Dosen Pembimbing:
Disusun oleh :
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS BISNIS HUKUM DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat yang tidak
terhingga kepada kami selaku kelompok kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah audit
1 ini.
Makalah audit ini disusun untuk memenuhi tugas. Selain itu, makalah audit 1 ini juga
merupakan sebagai output dari mata kuliah audit yang telah dipelajari dalam proses belajar
mengajar di kampus.
Kami menyadari bahwa makalah audit 1 ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari pihak pembaca demi
penyempurnaan makalah yang akan datang.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
2.1 SIFAT BUKTI.......................................................................................................................2
2.2 KEPUTUSAN BUKTI AUDIT.............................................................................................2
2.3 PERSUASIVITAS BUKTI....................................................................................................3
2.4 JENIS-JENIS BUKTI AUDIT...............................................................................................4
2.5 DOKUMENTASI AUDIT...................................................................................................11
BAB III................................................................................................................................................21
PENUTUP...........................................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Audit adalah kegiatan peninjauan kembali data-data konkrit dalam suatu laporan agar
akurat. Data yang tertulis dalam laporan diperiksa secara detail apakah ada yang
melenceng atau sudah sesuai dengan kenyataan yang ada. Selain itu, data-data tadi
dievaluasi kembali alasan terjadinya. Biasanya audit dilakukan untuk memeriksa laporan
keuangan. Baik dalam suatu perusahaan maupun perorangan. Hasil dari audit tadi akan
memengaruhi perusahaan dalam mengambil keputusan ke depannya. Ini penting
dilakukan untuk kemajuan perusahaan tersebut.
Bukti Audit atau audit evidence adalah segala informasi yang digunakan auditor untuk
membuktikan apakah informasi yang diaudit sudah sesuai dengan kriteria tertentu.
Memperoleh sejumlah bukti audit yang berkualitas sangatlah penting untuk mencapai
tujuan audit. Auditor memerlukan bukti audit sebelum melakukan proses audit untuk
menghasilkan pelaporan audit yang kompeten. Bukti audit kompeten harus didapatkan
lewat inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar untuk
menyatakan pendapat atas laporan yang diaudit.
1
5. Untuk mengetahui dokumentasi audit.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SIFAT BUKTI
Bukti audit adalah setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan
apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
Bukti audit mencakup informasi yang sangat persuasif, seperti perhitungan auditor atas
sekuritas yang diperjualbelikan, dan informasi yang kurang persuasif, seperti respons atas
pertanyaan-pertanyaan dari para karyawan klien.
Keputusan penting yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti
audit yang tepat, yang diperlukan untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah
disajikan secara wajar. Ada empat keputusan mengenai bukti apa yang harus
dikumpulkan dan berapa banyak:
1. Prosedur audit yang akan digunakan
2. Berapa ukuran sampel yang akan dipilih untuk prosedur tersebut
3. Item-item mana yang akan dipilih dari populasi
4. Kapan melaksanakan prosedur tersebut
Prosedur audit adalah rincian instruksi yang menjelaskan bukti audit yang harus diperoleh
selama audit. Setelah memilih prosedur audit, auditor dapet mengbah ukuran sampel dari
hanya satu hingga semua item dalam populasi yang sedang diuji. Keputusan tentang
berapa banyak item yang akan diuji harus dibuat oleh auditor pada setiap prosedur audit.
Setelah menentukan ukuran sampel untuk suatu prosedur audit, auditor harus
memutuskan item-item mana dalam populasi yang akan diuji.
Audit atas laporan keuangan umumnya mencakup suatu periode seperti satu tahun.
Biasanya, suatu audit baru dianggap selesai setelah beberapa minggu atau beberapa bulan
setelah berakhirnya suatu periode. Oleh karena itu, waktu pelaksanaan prosedur audit
2
dapat bervariasi dari awal periode akuntansi hingga berakhirnya periode akuntansi
tersebut.
Daftar prosedur audit untuk bidang audit tertentu atau untuk keseluruhan audit disebut
sebagai program audit. Program audit selalu memuat daftar prosedur audit, dan biasanya
mencakup ukuran sampel, item-item yang dipilih, dan penetapan waktu pengujian.
3
3. Pengetahuan langsung auditor, bukti yang di peroleh langsung oleh auditor melalui
pemeriksaan fisik, observasi, perhitungan ulang, dan inspeksi akan lebih dapat di
andalkan ketimbang informasi yang di peroleh secara tidak langsung.
4. Kualifikasi individu yang menyediakan informasi. Meskipun sumber informasi
bersifat independen, bukti audit tidak akan dapat di andalkan kecuali individu yang
menyediakan informasi tersebut memenuhi kualifikasi untuk itu.
