Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN BAB 6

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN)


oleh
AUGY LADYANA FIRSTYANTO
14080694055
S1 Akuntansi 2014 A

A. PENGERTIAN APBN
Berdasarkan Undang- Undang RI No. 23 Tahun 2013 tentang APBN tahun
anggaran 2014, APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). APBN adalah suatu daftar yang memuat
rincian pendapatan dan pengeluaran negara untuk waktu tertentu , biasanya satu tahun.
Setiap tahun pemerintah menyusun APBN. Landasan hukum serta tata cara
penyusunan APBN terdapat di dalam UUD 1945 Pasal 23 ayat 1, 2 dan 3. Setelah APBN
ditetapkan dengan Undang-Undang, pelaksanaan APBN dituangkan lebih lanjut dengan
Peraturan Presiden. Berdasarkan perkembangan, di tengah berjalannya tahun anggaran,
APBN dapat mengalami revisi/perubahan. Untuk melakukan revisi APBN, Pemerintah
harus mengajukan RUU Perubahan APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR.
Menurut Tujuan penyusunan APBN adalah sebagai pedoman pengeluaran dan
penerimaan negara agar terjadi keseimbangan yang dinamis dalam rangka melaksanakan
kegiatan-kegiatan kenegaraan demi tercapainya peningkatan produksi, peningkatan
kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta pada akhirnya
ditujukan untuk tercapainya masyarakat adil dan makmur material maupun spiritual
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. (Dumairy:2009)
B. FUNGSI APBN
Dalam UU No.17 Tahun 2003, pasal 3 ayat (4) , dijelaskan beberapa fungsi yang
diemban oleh APBN, sebagai berikut:
a. Fungsi otorisasi
b. Fungsi perencanaan
c. Fungsi pengawasan
d. Fungsi alokasi
e. Fungsi distribusi
C. PERAN APBN
1. APBN sebagai Alat Mobilisasi Dana Investasi
2. APBN sebagai Alat Stabilisasi Ekonomi
D. INSTRUMEN DAN ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL
1). Pengertian Kebijakan Fiskal
Menurut Jamli (2001:114), Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah untuk
memepengaruhi jalannya perekonomian dengan cara memanipulasi anggaran
pendapatan dan belanja negara sehingga sesuai dengan kondisi perekonomian yang
sedang terjadi dan tujuan ekonomi yang hendak dicapai.
2). Tujuan Kebijakan Fiskal :
a. menciptakan stabilitas perekonomian
b. memacu atau mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi
c. memperluas dan menciptakan lapangan kerja
d. menciptakan terwujudnya keadilan sosial bagi masyarakat
e. mewujudkan pendistribusian dan pemerataan pendapatan
3). Macam Kebijakan Fiskal :
a. Kebijakan Fiskal Ekspansioner (expansionary fiscal policy)
Dilakukan apabila kondisi perekonomian lesu dan angka pengangguran tinggi
sehingga dirasa perlu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan
angka pengangguran, dengan cara meningkatkan pengeluaran/belanja pemerintah
dan/ menurunkan pajak.
b. Kebijakan Fiskal Kontraksioner
Dilakukan apabila kondisi perekonomian dalam keadaan inflasi tinggi, dengan cara
menurunkan pengeluaran/belanja pemerintah dan / menaikkan pajak.
4). Instrumen Kebijakan Fiskal
a. Anggaran Belanja Seimbang
Cara yang dilakukan ialah dengan menyesuaikan anggaran dengan keadaan.
Tujuannya untuk mencapai anggaran berimbang dalam jangka panjang. Ada empat
macam anggaran, yaitu :
Anggaran berimbang
Anggaran defisit
Anggaran surplus
Anggaran dinamis
b. Stabilisasi anggaran otomatis
Pengeluaran pemerintah lebih ditekankan pada asas manfaat dan biaya relatif dari
berbagai paket program. Pajak ditetapkan sedemikian rupa sehingga terdapat
