NPM:2001103010036
MK:ALK_34
RESUME PERTEMUAN KE 10
Break Even Point adalah titik impas saat laba yang didapatkan mempunyai nilai setara
dengan yang diperlukan dalam proses produksi. Definisi lainnya dari Break Even Point adalah
kondisi di mana jumlah seluruh pendapatan setara dengan jumlah seluruh pengeluaran di setiap
produksi jasa atau barang. Dalam posisi tersebut, laba bernilai nol mutlak, yang bagi orang awam
banyak dikenal dengan sebutan balik modal.
Menghitung BEP pada dasarnya tidak terlalu sulit, tapi perlu dilakukan dengan teliti dan
memastikan tidak ada elemen pembentuk yang terlewat. Berikut adalah 3 cara atau rumus untuk
menghitung. Break Even Point.
BEP Unit
Rumus BEP ini didapat dari fixed cost dibagi margin kontribusi setiap unit. Nilai margin tersebut
didapatkan dari selisih harga jual dengan variable cost per unit. Nilai margin juga bisa
didapatkan dari hasil bagi antara jumlah keseluruhan penjualan dengan variable cost.
Dalam kata lain, rumus BEP Unit adalah:
BEP Unit = (Fixed Cost)/(harga unit – variable cost unit)
2)CONTRIBUTION MARGIN
Margin kontribusi adalah suatu nilai pendapatan bersih setelah dikurangi dengan berbagai
biaya variabel jika dirumuskan, maka akan terlihat seperti ini:
Berdasarkan rumus tersebut bisa kita lihat bahwa terdapat dua komponen penting yang
digunakan dalam menghitung margin contribution, yakni penjualan bersih atau pendapatan
bersih dan juga biaya variabel.Jika membuat suatu produk ataupun memberikan suatu jasa dan
memberikan biaya variabel seperti biaya packing dan ongkos kirim, maka nilai sisanya adalah
margin kontribusi.Hal ini menjadi cara yang berbeda dalam memaknai laba bisnis. Pada
implikasinya, margin contribution digunakan sebagai alat untuk melihat seberapa banyak
pendapatan penjualan bisnis agar bisa menutupi biaya tetap setelah mengeluarkan unsur biaya
variabel.
Diketahui:
Penjualan bersih = Rp800 juta
Biaya variabel = Rp 500 juta
Penyelesaiannya:
Margin kontribusi = penjualan bersih – Biaya variabel
Margin kontribusi = Rp 800 juta – Rp 500 juta
Margin kontribusi = Rp 300 juta
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka bisa kita ketahui bahwa margin kontribusi dari
perusahaan tersebut adalah Rp 300 juta. Itu artinya, perusahaan tersebut mempunyai dana 300
juta rupiah untuk menutupi biaya tetapnya dan sisa margin setelah biaya tetapnya ditutupi
dengan laba perusahaan.
Laba Margin Kontribusi: Rumus dan Fungsinya Terhadap Break Even Point
cara perhitungan rasio dalam margin kontribusi
Langkah pertama:
Rasio margin kontribusi = ( total penjualan – total biaya variabel): jumlah unit yang
dijual
Langkah kedua:
Break even point = Total biaya tetap/ margin kontribusi per unit
Analisa rasio margin kontribusi selain BEP dan rasio margin contribution, perusahaan
juga harus memahami dan juga melakukan analisa rasio keuangan. Dengan adanya analisis ini,
maka perusahaan bisa menilai performa berdasarkan berbagai data yang sudah tersaji dalam
laporan keuangan.
Rasio kegiatan seperti rasio perputaran piutang, rasio perputaran aktiva, dll.
Rasio profitabilitas, seperti margin laba bersih, rasio pengembalian aset sampai dengan
penghasilan per saham perusahaan.
Rasio solvabilitas seperti rasio utang atas aset
Rasio likuiditas, seperti rasio lancar, rasio kas sampai rasio perputaran kas
Setiap rasio keuangan di atas memiliki fungsinya masing-masing, tapi akan sama-sama pukul
untuk digunakan. Fungsi yang paling utama adalah dalam memberikan informasi kepada
pebisnis bahwa perusahaan atau pebisnis dalam keadaan tertentu itu sedang mengalami
penurunan ataupun kemajuan.
3)MARGIN OF SAFETY
margin of safety adalah selisih dari nilai intrinsik suatu aset dan harga pasar aset tersebut.
Konsep margin keamanan mempertimbangkan dua faktor dalam pembelian suatu aset, yakni
nilai intrinsik aset dan harga jualnya. Perlu digarisbawahi bahwa nilai dan harga merupakan dua
hal yang berbeda. Nilai yaitu apa yang diperoleh, sedangkan harga adalah besar nominal yang
harus dibayar.
Nilai intrinsik aset ialah nilai sebenarnya sebuah aset, dilihat dari berbagai aspek.
Misalnya bagi aset berupa saham perusahaan, nilai intrinsiknya berkaitan dengan keadaan
fundamental dan keuangan perusahaan. Sementara harga pasar merupakan harga saham
perusahaan di pasar modal pada kurun waktu tertentu. Bagi Warren Buffet, seorang investor
kawakan yang juga pengikut Graham, daripada menginvestasikan dana pada perusahaan dengan
nilai intrinsik biasa saja masih lebih baik berinvestasi pada perusahaan yang nilai intrinsiknya
tinggi, meskipun misalnya harga sahamnya tidak murah (selama masih masuk akal). Satu hal
yang perlu diingat, jangan sampai membeli saham dengan harga jual di atas nilai intrinsiknya.
Menurut Buffet, saat akan membeli saham pilihlah saham dari perusahaan yang
mempunyai laporan keuangan dengan pertumbuhan yang bagus setiap tahunnya. Selain itu,
perhatikan bagaimana performa kerja karyawannya. Pastikan perusahaan berkinerja baik, stabil,
dan bisnisnya prospektif.