Anda di halaman 1dari 15

Bisnis Plan

[Nama Perusahaan]
[BIDANG USAHA]

[tempat dan tanggal penyusunan]

disusun oleh:
[Nama Penyusun]
[Jabatan Penyusun]

[Alamat Lengkap Perusahaan]


No. Telepon [Nomor Telepon] No. Fax [Nomor Fax]
Alamat E-mail[Alamat E-mail] Situs Web [Situs Web]
I. RINGKASAN EKSEKUTIF

Unit Usaha
Nama Unit Usaha: D’Molor
Bentuk Unit Usaha: UMKM
Alamat: Sigura-gura
Tanggal Pendirian: Sejak 2014
Produk/Service: Produk yang ditawarkan oleh D’Molor adalah macam-macam
makanan olahan kentang seperti Kentang Goreng, Hotang, kentang spiral. Pemilik
berharap masyarakat luas dari berbagai kalangan dapat menjadi konsumen dari produk
tersebut
Analisis Pasar
Target Pasar: Walaupun ditujukan untuk berbagai kalangan masyaratak, namun target
khusus adalah anak-anak remaja.
Strategi Pemasaran : Dengan cara menyediakan olahan makanan berbahan dasar
kentang yang sedang menjadi tren. Lalu mengembangkannya menjadi beberapa produk
berbeda. Selain diferensiasi produk, D’Molor juga menawarkan berbagai varian rasa
seperti jagung bakar, balado, ayam bakar dan lain-lain. Dengan begitu produsen dapat
menarik minat konsumen dengan produk-produk yang ditawarkan.
Harapan: Harapan dari unit usaha ini adalah menjadi makanan yang memiliki ciri khas
sehinga dapat dikenal masyarakat luas, selalu menjadi makanan yang disukai
masyarakat luas dan dapat dijangkau oleh semua kalangan. Tujuan jangka pendek
didirikannya usaha ini adalah menjadi pelopor olahan kentang baru. Sedangkan tujuan
jangka panjangnya adalah dapat terus memenuhi kebutuhan konsumen dan mudah
dijangkau konsumen khususnya mahasiswa. Jenis kegiatann agar D’Molor dapat
dikenal masyarakat luas adalah dengan memperluas cabang dan melakukan diferensiasi
produk olahan kentang.
Keuangan: Keuntungan yang didapatkan oleh pemilik mengalami pasang surut, untuk
keuntunan rata-rata adalah sekitar Rp 200.000 hingga Rp 300.000 per hari
II. DESKRIPSI USAHA
2.1 Sejarah Unit Usaha
D’Molor merupakan unit usaha makanan ringan dengan bahan dasar kentang
yang berlokasi di Jl.Sigura-gura. Awal mula berdirinya usaha ini didasarkan atas
maraknya jajanan kentang spiral pada tahun 2014. Karena banyaknya peminat kentang
spiral tersebut di wilayah kota malang, Pemilik dari usaha D’Molor memutuskan untuk
mencoba membuka usaha bisnis kentang spiral tersebut disela-sela kesibukan
kuliahnya. Untuk menghemat biaya awal, Pak.Salim berinisiatif untuk membuat alat
kentang spiral yang ia rakit sendiri. Setelah beliau membuka usahanya di outlet sigura-
gura, ternyata ada yang tertarik dengan alat kentang spiral buatanya. Untuk
memanfaatkan peluang yang ada, Pak.Salim memutuskan untuk menjual alat kentang
spiral hasil buatannya tersebut secara online maupun offline hingga sekarang.
Memasuki tahun 2016, popularitas dari kentang spiral semakin menurun. Pak.Salim
memutuskan untuk menambah menu baru pada outlet D’Molor untuk menutup biaya
sewa outlet yang dimilikinya serta mempertahankan bisnisnya agar tidak gulung tikar.
Memanfaatkan stok bahan baku kentang yang ada, Pak.Salim berinovasi membuat
Hottang (Hotdog Kentang) yang pada saat itu sedang digemari banyak orang.
Dikarenakan harga yang relative murah dan rasa yang enak, hottang D’Molor dapat
bersaing dengan usaha sejenis dan bertahan hingga sekarang. Seiring berjalannya
waktu, Pak.Salim juga menambahkan varian menu berupa kentang goreng yang juga
memiliki banyak penggemar namun dengan cita rasa dan tekstur yang berbeda dari
kentang goreng yang biasa dijual dipasaran. Melihat potensi pasar yang ada, Pak.Salim
baru-baru ini juga menambahkan menu baru dalam outlet D’Molor yang berbahan
dasar telur yaitu sostel untuk menambah variasi dalam menu outletnya.

