com/blog/pengertian-break-even-point-bep/
Cara menghitung BEP ini sangat penting diketahui oleh para pebisnis dan perusahaan
untuk mengetahui target pendapatan yang harus diraih agar dapat menutupi modal
yang sudah dikeluarkan. Dengan menghitung BEP, pebisnis dan perusahaan bisa
menghindari kerugian.
Selain digunakan di perusahaan, penghitungan BEP juga digunakan oleh para investor
untuk mengetahui kapan sebaiknya membeli saham dan kapan harus menjual saham.
Lalu, bagaimana cara menghitung BEP yang benar? Yuk simak artikel ini! Kamu juga
akan mengetahui lebih dalam apa itu BEP, elemen, tujuan, hingga faktor yang
meningkatkan BEP.
Menurut beberapa ahli seperti Garrison dan Noreen, BEP berarti jumlah penjualan yang
harus dicapai untuk menutupi seluruh biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan.
Nilai penjualan tersebut pun belum terkena pajak dan bunga.
Dilihat dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan jika BEP dapat terjadi jika
perusahaan dalam produksinya menggunakan biaya tetap namun hasil penjualan
hanya bisa untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Tapi sebaliknya, jika hasil
penjualan hanya bisa menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap itu artinya
perusahaan mengalami kerugian.
BEP berbeda halnya dengan balik modal, banyak orang salah mengartikan keduanya.
Di dalam ilmu ekonomi, balik modal disebut Return of Investment (ROI). ROI adalah
modal yang dikeluarkan saat menjalankan bisnis dan sudah memberikan profit dalam
periode tertentu.
Tujuan BEP
Di bawah ini terdapat beberapa tujuan dan manfaat perhitungan BEP adalah sebagai
berikut.
Ketika hendak menghitung BEP, maka mau tidak mau kamu harus menghitung seluruh
elemen biaya yang dikeluarkan ketika produksi. Dari sini otomatis akan terlihat berapa
total seluruh biaya yang digunakan.
Apabila kamu ingin mendapat harga jual yang menghasilkan untung maka kamu harus
menghitung BEP ditambah margin profit. Margin profit adalah tolok ukur keuntungan
pada setiap produk yang dijual.
3. Mengestimasi waktu balik modal
Apabila kamu ingin perusahaan balik modal dalam waktu tertentu, maka kamu bisa
mengetahui hal tersebut dari perhitungan BEP. Jika kamu menghitung BEP maka
estimasi penjualan produk bisa dihitung dan waktu penjualan produk juga bisa
diperkirakan. Sehingga kamu akan tahu kapan perusahaan bisa balik modal.
Terakhir, tujuan sekaligus manfaat BEP adalah untuk menganalisa apakah perusahaan
benar-benar bisa menghasilkan laba. Perhitungan BEP dapat menjadi dasar
menentukan profit bisnis.
Elemen pertama adalah biaya tetap, biaya tetap merupakan biaya yang pasti
dikeluarkan oleh perusahaan sekalipun saat tidak memproduksi barang. Contoh
dari fixed cost di antaranya adalah biaya untuk gaji karyawan, sewa gedung, biaya
perawatan, bunga bank, dan masih banyak lagi.
Jika biaya tetap selalu dikeluarkan meski tidak melakukan produksi, maka berbeda
dengan biaya variabel. Variable cost merupakan biaya yang mengikuti jumlah barang
yang hendak diproduksi. Semakin banyak yang akan diproduksi maka biaya variabel
juga akan semakin besar. Jadi bisa dikatakan bahwa komponen biaya ini sifatnya
dinamis.
3. Harga Penjualan
Harga penjualan adalah harga yang dikeluarkan perusahaan untuk menjual barang
yang sudah diproduksi per unitnya. Harga ini terbentuk setelah semua biaya
dijumlahkan. Di samping itu terdapat harga murni atau harga pokok penjualan (HPP),
merupakan harga yang nominalnya sama dengan BEP.
4. Margin Laba
Elemen berikutnya adalah margin laba atau keuntungan. Nilai ini perlu kamu
tambahkan pada harga produk apabila nilai BEP sudah diketahui. Tidak ada aturan
khusus dalam menetapkan keuntungan, nilai ini tergantung pada keputusan
perusahaan.
Kemudian kita akan masuk pada contoh soalnya. Sebuah perusahaan memiliki data
biaya sebagai berikut:
Selanjutnya harga jual per unit ditetapkan pada harga Rp70.000. Sekarang kita akan
mencari BEP baik dalam bentuk unit dan rupiah.
Apabila penjualan kamu sudah melebihi 4.000 unit maka seluruh biaya bisa tertutup
dan mendapat untung. Namun jika kurang dari 4.000 unit maka kamu tidak bisa
menutup biaya produksi dan otomatis rugi. Bagaimana, sampai sini pastinya kamu
sudah paham cara menghitung BEP ‘kan?
Dalam bisnis, bagian tersulit adalah ketika permintaan atau peminat produk tidak
meningkat namun biaya variabel meningkat, misalnya harga bahan baku produk. Jika
kejadiannya seperti ini, BEP akan naik karena adanya biaya tambahan tersebut. Selain
biaya produksi, biaya yang akan naik antara lain kenaikan gaji karyawan dan sewa
gudang.
Proses produksi akan terputus ketika ada hambatan pada jalur produksi, seperti adanya
peralatan produksi yang rusak. Maka imbasnya BEP akan meningkat karena adanya
jumlah target unit yang tidak diproduksi dalam periode waktu tertentu.
Dalam kondisi ini, hasil penjualan yang didapatkan sama dengan biaya produksi yang
dikeluarkan. Penghasilan tersebut masih bisa menutup biaya-biaya produksi namun
perusahan juga tidak mendapat untung.
Menghitung BEP ini sangat penting dalam bisnis untuk mengetahui berapa minimal
minimal produk yang harus dijual agar tidak mengalami kerugian. Nah, untuk kamu
yang sedang berbisnis online maupun offline, cobalah hitung BEP bisnismu!
Demikian artikel ini semoga bermanfaat, ya! Kamu juga bisa membaca artikel informatif
lainnya di blog Dewaweb. Jika tertarik, kamu juga dapat mengikuti program afiliasi dari
Dewaweb ataupun webinar gratis dari Dewatalks yang pastinya bermanfaat untuk
menambah wawasanmu seputar dunia digital dan pengembangan website. Salam
sukses online!