Anda di halaman 1dari 25

Break Even Point (BEP)

Bagaimana cara menghitung atau mencari Break Even Point (BEP) baik itu
dalam unit produksi atau nilai Rupiah dalam bisnis, pelajari apa saja rumus
perhitungan yang digunakan lengkap dengan contoh di blog Mekari Jurnal.

Sebagai seorang pebisnis, Anda tentu sering membuat keputusan terkait


investasi untuk pengembangan pemasaran.

Untuk menghitung berapa tahun perusahaan dapat menghasilkan


keuntungan atau untuk memastikan kapan usaha Anda mengalami balik
modal.

Karena itu Anda harus paham tentang cara menghitung Break Even
Point (BEP) dan menganalisanya.

Break Even Point atau nama lain dari analisis titik impas diartikan sebagai
suatu keadaan atau titik di mana perusahaan dalam kegiatan operasinya
tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian juga.

Jumlah laba dan biaya suatu perusahaan dalam posisi yang sama atau
seimbang, sehingga dalam prosesnya tidak mendapatkan keuntungan dan
kerugian.

Apa Itu Break Even Point (BEP)?


Break Even Point (BEP) adalah titik dimana pendapatan sama dengan
modal yang dikeluarkan, tidak terjadi kerugian atau keuntungan.

Total keuntungan dan kerugian ada pada posisi 0 (nol).

Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan


biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap
dan biaya variabel.

Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian
biaya tetap, maka artinya perusahaan menderita kerugian.
Sebaliknya, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang
harus di keluarkan, maka perusahaan tersebut akan memperoleh
keuntungan.

Perhitungan untuk mencari nilai Break Even Point (BEP) sangat penting bagi
sebuah perusahaan karena dapat membantu Anda dalam membuat
keputusan, seperti contoh apakah Anda perlu menaikkan harga produk atau
mengurangi biaya operasional.

Selain itu, informasi ini juga sering digunakan oleh para pelaku saham.

Kalkulasi saham yang dibuat dengan menggunakan metode Break Even


Point (BEP) saat seseorang melakukan kegiatan jual beli saham dapat
menganalisa kapan saat yang tepat untuk membeli (call) dan kapan harus
menjual (put).
Manfaat dan Tujuan Titik Impas (Break
Even Point / BEP)
Dalam dunia bisnis, titik impas (break even point) merupakan tolok ukur
yang penting dalam mengevaluasi kinerja dan keberhasilan suatu
perusahaan.
Berikut adalah beberapa manfaat dan tujuan dari titik impas:

Untuk Menentukan Efisiensi Kerja


Titik impas membantu perusahaan dalam mengevaluasi efisiensi kerja
mereka.

Dengan mengetahui titik impas, perusahaan dapat mengidentifikasi sejauh


mana mereka mencapai tingkat produksi yang menghasilkan pendapatan
yang cukup untuk menutupi biaya operasional.

Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan penggunaan


sumber daya dan meningkatkan efisiensi operasional.

Untuk Menentukan Berapa Besar Kapasitas Produksi yang


Tersisa
Dengan mengetahui titik impas, perusahaan dapat menilai kapasitas
produksi yang tersisa.

Mereka dapat menentukan apakah masih ada kapasitas produksi yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan volume produksi atau menghasilkan
produk baru.

Hal ini membantu perusahaan dalam merencanakan ekspansi bisnis dan


pengembangan produk.

Untuk Membantu Permudah Perusahaan dalam Melihat Potensi


Keuntungan atau Laba
Titik impas memungkinkan perusahaan untuk memperkirakan potensi
keuntungan atau laba yang dapat mereka capai.

Dengan memahami titik impas, perusahaan dapat menentukan target


penjualan yang diperlukan untuk mencapai tingkat keuntungan yang
diinginkan.

Hal ini membantu perusahaan dalam merencanakan strategi pemasaran dan


penetapan harga yang tepat.
Untuk Membantu dalam Mengetahui Perubahan Pada Nilai Laba
Saat Terjadi Perubahan Harga Produk
Titik impas juga memberikan pemahaman tentang dampak perubahan harga
produk terhadap nilai laba perusahaan.

