Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA

Diajukan untuk memenuhi tugas akuntansi manajemen

Dosen pengajar: Rr. Yoppy Palupi P, SE,M.Ak

Disusun oleh :

1) Yulia Yahya (C10170241)


2) Nita Dwiriyani (C10170083)
3) Sahda Almirah (C10170219)
4) Revi Daryanti (C10170045)
5) Annisa Maulidawati (C10170077)
6) Danu Prayogo (C10170226)
7) Tazkia A Sudrajat (C10170276)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI EKUITAS

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Analisis Biaya-
Volume-Laba”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Akuntansi
Manajemen. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Ibu. Rr. Yoppy Palupi P, SE,M.AK Selaku dosen mata kuliah akuntansi manajemen yang telah
memberikan petunjuk dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
2.      Keluarga dan teman–teman yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian
makalah ini.
3.      Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu , yang telah membantu dalam
penyelesaiaan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini, oleh karena itu
kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih dan semoga makalah ini bisa memberikan banyak manfaat positif bagi kita
semua.

Bandung, 22 Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN……………………………………………………………………………. 1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………....................2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. ….......3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………...4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ANALISIS BIAYA, VOLUME DAN LABA……………………….....
B. TITIK IMPAS DALAM UNIT…………………………………………….............................
C. TITIK IMPAS DALAM DOLAR PENJUALAN…………………………………………...
Target laba dan pendapatan penjualan………………………………………………………….
Perbandingan kedua pendekatan………………………………………………………………..
D. ANALISIS MULTIPRODUK………………………………………………………………...
Pendekatan titik impas dalam unit……………………………………………………………...
Pendekatan titik impas dalam rupiah…………………………………………………………...
Penjualan………………………………………………………………………………………..
E. PERUBAHAN DALAM VARIABEL CVP…………………………………………………
Grafik volume-laba……………………………………………………………………………..
Grafik biaya-volume-laba………………………………………………………………………
Asumsi-asumsi dalam analisis BVL……………………………………………………………
F. RESIKO DAN KETIDAKPASTIAN…………………………………………………………………
Margin of safety…………………………………………………………………………………………
Operating leverage……………………………………………………………………………………….
Analisis sensitivitas dan BVL…………………………………………………………………………...
G. ANALISIS CVP DAN PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS……
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..24
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Analisis Biaya Volume Laba atau biasa disebut dengan Cost Volume Profit Analysis
(CVPA) merupakan suatu alat yang sangat tepat untuk perencanaan dan pengambilan keputusan
terkait dengan biaya variable per unit, kuantitas yang terjual, harga produk (prices of products),
volume produksi, dan semua informasi keuangan perusahaan yang terkandung di dalamnya yang
sangat mempengaruhi tingkat laba.
Analisis CVP dapat mengatasi banyak isu lainnya seperti jumlah unit yang harus dijual
untuk mencapai impas, dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik impas, serta dampak
kenaikan harga terhadap laba. Selain itu analisis CVP memungkinkan para manajer untuk
melakukan analisis sensitivitas dengan menguji dampak dari berbagai tingkat harga atau biaya
terhadap laba.
Sementara tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal
agar kelangsungan hidup perusahaan terus berjalan sepanjang waktu, maka perlu dilakukan
analisis terhadap biaya volume laba perusahaan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
dibahas bagaimana analisis cost volume profit (CVP) agar manajer dapat dengan bijak
mengambil keputusan yang pasti dan tidak mengandung resiko yang dapat merugikan
perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi analisis biaya volume laba?
2. Bagaimana Asumsi Analisis Biaya Volume Laba?
3. Bagaimana Dasar Analisis Biaya-Volume Dan Laba?
4. Bagaimana Analisis Titik Impas (Break-Even Point Analysis)?
5. Apa yang dimaksud dengan Marjin Keamanan?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan
serta memperdalam pemahaman tentang Cost Volume Profit Analisys sebagai salah satu skill
yang harus dikuasai oleh seorang manager.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ANALISIS BIAYA, VOLUME DAN LABA


Analisis biaya, volume, dan laba merupakan alat yang berguna untuk perencanaan dan
pembuatan keputusan. Analisis biaya, volume, dan laba menekankan pada hubungan antara
biaya, volume (kuantitas penjualan) dan harga jual. Analisis BVL juga merupakan alat yang
berguna untuk mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan perencanaan penjualan
dan membantu perusahaan dalam memecahkan permasalahan tersebut. Analisis BVL juga dapat
digunakan untuk membantu memecahkan masalah penting lainnya, misalnya tentang
perencanaan jumlah unit produk yang seharusnya dijual agar perusahaan mencapai titik impas
(break-even point), perhitungan dampak penurunan biaya tetap terhadap titik impas dan
perhitungan dampakn kenaikan harga jual terhadap laba.

D. TITIK IMPAS DALAM UNIT


Ketertarikan untuk mengetahui pendapatan, beban, dan laba berprilaku ketika volume
berubah adalah sesuatu yang lazim untuk memulai dengan menentukan titik impas perusahaan
dalam jumlah unit yang terjual. Titik impas  (break-even point) adalah titik dimana total
pendapatan sama dengan total biaya, titik dimana laba sama dengan nol. Untuk pendapatan sama
dengan total biaya, kita focus pada laba operasi. Pertama, kita akan membahas cara menentukan
titik impas, kemudian melihat bagaimana pendekatan kita dapat dikembangkan untuk
menentukan jumlah unit yang harus dijual guna menghasilkan laba yang ditargetkan.
Penggunaan Laba Operasi Dalam Analisis CVP
Laporan laba rugi merupakan suatu alat yang berguna untuk mengorganisasikan biaya –
biaya perusahaan dalam kategori tetap dan variable. laporan laba rugi dapat dinyatakan sebagai
persamaan berikut.
 Laba operasi = Pendapatan penjualan – Beban variable –Beban tetap
Perhatikan bahwa kita menggunakan istilah laba operasi untuk menunjukkan penghasilan
atau laba sebelum pajak penghasilan. Laba operasi (operating income) hanya mencakup
pendapatan dan beban dari operasional normal perusahaan. Laba bersih (net income) adalah
laba operasi dikurangi pajak penghasilan.
Setelah menghitung jumlah unit yang terjual, kita dapat mengembangkan persamaan laba
operasi dengan menyatakan pendapatan penjualan dan beban variable dalam jumlah unit dolar
dan jumlah unit. Secara lebih spesifik, pendapatan penjualan dinyatakan sebagai harga jual per
unit dikali jumlah unit yang terjual. Dengan demikian, persamaan laba operasi menjadi :
Laba operasi = (Harga x Jumlah unit terjual) – (Biaya Variabel per unit
x jumlah unit terjual ) – Total biaya tetap 

Jalan pintas untuk Menghitung Unit Impas


Kita dapat menghitung unti impas lebih cepat dengan berfokus pada margin
kontribusi. Margin kontribusi  (contribution margin) adalah pendapatan penjualan dikurangi
total biaya variable. pada impas, margin kontribusi sama dengan beban tetap.
Jika kita mengganti margin kontribusi per unit untuk harga dikurangi biaya variable per
unit pada persamaan laba operasi dan memperoleh jumlah unit, maka kita akan mendapatkan
persamaan dasar impas berikut :
             Jumlah unit = Biaya tetap/Margin kontribusi per unit

  Penjualan dalam Unit yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba


Meskipun titik impas merupakan informasi yang berguna, sebagian besar perusahaan
ingin memperoleh laba operasi lebih besar daripada nol. Analisis CVP menyediakan suatu cara
menentukan jumlah unityang harus dijual untuk menghasilkan target laba tertentu.

E. TITIK IMPAS DALAM DOLAR PENJUALAN


Pada beberapa kasus yang menggunakan analisis CVP, manajer mungkin lebih suka
menggunakan pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan daripada unit yang
terjual. Suatu ukuran unit yang terjual dapat dikonversikan menjadi suatu ukuran pendapatan
penjualan hanya dengan mengalikan harga jual per unit dengan unit yang terjual.
 Rasio biaya variable (variable cost ratio) sebesar 60 % pada contoh ini merupakan bagian
dari setiap dolar penjualan yang harus digunakan untuk menutup biaya variable. Rasio biaya
variable dapat dihitung dengan menggunakan data total maupun data per unit. Tentu saja,
persentase dari dolar penjualan yang tersisa setelah biaya variable tertutupi merupakan rasio
margin kontribusi.
 Rasio margin kontribusi (contribution margin ratio) adalah bagian dari setiap dolar
penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba.
 Target Laba dan Pendapatan Penjualan
Secara umum dengan asumsi biaya tetap tidak berubah, rasio margin kontribusi dapat
digunakan untuk mengetahui dampak terhadap laba atas perubahan pendapatan penjualan.
Untuk memperoleh total perubahan dalam laba yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan,
kalikan rasio margin kontribusi dengan perubahan dalam penjualan.
 Perbandingan Kedua Pendekatan
1. Rumus pendapatan penjualan memungkinkan perusahaan secara langsung mencari
pendapatan penjualan apabila hal tersebut memang dikehendaki.
2. Pendekatan pendapatan penjualan jauh lebih mudah digunakan dalam situasi
multiproduk.

F. ANALISIS MULTIPRODUK
Analisis biaya volume laba cukup mudah diterapkan dalam pengaturan produk tunggal.
Namun, kebanyakan perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau jasa.
Meskipun kompleksiyas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi dalam situasi multiproduk,
pengoperasiannya tidak berbeda jauh.
Contoh
Misalkan PT Gemah Ripah memutuskan untuk menawarkan dua model mesin motor,
yaitu mesin motor A yang dijual dengan harga Rp400.000 dan mesin motor B yang dijual
dengan harga Rp800.000. Biaya variable per unit mesin motor A adalah Rp325.000 dan biaya
variable per unit mesin motor B adalah Rp600.000. Departemen pemasaran memperkirakan
dapat menjual mesin motor A sebanyak 1.200 unit dan mesin motor B sebanyak 800 unit untuk
tahun yang akan datang. Pengontrol telah menyiapkan proyeksi laporan laba rugi berdasar
taksiran penjualan sebagai berikut.
Keterangan Mesin Motor A Mesin Motor B Total

Penjualan Rp480.000.000 Rp640.000.000 Rp1.120.000.000

Biaya Variabel (390.000.000) (480.000.000) (670.000.000)

Margin Kontribusi Rp90.000.000 Rp160.000.000 Rp250.000.000

Biaya Tetap Langsung (30.000.000) (40.000.000) (70.000.000)

Laba produk Rp60.000.000 Rp120.000.000 Rp180.000.000

Biaya Tetap Bersama (26.250.000)

Laba sebelum Pajak Rp153.750.000

 Biaya tetap langsung  (direct fixed expenses) adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri ke
setiap produk dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada.
 Biaya tetap bersama adalah biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produk dan akan tetap
muncul meskipun salah satu produk ditelusuri.

1. Pendekatan Titik Impas Dalam Unit


Pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini produk sebelum menghitung titik impas
dapat mengatasi kesulitan ini. Permasalahan dalam pendekatan ini adalah alokasi biaya tetap
umum bersifat acak. Jadi, tidak ada volume impas yang tampak secara langsung.
Penentuan impas masing-masing produk dapat digunakan persamaan sebagai berikut.
Biaya tetap langsung
Titik Impas mesin motor A =
harga−biaya variabel per unit
Rp 30.000 .000
= =400 unit
Rp 75.000
Biaya tetap langsung
Titik Impas mesin motor B =
harga−biaya variabel per unit
Rp 4 0.000 .000
= =2 00unit
Rp 200.000

 Bauran penjualan (sales mix) adalah kombinasi relative dari berbagai produk yang dijual
perusahaan.
 Penentuan bauran penjualan, bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang terjual atau
bagian dari pendapatan. Sebagai contoh, PT Gemah Ripah merencanakan penjualan 1.200
unit mesin motor A dan 800 unit mesin motor B, maka bauran penjualan dalam unit adalah
sebesar 1.200 : 800. Biasanya bauran penjualan diturunkan sampai angka terkecil dan tidak
dalam bentuk pecahan. Oleh karena itu, bauran penjualan relative 1.200 : 800 dapat
disederhanakan menjadi 3:2. Dengan kata lain, untuk setiap penjualan setiap 3 unit mesin
motor A akan diikuti dengan penjualan 2 unit mesin motor B.
 Bauran penjualan dan analisis CVP,  penentuan bauran penjualan terutama
memungkinkan kita untuk mengonversi masalah multiprodduk kedalam format CVP produk
tunggal.

Biaya Margin Bauran Margin


Produk Harga Variabel Per Kontribusi Penjualan Kontribusi
Jual unit Per unit Per Paket
Per unit
Mesin Motor A Rp400.000 Rp325.000 Rp75.000 3 Rp225.000
Mesin Motor B 800.000 600.000 200.000 2 400.000
Paket Total Rp625.000

Peraga 9.2
Laporan Laba Rugi
Keterangan Mesin Motor A Mesin Motor B Total

Penjualan Rp184.800.000 Rp246.400.000 Rp431.200.0000

Biaya Variabel (150.150.000) (184.800.000) (334.950.000)

Margin Kontribusi Rp34.650.000 Rp61.600.000 Rp96.250.000

Biaya Tetap Langsung (30.000.000) (40.000.000) (70.000.000)

Laba segmen Rp4.650.000 Rp21.600.000 Rp26.250.000

Biaya tetap bersama (26.250.000)

Laba sebelum pajak Rp 0


Biaya tetaptotal
Paket Impas =
Margin kontribusi per paket
Rp 96.250 .000
= =154 paket
Rp625 .000
Pendekatan Titik Impas dalam Rupiah Penjualan
Laporan laba rugi PT Gemah ripah yang diperlukan.
Penjualan Rp.1.120.000.000
Biaya variabel (870.000.000)
Margin kontribusi Rp.250.000.000
Biaya tetap total (96.250.000)
Laba sebelum pajak Rp.153.750.000

Contoh : berapa pendapatan penjualan harus diperoleh perusahaan untuk mencapai titik impas? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, biaya tetap total sebesar Rp.96.250.000 dibagi dengan rasio margin
kontribusi sebesar 0,2232 (Rp.250.000.000/Rp.1.120.000.000).

Biaya tetap total


Penjualan impas =
Rasio margin kontribusi

Rp .96 .250 .000


=
0,2232

= Rp.431.228.000

Penyajian Hubungan BVL Dalam Bentuk Grafik

Untuk memahami hubungan CVP lebih mendalam, dapat dilakukan melalui penggambaran
secara visual. Penyajian secara grafis dapat membantu para manajer melihat perbedaan  antara
biaya variable dan pendapatan. Hal itu juga dapat membantu mereka memahami dampak
kenaikan atau penurunan penjualan terhadap titik impas dengan cepat. Dua grafik dasar yang
penting, grafik laba volume dan grafik biaya volume laba, yang akan dijelaskan sebagai berikut :
         Grafik Volume-Laba
Grafik laba volume (profit volume grafh) menggambarkan hubungan antara laba dan
volume penjualan secara visual. Grafik laba volume merupakan grafik dari persamaan laba
operasi [laba operasi = (harga x unit) – (biaya variable per unit x unit) – biaya tetap]. Dalam
grafik ini, laba operasi merupakan variable terikat dan unit merupakan variable bebas. Nilai
variable bebas biasanya diukur pada sumbu horizontal dan nilai variable terikat pada sumbu
vertical.
PT Kerta Raharja menghasilkan suatu produk tunggal dengan data biaya dan harga jual per unit
sebagai berikut.
Biaya tetap total Rp.100.000
Biaya variabel per unit Rp.5.000
Harga jual per unit Rp.10.000
Dengan menggunakan data di atas, laba operasi dapat dihitung sebagai berikut.
Laba operasi = (Rp.10.000 x Jumlah unit) – (Rp.5000 x Jumlah unit) - Rp.100.000
= (Rp.5.000 x Jumlah unit) – Rp.100.000

         Grafik Biaya Volume Laba


Grafik biaya volume laba (cost volume profit graph) menggambarkan hubungan antara
biaya, volume dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci, perlu dibuat grafik
dengan dua garis terpisah : garis total pendapatan dan garis total biaya. Tiap – tiap garis ini
mempunyai dua persamaan berikut :
           Pendapatan = Harga jual per unit x Jumlah unit
           Total biaya = (biaya variable per unit x jumlah unit) + Biaya tetap total
Dengan menggunakan contoh Pt.Kerta Raharja, persamaan pendapatan dan biaya adalah sebagai
berikut.
Pendapatan = Rp.10.000 x Jumlah unit
Biaya total = (Rp.5000 x Jumlah unit) + Rp.100.000

 Asumsi – asumsi pada Analisis Biaya Volume Laba


Grafik laba volume dan biaya volume laba yang baru diilustrasikan mengandalkan
beberapa asumsi penting. Berikut beberapa dari asumsi tersebut :
1.      Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linear
2.      Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap, dan biaya variable per unit dapat
diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang tentang yang relevan
3.      Analisis mengasumsikan apa yang diprosuksi dapat dijual
4.      Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bauran penjualan diketahui
5.      Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti.

.     PERUBAHAN DALAM VARIABEL CVP


Karena perusahaan beroperasi dalam dunia yang dinamis, mereka harus memperhatikan
perubahan – perubahan yang terjadi dalam harga, biaya variable, dan biaya tetap. Perusahaan
juga harus memperhitungkan pengaruh resiko dan ketidakpastian. Kita akan membahas pengaruh
dari perubahan harga, margin kontribusi per unit, dan biaya tetap terhadap titik impas. Kita juga
akan membahas cara – cara yang dapat ditempuh para manajer untuk menangani risiko dan
ketidakpastian dalam kerangka CVP.
RESIKO DAN KETIDAKPASTIAN

Asumsi penting dari analisis CVP adalah harga dan biaya diketahui dengan pasti. Namun,
hal tersebut jarang terjadi. Risiko dan ketidakpastian adalah bagian dari pengambilan keputusan
bisnis dan bagaimananpun hal itu harus ditangani. Secara formal, risiko berbeda dengan ketidak
pastian. Distribusi probabilitas variable pada risiko dapat diketahui, sedangkan distribusi
probabilitas variable pada ketidakpastian tidak diketahui. Namun, pada tujuan pembahasan kita,
kedua istilah tersebut akan digunakan secara bergantian.
         Margin pengaman ( margin of safety ), adalah unit yang terjual atau diharapkan terjual atau
pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan yang melebihi volume impas.
         Pengungkit Operasi (operating leverage), dalam ilmu fisika, alat pengungkit adalah mesin
sederhana yang digunakan untuk melipatgandakan kekuatan. Pada dasarnya, pengungkit tersebut
melipatgandakan kekuatan tenaga yang dikeluarkan untuk menghasilkan lebih banyak pekerjaan.
Semakin besar beban yang digerakkan oleh sejumlah tertentu tenaga, semakin besar keunggulan
mekanis dari alat tersebut. Dalam bidang keuangan pengungkit operasi berkaitan dengan bauran
relative dari biaya tetap dan biaya variable dalam suatu organisasi. Pertukaran antara biaya tetap
dengan biaya variable adalah suatu hal yang mungkin dilakukan.
         Tingkat pengungkit operasi  (degree of operating leverage – DOL) untuk tingkat penjualan
tertentu dapat diukur dengan menggunakan rasio margin kontribusi terhadap laba.
Margin Kontribusi
                 Degree of operating leverage =
Laba

Analisis Sensitivitas dan CVP


Meluasnya penggunaan computer dan spreadsheet telah memudahkan para manajer
melakukan analisis sensitivitas. Sebagai sebuah alat penting, analisis sensitivitas (sensitivity
analysis) adalah teknik “bagaimana-jika” yang menguji dampak dari perubahan asumsi –asumsi
yang mendasarinya terhadap suatu jawaban.

ANALISIS CVP DAN PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS


Analisis CVP konvensional mengasumsikan semua biaya perusahaan dapat dikelompokkan
dalam dua kategori : biaya yang berubah sejalan dengan volume penjualan (biaya variabek) dan
biaya yang tidak berubah (biaya tetap).
BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Titik impas  (break-even point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total
biaya, titik dimana laba sama dengan nol. Untuk pendapatan sama dengan total biaya, kita focus
pada laba operasi. Pertama, kita akan membahas cara menentukan titik impas, kemudian melihat
bagaimana pendekatan kita dapat dikembangkan untuk menentukan jumlah unit yang harus
dijual guna menghasilkan laba yang ditargetkan.
Laba operasi (operating income) hanya mencakup pendapatan dan beban dari operasional
normal perusahaan. Laba bersih (net income) adalah laba operasi dikurangi pajak penghasilan.
Margin kontribusi  (contribution margin) adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya
variable. pada impas, margin kontribusi sama dengan beban tetap.
Rasio biaya variable (variable cost ratio) sebesar 60 % pada contoh ini merupakan bagian
dari setiap dolar penjualan yang harus digunakan untuk menutup biaya variable. Rasio biaya
variable dapat dihitung dengan menggunakan data total maupun data per unit. Tentu saja,
persentase dari dolar penjualan yang tersisa setelah biaya variable tertutupi merupakan rasio
margin kontribusi.
Rasio margin kontribusi (contribution margin ratio) adalah bagian dari setiap dolar
penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba.
DAFTAR PUSTAKA

Siregar, Balderic Dkk, Akuntasi Manajemen, (Jakarta:Salemba Empat, 2014).

http://dtkisland.blogspot.com/2014/04/makalah-akuntansi-manajemen-perilaku.html

Anda mungkin juga menyukai