Anda di halaman 1dari 5

BREAK EVENT POINT

BEP juga bisa disebut sebagai suatu keadaan di mana dalam operasi perusahaan, perusahaan
tersebut tidak mendapatkan laba dan juga tidak mengalami kerugian. BEP memang dipakai untuk
mengetahui apakah perusahaan mencapai BEP atau tidak. Akan tetapi analisa BEP juga bisa
dimanfaatkan untuk mengetahui berbagai tingkat volume penjualan dan hubungannya dengan
kemungkinan mendapat laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.

Fungsi BEP

Analisis BEP mempunyai beberapa fungsi yang bisa kita manfaatkan. Antara lain:

Mengetahui jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan supaya perusahaan tidak
mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum artinya adalah jumlah produksi minimum yang
harus dibuat oleh perusahaan.

Menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai agar memperoleh laba yang telah direncanakan.
Bisa juga diartikan bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut.

Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih rendah dari BEP.

Menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi.

Suatu alat perencanaan penjualan dan sekaligus perencanaan tingkat produksi, supaya perusahaan
secara minimal tidak mengalami kerugian.

Komponen BEP

cara menghitung bep usaha kecil

Agar dapat menghitung seberapa besar BEP atau titik impas, maka kita membutuhkan beberapa
komponen. Dalam BEP terdapat setidaknya tiga komponen. Antara lain fixed cost, variable cost dan
selling price. Berikut adalah penjelasan selengkapnya.

Fixed Cost

Komponen ini merupakan biaya tetap atau konstan. Biaya ini tidak mempengaruhi kegiatan produksi
secara langsung.

Variabel Cost

Komponen biaya yang satu ini bersifat dinamis. Variabel cost disebut juga sebagai biaya per unit
yang tergantung pada tingkat volume produksi. Apabila produksi meningkat, maka variabel cost juga
akan meningkat. Contohnya seperti biaya bahan baku, biaya upah tenaga kerja, biaya listrik dan lain
sebagainya.

Selling Price

Merupakan harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi dan siap untuk dijual.

Rumus BEP

Rumus Break Event Point umumnya dibagi menjadi dua, yakni rumus BEP dasar unit dan rumus BEP
dasar penjualan. Kedua metode ini yang sering digunakan dalam menentukan BEP. Supaya jelas,
akan kami jelaskan kedua rumus BEP tersebut.

Cara Menghitung BEP Unit

rumus break event point

Rumus pertama yang akan kita bahas adalah menghitung BEP dasar unit. Cara yang satu ini dipakai
untuk menghitung berapa unit jumlah barang atau jasa yang harus diproduksi untuk memperoleh
titik impas. Rumusnya adalah sebagai berikut:

BEP = FC / (P-VC)

Keterangan:

BEP : Break Even Point

FC : Fixed Cost

VC : Variabel Cost

P : Price per unit

Cara Menghitung BEP Rupiah

Rumus berikutnya adalah BEP dasar rupiah. Rumus ini digunakan untuk menghitung berapa rupiah
nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas. Perhitungan BEP dasar rupiah
adalah:

BEP = FC / (1 – (VC/P))
Keterangan:

BEP : Break Even Point

FC : Fixed Cost

VC : Variabel Cost

P : Price

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Titik_impas

Cara Menghitung BEP Usaha Kecil

Supaya lebih jelas dalam memahami BEP, mari kita bahas contoh soal BEP. Untuk contoh soal
pertama adalah menghitung BEP usaha kecil.

Misalnya ada seorang pengusaha baru yang mendirikan bisnis pabrik kaos. Setiap bulan produksi
pabrik tersebut 50 kaos. Sedangkan harga per buah Rp 50.000. Untuk biaya variabel per kaos rata-
rata Rp 30.000 dan rata-rata biaya tetap tahunan Rp 2.000.000.

Pertanyaannya berapa jumlah sepatu yang harus diproduksi dan harga per kaos agar mencapai BEP?
Penyelesaiannya dapat Anda simak di bawah ini.