5. Tingkat objketivitas. Bukti yang objektif lebih dapat di andalkan ketimbang bukti
yang memerlukan pertimbangan tertentu untuk menentukan apakah bukti tersebut
benar.
6. Ketepatan waktu. Ketepatan waktu bukti audit dapat merujuk pada kapan bukti itu
dikumpulkan maupun pada periode yang tercakup oleh audit itu.
Selain ukuran sampel, masing- masing item yang di uji akan mempengaruhi kecukupan
bukti audit. Sampel yang terdiri dari item – item populasi dengan nilai uang yang besar,
item- item yangv mewakili populasi, dengan nilai yang mewakili populasi umumnya di
anggap sudah mencukupu. Persuasivitas bukti hanya dapat di evaluasi setelah
memprtimbangankan kombinasi antara ketepatan dan kecukupan, termasuk pengaruh
faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan dan kecukupan tersebut.
Dalam memutuskan prosedur audit mana yang akan digunakan, auditor dapat memilihnya
dari delapan kategori bukti yang luas , yang disebut sebagai jenis-jenis bukti. Setiap
prosedur audit mendapat satu atau lebih jenis-jenis bukti berikut:
4
7. Pelaksanaan ulang (reperformance)
8. Observas i (observation)
Pemeriksaan fisik (physical examination) adalah inspeksi atau perhitungan yang
ddilakukan auditor atas aktiva atau aset berwujud. Jenis bukti ini paling sering berkaitan
dengan persediaan dan kas, tetapi juga dapat diterapkan pada verifikasi sekuritas, wesel
tagih, dan aset tetap berwujud.
Konfirmasi (menggambarkan penerimaan respons tertulis langsung dari pihak ketiga
yang independen yang memverifikasi keakuratan informasi yang diminta oleh auditor.
Responsnya dapat dalam bentuk kertas atau elektronik atau media lainnya, seperti akses
langsung auditor ke informasi yang dimiliki pihak ketiga. Karena konfirmasi berasal dari
sumber pihak ketiga alih-alih klien, jenis bukti audit ini sangat dipercaya dan merupakan
jenis bukti yang sering digunakan.
Inspeksi adalah pemeriksaan oleh auditor atas dokumen dan catatan klien untuk
mendukung informasi yang tersaji, atau seharusnya tersaji, dalam laporan keuangan.
Dokumen yang diperiksa oleh auditor adalah catatan yang digunakan klien untuk
menyediakan informasi bagi pelaksanaan bisnis dengan cara yang terorganisasi, yanng
bisa juga dalam bentuk kertas, bentuk elektronik, atau media lain.
Informasi Sumber
Kas di Bank Bank
Sekuritas Custodian
Piutang usaha investasi
Wesel tagih Pelanggan
Persediaan yang dimiliki atas dasar konsinyasi Pembuat surat
Persediaan yang tersimpan dalam gudang umum Consignee
Nilai penyerahan tunai asuransi jiwa Gudang umum
Perusahaan
asuransi
Kewajiban
Utang usaha Kreditor
Wesel bayar Pemberi
Uang muka dari pelanggan pinjaman
Uang hipotik Pelanggan
Uang obligasi Pemberi
hipotik
5
(mortgagor)
Pemegang
obligasi
Ekuitas Pemilik
Saham yang beredar Registrar dan
agen transfer
Informasi lain
Cakupan asuransi Perusahaan
Kewajiban kontinjen asuransi
Bank,
pemberi
Pinjaman obligasi pinjaman, dan
Agunan yang ditahan kreditor penasihat
hukum klien
Pemegang
obligasi
Kreditor
Transaksi dalam organisasi klien biasanya didukung paling tidak oleh selembar dokumen,
jenis bukti audit ini tersedia dalam jumlah besar. Sebagai contoh, klien sering kali
menyimpan pesanan pelanggan, dokumen pengirim, serta salinan faktur penjualan atas
setiap transaksi penjualan. Dokumen yang sama ini adalah bukti yang berguna bagi
audior untuk memverifikasi keakuratan catatan klien tentang transaksi penjualan.
Dokumentasi telah digunakan secara luas sebagai buki audit karena jenis bukti ini
biasanya tersedia dengan biaya yang relatif rendah.
Dokumen dapat dengan mudah diklasifikasikan sebagai dokumen internal dan
eksternal. Dokumen internal adalah dokumen yang disiapkan dan digunakan dalam
organisasi klien dan disimpan tanpa pernah disampaikan kepada pihak luar. Dokumen
internal mencakup salinan faktur penjualan, laporan jam kerja karyawan, dan laporan
penerimaan persediaan. Dokumen eksternal adalah dokumen yang ditangani oleh
seseorang di luar organisasi klien yang merupakan pihak yang melakukan transaksi,
tetapi dokumen tersebut saat ini berada ditangan klien atau dengan segera dapat diakses
oleh klien. Contoh-contoh dokumen eksternal adalah faktur dari pemasok, wesel bayar
yang dibatalkan, dan polis asuransi.
