1. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even Point :
Contoh :
Fixed Cost suatu toko lampu : Rp.200,000,-
Variable cost Rp.5,000 / unit
Harga jual Rp. 10,000 / unit
Artinya perusahaan perlu menjual 40 unit lampu agar terjadi Break Even Point. Pada pejualan unit ke 41, baru mulai
memperoleh keuntungan
2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :
Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP
adalah
Rp.200,000
_________ x Rp.10,000 = Rp.400,000,-
10,000 – 5,000
Komponen BEP
Agar dapat menghitung seberapa besar BEP atau titik impas, maka kita membutuhkan beberapa komponen. Dalam BEP
terdapat setidaknya tiga komponen. Antara lain fixed cost, variable cost dan selling price. Berikut adalah penjelasan
selengkapnya.
Fixed Cost
Komponen ini merupakan biaya tetap atau konstan. Biaya ini tidak mempengaruhi kegiatan produksi secara langsung.
Variabel Cost
Komponen biaya yang satu ini bersifat dinamis. Variabel cost disebut juga sebagai biaya per unit yang tergantung pada
tingkat volume produksi. Apabila produksi meningkat, maka variabel cost juga akan meningkat. Contohnya seperti biaya
bahan baku, biaya upah tenaga kerja, biaya listrik dan lain sebagainya.
Selling Price
Merupakan harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi dan siap untuk dijual.
Rumus BEP
Rumus Break Event Point umumnya dibagi menjadi dua, yakni rumus BEP dasar unit dan rumus BEP dasar penjualan.
Kedua metode ini yang sering digunakan dalam menentukan BEP. Supaya jelas, akan kami jelaskan kedua rumus BEP
tersebut.
Cara Menghitung BEP Unit
Rumus pertama yang akan kita bahas adalah menghitung BEP dasar unit. Cara yang satu ini dipakai untuk menghitung
berapa unit jumlah barang atau jasa yang harus diproduksi untuk memperoleh titik impas. Rumusnya adalah sebagai
berikut:
BEP = FC / (P-VC)
Keterangan:
FC : Fixed Cost
VC : Variabel Cost
Rumus berikutnya adalah BEP dasar rupiah. Rumus ini digunakan untuk menghitung berapa rupiah nilai penjualan yang
harus diterima untuk mendapat titik impas. Perhitungan BEP dasar rupiah adalah:
BEP = FC / (1 – (VC/P))
Keterangan:
FC : Fixed Cost
VC : Variabel Cost
P : Price
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Titik_impas
Cara Menghitung BEP Usaha Kecil
Supaya lebih jelas dalam memahami BEP, mari kita bahas contoh soal BEP. Untuk contoh soal pertama adalah
menghitung BEP usaha kecil.
Misalnya ada seorang pengusaha baru yang mendirikan bisnis pabrik kaos. Setiap bulan produksi pabrik tersebut 50
kaos. Sedangkan harga per buah Rp 50.000. Untuk biaya variabel per kaos rata-rata Rp 30.000 dan rata-rata biaya tetap
tahunan Rp 2.000.000.
Pertanyaannya berapa jumlah sepatu yang harus diproduksi dan harga per kaos agar mencapai BEP? Penyelesaiannya
dapat Anda simak di bawah ini.
Pertama-tama hitung terlebih dahulu jumlah kaos yang harus diproduksi supaya mencapai titik impas atau BEP.
Maka pabrik tersebut harus memperoleh keuntungan (omset) sebesar Rp 5.000.000 untuk mencapai BEP.
Untuk membuktikan apakah hitungan tersebut benar adalah dengan mengalikan unit BEP x harga jual per unit.
Berikutnya adalah contoh soal cara menghitung Break Even Poin usaha makanan. Dalam hal ini sebenarnya cara yang
digunakan sama saja dengan contoh soal di atas. Akan tetapi tidak ada salahnya untuk menyertakannya supaya lebih
jelas dalam memahami Break Even Point.
Seseorang dengan modal Rp 1.000.000 ingin membuka bisnis usaha martabak telor. Harga jual per buah ditentukan
sebesar Rp 15.000. Lalu besar biaya produksi martabak telor tersebut ialah Rp 10.000. Berapa buah martabak telor yang
harus diproduksi dengan harga tersebut mencapai titik BEP?
Jawab :
Jadi, untuk mencapai titik BEP, martabak yang harus diproduksi ialah sebanyak 200 buah.
