PENGAUDITAN
(Bukti Audit)
Oleh :
Kelompok 6
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nyalah maka makalah kami yang berjudul Bukti Audit dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Dalam membuat makalah ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak yang
berkontribusi dalam penyelesaiannya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih banyak
kepada Dosen Auditing.
Penulis menyadari akan kekurangan makalah ini. Untuk itu, penulis mohon kritik dan
saran demi kelengkapan dan kesempurnaan makalah ini sebagai akhir kata penulis berharap
semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan didalam meningkatkan pengetahuan
mengenai Bukti Audit.
Penyusun
1
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................................ii
Peta Konsep....................................................................................................................................iv
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
2.5.4 Konfirmasi.................................................................................................................6
2
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................12
3
Peta Konsep
Bukti Audit Manfaat Bukti Audit mendukung temuan, simpulan, dan rekomenda
Bukti Lisan
Bukti Fisik
Bukti Dokumenter
4
BAB I
PENDAHULUAN
Bukti audit sangat besar pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor
dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya. Oleh karena itu
auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan kompeten agar
kesimpulan yang diambilnya tidak menyesatkan bagi pihak pemakai dan juga untuk menghindari
dari tuntutan pihak pihak yang berkepentingan di kemudian hari apabila pendapat yang
diberikannya tidak pantas. Tipe bukti audit berupa dokumentasi (bukti dokumenter) juga penting
bagi auditor. Namun, dokumentasi pendukung yang dibuat dan hanya digunakan dalam
organisasi klien merupakan bukti audit yang kualitasnya lebih rendah karena tidak adanya
pengecekan dari pihak luar yang bebas.
Bukti audit yang diperoleh selama pekerjaan lapangan harus didokumentasi- kan dengan
baik dalam kertas kerja audit, disertai dengan keterangan mengenai klasifikasi bukti auditnya.
Hal tersebut dimaksudkan agar auditor mudah dalam melakukan analsisis dan evaluasi lebih
lanjut, sehingga proses pengembangan temuan audit dapat dilakukan dengan baik berdasarkan
unsur-unsurnya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2Prosedur Bukti Audit
Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang
harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Adapun prosedur audit yang biasa dilakukan oleh
auditor meliputi:
1) Inspeksi.
Merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen dan kondisi fisik sesuatu.
2) Pengamatan (observation)
Pengamatan atau observasi merupakan prosedur audit untuk melihat dan menyaksikan suatu
kegiatan.
3) Permintaan Keterangan (enquiry)
Merupakan prosedur audit yang dilakukan dengan meminta keterangan secara lisan.
4) Konfirmasi
Konfirmasi merupakan bentukpenyelidikan yang memungkinkan auditor memperoleh
informasi secara langsung dari pihak ketiga yang bebas.
5) Penelusuran (tracing)
Penelusuran terutama dilakukan pada bahan bukti dokumenter. Dimana dilakukan mulai dari
data awal direkamnya dokumen, yang dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data-data
tersebut dalam proses akuntansi.
6) Pemeriksaan bukti pendukung (vouching)
Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) merupakan prosedur audit yang meliputi; Inspeksi
terhadap dokumen-dokumen yang mendukung suatu transaksi atau data keuangan untuk
menetukan kewajaran dan kebenarannya. Pembandingan dokumen tersebut dengan catatan
akuntansi yang berkaitan.
7) Perhitungan (counting)
Prosedur audit ini meliputi perhitungan fisik terhadap sumberdaya berwujud seperti kas atau
sediaan tangan, pertangungjawaban semua formulir bernomor urut tercetak.
8) Scanning
Scanning merupakan penelaahan secara cepat terhadap dokumen, cacatan, dan daftar untuk
mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa yang memerlukan penyelidikan lebih
mendalam.
9) Pelaksanaan ulang (reperforming)
Prosedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan oleh klien.
10) Computer-assisted audit techniques
Apabila catatan akuntansi dilaksanakan dalam media elektronik maka auditor perlu
menggunakan Computer-assisted audit techniques dalam menggunakan berbagai prosedur
audit di atas.
3
2.3. Tujuan Bukti Audit
Mengidentifikasi jenis dan sumber bukti audit merupakan langkah awal yang baik san
sangat menentukan tingkat ekonomi, efisiensi dan efektivitas audit yang dilakukan. Dengan
demikian, auditor harus mengidentifikasi secara jelas sifat, mutu, dan jumlah bukti audit yang
akan dikumpulkan. Adapun manfaat bukti audit (Agung Rai : 2008) adalah sebagai berikut :
1) Bukti akan digunakan untuk mendukung temuan, simpulan, dan rekomendasi audit. Mutu
simpulan dan rekomendasi audit sangat bergantung pada bukti audit ini.