2.2 Organisasi dan Manajemen


Pemilik Usaha
(Salim)

Karyawan Bagian
Produksi
(Bagas)

Pemasar 1 Pemasar 2
(Nadia) (Dinda)

Berdasarkan bagan organisasi diatas, usaha D’Molor memiliki susunan


organisasi yang sangat sederhana, hal tersebut dikarenakan tugas manajemen dari
bisnis tersebut masih banyak dilakukan sendiri oleh pemilik usaha yaitu Pak.Salim.
Selain memiliki tugas sebagai manajer didalam kegiatan bisnisnya, Pak.Salim ini juga
bertugas untuk membantu mempersiapkan bahan setengah jadi sekaligus mengantar
produk setengah jadi tersebut ke outlet-outlet D’Molor. Dalam menyiapkan bahan
setengah jadi, Pak Salim dibantu dengan seorang rekannya yaitu Bagas yang bekerja
pada bagian produksi. Selain membuat bahan setengah jadi, Bagas juga membantu Pak.
Salim untuk menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan untukn persediaan
outletnya. Selain itu, terdapat pula 2 pemasar yaitu Nadia dan Dinda yang masing-
masing bertugas untuk memasarkan produk D’Molor pada outlet yang berlokasi di
Jl.Sigura-gura maupun di Malang City Point.
2.3 Produk
Produk yang akan digunakan dalam bussines plan ini adalah makanan yang
berbahan dasar kentang. Nama dari produk ini yaitu D’Molor. Arti dari nama D’Molor
yaitu pada saat usaha ini berdiri produk pertama kali yang dijual adalah kentang spiral
dimana kentang spiral terbuat dari kentang yang dipotong tipis menggunakan alat
kemudian dibentuk memanjang. Namun untuk saat ini D’Molor juga menjual produk
berupa kentang goreng dan Hotang. Untuk kentang goreng per kemasan dijual dengan
harga 10.000 sedangkan Hotang dijual dengan harga 5000. Produk yang dijual cocok
untuk konsumen semua kalangan sehingga dari kalangan atas – kalangan bawah bisa
mengkonsumsi produk tersebut karena harga yang relatif murah. Usaha yang
dijalankan oleh UMKM ini berjalan kurang lebih lima tahun dan respon konsumen
dalam mengkonsumsi produk tersebut untuk saat ini masih tergolong baik karena
terbukti dari tahun ke tahun tingkat minat konsumen akan slalu ada bahkan meningkat.
Dalam peenentuan harga terhadap produk, pihak UMKM mematok harga yang sesuai
dengan yang ada dipasar namun pada UMKM ini memiliki kelebihan antara lain selain
harga yang relatif murah, produk yang berasal dari kentang yang dijual ini memiliki
banyak varian rasa saos dan bumbu sehingga tingkat minat konsumen bertambah dan
hal ini juga menjadi pembeda antara UMKM D’Molor dengan UMKM yang lain.
Adapun varian saos yang ditawarkan yaitu saos tomat, saos cabai pedas, saos keju,
mayonnaise dan bumbu yang ditabur antara lain terdapat rasa jagung bakar, ayam
bakar, balado, pedas manis, sapi panggang dan BBQ. Produk yang dijual belum bisa
dikatakan sebagai bahan kebutuhan pokok karena masih tergolong sebagai kebutuhan
pelengkap.
2.4. Inovasi
2.4.1 Kegiatan Inovasi
Inovasi merupakan suatu hal yang perlu dilakukan ileh suatu perusahaan
atau suatu bisnis untuk keberlanjutan suatu bisnis atau perusahaan tersebut. Suatu
inovasi dapat berupa ide-ide atau gagasan yang belum pernah ada. Pada UMKM ini
yang bernama D’Molor yang merupakan suatu bisnis kentang. Ada sua menu yag
ditawarkan oleh D’Molor yaitu kentang goreng biasa yang dipotong potong menjadi
persegi panjang dan hotang yaitu semacam hotdog tetapi dilapisi oleh kentang.
UMKM ini berinovasi untuk membuat kentangnya sendiri dibandingkan dengan
membeli kentang buatan pabrik, karena kentang buatan pabrik yang dijual dipasaran
berukuran kecil.
2.4.2 Strategi Perlindungan Terhadap Hak Kekayaan Intelektual
Perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual sangat penting bagi suatu
