Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ANALISIS BREAK EVEN POINT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan


Dosen Pengampu: Dr. Elis Mediawati, S.Pd., S.E., M.Si., Ak., CA.

Disusun oleh:

Kelompok 10
Fulki Firasyan Sontani (2006380)
Muhammad Rizky A (2001978)
Rama Rivadi (2002342)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami diberi kemudahan
dalam mengerjakan dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Break
Even Point”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, juga kepada keluarganya, para sahabatnya, para pengikutnya
hingga kita selaku umatnya di akhir zaman.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas


mata kuliah Analisis Laporan Keuangan. Dalam proses penyusunan makalah ini,
kami telah berusaha untuk mencari referensi data dari berbagai sumber informasi.
Kami berharap dapat memberikan kontribusi positif dalam membangun dan
mengembangkan wawasan serta pengetahuan kami dan juga para pembaca.

Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah
ini, kami mohon maaf. Kami menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari
pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan
berikutnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, 9 Desember 2023

i
Kelompok 12

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
METODE PENULISAN...............................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................5
3.1 Konsep Dasar Analisis Break Even Point (BEP).................................................5
3.2 Metode Perhitungan Break Even Point (BEP).....................................................8
3.3 Metode Perhitungan Break Even Point (BEP)...................................................10
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................12
4.1 Kesimpulan........................................................................................................12
4.2 Saran..................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dalam sektor bisnis serta
teknologi yang semakin maju yang membuat perusahaan harus bisa memanfaatkan
sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Dalam menjalankan usahanya,
tujuan perusahaan adalah memperoleh laba untuk keberlangsungan usaha dan
mengembangkan usahanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan perlu
membuat perencanaan dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara optimal agar
memperoleh laba. Dalam tahap perencanaan, pihak manajemen perlu memerhatikan
segala risiko yang akan terjadi sewaktu-waktu dan bisa mengatasi risiko tersebut.
Pihak manajemen membutuhkan banyak informasi agar bisa memberi penilaian
terhadap segala kemungkinan serta pilihan keputusan yang lain yang tidak luput dari
pengaruh keputusan yang akan diambil dalam proses perencanaan laba. Teknik yang
dipakai oleh manajemen dalam hal ini yaitu analisis break even point (BEP).
Break even point (BEP) merupakan sebuah kondisi di mana perusahaan tidak
memperoleh laba dan tidak mengalami rugi, karena jumlah pendapatan yang
diperoleh sama besar dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Kemudian, analisis BEP
adalah sebuah teknik manajemen dalam menganalisis kaitan yang timbul di antara
fixed cost, variable cost, laba serta volume atau kapasitas produksi. Permasalahan
BEP merupakan hal yang penting dan berpengaruh atas biaya tetap dan biaya variabel
dan menjadi ukuran dalam mencapai produksi yang optimal supaya mendapat
manfaat di masa depan. Analisis BEP bisa menjadai dasar perusahaan dalam
merencanakan laba. Oleh karena itu, analisis BEP menjadi teknik yang penting bagi
manajemen dalam mengetahui volume produksi yang perlu diproduksi untuk
mencegah kerugian bagi perusahaan tersebut.

1
Analisis BEP mempunyai fungsi menjadi teknik pendekatan pilihan yang bisa
digunakan dalam perencanaan laba sebuah bisnis serta memastikan ambang batas
yang dibutuhkan perusahaan dalam mendorong pertumbuhan serta daya saing
perusahaan. Analisis break even point akan bermanfaat jika beberapa asumsi dasar
bisa dicapai. Pada kenyataannya ada banyak asumsi yang tidak tercapai. Akan tetapi,
hal ini tidak menjadi pengurang kegunaan serta validitas analisis BEP sebagai alat
yang membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Analisis BEP juga
masih memiliki kelemahan dari jenis produksi yang bisa dijual, dalam analisis BEP
hanya ada satu jenis barang yang dijual. Jika terdapat lebih dari satu jenis akan timbul
kombinasi penjualan (sales mix) tetap konstan. Dewasa ini perusahaan dituntut untuk
memiliki daya saing yang tinggi dengan membuat berbagai macam produk, jadi
pemenuhan asumsi dasar menjadi sulit dan terdapat asumsi lain yaitu harga jual
satuan barang tidak akan berubah berapa pun, atau tidak terjadi perubahan harga
secara umum.
Prinsip-prinsip dasar analisis BEP (Break Even Point) merujuk pada metode
analisis yang digunakan untuk menentukan titik impas atau titik balik suatu usaha.
Dalam analisis BEP, perhitungan dilakukan dengan mengestimasi jumlah penjualan
minimum yang harus dicapai oleh suatu usaha agar tidak mengalami kerugian.
Prinsip-prinsip dasar analisis BEP meliputi biaya tetap, biaya variabel, dan harga jual.
Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah meskipun jumlah produksi
meningkat atau menurun, seperti biaya sewa gedung atau gaji karyawan tetap.
Sementara itu, biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan jumlah
produksi, seperti bahan baku atau biaya produksi. Harga jual mengacu pada harga
yang ditetapkan untuk menjual produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu usaha.
Analisis BEP bertujuan untuk menghitung jumlah penjualan minimum yang harus
dicapai agar biaya tetap dan biaya variabel dapat tercukupi oleh pendapatan dari
penjualan. Dalam melakukan analisis BEP, terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi hasil analisis, seperti perubahan harga jual, biaya tetap, dan biaya