6
Dokumen internal yang disiapkan dan diproses dalam kondisi pengendalian internal
yang lemah mungkin bukan merupakan bukti yang dapat diandalkan. Dokumen asli
dipandang lebih dapat diandalkan ketimbang foto kopi atau faks. Meskipun auditor harus
mempertimbangkan reliabilitas dokumentasi, mereka jarang memeriksa otentisitas
dokumentasi itu. Auditor tidak dapat diharapkan untuk menjadi orang yang terlatih atau
pakar dalam menilai otentikasi atau keaslian dokumen.
7
auditor harus menentukan alasannya dan yakin bahwa penyebabnya adalah peristiwa
ekonomi yang sah, dan bukan salah saji.
Rekalkulasi melibatkan pengecekan ulang atas sampel kalkulasi yang dilakukan oleh
klien. Pengecekan ulang kalkulasi klien ini terdiri dari pengujian atas kekurangan
perhitungan klien dan mencakup prosedur seperti perkalian faktur penjualan dan
persediaan. Penjumlahan jurnal dan buku tambahan, serta pengecekan kalkulasi beban
penyusutan dan beban dibayar di muka. Sebagian besar rekalkulasi auditor dilakukan
oleh perangkat lunak audit dengan bantuan komputer.
8
informasi dalam jurnal penjualan telah dicatat bagi pelanggan yang tepat dan pada jumlah
yang benar dalam buku tambahan piutang usaha, dan secara akurat diikhtisarkan dalam
buku besar.
Observasi terdiri dari mengamati proses atau prosedur yang sedang dilaksanakan oleh
pihak lain. Auditor dapat mengunjungi lokasi pabrik untuk memperoleh kesan umum atas
fasilitas klien, atau mengamati para individu yang melaksanakan tugas-tugas akuntnasi
untuk menentukan apakah orang yang diserahi tanggung jawab telah melaksanakan
tugasnya dengan baik. Observasi kurang dapat diandalkan karena risiko personil klien
akan mengubah perilakunya akibat kehadiran auditor.
Pertama, keefektifan pengendalian internal klien memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap reliabilitas sebagian besar jenis bukti audit. Jadi, dokumentasi internal dari
suatu perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang efektif akan lebih dapat
diandalkan, karena dokumen tersebut cenderung lebih akurat. Sebaliknya, prosedur
analitis tidak akan menjadi bukti yang dapat diandalkan jika pengendalian yang
menghasilkan data tersebut memberikan informasi yang tidak akurat.
Kedua , baik pemeriksaan fisik maupun rekalkulasi mungkin lebih dapat diandalkan
jika pengendalian internalnya efektif, tetapi penggunaan kedua jenis bukti itu sangat
berbeda. Ini mengilustrasikan secara efektif bahwa kedua jenis bukti yang sama sekali
berbeda itu sama-sama dapat diandalkan.
Ketiga, jenis bukti yang spesifik jarang mencukupi untuk memberikan bukti audit
yang tepat dalam memenuhi setiap tujuan audit.
Dua jenis bukti audit yang paling mahal adalah pemeriksaan fisik dan konfirmasi.
Pemeriksaan fisik memerlukan biaya yang besar karena umunya mewajibkan kehadiran
auditor ketika klien sedang menghitung aset, yang sering kali dilakukan pada tanggal
neraca. Sebagai contoh, pemeriksaan fisik atas persediaan dapat mengakibatkan auditor
harus mengunjungi beberapa lokasi yang berjauhan. Konfirmasi membutuhkan biaya
yang besar karena auditor harus mengikuti prosedur dengan seksama dalam penyiapan,
pengiriman, dan penerimaan konfirmasi, serta dalam menindaklanjuti konfirmasi yang
tidak menerima respons atau pengecualian.
Inspeksi, prosedur analitis, dan pengerjaan ulang tidak mahal. Ketika karyawan klien
memberikan dokumen dan file elektronik kepada auditor dan mengaturnya dengan benar
di lokasi di mana auditor dapat dengan mudah menemukannya, biaya inspeksi biasanya
9
relatif rendah. Namun, jika auditor harus mencari sendiri dokumen tersebut, biaya
pemeriksaan bisa sangat mahal. Bahkan dalam situasi yang ideal, informasi dan data yang
terkandung dalam dokumen terkadang dapat menjadi kompleks dan membutuhkan
interpretasi dan analisis. Oleh karena itu, auditor akan menghabiskan banyak waktu untuk
membaca dan mengevaluasi kontrak. perjanjian sewa, dan risalah rapat dewan klien.
