Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS BREAK EVEN POINT

Makalah
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah matematika bisnis
Kelas G

Dosen pengampu:
Dra. Sudarsih, MSI

Disusun oleh Kelompok 1 :


Alyaa nazurah 220810201109
Zahrotul laeli
220810201143
Aura fortuna
220810201254
Ragil satrio hidayat 220810201104
Innayatus sholekhah
220810201228
Maesya bella dian falasifah
220810201209
Sultan kafi delon pamungkas
220810201258

UNIVERSITAS JEMBER
2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul “ANALISIS BREAK EVEN POINT” dapat tersusun hingga selesai.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
Matematika Bisnis. Selain itu, pembuatan makalah ini bertujuan agar para pembaca dapat
menambah pengetahuan dan wawasan tentang analisis break even point.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami, maka kami yakin masih
banyak sekali kekurangan yang ada didalam makalah ini. Oleh karna itu dengan senang hati
kami menerima kritikan ataupun saran yang bisa membangun kami untuk menjadi lebih baik
lagi dari para pembaca.
Terimakasih, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Manfaat dan Fungsi BEP (Break Even Point) Dalam Menjalankan Usaha
Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan,
bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan
yang akan diperoleh pada tingkat penjualan tertentu. Analisis BEP dapat digolongkan
kedalam sesuatu yang penting dalam perusahaan.
Manfaat BEP bagi perusahaan adalah :
 BEP menjadi pedoman penting bagi pengusaha yang akan berinvestasi
 BEP bisa mengimbangi biaya produksi
 BEP menjadi bahan analisis perusahaan,untuk mengetahui nilai jual beli saham,
proyeksi keuangan, dan perencanaan anggaran.
 Menjadi patokan untuk menentukan margin, sehingga perusahaan mendapatkan
keuntungan bukan kerugian

Selanjutnya yaitu Fungsi BEP bagi perusahaan :


 Mengetahui nilai BEP dapat membantu perusahaan untuk menentukan volume
kapasitas produksi yang tersisa.
 Perusahaan dapat menentukan efisiensi kerja yang bisa dilakukan dari nilai BEP
 BEP membantu pengusaha untuk mengetahui perubahan nilai laba, terutama ketika
terjadi perubahan
 Lalu BEP untuk mengetahui perubahan laba, sehingga perusahaan bisa menentukan
kerugian

2. Tujuan analisis BEP (Break Even Point)


Setiap perusahaan tentu ingin memperoleh laba dari kegiatan usahanya. Lalu untuk
mencapai tersebut ada beberapa hal yang dapat dilakukan terkait dengan Break Even Point,
yaitu:
 Menekan biaya produksi dan operasional sampai serendah mungkin tanpa
mengurangi kualitas dan kuantitas sehingga perusahaan dapat mempertahankan
tingkat harga produk.
 Menentukan harga produk dengan penuh perhitungan sehingga harga produk sesuai
dengan laba yang diharapkan.
 Peningkatan volume semaksimal mungkin.

Tiga poin di atas harus dilakukan secara bersamaan karena masing-masing nys memberikan
dampak bagi keseluruhan kegiatan operasional suatu perusahaan. Itulah sebabnya laba suatu
perusahaan sering digambarkan dalam Break Even Point (BEP) untuk memudahkan
hubungan antara biaya, volume kegiatan, dan laba.
3. Komponen dalam BEP (Break Even Point)
Terdapat empat komponen yang ada dalam analisis BEP yaitu :
 Biaya tetap (fix cost) merupakan biaya yang harus tetap dikeluarkan perusahaan
meskipun jumlah produksi berubah. Contohnyanya biaya gaji karyawan tetap, biaya
sewa tempat, biaya penyusutan, bunga bank, dan sebagainya.
 Biaya variabel (variabel cost) merupakan biaya yang besarannya proporsional sesuai
dengan volume produksi misalnya biaya upah lembur, biaya bahan baku, BBM, dan
sebagainya.
 Pendapatan (revenue) merupakan total dari uang yang diterima dari hasil penjualan.
 Laba (profit) merupakan selisih antara total penghasilan dikurangi dengan biaya
tetap dan biaya variabel.

4. Jenis Biaya berdasarkan BEP (Break Even Point)


Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:

 Variabel Cost (biaya Variabel)

Variabel Cost merupakan biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan
volume penjualan, dimana perubahannya dalam variabel biaya total. Dalam
pengertian variabel biaya ini dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari
penjualan, atau variabel biaya per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.

 Fixed Cost (biaya tetap)

Fixed Cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh
volume penjualan seiring dengan waktu (fungsi waktu) sehingga jenis biaya ini akan
konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi
atau tidaknya perusahaan biaya ini akan tetap dikeluarkan.

 Semi Variable Cost

Semi Variable Cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian
tetap, yang kadang-kadang disebut dengan biaya semi tetap.

5. Rumus BEP (Break Even Point)


Berikut adalah Rumus BEP (Break Even Point) :
 Rumus BEP (unit) = total biaya tetap / (harga jual per unit produk – biaya variabel
setiap unit produk).
 Rumus BEP (rupiah) = total biaya tetap / (1 – biaya variabel setiap unit produk /
harga jual per unit)

CONTOH

Misalkan ada seorang pengusaha baru yang mendirikan bisnis pabrik sepatu. Setiap bulan
produksi pabrik tersebut 50 sepatu.Sedangkan harga per buah sepatu Rp 50.000. Untuk
biaya variabel per sepatu rata-rata Rp 30.000 dan rata-rata biaya tetap tahunan sebesar Rp
2.000.000.

Pertanyaannya berapa jumlah sepatu yang harus diproduksi dan harga per sepatu agar
mencapai BEP?

Pertama-tama hitung terlebih dahulu jumlah sepatu yang harus diproduksi supaya mencapai
titik impas atau BEP.

BEP unit produk = FC / (P-VC)

= 2.000.000 / (50.000 – 30.000) = 100 buah sepatu

BEP unit rupiah = FC / (1 – (VC/P))

= 2.000.000 / (1 – (30.000/50.000) = Rp 5.000.000

Maka pabrik tersebut harus memperoleh keuntungan (omset) sebesar Rp5.000.000 untuk
mencapai BEP.

Untuk membuktikan apakah hitungan tersebut benar adalah dengan mengalikan unit BEP x
harga jual per unit.

BEP = 100 x Rp 50.000 = Rp 5.000.000

Anda mungkin juga menyukai