AKUNTANSI MANAJERIAL
TENTANG
METODE FULL COSTING & VARIABLE COSTING
Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akutansi Manajement
Dosen : Drs. Idat Ahadiat
Disusun Oleh :
Nama : Ulfa Faziah Soraya
Jurusan : Management S1
Fakultas : Ekonomi
NIM : 14611363
Perhitungan biaya variabel sering disebut sebagai perhitungan biaya langsung (direct costing)
atau perhitungan biaya marginal (marginal costing).
Klasifikasi biayaPerhitungan Biaya Penyerapan vs Variabel
Untuk melengkapi ringkasan perbandingan dari variabel dan perhitungan biaya penyerapan,
kita perlu membahas secara singkat bagaimana memperlakukan beban administrasi dan
penjualan. Beban ini tidak pernah diperlakukan sebagai biayaproduk dalam perhiyungan
kedua metode perhitungan biaya. Jadi, baik dengan pendekatan variabel ataupun perhitungan
biaya penyerapan, beban penjualan dan administrasi variabel dan tetap selalu diperlakukan
sebagai biaya periodik dan dikurangi dari pendapatan yang diperoleh.
Perhitungan Biaya per Unit
Untuk mengilustrasikan perhitungan biaya per unit denagan menggunakan perhitungan biaya
penyerapan dan variabel, perhatikan Boley Company, perusahaan kecil yang memproduksi
satu produk dan memiliki struktur biaya seperti berikut:
Jumlah yang diproduksi setiap tahun.
6000
$2
$4
$1
$3
$30.000
$10.000
Diminta:
1. Hitunglah biaya produk per unit dengan perhitungan biaya penyerapan.
2. Hitunglah biaya produk per unit dengan perhitungan biaya variabel.
Solusi
Perhitungan biaya penyerapan
Bahan baku langsung
$2
$12
$2
$7
(overhead pabrik tetap $30.000 akan diperhitungkan secara total sebagai beban periodic
bersama dengan beban dan administrasi akan mengurangi pendapatan.)
6.000
5.000
1.000
$20
$3
$10.000
Perhitungan
Biaya
Penyerapan
variabel
$2
$2
$12
$7
berikutnya, dimana , diharapkan unit ini akan diambil dari persediaan dan dijual.
Penangguhan $5.000 dalam biaya overhead pabrik .
2. Dengan metode perhitungan biaya variabel, seluruh biaya overhead tetap $ 30.000
diperlakukan sebagai beban periode berjalan (lihat bagian bawah laporan laba rugi
perhitungan biaya variabel).
3. Persediaan akhir dalam metode perhitungan biaya variabel lebih rendah $5.000
dibanding perhitungan biaya penyerapan. Alasannya adalah dalam perhitungan biaya
variabel, hanya biaya produksi variabel yang dibebankan ke unit produk dan dengan
demikian dimasukkan dalam persediaan.
4. Laporan laba rugi perhitungan biaya penyerapan tidak membedakan antara biaya
tetap dan variabel, sehingga metode ini tidak cocok untuk perhitungan biaya-volume
laba yang penting untuk perencanaan dan pengendalian yang baik. Untuk
menghasilkan data untuk analisis biaya-volume-laba, dibutuhkan waktu untuk
mengerjakan ulang dan mengklasifikasi biaya dalam laporan perhitungan biaya
penyerapan.
5. Pendekatan perhitungan biaya variabel untuk menentukan biaya produksi per unit
sesuai dengan pendekatan kontribusi karena kedua konsep tersebut mengklasifikasi
biaya berdasarkan perilakunya. Data perhitungan biaya variabel pada tampilan 7-2
dapat digunakan segera dalam perhitungan biaya-volume-laba.
Pada dasarnya perbedaan antara metode perhitungan biaya penyerapan dan perhitungan
biaya variabel terletak pada waktu(timing).