Dengan mengetahui titik impas, perusahaan dapat menganalisis dan


memprediksi perubahan laba yang terjadi saat harga produk berubah.

Hal ini memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan yang tepat


dalam menetapkan harga produk mereka dan mengoptimalkan profitabilitas.

Dalam kesimpulannya, titik impas memiliki peranan penting dalam evaluasi


kinerja dan perencanaan bisnis perusahaan.

Dengan memahami dan menggunakan titik impas secara efektif, perusahaan


dapat meningkatkan efisiensi kerja, mengoptimalkan kapasitas
produksi, merencanakan strategi pemasaran, dan mengambil keputusan
yang tepat dalam menentukan harga produk.
Konsep Titik Impas
Perhitungan atau penutupan BEP tergantung pada konsep-konsep yang
mendasari atau asumsi yang digunakan didalamnya.

Menurut Susan Irawati dalam bukunya “Manajemen Keuangan”, terdapat


beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam menghitung Break Even
Point (BEP) yaitu adalah sebagai berikut:

1. Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus digolongkan


kedalam biaya tetap dan biaya variabel.
2. Biaya variabel yang secara total berubah sesuai dengan perubahan volume,
sedangkan biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total.
3. Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan kegiatan,
sedangkan biaya tetap perunit akan berubah-ubah.
4. Harga jual per-unit konstan selama periode dianalisis.
5. Jumlah produk yang diproduksi dianggap selalu habis terjual.
6. Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, bila perusahaan
membuat atau menjual lebih dari satu jenis produk maka “perimbangan hasil
penjualan” setiap produk tetap.

Selain itu, ada juga istilah yang disebut Break Even Analysis yang
merupakan dasar dari seluruh metode titik impas.

Fungsi Break Even Analysis adalah untuk mengetahui volume penjualan


akan menghasilkan keuntungan atau kerugian.

Apa Itu Break Even Analysis?


Break Even Analysis (Analisis Titik Impas) adalah metode yang digunakan
dalam analisis keuangan untuk menentukan titik di mana pendapatan yang
diperoleh sama dengan biaya total, sehingga perusahaan tidak mengalami
keuntungan atau kerugian.

Dalam analisis ini, Break Even Point (Titik Impas) dihitung untuk
menentukan jumlah unit atau pendapatan yang diperlukan agar perusahaan
mencapai titik impas.

Break Even Analysis melibatkan perhitungan biaya tetap, biaya variabel, dan
harga jual per unit produk.

Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah tergantung pada volume
produksi atau penjualan, seperti sewa, gaji karyawan tetap, dan biaya
administrasi.

Biaya variabel, di sisi lain, berubah sesuai dengan volume produksi atau
penjualan, seperti bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
produksi lainnya.

Dalam analisis ini, Break Even Point (Titik Impas) dapat dihitung dalam
jumlah unit atau pendapatan dengan rumus sebagai berikut:
 Cara Mencari dan Menghitung BEP / Break Even Point dalam Jumlah Unit =
Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
 Cara Mencari dan Menghitung BEP / Break Even Point dalam Pendapatan =
Biaya Tetap / Kontribusi Margin Ratio
 Kontribusi Margin Ratio = (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit) /
Harga Jual per Unit

Dengan menggunakan analisis ini, perusahaan dapat mengetahui jumlah


unit atau pendapatan minimum yang harus dicapai agar tidak mengalami
kerugian.

