Om Swastyastu
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “BUKTI AUDIT DAN
KERTAS KERJA AUDIT”. Penyajian dalam makalah ini saya tampilkan dalam bentuk
yang mudah dipahami serta menjelaskan uraian singkat mengenai bukti audit dan kertas
kerja audit.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dengan dukungan dari
berbagai sumber serta dukungan dari pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi bahasa maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima
segala kritik dan saran sehingga di kedepannya kami bisa membuat makalah yang jauh lebih
baik lagi. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
Om Shanti ShantiShanti Om
Penyu
sun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
3.1 Kesimpulan............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
proses review secara berjenjang. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik
mengangkat judul Bukti Audit dan Kertas Kerja Audit.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bukti audit adalah semua informasi yang digunakan auditor untuk mencapai
kesimpulan yang menjadi dasar opini audit. Sebagian besar pekerjaan auditor independen
dalam rangka memberikan opini atas laporan keuangan terdiri dari usaha untuk
mendapatkan dan mengevaluasi bukti audit. Ukuran keabsahan bukti tersebut untuk
tujuan audit tergantung pada pertimbamgan auditor independen; dalam hal ini bukti audit
berbeda dengan bukti hukum yang diatur secara tegas oleh peraturan yang ketat. Bukti
audit sangat bervariasi pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor
independen dalam rangka memberikan opini atas laporan keuangan auditan. Relevansi,
obyektivitas, Ketepatan waktu, dan keberadaan bukti audit lain yang menguatkan
kesimpulan, seluruhnya berpengaruh terhadap kompetensi bukti.
Dalam bukti audit terdapat catatan akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan
dan informasi lainnya yang terkait dengan catatan akuntansi dan pendukung alasan logis
auditor tentang laporan keuangan yang layak. Untuk itu, bukti audit yang diperoleh harus
memadai sebagai dasar dalam menyatakan pendapat. Jadi, bukti audit memiliki peran
yang sangat penting bagi auditor untuk mendukung opini dan laporan auditor
(International Auditing Standard) (ISA) 200 (para.A28).
Butir-butir penting tentang hakekat bukti audit, sebagai berikut :
Meliputi informasiyang dihasilkan baik secara internal maupun eksternal.
Meliputi informasi yang mendukung maupun yang bertentangan dengan
asersi manajemen.
Dipengaruhi olehh tindakan-tindakan manajemen, seperti misalnya: tidak
membuat dokumen yang diperlukan, atau tidak membuat dokumen secara
tepat waktu.
Dapat dikembangkan dengan menggunakan ahli dari luar.
3
Dapat diperoleh melalui prosedur-prosedur lain yang lazim digunakan
auditor (analisis risiko untuk menentukan apakah akan menerima atau
melanjutkan seorang klien, data dari audit tahun yang lalu, dan kuantitas
pengendalian internal perusahaan yang mencerminkan ketelitian proses
internal).
Keputusan penting yang dihadapi seorang auditor adalah menentukan jenis dan
jumlah bukti yang tepat yang diperlukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa laporan
keuangan klien telah ditetapkan secara wajar. Adapun empat keputusan tentang bukti apa
yang harus diperoleh dan berapa banyak bukti yang harus dikumpulkan :
1. Prosedur audit apa yang harus digunakan.
Prosedur audit adalah instruksi detil yang menjelaskan bukti audit yang diperoleh
selama audit berlangsung.
2. Berapa besar ukuran sampel yang harus dipilih untuk prosedur audit tersebut.
Setelah menetapkan prosedur audit, seorang auditor harus menentukan ukuran sampel
yang dipilih dari populasi. Keputusan tentang berapa banyak unsur yang akan dikaji
harus dibuat auditor untuk setiap prosedur audit yang akan digunakan. Ukuran sampel
yang dipilih bisa berbeda-beda antara audit yang satu dengan audit lainnya.
3. Unsur apa yang harus dipilih dari populasi.
Setelah menentukan ukuran sampel untuk prosedur audit , auditor harus memutuskan
unsur-unsur mana dalam populasi yang akan diuji.
4. Kapan prosedur itu ditetapkan.
Prosedur audit bisa dilakukan dalam rentang waktu mulai dari awal periode sampai
akhir periode akuntansi. Penentuan saat pelaksanaan prosedur audit dipengaruhi oleh
kapan klien membutuhkan laporan audit dan kapan prosedur diperkirakan paling
efektif. Program audit adalah daftar prosedur audit untuk suatu bagian atau
keseluruhan audit yang berisi daftar prosedur audit dan juga biasaya mencakup
ukuran sampel, unsur yang dipilih, dan saat pelaksanaan pengujian.