Pertama-tama hitung terlebih dahulu jumlah kaos yang harus diproduksi supaya mencapai titik
impas atau BEP.

BEP unit produk = FC / (P-VC)

= 2.000.000 / (50.000 – 30.000) = 100 buah kaos

BEP unit rupiah = FC / (1 – (VC/P))

= 2.000.000 / (1 – (30.000/50.000) = Rp 5.000.000

Maka pabrik tersebut harus memperoleh keuntungan (omset) sebesar Rp 5.000.000 untuk mencapai
BEP.
Untuk membuktikan apakah hitungan tersebut benar adalah dengan mengalikan unit BEP x harga
jual per unit.

BEP = 100 x Rp 50.000 = Rp 5.000.000

Cara Menghitung BEP Usaha Makanan

cara menghitung bep usaha makanan

Berikutnya adalah contoh soal cara menghitung Break Even Poin usaha makanan. Dalam hal ini
sebenarnya cara yang digunakan sama saja dengan contoh soal di atas. Akan tetapi tidak ada
salahnya untuk menyertakannya supaya lebih jelas dalam memahami Break Even Point.

Seseorang dengan modal Rp 1.000.000 ingin membuka bisnis usaha martabak telor. Harga jual per
buah ditentukan sebesar Rp 15.000. Lalu besar biaya produksi martabak telor tersebut ialah Rp
10.000. Berapa buah martabak telor yang harus diproduksi dengan harga tersebut mencapai titik
BEP?

Jawab :

BEP = 1000.000 / ( 15.000 – 10.000 )

BEP = 1000.000 / 5.000

BEP = 200 buah

Jadi, untuk mencapai titik BEP, martabak yang harus diproduksi ialah sebanyak 200 buah.

Syarat dalam Menghitung BEP

Untuk menghitung BEP, ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi, antara lain:

Harga jual produk harus tetap

Tidak menggunakan lebih dari satu jenis produk, apabila menggunakan lebih dari satu jenis produk
maka menggunakan perhitungan analisa BEP tersendiri

Produksi haruslah konstan

Semua biaya besaran produksi dapat diukur secara realistik

Baca Juga : Cara Menghitung Pajak Penghasilan

Cara Menghitung BEP dengan Excel

Agar lebih mudah dalam menghitung BEP, Anda bisa memanfaatkan software Microsoft Excel atau
aplikasi serupa lainnya. Cara menghitung BEP dengan Excel tidaklah rumit. Pertama-tama Anda perlu
mengelompokkan mana biaya yang termasuk fixed cost dan variabel cost. Supaya lebih jelas simak
contoh berikut.
Misalkan kita ingin membuka usaha kuliner ayam goreng. Modal yang dibutuhkan Rp 21 juta.
Sedangkan biaya produksi untuk satu porsi ayam goreng Rp 5.000 dan dijual dengan harga Rp 8.000.
Terlebih dahulu kita kelompokkan pengeluaran berdasarkan kategorinya. Contohnya bisa dilihat
pada gambar di bawah ini.

cara menghitung bep dengan excel

Terlihat ada variabel cost yang dinyatakan dalam per potong, harian dan bulanan. Supaya lebih
mudah konversikan ke dalam satuan bulan. Contoh, jika target penjualan per hari 20 potong ayam,
maka target 1 bulan 600 potong ayam.

Begitu juga dengan biaya lainnya. Setelah itu kita akan memperoleh nilai variabel cost setiap potong
ayam dengan menjumlah seluruh komponen biaya variabel cost dan dibagi dengan total potong
ayam per bulan.

Kemudian dengan harga jual Rp 8.000 per potong kita bisa menghitung BEP unit dan nilai omzet
yang didapat. Berikut perhitungan BEP unitnya.

BEP = 21.000.000 / (8.000 – 5.000) = 7.000 porsi

Untuk menghitung waktu yang dibutuhkan agar mencapai BEP tergantung dari frekuensi
penjualannya. Bila rata-rata penjualan mencapai 20 potong per hari maka waktu yang dibutuhkan
adalah 3.740 / 20 = 350 hari.

Anda mungkin juga menyukai