Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KEUNTUNGAN VOLUME BIAYA

Di susun dalam rangka memenuhi salah satu Tugas kelompok pada Mata Kuliah akutansi
manjemen

Dosen pengampu : Ade Samsinar, M.Ak

Di susun :

Sana / 19612011032

Winda Kartika / 19612011144

Deufwira Astika Darbayesa / 19612011151

Nadiya Hasanahturrohmah / 19612011026

Firda salsabila / 19612011210

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

FAKULTAS EKONOMI BISNIS

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan tema “
ANALISIS KEUNTUNGAN VOLUME BIAYA ” dengan baik. Penyusunan makalah ini dalam
rangka memenuhi tugas Mata kuliah akutansi manajemen yang diampu oleh Ibu Ade Samsinar,
M.Ak

Dalam proses penyusunannya telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama bersama
dengan anggota kelompok yang telah berpartisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam
penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis secara
terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.

Demikian yang dapat penulis sampaikan dan semoga makalah ini dapat memberikan bermanfaat
bagi pembacanya.

Serang, 27 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………....……………………………..…….…....!

DAFTAR ISI……………………….…………………………........................................!!

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang…………………………………………….……………….….....…...1

2. Rumusan Masalah………………………………………….…………………...…….2

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi Analisis keuntungan volume biaya ( CVP )......................................................3

2. Komponen Analisis CVP .............................................................................................3

3. Nilai titik impas (break even point, BEP), nilai degree of operating leverage (DOL)

dan nilai margin of safety (MOS)................................................................................4

4. 5 faktor Peningkatan Laba UMKM dengan Analisis CVP........................................10

BAB III PENTUP

1.Kesimpulan…………………………………….…………..........…………….…….12

2.Saran………………………………………………….................……….….............12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Setiap perusahaan mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Berhasil atau tidaknya
suatu usaha dapat dilihat dari kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan dan
kesempatan dimasa yang akan datang. Tujuan perusahaan dalam perokonomian yang semakin
berkembang adalah untuk memperoleh laba yang semakin besar sesuai dengan pertumbuhan
perusahaan. Dengan tujuan tersebut perusahaan harus merencanakan dan menggunakan sumber
daya yang ada secara optimal agar tercapainya tujuan perusahaan.

Perencanaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan karena
akan kelancaran maupun keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Untuk itu perlu
disusun perencanaan laba agar kemampuan yang dimiliki perusahaan dapat dikerahkan secara
terkordinir. Maka analisis keuntungan biaya atau Cost Volume Profit (CVP) merupakan model
yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan manajemen dalam
menentukan unit yang harus dijual untuk mencapai laba yang diinginkan.

Persaingan yang begitu ketat, memaksa pihak manajemen memutar otak dan berpikir kritis untuk
terus berkembang melakukan pengelolaan serta perencanaan yang tepat, efektif dan efisien. Hal
tersebut dimaksudkan agar perusahaan dapat terus hidup penentuan keputusan-keputusan yang
mendukung kelangsungan masa depan perusahaan menjadi salah satu hal yang menentukan
keberhasilan dari suatu perusahaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Definisi Analisis keuntungan volume biaya ( CVP ) ?

2. Apa saja Komponen Analisis CVP ?

3. Bagaimana cara menghitung Nilai titik impas (break even point, BEP), nilai degree of operating
leverage (DOL) dan nilai margin of safety (MOS) dalam analisis CVP ?

4. Adakah 5 faktor Peningkatan Laba UMKM dengan Analisis CVP ?


BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Analisis keuntungan volume biaya ( CVP )

Analisis keuntungan volume biaya atau biasanya di sebut sebagai Analisis biaya volume laba
atau CVP ( Cost Volume Profit ) merupakan salah satu alat analisis yang digunakan dalam
pembuatan suatu perencanaan laba. suatu metode untuk menganalisis bagaimana berbagai
keputusan operasi dan pemasaran akan mempengaruhi laba.

