Anda di halaman 1dari 23

USAHA PRODUKSI TEMPE DI DESA KEPUH

KECAMATAN PAPAR

XII IPS 4

Disusun oleh :
ASKIRA WULANDARI (04)
KARTIKA SARI (16)
PARAMITA AMBAR WATI (25)
RISZQI HAPSARI (30)

SMAN 1 PLEMAHAN
2022/2023

Alamat : Jalan. PLK Gg 1 Bogokidul, Kec. Plemahan, Kab. Kediri, Jawa Timur
64155, Indonesia Telp.(0354)528259 Email : info@sman1plemahan.sch.id
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Pemberdayaan Industri ”Tempe Kedelai”

SMAN 1 PLEMAHAN
Tahun Pelajaran 2022/2023

Oleh:
Kelompok 2
XII-IPS 4

MENGETAHUI

GURU MATA PELAJARAN KETUA KELOMPOK

Ninik Suci Erlinawati,M.Pd Paramita Ambar Wati


NIP.196602162007012013 NIS. 5645

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayhNya penyusun dapat menyelesaikan kegiatan ini yang berjudul “Usaha Produksi
Tempe Di Desa Kepuh Kecamatan Papar”.

Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah memberi bantuan untuk menyelesaikan kegiatan pemberdayaan ini dengan baik dan
benar. Ucapan terimakasih ditujukan kepada :

Ibu Ninik Suci Erlina Wati S.Sos selaku pembimbing kegiatan pemberdayaan ini, orang tua
yang telah mendukung agar kegiatan ini dapat berjalan dengan baik, serta dukungan dari
pegawai di Pertanian Organik yang telah berpartisipasi dalam kegiatan pemberdayaan.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan kegiatan pemberdayaan ini jauh dari
kata sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa ataupun penulisannya. Oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun khususnya dari pembimbing
kegiatan pemberdayaan ini guna menjadi acuan dalam bekal untuk lebih baik bagi masa yang
akan datang.

Plemahan, 20 Januari 2023

Penulis

3
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................................1
Halaman pengesahan..............................................................................................................2
Kata Pengantar.......................................................................................................................3
Daftar Isi................................................................................................................................4
Daftar Gambar........................................................................................................................5
Ringkasan Kegiatan Evaluasi.................................................................................................6
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................7
A. Latar Belakang...........................................................................................................7
B. Rumusan Masalah......................................................................................................8
C. Tujuan Evaluasi..........................................................................................................8
D. Manfaat .....................................................................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................10


A. Definisi Industri.........................................................................................................
B. Definisi Tempe...........................................................................................................10
C. Sejarah Tempe............................................................................................................11

BAB III METODOLOGI EVALUASI PEMBERDAYAAN...............................................12


A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan................................................................................12
B. Populasi dan Sample..................................................................................................12
C. Teknik yang Digunakan.............................................................................................13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN KEGIATAN EVALUASI PEMBERDAYAAN..14


A. Deskripsi Kondisi Umun Lokasi Pemberdayaan.......................................................14
B. Deskripsi Program dan Kegiatan Pemberdayaan.......................................................14
C. Hasil Program dan Evaluasi Pemberdayaan..............................................................18
D. Rekap hasil survey atau pengamatan.........................................................................20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................21


A. Kesimpulan.................................................................................................................21
B. Saran............................................................................................................................21

Lampiran................................................................................................................................22
Daftar Pustaka........................................................................................................................23

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pencucian kedelai..................................................................................................15


Gambar 2 Mesin pengupas kedelai........................................................................................15
Gambar 3 Penirisan kedelai...................................................................................................16
Gambar 4 Pemnambahan ragi................................................................................................17
Gambar 5 Pencetakan tempe..................................................................................................17
Gambar 6 Proses fermentasi tempe........................................................................................18
Gambar 7 Dingram hasil kuisioner........................................................................................20

5
RINGKASAN KEGIATAN PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa produksi tempe kedelai di
Desa Kepuh sebagai salah satu hasil pemberdayaan home industri. Produksi tempe kedelai
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan meningkatkan mutu lokasi pemberdayaan.
Produksi tempe kedelai merupakan konsepsi pikiran manusia yang produktif, kreatif, dan
inovatif. Produksi tempe kedelai diklasifikasikan dalam hakekat hidup manusia dan hakekat
hubungan antara manusia dengan makhluk hidup lainnya.

Kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat
untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari. Peningkatan
produktivitas pada sektor masyarakat meningkatkan produktivitas lingkungan. Prinsip dalam
manajemen produktivitas adalah efektif dalam mencapai tujuan dan efisien dalam
menggunakan sumber daya. Pengukuran atas pemanfaatan sumber daya pada ekosistem yang
dilakukan seminimal mungkin guna menghasilkan produksi semaksimal. Dengan
memanfaatkan sumber daya alam pada ekosistem secara produktif dan melakukan pelestarian
lingkungan secara arif, maka dapat mewujudkan lingkungan yang produktif dengan kearifan
lokal yang berkelanjutan.

Dari kuisioner yang disebar ke beberapa sample mendapatkan hasil sebagai berikut:

STS = sangat tidak setuju skor 1 1 × 52 = 52

TS = tidak setuju skor 2 2 × 53 = 106

N = netral skor 3 3 × 61 = 183

S = setuju skor 4 4 × 66 = 264

SS = sangat setuju skor 5 5 × 68 = 340

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa tanggapan dari warga masyarakat yang merespon
adanya pemberdayaan tempe yang menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 52 orang, tidak
setuju sebanyak 53 orang, netral sebanyak 183 orang, setuju sebanyak 264, sangat setuju
sebanyak 340 orang.

6
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tempe adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan
menggunakan kapang rhizopus (“ragi tempe“). Selain itu terdapat pula makanan serupa
tempe yang tidak berbahan kedelai yang juga disebut tempe. Kata ”tempe” diduga berasal
dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari
tepung sagu yang disebut tumpi. Tempe yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan
dengan makanan tumpi tersebut (Haryoko, 2009)
Makanan tradisonal ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu, terutama dalam tatanan
budaya makan masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta. Abad ke-16 di
Jawa telah ditemukan kata tempe, misalnya dengan penyebutan nama hidangan jae santen
tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan. Dalam catatan
sejarah yang tersedia lainnya menunjukkan bahwa mungkin pada mulanya tempe diproduksi
dari kedelai hitam, berasal dari masyarakat pedesaan tradisional Jawa—mungkin
dikembangkan di daerah Mataram, Jawa Tengah, dan berkembang sebelum abad ke-16.
Tempe merupakan makanan tradisional yang telah dikenal di Indonesia, yang dibuat
dengan cara fermentasi atau peragian. Pembuatannya merupakan hasil industri rakyat. Tempe
diminati oleh masyarakat, selain harganya murah, juga memiliki kandungan protein nabati
yang tinggi. Menurut Tarwatjo (1998), setiap 100 g tempe mengandung 10-20 g senyawa
protein, 4 g senyawa lemak, vitamin B12 dan 129 mg zat kalsium, tetapi tidak mengandung
serat.
Tempe merupakan hasil proses fermentasi yang dengan waktu 36-48 jam. Pada waktu
tersebut, tempe siap untuk dipasarkan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan kapang yang
hampir tetap dan tekstur lebih kompak. Jika proses fermentasi terlalu lama menyebabkan
terjadinya kenaikan jumlah bakteri, jumlah asam lemak bebas, pertumbuhan jamur juga
menurun, dan menyebabkan degradasi protein lanjut sehingga terbentuk amoniak. Akibatnya,
tempe yang dihasilkan mengalami proses pembusukan dan aromanya menjadi tidak enak,
tetapi dapat digunakan sebagai campuran bumbu pada masakan (Kasmidjo,1990).
Tempe segar adalah tempe yang berwarna putih dengan jamur yang banyak dan tebal.
Sebenarnya tempe yang mengandung banyak spora adalah tempe yang tua (hampir busuk),
namun kondisinya tidak memungkinkan untuk dikeringkan dan disimpan (Suprapti, 2003).

