Anda di halaman 1dari 6

https://www.dewaweb.

com/blog/pengertian-break-even-point-bep/

Diunduh : Senin, 10 September 2023

Break Even Point: Pengertian, Tujuan, &


Cara Menghitung BEP
 Posted Byby Aorinka Anendya

 May 10, 2023


Dalam ilmu ekonomi, BEP adalah singkatan dari Break Even Point yang artinya titik
seimbang (impas). Maksud dari titik impas adalah titik nol di mana tidak terjadi
keuntungan maupun kerugian dalam sebuah bisnis.

Cara menghitung BEP ini sangat penting diketahui oleh para pebisnis dan perusahaan
untuk mengetahui target pendapatan yang harus diraih agar dapat menutupi modal
yang sudah dikeluarkan. Dengan menghitung BEP, pebisnis dan perusahaan bisa
menghindari kerugian.

Selain digunakan di perusahaan, penghitungan BEP juga digunakan oleh para investor
untuk mengetahui kapan sebaiknya membeli saham dan kapan harus menjual saham.
Lalu, bagaimana cara menghitung BEP yang benar? Yuk simak artikel ini! Kamu juga
akan mengetahui lebih dalam apa itu BEP, elemen, tujuan, hingga faktor yang
meningkatkan BEP.

Daftar Isi Tutup


Pengertian Break Even Point
Tujuan BEP
1. Mengetahui seluruh biaya produksi
2. Sebagai dasar untuk perhitungan laba
3. Mengestimasi waktu balik modal
4. Menganalisis profitabilitas bisnis
Elemen-Elemen dalam BEP
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
2. Biaya Variabel (Variable Cost)
3. Harga Penjualan
4. Margin Laba
Cara Menghitung BEP
Faktor yang Meningkatkan Break Even Point (BEP) Perusahaan
1. Peningkatan penjualan pelanggan
2. Kenaikan biaya produksi
3. Perbaikan peralatan produksi
Sudah Tahu Pengertian dan Cara Menghitung BEP?

Pengertian Break Even Point


Break Even Point (BEP) adalah titik di mana sebuah perusahaan dalam kegiatan
operasionalnya tidak mendapatkan keuntungan namun juga tidak mengalami kerugian
(titik nol). Artinya, jumlah laba yang didapatkan hasilnya sama dengan total seluruh
biaya perusahaan yang dikeluarkan atau sama-sama nol.

Menurut beberapa ahli seperti Garrison dan Noreen, BEP berarti jumlah penjualan yang
harus dicapai untuk menutupi seluruh biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan.
Nilai penjualan tersebut pun belum terkena pajak dan bunga.

Sedangkan menurut Henry Simamora, Bambang Riyanto, dan Rony mereka


menyebutkan bahwa pengertian Break Even Point yaitu jumlah pendapatan
dari volume penjualan yang hasil nominalnya sama dengan seluruh biaya yang
digunakan ketika produksi, sehingga perusahaan tidak mengalami laba dan rugi.

Dilihat dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan jika BEP dapat terjadi jika
perusahaan dalam produksinya menggunakan biaya tetap namun hasil penjualan
hanya bisa untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Tapi sebaliknya, jika hasil
penjualan hanya bisa menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap itu artinya
perusahaan mengalami kerugian.

BEP berbeda halnya dengan balik modal, banyak orang salah mengartikan keduanya.
Di dalam ilmu ekonomi, balik modal disebut Return of Investment (ROI). ROI adalah
modal yang dikeluarkan saat menjalankan bisnis dan sudah memberikan profit dalam
periode tertentu.

Baca Juga: Apa Itu ROI dan Bagaimana Cara Menghitungnya?

Tujuan BEP
Di bawah ini terdapat beberapa tujuan dan manfaat perhitungan BEP adalah sebagai
berikut.

1. Mengetahui seluruh biaya produksi

Ketika hendak menghitung BEP, maka mau tidak mau kamu harus menghitung seluruh
elemen biaya yang dikeluarkan ketika produksi. Dari sini otomatis akan terlihat berapa
total seluruh biaya yang digunakan.

