Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KERTAS KERJA AUDIT


Diatur untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing 1
Dosen Pengampu: Dr. Netty Herawaty, S.E., M.Si., Ak, CA.

Disusun Oleh:
Kelompok 2 (Ganjil)

Fiona Agnesia Br Sidauruk (C1C020121)


Sabrina Audre Yasmin (C1C020137)
Paula Agustina Sitorus (C1C020163)
Cantika Apriliani (C1C020165)
Indah Maharani Putri (C1C020167)
Muhammad Fiqih Julian Rizki (C1C020171)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah Auditing 1, dengan judul: “Kertas Kerja
Audit”.

Terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Dr. Netty Herawaty, S.E., M.Si.,
Ak, CA., selaku dosen pengajar yang telah memberikan bimbingannya kepada
kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.

Jambi, 19 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Penulisan.......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
A. Kertas Kerja Audit (Dokumentasi Audit).....................................................3
B. Tujuan Kertas Kerja Audit (Dokumentasi Audit).........................................4
C. Isi Kertas Kerja Audit...................................................................................5
D. Jenis-jenis Kertas Kerja Audit......................................................................6
E. Prosedur Audit..............................................................................................7
F. Jenis-Jenis Prosedur Audit............................................................................8
G. Manfaat Prosedur Audit..............................................................................11
H. Kesalahan Yang Sering Terjadi Dalam Melakukan Prosedur Audit..........11
BAB III KESIMPULAN........................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................14
REVIEW JURNAL TERKAIT KERTAS KERJA................................................15
1. Informasi Jurnal..........................................................................................15
2. Pendahuluan................................................................................................15
3. Metode Penelitian.......................................................................................18
4. Analisis Data dan Hasilnya.........................................................................20
5. Diskusi/pembahasan....................................................................................21
6. Kesimpulan dan Saran................................................................................22
7. Kelebihan Jurnal.........................................................................................23
8. Kekurangan Jurnal......................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Audit atau pemeriksaan dalam artian luas adalah evaluasi terhadap suatu
entitas atau organisasi. Audit dilakukan oleh pihak yang berkompeten,
objektif, serta tidak memihak, yang disebut sebagai auditor. Tujuan auditor
sendiri adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah
diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang
telah disetujui dan diterima.

Kertas kerja (working paper) merupakan mata rantai yang menyatukan


catatan klien dengan laporan audit. Kertas kerja merupakan alat penting
dalam profesi akuntan public. Dalam proses audit, auditor harus
mengumpulkan serta membuat berbagai tipe bukti. Pembuatan kertas kerja
juga digunakan untuk mendukung kesimpulan dan pendapat atas laporan
audit.

SA Seksi 339 kertas kerja memberikan panduan bagi auditor dalam


penyusunan kertas kerja dalam audit atas laporan keuangan atau perikatan
audit lainnya, berdasarkan seluruh standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI)

B. Rumusan Penulisan

1. Apa Itu Kertas Kerja Audit?

2. Apa Tujuan dari Kertas Kerja Audit?

3. Bagaimana isi dari Kertas Kerja Audit?

4. Apa saja jenis-jenis dari Kertas Kerja Audit?

5. Apa itu Prosedur Audit?

1
6. Apa saja Jenis-Jenis dari Prosedur Audit?

7. Apa Manfaat Prosedur Audit?

8. Kesalahan apa yang sering terjadi dalam melakukan prosedur Audit?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk menjelaskan apa itu Kertas Kerja Audit.

2. Mampu menjelaskan Tujuan dari Kertas Kerja Audit.

3. Mampu menjelaskan apa isi dari Kertas Kerja Audit.

4. Untuk menjelaskan apa saja jenis-jenis dari Kertas Kerja Audit.

5. Mampu menjelaskan apa itu Prosedur Audit.

6. Dapat menjelaskan jenis-jenis dari Prosedur Audit.

7. Untuk menjelaskan manfaat dari Prosedur Audit.

8. Mampu Mejelaskan Kesalahan yang sering terjadi dalam melakukan


prosedur audit.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kertas Kerja Audit (Dokumentasi Audit)

Menurut Standar Audit (SA) 230, yang dimaksud dengan dokumentasi


audit adalah dokumentasi atas prosedur audit yang telah dilakukan, bukti audit
yang relevan yang diperoleh, dan kesimpulan yang ditarik. Dokumentasi audit
harus mencakup semua informasi yang dipandang perlu oleh auditor untuk
memenuhi pelaksanaan audit dan menjadi pendukung atas laporan audit.
Dokumentasi audit sering disebut juga kertas kerja audit, tetapi di era teknologi
informasi sekarang ini, dokumentasi audit seringkali berbentuk file-file
berkomputer, sehingga istilah dokumentasi audit dipandang lebih tepat.
Dokumen audit atau kertas kerja audit yang dibuat auditor selama audit
berlangsung, termasuk daftar-daftar yang dibuat klien untuk keperluan auditor,
adalah milik auditor. Tidak seorang pun berhak untuk melihat isi dokumen
tersebut (termasuk klien) selain auditor dan timnya, kecuali bila auditor diajukan
ke pengadilan berkaitan dengan audit yang bersangkutan. Setelah audit selesai,
file audit disimpan oleh auditor untuk kepentingan pertanggungjawaban di masa
yang akan datang serta untuk mempersiapkan audit tahun berikutnya.
Auditor wajib merahasiakan file audit yang berisi data klien. Hal ini
berkaitan dengan Prinsip Kerahasiaan yang harus dipegang teguh oleh auditor
sebagaimana ditetapkan dalam Seksi 140 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.
Apabila auditor membocorkan informasi yang bersifat rahasia, seperti misalnya
gaji para direksi, penetapan harga jual, data biaya produksi serta formula-formula
yang bersifat rahasia lainnya kepada pihak luar atau kepada karyawan perusahaan
klien, maka hal itu dapat mengganggu hubungan baik dengan manajemen. Selain
itu, apabila karyawan klien mempunyai akses atas file audit, maka hal itu akan
memberi kesempatan kepada mereka untuk mengubah isi file audit. Oleh karena
itu, auditor harus menjaga kerahasiaan dengan seksama setiap saat.