2
variabel. Oleh karena itu, analisis BEP perlu dilakukan secara berkala untuk
memastikan keberlangsungan usaha dan mengantisipasi perubahan kondisi pasar.
Informasi mengenai volume penjualan dan kaitannya dengan segala
kemungkinan untuk memperoleh laba berguna bagi manajemen dalam proses
pengambilan keputusan untuk melakukan investasi atau menambahkan modal untuk
keberlangsungan usaha atau bisa juga menutup usahanya. Dengan memahami konsep
BEP dan cara kerjanya, perusahaan dapat menggunakan analisis BEP untuk
mendukung pengambilan keputusan bisnis yang tepat, memantau kinerja bisnis, dan
menyesuaikan strategi perusahaan sesuai dengan situasi pasar dan kondisi ekonomi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada
penulisan ini adalah:
1. Apa itu prinsip-prinsip dasar analisis break even point (BEP)?
2. Bagaimana aplikasi analisis break even point (BEP) dalam pengambilan
keputusan bisnis?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini sesuai dengan permasalahan yang telah
dirumuskan adalah untuk mengetahui:
1. Untuk memahami prinsip-prinsip dasar analisis break even point (BEP)
2. Untuk memahami aplikasi analisis break even point (BEP) dalam
pengambilan keputusan bisnis.

3
BAB II
METODE PENULISAN

Metode penulisan yang digunakan oleh kelompok kami pada makalah kali ini
adalah dengan menggunakan metode literature review. Literature review sendiri
merupakan salah satu metode penulisan untuk mengumpulkan dan mengambil poin
inti dari penelitian sebelumnya dan menganalisis beberapa overview para ahli yang
tertulis dalam teks. Snyder menjelaskan bahwa literature review mempunyai peran
menjadi landasan berbagai macam penelitian karena hasil dari metode ini
memberikan pengetahuan mengenai perkembangan ilmu, sumber stimulus penetapan
kebijakan, memicu penciptaan ide baru, serta bermanfaat sebagai panduan untuk
penelitian di bidang tertentu.
Penelitian ini dilakukan dengan sistematis dengan mengikuti alur literature
review yang bertujuan agar terhindar dari kesalahpahaman. Data yang kelompok kami
gunakan pada kajian literature review ini didapatkan dari website publikasi jurnal
ilmiah seperti Google Scholar. Dari pencarian yang telah kelompok kami lakukan,
didapatkan beberapa artikel dengan topik mengenai analisis Break Even Point
(BEP).

4
5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Konsep Dasar Analisis Break Even Point (BEP)