7
Tempe segar tidak dapat disimpan lama karena paling lama kuat disimpan 2x24 jam, lewat
masa itu kapang tempe mati dan selanjutnya akan tumbuh bakteri atau mikroba perombak
protein akibatnya tempe cepat busuk (Sarwono, 2005).
Tempe dapat dibuat dari berbagai bahan tetapi yang dikenal sebagai tempe oleh
sebagian peminat tempe adalah yang dibuat dari kedelai. Menurut Kasmidjo (1990), di
Indonesia terdapat berbagai macam tempe yang dibuat dengan bahan selain kedelai, antara
lain: ampas tahu, ampas kacang, biji benguk (koro) dan biji kecipir. Pembuatan tempe dengan
menggunakan beraneka bahan seperti kacang-kacangan dari biji-bijian, kacang kedelai,
kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain sebagainya (Anonim, 2003).
Menurut Sandi (2010:148) industri adalah usaha untuk memproduksi barang jadi
dengan bahan baku atau bahan mentah melalui proses produksi penggarapan dalam jumlah
besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah mungkin tetapi dengan
mutu yang setinggi-tingginya. Industri tempe kedelai skala rumah tangga adalah kegiatan
pembuatan tempe dari bahan baku, yaitu kedelai sampai menjadi tempe kedelai serta
pemasarannya, dimana dalam proses produksinya menggunakan tenaga kerja dalam jumlah
yang sedikit yakni sekita 1-4 orang. Industri tempe merupakan salah satu industri pangan
yang mengolah hasil pertanian berupa kedelai yang difermentasikan. Industri tempe dapat
meningkatkan perekonomian dan dapat mengurangi angka pengangguran. Dengan adanya
industri tempe dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah pengaruh usaha produksi tempe bagi warga masyarakat di desa Kepuh
2. Bagaimanakah upaya untuk meningkatkan kualitas produksi tempe di desa Kepuh
3. Adakah upaya untuk mengembangkan usaha pemasaran tempe di luar desa Kepuh

C. TUJUAN EVALUASI
Adapun tujuan penulisan yang menjadi acuan penulis untuk membuat laporan ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh usaha produksi tempe bagi warga masyarakat desa Kepuh.
2. Untuk mengetahui upaya untuk meningkatkan kualitas produksi tempe di desa Kepuh.
3. Untuk mengetahui upaya mengembangkan usaha pemasaran tempe diluar desa Kepuh.

8
C. MANFAAT
Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan setelah selesai
melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan kegunaan
praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi dan masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan
penelitian harus realistis.
Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang dapat
membawa wawasan bagi pembaca terutama tentang strategi pengembangan ekonomi lokal.
Secara praktis, bagi peneliti dapat memperoleh wawasan dan pemahaman lebih mendalam
mengenai strategi pengembangan ekonomi lokal melalui pemberdayaan masyarakat, sehingga
dengan demikian peneliti sebagai masyarakat dapat memahami bahwa peran masyarakat
sangat dibutuhkan dalam pengembangan ekonomi khususnya pada daerah lokal. Bagi warga
SMAN 1 Plemahan khususnya siswa/siswi, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
bagi penelitian selanjutnya, terkait tentang evaluasi pemberdayaan komunitas di masyarakat.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI INDUSTRI
Menurut Sandi (2010:148) industri adalah usaha untuk memproduksi barang jadi
dengan bahan baku atau bahan mentah melalui proses produksi penggarapan dalam jumlah
besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga serendah mungkin tetapi dengan
mutu yang setinggi-tingginya. Industri merupakan suatu upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduk. Selain itu, industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk
meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuan untuk memanfaatkan sumber
daya alam secara optimal. Adanya industri dapat memperluas lapangan pekerjaan dan dapat
mengurangi pengangguran. Definisi industri menurut Sukirno adalah suatu kegiatan ekonomi
yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk
dijadikan barang yang lebih tinggi kegunaanya (Sukirno, 1995). Industri tempe kedelai skala
rumah tangga adalah kegiatan pembuatan tempe dari bahan baku, yaitu kedelai sampai
menjadi tempe kedelai serta pemasarannya, dimana dalam proses produksinya menggunakan
tenaga kerja dalam jumlah yang sedikit. Industri tempe merupakan salah satu industri pangan
yang mengolah hasil pertanian berupa kedelai yang difermentasikan.

B. DEFINISI TEMPE
Tempe adalah salah satu produk fermentasi yang umumnya berbahan baku kedelai yang
difermentasi dan mempunyai nilai gizi yang baik. Fermentasi pada pembuatan tempe terjadi
karena aktivitas kapang Rhizopus oligosporus. Fermentasi pada tempe dapat menghilangkan
bau langu dari kedelai yang disebabkan oleh aktivitas dari enzim lipoksigenase (Cahyadi,
2007). Fermentasi kedelai menjadi tempe akan meningkatkan kandungan fosfor. Hal ini
disebabkan oleh hasil kerja enzim fitase yang dihasilkan kapang Rhizopus oligos porus yang
mampu menghidrolisis asam fitat menjadi inositol dan fhosfat yang bebas. Jenis kapang yang
terlibat dalam fermentasi tempe tidak memproduksi toksin, bahkan mampu melindungi tempe
dari aflatoksin. Tempe mengandung senyawa antibakteri yang diproduksi oleh kapang tempe
selama proses fermentasi (Cahyadi, 2007). Menurut Dewi dan Aziz (2009), secara umum
tempe berwarna putih, dikarenakan pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji
kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Tempe memiliki aroma yang khas
dikarenakan adanya degradasi dari komponen-komponen dari kedelai itu sendiri.

