Di Susun Oleh:
Arlini Ervi Yulita
Maulidar Fajri
Oya Mardhiah
Usratun Hasanah
Kelas V – E
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Analisis Break Event
Point” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Penganggaran Perusahaan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Analisis Break Event Point” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ristati, SE.,M.Si.,CPRM selaku dosen pada
mata kuliah Penganggaran Perusahaan, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekini.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Break Even Point (BEP) dapat di artikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana
perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian.
Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut
sanggup terjadi jika perusahaan dalam operasinya memakai biaya tetap, dan volume
penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel.
Pengertian analisa break even berdasarkan Sigit (1993, p. 2) ialah suatu cara atau
suatu teknik yang digunakan oleh seorang petugas atau manajer perusahaan untuk
mengetahui pada volume (jumlah) penjualan dan volume produksi berapakah perusahaan
yang bersangkutan tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba.
Definisi analisa break even berdasarkan Schmidgall, Hayes, dan Ninemeier (2002)
adalah, “Break even analysis is a management tool that can help restaurant managers examine
the relationship between various costs, revenues and sales volume. It allows to determine
revenue required at any desired profit level that called Cost-Volume-Profit (CVP) analysis”
(p. 169). yang kurang lebih mempunyai arti : analisa titik impas ialah suatu alat manajemen
yang sanggup membantu manajer restoran untuk melihat hubungan antara majemuk biaya,
pendapatan dan volume penjualan. Melalui analisa titik impas, manajer juga sanggup
memilih jumlah pendapatan yang diharapkan pada suatu tingkat pencapaian keuntungan yang
diinginkan yang juga biasa disebut Analisis Biaya-Volume-Laba.
Analisa Break Even Point (BEP) ialah suatu teknik analisa untuk mempelajari
hubungan antara BaiayaTetap, Biaya Variabel, Keuntungan dan Volume aktivitas. Sering
pula disebut “Cost – Profit – Volume analysis (C.P.V. analysis).
Biaya yang dikeluarkan perusahan sanggup dibedakan menjadi sebagai berikut:
Variabel Cost
Variabel Cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan
volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total.
Dalam pengertian ini biaya variable sanggup dihitung berdasarkan persentase
tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjuala ndalam
unit.
Fixed Cost
Fixed Cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh
volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu (function of time) sehingga
jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi,
bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.
Semi Variabel Cost
Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variable dan sebagian
tetap, yang kadang kala disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis
ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi.
Analisis Break Even Point secara umum sanggup memperlihatkan gosip kepada pimpinan,
bagaimana contoh hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan
yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even sanggup membantu
pimpinan dalam mengambil keputusan mengenai hal-hal sebagai berikut:
a) Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan biar perusahaan tidak
mengalami kerugian
b) Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
c) Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan biar perusahaan tidak menderita rugi
d) Untuk mengetahui bagaimana imbas perubahan harga jual, biaya dan volume
penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.
Analisis Break Even Point berkhasiat apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi. Asumsi –
asumsi tersebut adalah:
1. Bahwa biaya pada banyak sekali tingkat kegiatan sanggup diperkirakan jumlahnya
secara tepat. Dengan demikian perubahan tingkat produksi sanggup dijabarkan
menjadi perubahan tingkat biaya.
2. Biaya yang sanggup diperkirakan itu sanggup dipisahkan mana yang bersifat fariabel
dan mana yang merupakan beban tetap (fixed cost). Analisa Break even hanya
sanggup dihitung bilamana sebagian biaya merupakan bebean tetap.
3. Tingkat penjualan sama dengan tingkat produksi, artinya apa yang diproduksi
dianggap terjual habis. Dengan demikian tingkat persediaan barang jadi tidak
mengalami perubahan, atau perusahaan sma sekali tidak menyediakan stoc barang
jadi
4. Harga jual produk perusahaan pada banyak sekali tingkat penjualan tidak mengalami
perubahan. Ini berarti pasarnya demikian tepat atau bahwa share pasaran
perusahaan sedemikian kecilnyasehingga tidak akan bisa merubah harga pasar
yang terjadi.
5. Efesiensi perusahaan pada banyak sekali tingkat kegiatan juga tidak berubah,
sehingga biaya variable setiap unit produk sama untuk banyak sekali volume
produksi.
6. Tidak terdapat perubahan pada banyak sekali kebijakan pimpinan yang secara
eksklusif kuat terhadap beban tetap keseluruhan. Dengan demikian biaya tetap
keseluruhan juga tidak berubah.