Cost Volume Profit adalah sebuah alat yang digunakan dalam membuat keputusan-keputusan
bisnis seperti menentukan produk apa yang harus diproduksi atau dijual, kebijakan harga seperti
apa yang harus digunakan, strategi pemasaran seperti apa yang harus dilaksanakan, dan fasilitas
yang produktif seperti apa yang diperlukan.

Analisis Cost Volume Profit (CVP) adalah sebuah alat untuk membantu para manajer
mengerti akan hubungan antara biaya, volume dan laba dengan fokus pada interaksi antara harga
produk, volume aktivitas, biaya variabel per unit, total biaya tetap, dan produk campuran yang
terjual. Analisis CVP ini merupakan sebuah alat yang vital yang digunakan dalam membuat
keputusan-

keputusan bisnis seperti menentukan produk apa yang harus diproduksi atau dijual, kebijakan
harga seperti apa yang harus digunakan, strategi pemasaran seperti apa yang harus dilaksanakan,
dan fasilitas yang produktif seperti apa yang diperlukan.

2. Komponen Analisis CVP

Ada beberapa komponen berbeda yang bersama-sama membentuk analisis CVP. Komponen-
komponen ini melibatkan berbagai perhitungan dan rasio, yang akan diuraikan lebih rinci dalam
panduan ini.
Komponen utama analisis CVP adalah:

a) Rasio CM dan rasio biaya variabel


b) Break-even point (dalam satuan atau dolar)
c) Margin keamanan
d) Perubahan laba bersih
e) Tingkat leverage operasi

Untuk mengimplementasikan analisis CVP dengan benar, pertama-tama kita harus melihat
format margin kontribusi dari laporan laba rugi.

Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Analisis CVP, Laporan laba rugi reguler mengikuti urutan
pendapatan dikurangi harga pokok penjualan dan memberikan margin kotor, sedangkan
pendapatan dikurangi biaya menghasilkan laba bersih.

Laporan laba rugi margin kontribusi mengikuti konsep yang sama tetapi menggunakan format
yang berbeda dengan memisahkan biaya tetap dan variabel.

Margin kontribusi adalah harga jual produk, dikurangi biaya variabel yang terkait dengan
produksi produk tersebut. Nilainya dapat diberikan dalam dolar total atau per unit.

3. Analisis biaya volume laba atau CVP ( Cost Volume Profit ) akan menghasilkan nilai titik
impas (break even point, BEP), nilai degree of operating leverage (DOL) dan nilai margin of
safety (MOS).

1). break even point ( BEP ) adalah titik impas di mana laba yang dihasilkan memiliki nilai yang
sama dengan nilai yang dibutuhkan untuk proses produksi, Dapat dikatakan, titik impas adalah
kondisi dimana jumlah keseluruhan pendapatan sama dengan jumlah keseluruhan pengeluaran
dalam setiap produksi barang atau jasa. Pada posisi ini, laba akan bernilai nol mutlak, atau orang
awam menyebutnya dengan istilah balik modal.
A. Dasar-Dasar Break Even Point

a. Biaya yang menjadi elemen utama dalam penghitungan BEP harus termasuk ke dalam
biaya tetap dan biaya variabel.
b. Nilai biaya tetap akan tetap konstan meskipun terjadi perubahan aktivitas produksi.
c. Nilai biaya variabel secara keseluruhan akan berubah sesuai dengan perubahan volume
kapasitas produksi.
d. Selama periode analisis adalah harga jual per unit tetap, sehingga selama waktu tersebut
tidak ada perubahan harga jual dari perusahaan.
e. Dalam penghitungan BEP, jumlah produk yang dihasilkan selalu dianggap telah habis
terjual.
f. Perhitungan BEP bisa berlaku untuk satu produk, namun jika perusahaan memproduksi
banyak produk maka diperlukan perimbangan hasil penjualan pada setiap produk.

