Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGAUDITAN

(Bukti Audit)

Dosen : Dr. Made Gede Wirakusuma, SE., M.Si. Ak., CA

Oleh :
Kelompok 6

Putu Kodyawati 1506305064 (01)

I Gede Ambara Cita 1506305076 (03)

Putu Rian Mahendra 1506305093 (07)

Mohammad Natsir 1506305140 (19)

PROGRAM STUDI REGULER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA
2017
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nyalah maka makalah kami yang berjudul Bukti Audit dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya.

Dalam membuat makalah ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak yang
berkontribusi dalam penyelesaiannya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih banyak
kepada Dosen Auditing.

Penulis menyadari akan kekurangan makalah ini. Untuk itu, penulis mohon kritik dan
saran demi kelengkapan dan kesempurnaan makalah ini sebagai akhir kata penulis berharap
semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan didalam meningkatkan pengetahuan
mengenai Bukti Audit.

Penyusun

1
Daftar Isi

Kata Pengantar..................................................................................................................................i

Daftar Isi..........................................................................................................................................ii

Peta Konsep....................................................................................................................................iv

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

BAB II.............................................................................................................................................2

PEMBAHASAN..............................................................................................................................2

2.1 Definisi Bukti Audit..........................................................................................................2

2.2 Prosedur Bukti Audit........................................................................................................3

2.3. Tujuan Bukti Audit............................................................................................................4

2.4 Manfaat Bukti Audit..........................................................................................................4

2.5. Jenis-Jenis Bukti Audit......................................................................................................5

2.5.1 Struktur Pengendalian Intern.....................................................................................5

2.5.2 Bukti Fisik.................................................................................................................5

2.5.3 Catatan Akuntansi......................................................................................................5

2.5.4 Konfirmasi.................................................................................................................6

2.5.5 Bukti Dokumenter.....................................................................................................6

2.5.6 Bukti Surat Pernyataan Tertulis.................................................................................7

2.5.7 Perhitungan Kembali sebagai Bukti Matematis........................................................7

2.5.8 Bukti Lisan.................................................................................................................7

2.5.9 Bukti Analitis dan Perbandingan...............................................................................8

2
BAB III..........................................................................................................................................11

PENUTUP.....................................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................12

3
Peta Konsep

membuat keputusan tentang penilaian risik

Tujuan Bukti Audit


menentukan prosedur audit yang cocok dengan asersi dan

Bukti Audit Manfaat Bukti Audit mendukung temuan, simpulan, dan rekomenda

Peran penting terhadap keberhasilan pelaksanaan

Jenis-Jenis Bukti Audit

Struktur Pengendalian Intern Bukti Analitis dan Perbandingan

Bukti Lisan
Bukti Fisik

Catatan Akuntansi Perhitungan Kembali Sebagai Bukti Matematis

Konfirmasi Bukti Surat Pernyataan Tertulis

Bukti Dokumenter

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bukti audit sangat besar pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor
dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya. Oleh karena itu
auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan kompeten agar
kesimpulan yang diambilnya tidak menyesatkan bagi pihak pemakai dan juga untuk menghindari
dari tuntutan pihak pihak yang berkepentingan di kemudian hari apabila pendapat yang
diberikannya tidak pantas. Tipe bukti audit berupa dokumentasi (bukti dokumenter) juga penting
bagi auditor. Namun, dokumentasi pendukung yang dibuat dan hanya digunakan dalam
organisasi klien merupakan bukti audit yang kualitasnya lebih rendah karena tidak adanya
pengecekan dari pihak luar yang bebas.
Bukti audit yang diperoleh selama pekerjaan lapangan harus didokumentasi- kan dengan
baik dalam kertas kerja audit, disertai dengan keterangan mengenai klasifikasi bukti auditnya.
Hal tersebut dimaksudkan agar auditor mudah dalam melakukan analsisis dan evaluasi lebih
lanjut, sehingga proses pengembangan temuan audit dapat dilakukan dengan baik berdasarkan
unsur-unsurnya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bukti Audit