Selain itu, analisis ini juga membantu perusahaan dalam merencanakan


strategi penjualan, mengevaluasi kinerja keuangan, dan mengidentifikasi
risiko dan peluang bisnis.
Manfaat perhitungan Break Even Analysis yaitu:
1. Memberikan informasi banyaknya investasi yang butuhkan agar dapat
mengimbangi pengeluaran awal.
2. memberi margin sebagai langkah pembatas supaya tidak mengalami
kerugian
3. Digunakan secara luas, baik dalam analisa jual beli saham dan menganalisa
budget dari berbagai macam project yang dilakukan perusahaan.
Komponen dalam Perhitungan Break
Even Point (BEP)
Sebelum Anda menghitung nilai Break Even Point (BEP), baik itu dalam unit
produksi atau Rupiah, terlebih dahulu Anda harus memahami komponen
penting di dalamnya:

1. Biaya Tetap (Fixed Cost), baik ketika perusahaan sedang berproduksi


maupun tidak berproduksi.
2. Biaya Variable (Variabel Cost), Komponen ini bersifat dinamis dan
bergantung pada tingkat volume produksinya. Jika produksi meningkat,
maka biaya variabel juga akan meningkat.
3. Harga Jual (Selling Price), harga jual per unit barang atau jasa yang telah
diproduksi.
4. Pendapatan (Revenue), merupakan jumlah pemasukan yang diterima oleh
penjual barang.
5. Laba (Profit) , merupakan sisa penghasilan setelah dikurangi biaya tetap
dan biaya variable.

Baca Juga : Cara Menghitung Laba Kotor Perusahaan, Ini Rumusnya!

Metode Perhitungan dan Rumus Cara


Menghitung Break Even Point (BEP)
Dalam dunia akuntansi, Break Even Point (BEP) sering digunakan untuk
menemukan persamaan dimana biaya yang dikeluarkan untuk produksi
barang sesuai dengan pendapatan yang didapat dalam satu periode.

Ada beberapa rumus yang biasa digunakan sebagai cara untuk


menghitung Break Even Point Analysis (BEP), yaitu adalah sebagai
berikut:

BEP = Biaya Tetap : (Harga jual per unit – biaya variabel per unit )

Selisih dari pengurangan harga jual per unit dan biaya variabel per unit
adalah rumus dari margin kontribusi (contribution margin).
Cara ini bisa digunakan untuk mengetahui titik dimana jumlah beban setara
dengan jumlah biaya dan jumlah unit yang dikeluarkan.

BEP = Biaya tetap : Margin kontribusi per unit

BEP tidak hanya dapat dihitung dalam bentuk unit, jika Anda sudah
mengetahui berapa banyak minimal unit yang harus dijual untuk
menutup biaya produksi Anda dapat mengalikannya dengan biaya per
unitnya.

Apabila diinginkan dalam mata uang Rupiah, maka dari formulasi


rumus break even point dalam unit dikalikan dengan harganya, sehingga :

BEP dalam bentuk mata uang = harga jual per unit x BEP per unit

Setelah mengetahui rumus cara menghitung Break Even Point (BEP) untuk
bisnis, Anda juga perlu mengetahui tentang margin kontribusi.

Margin kontribusi dapat mengetahui berapa keuntungan dari suatu produk


yang berhasil dijual, dengan mengukur efek dari sales terhadap keuntungan.

Rumus cara menghitungnya yaitu:

Margin kontribusi : Total sales – Biaya variabel

Dalam menghitung margin kontribusi, hal penting yang harus perhatikan


adalah biaya variabel yang dikenakan, baik relasinya dengan total biaya
ataupu dengan total penjualan atau sales suatu perusahaan.

Dengan menggunakan margin kontribusi sebuah perusahaan dapat


memisahkan biaya tetap produksinya dengan keuntungan yang didapat.

Dengan begitu perusahaan mengetahui interval harga produk yang akan


dijual.

Anda juga bisa mencari dan menghitung Break Even Point dengan
menggunakan aplikasi akuntansi Jurnal. Klik di sini untuk coba gratis !
Contoh Langkah Cara Menghitung Titik
Impas (Break Even Point / BEP) Secara
Umum
Titik impas (break even point) adalah titik di mana pendapatan perusahaan
sama dengan biaya total, sehingga perusahaan tidak menghasilkan
keuntungan atau kerugian.

Berikut adalah contoh cara menghitung titik impas:

1. Menghitung Biaya Tetap (Fixed Costs):


 Identifikasi semua biaya tetap yang harus dibayar perusahaan dalam
periode tertentu. Contohnya adalah sewa, gaji tetap karyawan, asuransi, dan
biaya administrasi.
 Jumlahkan semua biaya tetap tersebut. Misalnya, total biaya tetap per bulan
adalah Rp 10.000.000.

2. Menghitung Biaya Variabel per Unit (Variable Costs):


 Identifikasi biaya variabel yang berkaitan dengan produksi atau penjualan
suatu produk. Misalnya, biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya
pengemasan.
 Hitung biaya variabel per unit produk. Misalnya, biaya variabel per unit
adalah Rp 5.000.

3. Menentukan Harga Jual per Unit:


 Tentukan harga jual per unit produk atau layanan. Misalnya, harga jual per
unit adalah Rp 15.000.

4. Menghitung Titik Impas dalam Jumlah Unit:


 Bagi biaya tetap dengan selisih antara harga jual per unit dan biaya variabel
per unit. Misalnya, Titik Impas = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya
Variabel per Unit).
 Jika biaya tetap adalah Rp 10.000.000, harga jual per unit adalah Rp 15.000,
dan biaya variabel per unit adalah Rp 5.000, maka Titik Impas = Rp
10.000.000 / (Rp 15.000 – Rp 5.000) = 1.000.000 / Rp 10.000 = 100 unit.

Dalam contoh di atas, perusahaan harus menjual minimal 100 unit produk
untuk mencapai titik impas di mana pendapatannya sama dengan biaya
total.

Jika perusahaan menjual lebih dari 100 unit, mereka akan menghasilkan
keuntungan.

Jika perusahaan menjual kurang dari 100 unit, mereka akan mengalami
kerugian.

Penting untuk diingat bahwa contoh di atas bersifat sederhana dan hanya
menggambarkan konsep dasar penghitungan titik impas.

Dalam situasi nyata, perusahaan perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain


seperti fluktuasi harga bahan baku, perubahan biaya tetap, dan perubahan
harga jual untuk menghitung titik impas dengan lebih akurat.
Cara Menghitung Break Even
Point (BEP) dengan Contoh Soal
Berikut ini adalah contoh serta rumus cara menghitung atau mencari Break
Even Point (BEP) dengan menggunakan sebuah studi kasus dari bisnis
UMKM:

Contoh Cara Menghitung BEP Dan Contoh Soal 1


Sebuah perusahaan yang diberi nama “Usaha Gemilang” memiliki data-data
biaya dan rencana produksi seperti berikut ini:

Biaya Tetap sebulan adalah sebesar Rp140 juta yaitu terdiri dari:

 Biaya Gaji Pegawai + Pemilik : Rp75.000.000


 Biaya Penyusutan Mobil : Rp1.500.000
 Biaya Asuransi Kesehatan : Rp15.000.000
 Biaya Sewa Gedung Kantor : Rp18.500.000
 Biaya Sewa Pabrik : Rp30.000.000

Biaya Variable per Unit Rp75.000.00 yaitu terdiri dari :

 Biaya Bahan Baku : Rp35.000


 Biaya Tenaga Kerja Langsung : Rp25.000
 Biaya Lain : Rp.15.000

Harga Jual per Unit Rp95.000

Sekarang mari kita hitung berapa tingkat BEP usaha tersebut baik dalam
unit maupun dalam rupiah dengan menggunakan rumus

Contoh perhitungan BEP “Usaha Gemilang” adalah sebagai berikut:

Break Even Point (BEP) Unit = Biaya Tetap : (harga/unit – biaya


variable/unit)

BEP Unit =Rp.140.000.000 : (Rp95.000 – Rp75.000)

= Rp140.000.000 : Rp20.000

= 7000

Jadi, dengan rumus ini, nilai BEP dari contoh di atas adalah 7.000 unit

Break Even Point (BEP) Rupiah = Biaya Tetap : ( kontribusi margin /


unit harga / unit)

BEP Rupiah = Rp.140.000.000 : (Rp20.000 Rp95.000)


= Rp140.000.000 : 0.2105

= Rp665.083.135

Jadi, dengan rumus perhitungan di atas, BEP dalam nilai Rupiah dari contoh
di atas adalah Rp665.083.135.