B. Tujuan Analisa Break Even Point

a. Pedoman bagi pengusaha untuk memberikan nilai investasi yang tepat sehingga bisa
mengimbagi biaya produksi awal.
b. Bahan analisis bagi perusahaan untuk mengetahui nilai jual beli saham, perencanaan
anggaran dan proyeksi keuangan perusahaan.
c. Patokan dalam menentukan margin, agar perusahaan memperoleh keuntungan bukan
kerugian.

C. Manfaat Analisa Break Even Point

a. Pedoman bagi pengusaha untuk memberikan nilai investasi yang tepat sehingga bisa
mengimbagi biaya produksi awal.
b. Bahan analisis bagi perusahaan untuk mengetahui nilai jual beli saham, perencanaan
anggaran dan proyeksi keuangan perusahaan.
c. Patokan dalam menentukan margin, agar perusahaan memperoleh keuntungan bukan
kerugian.
D. Pembentuk Break Even Point

a. Biaya Tetap (Fixed Cost)


Biaya tetap atau lebih sering disebut fixed cost adalah biaya yang nilainya akan tetap dan
konstan walaupun terjadi perubahan pada proses produksi. Perubahan yang dimaksud
adalah beroperasi atau tidak beroperasinya suatu perusahaan untuk memproduksi barang
pada periode tertentu. Biaya tetap bisa berupa biaya penyusutan mesin, biaya tenaga
kerja, biaya sewa gedung atau gudang, dan sebagainya.

b. Biaya Variabel (Variable Cost)


Biaya variabel atau biaya tidak tetap yang lebih dikenal dengan istilah variable cost
adalah biaya yang nilainya dapat berubah-ubah per unit nya. Perubahan ini disebabkan
oleh volume kapasitas produksi yang bisa meningkat atau menurun sesuai dengan
permintaan pasar.

c. Hubungan sejajar antara biaya variabel dan kapasitas produksi akan saling berkaitan
karena jika salah satu terjadi peningkatan maka yang lain akan mengikuti. Contoh dari
biaya variabel adalah biaya listrik, biaya baku, biaya transportasi, dsb.

d. Harga Jual (Price)


Harga jual adalah harga yang diperoleh dari seluruh biaya yang dibutuhkan untuk
memproduksi sebuah barang ditambah dengan nilai keuntungan atau margin yang ingin
diperoleh. Biasanya, harga jual akan dihitung per unit setelah diproduksi.

e. Pendapatan (Revenue)
Pendapatan atau penghasilan yang didapatkan dari semua penjualan produk. Jumlah
pendapatan diperoleh dari harga jual dikalikan dengan jumlah produk yang terjual di
pasar. Nilai dari pendapatan dibutuhkan untuk memproyeksikan pendapatan periode
berikutnya dengan nilai margin dan/atau jumlah unit dan harga yang berbeda.
E. Metode Perhitungan Break Even Point

Berikut di bawah ini terdapat tiga rumus yang digunakan dalam menghitung BEP yaitu :

a. BEP per unit


BEP Unit = (Biaya Tetap) / (Harga per unit – Biaya Variable per Unit)
BEP diperoleh dari biaya tetap dibagi dengan margin kontribusi per unit. Nilai margin
kontribusi per unit diperoleh dari selisih antara harga jual per unit dengan biaya variabel
per unit. Selain itu, nilai margin kontribusi bisa diperoleh dari hasil pembagian antara
total penjualan keseluruhan dengan biaya variabel.
b. BEP Nilai Penjualan
BEP = Biaya Tetap / (1 – (Biaya Variabel/Harga)
BEP dapat dihitung berdasarkan hasil nilai penjualan. Nilai BEP diperoleh dari biaya
tetap dibagi dengan hasil selisih antara 1 dengan hasil pembagian variabel dan harga
penjualan.
c. BEP dengan satuan mata uang
BEP Mata Uang = (Biaya Tetap) / (Kontribusi Margin per unit / Harga per Unit)
BEP diperoleh dari harga jual satuan per unit dikalikan dengan BEP per unit. Maka, dari
hasil perkalian tersebut akan diperoleh nilai BEP dengan satuan mata uang yang
digunakan.
Ketika menghitung BEP dengan satuan mata uang , Anda harus menentukan mata uang
mana yang akan digunakan, jika terdapat perbedaan mata uang maka salah satu mata
uang nilainya harus dikurskan terlebih dahulu.

Contoh Analisis Break Even Point

Budi adalah akuntan manajerial yang bertanggung jawab atas Perusahaan A, yang menjual botol
air. Dia sebelumnya menetapkan bahwa biaya tetap Perusahaan A terdiri dari pajak properti,
sewa, dan gaji eksekutif, yang jumlahnya mencapai 100.000 dolar.
Biaya variabel yang terkait dengan produksi satu botol air adalah 2 dolar per unit. Botol air ini
dijual dengan harga premium 12 dolar. Untuk menentukan brak even point atau titik impas botol
air premium Perusahaan A :

BEP = 100.000 / (12 – 2) = 10.000

Oleh karena itu, mengingat biaya tetap, biaya variabel, dan harga jual botol air, Perusahaan A
perlu menjual 10.000 unit botol air untuk mencapai titik impas.

2). Degree of Operating Leverage

A. Derajat leverage operasi ( Degree of Operating Leverage ) adalah suatu indikator yang
mengukur seberapa besar pendapatan operasional perusahaan akan berubah sebagai respons
terhadap perubahan penjualan. Perusahaan Degree of Operating Leverage yang tinggi memiliki
proporsi biaya tetap yang besar, yang berarti peningkatan penjualan yang besar dapat
menyebabkan perubahan laba yang besar.

B. Fungsi Degree of Operating Leverage (DOL)

a. Degree of Operating Leverage membantu analis dalam menentukan dampak dari setiap
perubahan penjualan terhadap pendapatan atau laba perusahaan.
b. Degree of Operating Leverage berfungsi mengukur seberapa besar pendapatan operasi
perusahaan berubah sebagai respons terhadap perubahan penjualan.

C. Rumus Degree of Operating Leverage (DOL)

DOL = persentase perubahan EBIT/ persentase perubahan penjualan

Atau

DOL = Perubahan penjualan/ Perubahan laba operasi

D. Cara menghitung Degree of Operating Leverage (DOL)

Terdapat banyak Rumus Degree of Operating Leverage ( DOL ), untuk contoh perhitungan akan
digunakan rumus sebagi berikut:
Degree of Operating Leverage ( DOL ) = (Margin kontribusi) / (Margin laba operasi)

Misalkan sebuah kedai kopi menjual 10.000 cangkir kopi Rp 4.000 masing-masing dengan biaya
per cangkir Rp 2.000 dan total biaya tetap sebesar Rp 5.000, maka:

1). Margin kontribusi

Pendapatan = 10.000 x 4.000 = Rp 40.000

Kontribusi Laba = Rp. 40.000 - (10.000 x biaya Rp 2.000) = Rp 20.000

Kontribusi Laba (%) = Rp 20.000/ Rp 40.000= 50% Kontribusi

2). Margin laba operasi

Laba Operasi = Laba kontribusi Rp 20.000 - biaya tetap Rp 5.000 = Rp 15.000

Laba Operasi (%) = Laba operasi Rp 15.000 / Pendapatan Rp 40.000 = 37,5% laba operasi

Degree of Operating Leverage ( DOL ) = (Margin kontribusi) / (Margin laba operasi)

Degree of Operating Leverage ( DOL ) = 50% / 37,5%

Degree of Operating Leverage ( DOL ) = 1,3

3). margin of safety (MOS)

margin of safety adalah selisih antara nilai intrinsik suatu saham dengan harga jual saat ini.
Analisa terhadap margin ini sangatlah penting untuk mengetahui untung dan ruginya sebuah
investasi. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Benjamin Graham, dosen dari Warren
Buffett, dan partnernya, David Dodd pada tahun 1928.