4
2.3 KARAKTERISTIK BUKTI AUDIT
Auditor diwajibkan oleh Standar Auditing untuk mengumpulkan bukti yang cukup
dan tepat sebagai dasar untuk mendukung opini yang diberikan.
a. Ketepatan Bukti
Ketepatan bukti adalah ukuran kualitas bukti, yakni relevansi dan reliabilitasnya
dalam memenuhi tujuan audit atas golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan
yang bersangkutan. Ketepatan bukti hanya berkaitan dengan prosedur yang dipilih.
Ketepatan bukti dapat diperbaiki dengan memilih prosedur audit yang lebih relevan
atau lebih bisa dipercaya.
1. Relevansi bukti.
Bukti harus berkaitan atau relevan dengan tujuan audit yang harus di uji lebih
dahulu oleh auditor sebelum disebut sebagai bukti yang tepat.
2. Reliabilitas bukti.
Reliabilitas bukti berkaitan dengan seberapa jauh bukti bisa dipercaya atau tingkat
kepercayaan atau suatu bukti. Reliabilitas tergantung apakah bukti memenuhi
karakteristik berikut:
a) Independensi pembuat bukti.
b) Efektivitas pengendalian internal klien.
c) Pengetahuan langsung auditor.
d) Kualifikasi individu pemberi informasi.
e) Tingkat obyektivitas.
f) Ketepatan waktu.
b. Kecukupan Bukti
Kecukupan bukti adalah ukuran kuantitas bukti audit. Kuantitas bukti audit
yang diperlukan dipengaruhi oleh penilaian auditor tentang resiko kesalahan
penyajian material dan audit itu sendiri. Kecukupan bukti ini diukur degan ukuran
sampel yang dipilih auditor. Terdapat dua faktor dalam menentukan ketepatan ukuran
sampel dalam audit, yaitu ekspetasi auditor tentang kesalahan penyajian dan
efektivitas pengendalian internal dalam organisasi klien.
5
c. Hubungan Antara Risiko, Ketepatan, dan Kecukupan Bukti Audit
Tugas auditor adalah mengumpulkan atau mendapatkan bukti yang tepat dan
cukup. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara risiko, ketepatan, dan
kecukupan bukti audit akan dijelaskan pada Gambar 1.
KETEPATAN
Relevansi Reliabilitas
Kualitas bukti
yang dikumpulkan auditor
RISIKO
bahwa saldo akun kesalahan penyajian
Risiko Risiko
inheren pengendalian
KECUKUPAN
Kuantitas bukti
yang dikumpulkan auditor
6
PENGETAHUAN TENTANG KLIEN INFORMASI DARI LUAR
7
suatu prosedur atau proses, namun hanya terbatas pada titik waktu tertentu pada
saat observasi itu dilaksanakan.
3. Konfirmasi eksternal. Konfirmasi eksternal merupakan bukti audit yang
diperoleh auditor sebagai respon langsing tertulis dari piak ketiga dalam bentuk
kertas, atau secara elektronik, atau media lain. Karena informasi berasal dari
sumber yang independen terhadap klien, maka konfirmasi dipandang sebagai tipe
bukti berkualitas tinggi dan sering digunakan dalam audit.
4. Perhitungan ulang. Meliputi pengecekan ulang atas suatu hasil perhitungan yang
telah dilakukan klien yang meliputi pengujian atas ketelitian perhitungan dan
mencakup prosedur .
5. Pelaksanaan kembali (Reperformance). Pelaksanaan kembali adalah pengujian
auditor secara indeoenden atas prosedur atau pengendalian akuntansi klien yang
sebelumnya telah dilakuakn sebagai bagian dari akuntansi klien dan sistem
pengendalian internal.
6. Prosedur analitis. Terdiri dari pengevaluasian atas informasi keuangan yang
dilakukan dengan menelaah hubungan yang dapat diterima antara data keuangan
dengan data nonkeuangan. Prosedur ini meliputi investigasi atas fluktuasi yang
telah diidentifikasi, hubungan yang tidak konsisten antara suatu informasi dengan
informasi lainnya, atau data keuangan yang menyimpang secara signifikan dari
jumlah yang telah dipresiksi sebelumnya. Prosedur ini wajib dilakukan auditor
dalam tahap perencanaan dan tahap penyelesaian semua audit.
a) Memahami bidang usaha dan bisnis klien.
b) Menilai kelangsungan usaha bisnis klien
c) Menunjukkan kemungkinan adanya kesalahan penyajian dalam laporan
keuangan.
d) Mengurangi penyajian audit yang rinci.