3
B. Tujuan Kertas Kerja Audit (Dokumentasi Audit)

Tujuan dokumentasi audit adalah untuk membantu auditor dalam


mendapatkan jaminan yang layak bahwa audit telah dilaksanakan secara memadai
sesuai dengan standar auditing. Berikut tujuan lain dari kertas kerja audit:

1. Untuk Mendukung Pendapat Auditor Atas Laporan Keuangan yang


Diauditnya
Setiap auditor harus mendapatkan bukti kompeten yang cukup untuk
dijadikan acuan dalam menyatakan pendapatnya atas laporan keuangan yang
diaudit dalam laporannya. Maka dari itu, kertas kerja audit nantinya
digunakan oleh auditor sebagai pendukung pendapatnya yang akan
disampaikan dan sebagai bukti bahwa auditor sudah melakukan audit sesuai
standar. 

2. Untuk Memperkuat Kesimpulan Auditor dan Kompetensi Auditnya


Apabila suatu saat ada pihak yang membutuhkan penjelas terkait kesimpulan
atau pertimbangan yang sudah dibuat auditor, maka pihak auditor bisa
memeriksa kembali kertas kerja yang sudah dibuat sebelumnya. Oleh karena
itu, kertas kerja harus dibuat secara lengkap dan sesuai standar agar dapat
membuktikan bahwa proses audit sudah dilakukan dengan tepat dan sesuai
aturan.

3. Agar seluruh Proses Koordinasi dan Organisasi Audit dilakukan dengan Baik
Audit yang dilakukan auditor terdiri dari tahapan yang dilakukan diberbagai
tempat, waktu, dan pelaksanaannya, yang mana proses tersebut akan
menghasilkan berbagai bukti yang tertuang dalam kertas kerja audit. Dengan
kertas audit, maka setiap pengoordinasian dan pengorganisasian di setiap
tahapnya sudah dilakukan dengan tepat. 

4
4. Untuk Memberikan Dasar dalam Audit Selanjutnya
Dalam melakukan proses audit yang berulang dengan klien yang sama dan
dalam periode akuntansi yang berbeda, seorang auditor membutuhkan data
atau informasi tentang:
 Sifat usaha klien-nya.
 Catatan dan juga sistem akuntansi klien.
 Pengendalian intern yang dilakukan klien.
 Rekomendasi perbaikan yang diajukan kepada klien dalam proses audit
yang dilakukan sebelumnya.
 Berbagai jurnal penyesuaian yang disarankan untuk menyajikan secara
wajar laporan keuangan yang terdahulu.

Informasi tersebut sangat berguna untuk melakukan proses audit selanjutnya


dan bisa dengan mudah diperoleh dari kertas kerja audit periode sebelumnya.

C. Isi Kertas Kerja Audit

Dalam Standar Audit (SA) Seksi 339 paragraf 05 dikemukakan bahwa kertas
kerja audit pada umumnya berisikan dokumentasi yang menunjukkan:

1. Sudah dilakukannya standar pekerjaan lapangan pertama, yaitu pemeriksaan


sudah direncanakan dan sudah disupervisi dengan baik.

2. Sudah dilakukannya standar pekerjaan lapangan kedua, yaitu pemahaman


yang memadai atas struktur pengendalian intern untuk dapat merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang sudah
dilaksanakan.

3. Sudah dilakukannya standar pekerjaan lapangan yang ketiga, yaitu bukti audit
sudah didapatkan, prosedur audit sudah diterapkan, dan pengujian sudah
dilakukan yang dapat memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang telah diaudit.

5
D. Jenis-jenis Kertas Kerja Audit

Kertas kerja audit terdiri dari beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Program Audit
Program Audit merupakan daftar prosedur untuk memeriksa elemen tertentu
berupa tanggal, paraf, dan penunjukan indeks. Program audit mempunyai
fungsi sebagai suatu alat yang berguna untuk menetapkan jadwal pelaksanaan
dan pengawasan pekerjaan audit.

2. Working Trial Balance


Working Trial Balance merupakan daftar saldo akun buku besar akhir tahun
dengan tahun sebelumnya. Working Trial Balance ini biasanya digunakan
untuk menyesuaikan dan mengklarifikasikan saldo setelah koreksi. Langkah ini
adalah langkah dasar pemeriksaan baik individual maupun selama
pemeriksaan. 

3. Ringkasan Jurnal Penyesuaian


Jurnal penyesuaian merupakan jurnal yang digunakan auditor untuk
mengoreksi apabila ditemukan masalah dalam laporan keuangan klien.

4. Skedul Utama
Skedul utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi
yang dicatat di dalam skedul pendukung untuk berbagai akun yang berkaitan.
Skedul utama digunakan untuk menggabungkan berbagai akun yang ada di
buku besar yang sejenis, yang jumlah saldonya akan disajikan dalam laporan
keuangan dalam satu jumlah. Misalnya, skedul utama kas merupakan
penggabungan berbagai akun yang ada di buku besar, seperti kas di tangan, kas
kecil, dan kas di bank.

5. Skedul Pendukung
Ketika seorang auditor melakukan verifikasi terhadap berbagai unsur yang
terdapat di dalam laporan keuangan yang dibuat klien, maka auditor akan
membuat berbagai macam kertas kerja pendukung yang berguna untuk
menguatkan informasi keuangan dan operasional yang dikumpulkannya.

6
Verifikasi dalam hal ini berupa verifikasi metode, pertanyaan yang muncul,
serta jawabannya. Skedul pendukung juga harus menyajikan kesimpulan yang
dibuat oleh auditor.

E. Prosedur Audit

Menurut Haryono Jusup (2001:136) prosedur audit adalah tindakan-tindakan


yang dilakukan atau metode dan teknik yang digunakan oleh auditor untuk
mendapatkan dan mengevaluasi bukti audit.

Menurut Sukrisno Agoes (2004:125) prosedur audit adalah langkah-langkah


yang dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaannya dan sangat
diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja
secara efisien dan efektif.

Auditor akan menggunakan beberapa jenis prosedur audit yang berbeda untuk
mendapatkan bukti audit yang tepat dan akurat. Prosedur audit yang dilakukan
oleh auditor dapat berbeda tergantung pada resiko perusahaan. Audit yang
memiliki resiko tinggi akan memiliki jumlah prosedur lebih banyak dan rumit
disbanding kan dengan resiko yang lebih rendah.

Auditor juga harus menggunakan pengetahuan dan pertimbangan dalam


merancang prosedur audit yang tepat dan sesuai dengan penilaian resiko. Jenis
prosedur yang digunakan akan didasari pada berbagai jenis audit yang ingin
didapatkan oleh auditor.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian prosedur audit


adalah suatu urutan kegiatan yang dilakukan oleh seorang auditor untuk
memperoleh bukti audit yang cukup guna memperkuat pendapat seorang auditor
sehingga dapat bekerja lebih efisien dan efektif.

7
F. Jenis-Jenis Prosedur Audit

Adapun jenis-jenis prosedur audit yang digunakan untuk memperoleh


informasi penguat antara lain:

1. Inspeksi

Inspeksi mencakup pemeriksaan atas catatan atau dokumen, baik internal


maupun eksternal, dalam bentuk kertas, elektronik, atau media lain, atau
pemeriksaan fisik atas suatu aset. Inspeksi atas catatan dan dokumen
memberikan bukti audit dengan beragam tingkat keandalan, bergantung pada
sifat dan sumbernya, serta, dalam hal catatan dan dokumen internal, efektivitas
pengendalian atas penyusunan catatan atau dokumen tersebut. Contoh inspeksi
yang digunakan sebagai pengujian pengendalian adalah inspeksi atas catatan
bukti otorisasi.

Beberapa dokumen menunjukkan bukti keberadaan aset secara langsung,


sebagai contoh, dokumen yang berupa instrumen keuangan seperti saham atau
obligasi. Namun inspeksi atas dokumen semacam ini mungkin tidak dapat
memberikan bukti audit tentang kepemilikan atau nilai. Inspeksi atas aset
berwujud dapat memberikan bukti audit yang andal dalam hubungannya
dengan keberadaannya, namun tidak dapat digunakan untuk membuktikan
asersi hak dan kewajiban suatu entitas, atau penilaian atas aset tersebut.

2. Observasi

Observasi terdiri dari melihat langsung suatu proses atau prosedur yang
dilakukan oleh orang lain, sebagai contoh, observasi oleh auditor atas
penghitungan persediaan yang dilakukan oleh personel entitas, atau melihat
langsung pelaksanaan aktivitas pengendalian. Observasi memberikan bukti
audit tentang pelaksanaan suatu proses atau prosedur, namun hanya terbatas
pada titik waktu tertentu pada saat observasi dilaksanakan, dan fakta bahwa
adanya observasi.

8
3. Konfirmasi Eksternal

Konfirmasi eksternal merupakan bukti audit yang diperoleh auditor sebagai


respons langsung tertulis dari pihak ketiga (pihak yang mengonfirmasi), dalam
bentuk kertas, atau secara elektronik, atau media lain. Prosedur konfirmasi
eksternal seringkali relevan untuk mencapai asersi yang berhubungan dengan
saldo akun tertentu dan unsur-unsurnya. Namun, konfirmasi eksternal tidak
perlu dibatasi untuk saldo akun saja. Sebagai contoh, auditor dapat meminta
konfirmasi tentang syarat-syarat perjanjian atau transaksi yang dimiliki oleh
suatu entitas dengan pihak ketiga; permintaan konfirmasi dapat dirancang
untuk meminta keterangan apakah telah terjadi modifikasi atas perjanjian, dan
hal-hal penting yang berhubungan dengan perubahan tersebut.

