OLEH:
KELOMPOK: 4 (EMPAT)
JURUSAN BIOLOGI
2018
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2.Rumusan Masalah 1
1.3.Tujuan Pelaksanaan 2
DAFTAR PUSTAKA 11
DOKUMENTASI 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.4. Latar Belakang
Sapi perah merupakan ternak yang menghasilkan susu. Susu mengandung laktosa,
protein, lemak, mineral dan vitamin. Susu diperoleh dengan cara pemerahan sapi dari kelenjar
susu selama masa laktasi tanpa ada pengurangan dan penambahan komponen di dalamnya. Susu
sapi perah merupakan bahan pangan sumber protein yang sangat penting untuk memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat karena memiliki kandungan gizi yang tinggi dan komposisi yang
lengkap , Susu termasuk dalam bahan pangan yang mudah rusak (perishable) terutama faktor
mikrobiologis, maka susu perlu dilakukan perlakuan yang mampu mengurangi jumlah
kontaminan yang ada di dalam susu. Perlakuan yang sering diterapkan dalam produk susu yakni
perlakukan pasteurisasi. Pasteurisasi adalah perlakuan panas yang diberikan pada bahan pangan
dengan suhu di bawah titik didih. Pasteurisasi sering digunakan untuk mengawetkan bahan
pangan yang tidak tahan suhu tinggi, misalnya susu.
PT. Putra Indo Mandiri Sejahtera merupakn peternakan susu sapi pertama di Berastagi.
Pemerahan susu yang dikelola pertama di Sumatera Utara. Sapi yang dipelihara dalam
peternakan ini adalah Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein (PFH) yang berasal dari
Australia. Peternakan ini juga bergerak dalam pengolahan susu dimulai dari bahan baku murni
dari sapi yang didatangkan dari australia hingga kemudian di olah dan dibuat menjadi produk
jadi seperti yogurt,keju dan susu dengan aneka rasa seperti stroberry, coklat dll. Sehingga sangat
baik untuk melakukan survei secara langsung ketempat tersebut agar mengetahui proses
pembuatan hingga proses pengolahan dan teknik-teknik apa yang digunakan untuk menimalisir
bakteri atau mikroba patogen .
1.5.Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pemerahan dan pengolahan susu sapi?
2. Bagaimana proses perawatan sapi?
3. Bagaimana proses sterilisasi mikroba dalam pembuatan susu pasteurisasi?
4. Bagaimana proses pengolahan limbah sapi?
1.6.Tujuan Pelaksanaan
1. Mengetahui proses pemerahan dan pengolahan susu sapi?
2. Mengetahui proses perawatan sapi?
3. Mengetahui proses sterilisasi mikroba dalam pembuatan susu pasteurisasi?
4. Mengetahui proses pengolahan limbah sapi?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein (PFH) merupakan persilangan antara sapi
Friesian Holstein (FH) dengan sapi lokal Indonesia. Karakteristik pada sapi PFH adalah
memiliki corak belang hitam putih atau merah putih, punggung agak melengkung ke atas, bentuk
ambing seperti cawan dengan puting susu yang kecil dan bervariasi teksturnya, pada dahi
terdapat bulu putih yang berbentuk segitiga (Abubakar, 2000.)
Susu sapi perah merupakan bahan pangan sumber protein yang sangat penting untuk
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat karena memiliki kandungan gizi yang tinggi dan
komposisi yang lengkap , Susu merupakan bahan pangan yang banyak disukai oleh masyarakat
karena mempunyai kandungan nutrisi yang sangat lengkap antara lain lemak, laktosa, protein,
mineral, vitamin dan enzim (Winarso, 2008)
Susu segar merupakan susu murni yang berasal dari ambing sapi sehat tanpa mengurangi
atau menambah komponen lain, serta tidak mengalami proses pemanasan. Secara umum, susu
memiliki komposisi seperti lemak 3,9%; protein 3,4%; abu 0,72%, dan kadar air 87,10% .
Kandungan gizi pada susu yang cukup tinggi tidak hanya memberikan keuntungan bagi susu.
Dengan tingginya kandungan gizi dan kadar air serta pH susu yang mendekati normal
menjadikan susu sebagai medium yang sangat baik bagi pertumbuhan mikroorganisme, seperti
bakteri, kapang atau khamir. Susu yang terkontaminasi oleh mikroorganisme akan
mempengaruhi rasa, bau, warna, kekentalan, dan komposisi zat gizi yang dikandung oleh susu
menjadi berubah. (Arpah, 1993).