7. Permintaan keterangan. Terdiri dari pencarian informasi atas orang yang
memiliki pengetahuan, baik keuangan maupun non keuangan di dalam atau luar
entitas. Permintaan keterangan dapat berupa permintaan keterangan secara isan
maupun tulisan.
8
f. Biaya Untuk Mendapatkan Bukti
Dua tipe bukti yang bukti yangpaling mahal untuk mendapatkannya adalah
pemeriksaan fisik dan konfirmasi. Pemeriksaan fisik menjadi mahal karena
membutuhkan kehadiran auditor pada saat klien melakukan perhitungan aset yang
seringkali dilakukan pada akhir tahun buku. Inspeksi, prosedur analitis, dan
pelaksanaan ulang tidak begitu mahal. Apabila klien menyiapkan dokumen dan data
elektronik untuk kepentingan auditor dengan rapi dan teratur maka inspeksi sangat
murah. Namun apabila auditor harus mencari sendiri sokumen yang diperlukan maka
biayanya cukup mahal.
Tipe bukti yang murah biayanya adalah observasi, mengajuka pertanyaan
kepada klien, dan rekalkulasi. Observasi biasanya dilakukan secara bersamaan
dengan prosedur lain. Sedangkan rekalkulasi karena hanya menyangkut perhitungan
sederhana dan penelusurannya dapat dilakuakn dengan mudah pula.
Istilah yang digunakan dalam prosedur audit
Istilah dan Definisi Contoh Prosedur Audit Tipe Bukti
Periksa (Examine) – Suatu Periksa suatu sampel faktur dari Inspeksi
studi detil atas dokumen atau pemasok untuk memastikan
catatan untuk menentukan apakah barang atau jasa yang
fakta tertentu. diterima beralasan dan
merupakan jenis yang biasa
digunakan perusahaan.
Scan – Pemeriksaan tidak Scan jurnal penjualan, untuk Prosedur
terlalu detil atas dokumen menemukan adanya transaksi analitis
atau catatan untuk berjumlah besar dan tidak biasa.
memastikan ada tidaknya
sesuatu yang tida biasa dan
membutuhkan penyelidikan
lebih lanjut.
Baca – Pemeriksaan atas Bacalah notulen rapat dewan Inspeksi
informasi tertulis untuk komisaris dan buatlah ringkasan
memastikan fakta yang semua informasi yang berkaitan
berhubungan dengan audit. dengan laporan keuangan dalam
file audit.
Hitung (Compute) – Suatu Hitunglah rasio perputaran Prosedur
perhitungan yang dilakukan persediaan dan bandingkan analitis
auditor independen dari dengan rasio yang sama dari
klien. tahun lalu untuk menguji
persediaan usang.
Hitung Ulang (Recompute) Hitung ulang harga jual per unit Perhitungan
9
– Suatu perhitungan yang dikalikan jumlah unit dari suatu ulang
dilakukan auditor untuk sampel duplikat faktur
memastikan kebenaran hasil penjualan dan bandingkan
perhitungan yang diilakukan jumlahnya dengan hasul
klien. perhitungan.
Jumlahkan menurun (Foot) Jumlahkan menurun jurnal Perhitungan
– Penjumlahan suatu kolom penjualan untuk periode 1 bulan ulang
untuk memastikan apakah dan bandingkan totanya dengan
hasilnya sama dengan hasil buku besar.
penjumlahan klien.
Telusur (Trace) – Suau Telusur suatu transaksi Inspeksi
instruuksi yang biasanya penjualan dari faktur penjualan
berhubungan dengan ke jurnal penjualan, dan
dokumentasi dan bandingkanlah nama pembeli,
mengerjakan ulang. Instruksi tanggal, dan jumlah rupiah nilai
harus menyebutkan apa yang penjualan.
ditelusur auditor dan Pelaksanaan
ditelusur darimana ke mana. Telusurposting dari jurnal kembali
Seringkali prosedur audit penjualan ke rekening buku
yang berupa penelusuran besar.
juga berisi instruksi kedua,
seperti misalnya bandingkan
atau rekalkulasi.
Bandingan (Compare) – Pilih satu sampel faktur Inspeksi
Pembandingan informasi penjualan dan bandingkan harga
dalam dua lokasi berbeda. jual per unit yang tercantum di
Instruksi harus menyebutkan dalam faktur dengan harga per
informasi mana yang harus unit dalamd aftar harga yang
dibandingkan sedetil telah ditetapkan manajemen
mungkin.
