleh
dalam rangkaian perjanjian profesional kecuali dengan persetujuan klien”.
Bila auditor membuka rahasia informasi keda pihak luar atau karyawan klien yang
tidak memiliki akses, hubungan mereka dengan manajemen akan sangat terganggu
sehingga memberikan karyawan sebuah kesempatan untuk mengubah informasi dan
merupakan sebuah kasus jika seorang akuntan publik menjual prakteknya ke perusahaan
akuntan publik lainnya. Namun tidak dibutuhkan izin dari klien bila dokumentasi audit
dipanggil oleh pengadilan atau digunakan untuk keperluan legal lainnya.

4. Persyaratan untuk menyimpan file audit


Sarbales-Oxley Act mengharuskan auditor perusahaan untuk menyusun dan
menyimpan arsip-arsip audit dan informasi terkait laporan audit dengan terperinci untuk
mendukung kesimpulan auditor, seridaknya selama tujuh tahun. SEC telah menerbitkan
peraturan final atas penyimpanan catatan audit dan penelaahan yang mengaharuskan para
auditor perusahaan publik untuk menyimpan dokumen-dokumen berikut :
• Kertas kerja atau dokumen lain yang membentuk dasar pengauditan atas laporan
keuangan tahunan perusahaan atau penelaahaan atas laporan kuartalan perusahaan.
• Memo, korespondensi, komunikasi, dokumen lain, dan catatan termasuk catatan
elektronik, yang memenuhi kriteria berikut :
1) Dokuemen disusun, dikirim atau diterima dalam hubungannya dengan
pengauditan dan penelaahan
2) Dokumen tersebut berisi kesimpulan, opini, analisis atau data keuangan terkait
dengan pengauditan dan penelaahan.

Dokumen tersebut secara signifikan meningkatkan dokumen audit yang harus


dsimpan untuk pengauditan pada perusahaan publik.

14

Downloaded by Asro Harianja (asroharianja@gmail.com)


5. Isi dan organisasi

Setiap perusahaan akuntan publik membuat pendekatannya sendiri untuk menyiapkan


dan mengatur arsip audit. Biasanya arsip audit dimulai dengan informasi yang lebih
umum, seperti data perusahaan dalam arsip permanen dan diakhiri dengan laporan
keuangan dan laporan audit. Ditengahnya adalah arsip audit yang mendukung ujian
auditor.

6. File permanen
Disengaja untuk mengandung data yang sifatnya historis atau berlanjut. Arsip ini
menjadi sumber informasi yang memudahkan audit yang terus diminati dari tahun ke
tahun. Arsip permanent pada umumnya meliputi :

a. Kutipan atau salinan dari dokumen perusahaan yang terus menerus penting sebagai
artikel korporasi, anggaran rumah tangga, perjanjian obligasi, dan kontrak. Kontrak
adalah rencana pension, penyewaan, pilihan sahan, dan lainnya.

b. Analisis, dari tahun sebelumnya dari akun yang senantiasa penting bagi auditor.
Termasuk seperti utang jangka panjang, akun ekuitas pemegang saham, niat baik, dan
aktiva tetap.
c. Informasi yang berhubungan dengan pemahaman akan kontrol (pengendalian)
internal dan penilaian resiko kontrol.
d. Hasil dari prosedur analitis atas audit tahun sebelunya. Di antara data ini adalah rasio
dan persentase yang dihitung oleh auditor dan total saldo atau saldo perbulan untuk
akun tertentu.
7. File tahun berjalan
Mencakup semua dokumentasi audit yang bisa diterapkan kedlam audit. Ada kumpulan
arsip permanent untuk klien dan sekumpulan file tahun berjalan untuk masing-masing
tahun audit. Jenis informasi yang disertakan dalam arsip sekarang akan dibahas singkat di
bawah ini:

a. Program Audit, Standar audit membutuhkan program audit tertulis untuk setiap audit.
Program audit biasanya dipelihara dalam arsip terpisah untuk memperbaiki koordinasi
dan mengintegrasikan semua bagian audit. Saat audit berjalan, setipa auditor memulai
program itu untuk prosedur audit yang dilakukan dan menunjukkan tanggal
penyelesaian.