Bukti Audit merupakan segala informasi yang mendukung angka - angka atau informasi
lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar
untuk menyatakan pendapatnya. Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data
akuntansi dan semua informasi penguat (corroborating information) yang tersedia bagi auditor.
Informasi ini sangat bervariasi sesuai kemampuannya dalam meyakinkan auditor bahwa
laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Bukti audit mencakup informasi yang sangat persuasif, misalnya perhitungan auditor atas
sekuritas yang diperjualbelikan dan informasi yang kurang persuasif, misalnya respons atas
pertanyaan pertanyaan dari para karyawan klien. Penggunaan bukti bukan hal yang aneh bagi
auditor. Bukti juga digunakan secara ekstentif oleh para ilmuwan, pengacara dan ahli sejarah.
Buku harian, buku besar dan buku pembantu, memo, dan catatan tidak resmi seperti
daftar lembaran kerja (work sheet) yang mendukung alokasi biaya, perhitungan dan rekonsiliasi
secara keseluruhan merupakan bukti yang mendukung laporan keuangan. Informasi pendukung
lainnya meliputi semua dokumen seperti cek, faktur, surat kontrak, notulen rapat, konfirmasi dan
pernyataan tertulis dari pihak yang kompeten, informasi yang diperoleh auditor melalui tanya
jawab, pengamatan, inspeksi dan pemeriksaan fisik, serta informasi lain yang dihasilkan atau
tersedia bagi auditor yang memungkinkannya untuk menarik kesimpulan dengan alasan kuat.
Bukti audit merupakan suatu konsep yang fundamental di dalam audit, dan hal itu
dinyatakan dalam standar pekerjaan lapangan ketiga. Ikatan Akuntan Indonesia (2001 : 326 pr. 1)
menyatakan bahwa: Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi : Bukti audit kompeten yang
cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pernyataan, dan konfirmasi
sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.

2
2.2Prosedur Bukti Audit
Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang
harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Adapun prosedur audit yang biasa dilakukan oleh
auditor meliputi:
1) Inspeksi.
Merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen dan kondisi fisik sesuatu.
2) Pengamatan (observation)
Pengamatan atau observasi merupakan prosedur audit untuk melihat dan menyaksikan suatu
kegiatan.
3) Permintaan Keterangan (enquiry)
Merupakan prosedur audit yang dilakukan dengan meminta keterangan secara lisan.
4) Konfirmasi
Konfirmasi merupakan bentukpenyelidikan yang memungkinkan auditor memperoleh
informasi secara langsung dari pihak ketiga yang bebas.
5) Penelusuran (tracing)
Penelusuran terutama dilakukan pada bahan bukti dokumenter. Dimana dilakukan mulai dari
data awal direkamnya dokumen, yang dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data-data
tersebut dalam proses akuntansi.
6) Pemeriksaan bukti pendukung (vouching)
Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) merupakan prosedur audit yang meliputi; Inspeksi
terhadap dokumen-dokumen yang mendukung suatu transaksi atau data keuangan untuk
menetukan kewajaran dan kebenarannya. Pembandingan dokumen tersebut dengan catatan
akuntansi yang berkaitan.
7) Perhitungan (counting)
Prosedur audit ini meliputi perhitungan fisik terhadap sumberdaya berwujud seperti kas atau
sediaan tangan, pertangungjawaban semua formulir bernomor urut tercetak.
8) Scanning
Scanning merupakan penelaahan secara cepat terhadap dokumen, cacatan, dan daftar untuk
mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa yang memerlukan penyelidikan lebih
mendalam.
9) Pelaksanaan ulang (reperforming)
Prosedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan oleh klien.
10) Computer-assisted audit techniques
Apabila catatan akuntansi dilaksanakan dalam media elektronik maka auditor perlu
menggunakan Computer-assisted audit techniques dalam menggunakan berbagai prosedur
audit di atas.

3
2.3. Tujuan Bukti Audit

Adapun tujuan bukti audit (Anonim : 2012) yaitu :

1) Membantu membuat keputusan tentang penilaian risiko dengan mempertimbangkan salah


saji berupa potensial yang akan mungkin terjadi.
Penilaian risiko audit adalah proses rekursif penelusuran bukti untuk menentukan keyakinan
dan menilai keaslian dan kebenaran bukti audit guna mendukung penerbitan opini. Risiko
audit merupakan salah satu yang menjadi perhatian auditor dalam menjalankan tugas dan
tanggungjawab profesionalnya dan kemungkinan adanya risiko audit. Risiko audit dapat
ditimbulkan dari tingkat penemuan yang direncanakan dalam menghadapi irregularities,
misalnya related party transaction (transaksi perusahaan induk dan anak atau transaksi antar
keluarga); client misstate (klien melakukan penyimpangan; kualitas komunikasi (klien tidak
kooperatif); initial audit (klien baru pertama kali audit); klien bermasalah (Anonim : 2011).
2) Membantu menentukan prosedur audit yang cocok dengan asersi dan penilaian resiko.
Asersi sangat penting karena membantu auditor dalam memahami bagaimana laporan
keuangan mungkin disalah sajikan dan menuntun auditor dalam mengumpulkan bukti
(Anonim :2009).

2.4 Manfaat Bukti Audit

Mengidentifikasi jenis dan sumber bukti audit merupakan langkah awal yang baik san
sangat menentukan tingkat ekonomi, efisiensi dan efektivitas audit yang dilakukan. Dengan
demikian, auditor harus mengidentifikasi secara jelas sifat, mutu, dan jumlah bukti audit yang
akan dikumpulkan. Adapun manfaat bukti audit (Agung Rai : 2008) adalah sebagai berikut :

1) Bukti akan digunakan untuk mendukung temuan, simpulan, dan rekomendasi audit. Mutu
simpulan dan rekomendasi audit sangat bergantung pada bukti audit ini.
2) Bukti-bukti audit mempunyai peran yang sangat penting terhadap keberhasilan
pelaksanaan audit. Oleh karena itu, bukti-bukti audit harus mendapatkan perhatian
auditor sejak tahap perencanaan audit sampai dengan akhir proses audit.

2.5. Jenis-Jenis Bukti Audit

Bukti audit dapat dikelompokkan ke dalam 9 jenis bukti. Berikut ini dikemukakan
kesembilan jenis bukti tersebut:

4
2.5.1 Struktur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern dapat dipergunakan untuk mengecek ketelitian dan dapat
dipercayai data akuntansi. Kuat lemahnya struktur pengendalian intern merupakan indikator
utama yang menentukan jumlah bukti yang harus dikumpulkan. Oleh karena itu, struktur
pengendalian intern merupakan bukti yang kuat untuk menentukan dapat atau tidaknya informasi
keuangan dipercaya.

2.5.2 Bukti Fisik


Bukti fisik banyak dipakai dalam verifikasi saldo berwujud terutama kas dan persediaan.
Bukti ini banyak diperoleh dalam perhitungan aktiva berwujud. Pemeriksaan langsung auditor
secara fisik terhadap aktiva merupakan cara yang paling objektif dalam menentukan kualitas
yang bersangkutan. Oleh karena itu, bukti fisik merupakan jenis bukti yang paling dapat
dipercaya.Bukti fisik diperoleh melalui prosedur auditing yang berupa inspeksi penghitungan,
dan observasi. Pada umumnya biaya memperoleh bukti fisik sangat tinggi. Bukti fisk berkaitan
erat dengan keberadaan atau kejadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.

2.5.3 Catatan Akuntansi


Catatan akuntansi seperti jurnal dan buku besar, merupakan sumber data untuk membuat
laporan keuangan. Oleh karena itu, bukti catatan akuntansi merupakan obyek yang diperiksa
dalam audit laporan keuangan. Ini bukan berarti catatan akuntansi merupakan obyek audit.
Obyek audit adalah laporan keuangan. Tingkat dapat dipercayanya catatan akuntansi tergantung
kuat lemahnya struktur pengendalian intern.