Analisis BEP (Break-even Point) merupakan alat analisis yang


menghubungkan biaya, volume, dan laba untuk menentukan titik di mana pendapatan
total dan biaya total seimbang. Dengan kata lain, ini adalah titik di mana suatu usaha
tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Selain menjadi panduan kritis dalam
pengambilan keputusan bisnis, analisis BEP juga memberikan gambaran yang jelas
tentang kinerja perusahaan.
Analisis BEP mencerminkan situasi di mana perusahaan mencapai nol laba,
menunjukkan pentingnya mencapai tingkat penjualan yang mencukupi untuk
menutupi biaya produksi dan operasional. Oleh karena itu, analisis BEP tidak hanya
membantu perusahaan menjaga keberlanjutan operasional tetapi juga merupakan alat
evaluasi yang penting untuk mengukur efisiensi dan keberhasilan finansial
perusahaan. Dengan pemahaman yang baik tentang titik impas, perusahaan dapat
mengambil keputusan strategis yang lebih tepat guna untuk meraih tujuan laba dan
pertumbuhan yang diinginkan. Berikut tujuan dilakukannya analisis Break-even Point
(BEP) adalah:
1. Menentukan Titik Impas (Break-even)
Tujuan utama analisis BEP adalah mengidentifikasi jumlah unit penjualan atau
pendapatan yang diperlukan agar perusahaan mencapai titik impas, di mana
pendapatan total sama dengan biaya total. Pada titik ini, perusahaan tidak
mengalami keuntungan maupun kerugian.
2. Pengambilan Keputusan Harga
Analisis BEP membantu perusahaan dalam menentukan harga jual yang sesuai
untuk mencapai titik impas atau mencapai tingkat keuntungan yang diinginkan.
3. Perencanaan Produksi dan Penjualan

6
Tujuan lain dari analisis BEP adalah membantu perusahaan merencanakan
tingkat produksi dan penjualan yang optimal agar dapat mencapai titik impas
dan menghindari overproduksi yang dapat mengakibatkan penumpukan stok
yang tidak diinginkan.
4. Evaluasi Risiko Bisnis
Analisis BEP membantu dalam mengevaluasi risiko bisnis dengan memberikan
pemahaman tentang bagaimana fluktuasi pasar atau perubahan biaya dapat
memengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
5. Penentuan Tingkat Produksi Minimal
Analisis BEP membantu perusahaan menentukan tingkat produksi minimum
yang diperlukan agar tetap beroperasi tanpa mengalami kerugian.
6. Evaluasi Kelayakan Investasi
Analisis BEP juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kelayakan investasi
atau proyek baru dengan mengidentifikasi jumlah unit yang harus dijual agar
investasi dapat kembali dalam waktu yang diinginkan.

Analisis Break-even Point (BEP) melibatkan beberapa komponen utama yang


membantu dalam menentukan titik di mana pendapatan sama dengan biaya. Berikut
adalah komponen-komponen utama dari analisis BEP:
1. Biaya Tetap (Fixed Costs)
Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak berubah dengan perubahan dalam
volume produksi atau penjualan. Contoh biaya tetap meliputi sewa, gaji
karyawan tetap, dan asuransi. Pada titik impas, total pendapatan harus cukup
untuk menutupi semua biaya tetap.
2. Biaya Variabel (Variable Costs)
Biaya adalah biaya yang berkaitan langsung dengan volume produksi atau
penjualan. Biaya ini meningkat seiring dengan peningkatan produksi atau
penjualan. Contoh biaya variabel termasuk bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya produksi yang berkaitan dengan unit-unit tambahan.

7
3. Pendapatan Penjualan (Sales Revenue)
Pendapatan merupakan jumlah uang yang diterima perusahaan dari penjualan
produk atau jasa. Pendapatan penjualan dihitung dengan mengalikan harga jual
per unit dengan jumlah unit yang dijual.
4. Titik Impas (Break-even Point)
Titik ini adalah level produksi atau penjualan di mana total pendapatan sama
dengan total biaya, sehingga perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun
kerugian. Titik impas dihitung dalam unit atau dalam nilai uang.
5. Marjin Kontribusi (Contribution Margin)
Marjin kontribusi adalah selisih antara pendapatan penjualan dan biaya
variabel. Marjin kontribusi per unit digunakan untuk menutupi biaya tetap
setelah biaya variabel terpenuhi. Marjin kontribusi juga dapat dihitung sebagai
persentase dari pendapatan penjualan.
6. Rasio BEP (BEP Ratio)
Rasio BEP menggambarkan hubungan antara biaya tetap dan marjin kontribusi.
Rasio ini memberikan gambaran tentang seberapa besar pendapatan penjualan
yang diperlukan untuk menutupi biaya tetap.
7. Grafik Break-even Point
Representasi grafis dari analisis BEP membantu dalam memvisualisasikan titik
impas. Grafik ini menunjukkan bagaimana pendapatan, biaya variabel, biaya
tetap, dan laba berubah seiring dengan perubahan volume produksi atau
penjualan.

