Anda di halaman 1dari 15

TUGAS RESUME

AKUNTANSI MANAJERIAL
TENTANG
METODE FULL COSTING & VARIABLE COSTING
Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akutansi Manajement
Dosen : Drs. Idat Ahadiat

Disusun Oleh :
Nama : Ulfa Faziah Soraya
Jurusan : Management S1
Fakultas : Ekonomi
NIM : 14611363

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA


2017

a. Gambaran Umum Perhitungan Biaya Variabel dan Perhitungan Biaya Penyerapan


Dalam dua bab terakhir, kita belajar bahwa laba rugi kontribusi dan analisis biaya-volumelaba merupakan alat Bantu yang berguna. Kedua alat bantu ini menekankan pada perilaku
biaya dan mengharuskan manajer secara hati-hati membedakan biaya variabel dan biaya tetap.
Perhitungan biaya penyerapan, yang telah didiskusikan dalam Bab 2 dan bab 3, membebankan
biaya variabel dan biaya tetap ke produkmenggabungkan dengan suatu cara yang
menyulitkan manajer untuk membedakannya. Sebaliknya, perhitungan biaya variabel berfokus
pada perilaku biayasecara jelas membedakan biaya tetap dan biaya variabel. Salah satu
keunggulan perhitungan biaya variabel adalah keharmonisannya dengan pendekatan
kontribusi dan konsep biaya-volume-laba yang didiskusikan pada bab sebelumnya.

Perhitungan Biaya Penyerapan


Di Bab 3, kita belajar bahwa perhitungan biaya penyerapan (absorption costing)
memperlakukan semua biaya produksi sebagai biaya produk, tanpa membedakan apakah biaya
itu varibel atau tetap. Dengan demikian biaya produk per unit terdiri atas langsung, tenaga
kerja langsung, dan overhead variabel dan tetap. Jadi, perhitungan penyerapan
mengalokasikan sebagian dari overhead pabrik tetap ke dalam tiap unit produk, bersama
dengan biaya overhead variabel. Karena perhitungan biaya penyerapan melibatkan semua
biaya produksi, metode ini sering disebut sebagai metode biaya penuh (full cost).
Perhitungan Biaya Variabel
Dengan menggunakan perhitungan biaya variabel (variable costing), hanya biaya produksi
yang berubah-ubah sesuai dengan output yang diperlukan sebagai biaya produk.termasuk
didalamnya adalah biaya langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik variabel.
Biaya overhead pabrik tetap tidak diperlakukan sebagai biaya produk dalam metode ini.
Sebaliknya, biaya overhead diperlakukan sebagai biaya periodic, seperti beban administrasi
dan penjualan, beban tersebut dibebankan secara utuh ke dalam pendapatan setiap periodenya.
Konsekuensinya, biaya per unit produk dalam persediaan atau dalam harga pokok penjualan
dalam metode perhitungan biaya variabel tidak mengandung elemen biaya overhead tetap.

Perhitungan biaya variabel sering disebut sebagai perhitungan biaya langsung (direct costing)
atau perhitungan biaya marginal (marginal costing).
Klasifikasi biayaPerhitungan Biaya Penyerapan vs Variabel
Untuk melengkapi ringkasan perbandingan dari variabel dan perhitungan biaya penyerapan,
kita perlu membahas secara singkat bagaimana memperlakukan beban administrasi dan
penjualan. Beban ini tidak pernah diperlakukan sebagai biayaproduk dalam perhiyungan
kedua metode perhitungan biaya. Jadi, baik dengan pendekatan variabel ataupun perhitungan
biaya penyerapan, beban penjualan dan administrasi variabel dan tetap selalu diperlakukan
sebagai biaya periodik dan dikurangi dari pendapatan yang diperoleh.
Perhitungan Biaya per Unit
Untuk mengilustrasikan perhitungan biaya per unit denagan menggunakan perhitungan biaya
penyerapan dan variabel, perhatikan Boley Company, perusahaan kecil yang memproduksi
satu produk dan memiliki struktur biaya seperti berikut:
Jumlah yang diproduksi setiap tahun.

6000

Biaya variabel per unit:


Bahan baku langsung.

$2

Tenaga kerja langsung ..

$4

Overhead pabrik variabel.

$1

Beban penjualan dan administrasi variabel.

$3

Biaya tetap per tahun:


Overhead pabrik tetap.

