id/id/blog/cara-menghitung-
break-even-point-bep-dan-contoh/
Jumlah laba dan biaya suatu perusahaan dalam posisi yang sama atau
seimbang, sehingga dalam prosesnya tidak mendapatkan keuntungan dan
kerugian.
Table of Contents
1 Pengertian Break Even Point (BEP)
2 Konsep Titik Impas
3 Komponen dalam Perhitungan Break Even Point (BEP)
4 Metode Perhitungan dan Rumus Cara Menghitung Break Even
Point (BEP)
5 Cara Menghitung Break Even Point (BEP) dengan Contoh Soal
6 Cara Menghitung Break Even Point (BEP) Jadi Lebih Mudah
Dengan Aplikasi Mekari Jurnal
7 Kesimpulan
Pengertian Break Even
Point (BEP)
Break Even Point (BEP) adalah titik dimana pendapatan sama dengan
modal yang dikeluarkan, tidak terjadi kerugian atau keuntungan.
Sebaliknya, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang
harus di keluarkan, maka perusahaan tersebut akan memperoleh
keuntungan.
Selain itu, informasi ini juga sering digunakan oleh para pelaku saham.
1. Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus digolongkan kedalam biaya tetap
dan biaya variabel.
2. Biaya variabel yang secara total berubah sesuai dengan perubahan volume,
sedangkan biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total.
3. Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan kegiatan, sedangkan
biaya tetap perunit akan berubah-ubah.
4. Harga jual per-unit konstan selama periode dianalisis.
5. Jumlah produk yang diproduksi dianggap selalu habis terjual.
6. Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, bila perusahaan membuat atau
menjual lebih dari satu jenis produk maka “perimbangan hasil penjualan” setiap
produk tetap.
Komponen dalam
Perhitungan Break Even Point
(BEP)
Sebelum Anda menghitung nilai Break Even Point (BEP), baik itu dalam
unit produksi atau Rupiah, terlebih dahulu Anda harus memahami
komponen penting di dalamnya:
1. Biaya Tetap (Fixed Cost), baik ketika perusahaan sedang berproduksi maupun tidak
berproduksi.
2. Biaya Variable (Variabel Cost), Komponen ini bersifat dinamis dan bergantung pada
tingkat volume produksinya. Jika produksi meningkat, maka biaya variabel juga akan
meningkat.
3. Harga Jual (Selling Price), harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.
4. Pendapatan (Revenue), merupakan jumlah pemasukan yang diterima oleh penjual
barang.
5. Laba (Profit) , merupakan sisa penghasilan setelah dikurangi biaya tetap dan biaya
variable.
BEP = Biaya Tetap : (Harga jual per unit – biaya variabel per unit )
Selisih dari pengurangan harga jual per unit dan biaya variabel per unit
adalah rumus dari margin kontribusi (contribution margin).
Cara ini bisa digunakan untuk mengetahui titik dimana jumlah beban
setara dengan jumlah biaya dan jumlah unit yang dikeluarkan.
BEP tidak hanya dapat dihitung dalam bentuk unit, jika Anda sudah
mengetahui berapa banyak minimal unit yang harus dijual untuk
menutup biaya produksi Anda dapat mengalikannya dengan biaya per
unitnya.
BEP dalam bentuk mata uang = harga jual per unit x BEP per unit
Contoh 1:
Biaya Tetap sebulan adalah sebesar Rp140 juta yaitu terdiri dari:
Sekarang mari kita hitung berapa tingkat BEP usaha tersebut baik dalam
unit maupun dalam rupiah dengan menggunakan rumus
= Rp140.000.000 : Rp20.000
= 7000
Jadi, dengan rumus ini, nilai BEP dari contoh di atas adalah 7.000 unit
= Rp140.000.000 : 0.2105
= Rp665.083.135
Jadi, dengan rumus perhitungan di atas, BEP dalam nilai Rupiah dari
contoh di atas adalah Rp665.083.135.
Jika jumlah penjualan tidak sampai 7.000 unit, maka tidak akan menutup
biaya produksi yang sudah sudah dikeluarkan.
Dengan mengetahui kapan perusahaan melewati tingkat BEP, Anda juga
akan dapat menghitung berapa minimal penjualan untuk mendapatkan laba
yang Anda targetkan.
Sebagai manager atau pemilik usaha, Anda dapat menambahkan laba yang
ditargetkan tersebut dengan biaya tetap yang anda miliki.
Misalnya target laba sebulan adalah Rp60 juta, maka minimal penjualan
yang harus dicapai adalah sebagai berikut:
= 200.000.000 : 20.000
= 10.000 unit
Contoh 2
= 50.000.000 : 20.000
= 2,500 Unit
Kendalanya semua biaya baik itu biaya tetap ataupun variabel harus dalam
nilai Rupiah.
= Rp.125.000.000
= 1.000 +2.500
= 3.500 unit
Dengan menggunakan korelasi dari metode BEP dan break even analysis,
manajer produksi ABC dapat mengetahui berapa banyak unit yang harus
terjual agar perusahaan ABC mendapat keuntungan yang di inginkan.
Dalam contoh kasus ini, Perusahaan ABC harus menjual sebanyak 3.500
unit agar memperoleh keuntungan sebesar Rp.20.000.000.
Baca Juga : Mengenal Definisi, Jenis, dan Cara
Menghitung Rasio Profitabilitas
Selain itu, Anda bisa menerima laporan lengkap yang menampilkan daftar
kuantitas penjualan per produk, termasuk jumlah retur, net penjualan, dan
harga penjualan rata-rata.
atau
Kesimpulan
Break Even Point berguna untuk menganalisis studi kelayakan sebuah
aktivitas usaha dalam perencanaan bisnis.
Semoga informasi ini bisa berguna untuk Anda yang memerlukannya, dan
jangan lupa untuk dibagikan di sosial media
Jika Anda membutuhkan aplikasi lain seperti mengelola sumber daya
manusia dan perpajakan untuk perusahaan, Anda dapat mencoba
menggunakan produk dari Mekari yang sudah saling terintegrasi.