Hitung (Count) – Pilih suatusampel yang terdiri Bukti fisik
Menentukan berapa dari 100 unit persediaan dan
banyak(unit) aset yang ada hitunglah jumlah unitnya
pada suatu saat tertentu. kemudian bandingkan dengan
Istilah ini hanya berkaitan jumlah dan deskripsi menurut
dengan tipe bukti fisik. perhitungan klien.
Observasi – Tindakan Lakukan observasi apakah Observasi
mengobservasi atau kedua tim perhitungan fisik
melakukan pengamatan persediaan melakukan
langsung atau suatu aktivitas. perhitungan dan mencatat hasil
perhitungan secara independen.
Meminta keterangan – Ajukan pertanyaan kepada Pengajuan
Tindakan mengajukan manjamen apakah pada tanggal pertanyaan
pertanyaan kepada klien atau neraca terdapat persediaan yang
pihak lain, baik secara lisan telah usang.
maupun tertulis.
10
Mencocokkan ke dokumen Periksalah suatu sampel catatan Inspeksi
(Vouch) – penggunaan transaksi pembelian dan
dokumen untuk memeriksan cocokkanlah dengan faktur dari
kebenaran pencatatan pemaso dan laporkan
transaksi atau jumlah penerimaan barang.
rupiahnya.
File yang diperoleh auditor yang berisikan data klien harus dirahasiakan.
Sesuai dengan Prinsip Kerahasiaan ditetapkan dalam Seksi 140 Kode Etik Profesi
Akuntan Publik, mewajibkan auditor untuk tidak mengungkapkan informasi yang
11
rahasia (140.1), menjaga prinsip kerahasiaan termasuk dalam lingkungan
sosialnya(140.2), serta mempertimbangkan pentingnya menjaga kerahasiaan
informasi dalam KAP atau jaringan KAP tempatnya bekerja(140.4). Maka, untuk
informasi rahasia seperti gaji para direksi, penetapan harga jual, data biaya produksi,
serta informasi rahasia lainnya harus tetap terjaga. Apabila informasi rahasia tersebut
terungkap ke pihak lain dapat mengganggu hubungan baik auditor dengan
manajemen dan dapat memberikan kesempatan karyawan klien untuk mengubah isi
file audit.
12
7. Metodologi dan perangkat audit yang digunakan.
Isi dan pengorganisasian yang lazim digunakan dalam kantor akuntan publik
antara lain sebagai berikut.
13
2. Analisis akun-akun tertentu dari tahun-tahun yang lalu yang berpengaruh
terhadap auditor.
3. Informasi yang berhubungan dengan pemahaman tentang pengendalian
internal dan penilaian risiko pengendalian.
4. Hasil prosedur analitis dari tahun-tahun yang lalu
14
g. Penyusunan dokumen audit
Saat semua daftar-daftar yang sesuai untuk mendokumetasi bukti yang
terkumpul, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai, selanjutnya
pendokumentasian disusun dengan detail agar auditor berpengalaman yang tidak
terlibat dalam kegiatan audit dapat pemahaman yang jelas mengenai hal-hal
tersebut. Walaupun, rancangan tergantung pada tujuan yang ingin dicapai
setidaknya dokumentasi audit memiliki karakteristik berikut:
1. Setiap file audit memiliki identifikasi yang jelas dan detail.
2. Dokumen audit harus diberi indeks dan referensi-silang untuk
memudahkan dalam pengorganisasian dan pengarsipan. Contoh untuk kas
(index-A1), dan lain-lain.
3. Dokumen audit yang sudah rampung harus secara jelas menunjukkan
pekerjaan audit yang telah dilakukan.
4. Dokumen audit harus berisi informasi yang cukup untuk memenuhi tujuan
sesuai dengan rencana.
5. Kesimpulan yang dicapai tentang suatu segmen audit harus di
formulasikan dengan jelas.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bukti Audit merupakan segala informasi yang mendukung angka - angka atau informasi
lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar
untuk menyatakan pendapatnya. Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data
akuntansi dan semua informasi penguat (corroborating information) yang tersedia bagi auditor.
Kertas kerja audit berfungsi sebagai jembatan/mata rantai yang menghubungkan antara
catatan audit dengan laporan hasil audit, dan dapat pula dipergunakan auditor untuk
mempertanggung jawabkan prosedur/langkah audit yang dilakukannya, mengkoordinir dan
mengorganisir semua tahap auditmulai dari perencanaan sampai pelaporan, dan sebagai
dokumen yang dapat digunakan oleh auditor berikutnya.
Kertas kerja yang baik harus lengkap, teliti, ringkas, jelas dan rapi, disimpan dan dijaga
kerahasiannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al. Haryono. 2011. Auditing Edisi II. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.
Mulyadi. 2013. Auditing Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
iv