Prosedur konfirmasi eksternal juga dapat dilakukan untuk mendapatkan


bukti audit tentang tidak adanya beberapa kondisi, misalnya, ketiadaan
“perjanjian tambahan (side agreement)” yang mungkin mempengaruhi
pengakuan pendapatan. penghitungan matematis dalam dokumen atau catatan.
Penghitungan ulang dapat dilakukan secara manual atau secara elektronik.

4. Perhitungan kembali

Perhitungan Kembali berarti mengecek akurasi atau ketelitian matematika


(tambah, kurang, kali, bagi, dan lain-lain) dalam catatan atau dokumen.
Perhitungan kembali dapat dilakukan secara manual (dengan tangan atau
“dalam kepala”) atau secara elektronik.

5. Pelaksanaan Kembali

Pelaksanakan kembali adalah pelaksanaan prosedur atau pengendalian


secara independen oleh auditor yang semula merupakan bagian pengendalian
intern entitas.

9
6. Prosedur Analitis

Prosedur analitis terdiri dari pengevaluasian atas informasi keuangan yang


dilakukan dengan menelaah hubungan yang dapat diterima antara data
keuangan dengan data non keuangan. Prosedur analitis juga meliputi
investigasi atas fluktuasi yang telah diidentifikasi, hubungan yang tidak
konsisten antara satu informasi dengan informasi lainnya, atau data keuangan
yang menyimpang secara signifikan dari jumlah yang telah diprediksi
sebelumnya.

7. Permintaan Keterangan

Permintaan keterangan terdiri dari pencarian informasi atas orang yang


memiliki pengetahuan, baik keuangan maupun non keuangan, di dalam atau di
luar entitas. Permintaan keterangan digunakan secara luas sepanjang audit
sebagai tambahan untuk prosedur audit lainnya. Permintaan keterangan dapat
berupa permintaan keterangan resmi secara tertulis maupun permintaan
keterangan secara lisan. Pengevaluasian respons atas permintaan keterangan ini
merupakan bagian terpadu proses permintaan keterangan.

Respons atas permintaan keterangan dapat memberikan informasi yang


sebelumnya tidak dimiliki oleh auditor atau menguatkan bukti audit. Di sisi
lain, respons dapat memberikan informasi yang secara signifikan berbeda dari
informasi yang telah diperoleh auditor. Dalam beberapa hal, auditor dapat
memertimbangkan perlunya untuk memperoleh representasi tertulis dari
manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
untuk mengonfirmasi respons terhadap permintaan keterangan secara lisan.
Kualitas semua bukti audit dipengaruhi oleh relevansi dan keandalan basis
informasi yang digunakan.

10
G. Manfaat Prosedur Audit

Adapun Manfaat dari Prosedut Audit, yaitu :

1. Membantu auditor dalam memperoleh bukti audit yang subtansial untuk


membentuk opini atas laporan keuangan perusahaan.

2. Memberikan gambaran dan membantu auditor dalam merencankan area yang


perlu difokuskan dalam memutuskan jenis prosedur audit yang perlu
diterapkan dengan baik

3. Prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya akan membantu auditor untuk


mengikuti serangkaian langkah yang diperlukan untuk menemukan bukti
audit.

H. Kesalahan Yang Sering Terjadi Dalam Melakukan Prosedur Audit

Dalam melakukan prosedur Audit, akan ada kesalahan atau kelalaian yang
sering terjadi dalam melaksanakannya. Berikut kesalahan yang sering terjadi dan
yang harus dihindari :

1. Ketika melakukan penulisan pada prosedur audit tanpa menjelaskan alasan


prosedur. Misalnya, auditor akan memeriksa contoh barang dari lembar
inventaris ke inventaris, namun tidak memberi tahu tujuan dan alasan
prosedur dalam melakukan hal tersebut.

2. Menyatakan kata pernyataan sebagai alasan untuk melakukan prosedur.


Misalnya, mengonfirmasikan terjadinya penjualan.

3. Melakukan penulisan mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh sistem


pengendalian internal daripada menyatakan prosedur audit. Misalnya, untuk
semua barang yang diterima harus sesuai dengan barang yang diterima
dengan catatan yang diajukan.

4. Menulis prosedur yang tidak jelas . Misalnya, periksa faktur, periksa catatan
yang diterima, dan lain sebagainya. Ini merupakan Prosedurtidak jelas, dan
tidak seharusnya untuk dilakukan dalam melakukan prosedur audit. Karena

11
tidak menyebutkan apa yang harus diperiksa dan alasan untuk apa
memeriksanya. Ketika melakukan berbagai tindakan seperti memeriksa
catatan haruslah memiliki izin dan prosedur yang sudah ditetapkan.

5. Menggunakan prosedur yang tidak dapat dilakukan. Misalnya, setujui


masing-masing barang inventaris fisik ke faktur penjualan. Tidak mungkin
untuk menyetujui barang fisik ke faktur penjualan karena barang sudah akan
dijual.

6. Menggunakan prosedur yang salah. Misalnya, menyetujui rincian dari


pesanan pembelian (seperti uraian barang yang dipesan, jumlah yang dipesan)
untuk barang yang disimpan di toko persediaan. Prosedur Ini adalah prosedur
audit yang salah karena catatan yang diterima adalah barang bukan pesanan
pembelian namun digunakan untuk memperbarui inventaris.