Perbandingan Efek Laba Perhitungan Biaya Penyerapan dan Variabel
Hubungan antara Produksi
operasional,Perhitungan Biaya
yang bersangkutan
Produksi = Penjualan
biaya variabel
Laba bersih operasional
Persediaan meningkat
Persediaan menurun
Tahun 1
60.000
Tahun 2
0
Tahun 3
120.000
30
(30.000)
60.000
30.000
90.000
overhead pabrik tetap yang berubah dari satu periode ke periode lainnya dalam metode
perhitungan biaya penerapan sebagai akibat dari perubahan dalam persediaan.
d. Memilih Metode Perhitungan Biaya
Dampak terhadap Manajer
Seperti Mary OMeara, penentang pehitungan biaya penyerapan berpendapat bahwa
perubahan biaya overhead pabrik tetap antar periode dapat membingungkan dan menyesatkan
atau bahkan mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah. Lihat kembali data pada
tampilan 7-6 manajer mungkin bertanya tanya mengapa dengan perhitungan biaya
penyerapan laba bersih operasional meningkat tajam di tahun 2 sementara penjualan sama
dengan tahun sebelumnya. Apakah itu hasil dari harga jual yang lebih rendah, operasi yang
lebih efisien, atau karena factor lain? Manajer tidak mampu menjelaskan, hanya dengan
melihat laporan laba rugi perhitungan biaya penyerapan. Kemudian ditahun 3, laba bersih
operasional menurun tajam, walaupun jumlah penjualan sama dengan tahun-tahun yang lalu.
Bagaimana mungkin laba meningkat di satu tahun dan menurun di tahun berikutnya. Angka
ini terlihat tidak konsisten, berlawanan , membingungkan serta menghilangkan kepercayaan
atau laporan keuangan.
Sebaliknya, laporan laba rugi perhitungan biaya variabel dalam Tampilan 7-6 cukup jelas
dan mudah dimengerti. Penjualan konstan selama tiga tahun tersebut, jadi margin kontribusi
dan laba bersih operasional juga tetap konstan. Laporan konsisten dengan apa yang
diharapkan manajer berdasarkan kondisi yang dihadapi, jadi laporan tersebut membuahkan
kepercayaan bukan kebingungan.
Untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan perhitungan biaya penyerapan, pembaca
laporan keuangan harus tanggap terhadap perubahan tingkat persediaan. Dengan perhitungan
biaya penyerapan, jika persediaan meningkat, biaya overhead pabrik tetap ditangguhkan pada
persediaan dan laba bersih operasional meningkat,. Jika persediaan menurun, laba bersih
opersional akan dikeluarkan dari persediaan dan laba bersih operasional akan tertekan. Jadi
bila perhitungan biaya penyerapan digunakan fluktuasi dalam laba bersih operasional dapat
disebabkan oleh perubahan persediaan bukan karena perubahan dalam penjualan.
20
12
=========
150.000
90.000
240.000
=========
Total biaya tetap
240.000
12 per unit
Titik impasnya adalah 20.000 unit . Perhatikan dalam tampilan 7-3 bahwa pada tahun 2
perusahaan menjual sebanyak 20.000 unit, tepat pada titik impasnya.
Dengan pendekatan kontribusi dan menyususn laba rugi dengan perhitungan biaya variabel ,
perusahaan hanya mencapai titik impas pada tahun 2 dan memperlihatkan laba bersih nol.
Dengan menggunakan perhitungan penyerapan, perusahaan masih mendapatkan laba bersih
30.000 pada tahun 2. Mengapa hal ini terjadi? Bagaimana perhitungan biaya penyerapan dapat
menghasilkan laba bersih positif padahal perusahaan sesungguhnya hanya mencapai titik
impas.
Jawabannya terletak pada fakta bahwa biaya overhead tetap sebesar 30.000 ditangguhkan
dalam persediaan pada tahun 2 dan oleh karenanya biaya tersebut tidak dikurangkan dari
pendapatan. Dengan menangguhkan biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan, laporan
laba rugi menunjukkan laba meskipun sesungguhnya perusahaan hanya mencapai titik impas.
Perhitungan biaya penyerapan juga menyulitkan analisis biaya-volume-laba, yang
mengasumsikan penggunaan perhitungan biaya variabel.
Pembuatan Keputusan
Masalah pokok perhitungan biaya penyerapan adalah bahwa biaya overhead pabrik tetap
tampak seperti berubah terhadap unit yang terjual padahal sesungguhnya tidak. Sebagai
contoh , dalam Tampilan 7-3, biaya produksi per unit dengan perhitungan biaya penyerapan
sebesar 13, sedangkan dengan perhitungan biaya variabel hanya 7. Karena biaya produk
dinyatakan per unit , manajer dapat salah mengerti bahwa setiap penambahan unit produksi ,
biayanya adalah sebesar 13.
Kesalahan persepsi bahwa biaya produksi per unit dengan perhitungan biaya penyerapan
dapat mengakibatkan munculnya masalah menajerial, termasuk keputusan penentuan harga
dan keputusan untuk menghentikan produksi produk tertentu yang sesungguhnya
menguntungkan, Masalah ini akan didiskusikan secara mendalam dalam bab lain.
Laporan Eksternal dan pajak Penghasilan.
Sering dianggap bahwa perhitungan biaya penyerapan digunakan untuk laporan eksternal di
Amerika Serikat.Perusahaan menggunakan perhitungan biaya variabel untuk pelaporan
eksternal menghadapi resiko bahwa auditornya mungkin akan menyatakan laporan tersebut
tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi secara umum (gegerally accepted accounting
principleGAAP).
6. Perhitungan biaya variabel berkaitan dengan metode pengendalian biaya seperti biaya
standard an anggaran fleksibel yang akan didiskusikan dalam bab lain.
7. laba bersih berdasarkan perhitungan biaya variabel labih dekat dengan aliran kas bersih
dibandingkan dengan laba bersih berdasarkan perhitungan biaya penyerapan. Hal ini akan
sangat penting untuk perusahaan yang mengalami masalah aliran kas.
Perhitungan Biaya variabel dan Teori Kendala.
Teori kendala (Theory of Constraint-TOC) , yang diperkenalkan pada BAb 1, berfokus untuk
mengelola kendala-kendala yang ada dalam perusahaan sebagai kunci untuk meningkatkan
laba. Dalam perusahaan yang menerapkan teori kenda;la, ada dua alas an lain mengapa biaya
tenaga kerja langsung diperlakukan sebagai biaya tetap.
Pertama, tenaga kerja langsung tidak mesti sebagai kendala. Dalam kasus yang paling
sederhana, yang terjadi kendala adalah mesin. Dalamm kasus yang lebih komplek ,
kendalanya adalah kebijakan (seperti desain konpensasi yang tidak baik untuk tenaga
penjualan) yang menghambat perusahaan untuk menggunkan sumber daya secara efektif. Jika
tenaga kerja langsung bukan sebagai kendala, tidak ada alas an untuk menaikkannya.
Merekrut lebih banyak tenaga kerja akan meningkatkan biaya tanpa adanya peningkatan
keluaran yang dapat dijual baik dalam bentuk barang maupun jasa.
Kedua, teori kendala menekankan pada perbaikan yang terus menerus untiuk
mempertahankan kemampuan kompetitif. Tanpa komitmen dan tanggapan positif dari
karyawan, pebaikan yang berkelanjutan tersebut mustahil terlaksana. Karena pemutusan
hubungan kerja dapat merusak moral karyawan, manajer yang menggunakan teori kendala
enggan memberhentikan karyawan.
Di dalam teori kendala tenaga kerja langsung tidak dimasukkan sebagai biaya produk.
Dampak Metode Persediaan JIT.
Seperti yang dibahas dalam bab ini, perhitungan biaya variabel dan perhitungan biaya
penyerapan akan menghasilkan perhitungan laba bersih yang berbeda apabila jumlah unit
yang diproduksi tidak sama dengan jumlah unit yang terjual atau dengan kata lain bila ada