Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“MENGANALISIS BEP (Break Even Point)”


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok

Mata Kuliah Pengantar Bisnis


Dosen Pembimbing : Tubel Agusven, S.T., M.M.

Disusun oleh :
ARGA APRIAL SAPUTRA NIM: 19612093
ADELYA ANISYAH NIM: 19612115
MAYUDDIN NIM: 19612101
MUHAMMAD HAMSAH NIM: 19612102
NURAFSAH SRI HANDAYANI NIM: 18612104
WIDIYAWATI NIM: 19612330

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN


TANJUNGPINANG
2020
KATA PENGANTAR

    Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang (MENGANALISIS BEP (BEREAK EVEN
POINT) )
 Makalah  ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
 Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah  tentang menganalisis rintangan-
rintangan pembangunan dan syarat-syarat pembangunan ekonomi. ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Tanjungpinang, 17 Juli 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Analisis Titik Impas (Break Even Point/BEP).............................3
2.2 Pendekatan dan Menghitung Titik Impas (Break Even Point/BEP)...............4
2.3 Hubungan Biaya volume-Laba.......................................................................8

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan ..................................................................................................11
3.2. Penutup ........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebelum memproduksi suatu produk, perusahaan terlebih dulu merencanakan


seberapa besar laba yang diinginkan. Ketika menjalankan usaha maka tentunya
akan mengeluarkan biaya produsi, maka dengan analisis titik impas dapat
diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa penjualan yang dilakukan tidak
menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu menetapkan penjualan dengan harga
yang bersaing pula tanpa melupakan laba yang diinginkan.

Hal tersebut dikarenakan biaya produksi sangat berpengaruh terhadap harga


jual dan begitu pula sebaliknya,sehingga dengan penentuan titik impas tersebut
dapat diketahui jumlah barang dan jumlah harga yang pada Masalah penjualan.
Analisis break even point sering digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam
analisis laporan keuangan.

1.2.RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud dengan Analisis Titik Impas (Break Even Point/BEP)?
2. Bagaimanakah Pendekatan dalam Menghitung Titik Impas (Break Even
Point/BEP)?
3. Apa yang di maksud dengan Hubungan Biaya volume-Laba ?

1
1.3.TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat disimpulkan tujuan dari


penulisan adalah sebagai berikut :

1. Memahami Analisis Titik Impas (Break Even Point/BEP)

2. Memahami Pendekatan dalam Menghitung Titik Impas (Break Even


Point/BEP)

3.Memahami Cara Menghitung Titik Impas (Break Even Point/BEP)

4. Memahami Hubungan Biaya volume-Laba

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ANALISIS TITIK IMPAS (BREAK EVEN


POINT/BEP)
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau
keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan
dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau
kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam
operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk
menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk
menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita
kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila
penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.

Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada


pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan
tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis
break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan mengenaihal-
hal sebagai berikut:

1) Jumlah penjualan minimum yang harus di pertahankan agar perusahaan tidak


mengalami kerugian.
2) Jumblah penjulan yang harus di capai untuk memproleh laba yang telah di
rencanakan untuk memproleh laba tersebut
3) Mengukur dan menjaga agar penjualan dan tingkat produksi tidak lebih kecil
dari BEP.
4) Menganalisis perubahan harga jual,harga pokok dan besarnya hasil penjualan
atau tingkat produksi.

3
Dalam menyusun perhitungan BEP terlebih dahulu kita tentukan 4 elemen yang
ada di rumus BEP yaitu :

1) Fixed Cost atau biaya tetap. Adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyewa
tempat usaha, pegawai, mesin, dan lain-lain. Biaya ini merupakan biaya
yang harus kita keluarkan meskipun kita tidak menjual sama sekali
2) Variable Cost atau biaya variabel. Adalah biaya yang dikeluarkan
sehubungan dengan kegiatan kita dalam menjalankan usaha. Biaya Variable
ini jumlahnya berubah-ubah tergantung pada kegiatan yang kita lakukan.
Misalnya saja kita harus membayar biaya distribusi (jika ada barang yang
diproduksi), membayar komisi, nota penjualan, biaya komunikasi kepada
pelanggan, dan lain-lain
3) Harga penjualan, yaitu harga jual yang kita tentukan kepada pembeli.
4) Kontribusi Margin Per Unit adalah jumlah keuntungan yang kita dapatkan
ketika kita menjual produk kita.