7. Menggunakan prosedur yang tidak praktis. Misalnya, menunjukkan


pemisahan tugas antara orang yang memberi otorisasi kas kecil, merekam
voucher kas kecil dan membagikan kas kecil. Sehingga prosedur yang
dilakukan bukan untuk mempercepat proses audit, tapi akan memperlama dan
mempersulit dalam melakukan prosedur audit.

8. Menulis prosedur audit yang tidak relevan. Misalnya, ketika Anda diminta
untuk menulis yang berkaitan dengan depresiasi aset tidak lancar, tidak tepat
untuk memberikan prosedur audit umum yang berkaitan dengan audit aset
tidak lancar.

Prosedur audit pada awalnya disiapkan pada tahap perencanaan berdasarkan


risiko yang dinilai sesuai dengan lingkungan pengendalian internal serta
pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Untuk memudahkan auditor
dalam melaksanakan atau melakukan prosedur audit. Diperlukan laporan
keuangan yang dapat membantu dalam menghitung dan menyimpan setiap data
atau laporan keuangan secara tepat dan aman.

12
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam dunia audit kertas kerja memiliki peranan yang sangat besar, yaitu
sebagai suatu sarana dalam menilai kualitas kinerja baik terhadap suatu
perusahaan yang sedang diaudit maupun terhadap auditornya sendiri. Kertas kerja
harus menggambarkan kegiatan audit yang menyeluruh meliputi prosedur yang
ditempuh, pengujian yang dilakukan serta metode yang digunakan, informasi
yang diperoleh, serta simpulan atas analisis yang dibuat oleh auditor dimana hasil
auditnya adalah suatu gambaran tentang kualitas yang dimiliki seorang auditor
yang mengaudit suatu perusahaan apakah sudah sesuai dengan standar yang
berlaku atau belum.

Kertas kerja adalah semua catatan tentang informasi atau bukti yang
dikumpulkan auditor untuk menunjukkan pekerjaan yang telah mereka lakukan,
metode dan prosedur yang mereka ikuti dan kesimpulan-kesimpulan yang telah
mereka lakukan. Dengan kertas kerja tersebut auditor menyusun laporannya
kepada klien, serta membuktikan luas auditnya dan membuktikan kemampuan
profesionalnya dalam melaksanakan audit.

Tujuan utama kertas kerja adalah (a) sebagai alat koordinasi, (b) sebagai alat
pengkajian, (c) sebagai dasar penyusunan laporan audit, (d) sebagai pendukung
pendapat auditor. Pada umumnya kertas kerja audit dapat dikategorikan beberapa
golongan yaitu program audit, kertas kerja neraca, jurnal penyesuaian dan
reklasifikasi, skedul utama, dan skedul pendukung.

Selain itu, hubungan antara kertas kerja yang satu dengan kertas kerja yang
lain pada dasarnya saling berkaitan dan kertas kerja tersebut akhirnya akan
mendukung informasi atau data yang disajikan dalam laporan keuangan. Dan
sistem pengarsipan kertas kerja dibagi menjadi dua yaitu arsip permanen dan arsip

13
tahun berjalan. Untuk mencapai mutu kertas kerja yang baik seperti yang
diharapkan, maka berikut uraian pedoman dasar pembuatan kertas kerja yaitu
setiap kertas kerja harus bertujuan, setiap topik dibuatkan kertas kerja tersendiri,
adanya identitas yang benar, setiap kertas kerja harus diberi indek atau indek
silang, semua langkah-langkah atau prosedur audit yang telah dilakukan harus
dinyatakan pada kertas kerja yang bersangkutan, dalam kertas kerja harus
termasuk pula komentar auditor yang mencerminkan kesimpulan terhadap setiap
aspek pekerjaan, hindarilah pekerjaan menulis kertas kerja kembali, kertas kerja
yang sudah selesai pekerjaannya harus disimpan tersendiri dan terpisah dengan
kertas kerja yang belum selesai.

Kertas kerja audit akuntan yang disusun selama pelaksanaan audit, baik
yang disusun oleh auditor sendiri maupun yang disusun oleh klien untuk auditor,
adalah milik auditor (akuntan publik). Oleh karena itu semua kertas kerja tersebut
harus disimpan oleh auditor dengan sebaik-baiknya, dalam arti disimpan secara
teratur sesuai dengan urutan yang logis.

B. Saran

Perlakuan secara hukum yang tegas terhadap semua kegiatan audit beserta
auditornya dan juga terhadap subjek auditnya sangatlah diperlukan. Hal ini dapat
mengurangi tingkat kecurangan yang terjadi dalam proses audit dan juga untuk
menjaga kualitas laporan dan opini hasil auditnya sehingga para pengguna
informasi atau para pihak luar khususnya investor maupun nasabah bank beserta
pengawasnya tidak akan tertipu dengan kecurangan yang sangat merugikan setiap
keputusan investasi pihak luar tersebut.

Proses audit baiknya tidak hanya dilakukan oleh akuntan publik secara
independen penuh akan tetapi harus melibatkan pihak berwenang yang berfungsi
sebagai pengawas audit yang mempunyai kewenangan hukum yang diharapkan
sebagai salah satu pengendalian mutu.