Karena prosedur analitik jauh lebih murah daripada konfirmasi dan pemeriksaan fisik,
sebagian besar auditor lebih memilih untuk mengganti pengujian terperinci dengan
prosedur analitik, jika memungkinkan. Misalnya, jauh lebih murah untuk menghitung
dan meninjau rasio penjualan dan piutang daripada mengkonfirmasi piutang. Jika
dimungkinkan untuk mengurangi atau mengganti konfirmasi dengan melakukan prosedur
analitis, penghematan biaya yang substansial dapat dicapai. Namun, prosedur analitis
mengharuskan auditor untuk memutuskan prosedur analitik mana yang akan digunakan,
melakukan penghitungan dan mengevaluasi hasilnya. Semua ini seringkali membutuhkan
waktu lama. Biaya pengujian ulang tergantung pada sifat prosedur yang diuji. Secara
Komperatif, pengujian yang sederhana seperti melakukan faktur ulang untuk
perbandingan harga penjualan mungkin membutuhkan waktu lebih sedikit. Namun,
prosedur pengerjaan ulang seperti rekonsiliasi bank klien mungkin membutuhkan waktu.
Tiga jenis bukti audit yang paling murah adalah observasi, tanya-jawab dengan klien, dan
rekalkulasi. Observasi biasanya dilakukan bersamaan dengan prosedur audit lainnya.
Auditor dengan mudah dapat mengamati apakah karyawan klien telah mengikuti prosedur
perhitungan persediaan yang tepat pada waktu yang sama dengan saat ia menghitung
sampel persediaan (pemeriksaan fisik). Tanya- jawab dengan klien dilakukan secara
ekstensif dalam setiap audit dan umumnya memerlukan biaya yang rendah, meskipun
beberapa di antaranya mungkin cukup mahal, seperti memperoleh pernyataan tertulis dari
klien yang mendokumentasikan diskusi selama audit berlangsung. Rekalkulasi biasanya
memerlukan biaya yang rendah karena hanya melibatkan perhitungan dan penelusuran
yang sederhana, yang dapat dilakukan sesuai dengan keperluan auditor. Sering kali,
perangkat lunak komputer auditor digunakan untuk melakukan berbagai jenis pengujian
tersebut.
Tabel 7-5 menunjukkan aplikasi dari tiga jenis bukti audit pada empat keputusan bukti
bagi satu tujuan audit yang berkaitan dengan saldo-kuantitas persediaan pada catatan
perpetual klien yang sesuai dengan persediaan fisik yang ada. Untuk sejenak lihatlah
kembali Tabel 6-4 dan amati kolom 3, yaitu tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
10
untuk audit atas persediaan Hillsburg Hardware Co. Tujuannya secara keseluruhan adalah
memperoleh bukti persuasif dengan biaya yang minimum untuk memverifikasi bahwa
persediaan itu secara material sudah benar. Oleh karena itu, auditor harus memutuskan:
a. Prosedur audit apa yang akan digunakan untuk memenuhi setiap tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo
b. Berapa ukuran sampel yang tepat untuk setiap prosedur
c. Item-item mana dari populasi yang harus dimasukkan dalam sampel
d. Kapan melaksanakan setiap prosedur
Keputusan Bukti Audit
Jenis bukti Prosedur Audit Ukuran Sampel Item yang Dipilih Penetapan Waktu
Observasi Mengamati perhitungan persediaan Semua tim Tidak berlaku Tanggal neraca
yang dilakukan oleh karyawan klien penghitung
untuk menentukan apakah mereka
telah mematuhi semua instruksi
dengan tepat.
Pemeriksaan fisik Menghitung sampel persediaan dan 120 item 40 item dengan nilai Tanggal neraca
membandingkan kuantitas serta dolar yang besar, ditambah
deskripsi dengan hasil perhitungan 80 item yang dipilih
klien secara acak
Inspeksi Membandingkan kuantitas pada 70 item 30 item dengan nilai Tanggal neraca
catatan perpetual klien dengan dolar yang besar, ditambah
kuantitas yang dihitung oleh klien 40 item yang dipilih secara acak
*Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo: Kuantias persediaan pada catatan perpetual klien sesuai dengan
persediaan fisik yang ada
Untuk tujuan "kuantitas persediaan pada catatan perpetual klien yang sesuai dengan
persediaan fisik yang ada, auditor memilih tiga jenis bukti yang tersai lam Tabel 7-5.