Nah, kira kira seperti itu contoh rumus perhitungan Break Even Point (BEP)
dalam nilai Rupiah dan Unit.

Bisa disimpulkan bahwa untuk memperoleh titik impas dengan harga


penjualan sebesar Rp95.000, maka perusahaan harus dapat menjual
sebanyak 7.000 unit.

Jika jumlah penjualan tidak sampai 7.000 unit, maka tidak akan menutup
biaya produksi yang sudah sudah dikeluarkan.

Dengan mengetahui kapan perusahaan melewati tingkat BEP, Anda juga


akan dapat menghitung berapa minimal penjualan untuk mendapatkan laba
yang Anda targetkan.

Sebagai manager atau pemilik usaha, Anda dapat menambahkan laba yang
ditargetkan tersebut dengan biaya tetap yang anda miliki.

Misalnya target laba sebulan adalah Rp60 juta, maka minimal penjualan
yang harus dicapai adalah sebagai berikut:

Rumus cara mencari BEP Laba = (biaya tetap + target laba) : (harga/unit-
biaya variable/unit)

= (140.000.000 + 60.000.000) : (95.000 – 75.000)

= 200.000.000 : 20.000

= 10.000 unit
Contoh Cara Menghitung BEP Dan Contoh Soal 2
Misalnya ada seorang akuntan manajer perusahaan ABC bertanggung
jawab dalam operasional produksi dan persediaan stok barang ingin
mengetahui jumlah sales yang diperlukan untuk menutup biaya operasional
sebesar Rp.50.000.000,- dan ingin mendapat keuntungan sebesar
Rp.20.000.000,-

Penjabaran biaya yang dikeluarakan untuk operasional adalah sebagai


berikut:

Total biaya tetap: 50.000.000


Biaya variabel per unit: 30.000

Harga jual per unit: 50.000

Keuntungan yang diinginkan: 20.000.000

Berikut adalah cara menghitung atau mencari nilai unit Break Even
Point (BEP) untuk contoh soal ini:

BEP = Total biaya tetap : margin kontribusi

= 50.000.000 : (50.000 – 30.000)

= 50.000.000 : 20.000

= 2,500 Unit

Artinya perusahaan harus menjual 2,500 unit agar tidak mengalami kerugian
tidak akan memperoleh keuntungan.

Poin penting selanjutnya bagi akuntan manajer yang mengawasi produksi


adalah menghitung dalam bentuk rupiah atau mata uang lainya.

Kendalanya semua biaya baik itu biaya tetap ataupun variabel harus dalam
nilai Rupiah.

BEP dalam Rupiah = Harga jual per unit x BEP unit

= 50.000 x 2.500 unit

= Rp.125.000.000

Selanjutnya yang merupakan point penting dalam perhitungan analisis Break


Even Point (BEP) adalah bagaimana penerapan untuk menghasilkan nilai
atau keuntungan unit yang dinginkan.

N unit yang dibutuhkan = (Keuntungan yang diingankan : Margin


kontribusi) + BEP unit
= (20.000.000 : 20.000) + 2.500

= 1.000 +2.500

= 3.500 unit

Dengan menggunakan korelasi dari metode cara mencari BEP dan break
even analysis, manajer produksi ABC dapat mengetahui berapa banyak unit
yang harus terjual agar perusahaan ABC mendapat keuntungan yang di
inginkan.

Dalam contoh kasus ini, Perusahaan ABC harus menjual sebanyak 3.500
unit agar memperoleh keuntungan sebesar Rp.20.000.000.
Contoh Cara Menghitung BEP Dan Contoh Soal 3
Sebuah perusahaan menghasilkan dan menjual suatu produk dengan
harga jual per unit sebesar Rp 20.000.