Susu termasuk dalam bahan pangan yang mudah rusak (perishable) terutama
faktor mikrobiologis, maka susu perlu dilakukan perlakuan yang mampu mengurangi jumlah
kontaminan yang ada di dalam susu. Bakteri, yeast dan jamur dapat hidup dalam susu. Sifat-sifat
susu dapat berubah karena aktivitas mikroorganisme tersebut. Aktivitas bakteri yang hidup
dalam susu bermacam-macam tergantung dari jenis atau golongannya. Susu dalam ambing
ternak yang sehat pun tidak bebas hama, dan mungkin mengandung sampai 500 organisme/ml.
Jika ambing itu sakit, maka jumlah organisme dapat meningkat menjadi lebih besar dari 20.000
sel/ml.( Hadiwiyoto, 1994).
Perlakuan yang sering diterapkan dalam produk susu yakni perlakukan pasteurisasi.
Pasteurisasi adalah perlakuan panas yang diberikan pada bahan pangan dengan suhu di bawah
titik didih. Pasteurisasi sering digunakan untuk mengawetkan bahan pangan yang tidak tahan
suhu tinggi, misalnya susu.
o
Pasteurisasi merupakan proses pemanasan pada bahan pangan dengan suhu 62 C selama
o
30 menit, atau pemanasan pada suhu 72 C selama 15 detik, yang segera dilanjutkan proses
pendinginan (Saleh, 2004). Susu pasteurisasi merupakan susu segar yang telah diberi perlakuan
pemanasan pada suhu dan waktu tertentu, misalnya 63°C selama 30 menit dan susu pasteurisasi
tidak dapat dikategorikan lagi dalam susu segar, perlakuan pasteurisasi pada susu berfungsi
untuk membunuh bakteri patogen yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia,
memperpanjang umur simpan dari susu, mengurangi populasi bakteri di dalam susu, dan
menginaktifkan enzim-enzim yang dapat membuat susu cepat rusak, yaitu enzim fosfatase dan
enzim katalase. Selain itu pasteurisasi dapat menciptakan produk baru yang dapat juga
ditambahkan dengan aroma tertentu dan dikemas dengan kemasan yang . Proses pengawetan
susu biasanya dilakukan dengan cara pasteurisasi. Dengan cara ini memiliki banyak kekurangan
yang salah satunya menyebabkan hilangnya nutrisi dan kandungan gizi. Namun, susu yang tidak
dipasteurisasi akan terkontaminasi mikroba sehingga dapat menurunkan kualitas susu
(Wanniatie, 2015)
Proses pasteurisasi dapat menghancurkan 90 – 99% bakteri yang ada di dalam susu,
dengan kemungkinan kerusakan yang sangat kecil bagi laktosa casein dan unsur lemak, akan
tetapi vitamin C dapat rusak. Oleh sebab itu, proses pasteurisasi tidak semuanya dapat
menguntungkan, ada beberapa efek yang ditimbulkan dari proses pasteurisasi, diantaranya dapat
mempertahankan nilai nutrisi dan karakteristik sensori bahan pangan hasil pasteurisasi, hanya
dapat memepertahankan umur simpan bahan pangan untuk beberapa hari saja, dapat
menyebabkan perubahan terjadinya perubahan warna, aroma, dan flavor, mengakibatkan
degradasi vitamin bahan.(E.Tekisen, .2007)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.7.Waktu Pelaksanaan
Kegiatan kuliah lapangan ini dilakukan selama sehari yaitu pada hari Jumat, 20 April
2018, yang dimulai pukul 08.00- 16.00
3.8. Lokasi Pelaksanaan
Kuliah Lapangan ini dilaksankan di Peterakan Sapi PT. Putra Indo Mandiri Sejeahtera,
Jl. Jaranguda, Jaranguda, Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara 22153.
3.9.Prosedur Pelaksanaan
2 Profil Narasumber
• Nama : Kak Ika
• Bidang Profesi : Accounting
3 Hewan Ternak
Jenis sapi: Friesian Holstein (FH) yang berasal dari Australia
Jumlah sapi sekitar i ±238 ekor dan sapi yang produktif berjumlah ±70
ekor.
4 Jenis Pakan Sapi
• Pakan Hijauan
Terdiri dari : bonggol jagung, rumput odot, dan king grass.
• Pakan Konsentrat
Terdiri dari : gandum, bungkil kedelai, bungkil kelapa, ampas tahu dan ampas
bir.
5 Pemerahan Susu Sapi
Pemerahan susu sapi dilakukan dalam 2 kali dalam sehari.
Pagi : 6.30
Sore : antara 15.00 dengan 15.30
6 Jumlah Produksi Susu
• Setiap sapi menghasilkan sekitar 2 -3 liter bahkan ada yang 13 liter per
hari.
• Keseluruhan produksi susu adalah 1100 liter dalam sehari
7 Proses Perkembangbiakan Sapi
• Perkembangbiakan sapi dilakukan dengan "kawin suntik" atau IB
(Inseminasi Buatan).
• Bibit diperoleh dari Singosari.