Dengan memahami dan menganalisis komponen-komponen ini, perusahaan dapat


melakukan analisis untuk menentukan titik impas di mana pendapatan sama dengan
biaya, serta merencanakan tingkat volume produksi dan penjualan yang diperkirakan
akan membawa keuntungan bagi perusahaan. Kemudian perusahaan dapat membuat

8
keputusan strategis yang lebih baik, mengoptimalkan tingkat produksi dan penjualan,
serta mencapai tujuan keuangan yang diinginkan.

3.2 Metode Perhitungan Break Even Point (BEP)


Ada beberapa metode perhitungan Break-even Point (BEP) yang dapat
digunakan, tergantung pada informasi yang tersedia dan preferensi analisis. Berikut
adalah dua metode umum untuk menghitung BEP:
1. Metode Kontribusi Margin (Contribution Margin Method):
- Rumus BEP dalam Unit:
Biaya Tetap
BEP ( unit )=
Harga Jual per Unit −Biaya Variabel per Unit
- Rumus BEP dalam Nilai Rupiah:

Biaya Tetap
BEP ( nilai )=
Margin Kontribusi Ratio
Harga Jual per Unit−Biaya Variabel per Unit
Margin Kontribusi Ratio=
Harga Jual per Unit
- Langkah-langkah:
1. Identifikasi biaya tetap dan biaya variabel per unit.
2. Hitung margin kontribusi per unit.
3. Gunakan rumus BEP untuk menghitung titik impas dalam unit dan dalam nilai
rupiah.

2. Metode Persentase Biaya Tetap (Fixed Costs Percentage Method):


- Rumus BEP dalam Unit:
Biaya Tetap
BEP ( unit )=
Margin Kontribusi Persentase
Margin Kontribusi per Unit
Margin Kontribusi Persentase= x 100 %
Harga Jual per Unit

- Langkah-langkah:

9
1. Hitung margin kontribusi persentase.
2. Gunakan rumus BEP untuk menghitung titik impas dalam unit.

Kedua metode tersebut menyediakan pendekatan yang berguna untuk


menghitung titik impas, memungkinkan perusahaan untuk memahami seberapa
banyak produk atau jasa yang perlu dijual untuk mencapai impas. Analisis BEP yang
baik membantu perusahaan dalam perencanaan anggaran, pengambilan keputusan
harga, dan strategi penjualan.
Penting untuk diingat bahwa perhitungan BEP bersifat estimatif dan
bergantung pada asumsi-asumsi tertentu tentang biaya dan pendapatan. Oleh karena
itu, hasil dari analisis BEP sebaiknya diperiksa secara periodik untuk memastikan
bahwa kondisi bisnis aktual tercermin dengan akurat dalam perhitungan tersebut.
Berikut adalah contoh perhitungan Break Even Point (BEP) dalam bentuk unit dan
dalam bentuk mata uang:
a. Contoh Perhitungan BEP dalam Bentuk Unit dan Uang.

Sebuah perusahaan memiliki biaya tetap sebesar Rp 5.000.000, harga jual per unit
sebesar Rp 200.000, dan biaya variabel per unit sebesar Rp 120.000. Maka,
BEP unit = Rp 5.000.000/ (Rp 200.000 - Rp 120.000) = 62,5 atau (63 Unit)
BEP uang = 63 unit x Rp 200.000 = Rp 12.600.0000
Artinya, perusahaan perlu menjual minimal 63 unit produk untuk mencapai Break
Even Point (BEP) unit dengan total pendapatan sebesar Rp 12.600.0000 agar
mencapai titik impas dalam operasionalnya.
b. Contoh 2 Perhitungan BEP dalam Bentuk Unit dan Uang dengan

Sebuah perusahaan memiliki mesin yang dapat memproduksi gelas dengan kapasitas
normal 50.000 unit, Biaya tetap Rp 8.000.000, Biaya variabel Rp 2.500 per unit dan
Harga jual Rp 8.000 per unit. Maka :
BEP uang = biaya tetap / 1-(VC/Harga jual)
BEP uang = 8000000/ 1-(2500/8000) = Rp 11.636.363