Untuk menghitung BEP, ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi, antara lain:
1. Harga jual produk harus tetap
2. Tidak menggunakan lebih dari satu jenis produk, apabila menggunakan lebih dari satu jenis produk maka
menggunakan perhitungan analisa BEP tersendiri
3. Produksi haruslah konstan
4. Semua biaya besaran produksi dapat diukur secara realistik
Baca Juga : Cara Menghitung Pajak Penghasilan
Agar lebih mudah dalam menghitung BEP, Anda bisa memanfaatkan software Microsoft Excel atau aplikasi serupa
lainnya. Cara menghitung BEP dengan Excel tidaklah rumit. Pertama-tama Anda perlu mengelompokkan mana biaya
yang termasuk fixed cost dan variabel cost. Supaya lebih jelas simak contoh berikut.
Misalkan kita ingin membuka usaha kuliner ayam goreng. Modal yang dibutuhkan Rp 21 juta. Sedangkan biaya produksi
untuk satu porsi ayam goreng Rp 5.000 dan dijual dengan harga Rp 8.000. Terlebih dahulu kita kelompokkan
pengeluaran berdasarkan kategorinya. Contohnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Terlihat ada variabel cost yang dinyatakan dalam per potong, harian dan bulanan. Supaya lebih mudah konversikan ke
dalam satuan bulan. Contoh, jika target penjualan per hari 20 potong ayam, maka target 1 bulan 600 potong ayam.
Begitu juga dengan biaya lainnya. Setelah itu kita akan memperoleh nilai variabel cost setiap potong ayam dengan
menjumlah seluruh komponen biaya variabel cost dan dibagi dengan total potong ayam per bulan.
Kemudian dengan harga jual Rp 8.000 per potong kita bisa menghitung BEP unit dan nilai omzet yang didapat. Berikut
perhitungan BEP unitnya.
Untuk menghitung waktu yang dibutuhkan agar mencapai BEP tergantung dari frekuensi penjualannya. Bila rata-rata
penjualan mencapai 20 potong per hari maka waktu yang dibutuhkan adalah 3.740 / 20 = 350 hari.
1. Fixed Cost
Komponen ini termasuk dalam biaya tetap atau konstan, jika adanya kegiatan produksi ataupun tidak
sedang berproduksi.
2. Variabel Cost
Komponen ini bersifat dinamis. Variabel cost disebut biaya per unit, yang bergantung pada tingkat
volume produksinya. Jika produksi meningkat, maka variabel cost juga akan meningkat. Contohnya
yaitu biaya bahan baku, biaya listrik, dan sebagainya.
3. Selling Price
Pengertian selling price adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.
Cara menghitung berapa unit jumlah barang atau jasa yang harus diproduksi untuk mendapatkan titik
impas:
BEP = FC /(P-VC)
Cara menghitung berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas:
FC/ (1 – (VC/P))*
Penghitungan (1 – (VC/P)) biasa juga disebut dengan istilah Margin Kontribusi Per Unit.
Keterangan:
FC : Fixed Cost
VC : Variabel Cost
Dari analisis perhitungan diatas, perusahaan dapat mengetahui laba yang akan diperoleh
berdasarkan besarnya penjualan minimum. Berikut merupakan rumus untuk menghitung target laba
sebagai berikut:
FC, VC, dan P mengikuti contoh sebelumnya, dengan tambahan perusahaan ini memiliki target laba
sebesar Rp 80 juta per bulan.
o Q* = BT / (P – V)
o Q* = 2.000.000 / (100-60)
o Q* = 50.000 unit
Perhitungan BEP untuk tingkat penjualan dalam rupiah adalah:
o BEP = BT / (1 – V/P)
o BEP = 2.000.000 / (1 – 60/100)
o BEP = Rp. 5.000.000,-
Pada tingkat produksi dan penjualan sebesar 50.000 unit atau Rp. 5.000.000,- ini perusahaan berada
pada titik pulang pokok atau break even. Jika diinginkan perusahaan mendapat laba, maka formulasi
di atas dapat dimodifikasi dengan menambahkan laba. Misalkan perusahaan di atas ingin
memperoleh laba sebesar Rp. 200.000,- maka jumlah produksi yang diproduksi dan dijual adalah:
o Q* = (BT + Laba) / (P – V)
o Q* = 2.000.000 + 200.000 / 100 – 60
o Q* = 55.000 unit
Pada tingkat produksi dan penjualan sebesar 55.000 unit ini, perusahaan akan memperoleh laba
sebesar Rp. 200.000,-