10
B. SEJARAH TEMPE
Awal (sebelum tahun 1875). Tempe mungkin berasal dari pulau Jawa setidaknya
beberapa abad yang lalu. Pada saat itu orang-orang Jawa, tanpa pelatihan formal di bidang
mikrobiologi atau kimia berhasil menegembangkan sebuah makanan baru yang luar biasa
dari proses fermentasi yang disebut tempe. Makanan ini bisa disebut ini produk pengganti
daging, karena mereka memiliki banyak tekstur yang sama dengan daging, rasa, dan
kandungan protein yang tinggi seperti makanan daging (Limando dkk., 2007). Kata tempe
diduga berasal dari bahasa jawa kuno. Pada zaman jawa kuno terdapat makanan berwarna
putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Tempe segar yang juga berwarna putih
terlihat memiliki kesamaan dengan makanan tumpi tersebut (Badan Standarisasi Nasional,
2012).

11
BAB III

METODOLOGI EVALUASI PEMBERDAYAAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Pelaksanaan evaluasi kegiatan pemberdayaan komunitas dilaksanakan kurang lebih selama
tiga bulan dimulai minggu ke 2 Desember sampai dengan minggu ke 4 Februari, yang
dilaksanakan di Desa Kepuh. Dengan program kegiatan sebagai berikut.:

DESEMBER JANUARI FEBRUARI


NO KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Mendiskusikan pembahasan √

2 Mencari informasi tentang tempe √

3 Melakukan wawancara dan √


observasi

4 Menyusun hasil wawancara dan √


observasi

5 Membuat lapran bab 1 - bab 2 √

6 Membuat laporan bab 3 - bab 4 √ √

7 Membuat laporan bab 5 √

8 Revisi √

9 Presentasi √

10 Mengumpulkan laporan √

B. POPULASI DAN SAMPLE

Di desa Kepuh dalam melakukan penyebaran angket menggunakan sample Acak


dengan jumlah sample 25. Adapun yang dinamakan sample acak yaitu pengambilan sample
dimana setiap orang di seluruh populasi target memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih.
12
C. TEKNIK YANG DIGUNAKAN

Teknik yang digunakan dalam pembuatan laporan kegiatan evaluasi pemberdayaan


home industri tempe adalah metode penelitian kualitatif. Penulis menggunakan cara observasi
dan wawancara untuk menyajikan informasi mengenai usaha proses pembuatan tempe.
Penulis mewawancarai pemilik usaha untuk mendapatkan informasi yang akan digali. Penulis
juga melakukan observasi secara langsung mengenai cara pembuatan tempe. Dengan teknik
tersebut mendapatkan hasil yang cukup memuaskan dengan adanya informasi lagsung dari
pemilik usaha. Serta dapat mengatahui secara langsung proses pembuatan tempe. Melakukan
penelitian dengan cara wawancara dan observasi adalah cara yang tepat dalam kegiatan
pembuatan laporan penulis.

13
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


KEGIATAN EVALUASI PEMBERDAYAAN
KOMUNITAS DESA KEPUH

A. DESKRIPSI KONDISI UMUM LOKASI PEMBERDAYAAN


Di Indonesia, tempe banyak dikonsumsi karena rasanya yang khas dan niali gizinya
yang tinggi. Salah satu sumber protein nabati yang telah dikonsumsi sejak lama karena
dikenal sebagai pengganti protein hewani seperti telir, susu, dan daging. Selain tinggi protein,
tempe juga merupakan bahan makanan serba guna yang memiliki kandungan prebiotic,
vitamin, dan mineral. Salah satu komposisi yang dianggap penting adalah kandungan tempe
yang beragam sehingga memiliki banyak khasiat bagi kesehatan.
Tempe merupakan makanan yang terbuat dari kedelai yang difermentasikan dengan
jamur rhizopus, harga tempe juga sangat terjangkau mulai dari seribu hingga sepuluh ribu.
Karena sangat sering dikonsumsi oleh banyak orang, cara mengolah tempe juga sangat
bervariasi. Makanan cepat saji tradisional ini mempunyai tekstur kering dank eras tetapi juga
kenyal. Pemberdayan home industry tempe di desa Kepuh sangat tepat dikerenakan tempe
sangat dibutuhkan bagi banyak orang. Meskipun bahan utama pembuatan tempe yakni
kedelai harganya sangat mahal akan sebanding dengan banyaknya peminat tempe.

B. DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBERDAYAN


Pelaksanaan kegiatan evaluasi pemberdayaan home industri tempe dilakukan kurang
lebih selama 1 bulan. Peneliti melakukan wawancara dan observasi secara langsung kepada
salah satu warga yang memiliki home indusrti tempe. Berikut hasil yang diperoleh dari
kegiatan yang telah dilakukan oleh peneliti.

1. Pemilihan dan Pencucian Kedelai

Biji kedelai yang dipilih untuk dijadikan sebagai bahan dasar tempe harus bagus, bernas,
dan padat berisi. Pemilihan tersebut digunakan agar dapat menghasilkan tempe yang baik
dan berkualitas nantinya. Cara mencuci kedelai dilakukan dengan air bersih dan berulang-
ulang agar pasir dan kotoran tidak menempel pada kedelai yang siap untuk diolah.
Pemilihan biji kedelai yang baik dalam proses pembuatan tempe. Pemilihan biji kedelai
yang baik dalam proses pembuatan tempe.
14
Gb.1 Pencucian kedelai

2. Perendaman Awal

Kedelai direndam dalam air selama 12 jam, yang mana dalam proses ini akan
memudahkan pengupasan kulit biji bekedelai. Pada saat kedelai direndam berlangsung
proses fermentasi oleh bakteri yang ada di air.

3. Pengupasan Kulit

Pengupasan kulit dapat dilakukan dengan cara biji kedelai yang diinjak-injak, jika
produksi tersebut dalam jumlah yang besar. Sementara itu, jika produksi rumahan maka
caranya bisa lebih higienis, yaitu dengan alat pengupas biji.

Gb.2 Mesin pengupas kedelai

15
4. Perendaman Lanjutan

Perendaman lanjutan dilakukan agar kedelai mencapai tingkat keasaman yang baik, yaitu
sekitar 3,5 hingga 5,2 pH.

5. Pencucian Kedelai yang Telah Direndam

Pencucian berfungsi untuk menghilangkan bakteri dan mikroorganisme yang tumbuh


selama perendaman, serta membuang kelebihan asam dan lendir yang terproduksi.

6. Perebusan Lanjutan

Proses perebusan lanjutan berfungsi sebagai proses sterilisasi untuk mematikan


mikroorganisme yang tumbuh selama perendaman. Lama perebusan tergantung pada
kondisi bahan. Umumnya proses ini memakan waktu 40-60 menit.

7. Penirisan dan Pendinginan


Biji yang telah direbus ditiriskan dengan ditebarkan di atas nampan yang lebar dan besar
agar lebih mudah tiris dan dingin.Daun pisang adalah bahan pembungkus alami yang
digunakan dalam proses pembuatan tempe. Daun pisang adalah bahan pembungkus alami
yang digunakan dalam proses pembuatan tempe.

Gb.3 Penirisan kedelai

16
8. Penambahan Ragi

Penambahan ragi pada kedelai dilakukan pada suhu sekitar 37°C. Setiap 1 kg biji kedelai,
takaran ragi yang digunakan adalah satu sendok makan. Kemudian di aduk dan dicampur
rata yang dilakukan di atas nampan.

Gb.4 Penambahan ragi

9. Pembungkusan atau Pencetakan Kedelai

Bahan untuk membungkus bisa menggunakan bahan alami seperti daun jati dan daun
pisang, atau bahan buatan seperti plastik yang dinilai lebih praktis dan efisien.

Gb.5 Pencetakan tempe

17
10. Fermentasi Kedelai yang Dibungkus Plastik
Setelah dibungkus, calon tempe difermentasikan pada suhu kamar 38-40°C. Suhu dijaga
agar tidak lebih dan tidak kurang dari suhu yang telah ditentukan, mengingat suhu
memiliki peranan penting apakah proses fermentasi itu berhasil atau tidak. Proses
fermentasi didiamkan selama 1 hingga 2 hari untuk dapat menghasilkan tempe segar yang
dapat dikonsumsi.