perusahaan atau bisnis agar tidak terjadi suatu hal yang tidak kita inginkan, karena
tidak adanya perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual dapat membuat nama
dari perusahaan atau bisnis menjadi buruk. Pada UMKM D’Molor terdapat masih
kurangnya perlindungan hak kekayaan intelektual dikarenakan usaha yang
dijalaninya masih sedikit pembelinya.
2.5 Operasional
Dalam bisnis yang dijalankan oleh UMKM D’Molor bahan baku yang digunakan
adalah kentang. Kentang akan diolah menjadi makanan setengah jadi dimana kentang
tersebut dipotong dan diberi tepung sebelum digoreng. Namun untuk produk Hotang,
kentang di potong terlebih dahulu kemudian disatukan dengan sosis ayam yang sudah
disiapkan dalam satu tusuk. Alat yang digunakan yaitu alat yang dibuat sendiri oleh
pemilik usaha. Dalam operasional bisnis ini, terdapat dua karyawan untuk menjaga
stand an melayani konsumen. Usaha ini memiliki lokasi di jl.raya sigura gura dan food
court Malang City Point. Untuk stand yang ada di sigura- gura terdapat satu karyawan
yang melayani konsumen dan untuk stand yang ada di food court Malang City Point
juga terdapat satu karyawan. Operasional penjualan tidak hanya ada kedua stan
tersebut. UMKM D’Molor juga mendirikan stand pada saat car free day di jl.Ijen setiap
hari minggu. Dalam menjalankan bisnis tersebut, pelaku bisnis juga memanfaatkan
teknologi untuk menunjang bisnis. Pemasaran kentang goreng dan Hotang ini sudah
bisa dijangkau untuk melayani konsumen melalui go food, selain itu pemilik bisnis
juga memasarkan produknya melalui web sehingga mempermudah konsumen untuk
mengetahui produk dan lokasi dari bisnis tersebut.
Pembuatan bahan setengah jadi yang akan dijual dilakukan sendiri oleh pemilik
bisnis tersebut. Bahan –bahan yang akan dipakai dipasok dari pedagang kentang yang
ada dipasar. Pemilihan lokasi oleh pemilik UMKM ini sudah sangat tepat karena lokasi
yang dipilih tergolong strategis sehingga mempermudah konsumen untuk menemukan
lokasi usaha tersebut. Selain itu sarana yang ada di sekitar lokasi juga mendukung
dimana dalam stand tersebut disediakan tempat duduk untuk konsumen menunggu atau
mengkonsumsi produk secara langsung dilokasi. Kebijakan kualitas dalam bisnis
tersebut lebih mengedepankan kebersihan dan rasa karena kedua hal tersebut dipercaya
dapat mempertahankan minat dan ketertarikan konsumen pada produk yang dijual.
2.6 Analisa Dampak Lingkungan dan Resiko Usaha
2.6.1 Analisis Dampak Lingkungan
Dampak usaha umkm D’Molor terhadap lingkungan sekitarnya dapat dibilang
sedikit negatif. Kemasan yang digunakan dalam produk ini menggunakan mika
yang berbahan dasar plastik. Plastik sendiri diketahui dapat berdampak buruk bagi
lingkungan sekitar dikarenakan plastik sulit untuk terurai. Namun untuk bahan -
bahan yang digunakan oleh pemilik usaha ini dalam produksinya tidak
menimbulkan dampak negatif pada lingkungan sekitar. Pemilik usaha menggunakan
bahan yang sudah setengah jadi yang dibuat dirumah dan hanya tinggal
menggorengnya saja ditempat, sehingga tidak ada sisa - sisa bahan yang terbuang
ditempat penjualannya.
2.6.2 Analisis Dampak Masyarakat
Dampak usaha umkm D’Molor tidak berdampak negatif terhadap masyarakat.
Pemilik usaha membuat sendiri alat-alat yang digunakan serta beberapa bahan baku
dalam proses pembuatan produknya. Alat dan beberapa bahan baku yang dibuat
sendiri itu dapat meminimalsir bakteri yang ada serta kontaminasi makanan yang
tidak diinginkan yang dapat menyebabkan penyakit pada diri konsumen.
2.6.3 Analisis Resiko Usaha
Terdapat beberapa resiko usaha yang dapat terjadi pada umkm D’Molor ini.
Resiko yang pertama adalah tidak tersedianya bahan baku yang digunakan, semisal
terdapat gagal panen terhadap kentang pada suatu daerah yang menjadi pemasok
kentang utama umkm ini dan kondisi pasar yang tidak menentu akan ketersediaan
bahan baku kentang. Kemudian resiko yang kedua adalah munculnya pesaing yang
menjual produk sejenis yaitu oalhan kentang goreng dan dapat menggantikan umkm
D’Molor ini.
2.6.4 Strategi Menanggulangi Dampak dan Resiko
Untuk menanggulangi dampak dan resiko yang dapat terjadi pada umkm
D’Molor terdapat beberapa strategi. Strategi yang pertama adalah mengganti
kemasan produk D’Molor dengan bahan kemasan yang dapat didaur ulang seperti
kardus atau kertas untuk menanggulangi dampak lingkungan sekitar akan plastik
yang sulit untuk diuraikan. Kemudian strategi yang kedua untuk menanggulangi
resiko yang ada adalah dengan membudidayakan sendiri bahan baku kentang untuk
produksi sehingga tidak bergantung lagi pada kondisi pasar, serta membuat
diferensiasi produk olahan kentang untuk menghadapai pesaing – pesaing yang
kemungkinan akan muncul.
III. ANALISIS LINGKUNGAN PASAR
3.1 Target Pasar
Target penjualan dari produk D’Molor yaitu berkisar antara 300-500 tusuk
hotang dan kentang spiral serta 200-300 porsi kentang goreng dala waktu satu bulan.
Untuk mencapai target tersebut, pemilik D’molor memiliki target untuk menghabiskan
stok bahan setengah jadi dalam satu kali proses produksi sebanyak 100 tusuk kentang
spiral 100 tusuk hotang dan 100 porsi kentang goreng dalam waktu 2 minggu. Hal
tersebut dikarenakan produk setengah jadi yang dibuat tidak ditambahkan dengan
bahan pengawet sehingga memiliki umur simpan yang relative lebih singkat daripada
produk olahan kentang sejenis yang beredar dipasaran.
3.2 Target atau Segmen Pasar yang Dituju
Target yang dituju oleh usaha D’Molor ini yaitu kalangan remaja hingga
dewasa yang menyukai jajanan unik serta ramah dikantong. Karakteristik pembeli yang
suka dengan sesuatu yang mengenyangkan dengan harga yang murah seperti kalangan
mahasiswa menjadi target dari usaha D’Molor ini. Lokasi usaha yang berdekatan
dengan wilayah kampus juga mendukung akan keberlangsungan membidik target
kalangan mahasiswa tersebut. Selain itu, Pembeli yang suka dengan sesuatu yang unik
serta memiliki kecenderungan suka dengan makanan ringan juga menjadi target dari
usaha D’Molor dikarenakan pembeli dengan karakteristik tersebut akan dengan mudah
tertarik dan membeli produk olahan kentang yang dijual oleh usaha D’Molor.
3.3 Tren Penjualan Pasar
Permintaan produk dari usaha D’Molor cukup bervariasi tergantung dari selera
konsumen yang terpengaruh dengan tren yang berkembang. Pada awal pendirian usaha,
permintaan akan produk yang dijual oleh D’Molor cukup tinggi, dikarenakan pada saat
itu belum banyak pesaing yang menyaingi usaha kentang spiral yang dijual oleh
D’Molor dan juga banyaknya konsumen yang tertarik dan ingin membeli produk
kentang spiral yang sedang hits tersebut. Namun, setelah popularitas dari kentang spiral
menurun dan banyaknya usaha lain yang menjual olahan sejenis, permintaan akan
kentang spiral pada usaha D’Molor menurun. Melihat hal tersebut, owner D’Molor
memutuskan untuk melakukan diversifikasi menu dari D’Molor dengan menambahkan
menu kentang goreng yang diikuti dengan penambahan menu hottang pada bulan
berikutnya. Setelah penambahan menu tersebut, permintaan akan olahan kentang yang
diteriam oleh D’Molor cenderung stabil pada setiap harinya dan meningkat pada saat
hari libur dikarenakan pada hari libur D’Molor membuka outlet pada Kawasan yang
cukup ramai pembeli berbeda dengan hari-hari biasanya.
3.4 Proyeksi Penjualan
Proyeksi penjualan produk yang diproduksi oleh D’Molor berkisar antara 15-
20 tusuk hotang dan kentang spiral serta 20-30 bungkus kentang goreng pada setiap
harinya sehingga nantinya akan menghasilkan omset sebesar 200-300 ribu per hari.
Penjualan tersebut jika diakumulasikan dalam satu bulan, D’Molor akan menjual
kurang lebih 500 tusuk kentang spiral dan hotang serta 500 bungkus kentang goreng
pada setiap bulannya jika penjualan rata-rata mereka pada tiap harinya berkisar antara
15-30 porsi hottang, kentang spiral maupun kentang goreng.
3.5 Strategi Pemasaran
3.5.1 Pengembangan Produk
Pengembangan produk yang akan dilakukan oleh D’Molor yaitu dengan
menambahkan varian rasa saus dan bumbu bubuk dengan aneka rasa lainnya seperti
rumput laut, keju, salted egg dan varian rasa lain yang sedang populer untuk
menjangkau lebih banyak konsumen. Selain itu, kedepannya D’Molor ingin
menambahkan varian menu lain dengan bahan dasar non kentang seperti sostel yang
telah ia perkenalkan pada kedua stand yang D’Molor miliki agar menu yang disajikan
D’Molor tidak terkesan monoton dikarenakan hanya ada menu dengan bahan dasar
kentang saja. Pengembangan jangka panjang lainnya yaitu, D’Molor ingin mengurus
ijin P-IRT terhadap produk olahan kentang yang dijualnya agar dapat lebih meyakinkan
konsumen atas produk yang mereka buat.
3.5.2 Pengembangan Wilayah Pemasaran
Pengembangan wilayah pemasaran yang akan dilakukan oleh D’Molor yaitu
dengan membuka satu cabang potensial lagi yang berlokasi di Mall Dinoyo City untuk
menjangkau konsumen yang berlokasi didaerah Dinoyo dan sekitarnya sekaligus
menpermudah akses pembelian melalui go-food maupun grab-food dengan adanya
cabang yang lebih mudah dijangkau. Selain itu, D’Molor juga akan memasarkan
produk olahan kentangnya dalam bentuk beku untuk menjangkau konsumen yang ingin
menikmati olahan kentang D’Molor tanpa harus datang ke outlet maupun konsumen
yang ingin memulai usaha untuk menjual olahan kentang tanpa harus memikirkan
mengenai cara membuat olahan kentang yang akan dijual.
3.5.3 Kegiatan Promosi
` Kegiatan promosi yang akan dilakukan oleh D’Molor yaitu dengan lebih
berfokus pada promosi secara online pada akun sosial media D’Molor yaitu Facebook
dan juga Instagram. Kegiatan promosi tersebut dapat dimulai dengan cara mengubah
tampilan facebook dan Instagram dari D’Molor agar lebih menarik dan dapat menarik
minat konsumen dengan menambahkan promo serta mengatur postingan agar lebih rapi
dan tertata. Selain itu, akan ditambahkan pula video promosi yang akan dibuat
semenarik mungkin untuk menaikan minat konsumen terhadap produk yang dijual oleh
D’Molor.
3.5.4 Strategi Penetapan Harga
Penetapan harga yang dilakukan oleh D’Molor tergantung dari biaya yang
dikeluarkan pada saat melakukan proses produksi. Biaya produksi akan dihitung
terlebih dahulu kemudian setelah jumlah bahan setengah jadi yang sudah diproduksi
siap, harga produksi akan ditentukan dengan membagi biaya produksi yang
dikeluarkan dengan jumlah bahan setengah jadi yang berhasil dibuat. Selain
mempertimbangkan biaya produksi yang dikeluarkan, D’Molor juga akan
memperhatikan harga produk serupa yang dijual oleh pesaing untuk memastikan agar
harga yang ditetapkan oleh D’Molor masih jauh lebih murah dibandingkan dengan
harga dari produk pesaing.
3.6 Analisis SWOT
Kekuatan Kelemahan
Harga lebih murah Pemasaran kurang memadai
Tanpa Bahan Pengawet Tidak memiliki ijin P-IRT