$30.000

Beban penjualan dan administrasi tetap

$10.000

Diminta:
1. Hitunglah biaya produk per unit dengan perhitungan biaya penyerapan.
2. Hitunglah biaya produk per unit dengan perhitungan biaya variabel.
Solusi
Perhitungan biaya penyerapan
Bahan baku langsung

$2

Tenaga kerja langsung

Overhead pabrik variabel.

Total biaya produksi variabel.. 7


Overhead pabrik tetap ($30.000/6.000 unit produk)

Biaya produk per unit.

$12

Perhitungan biaya variabel


Bahan baku langsung

$2

Tenaga kerja langsung.

Overhead pabrik variabel.

Biaya produk per unit.

$7

(overhead pabrik tetap $30.000 akan diperhitungkan secara total sebagai beban periodic
bersama dengan beban dan administrasi akan mengurangi pendapatan.)

Dengan menggunakan metode perhitungan biaya penyerapan perhatikan bahwa semua


biaya produksi, variabel dan tetap, dimasukkan dalam perhitungan biaya produk per unit. Jadi,
jika perusahaan menjual satu unit produk dan menggunakan perhitungan biaya penyerapan,
$12 ($7 biaya variabel dan $5 biaya tetap) akan dikurangi dalam laporan laba rugi sebagai
harga pokok penjualan. Sama seperti di atas, unit yang tidak terjual akan dihitung sebagai
persediaan dalam neraca dengan biaya $12 per unit.
Dengan menggunakan metode perhitungan biaya variabel, perhatikan bahwa hanya biaya
produksi variabel yang dimasukkan dalam biaya produk. Jadi, jika perusahaan menjual satu
unit produk dan menggunakan perhitungan biaya variabel, $7 akan dikurangi sebagai harga
pokok penjualan dan unit tidak terjual akan dimasukkan dalam akun persediaan dalam neraca
dengan biaya hanya $7 per unit.
b. Perbandingan Laporan Laba Rugi Dengan Perhitungan Biaya Penyerapan dan
Variabel.
Laporan laba rugi dengan menggunakan pendekatan perhitungan biaya penyerapan dan biaya
variabel ditunjukkan dalam Tampilan 7-2. dalam menyiapkan laporan-laporan ini kita
menggunakan data Boley Company yang diberikan sebelumnya, bersama dengan informasi
tentang perusahaan yang diberikan di bawah ini:
Unit dalam persediaan awal

Unit yang diproduksi.

6.000

Unit yang terjual.

5.000

Unit dalam persediaan akhir.

1.000

Harga jual per unit .

$20

Beban penjualan dan administrasi:


Variabel per unit..

$3

Tetap per unit

$10.000

Perhitungan

Biaya
Penyerapan

variabel

Biaya per unit:


Bahan baku langsung

$2

$2

Tenaga kerja langsung..

Overhead pabrik variabel..

Overhead pabrik tetap ($30.000/6.000 uniit)

Biaya produk per unit

$12

$7

Beberapa hal yang dapat diambil dari laporan keuangan :


1. Dengan metode perhitungan biaya penyerapan, jika persediaan meningkat maka
beberapa biaya produksi tetap dalam periode berjalan tidak tampak dalam laporan laba
rugi sebagai bagian dari harga pokok penjualan. Biaya-biaya ini akan ditangguhkan ke
periode berikutnya dan akan dimasukkan dalam akun persediaan dalam neraca.
Penagguhan biaya ini dikenal sebagai overhead tetap pabrik ditangguhkan ke
persediaan (fixed manufacturing overhead cost deferred in inventory). Proses yang
terjadi dapat dijelaskan dengan data Boley Company. Selama periode berjalan Boley
Company memproduksi 6.000 unit tetapi hanya menjual 5.000 unit, tersisa 1.000 unit
dalam persediaan akhir. Dengan metode perhitungan biaya penyerapan, setiap unit
yang diproduksi dibebani biaya overhead pabrik tetap $5 (lihat perhitungan biaya per
unit diatas). Jadi setiap 1000 unit yang masuk ke dalam persediaan pada akhir periode
memiliki biaya overhead pabrik tetap $5 di dalamnya, atau total $5.000 untuk 1.000
unit. Biaya Overhead pabrik tetap untuk periode berjalan ini ditangguhkan ke periode

