Disusun oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Analisis Biaya-
Volume-Laba”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Akuntansi
Manajemen. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu. Rr. Yoppy Palupi P, SE,M.AK Selaku dosen mata kuliah akuntansi manajemen yang telah
memberikan petunjuk dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
2. Keluarga dan teman–teman yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian
makalah ini.
3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu , yang telah membantu dalam
penyelesaiaan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini, oleh karena itu
kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih dan semoga makalah ini bisa memberikan banyak manfaat positif bagi kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN……………………………………………………………………………. 1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………....................2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….. ….......3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………...4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ANALISIS BIAYA, VOLUME DAN LABA……………………….....
B. TITIK IMPAS DALAM UNIT…………………………………………….............................
C. TITIK IMPAS DALAM DOLAR PENJUALAN…………………………………………...
Target laba dan pendapatan penjualan………………………………………………………….
Perbandingan kedua pendekatan………………………………………………………………..
D. ANALISIS MULTIPRODUK………………………………………………………………...
Pendekatan titik impas dalam unit……………………………………………………………...
Pendekatan titik impas dalam rupiah…………………………………………………………...
Penjualan………………………………………………………………………………………..
E. PERUBAHAN DALAM VARIABEL CVP…………………………………………………
Grafik volume-laba……………………………………………………………………………..
Grafik biaya-volume-laba………………………………………………………………………
Asumsi-asumsi dalam analisis BVL……………………………………………………………
F. RESIKO DAN KETIDAKPASTIAN…………………………………………………………………
Margin of safety…………………………………………………………………………………………
Operating leverage……………………………………………………………………………………….
Analisis sensitivitas dan BVL…………………………………………………………………………...
G. ANALISIS CVP DAN PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS……
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..24
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Analisis Biaya Volume Laba atau biasa disebut dengan Cost Volume Profit Analysis
(CVPA) merupakan suatu alat yang sangat tepat untuk perencanaan dan pengambilan keputusan
terkait dengan biaya variable per unit, kuantitas yang terjual, harga produk (prices of products),
volume produksi, dan semua informasi keuangan perusahaan yang terkandung di dalamnya yang
sangat mempengaruhi tingkat laba.
Analisis CVP dapat mengatasi banyak isu lainnya seperti jumlah unit yang harus dijual
untuk mencapai impas, dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik impas, serta dampak
kenaikan harga terhadap laba. Selain itu analisis CVP memungkinkan para manajer untuk
melakukan analisis sensitivitas dengan menguji dampak dari berbagai tingkat harga atau biaya
terhadap laba.
Sementara tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimal
agar kelangsungan hidup perusahaan terus berjalan sepanjang waktu, maka perlu dilakukan
analisis terhadap biaya volume laba perusahaan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
dibahas bagaimana analisis cost volume profit (CVP) agar manajer dapat dengan bijak
mengambil keputusan yang pasti dan tidak mengandung resiko yang dapat merugikan
perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi analisis biaya volume laba?
2. Bagaimana Asumsi Analisis Biaya Volume Laba?
3. Bagaimana Dasar Analisis Biaya-Volume Dan Laba?
4. Bagaimana Analisis Titik Impas (Break-Even Point Analysis)?
5. Apa yang dimaksud dengan Marjin Keamanan?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan
serta memperdalam pemahaman tentang Cost Volume Profit Analisys sebagai salah satu skill
yang harus dikuasai oleh seorang manager.
BAB II
PEMBAHASAN
F. ANALISIS MULTIPRODUK
Analisis biaya volume laba cukup mudah diterapkan dalam pengaturan produk tunggal.
Namun, kebanyakan perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau jasa.
Meskipun kompleksiyas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi dalam situasi multiproduk,
pengoperasiannya tidak berbeda jauh.
Contoh
Misalkan PT Gemah Ripah memutuskan untuk menawarkan dua model mesin motor,
yaitu mesin motor A yang dijual dengan harga Rp400.000 dan mesin motor B yang dijual
dengan harga Rp800.000. Biaya variable per unit mesin motor A adalah Rp325.000 dan biaya
variable per unit mesin motor B adalah Rp600.000. Departemen pemasaran memperkirakan
dapat menjual mesin motor A sebanyak 1.200 unit dan mesin motor B sebanyak 800 unit untuk
tahun yang akan datang. Pengontrol telah menyiapkan proyeksi laporan laba rugi berdasar
taksiran penjualan sebagai berikut.
Keterangan Mesin Motor A Mesin Motor B Total
Biaya tetap langsung (direct fixed expenses) adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri ke
setiap produk dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada.
Biaya tetap bersama adalah biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produk dan akan tetap
muncul meskipun salah satu produk ditelusuri.
Bauran penjualan (sales mix) adalah kombinasi relative dari berbagai produk yang dijual
perusahaan.
Penentuan bauran penjualan, bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang terjual atau
bagian dari pendapatan. Sebagai contoh, PT Gemah Ripah merencanakan penjualan 1.200
unit mesin motor A dan 800 unit mesin motor B, maka bauran penjualan dalam unit adalah
sebesar 1.200 : 800. Biasanya bauran penjualan diturunkan sampai angka terkecil dan tidak
dalam bentuk pecahan. Oleh karena itu, bauran penjualan relative 1.200 : 800 dapat
disederhanakan menjadi 3:2. Dengan kata lain, untuk setiap penjualan setiap 3 unit mesin
motor A akan diikuti dengan penjualan 2 unit mesin motor B.
Bauran penjualan dan analisis CVP, penentuan bauran penjualan terutama
memungkinkan kita untuk mengonversi masalah multiprodduk kedalam format CVP produk
tunggal.
Peraga 9.2
Laporan Laba Rugi
Keterangan Mesin Motor A Mesin Motor B Total
Contoh : berapa pendapatan penjualan harus diperoleh perusahaan untuk mencapai titik impas? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, biaya tetap total sebesar Rp.96.250.000 dibagi dengan rasio margin
kontribusi sebesar 0,2232 (Rp.250.000.000/Rp.1.120.000.000).
= Rp.431.228.000
Untuk memahami hubungan CVP lebih mendalam, dapat dilakukan melalui penggambaran
secara visual. Penyajian secara grafis dapat membantu para manajer melihat perbedaan antara
biaya variable dan pendapatan. Hal itu juga dapat membantu mereka memahami dampak
kenaikan atau penurunan penjualan terhadap titik impas dengan cepat. Dua grafik dasar yang
penting, grafik laba volume dan grafik biaya volume laba, yang akan dijelaskan sebagai berikut :
Grafik Volume-Laba
Grafik laba volume (profit volume grafh) menggambarkan hubungan antara laba dan
volume penjualan secara visual. Grafik laba volume merupakan grafik dari persamaan laba
operasi [laba operasi = (harga x unit) – (biaya variable per unit x unit) – biaya tetap]. Dalam
grafik ini, laba operasi merupakan variable terikat dan unit merupakan variable bebas. Nilai
variable bebas biasanya diukur pada sumbu horizontal dan nilai variable terikat pada sumbu
vertical.
PT Kerta Raharja menghasilkan suatu produk tunggal dengan data biaya dan harga jual per unit
sebagai berikut.
Biaya tetap total Rp.100.000
Biaya variabel per unit Rp.5.000
Harga jual per unit Rp.10.000
Dengan menggunakan data di atas, laba operasi dapat dihitung sebagai berikut.
Laba operasi = (Rp.10.000 x Jumlah unit) – (Rp.5000 x Jumlah unit) - Rp.100.000
= (Rp.5.000 x Jumlah unit) – Rp.100.000
Asumsi penting dari analisis CVP adalah harga dan biaya diketahui dengan pasti. Namun,
hal tersebut jarang terjadi. Risiko dan ketidakpastian adalah bagian dari pengambilan keputusan
bisnis dan bagaimananpun hal itu harus ditangani. Secara formal, risiko berbeda dengan ketidak
pastian. Distribusi probabilitas variable pada risiko dapat diketahui, sedangkan distribusi
probabilitas variable pada ketidakpastian tidak diketahui. Namun, pada tujuan pembahasan kita,
kedua istilah tersebut akan digunakan secara bergantian.
Margin pengaman ( margin of safety ), adalah unit yang terjual atau diharapkan terjual atau
pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan yang melebihi volume impas.
Pengungkit Operasi (operating leverage), dalam ilmu fisika, alat pengungkit adalah mesin
sederhana yang digunakan untuk melipatgandakan kekuatan. Pada dasarnya, pengungkit tersebut
melipatgandakan kekuatan tenaga yang dikeluarkan untuk menghasilkan lebih banyak pekerjaan.
Semakin besar beban yang digerakkan oleh sejumlah tertentu tenaga, semakin besar keunggulan
mekanis dari alat tersebut. Dalam bidang keuangan pengungkit operasi berkaitan dengan bauran
relative dari biaya tetap dan biaya variable dalam suatu organisasi. Pertukaran antara biaya tetap
dengan biaya variable adalah suatu hal yang mungkin dilakukan.
Tingkat pengungkit operasi (degree of operating leverage – DOL) untuk tingkat penjualan
tertentu dapat diukur dengan menggunakan rasio margin kontribusi terhadap laba.
Margin Kontribusi
Degree of operating leverage =
Laba
A. KESIMPULAN
Titik impas (break-even point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total
biaya, titik dimana laba sama dengan nol. Untuk pendapatan sama dengan total biaya, kita focus
pada laba operasi. Pertama, kita akan membahas cara menentukan titik impas, kemudian melihat
bagaimana pendekatan kita dapat dikembangkan untuk menentukan jumlah unit yang harus
dijual guna menghasilkan laba yang ditargetkan.
Laba operasi (operating income) hanya mencakup pendapatan dan beban dari operasional
normal perusahaan. Laba bersih (net income) adalah laba operasi dikurangi pajak penghasilan.
Margin kontribusi (contribution margin) adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya
variable. pada impas, margin kontribusi sama dengan beban tetap.
Rasio biaya variable (variable cost ratio) sebesar 60 % pada contoh ini merupakan bagian
dari setiap dolar penjualan yang harus digunakan untuk menutup biaya variable. Rasio biaya
variable dapat dihitung dengan menggunakan data total maupun data per unit. Tentu saja,
persentase dari dolar penjualan yang tersisa setelah biaya variable tertutupi merupakan rasio
margin kontribusi.
Rasio margin kontribusi (contribution margin ratio) adalah bagian dari setiap dolar
penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba.
DAFTAR PUSTAKA
http://dtkisland.blogspot.com/2014/04/makalah-akuntansi-manajemen-perilaku.html