Untuk menentukan Margin of Safety, penting memahami dahulu apa perbedaan antara nilai
intrinsik (value) dan harga jual (price). Menurut Warren Buffett, nilai adalah apa yang kamu
dapat. Sementara, harga adalah apa yang kamu bayar.
Dalam bidang investasi, semakin tinggi Margin of Safety, semakin rendah risiko yang didapat
saat berinvestasi pada saham perusahaan tersebut. Begitupun sebaliknya, semakin rendah Margin
of Safety, semakin tinggi risikonya.

Margin of safety merupakan alat yang dapat memberikan informasi tentang berapa besar volume
penjualan yang dianggarkan atau hasil penjualan tertentu boleh turun agar perusahaan tidak
menderita kerugian.Dengan mengetahui margin of safety akan diperoleh manfaat bagi kemajuan
perusahaan dalam hal ini nargin of safety bagi perusahaan yang merupakan syarat bagi
manajemen untuk mengetahui batas keamanan dari kondisi penjualannya dan juga dapat
diketahui berapa yang harus diproduksi agar penjualan mendekati titik break even point.

4. Ada 5 Faktor Peningkatan Laba UMKM dengan Analisis CVP

1). Perubahan Harga Jual dan Biaya Tetap Per Unit

Perubahan ini berpengaruh langsung terhadap penerimaan pendapatan usaha. Penerimaan


pendapatan merupakan unsur pembentuk Break Even Point (BEP). Kenaikan harga jual per unit
akan menurunkan titik impas penjualan, sedangkan penurunan harga jual per unit akan
menaikkan titik BEP. Perubahan harga jual per unit juga akan secara simultan mempengaruhi
besarnya biaya tetap per unit yang mesti berubah agar dapat mencapai laba usaha yang
ditetapkan.

2) . Perubahan Biaya Variabel Per Unit

Perubahan biaya variabel per unit akan mempengaruhi total biaya dan laba usaha. Kenaikan
biaya variabel per unit akan menaikkan titik BEP, sedangkan penurunan biaya variabel per unit
akan menurunkan titik BEP. Perubahan ini juga berpengaruh juga terhadap contribution margin
dan break even. Biaya variabel per unit akan berubah-ubah mengikuti jumlah produk yang akan
diproduksi untuk memprediksi impas pemangkasan biaya.
3). Perubahan Total Biaya Tetap

Perubahan total biaya tetap mempengaruhi total biaya dan laba juga secara langsung akan
mempengaruhi jumlah BEP karena biaya tetap merupakan jumlah yang harus ditutup oleh
kelebihan penjualan atas biaya variabel per unit. Setiap kenaikan atau penurunan total biaya tetap
akan menentukan harga keseimbangan dan volume penjualan yang diperlukan untuk meraih laba
sasaran.

4). Perubahan Volume Penjualan

Perubahan volume penjualan akan mempengaruhi total biaya dan laba usaha. Volume penjualan
didasarkan pada seberapa besar kapasitas produksi yang mampu dihasilkan oleh perusahaan. Jika
biaya yang dikeluarkan semakin besar, maka volume produksi yang melebihi kapasitas produksi
akan memberikan dampak kerugian bagi perusahaan. Dengan kata lain, BEP dalam satuan unit
juga adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya. Hal ini berarti bahwa laba
sama dengan nol.

5). Perubahan Komposisi Penjualan

Jika perusahaan yang memproduksi lebih dari satu jenis barang, maka analisis BEP dapat
diterapkan untuk seluruh barang atau produk yang diproduksi dan dijual. Jika komposisi barang
yang dijual akan berubah, maka total BEP akan berubah juga. Perubahan ini juga mempengaruhi
perbedaan komposisi marjin kontribusi yang disebabkan oleh perbedaan komposisi penjualan
barang.

Total BEP merupakan total biaya tetap dibagi dengan selisih antara harga dan biaya variabel
(BEP dalam unit). Jika pendapatan operasional sama dengan nol, maka total BEP dalam satuan
telah tercapai. Begitu total BEP dicapai, maka semua total fixed cost sudah tertutupi oleh
Contribution Margin yang dihasilkan.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Analisis Cost-Volume-Profit (CVP) merupakan model yang sangat berguna untuk perencanaan
dan pengambilan keputusan manajemen dalam menentukan unit yang harus dijual untuk
mencapai laba yang diinginkan. Analisis CVP menekankan keterkaitan antara biaya dan volume
kuantitas yang terjual serta menentukan harga jual pada suatu informasi keuangan usaha.
Analisis CVP juga menjadi alat untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume
penjualan dan biaya terhadap laba, pengurangan biaya tetap terhadap profit serta kenaikan harga
produk terhadap laba.

Analisis biaya volume laba menghasilkan informasi dampak perubahan harga jual, biaya atau
volume penjualan terhadap laba bersih. Dalam penyusunan anggaran, berbagai kemungkinan
pilihan harga jual, volume penjualan, dan biaya selalu dihadapi oleh manajemen. Dalam proses
penyusunan anggaran, manajemen memerlukan berbagai parameter. Berbagai parameter tersebut
memberikan bantuan yang penting bagimanajemen, dalam mempertimbangkan berbagai usulan
kegiatan dalam poroses penyusunan anggaran perusahaan

2. Saran

Di Diharapkan para pembaca dapat lebih memahami mengenai analisis biaya volume laba
sehingga dapat menambah pengetahuan para pembaca, selain itu di harapkan agar perusahaan
dapat membuat perencanaan laba perusahaan dapat efektif, manajemen harus dapat
memperkirakan dampak perubahan masing-masing faktor tersebut terhadap laba bersih,impas
dan return of investment perusahaan. Pembuatan anggaran pendapatan dan biaya dan penyajian
informasi tersebut dalam grafik laba dan volume merupakan alat yang efektif dalam menyajikan
informasibagi manajemen untuk keperluan perencanaan laba jangka pendek. Hal ini
memungkinkan manajemen memperkirakan pengaruh kegiatan atau usaha-usaha yangakan
dilaksanakan dan pengaruh perubahan kondisi pasar terhadap laba, sehingga manajemen dapat
memilih berbagai macam usul kegiatan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap
pencapaian laba di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

https://accurate.id/ekonomi-keuangan/apa-itu-break-even-point/By sugi priharto|June 23rd, 2020|


Categories: Ekonomi & Keuangan|Tags: BEP, break even point, cara buat pembukuan sderhana,
cara hitung BEP, Dasar-Dasar Break Even Point, Manfaat Analisa Break Even Point, Metode
Perhitungan Break Even Point, Pembentuk Break Even Point, Pengertian Break Even Point,
Tujuan Analisa Break Even Point

Cokins, B. S. (2011). Manajemen Biaya Penekanan Strategis. Jakarta Selatan: Salemba Empat.

http://www.bigbrothersinvestment.com/detailpost/degree-of-operating-leverage-atau-leverage-
operasi

https://blog.pluang.com/artikel/margin-of-society

https://ilmumanajemendanakuntansi.blogspot.com/2018/11/pengertian-margin-of-safety-batas

https://blog.id.aspireapp.com/5-faktor-peningkatan-laba-umkm-pada-analisis-cvp/

https://blog.id.aspireapp.com/5-faktor-peningkatan-laba-umkm-pada-analisis-cvp/
#1_Perubahan_Harga_Jual_dan_Biaya_Tetap_Per_Unit

https://blog.id.aspireapp.com/5-faktor-peningkatan-laba-umkm-pada-analisis-cvp/
#Contoh_Penggunaan_Analisis_CVP

https://accurate.id/akuntansi/cvp

https://accounting.binus.ac.id/2015/09/22/analisis-cost-volume-profit-sebagai-alat-perencanaan-
laba/

Anda mungkin juga menyukai