2.5.4 Konfirmasi
Konfirmasi merupakan proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung
dari pihak ketiga sebagai jawaban atas permintaan informasi tentang unsur tertentu yang
berdampak terhadap asersi laporan keuangan. Konfirmasi merupakan bukti yang sangat tinggi
reliabilitasnya karena berisi informasi yang berasal dari pihak ketiga secara langsung dan tertulis.
Konfirmasi sangat banyak menghabiskan waktu dan biaya.Ada tiga jenis konfirmasi, yaitu:

a. Konfirmasi positif
b. Blank confirmation
c. Konfirmasi negative

Konfirmasi yang dilakukan auditor pada umumnya dilakukan pada pemeriksaan:

5
1) Kas di bank dikonfirmasikan ke bank klien.
2) Piutang usaha dikonfirmasikan ke pelanggan.
3) Persediaan yang disimpan di gudang umum. Persediaan ini dikonfirmasikan ke penjaga
atau kepala gudang.
4) Hutang lease dikonfirmasikan kepada lessor

2.5.5 Bukti Dokumenter


Bukti dokumenter merupakan bukti yang paling penting dalam audit. Menurut sumber
dan tingkat kepercayaannya bukti, bukti dokumenter dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor secara langsung
b. Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui klien
c. Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan oleh klien

Bukti dokumenter kelompok a mempunyai kredibilitas yang lebih tinggi daripada


kelompok b. Bukti dokumenter kelompok b mempunyai kredibilitas yang lebih tinggi daripada
kelompok c.

Bukti dokumenter meliputi notulen rapat, faktur penjualan, rekening koran bank (bank
statement), dan bermacam-macam kontrak. Reliabilitas bukti dokumenter tergantung sumber
dokumen, cara memperoleh bukti, dan sifat dokumen itu sendiri. Sifat dokumen mengacu tingkat
kemungkinan terjadinya kesalahan atau kekeliruan yang mengakibatkan kecacatan dokumen.
Bukti dokumenter banyak digunakan secara luas dalam auditing. Bukti dokumenter dapat
memberikan bukti yang dapat dipercaya (reliable) untuk semua asersi.

2.5.6 Bukti Surat Pernyataan Tertulis


Surat pernyataan tertulis merupakan pernyataan yang ditandatangani seorang individu
yang bertanggung jawab dan berpengetahuan mengenai rekening, kondisi, atau kejadian tertentu.
Bukti surat pernyataan tertulis dapat berasal dari manajemen atau organisasi klien maupun dari
dari sumber eksternal termasuk bukti dari spesialis. Representation letter atau representasi
tertulis yang dibuat manajemen merupakan bukti yang berasal dari organisasi klien. Surat
pernyataan konsultan hukum, ahli teknik yang berkaitan dengan kegiatan teknik operasional
organisasi klien merupakan bukti yang berasal dari pihak ketiga. Bukti ini dapat menghasilkan
bukti yang reliable untuk semua asersi.

6
2.5.7 Perhitungan Kembali sebagai Bukti Matematis
Bukti matematis diperoleh auditor melalui perhitungan kembali oleh auditor.
Penghitungan yang dilakukan auditor merupakan bukti audit yang bersifat kuantitatif dan
matematis. Bukti ini dapat digunakan untuk membuktikan ketelitian catatan akuntansi klien.
Perhitungan tersebut misalnya:

a. Footing untuk meneliti penjumlahan vertical


b. Cross-footing untuk meneliti penjumlahan horizontal
c. Perhitungan depresiasi

Bukti matematis dapat diperoleh dari tugas rutin seperti penjumlahan total saldo, dan
perhitungan kembali yang rumit seperti penghitungan kembali anuitas obligasi. Bukti matematis
menghasilkan bukti yang handal untuk asersi penilaian atau pengalokasian dengan biaya murah.