10
BEP unit = Rp 11.636.363/ Rp 8.000 = 1454,5 atau 1455 unit

3.3 Metode Perhitungan Break Even Point (BEP)


Break-even Point (BEP) dalam analisis biaya-volume-laba dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang memainkan peran kunci dalam menentukan seberapa cepat atau
seberapa banyak unit atau pendapatan yang diperlukan untuk mencapai titik impas.
Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi Break-even Point:
1. Pengaruh Perubahan Harga Jual
Perubahan harga jual memiliki dampak yang signifikan terhadap Break-even
Point (BEP), dan perubahan ini dapat memengaruhi kesehatan keuangan dan
profitabilitas suatu perusahaan. Jika harga jual per unit mengalami penurunan, BEP
akan meningkat. Ini karena margin kontribusi per unit menjadi lebih kecil, sehingga
perusahaan perlu menjual lebih banyak unit untuk menutupi biaya tetap dan mencapai
titik impas. Penurunan harga jual memaksa perusahaan untuk meningkatkan volume
penjualan yang diperlukan agar mencapai titik impas. Oleh karena itu, perusahaan
mungkin perlu melakukan strategi pemasaran atau peningkatan produksi. Sebaliknya,
kenaikan harga jual per unit akan mengurangi BEP. Dengan margin kontribusi per
unit yang lebih tinggi, perusahaan dapat mencapai titik impas dengan menjual lebih
sedikit unit. Kenaikan harga jual dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Meskipun volume penjualan mungkin berkurang, peningkatan margin kontribusi
dapat menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi.
2. Dampak Variasi Biaya Tetap dan Variabel
Biaya tetap merupakan biaya-biaya yang harus dibayar tanpa memperhatikan
volume produksi atau penjualan. Semakin tinggi biaya tetap, semakin tinggi titik
impasnya. Perusahaan harus menjual lebih banyak unit atau menghasilkan
pendapatan yang lebih tinggi untuk menutupi biaya tetap tambahan. Peningkatan
biaya tetap dapat meningkatkan risiko bisnis karena perusahaan memerlukan volume
penjualan yang lebih tinggi untuk mencapai impas. ebaliknya, pengurangan biaya
tetap akan menurunkan BEP. Perusahaan dapat mencapai titik impas dengan volume

11
penjualan yang lebih rendah setelah pengurangan biaya tetap. Pengurangan biaya
tetap dapat meningkatkan fleksibilitas operasional dan memberikan kelonggaran
keuangan.
Begitupun dengan biaya variabel. Biaya variabel per unit adalah biaya yang
berkaitan langsung dengan produksi atau penjualan satu unit produk atau jasa.
Semakin tinggi biaya variabel, semakin tinggi titik impasnya. Jika biaya variabel per
unit meningkat, BEP juga akan meningkat. Perusahaan harus menjual lebih banyak
unit atau meningkatkan harga jual per unit untuk menutupi biaya variabel
tambahan.Peningkatan biaya variabel mengurangi margin kontribusi per unit, yang
dapat memperlambat pencapaian titik impas. Sebaliknya, pengurangan biaya variabel
akan menurunkan BEP. Perusahaan dapat mencapai titik impas dengan volume
penjualan yang lebih rendah setelah pengurangan biaya variabel.Pengurangan biaya
variabel meningkatkan margin kontribusi, yang dapat meningkatkan profitabilitas
perusahaan.
3. Struktur Biaya
Struktur biaya, yang mencakup perbandingan antara biaya tetap dan biaya
variabel dalam total biaya perusahaan, memiliki dampak langsung terhadap Break-
even Point (BEP). Struktur biaya yang berbeda akan memengaruhi sejauh mana
perusahaan dapat mencapai titik impas. Jika biaya tetap yang rendah dan biaya
variabel yang tinggi, maka cenderung menghasilkan titik impas yang lebih rendah. Ini
memberikan fleksibilitas lebih besar dalam mencapai titik impas dengan volume
penjualan yang lebih rendah. Meskipun titik impas lebih rendah, perusahaan tetap
perlu memperhatikan efisiensi operasional untuk mengelola biaya variabel yang
tinggi. Selanjutnya, jika biaya tetap yang tinggi dan biaya variabel yang rendah, maka
dapat menyebabkan peningkatan titik impas. Meskipun biaya variabel per unit
rendah, biaya tetap yang tinggi dapat membuat titik impas menjadi tinggi. Perusahaan
mungkin menghadapi risiko yang lebih tinggi ketika volume penjualan rendah, karena
biaya tetap yang besar harus ditutupi oleh sedikit unit penjualan.