berikutnya, dimana , diharapkan unit ini akan diambil dari persediaan dan dijual.
Penangguhan $5.000 dalam biaya overhead pabrik .
2. Dengan metode perhitungan biaya variabel, seluruh biaya overhead tetap $ 30.000
diperlakukan sebagai beban periode berjalan (lihat bagian bawah laporan laba rugi
perhitungan biaya variabel).
3. Persediaan akhir dalam metode perhitungan biaya variabel lebih rendah $5.000
dibanding perhitungan biaya penyerapan. Alasannya adalah dalam perhitungan biaya
variabel, hanya biaya produksi variabel yang dibebankan ke unit produk dan dengan
demikian dimasukkan dalam persediaan.
4. Laporan laba rugi perhitungan biaya penyerapan tidak membedakan antara biaya
tetap dan variabel, sehingga metode ini tidak cocok untuk perhitungan biaya-volume
laba yang penting untuk perencanaan dan pengendalian yang baik. Untuk
menghasilkan data untuk analisis biaya-volume-laba, dibutuhkan waktu untuk
mengerjakan ulang dan mengklasifikasi biaya dalam laporan perhitungan biaya
penyerapan.
5. Pendekatan perhitungan biaya variabel untuk menentukan biaya produksi per unit
sesuai dengan pendekatan kontribusi karena kedua konsep tersebut mengklasifikasi
biaya berdasarkan perilakunya. Data perhitungan biaya variabel pada tampilan 7-2
dapat digunakan segera dalam perhitungan biaya-volume-laba.
Pada dasarnya perbedaan antara metode perhitungan biaya penyerapan dan perhitungan
biaya variabel terletak pada waktu(timing).
Perbandingan Efek Laba Perhitungan Biaya Penyerapan dan Variabel
Hubungan antara Produksi

Akibat pada perusahaan

Hubungan antara laba bersih

dan Penjualan untuk Periode

operasional,Perhitungan Biaya

yang bersangkutan

penyerapan dan Perhitungan

Produksi = Penjualan

biaya variabel
Laba bersih operasional

Persediaan tidak berubah

perhitungan biaya penyerapan


= laba bersih operasional
Produksi > Penjualan

perhitungan biaya variabel


Laba bersih operasional

Persediaan meningkat

perhitungan biaya penyerapan


> laba bersih operasional
Produksi < Penjualan

perhitungan biaya variabel


Laba bersih operasional

Persediaan menurun

perhitungan biaya penyerapan


> laba bersih operasional
perhitungan biaya variabel
*Laba operasi lebih tinggi dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan, karena
dengan perhitungan ini overhead pabrik tetap ditangguhkan ke dalam persediaan sering
dengan naiknya persediaan.
** Laba operasi lebih rendah dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan, karena
dengan perhitungan ini overhead pabrik tetap dilepaskan dari persediaan yang sering dengan
turunnya persediaan.
Rekonsiliasi Perhitungan Biaya variabel dan Perhitungan Biaya Penyerapan.

Perhitungan biaya variabel

Tahun 1
60.000

Tahun 2
0

Tahun 3
120.000

Ditambah biaya overhead pabrik tetap yang


ditangguhkan dalam persediaan dengan perhitungan
biaya penyerapan (5.000 x 6 per unit)

30

Dikurangi biaya overhead pabrik tetap yang


dikeluarkan dari persediaan dengan metode
perhitungan biaya penyerapan (5.000 x 6.000 per
unit)
Laba bersih operasional; Perhitungan biaya
penyerapan

(30.000)
60.000

30.000

90.000

C. Pengaruh Perubahan Produksi terhadap Laba Bersih Operasional.


Dalam contoh Emerald Isle Knitters dibagian sebelumnya, produksi adalah konstan dan
penjualan berfluktuasi selama tiga tahun. Karena penjualan berfluktuasi, dan yang ditunjukkan
oleh Sean Maclafferty dalam tampilan 7-3 memungkinkan kita melihat pengaruh perubahan
penjualan terhadap laba bersih operasional dengan metode perhitungan biaya penyerapan dan
variabel.
Untuk menyelidiki lebih jauh perbedaan antara perhitungan biaya variabel dan penyerapan,
Sean kemudian menyajikan contoh teoretis dalam tampilan 7-6. dalam contoh teoritis ini,
penjualan adalah konstan dan produksi berfluktuasi (kebalikan dari tampilan 7-3). Tujuan
tampilkan 7-6 adalah untuk mengilustrasikan kepada Mary OMeara tentang pengaruh
perubahan produksi terhadap laba bersih operasional dengan kedua metode.
Perhitungan Biaya Variabel.
Laba bersih operasional tidak dipengaruhi oleh perubahan dalam produksi dengan perhitungan
biaya variabel. Perhatikan dalam Tampilan 7-6 bahwa laba bersih operasional adalah sama
untuk tiga tahun dengan perhitungan biaya variabel, walaupun produksi melebihi penjualan
untuk satu tahun dan kurang dari penjualan untuk tahun berikutnya. Ringkasnya, perubahan
dalam produksi tidak memiliki pengaruh terhadap laba bersih operasional ketika metode
perhitungan biaya variabel digunakan.
Perhitungan Biaya Penyerapan.
Laba bersih operasional dipengaruhi oleh perubahan dalam produksi dengan perhitungan
biaya penyerapan. Seperti terlihat dalam tampilan 7-6, laba bersih operasional dengan
perhitungan biaya penyerapan meningkat di tahun 2., sebagai respons dari peningkatan
produksi di tahun tersebut. Perhatikan bahwa pada dasarnya laba bersih operasional
meningkat dan menurun antara kedua tahun ini walaupun jumlah unit yang terjual sama untuk
masing-masing tahun. Alasan yang menjelaskan pengaruh ini dapat ditelusuri lewat biaya

overhead pabrik tetap yang berubah dari satu periode ke periode lainnya dalam metode
perhitungan biaya penerapan sebagai akibat dari perubahan dalam persediaan.
d. Memilih Metode Perhitungan Biaya
Dampak terhadap Manajer
Seperti Mary OMeara, penentang pehitungan biaya penyerapan berpendapat bahwa
perubahan biaya overhead pabrik tetap antar periode dapat membingungkan dan menyesatkan
atau bahkan mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah. Lihat kembali data pada
tampilan 7-6 manajer mungkin bertanya tanya mengapa dengan perhitungan biaya
penyerapan laba bersih operasional meningkat tajam di tahun 2 sementara penjualan sama
dengan tahun sebelumnya. Apakah itu hasil dari harga jual yang lebih rendah, operasi yang
lebih efisien, atau karena factor lain? Manajer tidak mampu menjelaskan, hanya dengan
melihat laporan laba rugi perhitungan biaya penyerapan. Kemudian ditahun 3, laba bersih
operasional menurun tajam, walaupun jumlah penjualan sama dengan tahun-tahun yang lalu.
Bagaimana mungkin laba meningkat di satu tahun dan menurun di tahun berikutnya. Angka
ini terlihat tidak konsisten, berlawanan , membingungkan serta menghilangkan kepercayaan
atau laporan keuangan.
Sebaliknya, laporan laba rugi perhitungan biaya variabel dalam Tampilan 7-6 cukup jelas
dan mudah dimengerti. Penjualan konstan selama tiga tahun tersebut, jadi margin kontribusi
dan laba bersih operasional juga tetap konstan. Laporan konsisten dengan apa yang
diharapkan manajer berdasarkan kondisi yang dihadapi, jadi laporan tersebut membuahkan
kepercayaan bukan kebingungan.
Untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan perhitungan biaya penyerapan, pembaca
laporan keuangan harus tanggap terhadap perubahan tingkat persediaan. Dengan perhitungan
biaya penyerapan, jika persediaan meningkat, biaya overhead pabrik tetap ditangguhkan pada
persediaan dan laba bersih operasional meningkat,. Jika persediaan menurun, laba bersih
opersional akan dikeluarkan dari persediaan dan laba bersih operasional akan tertekan. Jadi
bila perhitungan biaya penyerapan digunakan fluktuasi dalam laba bersih operasional dapat
disebabkan oleh perubahan persediaan bukan karena perubahan dalam penjualan.

Analisis Biaya-Volume-Laba dan Perhitungan Biaya Penyerapan.


Perhitungan biaya penyerapan banyak digunakan dalam laporan internal dan eksternal.
Banyak perusahaan menggunakan pendekatan perhitungan biaya perempuan karena
pendekatan tersebut focus terhadap perhitungan biaya penuh (full costing) unit produksi.
Kelemahan dari metode ini adalah ketidakmampuannya menghubungkan dengan analisis
biaya-volume-laba.
Untuk menggambarkannya, kita kembali ke tampilan 7-3. Mari kita hitung titik impas
untuk perusahaan Emerald Isle Knitters. Untuk menentukan titik impas, kita membagi total
biaya tetap dengan margin kontribusi per unit :
Harga jual per unit

20

Biaya variabel per unit (produksi dan penjualan)

Margin kontribusi per unit

12
=========

Biaya overhead pabrik tetap

150.000

Biaya administrasi dan penjualan tetap

90.000

Total Biaya tetap

240.000
=========
Total biaya tetap

240.000

Titik impas per unit = ---------------------------------------- = ---------------------= 20.000 unit


Margin kontrubusi per unit

12 per unit

Titik impasnya adalah 20.000 unit . Perhatikan dalam tampilan 7-3 bahwa pada tahun 2
perusahaan menjual sebanyak 20.000 unit, tepat pada titik impasnya.

Dengan pendekatan kontribusi dan menyususn laba rugi dengan perhitungan biaya variabel ,
perusahaan hanya mencapai titik impas pada tahun 2 dan memperlihatkan laba bersih nol.
Dengan menggunakan perhitungan penyerapan, perusahaan masih mendapatkan laba bersih
30.000 pada tahun 2. Mengapa hal ini terjadi? Bagaimana perhitungan biaya penyerapan dapat
menghasilkan laba bersih positif padahal perusahaan sesungguhnya hanya mencapai titik
impas.
Jawabannya terletak pada fakta bahwa biaya overhead tetap sebesar 30.000 ditangguhkan
dalam persediaan pada tahun 2 dan oleh karenanya biaya tersebut tidak dikurangkan dari
pendapatan. Dengan menangguhkan biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan, laporan
laba rugi menunjukkan laba meskipun sesungguhnya perusahaan hanya mencapai titik impas.
Perhitungan biaya penyerapan juga menyulitkan analisis biaya-volume-laba, yang
mengasumsikan penggunaan perhitungan biaya variabel.
Pembuatan Keputusan
Masalah pokok perhitungan biaya penyerapan adalah bahwa biaya overhead pabrik tetap
tampak seperti berubah terhadap unit yang terjual padahal sesungguhnya tidak. Sebagai
contoh , dalam Tampilan 7-3, biaya produksi per unit dengan perhitungan biaya penyerapan
sebesar 13, sedangkan dengan perhitungan biaya variabel hanya 7. Karena biaya produk
dinyatakan per unit , manajer dapat salah mengerti bahwa setiap penambahan unit produksi ,
biayanya adalah sebesar 13.
Kesalahan persepsi bahwa biaya produksi per unit dengan perhitungan biaya penyerapan
dapat mengakibatkan munculnya masalah menajerial, termasuk keputusan penentuan harga
dan keputusan untuk menghentikan produksi produk tertentu yang sesungguhnya
menguntungkan, Masalah ini akan didiskusikan secara mendalam dalam bab lain.
Laporan Eksternal dan pajak Penghasilan.
Sering dianggap bahwa perhitungan biaya penyerapan digunakan untuk laporan eksternal di
Amerika Serikat.Perusahaan menggunakan perhitungan biaya variabel untuk pelaporan
eksternal menghadapi resiko bahwa auditornya mungkin akan menyatakan laporan tersebut

tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi secara umum (gegerally accepted accounting
principleGAAP).

Keunggulan Perhitungan Biaya Variabel dan Pendekatan Kontribusi .


Seperti yang sudah dinyatakan sebelumnya , meskipun perhitungan biaya penyerapan
digunakan untuk tujuan pelaporan eksternal, perhitungan biaya variabel dan laporan laba rugi
dengan format kontribusi adalah pendekatan alternative untuk tujuan pelaporan internal.
Keuntungan perhitungan biaya variabel dapat diringkas sebagai berikut :
1. Data yang akan digunakan untuk melakukan analisis biaya-volume-laba dapat diambil
langsung dari laporan laba rugi yang disusun dengan format kontribusi . Data-data tersebut
tidak tersedia apabila laporan laba rugi disusun dengan pendekatan konvensional.
2. Dengan menggunakan perhitungan biaya variabel, laba periodik tidak dipengaruhi oleh
tingkat persediaan. Dengan asumsi hal-hal lain tetap (harga jual , biaya , bauran penjualan, dan
sebagainya) ,laba akan searah dengan penjualan apabila menggunakan perhitungan biaya
variabel.
3. Manajer selalu mengasumsikan bahwa biaya poduksi per unit adalah biaya variabel. Hal ini
akan menjadi masalah dalam pendekatan perhitungan biaya penyerapan karena biaya produksi
per unit adalah kombinasi biaya variabel dan biaya tetap .Dengan menggunakan perhitungan
biaya variabel, biaya produksi per unit tidak mengandung biaya tetap.
4. dampak biaya tetap terhadap laba lebih ditekankan dalam perhitungan biaya variabel dan
pendekatan kontribusi. Jumlah total biaya tetap dinyatakan secara eksplisit dalam laporan laba
rugi. Dengan menggunakan perhitungan biaya penyerapan, biaya tetap digabung dengan biaya
variabel dan dialokasikan ke harga pokok penjualan dan persediaan.
5. Data perhitungan biaya varianbel memudahkan estimasi tingkat profitabilitas produk
konsumen, dan segmen bisnis yang lain. Dengan perhitungan biaya penyerapan profitabilitas
tampak samara-samar karena alokasi biaya tetap yang acak. Masalah ini akan didiskusikan
dalam bab lain.