2.5.8 Bukti Lisan


Auditor dalam melaksanakan tugasnya banyak berhubungan dengan manusia, sehingga ia
mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan lisan. Masalah yang ditanyakan antara
lain meliputi kebijakan akuntansi, lokasi dokumen dan catatan, pelaksanaan prosedur akuntansi
yang tidak lazim, kemungkinan adanya utang bersyarat maupun piutang yang sudah lama tak
tertagih. Jawaban atas pertanyaan yang ditanyakan merupaka bukti lisan. Bukti lisan harus
dicatat dalam kertas kerja audit. Bukti ini dapat menghasilkan bukti yang berkaitan dengan
semua asersi.

2.5.9 Bukti Analitis dan Perbandingan


Bukti analitis mencakup penggunaan rasio dan perbandingan data klien dengan anggaran
atau standar prestasi, trend industri, dan kondisi ekonomi umum. Bukti analitis menghasilkan
dasar untuk menentukan kewajaran suatu pos tertentu dalam laporan keuangan dan kewajaran
hubungan antar pos-pos dalam laporan keuangan. Keandalan bukti analitis sangat tergantung
pada relevansi data pembanding. Bukti analitis berkaitan erat dengan asersi keberadaan atau
keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau pengalokasian.

Bukti analitis meliputi juga perbandingan atas pos-pos tertentu antara laporan keuangan
tahun berjalan dengan laporan keuangan tahun sebelumnya. Perbandingan in dilakukan untuk
meneliti adanya perubahan yang terjadi dan untuk menilai penyebabnya. Bukti-bukti ini

7
dikumpulkan pada awal audit untuk menentukan obyek pemeriksaaan yang memerlukan
pemeriksaan yang lebih mendalam.

Menurut Konrath ada 6 tipe bukti audit, yaitu:

1) Physical evidence : terdiri dari segala sesuatu yang bisa dihitung, dipelihara, diobservasi,
atau diinspeksi, dan terutama mendukung tujuan eksistensi atau keberadaan. Contohnya
adalah bukti-bikti phisik yang diperoleh dari kas opname, observasi fisik dari perhitungan
persediaan, pemeriksaan fisik surat berharga dan inventarisasi aktiva tetap.
2) Evidence obtain through confirmation : bukti yang diperoleh mengenai eksistensi,
kepemilikan atau penilaian, langsung dari pihak ketiga diluar klien. Contohnya jawaban
konfirmasi piutang, utang, barang konsinyasi, surat berharga yang disimpan biro
adminisrtrasi.
3) Documentary evidence : terdiri dari catatan-catatan akuntansi dan seluruh dokumen
pendukung transaksi. Contohnya faktur pembelian, copy faktur penjualan, journal
voucher, general lerger, dan sub lerger.
4) Mathematical evidence : merupakan perhitungan kembali dan rekonsiliasi yang dilakukan
auditor. Misalnya footing, cross footing, dan extension dari rincian persediaan
perhitungan dan alokasi beban penyusutan, perhitungan beban bunga, laba/rugi penarikan
aktiva tetap, PPh dan accruals.
5) Analytical evidence bukti yang diperoleh melalui penelaahan analitis terhadap informasi
keuangan klien. Prosedur analitis bisa dilakukan dalam bentuk:
a. Trend (horizontal) analysis, yaitu membandingkan angka-angka laporan keuangan
tahun berjalan dengan tahun-tahun sebelumnya dan menyelidiki kenaikan/
penurunan yang signifikan baik dalam jumlah rupiah maupun persentase.
b. Common Size (vertical) Analysis
c. Ratio Analysis, misalnya menghitung menghitung ratio likuiditas, rasio
profitabilitas, rasio leverage, dan rasio manajemen aset.
6) Hearsay evidence : bukti dalam bentuk jawaban lisan dari klien atas pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan auditor. Misalnya pertanyaan-pertanyaan auditor mengenai
pengendalian intern, ada tidaknya contigen liabilities, persediaan yang bergerak lambat
atau rusak, kejadian penting sesudah tanggal neraca dan lain-lain.

