DI SUSUN OLEH
AKUNTANSI S1
UNIVERSITAS JAMBI
PENDAHULUAN
Analisis hubungan biaya – volume – laba merupakan teknik untuk menghitung dampak
perubahan harga jual, volume penjualan, dan biaya terhadap laba, untuk membantu manajemen
dalam perencanaan laba jangka pendek. Kegunaan Informasi Akuntansi Diferensial salah satunya
adalah sebagai alat perencanaan laba jangka pendek. Perencanaan laba jangka pendek dapat
dilakukan dengan melakukan analisis biaya-volume-laba.
1.3. TUJUAN
1
BAB II
PAMBAHASAN
Perencanaan Laba Jangka Pendek dilakukan sebagai bagian dari proses penyusunan
anggaran perusahaan. Dalam perencanaan laba jangka pendek, manajemen mempertimbangkan
berbagai usulan yang berakibat pada :
1. Harga Jual
2. Volume Penjualan
3. Biaya Variabel
4. Biaya Tetap
5. Laba bersih
Oleh karena itu dalam perencanaan jangka pendek manajemen membutuhkan informasi
akuntansi differensial berupa :
1. Taksiran pendapatan diferensial
2. Taksiran biaya diferensial yang berdampak pada laba bersih
Dampak terhadap laba bersih tersebut menjadi salah satu pertimbangan dalam
memutuskan usulan kegiatan dalam proses perencanaan anggaran.
Alat analisis yang mampu memberikan kontribusi yang sangat besar dalam proses
penyusunan anggaran dan berbagai parameter yang bermanfaat untuk perencanaan laba jangka
pendek yaitu :
1. Impas
Impas memberikan informasi tingkat penjualan suatu usaha yang labanya sama dengan
nol. Paramater ini memberikan informasi kepada manajemen, dari jumlah target
pendapatan penjualan yang dianggarkan, berapa pendapatan penjualan minimum yang
harus dicapai agar usaha perusahaan tidak mengalami kerugian.
2. Margin of safety
Memberikan informasi berapa volume penjualan yang dianggarkan atau pendapatan
penjualan tertentu maksimum boleh turun agar suatu usaha tidak menderita rugi.
Berbagai parameter tersebut memberikan bantuan yang penting bagi manajemen dalam
mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan dalam proses penyusunan anggaran perusahaan.
Dalam proses perencanaan laba jangka pendek manajemen memerlukan informasi akuntansi
diferensial untuk mempertimbangkan dampak perubahan volume penjualan, harga jual & biaya
terhadap laba perusahaan. Analisis impas & analisis biaya-volume-laba merupakan teknik untuk
membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek.
Untuk memberikan gambaran proses perencanaan laba jangka pendek, berikut ini diberikan contoh :
Departemen anggaran PT.X menyajikan laporan L/R projeksian (Projected Income Statement )
untuktahun anggaran 20X2 sbb:
PT. X
Jumlah %
3
Dalam proses penyusunan anggaran induk perusahaan, laporan L/R yang disusun dengan metode
variable costing yang membantu manajemen puncak dalam mempertimbangkan usulan kegiatan yang
diajukan oleh manajemen menengah. Keputusan jangka pendek umumnya menyangkut penambahan /
pengurangan volume kegiatan.
Dari laporan L/R yang disusun menurut metode variabel costing, manajemen dapat memperoleh
pemanfaatan dari alat-alat analisis diatas yaitu :
1. Impas
Dari lap.L/R diatas target pendapatan (revenues) yang diharapkan perusahaan Rp.500.000.000,
dari target tersebut manajemen memerlukan informasi berapa pendapatan minimum yang harus
dicapai perusahaan untuk tahun anggaran yang akan datang agar tidak rugi. Dari target tersebut
diatas impas dapat dihitung sebesar Rp. 375.000.000 (Rp. 500.000.000
/ 40%). Angka tersebut diatas menunjukkan bahwa dari target pendapatan penjualan (revenues)
yang direncanakan sebesar Rp. 500.000.000 minimum perusahaan harus dapat menjual Rp.
375.000.000 agar perusahaan tidak rugi.