6. Perhitungan biaya variabel berkaitan dengan metode pengendalian biaya seperti biaya
standard an anggaran fleksibel yang akan didiskusikan dalam bab lain.
7. laba bersih berdasarkan perhitungan biaya variabel labih dekat dengan aliran kas bersih
dibandingkan dengan laba bersih berdasarkan perhitungan biaya penyerapan. Hal ini akan
sangat penting untuk perusahaan yang mengalami masalah aliran kas.
Perhitungan Biaya variabel dan Teori Kendala.
Teori kendala (Theory of Constraint-TOC) , yang diperkenalkan pada BAb 1, berfokus untuk
mengelola kendala-kendala yang ada dalam perusahaan sebagai kunci untuk meningkatkan
laba. Dalam perusahaan yang menerapkan teori kenda;la, ada dua alas an lain mengapa biaya
tenaga kerja langsung diperlakukan sebagai biaya tetap.
Pertama, tenaga kerja langsung tidak mesti sebagai kendala. Dalam kasus yang paling
sederhana, yang terjadi kendala adalah mesin. Dalamm kasus yang lebih komplek ,
kendalanya adalah kebijakan (seperti desain konpensasi yang tidak baik untuk tenaga
penjualan) yang menghambat perusahaan untuk menggunkan sumber daya secara efektif. Jika
tenaga kerja langsung bukan sebagai kendala, tidak ada alas an untuk menaikkannya.
Merekrut lebih banyak tenaga kerja akan meningkatkan biaya tanpa adanya peningkatan
keluaran yang dapat dijual baik dalam bentuk barang maupun jasa.
Kedua, teori kendala menekankan pada perbaikan yang terus menerus untiuk
mempertahankan kemampuan kompetitif. Tanpa komitmen dan tanggapan positif dari
karyawan, pebaikan yang berkelanjutan tersebut mustahil terlaksana. Karena pemutusan
hubungan kerja dapat merusak moral karyawan, manajer yang menggunakan teori kendala
enggan memberhentikan karyawan.
Di dalam teori kendala tenaga kerja langsung tidak dimasukkan sebagai biaya produk.
Dampak Metode Persediaan JIT.
Seperti yang dibahas dalam bab ini, perhitungan biaya variabel dan perhitungan biaya
penyerapan akan menghasilkan perhitungan laba bersih yang berbeda apabila jumlah unit
yang diproduksi tidak sama dengan jumlah unit yang terjual atau dengan kata lain bila ada

perusahaan jumlah unit persediaan . Kita juga telah belajar bahwa

laba bersih dengan

menggunakan perhitungan biaya penyerapan dapat berubah-ubah dan kadang-kadang


berlawanan dengan pergerakan penjualan.
Bila perusahaan menggunakan metode JIT, masalah ini berkurang, Berubah-ubahnya laba
bersih dengan perhitungan biaya penyerapan dan perbedaan laba bersih di antara kedua
metode tersebut disebabkan oleh perubahan unit persediaan. Dengaqn JIT , barang diproduksi
karena adanya pesanan dari pelanggan dan tujuannya adalah menghilangkan persediaan
barang jadi dan mengurangi poersediaan barang dalam proses . Jika persediaan kecil,
perubahan persediaan juga akan kecil dan kedua metode tersebut akan menunjukkan
perhitungan laba bersih yang sama. Dalam kasus tersebut, laba bersih dengan metode
perhitungan biaya penyerapan akan searah dengan pergerakan penjualan.
Tentu saja, biaya produksi per unit akan berbeda antara perhitungan biaya variabel dan
perhitungan biaya penyerapan seperti yang telah dibahas dimuka. Tetapi jika digunakan
metode JIT, perbedaan yang besar tidak akan terjadi lagi.

Anda mungkin juga menyukai