14
15
REVIEW JURNAL TERKAIT KERTAS KERJA

1. Informasi Jurnal

 Judul : PENGARUH PENYUSUNAN KERTAS KERJA AUDIT


TERHADAP KUALITAS LAPORAN AUDIT BIDANG INSTANSI
PEMERINTAH PUSAT PADA KANTOR PERWAKILAN BADAN
PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI
SUMATERA UTARA
 Jurnal : Kertas Kerja Audit, Kualitas laporan Keuangan vol.9 No.2
 ISSN/e-ISSN : 2087- 4669
 Tahun Terbit : Februari 2019
 Penulis: Dr. Renny Maisyarah Sf. MSi. Ak. CA

2. Pendahuluan

Komitmen dari Pemerintah untuk memberantas korupsi, kolusi, dan


nepotisme pada berbagai aspek dalam pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan yang diamanatkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
dalam Ketetapan No. XI/MPR/1998 dan Undang-Undang No. 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN sudah menjadi
agenda yang harus dilaksanakan guna tercapainya transparansi dan akuntabilitas
publik. Hal tersebut merupakan tantangan bagi tugas pengawasan di masa depan
yang harus dihadapi dengan komitmen dan profesionalisme Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah.

Pemerintahan yang bersih atau good governance ditandai dengan tiga pilar
utama yang merupakan elemen dasar yang saling berkaitan. Ketiga elemen dasar
tersebut adalah partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Suatu pemerintahan
yang baik harus membuka pintu yang seluasluasnya agar semua pihak yang terkait
dalam pemerintahan tersebut dapat berperan serta atau berpartisipasi secara aktif,

16
jalannya pemerintahan harus diselenggarakan secara transparan dan pelaksanaan
pemerintahan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan.

Tuntutan atas pelaksanaan akuntabilitas publik tersebut salah satunya adalah


bahwa laporan yang disajikan baik itu laporan keuangan ataupun laporan kinerja
oleh pemerintah kepada publik harus sudah diaudit sebagai bentuk pemberian
pendapat oleh pihak yang independen. Untuk menghasilkan laporang yang baik
dan dapat dipertanggungjawabkan, ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhinya antara lain data atau dokumen-dokumen serta informasi yang
dikumpulkan oleh auditor pada saat melaksanakan audit. Data atau dokumen-
dokumen dan informasi tersebut akan disusun dengan pola tertentu sehingga
menghasilkan kertas kerja audit yang dapat digunakan sebagai bahan pengambilan
keputusan oleh auditor tersebut.

Adanya Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem


Pengendalian Intern Pemerintah semakin menjelaskan pentingnya fungsi auditor
internal khususnya pada institusi pemerintah. BPKP sebagai auditor internal
presiden harus selalu meningkatkan kualitasnya baik individu di dalamnya
maupun institusi secara keseluruhan agar mampu mengemban tugas-tugas yang
diamanatkan. Selain itu, sejalan dengan visi BPKP yang berbunyi, "Auditor
Presiden yang responsif, interaktif, dan terpercaya untuk mewujudkan
akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas”, BPKP perlu melakukan banyak
pembenahan untuk mewujudkan visi tersebut dimana salah satunya diperlukan
suatu perangkat aturan untuk menjamin kualitas audit. Laporan audit internal
merupakan produk satuan audit internal yang secara teratur didistribusikan pada
manajemen senior, dewan direksi, dewan komisaris, dan dewan audit. Dalam
laporan audit internal, auditor memberikan rekomendasi perubahan prosedur dan
standar, menunjukkan bagian-bagian yang beresiko tinggi, dan menyajikan
penilaian atas kualitas sistem dan prosedur.

17
Berdasarkan informasi ini, manajemen menerapkan strategi, kebijakan, dan
keputusan-keputusan lainnya. Laporan audit internal akan bermanfaat bukan
hanya bagi manajemen saja namun bagi auditor internal itu sendiri.Laporan audit
internal mendorong peningkatan pengendalian, pelatihan staf audit, pertimbangan
dalam pengambilan keputusan dan evaluasi kinerja.Untukitu diperlukan laporan
auditor yang berkualitas, dengan laporan auditor internal yang berkualitas maka
manajemen dapat merasakan secara nyata pengaruh dan kontribusi internal audit.
Diantara berbagai cara yang ada, laporanaudit internal merupakan media terbaik
untuk menunjukkan kontribusi auditor internal.

Laporan keuangan suatu negara pada dasarnya harus dikelola secara


bertanggungjawab transparan dan patuh terhadap peraturan dan perundang-
undangan yang ditetapkan oleh pemerintah. Tantangan yang dihadapi dewasa ini,
sektor publik sering dipandang negatif oleh beberapa pihak. Sektor publik tidak
terlepas dari pandangan sebagai sarang korupsi, kolusi, nepotisme, padahal sektor
publik merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintahan yang sumber
legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang
diberikan oleh masyarakat kepada penyelenggara pemerintahan haruslah
diimbangi dengan adanya pemerintahan yang baik. Tiga aspek utama yang
mendukung terciptanya pemerintahaan yang baik yaitu pengawasan,
pengendalian, dan pemeriksaan atau audit. Audit pemerintah merupakan salah
satu elemen penting dalam penegakan kepemerintahan yang baik Rendahnya
sikap independensi yang dimiliki auditor akan mempengaruhi auditor dalam
penerapan Kode Etik Profesi Akuntan Publik sehingga dapat menurunkan kualitas
audit yang dihasilkan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2011)
kualitas audit perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Ketidaktaatan auditor pada prosedur dalam Standar Profesi Akuntan Publik
(SPAP) tidak hanya merugikan Kantor Akuntan Publik secara ekonomis, juga
dapat mengurangi reputasi akuntan publik dimata masyarakat, dan menghilangkan
kepercayaan kreditor dan investor dipasar modal. Dalam menjalankan jasa
profesionalnya auditor seharusnya berpedoman pada Kode Etik Profesi Akuntan
Publik sebagai aturan dasar dalam melaksanakan audit. Hal ini disebabkan karena

18
penerapan Kode Etik Profesi Akuntan Publikyang baik akan mempengaruhi
kualitas audit yang dihasilkan.