Peluang Ancaman
Olahan kentang disukai banyak orang Banyaknya olahan kentang baru
Sedikitnya pesaing penjual hotang Harga bahan baku kentang naik
3.7 Analisis Pesaing
Pesaing Kelebihan Kelemahan
Tokkebi Kemasan Menarik, Harga relative mahal,
memiliki banyak cabang, hanya menjual olahan
pemasaran luas kentang jenis hottang saja
Sosgul Pemasaran luas, jenis Outlet hanya tersedia di
hottang yang dijual mall
beraneka macam

3.8 Tujuan Pemasaran dan Penjualan


Tujuan dari pemasaran dan penjualan yang D’Molor lakukan yaitu untuk
memenuhi keinginan konsumen terhadap produk olahan kentang serta mempermudah
dalam mendapatkan produk tersebut. Untuk mempermudah konsumen dalam
memperoleh produk yang dijual oleh D’Molor, pemasaran yang dilakukan
menggunakan alat berupa aplikasi ojek online dan juga sosial media seperti whatsapp,
facebook dan juga Instagram untuk mempermudah proses pembelian secara online.
Aplikasi lainnya yang digunakan yaitu aplikasi uang digital berupa T-cash dan juga ovo
yang juga dapat mempermudah konsumen dalam proses pembayaran serta menarik
minat konsumen untuk membeli produk dari D’Molor. Dengan banyaknya konsumen
yang berminat untuk membeli produk D’Molor keuntungan yang didapatkan oleh
D’molor juga akan meningkat sehingga pihak D’Molor dapat lebih mengembangkan
usahanya agar tidak kalah bersaing dengan usaha-usaha lainnya serta dapat tetap
bertahan seiring dengan adanya pesaing-pesaing baru.
3.9 Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran yang digunakan untuk memasarkan produk D’Molor
diantaranya yaitu saluran pemsaran secara online dan saluran pemasaran secara offline
(secara langsung). Saluran pemasaran secara online dibantu dengan adanya aplikasi
social media serta ojek online. Pemasaran melalui saluran pemasaran secara online ini
dapat mengurangi biaya promosi dikarenakan promosi dapat dilakukan secara gratis
melalui media online tersebut, selain itu proses pemasaran secara online juga sangat
mudah dan tidak perlu adanya persyaratn maupun perizinan khusus seperti halnya pada
saat pemasangan iklan secara konvensional maupun offline. Namun, terdapat pula
beberapa kelemahan dari saluran pemasaran secara online ini, terkadang terdapat
pesanan yang tiba-tiba dibatalakn pada saat pesanan tersebut sudah dibuat sehingga
dapat merugikan pihak D’Molor. Saluran pemasaran lainnya yang digunakan untuk
memasarkan produk D’Molor yaitu saluran pemasaran secara offline atau secara
langsung yang dilakukan melalui outlet D’Molor. Kelebihan dari saluran pemasaran ini
yaitu adanya interaksi secara langsung antara pembeli dan penjual yang memudahkan
proses transaksi produk. Sedangkan kelemahan dari saluran pemasaran secara langsung
ini yaitu, pihak D’Molor harus membayar biaya sewa outlet yang dimilikinya sehingga
meningkatkan biaya produksi yang harus dikeluarkan.
IV. VISI DAN MISI PERUSAHAAN
4.1. Pernyataan Visi
Menjadikan usaha makanan ringan berbasis kentang yang inovatif, berkualitas yang
dapat dijangkau oleh semua kalangan
4.2. Pernyataan Misi
1. Menciptakan makanan yang berkualitas dari bahan pilihan tanpa menggunakan
pengawet
2. Memberikan harga yang terjangkau terhadap produk yang dijual
3. Menciptakan inovasi yang menarik
4.3. Tujuan / sasaran
Tujuan jangka pendek didirikannya usaha ini adalah menjadi pelopor olahan
kentang baru. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah dapat terus memenuhi
kebutuhan konsumen dan mudah dijangkau konsumen khususnya mahasiswa. Selain
itu juga tetap menjaga kualitas produk untuk memuaskan konsumen. Jenis kegiatann
agar D’Molor dapat dikenal masyarakat luas adalah dengan memperluas cabang dan
melakukan diferensiasi produk olahan kentang.
4.4. Rencana Aksi
Milestone Waktu Penyelesaian Person in charge
Menyiapkan produk Sebelum outlet dibuka atau Karyawan bagian
setengah jadi sekitar pukul 3 sore produksi
Pemasaran produk Pukul 4 sore sampai pukul Karyawan bagian
10 malam pemasaran
V. RENCANA ANGGARAN

