Makalah
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah matematika bisnis
Kelas G
Dosen pengampu:
Dra. Sudarsih, MSI
UNIVERSITAS JEMBER
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul “ANALISIS BREAK EVEN POINT” dapat tersusun hingga selesai.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
Matematika Bisnis. Selain itu, pembuatan makalah ini bertujuan agar para pembaca dapat
menambah pengetahuan dan wawasan tentang analisis break even point.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami, maka kami yakin masih
banyak sekali kekurangan yang ada didalam makalah ini. Oleh karna itu dengan senang hati
kami menerima kritikan ataupun saran yang bisa membangun kami untuk menjadi lebih baik
lagi dari para pembaca.
Terimakasih, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Manfaat dan Fungsi BEP (Break Even Point) Dalam Menjalankan Usaha
Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan,
bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan
yang akan diperoleh pada tingkat penjualan tertentu. Analisis BEP dapat digolongkan
kedalam sesuatu yang penting dalam perusahaan.
Manfaat BEP bagi perusahaan adalah :
BEP menjadi pedoman penting bagi pengusaha yang akan berinvestasi
BEP bisa mengimbangi biaya produksi
BEP menjadi bahan analisis perusahaan,untuk mengetahui nilai jual beli saham,
proyeksi keuangan, dan perencanaan anggaran.
Menjadi patokan untuk menentukan margin, sehingga perusahaan mendapatkan
keuntungan bukan kerugian
Tiga poin di atas harus dilakukan secara bersamaan karena masing-masing nys memberikan
dampak bagi keseluruhan kegiatan operasional suatu perusahaan. Itulah sebabnya laba suatu
perusahaan sering digambarkan dalam Break Even Point (BEP) untuk memudahkan
hubungan antara biaya, volume kegiatan, dan laba.
3. Komponen dalam BEP (Break Even Point)
Terdapat empat komponen yang ada dalam analisis BEP yaitu :
Biaya tetap (fix cost) merupakan biaya yang harus tetap dikeluarkan perusahaan
meskipun jumlah produksi berubah. Contohnyanya biaya gaji karyawan tetap, biaya
sewa tempat, biaya penyusutan, bunga bank, dan sebagainya.
Biaya variabel (variabel cost) merupakan biaya yang besarannya proporsional sesuai
dengan volume produksi misalnya biaya upah lembur, biaya bahan baku, BBM, dan
sebagainya.
Pendapatan (revenue) merupakan total dari uang yang diterima dari hasil penjualan.
Laba (profit) merupakan selisih antara total penghasilan dikurangi dengan biaya
tetap dan biaya variabel.
Variabel Cost merupakan biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan
volume penjualan, dimana perubahannya dalam variabel biaya total. Dalam
pengertian variabel biaya ini dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari
penjualan, atau variabel biaya per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.
Fixed Cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh
volume penjualan seiring dengan waktu (fungsi waktu) sehingga jenis biaya ini akan
konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi
atau tidaknya perusahaan biaya ini akan tetap dikeluarkan.
Semi Variable Cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian
tetap, yang kadang-kadang disebut dengan biaya semi tetap.
CONTOH
Misalkan ada seorang pengusaha baru yang mendirikan bisnis pabrik sepatu. Setiap bulan
produksi pabrik tersebut 50 sepatu.Sedangkan harga per buah sepatu Rp 50.000. Untuk
biaya variabel per sepatu rata-rata Rp 30.000 dan rata-rata biaya tetap tahunan sebesar Rp
2.000.000.
Pertanyaannya berapa jumlah sepatu yang harus diproduksi dan harga per sepatu agar
mencapai BEP?
Pertama-tama hitung terlebih dahulu jumlah sepatu yang harus diproduksi supaya mencapai
titik impas atau BEP.
Maka pabrik tersebut harus memperoleh keuntungan (omset) sebesar Rp5.000.000 untuk
mencapai BEP.
Untuk membuktikan apakah hitungan tersebut benar adalah dengan mengalikan unit BEP x
harga jual per unit.