Auditor memutuskan bahwa jenis bukti lainnya yang dipelajari em bab ini tidak relevan
atau tidak diperlukan untuk tujuan ini. Hanya satu mserdur audit yang berlaku bagi setiap
jenis bukti, dan keputusan ilustratif untuk nkuran sampel, item-item yang dipilih, serta
penetapan waktu juga diperlihatkan untuk setiap prosedur.
Seperti telah dinyatakan sebelumnya, prosedur audit adalah langkah-langkah yang terinci
yang biasanya ditulis dalam bentuk instruksi, untuk mengumpulkan delapan jenis bukti
audit. Prosedur audit ini harus cukup jelas agar semua anggota tim audit dapat memahami
apa yang akan dilakukan.
11
Beberapa istilah yang umumnya digunakan untuk menggambarkan prosedur audit
didefinisikan dalam Tabel 7-6. Untuk mengilustrasikan setiap istilah itu, prosedur audit
dan jenis bukti yang berkaitan juga diperlihatkan.
Standar auditing menyatakan bahwa dokumentasi audit adalah catatan utama entang
prosedur auditing yang diterapkan, bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang aicapai
auditor dalam melaksanakan penugasan. Dokumentasi audit harus mencakup mda
informasi yang perlu dipertimbangkan oleh auditor untuk melakukan audit ra memadai
dan untuk mendukung laporan audit. Dokumentasi audit juga a dianggap sebagai kertas
kerja, meskipun semakin banyak dokumentasi audit yang diselenggarakan dalam file
terkomputerisasi.
Tujuan dokumentasi audit secara keseluruhan adalah untuk membantu auditor dalam
memberikan kepastian yang layak bahwa audit yang memadai telah dilakukan sesuai
dengan standar audit. Secara lebih khusus, dokumentasi audit, yang berkaitan Gengan
audit tahun berjalan, memberikan:
12
berkaitan dengan audit. laporan keuangan dalam file audit.
Menghitung(compute)- Menghitung rasio perputaran Prosedur analitis
Perhitungan yang dilakukan persediaan dan membandingkan
oleh auditor independen dengan rasio tahun sebelumnya
terhadap klien. sebagai pengujian atas keusangan
persediaan.
Menghitung ulang Menghitung ulang harga jual per Rekalkulasi
(recompute)-Perhitungan unit dikali jumlah unit sampel
yang dilakukan untuk salinan faktur penjualan dan
menentukan apakah membandingkan totalnya dengan
perhitungan clien sudah perhitungan klien.
benar.
Menjumlah-Penjumlahan Menjumlah jurnal penjualan Rekalkulasi
kolom angka untuk selama periode satu bulan dan
menentukan apakah totalnya membandingkan semua total
sama dengan nilai yang dengan buku besar.
diperoleh klien.
Menelusuri (trace)-Intruksi Menelusuri sampel transaksi Inspeksi
yang biasanya berkaitan penjualan dari jurnal penjualan ke
dengan dokumentasi atau faktur penjualan dan
pelaksanaan –ulang .Intruksi membandingkan nama
itu harus menyatakan apa pelanggan,tanggal,serta total nilai
yang ditelusuri auditor dan uang penjualan .
dari mana serta menuju Menelusuri posting dari jurnal
kemana penelusuran itu penjualan ke akun buku besar. Pelaksanaan-ulang
dilakukan.sering
kali,prosedur audit yang
melibatkan istilah
penelusuran juga akan
mencakup intruksi
kedua,seperti
membandingkan atau
rekalkulasi.
Membandingkan (compare)- Memilih sampel faktur penjualan , Inspeksi
Perbandingan informasi dari dan membandingkan harga jual
13
dua lokasi yang berbeda, perunit yang dicantumkan dalam
intruksi ini harus faktur dengan daftar harga jual per
menyatakan informasi mana unit yang telah diotorisasi oleh
yang dibandingkan serinci manajemen.
mungkin.
Menghitung (count)- Menghitung sampel dari 100 item Pemeriksaan Fisik
Penentuan aset yang dimiliki persediaan dan membandingkan
pada waktu tertentu.Istilah kuantitas serta deskripsi dengan
ini hanya dapat dikaitkan perhitungan klien.
dengan jenis bukti audit
yang didefinisikan sebagai
pemeriksaan fisik.
Mengamati (observe)- Mengamati apakah dua tim yang Observasi
Tindakan observasi yang melakukan perhitungan persediaan
harus dikaitkan dengan jenis telah menghitung dan mencatat
bukti audit yang biaya persediaan secara
didefinisikan sebagai independent.
observasi.
Tanya-Jawab Tanya-jawab dengan manajemen Tanya-jawab dengan
(inquire)_tindakan tanya- tentang apakah ada persediaan klien
Jawab harus berkaitan yang telah usang pada tanggal
dengan jenis bukti audit neraca.
yang didefinisikan sebagai
tanya-jawab.
Vouch-Penggunaan Memvouch sampel catatan Inspeksi
dokumen untuk transaksi akusisi dengan faktur,
memverifikasi transaksi atau yang diperoleh oleh pemasok dan
jumlah yang tercatat. laporan penerimaan.
Dasar bagi Perencanaan Audit Jika auditor akan merencanakan audit yang memadai,
informasi tentang referensi yang diperlukan harus tersedia dalam file audit. File itu
meliputi bermacam informasi perencanaan sebagai informasi deskriptif tentang
pengendalian internal, anggaran waktu untuk masing-masing area audit, program audit,
dan hasil audit tahun sebelumnya.
14
Catatan Bukti yang Dikumpulkan dan Hasil Pengujian Dokumentasi audit adalah
sarana utama untuk mendokumentasikan bahwa audit yang memadai telah dilaksanakan
sesuai dengan standart auditing. Jika muncul kebutuhan, auditor harus mampu
memperlihatkan kepada lembaga pembuatan peraturan dan pengadilan bahwa audit telah
direncanakan dengan baik dan diawasi secara memadai; bukti yang dikumpulkan telah
tepat dan mencukupi; dan laporan audit tepat, dengan mempertimbangkan hasil audit.
Apabila prosedur audit melibatkan sampling transaksi atau saldo, dokumentasi audit
harus mengidentifikasi item-item yang diuji. File audit juga harus mendokumentasikan
temuan atau masalah audit yang signifikan, tindakan yang diambil untuk menanganinya,
dan dasar kesimpulan yang dicapai. Sebagai contoh, auditor harus mendokumentasikan
transaksi khusus pada akhir tahun untuk menentukan apakah transaksi telah dicatat pada
periode tepat. Jika salah saji dideteksi selama pengujian cutoff , auditor harus
mendokumentasikan prosedur tambahan yang dilaksanakan untuk menentukan luas salah
saji cutoff; kesimpulan tentang apakah saldo akun yang terpengaruh sudah dinyatakan
secara layak, dan apakah setiap penyesuaian audit harus diusulkan.
Data untuk Menentukan Jenis Laporan Audit yang Tepat Dokumentasi audit
menyediakan sumber informasi yang penting untuk membantu auditor dalam
memutuskan apakah bukti yang tepat dan mencukupi telah dikumpulkan guna
menjustifikasi laporan audit berdasarkan situasi tertentu. Data yang ada dalam file
memiliki kegunaan yang sama untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan telah
disajikan secara wajar, berdasarkan bukti audit tersebut.
Dasar bagi Review oleh Supervisor dan Partner File audit adalah kerangka referensi
utama yang digunakan oleh supervisor untuk mereview pekerjaan asisten.Review yang
cermat oleh supervisor juga memberikan bukti bahwa audit telah diawasi secara
memadai. Dokumentasi audit harus menunjukkan siapa yang melaksanakan pekerjaan
audit, tanggal pekerjaan itu dilaksanakan, siapa yang mereview pekerjaan itu, dan
tanggal review.
Di samping tujuan yang berkaitan secara langsung dengan laporan audit, sering kali file
audit juga berlaku sebagai dasar untuk menyiapkan SPT pajak, pengajuan kepada SEC,
dan laporan lainnya. File audit juga merupakan sumber informasi untuk
mengomunikasikan kepada manajemen dan pihak yang ditunjuk pemerintah, seperti
komite audit, mengenai berbagai hal seperti defisiensi pengendalian internal atau
15
rekomendasi operasional. File audit juga merupakan kerangka referensi yang berguna
untuk melatih personil serta sebagai sarana bantuan dalam merencanakan dan
mengoodinasikan audut-audit berikutnya.
Kepemilik File Audit, Dokumntasi audit yang disiapkan selama penugasan, termasuk
skedul yang disiapkan oleh klien untuk auditor, adalah properti auditor. Satu-satunya
waktu dimana orang lain, termasuk klien, memiliki hak hukum untuk memeriksa file itu
adalah ketika mereka dipanggil oleh pengadilan sebagai bukti hukum. Pada akhir
penugasan, file audit disimpan di kantor akuntan publik untuk digunakan sebagai
referensi di masa mendatang dan untuk mematuhi standart auditing yang berkaitan
dengan retensi dokumen.
Kerahasiaan File Audit, Kebutuhan untuk membina hubungan rahasia dengan klien
dinyatakan dalam aturan 301 dari kode perilaku profesional ,yang menyatakan “Seorang
anggota tidak boleh mengungkapkan setiap informasi rahasia yang diperoleh selama
penugasan profesional kecuali dengan persetujuan klien.