Biaya tetap per bulan adalah Rp 200.000.000, sedangkan biaya variabel


per unit adalah Rp 10.000.

Berapa jumlah unit yang harus dijual agar mencapai titik impas?

Pembahasan:

1. Biaya Tetap (Fixed Costs): Rp 200.000.000


2. Biaya Variabel per Unit (Variable Costs): Rp 10.000
3. Harga Jual per Unit: Rp 20.000

Langkah-langkah perhitungan cara mencari BEP:

Titik Impas = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)

Titik Impas = Rp 200.000.000 / (Rp 20.000 – Rp 10.000)

Titik Impas = Rp 200.000.000 / Rp 10.000

Titik Impas = 20.000 unit

Jadi, perusahaan harus menjual minimal 20.000 unit produk agar mencapai
titik impas di mana pendapatannya sama dengan biaya total.

Jika perusahaan menjual lebih dari 20.000 unit, mereka akan menghasilkan
keuntungan.

Jika perusahaan menjual kurang dari 20.000 unit, mereka akan mengalami
kerugian.

Penting untuk diingat bahwa contoh di atas adalah situasi sederhana dan
perhitungan titik impas dapat lebih kompleks tergantung pada faktor-faktor
lain seperti fluktuasi harga bahan baku, perubahan biaya tetap, dan
perubahan harga jual.
Contoh Soal Cara Menghitung BEP (Break Even Point) Unit 1
Berikut adalah contoh soal menghitung Titik Impas (Break Even Point / BEP)
dalam jumlah unit:

Sebuah perusahaan memproduksi dan menjual produk dengan harga


jual per unit sebesar Rp 50.000.

Biaya tetap per bulan adalah Rp 1.000.000.000, sedangkan biaya


variabel per unit adalah Rp 30.000.

Berapa jumlah unit yang harus dijual agar mencapai titik impas?

Pembahasan:

1. Biaya Tetap (Fixed Costs): Rp 1.000.000.000


2. Biaya Variabel per Unit (Variable Costs): Rp 30.000
3. Harga Jual per Unit: Rp 50.000

Langkah-langkah perhitungan: Titik Impas (dalam jumlah unit) = Biaya Tetap


/ Kontribusi Margin per Unit Kontribusi Margin per Unit = Harga Jual per Unit
– Biaya Variabel per Unit

Kontribusi Margin per Unit = Rp 50.000 – Rp 30.000 = Rp 20.000

Titik Impas (dalam jumlah unit) = Rp 1.000.000.000 / Rp 20.000 Titik Impas


(dalam jumlah unit) = 50.000 unit

Jadi, perusahaan harus menjual minimal 50.000 unit produk agar mencapai
titik impas di mana pendapatannya sama dengan biaya total.

Jika perusahaan menjual lebih dari 50.000 unit, mereka akan menghasilkan
keuntungan. Jika perusahaan menjual kurang dari 50.000 unit, mereka akan
mengalami kerugian.

Cara menghitung bep / perhitungan titik impas unit ini memberikan informasi
penting kepada perusahaan untuk merencanakan strategi penjualan,
mengevaluasi kinerja keuangan, dan mengoptimalkan laba perusahaan.
Contoh Soal Cara Menghitung BEP (Break Even Point) Unit 2
Berikut ini adalah contoh lain cara menghitung Titik Impas (Break Even Point
/ BEP) dalam jumlah unit dengan pendekatan yang berbeda:

Sebuah perusahaan memproduksi dan menjual produk dengan harga


jual per unit sebesar Rp 100.000.

Biaya tetap per bulan adalah Rp 2.000.000.000, sedangkan biaya


variabel per unit adalah Rp 60.000.

Berapa jumlah unit yang harus dijual agar mencapai titik impas?