7. Perusahaan dianggap seperti hanya menjual satu macam produk akhir. Bilamana
dalam kenyataannya produk yang dibentuk lebih dari satu macam, maka sales mix
dipertahankan tetap sama.
Sedangkan jikalau ditinjau dari segi produksi, BEP ialah titik yang memperlihatkan tingkat
produksi barang/jasa yang dijual tetapi tidak memperlihatkan keuntungan maupun kerugian.
Atau tingkat produksi barang/jasa dijual, di mana total penghasilan dan biaya dalam
keadaan impas atau sama besarnya.
Sehingga BEP ialah alat perencanaan penjualan, sekaligus perencanaan tingkat produksi,
biar perusahaan secara minimal tidak mengalami kerugian. Selanjutnya alasannya ialah
harus untung berarti perusahaan harus berproduksi di atas BEP.
Jadi, BEP bukan tujuan tetapi merupakan dasar penentuan kebijakan penjualan dari
kebijakan produksi, sehingga operasi perusahaan sanggup berpedoman dengan titik impas.
Dengan kata lain, BEP ialah alat memilih kebijakan berproduksi dan upaya penjualan barang
biar minimal tidak rugi, bahkan harus untung. (Prawirasentono, 1997)
.
Analisis titik impas pada prinsipnya hanya sekedar tetapkan pada tingkat penjualan dan
produksi berapa unit sehingga terjadi titik impas, di mana total penghasilan sama dengan
total biaya yang dikeluarkan.
Apabila suatu perusahaan hanya mempunyai biaya variabel saja, maka tidak akan muncul
problem break-even dalam perusahaan tersebut. Masalah break-even gres muncul apabila
suatu perusahaan di samping mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap.
Besarnya biaya variabel secara totalitas akan berubah – ubah sesuai dengan perubahan
volume produksi, sedangkan besarnya biaya tetap secara totalitas tidak mengalami
perubahan meskipun ada perubahan volume produksi.
2.3 Break Event Point Dalam Seleksi Proses Produksi
Perencanaan produksi sangat erat kaitannya dengan pengendalian persediaan
sehingga sebagian besar perusahaan manufacture menempatkan fungsi perencanaan dan
pengendalian persediaan dalam satu kesatuan. Dalam perencanaan produksi kita selalu
menginginkan biar diperoleh perencanaan produksi yang baik namun merencanakan proses
produksi bukanlah hal yang gampang alasannya ialah banyaknya faktor yang
mempengaruhinya. Karena itu perencanaan harus dibentuk ketat namun tidak kaku, artinya
sanggup dirubah jikalau diharapkan dan kemungkinan perubahan ini juga harus
diperhitungkan biar tidak menimbulkan kesulitan. Banyak keputusan-keputusan seleksi
proses bersangkutan dengan kapitas-kapasitas peralatan atau proses alternatif untuk
memproduksi tingkat keluaran tertentu. Dalam hal ini analisis Break even sanggup
digunakan untuk membantu pembuatan keputusan pemilihan diantara berabagai proses
alternatif tersebut, melalui pembandinangan keuntungan-keuntungan relatif setiap proses.
Secara singkat sanggup dikatakan bahwa konsep Break Event Point (BEP) sanggup
membantu dalam penentuan kapasitas produksi. Seperti telah diketahui BEP
memperlihatkan titik impas dimana pengeluaran perusahaan untuk produksi sama dengan
karenanya sehingga perusahaan dalam kondisi impas. Oleh alasannya ialah itu perusahaan
sanggup mengetahui pada titik berapa kapasitas produksi harus disiapkan, alasannya ialah
penentuan kapasitas produksi yang masih di bawah titik BEP akan mengarahkan
perusahaan pada kerugian. Disamping itu, kiprah bep juga mensugesti pemilihan teknologi
yang akan digunakan alasannya ialah Teknologi telah menjadi suatu faktor mayoritas dalam
bisnis dan dalam kehidupan kita. Kemajuan teknologi mempunyai efek yang sangat besar
terhadap manajemen operasi. Keputusan-keputusan seleksi proses dan pemilihan teknologi
bekerjasama sangat erat dan saling berkaitan. Tetapi salah satu keputusan tidak selalu
harus mendahului keputusan yang lain alasannya ialah dalam praktek kedua keputusan ini
sering dibentuk secara bersamaan.
Kenapa BEP/titik impas menjadi penting? Karena titik ini bisa memperlihatkan mulai
kapan perjuangan anda memperlihatkan keuntungan yang sesungguhnya.
Untuk memperjelas bagaimana BEP bisa dihitung silahkan anda perhatikan gambar
dibawah ini.