15

Downloaded by Asro Harianja (asroharianja@gmail.com)


b. Informasi umum, Sebagian arsip audit mencakup informasi periode sekarang yag
sifatnya umum bukannya dirancang untuk mendukung jumlah laporan keuangan
tertentu. Ini termasuk item seperti memo perencanaan audit, abstrak atau salinan
pertemuan dewan direksi, abstrak kontrak dan lain-lain.
c. Neraca Saldo Berjalan, Karena dasar untuk menyiapkan laporan keuangan adalah
buku besar umum, jumlah yang disertakan dalam catatan adalah titik utama dari audit.
Seawal mungkin setelah tanggal neraca saldo, auditor memperoleh atau menyiapkan
daftar akun buku besar umum dan saldo akhir tahun mereka. Jadwal ini adalah neraca
saldo berjalan
d. Menyesuiakan dan Reklasifikasi Ayat Jurnal, Saat auditor menemukan kesalahan
penyajian material dalam catatan akuntansi, laporan keuangan harus diperbaiki. Sebagai
contoh, jika klien gagal untuk mengurangi persediaan dengan tepat untuk bahan mentah
yang tidak terpakai, maka bisa dibuat penyesuaian ayat jurnal oleh auditor untuk
mencerminkan nilai yang biasa diwujudkan dari persediaan itu.
e. Reklasifikasi ayat jurnal seringkali dibuat dalam laporan untuk memberikan
informasi akuntansi yang benar bahkan saat saldo buku besar umum itu benar.
f. Jadwal Pendukung, Bagian terbesar dari dokumentasi audit meliputi jadwal
pendukung yang rinci yang disiapkan oleh klien atau auditor untuk mendukung jumlah
tertentu pada laporan keuangan. Banyak jenis jadwal yang digunakan dan penggunaan
jenis yang tepat adalah perlu untuk mendokumentasikan memadainya audit dan
memenuhi tujuan lain dari dokumentasi audit. Berikut jenis utama dari jadwal
pendukung:

1. Analisis, Dirancang untuk memperlihatkan aktivitas dalam akun buku besar


umum selama seluruh periode audit, menghubungkan awal dan akhir saldo.
2. Neraca Saldo atau Daftar, Jenis jadwal ini terdiri dari rincian yang membuat
saldo akhir tahun dari akun buku besar umum.ini berbeda dari sebuah analisis
dimana hanya meliputi item yang merupakan saldo akhir periode.

3. Rekonsiliasi Jumlah, rekonsiliasi yang mendukung jumblah tertentu dan


biasanya diharapkan akan meningkatkan jumblah yang di catat pada catatan klien
dengan sumber informasi lainnya.

4. Ujian Kewajaran, bersipat informasi yang memungkinkan auditor untuk


mengapaluasi apakah saldo tampak mengandung salah saji dengan

16

Downloaded by Asro Harianja (asroharianja@gmail.com)


mempertimbangkan sitiuasi penugasan.

5. Ringkasan prosedur, Jenis jadwal lain meringkaskan hasil dari prosedur audit
khusus yang dilakukan. Contohnya ringkasan hasil konfirmasi piutang dagang dan
ringkasan observasi persediaan.
6. Penyelidikan dokumen pendukung, Sejumlah jadwal tujuan khusus dirancang
untuk memperlihatkan ujian rinci yang dilaksanakan, seperti ujian dokumen selama
ujian kontrol dan ujian subtantif transaksi atau cutoff.
7. Informasional, Berisi informasi yang berlawanan dengan bukti audit meliputi
informasi untuk pajak penghasilandata anggaran waktu, dan jam kerja klien yang
berguna dalam administrasi perjanjian.

8. Dokumentasi Luar, Seperti jawaban konfirmasi dan salinan perjanjian klien.


Walaupun bukan “jadwal” dalam arti sebenarnya, mereka berindeks dan saling
diarsip dan prosedur ditunjukkan pada mereka dalam cara yang sama seperti pada
jadwal lainnya.
8. Penyusunan dokumentasi audit
Walaupun rancangannya bergantung pada tujuan yang terlibat, dokumentasi harus
memiliki karakteristik tertentu:

a. Setiap arsip harus diidentifikasikan secara benar dengan informasi seperti nama
klien, periode yang dicakup, gambaran tentang isi, inisial yang menyiapkan, tanggal
persiapan, dan kode indeks.
b. Dokumentasi audit harus diberi indeks dan direfensi silang untuk membantu dalam
mengatur dan mengarsip
c. Dokumentasi audit lengkap harus denagn jelas menunjukkan pekerjaan audit yang
dilakukan. Ini dicaapi dengan tiga cara: dengan pernyataan dalam bentuk
memorandum,dengan mengawali prosedur audit dalam program audit, dan dengan
notasi langsung pada jadwal
d. Dokumentasi audit harus meliputi informasi yang cukup untuk memenuhi tujuan
yang dirancang.
e. Kesimpulan yang dicapai tentang bagian dari audit yang dipertimbangkan harus
dinyatakan dengan jelas.

17

Downloaded by Asro Harianja (asroharianja@gmail.com)


BAB 3
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN

Bagian yang penting dari setiap audit adalah menentukan jenis dan jumblah buti
audit yang tepat yang harus di kumpulkan. Auditor menggunakan 8 jenis bukti dalam
suatu audit. Persuasivitas bukti audit tergantung pada ketetapan dan kecukupannya.
Ketetapan bukti audit di tentukan oleh relevansinya dalam memenuhi tujuan audit dan
reliabilitasnya.

Dokumentasi audit merupakan bagian yang penting dari setiap audit dalam rangka
merencanakan audit secara efektif, menyediakan catatan bukti yang di kumpulkan dan
hasil pengujian, memutuskan jenis laporan audit yang tepat, dan mereviw pekerjaan

18

Downloaded by Asro Harianja (asroharianja@gmail.com)


asisten.kantor akuntan publik menetapkan kebijakan dan pendekatannya sendiri bagi
dokumentasi audit untuk memastikan bahwa tujuan tersebut telah tercapai. Kantor
akuntan publik yang bermutuh tinggi menjamin bahwa dokumentasi audit di siapkan
secara layak dan mencukupi segala situasi audit.

3.2. SARAN

Berdasarkan makalah yang di susun diatas maka diajukan saran sebagai berikut :
1. Auditor perlu lebih telitih dalam mengambil keptusan bukti audit yang tepat.
2. Diharapkan agar kinerja auditor dalam penugasan kepada kliennya agar dapat meningkat
dengan adanya praturan-praturan kantor akuntan publik terhadapnya.

3. Jenis –jenis bukti audit harus di perbanyak agar dapat memenuhi kecukupan bukti audit
yang tepat.

4. Untuk pekerjaan audit selanjutnya auditor di harapkan agar berhati-hati dalam memilih
jenis bukti audit dalam pekerjaannya.

DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Elder, dan Beasley, 2008. Auditing dan Jasa Assurance
Pendekatan Terintegrasi Jilid 1, Edisi 12, Erlangga, Jakarta.

Anonim. 2009. Tujuan dan Bukti Audit.


http://capitaselecta.blogspot.com/2009/07/rangkuman-audit-bab-7-12.html
[Diakses pada tanggal 21 Maret 2020]

.2011. Bukti Audit. http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/bukti-audit.html


[Diakses pada tanggal 22 Maret 2020]

19

Downloaded by Asro Harianja (asroharianja@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai