Anda di halaman 1dari 8

Ketahui Cara Menghitung Break Even Point

(BEP) atau Titik Impas Unit dan Rupiah


Pada saat Anda menggeluti dunia investasi atau memulai bisnis, tentu tak asing dengan
istilah BEP. Namun ternyata tidak semua orang paham cara menghitung BEP.

Padahal, BEP atau Break Event Point ini penting untuk dijadikan tolak ukur keberhasilan
investasi maupun usaha Anda.

Lantas, apa yang dimaksud dengan BEP (Break Event Point) itu? Kami hadirkan penjelasan
lengkap terkait BEP sebagai berikut.
Table of Contents
1. Definisi dari BEP (Break Event Point)
2. Konsep Titik Impas
3. Bagaimana Cara Menghitung BEP?
4. Fungsi dari BEP (Break Event Point)
5. Manfaat yang Bisa Diperoleh
6. Tujuan dari Cara Menghitung BEP (Break Event Point)
Definisi dari BEP (Break Event Point)

BEP atau Break Event Point populer dengan sebutan titik impas alias balik modal.
Selain itu BEP juga bisa diartikan sebagai kondisi dimana nilai pendapatan sama dengan
total perkiraan biaya secara keseluruhan.

Hal ini berarti bahwa kemungkinan kerugian perusahaan sudah dilewatkan, serta tinggal
menghasilkan keuntungan.

Kesimpulannya, BEP adalah indikator yang menunjukkan bahwasanya biaya produksi


secara keseluruhan berhasil dicover oleh pendapatan dari hasil penjualan.

Konsep Titik Impas


Perhitungan BEP tergantung pada konsep yang digunakan. Menurut Susan Irawati dalam
buku “Manajemen Keuangan”, terdapat beberapa asumsi dasar untuk menghitung BEP,
diantaranya:

1. Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus digolongkan ke dalam biaya biaya
tetap dan biaya variabel.
2. Biaya variabel yang secara total berubah sesuai dengan perubahan volume, sedangkan
biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total.
3. Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun ada perubahan kegiatan, sedangkan biaya
tetap per unit akan berubah – ubah.
4. Harga jual per unit konstan selama periode di analisis.
5. Jumlah produk yang diproduksi dianggap selalu habis terjual.
6. Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, bila perusahaan membuat atau
menjual lebih dari satu jenis produk, maka “perimbangan hasil penjualan” setiap produk
tetap.

Selain asumsi dasar, terdapat juga konsep Break Even Analysis berupa dasar dari metode
titik impas. Fungsinya untuk mengetahui volumen penjualan akan menghasilkan
keuntungan atau kerugian.

Bagaimana Cara Menghitung BEP?


Setelah memahami definisinya, kini saatnya Anda memahami cara menghitungnya. Dalam
menghitung BEP, ada beberapa komponen BEP yang wajib dipenuhi.

Adapun komponen yang dimaksud, yaitu:

 Fixed Cost atau biaya tetap. Biaya yang wajib dikeluarkan perusahaan tanpa terpengaruh
hasil produksi, contohnya adalah gaji karyawan
 Variable Cost atau biaya variabel, yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan
menyesuaikan jumlah produksi. Contohnya biaya bahan baku produksi
 Revenue atau pendapatan, yaitu total keseluruhan penghasilan yang didapat dari hasil
penjualan
 Profit atau laba. Sering disebut juga dengan keuntungan. Dimana penghitungannya yaitu
pendapatan dikurangi biaya tetap juga biaya variabel

Mengacu pada ilmu akuntansi, penghitungan BEP berfungsi untuk memperoleh persamaan
antara biaya produksi dengan pendapatan dalam satu periode.

Menggunakan aplikasi laporan keuangan  bisa mempermudah menganalisis kesamaan


jumlah biaya yang dikeluarkan dan pendapatan perusahaan.

Dalam proses penghitungannya, ada dua rumus yang digunakan sebagai cara menghitung
BEP. Ada rumus unit dan juga nominal rupiah.
Berikut rumus BEP untuk unit dan rupiah, diantaranya:

1. BEP = Biaya Tetap : (Harga per Unit – Biaya Variabel per Unit)
2. BEP = Biaya Tetap : Margin Kontribusi per Unit
3. BEP dalam bentuk mata uang = Harga Jual per Unit x BEP per Unit
4.  Margin kontibusi = Total Sales (pendapatan) – Biaya Variabel

Untuk memudahkan Anda dalam memahami, kami hadirkan contoh soal cara menghitung
BEP di bawah ini.

Pabrik Snack Jaya Makmur, memiliki rincian biaya produksi seperti di bawah ini:

 Fixed cost/biaya tetap sebesar Rp. 6.000.000


 Variable cost/biaya variabel per unit sebesar Rp. 10.000
 Harga jual produk per unit sebesar Rp. 20.000

Untuk mengetahui, berapa unit produk yang harus diproduksi agar mencapai BEP, yaitu:

BEP= Biaya tetap/(harga jual/unit-biaya variabel/unit)

= 6.000.000/(20.000-10.000)

= 6.000.000/10.000= 600 unit

Jadi, untuk bisa mencapai BEP Snack Jaya Makmur harus memproduksi sebanyak 600 unit
produk.

Lalu bagaimana dengan cara menghitung nominal penjualan yang sudah masuk pada titik
BEP?

BEP= Biaya tetap/(kontribusi margin per unit/harga jual per unit)

= 6.000.000/{(20.000-10.000)/20.000}

= 6.000.000/0,5= 12.000.000

Jadi, Snack Jaya Makmur bisa mencapai titik BEP atau titik impas yaitu ketika mampu
melakukan penjualan produk hingga senilai Rp. 12.000.000.
Sebagai langkah pembuktian, Anda bisa mengecek dengan cara mengalikan BEP unit
dengan harga penjualan. Hasil akhirnya pasti sesuai BEP nominal rupiah.

Baca juga: Cara Menghitung Laporan Laba Rugi Perusahaan

Fungsi dari BEP (Break Event Point)


BEP memiliki peran yang sangat penting bagi para pelaku usaha. Sebab dari BEP inilah
mereka bisa melakukan evakuasi serta membuat keputusan terkait operasional usaha.

Adapun berbagai fungsi dari BEP (Break Event Point) secara detail adalah seperti:

 Membantu menentukan volume produksi untuk bisa mencapai keuntungan, sebagaimana


telah direncanakan. Termasuk pula jumlah penjualan produk
 Memberikan batas minimum penjualan yang harus dicapai, agar perusahaan tidak
mengalami kerugian
 Menjadi dasar perencanaan atau acuan terkait tingkat produksi juga penjualan produk
yang harus ditargetkan
 Menjadi ambang batas produksi juga penjualan, agar tidak ada penurunan kinerja yang
mampu menyebabkan kerugian

Dengan berbagai fungsi penting di atas, maka sudah sepatutnya jika Anda harus memahami
bagaimana cara menghitung BEP ini.

Sebab hal itu akan mempengaruhi kelancaran operasional usaha, termasuk arus
keuangannya. Agar tetap lancar, ada baiknya menggunakan software akuntansi online  untuk
mencatat dan mengevaluasi segala pendapatan dan biaya yang dikeluarkan.

Manfaat yang Bisa Diperoleh


Selain memiliki berbagai fungsi penting seperti dijelaskan di atas, BEP juga memiliki
banyak manfaat yang bisa Anda dapat dalam mengelola usaha.

Manfaat-manfaat yang bisa menjadi penunjang usaha Anda tersebut diantaranya yaitu:

 Mengidentifikasi batas minimum penjualan yang harus bisa Anda capai, agar usaha
tidak mengalami kerugian
 Mendapatkan nilai penjualan yang mampu menghasilkan keuntungan dan dijadikan
target atau tujuan perusahaan
 Mendapatkan informasi perubahan biaya produksi, harga jual, volume produksi dan juga
total penjualan
 Membuat keputusan mengenai pembauran produk yang bisa membantu mencapai
keuntungan sesuai dengan perencanaan
 Membantu menemukan solusi atas setiap permasalahan yang terjadi, terutama yang
berhubungan dengan produksi
 Membantu mempermudah pengambilan keputusan atas kelangsungan perusahaan.
Tentunya dengan menjadikan beberapa hal penting sebagai pertimbangan tambahan
Baca juga: Payback Period Adalah: Definisi, Keuntungan, Kerugian, Rumus, dan
Contohnya

Tujuan dari Cara Menghitung BEP (Break


Event Point)
Mengapa para pelaku usaha penting untuk memahami cara menghitung BEP? Sebab ada
tujuan penting dari hal itu bagi usaha Anda.

Tujuan utama dari penghitungan BEP adalah agar Anda sebagai pelaku usaha dapat lebih
mudah menentukan batas minimum produksi.

Apalagi ketika memfaktorkan pajak usaha yang menjadi pengeluaran tambahan diatas biaya
produksi. Dalam perhitungan pajak usaha, akan lebih baik jika perusahaan
menggunakan aplikasi pajak online  agar tidak terlewat akan pajak apa saja yang harus
dibayar, sehingga catatan pengeluaran tidak meleset.

Dengan menentukan batas minimum produksi, Anda bisa mencapai keuntungan sekaligus
menghindarkan usaha dari kerugian.

Hasil penghitungan BEP sendiri dapat digunakan sebagai gambaran kasar atas dampak dari
kegiatan pemasaran bagi penghasilan usaha.

Anda akan lebih mudah melakukan analisa terkait output atau tingkat produksi yang ideal,
guna memenuhi target penjualan juga pendapatan di titik BEP (Break Event Point).

Dengan begitu manajemen operasional usaha  juga akan berjalan lebih terarah dan lancar.
Meskipun BEP menjadi titik aman, tentu diperlukan kinerja yang lebih maksimal agar bisa
melampaui titik tersebut dan menghasilkan keuntungan. Ketika usaha atau bisnis tidak
mampu mencapai titik impas ini, biasanya akan sulit bertahan guna tetap melanjutkan
operasionalnya.

Hasil penghitungan BEP juga berguna bagi divisi pemasaran. Dari titik BEP yang
diperoleh, akan lebih mudah dilakukan penyesuaian terkait target penjualan.

Secara keseluruhan, cara menghitung BEP bisa menjadi landasan strategi usaha, untuk bisa
bertahan dan berkembang kedepannya. Sebab dari hasil penghitungan tersebut, Anda akan
memperoleh informasi terkait biaya operasional  secara lengkap, begitu pula dengan
proyeksi keuntungan usaha.

Anda akan lebih mudah membuat penyesuaian seperti menekan biaya produksi dan
menyusun strategi baru untuk mengoptimalkan volume output dan keuntungan.

Nah, dari penjelasan di atas bisa kita buat kesimpulan bahwasanya BEP menjadi ambang
batas yang memastikan usaha Anda ada berada di posisi aman. Tidak peduli sekecil apa
usaha yang Anda jalankan, memahami cara menghitung BEP akan sangat diperlukan.

Bukan hanya untuk mencapai keuntungan dan terhindar dari kerugian, tetapi juga
memastikan bahwa usaha tersebut bisa bertahan dan dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai