Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ANALISIS TITIK IMPAS (BREAK EVEN POINT)

“Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata Analisis laporan

Keuangan” Dosen :

Disusun oleh :

1. Hetty Noor Laili 19013020


2. Ilham Fadila 19013020
3. Maulidiya 19013020
4. M.Achyar Fiqri 19013020
5. Ratna Sari 19013020
6. Zaza Fitria Angga Resti 19013020

POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT


PRODI AKUNTANSI JURUSAN
EKONOMI DAN BISNIS
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berisi
tentang “Analisis Titik Impas”.

Terima kasih kami ucapkan kepada ibu ? yang telah membantu kami
baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari
kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di
masa mendatang.

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

2
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................5
LATAR BELAKANG..........................................................................................5
1.1 RUMUSAN MASALAH.........................................................................5
1.2 TUJUAN PENULISAN...........................................................................7
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................8
2.2 Tujuan Analisis Titik Impas (Break Even Point).................................9
2.3 Asumsi dan Keterbatasan Analisis BEP.............................................11
2.4 Rumus yang Digunakan........................................................................14
Dengan Rumusan Matematik...........................................................................14
Contoh Kasus 1...................................................................................................14
Contoh Kasus 2...................................................................................................17
Contoh Kasus 3...................................................................................................18
2.5 Tingkat Keamanan (Margin of Safety)...............................................20
2.6 BEP dengan Perubahan........................................................................22
 Adanya Perubahan dalam Harga Jual.......................................................24
 Adanya Perubahan Biaya Variabel............................................................24
 Adanya perubahan Biaya Tetap.................................................................24
 Adanya Perubahan harga input.................................................................25
 Adanya laba dari sumber kegiatan lain.....................................................26
 Adanya kerugian non operasi.....................................................................27
 Keadaan di mana jumlah yang dijual tidak sama dengan jumlah yang
dihasilkan............................................................................................................27
BAB III PENUTUP............................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................29

3
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Salah satu teknik analisis keuangan adalah Break Even Point, analisis
perbandingan laporan keuangan, analisis trend, analisis common size, dan lain-
lain. Dalam makalah ini, penulis memfokuskan untuk membahas teknik Break
Even Point atau analisis titik impas untuk menganalisis target suatu penjualan
agar dapat memaksimalkan penjualan dan meminimalisir resiko.

Analisis titik impas atau analisis pulang pokok atau dikenal dengan nama
analisis Break Even Point (BEP) merupakan salah satu analisis keuangan yang
sangat penting dalam perencanaan keuangan perusahaan. Analisis titik impas
sering disebut analisis perencanaan laba (profit planning). Analisis ini biasanya
lebih sering digunakan apabila perusahaan ingin mengeluarkan suatu produk
baru. Artinya dalam memproduksi produk baru tentu berkaitan dengan masalah
biaya yang harus dikeluarkan, kemudian penentuan harga jual serta jumlah
barang atau jasa yang akan diproduksi atau dijual ke konsumen.

Analisis BEP memberikan pedoman tentang berapa jumlah produk


minimal, yang harus diproduksi atau dijual. Tujuannya adalah agar perusahaan
mampu memperoleh keuntungan yang maksimal agar kelangsungan hidup
perusahaan terus berjalan dari waktu ke waktu.

Manajemen yang baik dan efisien adalah manajemen yang dapat mengelola
dan mengambil keputusan yang berguna bagi kelangsungan hidup perusahaan
guna mencapai tujuan tersebut. Salah satu fungsi manajemen adalah sebagai alat
dalam membantu perncanaan (planning). Salah satu pendekatan yang digunakan
manajemen dalam perencanaan laba adalah analisis titik impas atau Break
Event Point.

1.1 RUMUSAN MASALAH


1. Apa Pengertian Analisis Titik Impas (Break Even Point) ?
2. Apa Tujuan Analisis Titik Impas (Break Even Point) ?
3. Apa Asumsi dan Keterbatasan Analisis Titik Impas (Break Even Point) ?
4. Apa Rumusan Yang Digunakan Break Even Point?
5. Bagaimana Tingkat Keamanan (Margin of Safety)?
6. Bagaimana BEP Dengan Perubahan?

4
1.2 TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan makalah ini, selain untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Manajemen Keuangan, juga mempunyai tujuan pembahasan yang
sesuai dengan permasalahan yang diajukan antara lain :

1. Untuk Mengetahui Pengertian Analisis Titik Impas


2. Untuk Mengetahui Tujuan Analisis Titik Impas
3. Untuk Mengetahui Asumsi dan Keterbatasan Analisis Titik Impas
4. Untuk Mengetahui Rumus yang digunakan
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Tingkat Keamanan (Margin Of Safety)
6. Untuk Mengetahui Bagaimana BEP dengan Perubahan

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Analisis Titik Impas (Break Even Point)

Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan
dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan
tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau
kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam
operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk
menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk
menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita
kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila
penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.
Tujuan dari analisis break even point yaitu untuk mengetahui pada volume
penjualan
atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapai laba tertentu.
BEP amatlah penting kalau kita membuat usaha agar kita tidak mengalami
kerugian, apa itu usaha jasa atau manufaktur, diantara manfaat BEP adalah:
a. Alat perencanaan untuk hasilkan laba
b. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan,
serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut
tingkat penjualan yang bersangkutan.
c. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan
d. Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca
dan dimengerti
Analisis BEP digunakan untuk mengetahui pada titik berapa hasil penjualan
sama dengan jumlah biaya. Atau perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak
laba dan tidak rugi, atau laba sama dengan nol. Melalui titik BEP, kita akan
dapat mengetahui bagaimana hubungan antara biaya tetap, biaya variabel,
keuntungan dan volume kegiatan (penjualan atau produksi). Oleh karena itu,
analisis ini juga sering disebut dengan nama cost profit volume analysis.
Analisis BEP juga memberikan pedoman tentang berapa jumlah produk
minimal, yang harus diproduksi atau dijual. Tujuannya adalah agar perusahaan
mampu memperoleh keuntungan yang maksimal. Artinya dengan memproduksi
sejumlah barang dengan kapasitas produksi yang dimilikinya, perusahaan akan
tahu batas minimal yang harus dijual dan keuntungan maksimal yang diperoleh
apabila diproduksi secara penuh.
Jumlah produksi yang akan dijual akan berkaitan erat dengan biaya yang
dikeluarkan. Pada akhirnya biaya-biaya ini menjadi penentu terhadap harga jual
perusahaan. Kecilnya biaya sangat berpengaruh terhadap harga jual, demikian
pula sebaliknya, oleh karena itu, salah satu kegunaan analisis titik impas adalah
untuk menentukan biaya-biaya yang dikeluarkan dan jumlah produksi. Dengan

6
demikian, akan dapat diketahui berapa jumlah yang layak untuk dijalankan.
Manfaat lain analisis titik impas adalah untuk membantu manajer
mengambil keputusan dalam hal aliran kas, jumlah permintaan (produksi), dan
penentuan harga suatu produk tertentu. Intinya, kegunaan analisis ini adalah
untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa arti analisis BEP adalah suatu keadaan
dimana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh pendapatan
(laba) dan tidak pula menderita kerugian. Artinya dalam kondisi ini jumlah
pendapatan yang diterima sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Lebih
lanjut harus dijual agar kita memperoleh keuntungan, baik dalam volume
penjualan dalam unit maupun rupiah.

2.2 Tujuan Analisis Titik Impas (Break Even Point)


Penggunaan analisis titik impas bagi perusahaan memberikan banyak
manfaat. Secara umum analisis titik impas digunakan sebagai alat untuk
mengambil keputusan dalam perencanaan keuangan, penjualan, dan produksi.
Dari uraian di atas sebelumnya, jelas bahwa terdapat beberapa keuntungan bagi
para manajer dalam mengambil keputusan apabila mengetahui hasil analisis
titik impas. Misalnya dengan informasi tersebut, manajer mampu
meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan memprediksi
keuntungan yang diharapkan.
Penggunaan analisis titik impas memiliki beberapa tujuan yang ingin
dicapai, yaitu :
1. Mendesain spesifikasi produk;
2. Menentukan harga jual persatuan;
3. Menentukan jumlah produksi atau penjualan minimal agartidak
mengalami kerugian;
4. Memaksimalkan jumlah produksi;
5. Merencanakan laba yang diinginkan; dan
6. tujuan lainnya.
Dalam mendesain suatu produk, diperlukan suatu pedoman yang memberi
arah bagi manajemen untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan
biaya dan harga.
Analisis titik impas memberikan perbandingan antara biaya dengan harga
untuk berbagai desain sebelum spesifikasi produk diterapkan. Hal ini
disebabkan biaya sangat besar pengaruhnya terhadap harga. Dengan analisis
titik impas, kita dapat menguji terlebih dulu kelayakan suatu produk.
Penentuan harga jual per satuan, sangat penting agar harga jual yang dapat
diterima pelanggan. Di samping pertimbangan biaya yang akan dikeluarkan,
harga jual juga terkait dengan pihak pesaing yang memiliki produk yang
sejenis. Jika penentuan harga jual yang tidak realistis, perusahaan tidak akan
mampu menutupi semua atau sebagian biaya yang akan dikeluarkan. Demikian

7
pula jika melebihi harga jual dari pesaing dan tidak diimbangi dengan kualitas
dan pelayanan, perusahaan juga tidak akan mampu memaksimalkan penjualan
seperti yang telah ditentukan.
Maksud penentuan harga produksi atau penjualan minimal agar tidak
mengalami kerugian adalah agar perusahaan mampu menentukan batas
produksi dalam kondisi tidak rugi dan tidak laba dari kapasitas produksi yang
dimilikinya. Dengan demikian, akan memudahkan perusahaan untuk
mempertimbangkan apakah harga jual sudah layak jika dikaitkan dengan biaya
yang dikeluarkan dan kapasitas produksi yang dimiliki.
Arti memaksimalkan jumlah produksi adalah dengan analisis titik impas,
kita akan tahu, apakah jumlah produksi sudah maksimal atau belum. Tujuannya
adalah agar jangan sampai ada kapasitas produksi yang menganggur. Kemudian
perusahaan juga mampu menjaga agar berproduksi secara efisien. Arti
menentukan perencanaan laba yang diinginkan adalah manajemen mampu
merencanakan laba yang diinginkan dengan kapasitas produksi yang dimiliki
tentunya. Besarnya laba dapat kita ukur dari batas minimal produk atau total
rupiah yang diproduksi, kemudian mampu merencanakan atau menentukan
jumlah keuntungan setiap unit produksi yang dijual.
Disamping memiliki tujuan dan mampu memberikan manfaat yang cukup
banyak bagi pemimpin perusahaan, analisis BEP juga memiliki beberapa
kelemahan. Kelemahan analisis BEP mau tidak mau pasti ada dan tidak dapat
dihindari.
Berikut ini beberapa kelemahan dari analisis titik impas:
1. Perlu asumsi, artinya analisis titik impas membutuhkan banyak asumsi,
terutama mengenai hubungan antara biaya dengan pendapatan. Padahal
terkadang asumsi yang digunakan sudah tidak sesuai dengan realita yang
terjadi ke depan.
2. Bersifat statis, artinya analisis ini hanya digunakan pada titik tertentu, bukan
pada suatu periode tertentu.
3. Tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir Analisis BEP hanya baik
digunakan jika ada penentuan kegiatan lanjutan yang dapat dilakukan.
4. Tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik, artinya jika aliran kas
telah ditentukan melebihi aliran kas yang harus dikeluarkan, proyek dapat
diterima dan hal-hal lainnya dianggap sama.
5. Hubungan penjualan dan biaya adalah dalam hal biaya, jika penjualan
dilakukan dalam kapasitas penuh tetapi memerlukan tambahan penjualan,
akan ada tambahan biaya tenaga kerja atau upah yang mengakibatkan
naiknya biaya variabel dan jika diperlukan tambahan peralatan atau pabrik.
Maka, biaya tetap juga akan meningkat.

8
6. Kurang memperhatikan resiko resiko yang terjadi selama masa penjualan,
artinya selama masa penjualan begitu banyak risiko yang mungkin dihadapi,
misalnya kenaikan harga bahan baku, yang akan berpengaruh terhadap harga
jual dan pada akhirnya akan berpengaruh kepada jumlah penjualan secara
keseluruhan, baik unit maupu rupiah.
7. Pengukuran kemungkinan penjualan, artinya jika hendak membuat grafik
pulang pokok yang didasarkan kepada harga penjualan yang konstan, untuk
melihat kemungkinan laba pada berbagai tingkat harga harus dibuatkan
semua seri grafik untuk tiap tingkat harga.

2.3 Asumsi dan Keterbatasan Analisis BEP

Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa satu kelemahan analisis BEP
adalah karena banyaknya asumsi yang mendasari analisis ini. Akan tetapi,
asumsi-asumsi ini memang harus dilakukan jika kita mau analisis ini dapat
dilakukan secara tepat. Kemudian dengan asumsi- asumsi ini, analisis BEP
dapat dilakukan secara cepat dan akurat. Hanya sajaasumsi-asumsi yang
dilakukan terkadang terlalu memaksa dan pertanggungjawabannya sering
diambangkan. Oleh karena itu para manager menganggap bahwa asumsi ini
harus tetap dilakukan dan ini merupakan salah satu keterbatasan analisis BEP
bila kita mau menggunakannya.

9
Adapun asumsi-asumsi dan keterbatasan analisis BEP adalah sebagai
berikut :

1. Biaya Dalam analisis BEP

Hanya digunakan dua macam biaya, yaitu fixed cost dan variablecost.
Oleh karena itu, kita harus memisahkan dulu komponen antara biaya
tetap dan biaya variabel. Artinya mengelempokkan biaya tetap disatu
sisi dan biaya variabel disisi lain. Dalam hal ini secara umum untuk
memisahkan kedua biaya ini relatif sulit karena ada biaya yang
tergolong semi variabel dan tetap.

Untuk memisahkan biaya ini dapat dilakukan melalui dua pendekatan


sebagai berikut :

a. Pendekatan analitis, yaitu kita harus meneliti setiap jenis dan unsur
biaya yang terkandung satu per satu dari biaya yang ada beserta sifat-
sifat biaya tersebut.

b. Pendekatan historis, dalam hal ini yang harus dilakukan adalah


memisahkan biaya tetap dan variabel berdasarkan angka-angka dan data
biaya masa lampau.

2. Biaya tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap merupakan biaya yang secara total tidak mengalami


perubahan, walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan
(dalam batas tertentu). Artinya kita menganggap biaya tetap konstan
sampai kapasitas tertentu saja, biasanya kapasitas produksi yang
dimiliki. Namun, untuk kapasitas produksi bertambah, biaya tetap juga
menjadi lain. Contoh biaya tetap adalah seperti gaji, penyusutan aktiva
tetap, bunga, sewa atau biaya kantor dan biaya tetap lainnya.

3. Biaya variabel (Variable Cost)

Biaya variable merupakan biaya yang secara total berubah- ubah sesuai
dengan perubahan volume produksi atau penjualan. Artinya asumsi kita
biaya variabel berubahubah secara sebanding (proporsional) dengan
perubahan volume produksi atau penjualan. Dalam hal ini sulit terjadi
dalam praktiknya karena dalam penjualan jumlah besar akan ada
potongan-potongan tertentu, baik yang diterima maupun diberikan
perusahaan . contoh biaya variabel biaya variabel adalah biaya bahan
baku, upah buruh langsung dan komisi penjualan biaya variabel lainnya.

4. Harga Jual Harga jual maksudnya dalam analisis ini hanya digunakan

10
untuk satu macam harga jual atau harga barang yang dijual atau
diproduksi.

5. Tidak Ada Perubahan Harga Jual Artinya diasumsikan harga jual per
satuan tidak dapat berubah selama periode analisis. Hal ini bertentangan
dengan kondisi yang sesungguhnya, dimana harga jual dalam suatu
periode dapat berubah-ubah seiring dengan perubahan biaya-biaya
lainnya yang berhubungan langsung dengan produk maupun tidak.

11
2.4 Rumus yang Digunakan
Untuk mencari titik BEP dapat kita gunakan beberapa model rumus.
Pemakaian rumus dapat dilakukan sesuai dengan keinginan dan tujuan pemakai.
Hanya saja masing- masing rumus memiliki keuntungan atau kelebihan masing-
masing. Misalnya rumus matematika dengan grafik tentu memberikan informasi
yang berbeda dalam arti luas, seperti lengkap tidaknya informasi yang diberikan
dan kemudahan dalam menggunkan. Sebagai contoh,dengan menggunakan
model matematik, kita dapat dengan mudah mencari dan mengetahui titik impas
suatu produk. Sebaliknya, penggunaan model grafik memberikan informasi
yang diberikan cukup luas dan dapat dibuatkan grafik dengan mudah pula.

Berikut model rumus yang dapat digunakan dalam analisis BEP :


Dengan Rumusan Matematik
a. Analisis Titik
Impas Dalam
Unit BEP =
FC
P - VC
b. Analisis Titik Impas Dalam Rupiah

Keterangan :
BEP = Analisis Titik Impas
(Break Even Point) FC = Biaya
Tetap (Fixed Cost)
VC = Biaya Variabel Persatuan
(Variabel Cost) P = Harga Jual
Persatuan (Price)
S = Jumlah Penjualan (Sales volume)

Contoh Kasus 1
PT. Sungailiat memiliki usaha di bidang alat perkakas gergaji dengan data
sebagai berikut:
1. Kapasitas produksi yang mampu dipakai adalah 100.000 unit mesin gergaji.
2. Harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit
3.Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total biaya

12
variabel sebesar Rp.250.000.000,

13
2.Biaya Variable (Variable Cost):
Biaya bahan langsung

Rp. 70.000.000,- Biaya tenaga kerja


langsung

Rp. 85.000.000,- Overhead pabrik

Rp. 20.000.000,-
Biaya distribusi Rp.
45.000.000,- Biaya administrasi dan
umum Rp.
30.000.000,- + Total biaya variabel

Rp.250.000.000,-

Pertanyaan: Cari BEP dalam unit maupun


rupiah! Jawab:
Kapasitas Produksi 100.000 unit Harga jual per unit
Rp. 5000,-
Penjualan 100.000 unit x Rp 5000,- = Rp.
500.000.000, Biaya Tetap Unit = 150.000.000 =
Rp.1.500
100.000
Biaya Variabel Unit = 250.000.000 = Rp 2.500
100.000
Ringkasan Buget laba rugi adalah sebagai berikut :
Total penjualan 100.000 unit x Rp.5000,- = Rp.500.000.000,-
(100 %) Total biaya variabel = Rp.250.000.000,- ( 50 %)
Marginal Incom = Rp.250.000.000,- ( 50 %) Total
biaya tetap
= Rp.150.000.000,- ( 30 %) Laba
= Rp.100.000.000,- ( 20 %)

Untuk mencari BEP dalam unit adalah


sebagai berikut : BEP (unit)
Rp.150.000.000 = 60 . 000
unit
Rp.5000 – Rp. 2500
Kemudian, mencari BEP dalam rupiah adalah
sebagai berikut : BEP (rupiah) = Rp.150.000.000
= Rp 300.000.000

14
Rp.250.000.000
Rp.500.000.000

Cara lain dapat dilakukan untuk membuktikan kedua hasil


tersebut dengan : BEP = Unit BEP x harga jual unit
BEP = 60.000 unit x Rp.5000 = Rp.300.000.000,-

Contoh Kasus 2
Fixed Cost suatu toko sepatu :
Rp.500.000,- Variable cost

Rp.10.000 / unit
Harga jual Rp. 20.000 / unit

15
Maka BEP per unitnya adalah

B
E
P
=
F
C
P

-
V
C
BEP = Rp.500.000 = 50 Unit Rp.20.000 – Rp.10.000

Artinya perusahaan perlu menjual 50 unit sepasang sepatu agar terjadi break
even point. Pada pejualan unit ke 51, maka toko itu mulai memperoleh
keuntungan.

Contoh BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar

terjadi BEP : BEP = Total Fixed Cost x Harga jual / unit


Harga jual per unit – variable cost
Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang
harus diterima agar terjadi BEP adalah
BEP = Rp.500.00 x Rp.20.000 =
Rp.1.000.000, Rp.20.000
– Rp.10.000
Contoh Kasus 3
Sebuah perusahaan yang diberi nama “Usaha Maju” memiliki data-data biaya
dan rencana produksi seperti berikut ini :
a.Biaya Tetap sebulan adalah sebesar Rp.140juta
yaitu terdiri dari : biaya gaji pegawai +
pemilik =
Rp.75,000,000 biaya penyusutan mobil
kijang = Rp.
1,500,000 biaya asuransi kesehatan =
Rp.15,000,000
biaya sewa gedung kantor = Rp.18,500,000
biaya sewa pabrik =
Rp.30,000,000 b.Biaya variable per unit Rp.
75,000.00 yaitu terdiri dari :
biaya bahan baku = Rp.35,000 biaya tenaga kerja langsung

16
= Rp.25,000 biaya lain
= Rp.15,000
c.Harga Jual per Unit Rp.95,000.
Sekarang mari kita hitung berapa tingkat BEP usaha tersebut baik dalam unit
maupun dalam rupiah :
BEP unit = Biaya Tetap / (harga per unit – biaya variable per unit)
= Rp.140juta / (Rp.95,000 – Rp.75,000)
= Rp.140juta / Rp.20,000
= 7,000 unit

BEP Rupiah = Total Fixed Cost x Harga jual / unit


Harga jual per unit - variable cost
= Rp.140 juta x
Rp. 95.000
Rp.95.000 –
Rp.75.000
= Rp.140 juta x Rp. 95.000

17
Rp. 20.000
= Rp 665.000.000
Penjelasan perhitungan BEP :
Untuk dapat beroperasi dalam kondisi BEP yaitu laba nol, perusahaan Usaha
Maju harus dapat menghasilkan produk sebanyak 7,000 unit dengan harga
Rp.95,000 unit, maka jumlah penjualannya akan menjadi Rp.665.000.000
Aplikasi BEP untuk penghitungan target laba.
Dengan mengetahui kapan perusahaan melewati tingkat BEP, maka anda
sebagai manager atau pemilik Usaha Maju Terus akan dapat menghitung berapa
minimal penjualan untuk mendapatkan laba yang anda targetkan, yaitu dengan
cara menambahkan laba yang ditargetkan tersebut dengan biaya tetap yang anda
miliki.

Misalkan target laba anda sebulan adalah Rp.75 juta, maka minimal
penjualan yang anda harus capai adalah sebagai berikut :
BEP – Laba = (Biaya Tetap + Target Laba) / (Harga per unit – Biaya Variable/
unit)
= (Rp.140juta + Rp.75juta) / (Rp.95,000 – Rp.75,000)
= Rp.215juta / Rp.20,000
= 10,750 unit
Mari kita buktikan perhitungan tersebut diatas, apakah benar dengan
menjual sebanyak 10,750 unit Usaha Maju Terus akan mendapatkan laba
sebesar Rp.75,000,000.
Jawab :
Penjualan = (Harga perunit x target unit) – (biaya tetap + biaya variable)
=(Rp.95.000 x Rp. 10.750 unit) – (Rp. 140.000.000 +
(10.750xRp.75.000))
= Rp.1.021.250.000 - ( Rp. 140.000.000 +
806.250.000)
= Rp.1021.250.000 - Rp. 946.250.000
Laba/Rugi = Rp. 75.000.000

Kesimpulan : Terbukti.
2.5 Tingkat Keamanan (Margin of Safety)
Tingkat kemanan atau Margin of Safety (MoS) merupakan hubungan atau
selisih antara penjualan tertentu (sesuai anggaran) dengan penjualan pada titik
impas. Batas aman digunakan untuk mengetahui berapa besar penjualan yang
dianggarkan untuk mengantisipasi penurunan penjualan agar tidak mengalami
kerugian.
Margin Safety dalam hubungannya dengan analisis Break Event Point yaitu
untuk menentukan seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan

18
tidak mengalami kerugian. Apabila hasil penjualan pada tingkat Break Event
dihubungkan dengan penjualan yang dibudgetkan atau pada tingkat penjualan
tertentu, maka akan diperoleh informasi tentang seberapa jauh volume
penjualan boleh turun, sehingga perusahaan tidak menderita rugi. Hubungan
atau selisih antara penjualan yang dibudget atau tingkat penjualan tertentu
dengan penjualan pada tingkat Break Even merupakan tingkat keamanan
(Margin Of Safety) bagi perusahaan dalam melakukan penurunan penjualan.
Rumus yang digunakan untuk mencari tingkat keamanan atau Margin of Safety
(MoS) adalah sebagai berikut :

19
1. Penjualan MoS yang direncanakan
MoS = penjualanp
erbujet x100 % penjualanp ertitikimp as

2. Penjualan MoS
MoS = penjualanp erbujet - penjualanp ertitikimpas x100 %
penjualanp erbujet

Dari data sebelumnya MoS dapat dicari sebagai berikut :


MoS = Rp.500.000.000 x100 % = 166 . 66 %
dibulatkan (167%) Rp.300.000.000
MoS= Rp.500.000.000 – Rp.300.000.000
x100 % = 40 % Rp. 500.000.000
Ini berarti bahwa tingkat penjualan tidak boleh kurang atau turun 40 %
dari tingkat penjualan yang direncanakan atau 167 % dari tingkat penjualan titik
impas yang telah ditetapkan perusahaan. Jika MoS ditentukan berdasarkan hasil
penjualan dapat dicari sebagai berikut.

Pertama : 67 % x Rp.300.000.000,- = Rp.


201.000.000,- Kedua : 40 % x
Rp.500.000.000,- = Rp. 200.000.000,-

2.6 BEP dengan Perubahan


Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BREAK EVEN POINT (BEP) akan
bergeser atau berubah apabila:
1. Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi,
dimana perubahan ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya,
meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC
naik BEP akan bergeser keatas atau sebaliknya.
2. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini
akan menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biayaVC
per unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya.
3. Perubahan dalam sales price per unit
Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR).
Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun semua
biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya.
4. Terjadinya perubahan dalam sales mix
Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka
komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales
mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan
20% pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.

20
Ketika asumsi yg harus dipenuhi untuk dapat melakukan analisis Break Even
tidak terpenuhi, karena adanya perubahan maka hal tersebut akan mempengaruhi
besaran Break

21
Even Point. Dengan menggunakan data soal pada topik Cara Menentukan Titik
Break Even berikut diberikan ilustrasi terkait berbagai perubahan yang
mungkin terjadi antara lain :
 Adanya Perubahan dalam Harga Jual

Kenaikan dalam harga jual- produk dengan 10% sedang data lainnya tidak
berubah. Maka tingkat break even yang baru adalah :

Kenaikan harga jual akan berakibat turunnya Variabel Cost ratio dari 52%
menjadi tinggal 47,3%. Sehingga bagian penghasilan yang tersedia untuk
menutup biaya tetap menjadi lebih besar (dari 48% menjadi 52,7%). Oleh
karena itulah break even dicapai pada tingkat penjualan yang lebih rendah.

 Adanya Perubahan Biaya Variabel

Biaya variabel naik dengan 10%, sedang data lainnya' tidak berubah, maka

Meningkatnya biaya variabel mengakibatkan meningkatnya Variable Cost ratio


menjadi 57,2%. Sehingga beban biaya tetap sekarang dirasakan lebih berat dan
break even baru dicapai pada tingkat 84,1% dari penjualan yang dianggarkan.

 Adanya perubahan Biaya Tetap

Biaya tetap keseluruhan naik dengan IS% karena naiknya gaji atau biaya
penyusutan, maka

22
Meningkatnya biaya tetap tanpa diimbangi dengan penghematan pada jenis
biaya yang lain, atau meningkatnya penghasilan, jelas akan mengakibat¬kan
naiknya volume break even menjadi 86,2% dari penjualan yang dianggar¬kan.
 Adanya Perubahan harga input

Pemerintah menaikkan harga BBM dengan 50%, sehingga mengakibatkan


1. naiknya biaya variabel dengan 10%
2. naiknya biaya tetap dengan 15%

3. peningkatan harga jual produk dengan 20%

4. penurunan jumlah yang laku

terjual dengan 12% Maka volume break even

yang baru menjadi :

Pengaruh gabungan dari berbagai perubahan itu mengakibatkan meningkat¬nya


Break even dalam nilai Rupiah (dari Rp 3.750.000,- menjadi Rp 3.955.665,-),
namun karena harga jual juga dinaikkan maka BE dalam unit malah turun
dengan 18.145 unit (dari 150.000 unit menjadi 131.855 unit). Dengan demikian
pada kasus ini berbagai perubahan membawa pengaruh positif bagi perusahaan.

23
 Adanya laba dari sumber kegiatan lain

24
Perusahaan selain memperoleh laba dari sumber kegiatan yang utama, ternyata
juga memperoleh pendapatan lain (sampingan) yang bernilai Rp 300.000,-
setahun.
Akibatnya terhadap perhitungan BE adalah :

Adanya siimber pendapatan non operasi ternyata mempunyai pengaruh positif


bagi perusahaan, yaitu dengan menurunnya BE dengan Rp 625.000,¬Dengan
adanya pendapatan lain berarti beban biaya tetap disumbang tidak saja dari
sumber yang biasa, melainkan juga dari sumber non operasi.

 Adanya kerugian non operasi

Dengan adanya kerugian non operasi akan menambah beban bagi perusahaan.
Dalam contoh ini dilukiskan adanya (kerugian non operasi sebesar Rp 100.000,-
Akibatnya terhadap volume BE :

 Keadaan di mana jumlah yang dijual tidak sama dengan jumlah


yang dihasilkan.

Dalam situasi seperti ini timbul masalah dalam pembebanan biaya tetap,
khususnya biaya tetap dari harga pokok pabrik atau harga pokok produksi.
Masalahnya adalah apakah produk yang tidak terjual juga dibebani dengan
biaya tetap produksi, ataukah seluruh beban biaya tetap produksi seluruhnya
menjadi beban produk yang terjual saja. Khusus untuk biaya usaha yang terdiri
dari biaya penjualan dan biaya administrasi, umumnya semua pihak sepakat
untuk hanya membebankannya pada produk yang terjual saja.

25
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Analisis titik impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan beroperasi
dalam kondisi tidak memperoleh pendapatan (laba) dan tidak pula menderita
kerugian. Artinya dalam kondisi ini jumlah pendapatan yang diterima sama
dengan jumlah biaya yang dikeluarkan.
Analisis titik impas dapat digunakan untuk :
1. Desain produk
2. Pembelian peralatan dana
3. Analisis produksi
Kelemahan analisis titik impas adalah :
1. Membutuhkan banyak asumsi terbatas
2. Bersifat statis
3. Tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir
4. Tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik
5. Kurang mempertimbangkan risiko-risiko yang terjadi selama masa penjualan.

Asumsi dan keterbatasan analisi titik impas adalah sebagai berikut.


1. Biaya yang digunakan hanya dua macam, yaitu memisahkan antara biaya
tetap dan biaya variabel
2. Biaya tetap dianggap konstan sampai kapasitas tertentu saja
3. Biaya variabel berubah-ubah secara sebanding (proporsional) dengan
perubahan volume penjualan
4. Hanya digunakan satu macam harga barang yang dijual atau diproduksi
5. Tidak ada perubahan harga jual

Rumus yang dapat digunakan dalam analisis BEP :


a. Analisis Titik Impas Dalam Unit b. Analisis Titik Impas
Dalam Rupiah BEP = FC BEP =
FC
P - VC 1- VC
S

26
DAFTAR PUSTAKA

Makalah Manajemen Keuangan “Analisis Break Event Point”,


http://ranirizkynaamelya.blogspot.com/2013/06/makalah-
manajemen-keuangan- analisis.html , diakses pada tanggal 11
November 2019

Academia.2019.”Analisa Break Even” ,


https://www.academia.edu/30064339/ANALISA_BREAK_EVEN , diakses pada
tanggal 11 November 2019

JR Company “Makalah tentang Analisis Break Event Point” ,


http://chalisjr.blogspot.com/2016/03/makalah-tentang-analisis-break-
event.html , diakses pada tanggal 11 November 2019

In “Analisis Titik Impas” , https://www.slideshare.net/astriyulia3/print-makalah-


analisis-titik- impas , diakses pada tanggal 11 November 2019

27

Anda mungkin juga menyukai