2.2 PENDEKATAN DALAM MENGHITUNG BEP


1.Pendekatan Trial and Error
Perhitungan break-even point dengan pendekatan trial and error (coba-
coba), yaitu dengan menghitung keuntungan operasi dari suatu volume
produksi/penjualan tertentu dan terus diulang hingga menghasilkan volume
produksi/penjualan yang menghasilkan keuntungan =0 (Total Revenu=Total
Cost). Apabila perhitungan menghasilkan keuntungan maka hitung kembali
dengan mengambil volume penjualan/produksi yang lebih rendah sebaliknya jika
hasil perhitungan mengalami kerugian maka hitung kembali dengan mengambil
volume penjualan/produksi yang lebih besar. Demikian dilakukan seterusnya
hingga dicapai volume penjualan/produksi di mana penghasilan penjualan tepat
sama dengan besarnya biaya total

4
2.Pendekatan Grafik
Pendekatan grafik dilakukan dengan menggambarkan unsur-unsur biaya
dan penghasilan kedalam sebuah gambar grafik. Dalam gambar tersebut akan
terlihat garis-garis biaya tetap, biaya total yang menggambarkan jumlah biaya
tetap dan biaya variabel, dan garis penghasilan penjualan. Besarnya volume
produksi/penjualan dalam unit digambarkan pada sumbu horizontal (sumbu X)
dan besarnya biaya dan penghasilan penjualan digambarkan pada sumbu vertikal
(sumbu Y).

Untuk menggambarkan garis biaya tetap dalam grafik break even point
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggambarkan garis biaya tetap
secara horizontal sejajar dengan sumbu X, atau dengan menggambarkan garis
biaya tetap sejajar dengan garis biaya variabel. Pada cara yang kedua, besarnya
contribution margin akan tampak pada gambar break even point tersebut.

Penentuan break even point pada grafik, yaitu pada titik dimana terjadi
persilangan antara garis penghasilan penjualan dengan garis biaya total. dan
Apabila titik tersebut kita tarik garis lurus vertikal ke bawah sampai sumbu X
akan tampak besarnya break even point dalam unit. dan Kalau titik itu ditarik
garus lurus horizontal ke samping sampai sumbu Y, akan tampak besarnya break
even point dalam rupiah.

3.Pendekatan Matematis
Perhitungan BEP dengan pendekatan matematis menggunakan rumus
aijabar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (a) atas dasar unit dan (b) atas
dasar nilai penjualan dalam rupiah.

• Menghitung berdasarkan unit

Yaitu titik pulang pokok yang dinyatakan dalam jumblah penjualan produk di nilai
tertentu,dengan kata lain kita akan memperkirakan pada jumblah produk ke
berapa bisnis kita akan mengalami balik modal atau break even point.

5
FC
Rumus BEP Unit :
P−VC

Keterangan :

FC = Fixed Cost

VC = Variabel Cost

P = Price per unit

S = Sales volume

• Menghitung berdasarkan nominal Rupiah

Yaitu dengan menghitung titik pulang pokok,yang dinyatakan dalam jumlah atau
harga penjualan.

FC
Rumus BEP Rupiah : 1- VC
S

Keterangan :

FC = Fixed Cost

VC = Variabel Cost

P = Price per unit

S = Sales volume

Contoh Menghitung BEP

Diketahui sebuah PT. XYZ memiliki usaha yang bergerak dibidang alat perkakas
mesin listrik dengan data – data lengkap sebagai berikut :

Kapasitas produksi yang mampu dipakai 100.000 unit mesin listrik.

Harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit

Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,-

Total biaya variabel sebesar Rp.250.000.000,-

6
Perincian data masing-masing biaya sebagai berikut :

 Fixed Cost

Overhead Pabrik = Rp. 60.000.000,-

Biaya disribusi = Rp. 65.000.000,-

Biaya administrasi = Rp. 25.000.000,-

Total FC = Rp.150.000.000,-

 Variable Cost

Biaya bahan = Rp. 70.000.000,-

Biaya tenaga kerja = Rp. 85.000.000,-

Overhead pabrik = Rp. 20.000.000,-

Biaya distribusi = Rp. 45.000.000,-

Biaya administrasi = Rp. 30.000.000,-

Total VC = Rp.250.000.000,-

Penyelesaian untuk mendapatkan nilai BEP dalam unit maupun rupiah.

Penyelesaian :

Kapasitas produksi 100.000 unit

Harga jual per unit Rp. 5000,-

Total Penjualan 100.000 unit x Rp 5000,- = Rp. 500.000.000,-

150.000.000
Biaya tetap unit= =Rp .1500 ,−¿ unit
100.000

7
250.000 .000
Biaya variabel unit = =Rp .2.500 ,−¿ unit
100.000

 Untuk mendapatkan nilai BEP dalam unit sebagai berikut :

Rp .150.000 .000,00
BEP unit= =60.000unit
Rp.5000,00−Rp.2500,00

Catatan : Jadi perusahaan PT. XYZ harus menjual 60.000 Unit perkakas mesin
listrik agar BEP.

 Untuk mencari nilai BEP dalam rupiah sebagai berikut :

Rp.150 .000 .000,00


Rp.250 .000 .000,00
BEP rupiah=1− =Rp .300 .000.000
Rp.500 .000 .000,00

Catatan : Jadi perusahaan PT. XYZ harus mendapatkan omset senilai Rp.
300.000.000,- agar terjadi BEP.

2.3 HUBUNGAN BIAYA VOLUME-LABA

Analisis biaya volume laba (cost volume profit) merupakan sebuah teknik
atau alat yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara volume, biaya total,
pendapatan total dan laba, analisis ini sangat berguna bagi perencanaan laba
dalam tahun anggaran tertentu.

Analisis hubungan biaya volume laba tidak hanya bermanfaat untuk


organisasi yang berorientasi pada laba, tetapi juga dapat digunakan untuk
organisasi yang tidak berorientasi pada laba. Organisasi tersebut perlu memahami
bagaimana biaya dapat dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan untuk
membantu organisasi dalam mengendalikan biaya.

8
Analisis biaya volume laba membantu manajer memahami hubungan
timbal balik antara biaya volume laba dalam organisasi dengan memfokuskan
pada interaksi antar lima elemen :

1.Harga produk

2.Volume atau tingkat aktivitas

3.Biaya variabel perunit

4.Total biaya tetap

5.Bauran produk yang dijual

Analisis biaya, volume dan taba dapat digunakan untuk menentukan titik
impas dengan beberapa pendekatan persamaan matematika, pendekatan
contribution margin per unit, pendekatan contribution margin ratio dan
pendekatan grafik. Anggapan yang Mendasari Analisis Titik Impas:

1.Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan.


Biaya tetap akan selalu konstan dalam kisaran volume yang dipakai dalam
perhitungan impas, sedangkan biaya variabel berubah sebanding dengan
perubahan volume penjualan.

2.Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan.
Jika dalam usaha menaikkan volume penjualan dilakukan penurunan harga jual
atau dengan memberikan potongan harga, maka hal ini mempengaruhi hubungan
biaya, volume dan laba.

3.Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relatif konstan. Penambahan fasilitas


produksi akan berakibat pada penambahan biaya tetap dan akan mempengaruhi
hubungan biaya-volume- laba.

4.Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah. Jika harga bahan baku dan
tarif upah menyimpang terlalu jauh dibanding dengan data yang dipakai sebagai
dasar perhitungan impas, maka hal ini akan mempengaruhi hubungan biaya,
volume laba.

9
5.Efisiensi produksi dianggap tidak berubah.

6.Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan.

7.Komposisi produk yang akan dijual dianggap tidak berubah.

Suatu perusahaan dikatakan dalam keadaan break even apabila dalam


usahanya pada suatu periode antara jumlah biaya dengan jumlah hasil penjualan
adalah sama. Pada keadaan ini berarti bahwa perusahaan tidak memperoleh laba
dan tidak mengalami kerugian. Jadi break even itu dapat diartikan suatu keadaan
dimana jumlah biaya dan jumlah penghasilan dari penjualan adalah sama,
sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak memperoleh
keuntungan. Break even adalah keadaan suatu perusahaan yang pendapatan
penjualannya sama dengan jumlah total biayanya, atau besarnya contribution
margin sama dengan total biaya tetap, dengan kata lain perusahaan tidak
memperoleh laba tetapi juga tidak menderita rugi atau rugi labanya sama dengan
nol.

10
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Break Even Point dapat di artikan suatu titik atau keadaan dimana
perusahaan di dalam operasinya tidak memproleh keuntungan dan kerugian.tujuan
dari analisis Break Even Point yaitu untuk mengetahui pada volume penjualan
atau produksi berapakah suatu perusaan akan mencapai laba tertentu.

Analisis Break Even Point secara umum dapat memberikan informasi kepada
pimpinan bagaimana pola hubungan antara volume penjualan,cost/biaya,dan
tingkat keuntungan yang akan di proleh pada tingkat penjulan tertentu.

Analisis Break Even Point dapat di rasakan manfaatnya apabila titik break even
point dapat di pertahankan selama periode tertentu.Keadaan ini dapat di
pertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual adalah constant,karena naik
turunya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titi break even point.

3.2.PENUTUP

Demi kian makalah yang kami susun,semoga apa yang di rumuskan,dapat kita
pelajari mendapat anugrah dan inayah dari Allah SWT serta bermanfaat bagi kita
semua. Dengan semangat belajar yang tinggi pula insyaallah dapat menegakkan
tiang agama dan mendapat tempat yang mulia kelak di hari akhir nanti.amin ya
robbal alami.

11
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.dosenpendidikan.co.id/break-even-point/#ftoc-heading-4
diakses pada 17 Juli 2020 Pukul 12:25
 https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-bep-break-even-point-dan-
cara-menghitung-bep/
diakses pada 17 Juli 2020 Pukul 12:39
 https://www.jurnal.id/id/blog/analisa-break-even-point-penjelasan-dan-
contoh-soal/
diakses pada 17 Juli 2020 Pukul 12:19
 https://media.neliti.com/media/publications/284443-analisis-break-even-point-
bep-sebagai-da-6781bf10.pdf
diakses pada 17 Juli 2020 Pukul 11:51
 Prawoto, Nano.2019.Pengantar Bisnis .Depok: Indonesia Rajawali Pers

12

Anda mungkin juga menyukai