anggaran belanja surplus dalam keadaan kesempatan kerja penuh.
c. Pengelolaan anggaran
Dalam rangka menciptakan stabilitas perekonomian nasional, untuk itu
diperlukan anggaran berimbang dengan resep jika masa depresi ditempuh
anggaran defisit, sedangkan jika masa inflasi, digunakan anggaran surplus.
d. Pembiayaan fungsional
Tujuan utamanya untuk meningkatkan kesempatan kerja. Cara yang ditempuh
ialah pembiayaan pengeluaran pemerintah ditentukan sedemikian rupa sehingga
tidak berpengaruh secara langsung terhadap pendapatan nasional. Sektor pajak
dan pengeluaran pemerintah menjadi hal yang terpisah.
Penerimaan pemerintah dari sektor pajak ditujukan untuk mengatur pengeluaran
pihak swasta.
5). Kebijakan Fiskal dan Pembangunan
a. Kebijakan fiskal harus dijalankan dengan lebih konservatif atau hatihati, yaitu
selalu menjaga pengeluaran dan penerimaan dalam keadaan seimbang dan
menghindari pengeluaran yang berlebihan.
b. Kebijakan fiskal dapat dipergunakan untuk memengaruhi sumber daya ekonomi
melalui dua cara.
Pembelanjaan pemerintah di satu sektor akan dapat menggalakkan penanaman
modal di sektor tersebut, sedangkan pajak yang tertinggi yang dikenakan pada
satu sektor akan menurunkan gairah perusahaan untuk memperluas usahanya.
Pemberian rangsangan fiskal kepada pengusaha tertentu, misalnya pemberian
modal dengan syarat yang ringan, pembebasan sementara pajak, pengurangan
atau pembebasan pajak impor modal dan bahan baku.
c. Kebijakan fiskal dapat memacu pembentukan modal yang dibutuhkan dalam
pembangunan. (Boediono:2003)
6). Analisis Kebijakan Fiskal
a. Peningkatan Kualitas Belanja Negara
Mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif
Mendukung pencapaian sasaranpembangunan yang berkelanjutan
Mendukung percepatan pencapaian minimum essential force (MEF)
Meningkatkan efektivitas kebijakan anggaran subsidi
Meningkatkan pengelolaan sumber daya alamdan lingkungan hidup
Meningkatkan dan memperluas akses pendidikan yang berkualitas
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan sistem jaminan sosial nasional
dibidang kesehatandan ketenagakerjaan;
Mengantisipasi ketidakpastian perekonomian global melaluidukungan
cadangan risiko fiskal.
E. PRINSIP- PRINSIP DALAM APBN
1. Prinsip Anggaran Defisit, ditentukan oleh :
Pinjaman LN tidak dicatat sebagai sumber penerimaan melainkan sebagai sumber
pembiayaan.
Defisit anggaran ditutup dengan sumber pembiayaan DN + sumber pembiayaan LN
(bersih)
2. Prinsip Anggaran Dinamis
Anggaran dikatakan bersifat dinamis absolut apabila TP dari tahun ke tahun terus
meningkat.
Anggaran bersifat dinamis relatif apabila prosentase kenaikan TP (TP) terus
meningkat atau prosentase ketergantungan pembiayaan pembangunan dari pinjaman
luar negeri terus menurun.
3. Prinsip Anggaran Fungsional
Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan/ pinjaman LN hanya berfungsi untuk
membiayai anggaran belanja pembangunan (pengeluaran pembangunan) dan bukan untuk
membiayai anggaran belanja rutin.

DAFTAR PUSTAKA

Adri Aswin. 2014. Prinsip- Prinsip APBN. (online).


(http://layarasdos.blogspot.co.id/2014/06/prinsip-dalam-apbn-anggaran-
pendapatan.html, diakses pada tanggal 12 Februari 2016).

Anne Booth dan Peter Mc. Cawley. 1990. Ekonomi Orde Baru. Jakarta: LP3ES

Boediono.KebijakanFisikal: Pemikiran, Konsep, dan Implementasi. 2003. Jakarta: Kompas.

Dumairy. 2009. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Irawan dan Suparmoko. 1992. Ekonomika Pembangunan. Jogjakarta: BPFE.

Anda mungkin juga menyukai