3. Metode Penelitian

a) Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat asosiatif yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel.
(Sugiyono,2012:11). Penelitian ini menganalisis sejauh mana pengaruh
Penyusunan Kertas Kerja Audit terhadap Kualitas Laporan Audit Bidang
Instansi Pemerintah Pusat pada Kantor Perwakilan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara.

b) Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada di Bidang Instansi Pemerintah Pusat pada Kantor
Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi
Sumatera Utara.

c) Populasi dan Sampel


Menurut Sugiyono (2012:61) Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi (Sugiyono,2012:62). Adapun populasi dan sampel
yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah adalah seluruh pejabat
fungsional auditor yang berada pada Bidang Instansi Pemerintah Pusat (IPP)
di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara. Utara. yang
berjumlah sebanyak 37.

d) Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Dokumentasi adalah pengumpulan data yang bersumber pada benda-benda

19
tertulis. Pengumpulan data berdasarkan dokumen atau laporan tertulis yang
terpublikasi dan dapat dipertanggungjawabkan Jenis data yang digunakan
dalam penelitian adalah data skunder. Data sekunder, merupakan data yang
diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui studi kepustakaan, yaitu
literature dari buku maupun artikel. Data penelitian ini diperoleh dari Bidang
Instansi Pemerintah Pusat pada Kantor Perwakilan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara.

e) Metode Analisis Data


Analisis dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu
metode dengan mengumpulkan data, dikelompokkan, dan disusun sesuai
kebutuhan analisis berdasarkan pada permasalahan yang dihadapi kemudian
dibandingkan dengan teori-teori relevan sehingga dapat diambil suatu
kesimpulan. Model dan teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan regresi linear berganda. Untuk keabsahan hasil analisis regresi
berganda terlebih dahulu dilakukan uji kualitas instrumen
pengamatan,ujinormalitas data dan uji asumsi klasik. Pengolahan data
menggunakan software statistik.

 Uji Validitas
Validitas data merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Untuk kepentingan uji
validitas dan reliabilitas ini menggunakan program SPSS. Validitas diuji
dengan menggunakan besarnya korelasi antara variabel.Koefisien
korelasi dinyatakan dengan r. Signifikansi antara r kemudian diuji.
Teknik korelasi yang digunakan adalah corrected item total correlation .
Syarat validitas adalah jika rhitung ≥ r tabel.

 Uji Reliabilitas
Setelah masing-masing alat ukur dapat ditentukan validitasnya,kemudian
dilanjutkan dengan reliabilitas. Uji reliabilitas ini hanya dapat dilakukan

20
pada pertanyaan yang telah sahih atau valid.Dalam penelitian ini
digunakan pendekatan konsistensi internal.Prosedurnya hanya satu kali
pengenaan tes kepada kelompok individu sebagai subjek. Untuk
mengukur reliabilitas konsistensi internal dapat menggunakan koefisien
Cronbach’s Alpha > 0.60. Semakin tinggi koefisien alpha, berarti
semakin baik pengukuran suatu instrument.

4. Analisis Data dan Hasilnya

Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa secara parsial kertas kerja


audit berpengaruh dan signifikan terhadap kualitas laporan audit, hal ini dapat
dilihat bahwa kertas kerja auditmemiliki nilai signifikansi 0,000 yang berarti
nilai ini lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai t hitung 13,915 >t tabel 2,040.
Hal ini menunjukan bahwa auditor dalam melakukan audit sangat
berpengaruh terhadap kertas kerja dalam hal menghasilkan audit yang
berkualitas. Kertas kerja audit dimanfaatkan oleh auditor untuk
menghubungkan catatan klien dengan laporan audit yang dihasilkan oleh
auditor,untuk mendukung pendapat dan merupakan bukti bahwa auditor telah
melaksanakan audit yang memadai, dan juga untuk mengkoordinasikan dan
mengorganisasikan. Kualitas laporan audit yang dihasilkan oleh auditor tidak
tujuan penting dalam pembuatan kerta kerja yaitu: mendukung pendapat
auditor atas laporan auditan, mengukatkan simpulan-simpulan auditor dan
kompotensi audit, mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahapan audit,
serta memberikan pedoman dalam auditan berikutnya.

Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan


Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 33 Fungsional Auditor sudah
menjalankan tugasnya dengan baik, dalam hal ini melakukan audit terutama
mengenai kertas kerja serta akan berdampak terhadap kualitas laporan uadit
yang dihasilaknya yaitu tepat waktu, lengkap, akurat, objektif, meyakinkan,
jelas dan ringkas. Laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh fungsional
auditor Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

21
Provinsi Sumatera Utara sudah sesuai menurut Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara (SPKN) yaitu:

 Pernyataan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan Standar


Pemeriksaan ;
 Tujuan, lingkup, dan metodologi pemeriksaan;
 Hasil pemeriksaan berupa temuan pemeriksaan, simpulan, dan
rekomendasi;
 Tanggapan pejabat yang bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan;
 Pelaporan informasi rahasia apabila ada

5. Diskusi/pembahasan

Jurnal ini berisi mengenai Kertas Kerja Audit, dan Kualitas Laporan Audit.