2. Sebagai dasar untuk perhitungan laba

Apabila kamu ingin mendapat harga jual yang menghasilkan untung maka kamu harus
menghitung BEP ditambah margin profit. Margin profit adalah tolok ukur keuntungan
pada setiap produk yang dijual.
3. Mengestimasi waktu balik modal

Apabila kamu ingin perusahaan balik modal dalam waktu tertentu, maka kamu bisa
mengetahui hal tersebut dari perhitungan BEP. Jika kamu menghitung BEP maka
estimasi penjualan produk bisa dihitung dan waktu penjualan produk juga bisa
diperkirakan. Sehingga kamu akan tahu kapan perusahaan bisa balik modal.

4. Menganalisis profitabilitas bisnis

Terakhir, tujuan sekaligus manfaat BEP adalah untuk menganalisa apakah perusahaan
benar-benar bisa menghasilkan laba. Perhitungan BEP dapat menjadi dasar
menentukan profit bisnis.

Elemen-Elemen dalam BEP


Setelah mengetahui pengertian Break Even Point, selanjutnya untuk bisa menghitung
rumus BEP setidaknya kamu harus tahu elemen apa saja yang ada di dalamnya. Nah,
di bawah ini elemen BEP adalah sebagai berikut.

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Elemen pertama adalah biaya tetap, biaya tetap merupakan biaya yang pasti
dikeluarkan oleh perusahaan sekalipun saat tidak memproduksi barang. Contoh
dari fixed cost di antaranya adalah biaya untuk gaji karyawan, sewa gedung, biaya
perawatan, bunga bank, dan masih banyak lagi.

2. Biaya Variabel (Variable Cost)

Jika biaya tetap selalu dikeluarkan meski tidak melakukan produksi, maka berbeda
dengan biaya variabel. Variable cost merupakan biaya yang mengikuti jumlah barang
yang hendak diproduksi. Semakin banyak yang akan diproduksi maka biaya variabel
juga akan semakin besar. Jadi bisa dikatakan bahwa komponen biaya ini sifatnya
dinamis.

3. Harga Penjualan

Harga penjualan adalah harga yang dikeluarkan perusahaan untuk menjual barang
yang sudah diproduksi per unitnya. Harga ini terbentuk setelah semua biaya
dijumlahkan. Di samping itu terdapat harga murni atau harga pokok penjualan (HPP),
merupakan harga yang nominalnya sama dengan BEP.
4. Margin Laba

Elemen berikutnya adalah margin laba atau keuntungan. Nilai ini perlu kamu
tambahkan pada harga produk apabila nilai BEP sudah diketahui. Tidak ada aturan
khusus dalam menetapkan keuntungan, nilai ini tergantung pada keputusan
perusahaan.

Cara Menghitung BEP


Apabila sudah mengetahui apa saja elemennya, berikutnya kita akan masuk pada cara
menghitung BEP. Kamu dapat menghitung BEP baik berupa unit maupun rupiah. Di
bawah ini kita akan menghitung keduanya dengan sebuah contoh soal.

Rumus mencari BEP adalah seperti berikut:

[su_note note_color=”#CDEBF4″ radius=”4″]Break Even Point (BEP) Unit = Biaya


Tetap : (harga per unit – biaya variabel per unit)[/su_note]

Kemudian kita akan masuk pada contoh soalnya. Sebuah perusahaan memiliki data
biaya sebagai berikut:

Biaya tetap atau fixed cost dengan jumlah Rp80.000.000

 Biaya gaji: Rp50.000.000

 Biaya sewa gedung: Rp20.000.000

 Biaya perawatan mesin: Rp10.000.000

Biaya variabel per unit yaitu Rp50.000

 Biaya bahan baku: Rp20.000

 Biaya tenaga kerja langsung: Rp15.000

 Biaya lain: Rp15.000

Selanjutnya harga jual per unit ditetapkan pada harga Rp70.000. Sekarang kita akan
mencari BEP baik dalam bentuk unit dan rupiah.

Perhitungan BEP yaitu sebagai berikut:

[su_note note_color=”#CDEBF4″ radius=”4″]Break Even Point (BEP) Unit = Biaya


Tetap : (harga per unit – biaya variabel per unit)[/su_note]

BEP unit = Rp80.000.000 : Rp70.000 – Rp50.000

BEP unit= Rp80.000.000 : Rp20.000


BEP unit= 4.000 unit.