Berdasarkan fungsinya, bukti audit dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan bukti, yaitu :

8
1) Bukti Utama (Promary Evidence), yaitu bukti yang dapat menghasilkan kepastian yang
paling kuat atas fakta, misalnya : dikumen asli mengenai perjanjian/komitmen/kontrak
yang ditandatangani.
2) Bukti Tambahan (Secondary Evidence), yaitu bukti yang dapat diterima bila bukti utama
ternyata hilang atau rusak, atau dapat pula diterima bila dapat ditunjukan bahwa bukti ini
merupakan pencerminan yang layak atas bukti utama, misalnya : tembusan dokumen
kontrak.
3) Bukti Langsung (Direct Evidence), yaitu bukti yang menunjukkan fakta tanpa
kesimpulan ataupun anggapan. Bukti ini cenderung untuk menunjukkan fakta atau materi
yang dipersoalkan tanpa melibatkan bukti lain. Suatu bukti dapat dikatakan sebagai bukti
langsung bila dikuatkan oleh pihak-pihak yang mempunyai pengetahuan nyata mengenai
persoalan yang bersangkutan dengan menyaksikan sendiri.
4) Bukti Tidak Langsung (Circumtantial Evidence), yaitu bukti yang cenderung untuk
menetapkan suatu fakta dengan pembuktian fakta lain yang setaraf dengan fakta utama,
misalnya : penerimaan barang yang diselesaikan terlalu singkat oleh Bagian Penerimaan
dapat menunjukkan bukti tidak langsung bahwa petugas penerimaan tidak
memeriksa/menghitung penerimaan, atau memeriksa/ menghitungnya tetapi tidak cermat.
5) Bukti Pendukung (Corraborative Evidence), yaitu merupakan bukti tambahan dari suatu
karakter yang berbeda tetapi digunakan untuk tujuan yang sama, misalnya : Pernyataan
bahwa dokumen yang diserahkan kepada auditor merupakan foto copy yang benar dan
tidak dimanupulasi

9
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Bukti Audit merupakan segala informasi yang mendukung angka - angka atau informasi
lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar
untuk menyatakan pendapatnya. Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data
akuntansi dan semua informasi penguat (corroborating information) yang tersedia bagi auditor.
Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus
diperoleh pada saat tertentu dalam audit.

Adapun tujuan bukti audit yaitu Membantu membuat keputusan tentang penilaian risiko dengan
mempertimbangkan salah saji berupa potensial yang akan mungkin terjadi dan membantu
menentukan prosedur audit yang cocok dengan asersi dan penilaian resiko

Mengidentifikasi jenis dan sumber bukti audit merupakan langkah awal yang baik san
sangat menentukan tingkat ekonomi, efisiensi dan efektivitas audit yang dilakukan. Dengan
demikian, auditor harus mengidentifikasi secara jelas sifat, mutu, dan jumlah bukti audit yang
akan dikumpulkan. Adapun manfaat bukti audit (Agung Rai : 2008) adalah sebagai berikut yaitu
Bukti akan digunakan untuk mendukung temuan, simpulan, dan rekomendasi audit. Mutu
simpulan dan rekomendasi audit sangat bergantung pada bukti audit ini dan bukti-bukti audit
mempunyai peran yang sangat penting terhadap keberhasilan pelaksanaan audit. Oleh karena itu,
bukti-bukti audit harus mendapatkan perhatian auditor sejak tahap perencanaan audit sampai
dengan akhir proses audit.

10
DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul. 2008. Auditing 1 (Dasar-dasar audit laporan keuangan). Yogyakarta : Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YKPN

Bukti Audit. http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/bukti-audit.html (Diakses pada


tanggal 5 April 2013)

Jenis-Jenis Bukti Audit. http://warta-ekonomi.blogspot.com/2010/11/jenis-jenis-bukti-audit.html


(Diakses pada tanggal 5 April 2013)

Tujuan dan Bukti Audit. http://capitaselecta.blogspot.com/2009/07/rangkuman-audit-bab-7-


12.html (Diakses pada tanggal 5 April 2013)

11

Anda mungkin juga menyukai