Menurut Mulyadi (2013:11) auditing :suatu proses sistematik untuk


memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan- pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan, serta menyampaikan hasil-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan. Itu merupakn deifinisi audit dari jurnal
tersebut. Dimana jurnal ini menganalisis pengaruh kertas kerja audit terhadap
laporan audit di Sumatra Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis penyusunan


kertas kerja audit

berpengaruh terhadap kualitas laporan audit bidang instansi Pemerintah Pusat


pada Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Provinsi Sumatera Utara. Dalam penelitian ini menggunakan metode sensus.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner
kepada fungsional auditor.penelitianmetode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini analisis uji kualitas data dan uji asumsi klasik. Hasil hipotesis
penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kertas kerja audit berpengaruh

22
dan signifikan terhadap kualitas laporan audit, hal ini dapat dilihat bahwa
kertas kerja auditmemiliki nilai signifikansi 0,000 yang berarti nilai ini lebih
kecil dari 0,05, sedangkan nilai t hitung 13,915 > t tabel 2,040. Adjusted R
Square sebesar 0.858 yang berarti 85,8 % faktor-faktor dari kualitas laporan
audit dapat dijelaskan oleh kertas kerja audit, sedangkan selebihnya sebesar
14,2 % dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti di dalam penelitian ini.

6. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan yang telah dilakukan,
maka penelitian ini menghasilkan dua kesimpulan sebagai berikut:

1) Adjusted R Square sebesar 0.858 yang berarti 85,8 % faktor-faktor


dari kualitas laporan audit dapat dijelaskan oleh kertas kerja audit,
sedangkan selebihnya sebesar 14,2 % dijelaskan oleh faktor lain
yang tidak diteliti di dalam penelitian ini.

2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kertas kerja audit


berpengaruh dan signifikan terhadap kualitas laporan audit, hal ini
dapat dilihat bahwa kertas kerja auditmemiliki nilai signifikansi
0,000 yang berarti nilai ini lebih kecil dari 0,05, sedangkan nilai t
hitung 13,915 > t tabel 2,040.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan sebagaimana telah
disebutkan di atas, dapat dibuat saran sebagai berikut:

1) Bagi para peneliti selanjutnya di sarankan untuk menggunakan


variabel yang lebih banyak sehingga hasil yang diperoleh akan lebih
akurat dan mempunyai cakupan yang luas seperti bukti audit dan
etika audit
2) Para peneliti selanjutnya perlu dilakukan pengamatan objek yang
lebih luas tidak hanya satu tempat saja sehingga dapat dijadikan
acuan untuk suatu permasalahan.

23
7. Kelebihan Jurnal

kelebihan jurnal ini, sudah lengkap dak terstruktur sebagaimana jurnal


biasanya. Bahasa yang di gunakan juga mudah untuk di mengerti pembaca ,
hasil penelitiannya pun sudah lengkap pada tabel tabel yang ada dan
menampilkan nya secara singkat serta jelas.

8. Kekurangan Jurnal

Kekurangannya adalah pada bagian landasan teori, dimana kurang


teperinci seperti mana hasil penelitian yang di cantumkannya. Serta pada
bagian kesimpulan yang terlalu singkat . Pada bagian hasil penelitian tidak di
berikan keterangan mengenai tanda tanda kurva yang ada .

24
DAFTAR PUSTAKA

Jusup, A. H. (2014). Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta: Bagian


Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Mastah Binsis. (2022, Februari 03). Kertas Kerja Audit. Dipetik dari Mastah
Bisnis: https://mastahbisnis.com/kertas-kerja-audit/

Maulida, R. (2021, November 12). Kertas Kerja Audit: Ini Pengertian, Syarat,
dan Tujuannya. Dipetik dari OnlinePajak: https://www.online-pajak.com/tentang-
pajak/kertas-kerja-audit

Oktaviani, V. (2022, Maret 14). Kertas Kerja Audit: Jenis dan Tujuan. Dipetik
dariKompas.com:https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/14/180000969/
kertas-kerja-audit--jenis-dan-tujuan

Maisyarah, Renny.(2019). PENGARUH PENYUSUNAN KERTAS KERJA


AUDIT TERHADAP KUALITAS LAPORAN AUDIT BIDANG INSTANSI
PEMERINTAH PUSAT PADA KANTOR PERWAKILAN BADAN
PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI
SUMATERA UTARA. Kertas Kerja Audit, Kualitas laporan Keuangan, vol.9
No.2, 85-97
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1206013001-3-BAB%20II.pdf
https://www.infoakuntan.com/2013/10/bukti-audit-dan-dokumentasi.html?m=1

https://www.harmony.co.id/blog/apa-saja-proses-dalam-prosedur-audit-simak-
penjelasannya#:~:text=Pengertian%20Prosedur%20Audit.%20Prosedur%20Audit
%20adalah%20langkah-langkah%20yang,yang%20benar%20dan%20adil%20dari
%20posisi%20keuangan%20organisasi

25
26

Anda mungkin juga menyukai