a. Biaya Tetap
Nama Barang Jumlah Satuan Harga Satuan Pengeluaran
(Rp) (Rp)
Biaya Listrik 1 Bulan 50.000 50.000
Biaya Sewa 1 Bulan 150.000 150.000
Tempat
Biaya
Penyusutan
Alat
Kompor Gas 3 Buah 30.000 90.000
Pemotong 2 Buah 20.000 40.000
Kentang
Pisau 3 Buah 4.000 12.000
Booth Kentang 2 60.000 120.000
Capit untuk 3 Buah 2.000 6.000
menggoreng
Spatula 4 Buah 4.000 12.000
Alat Peniris 4 Buah 5.000 20.000
Wadah 5 Buah 5.000 25.000
aluminium
Kursi Plastik 6 Buah 5000 30.000
Botol saus 5 Buah 2000 10.000
Botol bumbu 8 Buah 2000 16.000
Total Biaya Tetap 581.000
Biaya Penyusutan:
1. Kompor Gas
𝑃𝑏−𝑃𝑠 250.000−100.000
D= = =30.000
𝑡 5

2. Pemotong Kentang
𝑃𝑏−𝑃𝑠 200.000−100.000
D= = =20.000
𝑡 5

3. Pisau
𝑃𝑏−𝑃𝑠 15.000−3.000
D= = =4.000
𝑡 3

4. Booth Kentang
𝑃𝑏−𝑃𝑠 500.000−200.000
D= = =60.000
𝑡 5

5. Capit untuk Menggoreng


𝑃𝑏−𝑃𝑠 7000−1000
D= = =2.000
𝑡 3

6. Spatula
𝑃𝑏−𝑃𝑠 10.000−2.000
D= = =4.000
𝑡 2

7. Alat Peniris
𝑃𝑏−𝑃𝑠 15.000−5.000
D= = =5.000
𝑡 2

8. Wadah Aluminium
𝑃𝑏−𝑃𝑠 20.000−5000
D= = = 5.000
𝑡 3

9. Kursi Plastik
𝑃𝑏−𝑃𝑠 20.000−5000
D= = =5.000
𝑡 3

10. Botol Saus


𝑃𝑏−𝑃𝑠 7000−1000
D= = = 2.000
𝑡 3

11. Botol Bumbu


𝑃𝑏−𝑃𝑠 7.000−1.000
D= = =2.000
𝑡 3

b. Biaya Variabel
Nama Barang Jumlah Satuan Harga Satuan Pengeluaran
(Rp) (Rp)
Kentang 20 Kg 20.000 300.000
Minyak 7 Liter 12.000 84.000
Goreng
Saos Tomat 2 Kg 16.000 32.000
Saos Sambal 2 Kg 16.000 32.000
Bumbu Bubuk 3 Kg 30.000 90.000
Mayonais 2 Kg 23.000 46.000
Sosis 1 Pak 32.000 32.000
Merica 1 Bungkus 5.000 5.000
Garam 1 Bungkus 2.500 2.500
Bawang Putih ½ Kg 20.000 10.000
Tepung Terigu 2 Kg 9.000 18.000
Tusuk Bambu 1 Pak 20.000 20.000
Gas 4 Buah 19.000 76.000
Mika Plastik 2 Pak 20.000 40.000
Plastik Besar 1 Pak 30.000 30.000
Gaji
Total Biaya Variabel 817.500

Anda mungkin juga menyukai