Pembahasan:

1. Biaya Tetap (Fixed Costs): Rp 2.000.000.000


2. Biaya Variabel per Unit (Variable Costs): Rp 60.000
3. Harga Jual per Unit: Rp 100.000

Langkah-langkah perhitungan: Titik Impas (dalam jumlah unit) = Biaya Tetap


/ Kontribusi Margin per Unit Kontribusi Margin per Unit = Harga Jual per Unit
– Biaya Variabel per Unit

Kontribusi Margin per Unit = Rp 100.000 – Rp 60.000 = Rp 40.000

Titik Impas (dalam jumlah unit) = Rp 2.000.000.000 / Rp 40.000 Titik Impas


(dalam jumlah unit) = 50.000 unit

Jadi, perusahaan harus menjual minimal 50.000 unit produk agar mencapai
titik impas di mana pendapatannya sama dengan biaya total.

Jika perusahaan menjual lebih dari 50.000 unit, mereka akan menghasilkan
keuntungan. Jika perusahaan menjual kurang dari 50.000 unit, mereka akan
mengalami kerugian.

Cara menghitung bep / perhitungan titik impas unit ini memberikan informasi
penting kepada perusahaan untuk merencanakan strategi
penjualan, mengevaluasi kinerja keuangan, dan mengoptimalkan laba
perusahaan.
Baca Juga : Mengenal Definisi, Jenis, dan Cara Menghitung Rasio Profitabilitas

Cara Menghitung Break Even


Point (BEP) Jadi Lebih Mudah Dengan
Aplikasi Mekari Jurnal
Mekari Jurnal adalah software akuntansi online, membantu usaha Anda
untuk permudah cara mencari dan melakukan penghitungan break even
point ( BEP ) secara tepat dan akurat.

Dengan aplikasi akuntansi Mekari Jurnal, Anda juga bisa mendapatkan


kemudahan pencatatan untuk keperluan akuntansi perusahaan kapan pun
dan di mana pun.

Selain itu, Anda bisa menerima laporan keuangan lengkap yang


menampilkan daftar kuantitas penjualan per produk, termasuk jumlah retur,
net penjualan, dan harga penjualan rata-rata.

Tidak hanya pencatatan transaksi, Mekari Jurnal juga menyediakan


fitur pembuatan faktur secara otomatis, pelacakan ketersediaan barang, dan
manajemen aset yang akan membantu mengembangakan nilai aset bisnis
Anda di masa depan.

Salah satunya melalui fitur aplikasi stock opname untuk inventarisasi yang
lebih efektif.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang Jurnal, Anda juga dapatkan
mengakses free trial coba gratis Aplikasi Jurnal selama 14 hari.

Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang!

atau

Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang!


Kesimpulan
Break Even Point berguna untuk menganalisis studi kelayakan sebuah
aktivitas usaha dalam perencanaan bisnis.

Selain itu juga berfungsi sebagai landasaan strategis penjualan misalnya


penentuan harga barang, pengambilan keputusan, dan metode produksi.
Mengetahui bagaimana cara menghitung ataupun mencari nilai Break Even
Point (BEP) atau titik impas yang benar dalam sebuah usaha sangatlah
penting.

Terutama untuk menentukan target penjualan yang harus dipenuhi dalam


rangka memperoleh keuntungan usaha.

Informasi ini dapat digunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi


investasi apapun dari marketing campaign yang sudah dilakukan.

Hal ini karena berhubungan dengan biaya program marketing, menganalisa


kemampuan perusahaan terhadap permintaan konsumen untuk sebuah
produk.

Analisis ini menanamkan disiplin ke dalam pembuatan keputusan


pemasaran, kemudian melihat peluang seberapa besar kemungkinan untuk
berhasil.

Nah, sekarang Anda paham tentang bagaimana rumus perhitungan serta


cara menghitung dan mencari Break Even Point (BEP) dalam nilai unit
produksi maupun Rupiah dalam binis.

Semoga informasi ini bisa berguna untuk Anda yang memerlukannya, dan
jangan lupa untuk dibagikan di sosial media

Jika Anda membutuhkan aplikasi lain seperti mengelola sumber daya


manusia dan perpajakan untuk perusahaan, Anda dapat mencoba
menggunakan produk dari Mekari yang sudah saling terintegrasi.

Anda mungkin juga menyukai