Untuk setiap perjuangan bisnis yang akan dibentuk biasanya mempunyai Fix Cost (garis
orange), bisa berupa modal awal untuk sewa lahan, pembelian alat produksi, dan biaya-biaya
lainnya. Pokoknya segala biaya yang diharapkan untuk menciptakan perjuangan berjalan atau
sanggup dimulai. Semua biaya tersebut dikelompokkan dalam biaya tetap (Fix Cost).
Selanjutnya untuk setiap unit barang yang akan diproduksi membutuhkan variabel cost yang
bisa berubah-ubah. Biaya materi baku, ongkos kerja, dan biaya-biaya lain selama produksi
dimasukkan dalam kelompok variable cost dan dihitung per satuan item barang yang
diproduksi. Jumlah kedua biaya tersebut (Fix cost dan variable cost) disebut total biaya (garis
biru).
Kemudian barang yang diproduksi tersebut dijual dan semua hasil penjualan barang
dimasukkan dalam Total Pendapatan (Total Revenue, garis hijau). Keadaan dimana total hasil
penjualan (Total Revenue) sama dengan total biaya (Total Cost) inilah yang disebut Break
Even Point (BEP). Pada ketika garis Total Revenue di atas garis Total Cost maka keuntungan
mulai diperoleh. Semakin besar selisih Total Revenue dan Total Cost ini semakin besar
keuntungan higienis atau keuntungan investasi yang akan didapat (ditunjukkan oleh area
arsiran Hijau).
Untuk menghitung asumsi waktu yang dibutuhkan untuk BEP, kita mulai saja bagaimana
cara menghitung BEP baik berdasarkan jumlah unit dan berdasarkan nilai.
Keterangan:
BEP : Break Even Point
FC : Fixed Cost
VC : Vaiabel Cost
P : Price Per Unit
S : Sales Volume
Keterangan : Kaprikornus perusahaan harus menjual 60.000 Unit perkakas martil biar BEP.
Kemudian, mencari BEP dalam rupiah ialah sebagai berikut :
Keterangan: Kaprikornus perusahaan harus mendapat omset sebesar Rp. 300.000.000,- biar
terjadi BEP.
Untuk mengambarkan kedua hasil tersebut dengan:
BEP = Unit BEP x Harga jual unit
BEP = 60.000 unit x Rp.5000 = Rp. 300.000.000
2) Pendekatan Grafik
Penentuan break even point pada grafik, yaitu pada titik dimana terjadi persilangan antara
garis penghasilan penjualan dengan garis biaya total. dan Apabila titik tersebut kita tarik
garis lurus vertikal ke bawah hingga sumbu X akan tampak besarnya break even point
dalam unit. dan Kalau titik itu ditarik garis lurus horizontal ke samping hingga sumbu Y,
akan tampak besarnya break even point dalam rupiah.
Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka komposisi atau
perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. Apabila
terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20% pada produk A sedangkan produk B tetap
maka BEP pun akan berubah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Break Even Point (BEP) sanggup diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana
perusahaan di dalam operasinyan tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita
kerugian. Tujuan dari analisis break event point yaitu untuk mengetahui pada volume
penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapai keuntungan tertentu.
Analisis Break Even Point secara umum sanggup memperlihatkan gosip kepada pimpinan,
bagaimana contoh hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan
yang akan diperoleh pada level penjulalan tertentu.
Analisis break even sanggup dirasakan keuntungannya apabila titik break even sanggup
dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini sanggup dipertahankan apabila biaya-
biaya dan harga jual ialah konstan, alasannya ialah naik turunnya harga jual dan biaya akan
mensugesti titik break even.
3.2 Saran
Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka komposisi atau
perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. Karena
keadaan ini sanggup dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual ialah konstan,
alasannya ialah naik turunnya harga jual dan biaya akan mensugesti titik break even.
Jadi,Tujuan dari analisis break event point yaitu untuk mengetahui pada volume penjualan
atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapai keuntungan tertentu.
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga sanggup bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Apabila ada
terdapat kesalahan kami mohon maaf dan memakluminya, TERIMAKASIH.
DAFTAR PUSTAKA
https://rajasoal.com/?s=analisis-break-even-point
https://www.bisnisrumahanpemula.com/rumus-bep/
http://chalisjr.blogspot.com/2016/03/makalah-tentang-analisis-break-event.html?m=1
http://ilmumanajemen.wordpress.com/2009/02/20/break-event-point-bep/selasa/1Maret2016.
http://www.wealthindonesia.com/wealth-growth-and-accumulation/cara-simple-menghitung-
break-even-point-dalam-usaha.html/ selasa/1Maret2016