12
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
A. Implikasi Analisis BEP dalam Pengambilan Keputusan Bisnis
Analisis BEP adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui titik
impas suatu perusahaan. Titik impas adalah keadaan dimana perusahaan tidak
mengalami rugi atau laba. Analisis BEP dapat memberikan informasi kepada
manajemen mengenai berbagai tingkat volume penjualan, harga jual, biaya variabel,
dan biaya tetap yang dapat dicapai oleh perusahaan untuk mencapai titik impas.
Informasi ini dapat digunakan oleh manajemen sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan bisnis.
Berikut ini adalah beberapa implikasi analisis BEP dalam pengambilan
keputusan bisnis:
1. PERENCANAAN PENJUALAN
Analisis BEP dapat membantu manajemen dalam merencanakan target
penjualan. Manajemen dapat menentukan target penjualan minimum yang harus
dicapai untuk mencapai titik impas. Dengan mengetahui target penjualan minimum,
manajemen dapat menyusun strategi pemasaran dan penjualan yang tepat untuk
mencapai target tersebut.
2. PENGAMBILAN KEPUTUSAN HARGA JUAL
Analisis BEP dapat membantu manajemen dalam menentukan harga jual yang
optimal. Manajemen dapat menentukan harga jual yang dapat menutup biaya variabel
dan biaya tetap perusahaan, sehingga perusahaan dapat mencapai titik impas. Dengan
mengetahui harga jual yang optimal, manajemen dapat meningkatkan laba yang
diperoleh perusahaan.
3. PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGEMBANGAN PRODUK
Analisis BEP dapat membantu manajemen dalam mengevaluasi kelayakan
pengembangan produk baru. Manajemen dapat menentukan apakah pengembangan

13
produk baru tersebut layak untuk dilakukan dengan membandingkan biaya
pengembangan produk baru dengan volume penjualan minimum yang harus dicapai
untuk mencapai titik impas.
4. PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENURUNAN BIAYA
Analisis BEP dapat digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi
efektivitas program penurunan biaya. Manajemen dapat menggunakan rumus BEP
untuk menghitung penurunan biaya yang harus dicapai agar perusahaan dapat
mencapai titik impas. Dengan mengetahui penurunan biaya yang harus dicapai,
manajemen dapat menentukan apakah program penurunan biaya tersebut efektif.
B. Kelebihan dan Keterbatasan Analisis BEP
Didalam praktiknya pengaplikasian analisis BEP ini tentu memiliki beberapa
faktor seperti kelebihan serta keterbatasn dalam melakukan analisisnya. Analisis BEP
memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
1. Mudah dipahami dan diterapkan
Analisis BEP merupakan teknik analisis yang relatif sederhana dan mudah
dipahami. Rumus BEP juga relatif mudah diterapkan, sehingga dapat digunakan oleh
berbagai kalangan, termasuk para manajer yang tidak memiliki latar belakang
pendidikan akuntansi atau keuangan.
2. Dapat digunakan untuk berbagai tujuan
Analisis BEP dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti perencanaan
penjualan, penetapan harga jual, evaluasi kelayakan pengembangan produk baru, dan
evaluasi efektivitas program penurunan biaya.
3. Dapat memberikan informasi yang berharga bagi manajemen

Analisis BEP dapat memberikan informasi yang berharga bagi manajemen


untuk membuat keputusan bisnis yang lebih tepat dan akurat. Informasi yang dapat
diberikan oleh analisis BEP antara lain:
1. Volume penjualan minimum yang harus dicapai untuk mencapai titik
impas

14
2. Harga jual yang optimal untuk mencapai titik impas
3. Volume penjualan yang harus dicapai untuk mendapatkan laba tertentu
4. Pengaruh perubahan biaya variabel, biaya tetap, atau harga jual terhadap
titik
impas
C. Keterbatasan Analisis BEP
Analisis BEP juga memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Berdasarkan asumsi yang tidak selalu realistis

Analisis BEP didasarkan pada beberapa asumsi, antara lain:


1. Biaya variabel per unit tetap konstan
2. Biaya tetap konstan
3. Hubungan antara biaya variabel dan biaya tetap bersifat linier
Asumsi-asumsi tersebut tidak selalu realistis, terutama dalam kondisi ekonomi
yang fluktuatif.
2. Hanya dapat digunakan untuk jangka pendek
Analisis BEP hanya dapat digunakan untuk jangka pendek. Dalam jangka
panjang, biaya variabel dan biaya tetap dapat berubah.
3. Tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi keputusan yang bersifat strategis

Analisis BEP tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi keputusan yang


bersifat strategis, seperti keputusan untuk memasuki pasar baru atau melakukan
merger dan akuisisi. Keputusan-keputusan tersebut memiliki implikasi jangka
panjang yang tidak dapat dianalisis dengan analisis BEP.
Secara umum, analisis BEP merupakan alat analisis yang bermanfaat bagi
manajemen dalam pengambilan keputusan bisnis. Namun, manajer harus memahami
kelebihan dan keterbatasan analisis BEP agar dapat menggunakannya secara efektif.
D. Relevansi Analisis BEP dalam Pengelolaan Bisnis
1. Dampak Analisis BEP terhadap Perencanaan Keuangan

15
Analisis BEP (Break Even Point) merupakan teknik analisis yang digunakan
untuk mengetahui titik impas suatu perusahaan. Titik impas adalah keadaan dimana
perusahaan tidak mengalami rugi atau laba. Analisis BEP dapat memberikan
informasi kepada manajemen mengenai berbagai tingkat volume penjualan, harga
jual, biaya variabel, dan biaya tetap yang dapat dicapai oleh perusahaan untuk
mencapai titik impas. Informasi ini dapat digunakan oleh manajemen sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan bisnis, termasuk perencanaan keuangan.
Dampak analisis BEP terhadap perencanaan keuangan dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:
a) Dampak langsung
Dampak langsung analisis BEP terhadap perencanaan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai volume penjualan minimum yang harus dicapai oleh
perusahaan untuk mencapai titik impas. Informasi ini dapat digunakan oleh
manajemen untuk merencanakan target penjualan yang harus dicapai oleh
perusahaan.
b) Dampak tidak langsung
Dampak tidak langsung analisis BEP terhadap perencanaan keuangan adalah
memberikan informasi mengenai berbagai faktor yang dapat mempengaruhi titik
impas perusahaan. Informasi ini dapat digunakan oleh manajemen untuk
menganalisis risiko dan ketidakpastian yang mungkin dihadapi oleh perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa contoh dampak analisis BEP terhadap
perencanaan keuangan:
1. Perencanaan penjualan
Analisis BEP dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan
target penjualan yang harus dicapai oleh perusahaan untuk mendapatkan laba yang
diinginkan. Dengan mengetahui target penjualan minimum yang harus dicapai untuk
mencapai titik impas, manajemen dapat menyesuaikan strategi pemasaran dan
penjualannya untuk mencapai target tersebut.
2. Penetapan harga jual

16
Analisis BEP dapat digunakan oleh manajemen untuk menentukan harga
jual yang optimal untuk produk atau jasa yang ditawarkan. Dengan mengetahui harga
jual yang optimal, manajemen dapat meningkatkan laba yang diperoleh perusahaan.

3. Evaluasi kelayakan pengembangan produk baru


Analisis BEP dapat digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi
kelayakan pengembangan produk baru. Dengan mengetahui volume penjualan
minimum yang harus dicapai untuk menutup biaya pengembangan produk baru,
manajemen dapat menentukan apakah pengembangan produk baru tersebut layak
untuk dilakukan.
4. Evaluasi efektivitas program penurunan biaya
Analisis BEP dapat digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi
efektivitas program penurunan biaya. Dengan mengetahui penurunan biaya yang
harus dicapai agar perusahaan dapat mencapai titik impas, manajemen dapat
menentukan apakah program penurunan biaya tersebut efektif.
Secara umum, analisis BEP merupakan alat analisis yang sangat
bermanfaat bagi manajemen dalam perencanaan keuangan. Analisis BEP dapat
memberikan informasi yang berharga kepada manajemen untuk membuat keputusan
yang lebih tepat dan akurat.
E. Strategi Bisnis Berbasis Analisis BEP
Strategi Bisnis Berbasis Analisis BEP adalah strategi bisnis yang
menggunakan informasi dari analisis BEP sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan bisnis. Strategi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti:
1. Meningkatkan penjualan
2. Meningkatkan laba
3. Meningkatkan efisiensi
4. Meningkatkan daya saing

17
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai beberapa strategi bisnis
berbasis analisis BEP:

1) Strategi peningkatan penjualan

Analisis BEP dapat digunakan untuk menentukan target penjualan


yang harus dicapai oleh perusahaan untuk mendapatkan laba yang diinginkan.
Dengan mengetahui target penjualan minimum yang harus dicapai untuk mencapai
titik impas, manajemen dapat menyusun strategi pemasaran dan penjualan yang tepat
untuk mencapai target tersebut.