Gb.6 Proses fermentasi tempe

C. HASIL KEGIATAN EVALUASI PEMBERDAYAAN

Kegiatan pemberdayaan dinilai sudah tepat, terbukti dengan adanya home industri maka
banyak masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhannya dengan melakukan pekerjaan yang
dapat dilakukan dalam rumah. Dengan adanya pemberdayaan masyarakat di bidang ekomomi
ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat.

Faktor penghambat pengusaha pembuatan tempe dalam menjalankan perannya adalah


harga kacang kedelai yang mahal serta sarana dan prasarana alat produksi yang masih
tradisional dan lokasi usaha pembuatan tempe yang kumuh. Melalui kegiatan pemberdayan
ini diharapkan terciptanya masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan mampu bangkit
dan berubah, dari masyarakat yang kurang berdaya menjadi lebih berdaya.

18
D. REKAP HASIL SURVEI ATAU PENGAMATAN

KUISIONER
SMAN 1 PLEMAHAN
NAMA :

NO PERTANYAAN STS TS N S SS
1. Apakah Anda ingin bergabung dalam pemberdayaan tempe? 3 4 5 3 5
2. Setujukah Anda jika kedelai yang rusak tetap dijadikan tempe 5 5 4 3 3
dan dipasarkan ke konsumen?
3. Menurut Anda, apakah cita rasa yang dilasilkan dari proses 3 4 3 5 5
pembuatan tempe di desa Kepuh berbeda dengan industri lain?
4. Apakah Anda perlu berkontribusi untuk membantu proses 4 3 5 4 4
kelancaran dari produksi tempe didesa Kepuh?
5. Menurut Anda, apakah pemberdayaan tempe di desa Kepuh 3 3 4 5 5
sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar?
6. Menurut Anda, setujukah jika bahan baku utama tempe diganti 3 4 5 4 4
dengan kacang tanah?
7. Apakah Anda pernah membeli tempe ditempat pemberdayaan 3 4 4 4 5
tempe secara langsung?
8. Apakah Anda adalah salah satu masyarakat yang selalu 4 4 3 4 5
mengonsumsi tempe?
9. Menurut Anda, apakah proses pembuatan tempe di desa Kepuh 5 5 4 3 3
banyak menggunakan peralatan canggih?
10. Apakah anda memanfaatkan pemberdayaan tempe dengan 3 3 4 6 4
baik?
11. Menurut Anda, apakah pemberdayaan tempe menjadi salah 3 2 4 5 6
satu kebutuhan masyarakat?
12. Menurut Anda, apakah dengan adanya pemberdayaan tempe di 3 4 3 5 5
desa Kepuh dapat mengurangi angka pengangguran?
13. Menurut Anda, apakah perlu ditambahkan tepung dalam proses 4 3 5 4 4
pembuata tempe agar tempe bertahan lebih lama?
14. Apakah bahan utama tempe mudah didapatkan? 2 3 4 6 5
15. Menurut Anda, jika harga kedelai naik proses pembuatan 4 2 4 5 5
tempe akan berpengaruh besar?
JUMLAH 52 53 61 66 68

19
Keterangan :

STS = sangat tidak setuju skor 1 1 × 52 = 52

TS = tidak setuju skor 2 2 × 53 = 106

N = netral skor 3 3 × 61 = 183

S = setuju skor 4 4 × 66 = 264

SS = sangat setuju skor 5 5 × 68 = 340

Dari hasil pengelolaan data survei pemberdayaan tempe dapat dijelaskan sebagai berikut:
tanggapan dari warga masyarakat yang merespon adanya pemberdayaan tempe yang
menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 52 orang, tidak setuju sebanyak 53 orang, netral
sebanyak 183 orang, setuju sebanyak 264, sangat setuju sebanyak 340 orang.