Selama pelaksanaan audit, auditor memperoleh sejumlah besar informasi yang bersifat
rahasia, termasuk gaji pejabat, penetapan harga produk dan rencana periklanan, serta data
biaya produk. Jika auditor membuka informasi rahasia ini kepada pihak luar atau kepada
karyawan klien yang tida berhak, hubungannya dengan manajemen akan sangat
terganggu. Lebih lanjut, memiliki akses ke file audit akan memberikan karyawan
kesempatan untuk mengubah informasi tersebut. Karena alasan-alasan ini , auditor harus
melindungi file auditnya setiap waktu.
Standar auditing mengharuskan agar catatan untuk auditor perusahaan swasta disimpan
minimal selama lima tahun. Sarbanes-Oxley Act mensyaratkan auditor yang berkaitan
dengan dengan setiap laporan audit dengan cukup rinci guna mendukung kesimpulan
auditor, selama periode yang tidak kurang dari tujuh tahun. UU menetapkan bahwa
pengrusakan dokumentasi audit yang dilakukan dengan sadar dan sengaja dalam periode
7 tahun tersebut dapat dituduh berbuat kriminal dan akan dikenai denda keuangan serta
hukuman penjara sampai 10 tahun.
16
a. Kertas kerja atau dokumen lain yang membentuk dasar bagi audir atas laporan
keuangan tahunan perusahaan atau review atas laporan keuangan kuartalan
perusahaan.
Peraturan ini meningkatkan secara signifikan dokumentasi audit yang harus disimpan
untuk audit atas perusahaan publik. Sebagai contoh, auditor perusahaan public
diharuskan untuk menyimpan korespondensi e-mail yang memuat informasi yang
memenuhi kriteria terdahulu.
File Permanen
Berisi dara yang bersifat historis atau berlanjut yang bersangkutan dengan audit saat ini.
File ini menjadi sumber informasi yang kaya tentang audit yang dari tahun ke tahun
semakin penting. File permanen umumnya meliputi hal-hal berikut :
a. Kutipan atau salinan dari dokumen perusahaan yang terus penting artinya seperti
akte pendirian, anggaran rumah tangga, perjanjian obligasi, dan kontrak. Kontrak
dapat mencakup program pensiun, lease, opsi saham, dan lainnya. Masing-masing
dokumen ini penting bagi auditor selama tahun-tahun masa berlakunya.
b. Analisis akan tahun-tahun sebelumnya yang tetap penting artinya bagi auditor.
Mencakup akun seperti utang jangka-panjang, akun ekuitas pemegang saham,
goodwill, dan aktiva tetap. Dengan memiliki informasi ini dalam file permanen
auditor dapat berkonsentrasi dalam menganalisis perubahan saldo tahun berjalan
saja, karena telah menyimpan hasil audit tahun sebelumnya dalam bentuk yang bisa
diakses untuk review.
17
d. Hasil prosedur analitis dari audit tahun sebelumnya. Di antara data ini terdapat
rasio dan persentase yang dihitung oleh auditor dan total saldo atau saldo per bulan
untuk akun tertentu. Informasi ini berguna dalam membantu auditor memutuskan
apakah ada perubahan tidak biasa dalam saldo akun tahun bejalan yang harus
diselidiki secara lebih ekstensif.
18
didukung oleh skedul utama (lead schedule), yang berisi rincian akun-akun dari buku
besar yang membentuk total baris pos.
Ayat Jurnal Penyesuaian dan Reklasifikasi
Apabila auditor menemukan salah saji yang material dalam catatan akuntansi, laporan
keuangan harus dikoreksi. Ayat jurnal reklasifikasi sering kali dibuat dalam laporan untuk
menyajikan informasi akuntansi yang tepat, meskipun saldo buku besar sudah benar.
Hanya ayat jurnal penyesuaian dan reklasifikasi tersebut yang mempengaruhi secara
signifikan kewajaran penyajian laporan keuangan yang harus dicatat.