Jika perusahaan mampu memperoleh pendapatan penjualan diatas impas, perusahaan baru
dapat menghasilkan laba. Semakin rendah impas berarti semakin besar kemungkinan
perusahaan memperoleh kesempatan untuk mendapatkan laba.
2. Margin Of Safety
Dari target pendapatan penjualan tersebut, manajemen memerlukan informasi berapa jumlah
maksimum penurunan target pendapatan penjualan boleh terjadi, agar penurunan tersebut tidak
mengakibatkan perusahaan menderita kerugian. Untuk menjawab pertanyaan tersebut
manajemen memerlukan informasi margin of safety dari anggaran laba projeksian tahun
anggaran yang akan datang. Dari data dalam contoh 1. karena impas diatas sebesar 375.000.000,
maka jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan yang tidak menyebabkan
perusahaan mengalami kerugian adalah Rp. 125.000.000 ( Rp. 500.000.000 – Rp. 375.000.000 )
atau 25% (Rp. 125.000.000/Rp.500.000.000).
Semakin besar margin of safety semakin besar kesempatan perusahaan memperoleh
laba, semakin kecil margin of safety semakin rawan perusahaan terhadap penurunan
target pendapatan penjualan.
Jika margin of safety ratio, yang merupakan ratio antara margin of safety dan
pendapatan penjualan sebesar 25%, berarti penurunan target pendapatan penjualan
sedikit diatas 25% telah menyebabkan perusahaan menderita kerugian.
4
3. Titik penutupan usaha ( Shut Down Point )
Suatu usaha tidak layak secara ekonomis untuk dilanjutkan jika pendapatan penjualannnya
tidak cukup untuk menutup biaya tunainya. Dari contoh 1 diketahui bahwa biaya tetap
perusahaan tersebut sebesar Rp. 150.000.000, 100.000.000 merupakan biaya tunai, maka
anggaran thn 20X2, titik penutupan usaha sebesar Rp.250.000.000 (Rp. 100.000.000 / 40%). Hal
ini berarti dibawah pendapatan penjualan sebesar 250.000.000, usaha perusahaan secara
ekonomis tidak pantas dilanjutkan karena pendapatan penjualan dibawah jumlah terebut akan
mengakibatkan perusahaan tidak mampu membayar biaya tunainya.
Untuk menentukan berapa unit yang harus terjual untuk mencapai titik impas dapat
dihitung dengan cara :
2. Margin Of Safety
Analisis impas memberikan informasi mengenai berapa jumlah volume penjualan
minimum agar perusahaan tidak menderita kerugian. Jika angka impas dihubungkan
dengan angka pendapatan penjualan yang dianggarkan atau pendapatan penjualan tertentu,
akan diperoleh informasi berapa volume penjualan yang dianggarkan atau pendapatan
penjualan tertentu boleh turun agar perusahaan tidak menderita rugi. Selisih antara volume
penjualan yang dianggarkan dengan volume penjualan impas merupakan angka margin of
safety.
Angka margin of safety ini berhubungan langsung dengan laba apabila dihubungkan
dengan marginal income ratio (profit-volume ratio)
Laba = Profit volume ratio x Margin of safety ratio
Laba = Laba kontribusi x Margin of safety
Pendapatan penjualan Pendapatan penjualan
7
BAB III
PENUTUP
Perencanan laba adalah pengembangan dari suatu rencana operasional untuk mencapai sasaran dan
tujuan. Laba penting dalam perencanaan karena rencana yang diharapkan adalah laba yang
memuaskan. Anggaran adalah merupakan suatu rencana yang di curahkan kedalam keuangan dan
istilah kuantitaf lain. Perencanaan laba jangka pendek dapat dilaksanakan dengan mudah jika
didasarkan pada laporan laba-rugi projeksian, yang disusun berdasarkan metode variable costing.
8
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2001. Akuntansi manajemen konsep, manfaat & rekayasa edisi 3.Jakarta : Salemba
Empat (PT Salemba Empan Patria)
akuntansi-manajemen-mulyadi-bab-1-10.pdf
https://rahmatsuharjana.blogspot.com/2013/02/penggunaan-informasi-akuntansi_14.html
https://www.academia.edu/36167115/Makalah_Perencanaan_Laba