DIAGRAM HASIL KUISIONER

350

300

250

200 340
150 264
183
100
106
50 52

0
STS TS N S SS
Gb. 7 Diagram hasil kuisioner

20
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, studi dokumen dalam menjawab perumusan


masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut.
Pengusaha pembuatan tempe telah menjalankan perannya dengan baik. Peran yang dijalankan
oleh pengusaha pembuatan tempe dalam pemberdayaan masyarakat khususnya para
pengusaha tempe dengan memberikan ilmu serta keterampilan dalam pembuatan tempe dan
memberikan pekerjaan kepada warga yang membutuhkan ini diharapkan terciptanya
masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan mampu bangkit dan berubah, dari
masyarakat yang kurang berdaya menjadi lebih berdaya. Faktor penghambat pengusaha
pembuatan tempe dalam menjalankan perannya adalah harga kacang kedelai yang mahal
serta sarana dan prasarana alat produksi yang masih tradisional dan lokasi usaha pembuatan
tempe yang kumuh. Usaha pembuatan tempe sangat memberikan manfaat yang besar bagi
masyarakat khususnya para pekerja atau pengusaha tempe, sehingga masyarakat merasakan
manfaatnya dalam pengembangan ilmu maupun pengembangan perekonomian atau
meningkatkan pemenuhan kesejahteraan. Serta upaya pengusaha pembuatan tempe dalam
memberantas kemiskinan sudah tercapai.

B. SARAN

Bagi masyarakat luar pada umumnya bahwasanya kekayaan alam Indonesia sangatlah
melimpah, untuk mencerdaskan anak bangsa serta mencukupi sebagian gizinya, kedelai
sangatlah besar manfaatnya. Untuk itu diharapkan cara yang telah disampaikan penulis
semoga dapat berguna bagi pembaca.

21
LAMPIRAN

KUISIONER PEMBERDAYAAN TEMPE DI DESA KEPUH

KUISIONER
SMAN 1 PLEMAHAN
NAMA :

NO PERTANYAAN STS TS N S SS
1. Apakah Anda ingin bergabung dalam pemberdayaan tempe?
2. Setujukah Anda jika kedelai yang rusak tetap dijadikan tempe
dan dipasarkan ke konsumen?
3. Menurut Anda, apakah cita rasa yang dilasilkan dari proses
pembuatan tempe di desa Kepuh berbeda dengan industri lain?
4. Apakah Anda perlu berkontribusi untuk membantu proses
kelancaran dari produksi tempe didesa Kepuh?
5. Menurut Anda, apakah pemberdayaan tempe di desa Kepuh
sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar?
6. Menurut Anda, setujukah jika bahan baku utama tempe diganti
dengan kacang tanah?
7. Apakah Anda pernah membeli tempe ditempat pemberdayaan
tempe secara langsung?
8. Apakah Anda adalah salah satu masyarakat yang selalu
mengonsumsi tempe?
9. Menurut Anda, apakah proses pembuatan tempe di desa Kepuh
banyak menggunakan peralatan canggih?
10. Apakah anda memanfaatkan pemberdayaan tempe dengan
baik?
11. Menurut Anda, apakah pemberdayaan tempe menjadi salah
satu kebutuhan masyarakat?
12. Menurut Anda, apakah dengan adanya pemberdayaan tempe di
desa Kepuh dapat mengurangi angka pengangguran?
13. Menurut Anda, apakah perlu ditambahkan tepung dalam proses
pembuata tempe agar tempe bertahan lebih lama?
14. Apakah bahan utama tempe berasal dari desa Kepuh?
15. Menurut Anda, jika harga kedelai naik proses pembuatan
tempe akan berpengaruh besar?

22
DAFTAR PUSTAKA

Adamsan. 2009.Tempe dan Proses Pembuatannya tersedia:http:\www.ad4msan.com/’’tempe-


dan-proses-pembuatannya.html,diakses tanggal 15 Oktober 2010, pukul 16.02.

Haryoko. 2008. Fermentasi Tempe.http://ptp2007.files.wordpress.com/2008/03/fermentasi-


tempe.pdf.(Diakses pada tanggal 22 Desember 2022).

Hidayat,N .2009.TahapanProsesPembuatanTempe.htttp://www.nurhidayat.tip,wordpres.com.
diakses tanggal 3 Januari 2023.

Mardikanto, Totok.2010. Metode Penelitian dan Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat. Solo:


UNS Press.
Mardikanto, Totok dan Poerwoko Soebianto. 2019. Pemberdayaan Masyarakat dalam
Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Sarwono, Bambang. 2010. Usaha Membuat Tempe. Jakarta: Penebar Swadaya.


Sukirno.1995. Definisi Industri.http://repository.untag-sby.ac.id. Diakses tanggal 6 februari
2023

Suprapti, Lies. 2003. Pembuatan Tempe. Yogyakarta: Kanisius.

23

Anda mungkin juga menyukai