2) Strategi peningkatan laba


Analisis BEP dapat digunakan untuk menentukan harga jual yang
optimal untuk mencapai titik impas. Dengan mengetahui harga jual yang optimal,
manajemen dapat meningkatkan laba yang diperoleh perusahaan.
3) Strategi peningkatan efisiensi
Analisis BEP dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas program
penurunan biaya. Dengan mengetahui penurunan biaya yang harus dicapai agar
perusahaan dapat mencapai titik impas, manajemen dapat menentukan apakah
program penurunan biaya tersebut efektif.
4) Strategi peningkatan daya saing
Analisis BEP dapat digunakan untuk mengevaluasi kelayakan
pengembangan produk baru. Dengan mengetahui volume penjualan minimum yang
harus dicapai untuk menutup biaya pengembangan produk baru, manajemen dapat
menentukan apakah pengembangan produk baru tersebut layak untuk dilakukan.

Secara umum, strategi bisnis berbasis analisis BEP dapat membantu


manajemen dalam mengambil keputusan bisnis yang lebih tepat dan akurat. Analisis
BEP dapat memberikan informasi yang berharga kepada manajemen mengenai
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Dengan memahami

18
informasi tersebut, manajemen dapat menyusun strategi bisnis yang tepat untuk
mencapai tujuan perusahaan.

4.2 Saran

Demikian makalah mengenai analisis break even point (BEP) ini. Untuk itu,
bila terjadi kesalahan dalam penulisan ataupun uraian, kami memohon maaf yang
sebesar-besarnya, karena memaklumi kami hanya seorang manusia biasa yang tidak
luput dengan kesalahan. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
dalam menambah wawasan dan pengetahuan pembaca khususnya dalam mata kuliah
Analisis Laporan Keuangan. Kritik dan saran yang membangun juga kami harapkan
untuk menyempurnakan makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Alnasser, Dr & Shaban, Osama & Al-Zubi, Ziad. (2014). The Effect of Using Break-
Even-Point in Planning, Controlling, and Decision Making in the Industrial
Jordanian Companies. International Journal of Academic Research in
Business and Social Sciences. 4. 10.6007/IJARBSS/v4-i5/888.
Adedeji, E. A., & Ituma, N. K. (2020). Break Even Analysis as a Management Tool
for Decision Making in Babcock University Water Corporation. European
Journal of Business and Management, 12, 159-181.
Anida, A., Setiawan, A. B., & Afif, M. N. (2023). Analisis Break Even Point Sebagai
Alat Perencanaan Laba pada PT. Cidas Supra Metalindo. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 7(3), 25041-25054.
Ariyanti, R., Rahayu, S. M., & Husaini, A. (2014). Analisis Break Even Point
Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Manajemen Terhadap Perencanaan
Volume Penjualan dan Laba. Jurnal Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya, 11(1).
Gubio, Z. D., Mustapha, L. O., & Agbi, S. E. (2022). The Effect of Break-Even-Point
Analysis in Decision Making in some selected Block Industries within
Kaduna Metropolis. Journal of Research in Business and Management, 10,
22-32.
Maruta, H. (2018). Analisis Break Even Point (BEP) sebagai dasar perencanaan laba
bagi manajemen. JAS (Jurnal Akuntansi Syariah), 2(1), 9-28.

20
Putri, D. R., Widyastuti, R., Ramadhayanti, N., & Zaki, H. (2021). Analisis Break
Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba (Studi Kasus Usaha Rumahan
Donat Buk Rum). Research in Accounting Journal (RAJ), 1(2), 215-226.

Putri, D., Susena, K. C., & Herlin, H. (2021). Break Even Point Analysis in
Determining Profit in Pempek RR Pagar Dewa Business Bengkulu City.
Journal of Indonesian Management (JIM), 1(2), 44-48.

21

Anda mungkin juga menyukai