2) Bukti-bukti audit mempunyai peran yang sangat penting terhadap keberhasilan
pelaksanaan audit. Oleh karena itu, bukti-bukti audit harus mendapatkan perhatian
auditor sejak tahap perencanaan audit sampai dengan akhir proses audit.
Bukti audit dapat dikelompokkan ke dalam 9 jenis bukti. Berikut ini dikemukakan
kesembilan jenis bukti tersebut:
4
2.5.1 Struktur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern dapat dipergunakan untuk mengecek ketelitian dan dapat
dipercayai data akuntansi. Kuat lemahnya struktur pengendalian intern merupakan indikator
utama yang menentukan jumlah bukti yang harus dikumpulkan. Oleh karena itu, struktur
pengendalian intern merupakan bukti yang kuat untuk menentukan dapat atau tidaknya informasi
keuangan dipercaya.
2.5.4 Konfirmasi
Konfirmasi merupakan proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung
dari pihak ketiga sebagai jawaban atas permintaan informasi tentang unsur tertentu yang
berdampak terhadap asersi laporan keuangan. Konfirmasi merupakan bukti yang sangat tinggi
reliabilitasnya karena berisi informasi yang berasal dari pihak ketiga secara langsung dan tertulis.
Konfirmasi sangat banyak menghabiskan waktu dan biaya.Ada tiga jenis konfirmasi, yaitu:
a. Konfirmasi positif
b. Blank confirmation
c. Konfirmasi negative
5
1) Kas di bank dikonfirmasikan ke bank klien.
2) Piutang usaha dikonfirmasikan ke pelanggan.
3) Persediaan yang disimpan di gudang umum. Persediaan ini dikonfirmasikan ke penjaga
atau kepala gudang.
4) Hutang lease dikonfirmasikan kepada lessor
a. Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor secara langsung
b. Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui klien
c. Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan oleh klien
Bukti dokumenter meliputi notulen rapat, faktur penjualan, rekening koran bank (bank
statement), dan bermacam-macam kontrak. Reliabilitas bukti dokumenter tergantung sumber
dokumen, cara memperoleh bukti, dan sifat dokumen itu sendiri. Sifat dokumen mengacu tingkat
kemungkinan terjadinya kesalahan atau kekeliruan yang mengakibatkan kecacatan dokumen.
Bukti dokumenter banyak digunakan secara luas dalam auditing. Bukti dokumenter dapat
memberikan bukti yang dapat dipercaya (reliable) untuk semua asersi.
6
2.5.7 Perhitungan Kembali sebagai Bukti Matematis
Bukti matematis diperoleh auditor melalui perhitungan kembali oleh auditor.
Penghitungan yang dilakukan auditor merupakan bukti audit yang bersifat kuantitatif dan
matematis. Bukti ini dapat digunakan untuk membuktikan ketelitian catatan akuntansi klien.
Perhitungan tersebut misalnya:
Bukti matematis dapat diperoleh dari tugas rutin seperti penjumlahan total saldo, dan
perhitungan kembali yang rumit seperti penghitungan kembali anuitas obligasi. Bukti matematis
menghasilkan bukti yang handal untuk asersi penilaian atau pengalokasian dengan biaya murah.
Bukti analitis meliputi juga perbandingan atas pos-pos tertentu antara laporan keuangan
tahun berjalan dengan laporan keuangan tahun sebelumnya. Perbandingan in dilakukan untuk
meneliti adanya perubahan yang terjadi dan untuk menilai penyebabnya. Bukti-bukti ini
7
dikumpulkan pada awal audit untuk menentukan obyek pemeriksaaan yang memerlukan
pemeriksaan yang lebih mendalam.
1) Physical evidence : terdiri dari segala sesuatu yang bisa dihitung, dipelihara, diobservasi,
atau diinspeksi, dan terutama mendukung tujuan eksistensi atau keberadaan. Contohnya
adalah bukti-bikti phisik yang diperoleh dari kas opname, observasi fisik dari perhitungan
persediaan, pemeriksaan fisik surat berharga dan inventarisasi aktiva tetap.
2) Evidence obtain through confirmation : bukti yang diperoleh mengenai eksistensi,
kepemilikan atau penilaian, langsung dari pihak ketiga diluar klien. Contohnya jawaban
konfirmasi piutang, utang, barang konsinyasi, surat berharga yang disimpan biro
adminisrtrasi.
3) Documentary evidence : terdiri dari catatan-catatan akuntansi dan seluruh dokumen
pendukung transaksi. Contohnya faktur pembelian, copy faktur penjualan, journal
voucher, general lerger, dan sub lerger.
4) Mathematical evidence : merupakan perhitungan kembali dan rekonsiliasi yang dilakukan
auditor. Misalnya footing, cross footing, dan extension dari rincian persediaan
perhitungan dan alokasi beban penyusutan, perhitungan beban bunga, laba/rugi penarikan
aktiva tetap, PPh dan accruals.
5) Analytical evidence bukti yang diperoleh melalui penelaahan analitis terhadap informasi
keuangan klien. Prosedur analitis bisa dilakukan dalam bentuk:
a. Trend (horizontal) analysis, yaitu membandingkan angka-angka laporan keuangan
tahun berjalan dengan tahun-tahun sebelumnya dan menyelidiki kenaikan/
penurunan yang signifikan baik dalam jumlah rupiah maupun persentase.
b. Common Size (vertical) Analysis
c. Ratio Analysis, misalnya menghitung menghitung ratio likuiditas, rasio
profitabilitas, rasio leverage, dan rasio manajemen aset.
6) Hearsay evidence : bukti dalam bentuk jawaban lisan dari klien atas pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan auditor. Misalnya pertanyaan-pertanyaan auditor mengenai
pengendalian intern, ada tidaknya contigen liabilities, persediaan yang bergerak lambat
atau rusak, kejadian penting sesudah tanggal neraca dan lain-lain.
Berdasarkan fungsinya, bukti audit dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan bukti, yaitu :
8
1) Bukti Utama (Promary Evidence), yaitu bukti yang dapat menghasilkan kepastian yang
paling kuat atas fakta, misalnya : dikumen asli mengenai perjanjian/komitmen/kontrak
yang ditandatangani.
2) Bukti Tambahan (Secondary Evidence), yaitu bukti yang dapat diterima bila bukti utama
ternyata hilang atau rusak, atau dapat pula diterima bila dapat ditunjukan bahwa bukti ini
merupakan pencerminan yang layak atas bukti utama, misalnya : tembusan dokumen
kontrak.
3) Bukti Langsung (Direct Evidence), yaitu bukti yang menunjukkan fakta tanpa
kesimpulan ataupun anggapan. Bukti ini cenderung untuk menunjukkan fakta atau materi
yang dipersoalkan tanpa melibatkan bukti lain. Suatu bukti dapat dikatakan sebagai bukti
langsung bila dikuatkan oleh pihak-pihak yang mempunyai pengetahuan nyata mengenai
persoalan yang bersangkutan dengan menyaksikan sendiri.
4) Bukti Tidak Langsung (Circumtantial Evidence), yaitu bukti yang cenderung untuk
menetapkan suatu fakta dengan pembuktian fakta lain yang setaraf dengan fakta utama,
misalnya : penerimaan barang yang diselesaikan terlalu singkat oleh Bagian Penerimaan
dapat menunjukkan bukti tidak langsung bahwa petugas penerimaan tidak
memeriksa/menghitung penerimaan, atau memeriksa/ menghitungnya tetapi tidak cermat.
5) Bukti Pendukung (Corraborative Evidence), yaitu merupakan bukti tambahan dari suatu
karakter yang berbeda tetapi digunakan untuk tujuan yang sama, misalnya : Pernyataan
bahwa dokumen yang diserahkan kepada auditor merupakan foto copy yang benar dan
tidak dimanupulasi
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bukti Audit merupakan segala informasi yang mendukung angka - angka atau informasi
lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar
untuk menyatakan pendapatnya. Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data
akuntansi dan semua informasi penguat (corroborating information) yang tersedia bagi auditor.
Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus
diperoleh pada saat tertentu dalam audit.
Adapun tujuan bukti audit yaitu Membantu membuat keputusan tentang penilaian risiko dengan
mempertimbangkan salah saji berupa potensial yang akan mungkin terjadi dan membantu
menentukan prosedur audit yang cocok dengan asersi dan penilaian resiko
Mengidentifikasi jenis dan sumber bukti audit merupakan langkah awal yang baik san
sangat menentukan tingkat ekonomi, efisiensi dan efektivitas audit yang dilakukan. Dengan
demikian, auditor harus mengidentifikasi secara jelas sifat, mutu, dan jumlah bukti audit yang
akan dikumpulkan. Adapun manfaat bukti audit (Agung Rai : 2008) adalah sebagai berikut yaitu
Bukti akan digunakan untuk mendukung temuan, simpulan, dan rekomendasi audit. Mutu
simpulan dan rekomendasi audit sangat bergantung pada bukti audit ini dan bukti-bukti audit
mempunyai peran yang sangat penting terhadap keberhasilan pelaksanaan audit. Oleh karena itu,
bukti-bukti audit harus mendapatkan perhatian auditor sejak tahap perencanaan audit sampai
dengan akhir proses audit.
10
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul. 2008. Auditing 1 (Dasar-dasar audit laporan keuangan). Yogyakarta : Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
11