8 Produk Olahan Susu yang dihasilkan
Susu segar, Susu rasa, keju, es krim, dan yogurt
9 Daerah pendistribusian produk:
Untuk susu , es krim, dan yogurt, sekitaran Berastagi, dan Medan
Keju didistribusikan ke Jakarta dan Bali
4.2.Pembahasan
a. Informasi Peternakan Sapi
PT. Putra Indo Mandiri Sejahtera merupakn peternakan susu sapi pertama di Berastagi.
Pemerahan susu yang dikelola pertama di Sumatera Utara. Sapi yang dipelihara dalam
peternakan ini adalah Sapi Perah Peranakan Friesian Holstein (PFH) yang berasal dari
Australia. Karakteristik pada sapi PFH adalah memiliki corak belang hitam putih, punggung
agak melengkung ke atas, bentuk ambing seperti cawan dengan puting susu yang kecil dan
bervariasi teksturnya, pada dahi terdapat bulu putih yang berbentuk segitiga. Sapi yang berada
dipeternakan ini berjumlah kurang lebih 238 ekor untuk sapi perah dan 211 ekor untuk sapi
potong.
Proses pemerahan yang dilakukan yaitu sapi digirng ke ruang khusu pemerahan sapi.
Sapi diperah setelah dimandikan. Lalu sapi dicek secara manual untuk mengetahui apakah sapi
tersebut dapat diperah dan apakah susu sapi tersbut layak untuk dikonsumsi manusia. Karena,
terkadang terdapat sapi yang terkena mastitis (penyakit ambing sapi) dimana kondsi pathogen
paa susu yang tinggi sehingga susu berwarna kekuningan dan terasa masam, Pemerahan
dilakukan menggunakan mesin perah, sehingga proses pemerahan lebih cepat dan lebih steril.
Proses pemerahan susu sapi ada 3 carai yaitu, head lock, clean the putting dan depeng perah
manual.
f. Proses Pemasaran
Distribusi susu, es krim dan yogurt masih di sekitar Berastagi, dan jika ada orderan
susu pasteurisasi bias didistribusikan hingga ke Medan.
Untuk keju sendiri sudah distribusi ke luar kota seperti Jakarta dan Bali.
Proses pengolahan limbah yang dilakukan hanya pengoalahan pengolahan kotoran sapi
yang dijadikan sebagai pupuk kompos dan dijual kepada petani atau kebun-kebun yang ada
disekitar daerah Berastagi.
Manajemen pemeliharaan yang dilakukan dalam peternakan ini yaitu antara lain:
Pemerahan dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore
Pemandian sapi yang dilakukan sebelum pemerahan
Setiap hari kandang sapi dibersihkan
Pemberian pakan
o terdapat 2 jenis pakan yang diberikan yaitu : pakan hijauan dan dan pakan
konsentrat.
Hijauan: yaitu campuran batang jagung, rumput odot, dan king grass,
Konsentrat: yaitu campuran gandum, bungkil kedelai, bungkil kelapa sawit, dedak,
DDGS, ampas bir, dan ampas tahu
Setiap hari dilakukan pencekkan kondisi kesehatannya apakan ada yang terluka. Dan
dicek juga siklus birahi sapinya. Jika sapi kurang sehat maka dilakukan pemberian
vitamin
Perkembangbiakan sapi dilakukan secara IB (Inseminasi buatan)
Apabila tanduk sapi sudah terlalu besar, tanduknya akan dipotong agar tidak melukai sapi
lain.
Setiap sapi memiliki ear tag yang berisi identitas sapi seperti id sapi, tanggal lahir sapi,
dan indukan sapinya.
Kandang sapi di pisahkan menjadi beberapa bagaian seperti sapi yang produktif, sapi
yang belum produktif dan sapi yang baru melahirkan.
Untuk sapi yang terkena penyakit mistis (penyakit ambing susu), diberikan treatment
yaitu dengan memberikan obat yaitu Laktaloks.
Abubakar. 2000. Pengaruh Suhu dan Waktu Pasteurisasi terhadap Mutu Susu Selama
Penyimpanan. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. Vol 6 (1).
Tekisen, E. 2007. Microbiological Quality Of UHT Milk Consumed in Turkey. Journal Of Food
Safety Vol. 7
Wanniatie, Veronica. 2015. Kualitas Susu Pateurisasi Komersil. Jurnal agripet. Vol 15(2)
Winarso, D. 2008. Hubungan kualitas susu dengan keragaman genetik dan prevalensi mastitis
subklinis di daerah jalur susu Malang sampai Pasuruan. J. Sain Vet. Vol 26 (2)
DOKUMENTASI
c. PEGAWAI PETERNAKAN
d. LOKASI PEMERAHAN SUSU SAPI
e. PAKAN SAPI