Anda di halaman 1dari 6

Nama :Ni Komang Anggy Septiani

Kelas: XII upw 1

Pengertian BEP
Pengertian dari BEP atau singkatan dari ( Break Even Point ) ialah merupakan suatu titik dimana
entity atau company atau bisa juga business dalam keadaan belum memperoleh keuntungan, dan
tidak mengalami kerugian juga.
Break Even point atau BEP bisa di artikan yakni sebuah analisis untuk menentukan dan mencari
jumlah barang atau jasa yang harus di jual kepada para konsumen dan pada harga tertentu untuk
menutupi biaya – biaya yang timbul serta bisa juga untuk mendapatkan keuntungan atau profit.

BEP bisa juga di artikan sebagai sebuah keadaan di mana dalam operasi perusahaan, perusahaan
tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian atau ( penghasilan yang di hasil
kan menggunakan total biaya ).

Namun analisa BEP tidak hanya semata – mata untuk mengetahui apakah keadaan perusahaan
mencapai titik BEP atau tidak, tetapi analisa dari BEP mampu memberikan hasil informasi kepada
pinjaman perusahaan mengenai berbagai dari tingkat volume penjualan, serta hubungan nya
dengan kemungkinan memperoleh keuntungan menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.

Fungsi Analisis BEP


Rumus BEP atau analisis break even point yakni analisis balik modal yang di gunakan untuk
menentukan hal – hal seperti :

Pertama jumlah dari penjualan yang minimum harus di pertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian. Dan jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang
harus segera di buat.
Kedua jumlah penjualan yang harus di capai untuk memperoleh keuntungan yang telah di
rencanakan atau bisa di artikan bahwa tingkat dari produksi nya harus di tetapkan untuk
memperoleh keuntungan tersebut.
Selanjutnya yang ketiga yakni mengukur dan menjaga supaya penjualan dan tingkat dari produksi
nya tidak lebih kecil dari BEP.
Keempat menganalisis perubahan harga jual, harga pokok dan besar nya hasil penjualan atau tingkat
produksi nya. Sehingga analisis terhadap BEP merupakan sebuah alat perencanaan penjualan dan
sekaligus alat perencanaan tingkat produksi, agar sebuah perusahaan secara minimal tidak
mengalami kerugian. Kemudian karena harus memperoleh keuntungan berarti sebuah perusahaan
harus berproduksi di atas BEP nya.

Rumus BEP
Berikut ini ialah terdapat beberapa model rumus BEP yang bisa digunakan untuk menganalisis Break
Even Point :

Pendekatan Matematis
Rumus BEP yang pertama ialah cara menghitung break even point yang harus di ketahui yakni
jumlah dari total biaya tetap, biaya variabel per unit atau total variabel, hasil penjualan total atau
harga jual per unit. Lalu untuk rumus iyalah seperti ini :
Break Even Point Dalam Unit.

Rumus BEP unit

Keterangan
BEP = Break Even Point
FC = Fixed Cost
VC = Variabel Cost
P = Price per unit
S = Sales Volume

Break Even Point Dalam Rupiah.


Rumus BEP Rupiah

Rumus Standar Deviasi

Keterangan
BEP = Break Even Point
FC = Fixed Cost
VC = Variabel Cost
S = Sales Volume
Pendekatan Grafik
Kemudian rumus BEP yang kedua ialah pendekatan grafik menggambarkan hubungan antara volume
penjualan dengan biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan serta keuntungan.

Selain itu untuk mengetahui tentang biaya tetap, biaya variabel dan tingkat kerugian sebuah
perusahaan. Asumsi yang digunakan dalam analisis peluang pokok ini yakni bahwa harga jual, biaya
variabel per unit iyalah konstan.

Grafik BEP

Dan dari grafik di atas terlihat bahwa untuk tiap – tiap masing unit penjualan terdapat sebuah
informasi yang lengkap setiap rupiah penjualan, biaya tetap, biaya variabel, total biaya maupun
untung atau rugi.

Jadi pihak manajemen dapat melihat jika akan melakukan produksi sekian unit, akan terlihat seluruh
komponen di atas. BEP melalui grafik sangat jelas ditunjukkan baik dari segi unit maupun dari segi
rupiah yang telah diperoleh.
Contoh Soal Dan Cara Menghitung BEP
Diketahui PT. Siapa aja suka mempunyai usaha yakni pada bidang kebutuhan alat perkakas, seperti
martil dengan data sebagai berikut :

Jumlah produksi yang dapat digunakan 100.000 unit mesin martil.


Harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit
Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total biaya variabel sebesar Rp.250.000.000,-
Perincian masing-masing biaya ialah sebagai berikut :

Fixed Cost

Overhead Pabrik : Rp. 60.000.000,-


Biaya disribusi : Rp. 65.000.000,-
Biaya administrasi : Rp. 25.000.000,-
Total FC : Rp.150.000.000,-

Variable Cost

Biaya bahan : Rp. 70.000.000,-


Biaya tenaga kerja : Rp. 85.000.000,-
Overhead pabrik : Rp. 20.000.000,-
Biaya distribusi : Rp. 45.000.000,-
Biaya administrasi : Rp. 30.000.000,-
Total VC : Rp.250.000.000,-

Penyelesaian untuk mendapatkan BEP dalam unit maupun rupiah.

Penyelesaian :

Kapasitas produksi 100.000 unit


Harga jual per unit Rp. 5000,-
Total Penjualan 100.000 unit x Rp 5000,- = Rp. 500.000.000,-

gambar

Untuk mencari BEP dalam unit ialah sebagai berikut :

gambar

Catatan: Maka perusahaan harus menjual 60.000 Unit perkakas martil untuk BEP.

Mencari BEP dalam rupiah ialah sebagai berikut :

gambar

Catatan: Maka perusahaan harus mendapatkan omset sebesar Rp. 300.000.000,- supaya terjadi BEP.

Untuk membuktikan kedua hasil tersebut dengan :


BEP = Unit BEP x harga jual unit

BEP = 60.000 unit x Rp.5000 = Rp.300.000.000,-

Pengertian HPP
Harga Pokok Penjualan (HPP) yaitu biaya yang timbul dari barang yang diproduksi dan dijual pada
kegiatan bisnis. Termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja dan biaya overhead.

HPP muncul pada laporan laba rugi sebagai komponen utama dari biaya operasi. HPP juga umum
disebut sebagai biaya penjualan.
Harga Pokok Penjualan ini umumnya terdapat pada perusahaan dagang. Kegiatan perusahaan
dagang yaitu memperjualbelikan barang dagangan.

Lalu hasil dari penjualan itu dicatat dalam akun penjualan. Hasil dari penjualan barang dagangan
tersebut mempunyai harga pokok nilai beli yang telah dijual.

Komponen Penentu HPP Perusahaan Dagang


Pada perusahaan dagang, ada komponen penentu harga pokok penjualan, berikut penjelasanya

Persediaan Awal Barang Dagangan


Persediaan awal barang dagangan merupakan persediaan barang dagangan yang tersedia pada awal
periode atau tahun buku berjalan.
Saldo persediaan awal barang dagangan ada dalam neraca saldo periode berjalan atau neraca awal
perusahaan atau neraca tahum sebelumnya.
Persediaan Akhir Barang Dagangan
Persediaan akhir barang dagangan adalah persediaan barang dagangan yang tersedia di akhir
periode atau akhir tahun buku berjalan. Saldo persediaan ini umumnya diketahui pada data
penyesuaian perusahaan pada akhir periode.
Pembelian bersih
Pembelian bersih adalah seluruh pembelian barang dagangan yang dilakukan perusahaan baik
pembelian barang dagangan secara tunai maupun pembelian secara kredit, ditambah dengan biaya
angkut pembelian tersebut serta dikurangi dengan potongan pembelian dan retur pembelian yang
terjadi.
harga pokok penjualan
harga pokok penjualan
Rumus HPP Perusahaan Dagang
Terdapat beberapa tahap dalam menghitung harga pokok penjualan untuk perusahaan dagang,
namun ada beberapa rumus yang umum digunakan, yaitu :

Menghitung Penjualan Bersih

Penjualan Bersih = Penjualan – (Retur Penjualan + Potongan Penjualan)


Catatan
Biaya angkut penjualan tidak termasuk dalam perhitungan harga pokok penjualan dan menjadi biaya
umum.

Menghitung Pembelian Bersih


Pembelian Bersih = (Pembelian + Ongkos Angkut Pembelian) – (Retur Pembelian + Potongan
Pembelian)
Menghitung Persediaan Barang

Persediaan Barang = Persediaan Awal + Pembelian Bersih


Menghitung Harga Pokok Penjualan
HPP = Persediaan Barang – Persediaan Akhir

Laba dan Rugi


Menghitung Laba dan Rugi Berdasarkan Penjualan Bersih dan HPP. Laporan laba rugi yaitu laporan
yang menyajikan sumber pendapatan dan beban suatu perusahaan (dagang) selama periode
berjalan.

Rumus Menghitung laba rugi perusahaan yaitu:

Laba bersih = laba kotor – beban usaha


Beban usaha dalam perusahaan dagang ada dua kelompok.

Beban penjualan yaitu biaya yang langsung dengan penjualan.


Beban administrasi/umum yaitu biaya yang tidak langsung dengan penjualan.
Rumus menghitung laba kotor yaitu:

Laba kotor = penjualan bersih – harga pokok penjualan


Cara lain menghitung Harga Pokok Penjualan

1. persediaan barang dagangan awal (+)


2. beban angkut pembelian (+)
3. pembelian barang dagangan (+)
4. persediaan barang dagangan akhir (–)
5. retur pembelian dan pengurangan harga (–)
6. potongan pembelian (–)
Contoh Soal Harga Pokok Penjualan.
PD Suhu Pendidikan, Lampung per 28 Desember 2018.
Persediaan barang dagangan (awal) Rp 10.000.000,00
Pembelian Rp 70.000.000,00
Retur pembelian dan PH Rp 1.000.000,00
Beban angkut pembelian Rp 1.000.000,00
Potongan pembelian Rp 2.000.000,00
Persediaan barang dagangan (akhir) Rp 12.000.000,00

Pertanyaan
Hitunglah HPP PD Suhu Pendidikan!

Persediaan barang dagangan (awal) Rp 10.000.000,00 (+)


Pembelian Rp 70.000.000,00 (+)
Retur pembelian dan PH Rp 1.000.000,00 (–)
Potongan pembelian Rp 2.000.000,00 (–)
Beban angkut pembelian Rp 1.000.000,00 (+)
Persediaan barang dagangan (akhir ) Rp 12.000.000,00 (–)
Harga Pokok Penjualan Rp 66.000.000,00
Rumus HPP Perusahaan Manufaktur
Pada perusahaan manufaktur, cara menghitung HPP sedikit lebih sulit. Terdapat empat tahap
mengenai cara menghitung HPP perusahan manufaktur. Simak penjelasan di bawah ini.

1 . Menghitung Bahan Baku yang Dipakai


Tahap awal, Hitung bahan baku yang dipakai dalam proses produksi. Rumusnya yaitu

Bahan Baku yang Dipakai = Saldo Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku – Saldo Akhir Bahan
Baku
2 . Menghitung Biaya Produksi
Kemudian menghitung biaya produksi. Rumus menghitung biaya produksi yaitu:

Total Biaya Produksi = Bahan Baku yang Digunakan + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead
Pabrik
3 . Menghitung Harga Pokok Produksi
Lalu hitung harga pokok produksi. Untuk tahap ini gunakan rumus:

Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi + Saldo Awal Persediaan Barang dalam Proses Produksi
– Saldo Akhir Persediaan Barang dalam Proses Produksi
4 . Menghitung HPP
Tahap terakhir hitung harga pokok penjualan. Rumus HPP pada perusahaan manufaktur yaitu:

HPP = Harga Pokok Produksi + Persediaan Barang Awal – Persediaan Barang Akhir

Anda mungkin juga menyukai