Jadi, dari rumus di atas diperoleh BEP unitnya yaitu 4.000.

Kemudian perhitungan BEP rupiah yaitu sebagai berikut:

[su_note note_color=”#CDEBF4″ radius=”4″]Break Even Point (BEP) Rupiah = Biaya


Tetap : (margin per unit : harga per unit)[/su_note]

BEP rupiah= Rp80.000.000 : (Rp20.000 : Rp70.000)

BEP rupiah= Rp80.000.000 : 0,285

BEP rupiah= Rp280.701.754.

Jadi, nilai BEP rupiah dari contoh di atas yaitu Rp280.701.754.

Sehingga kesimpulannya untuk memperoleh kondisi impas atau tidak mengalami


kerugian tapi juga tidak mendapat untung dengan harga penjualan Rp70.000
setidaknya harus bisa menjual sebanyak 4.000 unit.

Apabila penjualan kamu sudah melebihi 4.000 unit maka seluruh biaya bisa tertutup
dan mendapat untung. Namun jika kurang dari 4.000 unit maka kamu tidak bisa
menutup biaya produksi dan otomatis rugi. Bagaimana, sampai sini pastinya kamu
sudah paham cara menghitung BEP ‘kan?

Faktor yang Meningkatkan Break Even Point (BEP)


Perusahaan
Suatu perusahaan atau bisnis harus menghitung BEP demi mengetahui target minimum
produk terjual untuk menutupi biaya produksi. BEP dapat meningkat atau menurun,
tergantung dari faktor-faktor berikut ini.

1. Peningkatan penjualan pelanggan

Adanya peningkatan penjualan ke konsumen, membuat permintaan menjadi tinggi


sehingga perusahaan perlu memproduksi lebih banyak produk untuk memenuhi
tambahan permintaan konsumen ini. Dengan begitu, perusahaan akan menaikkan BEP
untuk menutupi biaya tambahan tersebut.

2. Kenaikan biaya produksi

Dalam bisnis, bagian tersulit adalah ketika permintaan atau peminat produk tidak
meningkat namun biaya variabel meningkat, misalnya harga bahan baku produk. Jika
kejadiannya seperti ini, BEP akan naik karena adanya biaya tambahan tersebut. Selain
biaya produksi, biaya yang akan naik antara lain kenaikan gaji karyawan dan sewa
gudang.

3. Perbaikan peralatan produksi

Proses produksi akan terputus ketika ada hambatan pada jalur produksi, seperti adanya
peralatan produksi yang rusak. Maka imbasnya BEP akan meningkat karena adanya
jumlah target unit yang tidak diproduksi dalam periode waktu tertentu.

Sudah Tahu Pengertian dan Cara Menghitung BEP?


Jadi, pengertian Break Even Point adalah sebuah kondisi di mana sebuah bisnis atau
perusahaan beroperasi secara normal namun tidak mengalami keuntungan maupun
kerugian. Kondisi ini kemudian disebut dengan titik imbang (even) atau titik nol.

Dalam kondisi ini, hasil penjualan yang didapatkan sama dengan biaya produksi yang
dikeluarkan. Penghasilan tersebut masih bisa menutup biaya-biaya produksi namun
perusahan juga tidak mendapat untung.

Menghitung BEP ini sangat penting dalam bisnis untuk mengetahui berapa minimal
minimal produk yang harus dijual agar tidak mengalami kerugian. Nah, untuk kamu
yang sedang berbisnis online maupun offline, cobalah hitung BEP bisnismu!

Demikian artikel ini semoga bermanfaat, ya! Kamu juga bisa membaca artikel informatif
lainnya di blog Dewaweb. Jika tertarik, kamu juga dapat mengikuti program afiliasi dari
Dewaweb ataupun webinar gratis dari Dewatalks yang pastinya bermanfaat untuk
menambah wawasanmu seputar dunia digital dan pengembangan website. Salam
sukses online!

Anda mungkin juga menyukai