Skedul Pendukung
Bagian terbesar dari dokumentasi audit meliputi skedul pendukung (supporting
schedules) terinci, yang disiapkan oleh klien atau auditor untuk mendukung jumlah yang
spesifik pada laporan keuangan. Beberapa jenis utama skedul pendukung, di antaranya:
a. Analisis. Analisis dirancang untuk memperlihatkan aktivitas dalam akun buku besar
umum selama keseluruhan periode audit, yaitu menghubungkan saldo awal dan akhir.
b. Neraca saldo atau daftar. Skedul ini terdiri dari rincian yang membentuk saldo akhir-
tahun dari akun buku besar. Saldo ini berbeda dengan analisis yang berisi pos-pos
yang membentuk saldo akhir-periode.
c. Rekonsiliasi jumlah. Rekonsiliasi yang mendukung jumlah tertentu dan biasanya
diharapkan akan mengaitkan jumlah yang dicatat dalam catatan klien dengan sumber
informasi lainnya.
d. Pengujian kelayakan. Berisi informasi yang memungkinkan auditor untuk
mengevaluasi apakah saldo klien tampak mengandung salah saji dengan
mempertimbangkan situasi penugasan.
e. Ikhtisar prosedur. Skedul ikhtisar mendokumentasikan luas pengujian, salah saji yang
ditemukan, dan kesimpulan auditor berdasarkan pengujian.
f. Pemeriksaan dokumen pendukung.Sejumlah skedul bertujuan khusus yang dirancang
untuk memperlihatkan pengujian terinci yang dilaksanakan, seperti dokumen yang
diperiksa selama pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
Skedul ini tidak memperlihatkan jumlah total, dan tidak terkait dengan buku besar
karena tujuannya adalah mendokumentasikan pengujian yang dilakukan dan hasil yang
diperoleh. Namun, skedul itu harus menyatakan kesimpulan positif atau negatif
tentang tujuan pengujian itu.
19
g. Informasional. Jenis skedul ini berisi informasi yang beralawanan dengan bukti audit.
Skedul ini mencantumkan informasi tentang SPT pajak dan data Formulir10-K SEC
serta data seperti anggaran waktu dan jam kerja klien yang bergugna dalam
administrasi penugasan.
h. Dokumentasi dari luar. Sebagian besar isi file audit ini terdiri dari dokumentasi luar
yang dikumpulkan oleh auditor, seperti jawaban konfirmasi dan salinan perjanjian
dengan klien. Walaupun bukan “skedul” dalam arti sebenarnya, dokumen ini diindeks
dan diarsip. Prosedur audit ditunjukkan pada skedul itu dengan cara yang sama seperti
pada skedul lainnya.
Penyusunan Dokumentasi Audit
Penyusunan skedul yang tepat untuk mendokumentasikan bukti audit yang dikumpulkan,
hasil yang ditemukan, dan kesimpulan yang dicapai adalah bagian yang penting dari audit.
Dokumentasi harus disiapkan secara cukup rinci untuk memberikan auditor yang
berpengalaman, yang tidak memiliki hubungan dengan audit tersebut, pemahaman atas
pekerjaan yang dilaksanakan, bukti yang diperoleh dan sumbernya, serta kesimpulan yang
dicapai.
Pengaruh Teknologi terhadap Bukti Audit dan Dokumentasi Audit
Semakin banyak bukti audit yang disajikan dan disimpan dalam bentuk elektronik dan
auditor harus mengevaluasi bagaimana informasi elektronik dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk mengumpulkan bukti yang layak dan mencukupi. Program
perangkat lunak audit komersial, seperti ACL Software dan Interactive Data Extraction
and Analysis (IDEA), telah dirancang secara khusus untuk digunakan oleh para auditor.
Program ini biasanya berbasis-Windows dan dengan mudah dapat dioperasikan pada
komputer dekstop atau laptop milik auditor.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bagian yang penting bagi setiap audit adalah menentukan jenis dan jumlah bukti
audit yang tepat yang harus dikumpulkan. Auditor menggunakan delapan jenis bukti
dalam suatu audit. Persuasivitas bukti audit tergantung pada ketepatan dan
kecukupannya. Ketpatan bukti audit ditentukan ole relevansinya dalam memenug=hi
tujuan audit dan reliabilitasnya.
Dokumentasi audit merupakan bagian yang penting dari setiap audit dalam
rangka merencanakan audit secara efektif, menyediakan catatan bukti yang
dikumpulkan dan hasil pengujian, memutuskan jenis laporan audit yang tepat, dan
mereview pekerjaan asisten. Kantor akuntan publik menerapkan kebijakan dan
pendekatannya sendiri bagi dokumentasi audit untuk memastikan bahwa tujuan
tersebut telah tercapai. Kantor akuntan publik yang bermutu tinggi menjamin bahwa
dokumentasi audit disiapkan secara layak dan mencukupi untuk segala situasi audit.
21
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley. 2015. Auditing & Jasa Assurance.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
TokopediaKamusKeuangan. Audit. https://kamus.tokopedia.com/a/audit/ (Diakses pada 8
Januari 2021)
TokopediaKamusKeuangan. Bukti Audit. https://kamus.tokopedia.com/b/bukti-audit/
(Diakses pada 8 Januari 2021)
22