Anda di halaman 1dari 6

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

JAWABAN SOAL DAN PILIHAN GANDA BAB 6

OLEH
KELOMPOK 2

NONA TARI RAMBE 170503205


REFINA LEWIS 170503227
YOHANA TABUNI 170503231
DEVINA WIRANTI 180503074
RYAN F. PANGGABEAN 180503081
M. RIZKY RAMADHAN 180503227

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
BAB VI (Halaman 241 – 242)
1. Pemicu biaya adalah suatu faktor yang menyebabkan atau berhubungan dengan
perubahan biaya dari suatu aktivitas.

2. Biaya produk adalah biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk, terdiri
atas tiga komponen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead
pabrik.

3. Biaya sesungguhnya adalah perhitungan biaya produk atau jasa menggunakan biaya
yang sebenarnya terjadi untuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik.
Biaya normal adalah penentuan biaya produk atau jasa menggunakan biaya
sesungguhnya dari bahan baku dan tenaga kerja, sedangkan overhead menggunakan
pembebanan yang didasarkan pada estimasi biaya overhead yang digunakan dalam
satu periode. Pembebanan biaya overhead dilakukan dengan menentukan tarif
pembebanan terlebih dahulu, baru kemudian ditentukan biaya overhead yang
dibebankan dalam satu periode dengan cara mengalikan tarif dengan aktivitas yang
digunakan untuk mendapatkan informasi biaya.
Biaya dianggarkan adalah perkiraan total pada tingkat produksi yang direncanakan

4. Biaya overhead yang dibebankan adalah penentuan tarif pembebanan terlebih dahulu,
baru kemudian ditentukan biaya overhead yang dibebankan dalam satu periode
dengan cara mengalikan tarif dengan aktivitas yang digunakan untuk mendapatkan
informasi biaya.

5. Karena dalam menghitung biaya produk seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung pada biaya normal dapat menggunakan biaya sesungguhnya karena
pada umumnya perusahaan melakukan pembelian bahan dengan menggunakan
kontrak pembelian. Karena hal itu, harga bahan perusahaan akan dapat ditentukan
terlebih dahulu, begitu pula dengan biaya tenaga kerja langsung. Namun lain halnya
dengan biaya overhead yang harus dilakukan tarif pembebanan sebelum dijumlahkan
dalam biaya normal.

6. Terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan berbasis unit (konvensional) dan


pendekatan berbasis aktivitas (activity based costing-ABC) Dalam pendekatan
konvensional terdapat dua metode yang dapat digunakan yaitu metode tarif tunggal
(plantwide rate) dan metode tarif departemental (departmental rate).

7. Metode penentuan biaya produk berbasis unit (konvensional) ini hanya membebankan
biaya manufaktur ke dalam produk. Sistem penentuan biaya konvensional hanya
menggunakan penelusuran pemicu pada aktivitas level unit untuk membebankan
biaya ke produk.

8. Beberapa kelemahan dari metode tarif tunggal yaitu:


 Biaya overhead diasumsikan hanya dipicu oleh satu pemicu pada semua
fasilitas produksi dan produk
 Harga produk pesaing terlihat sangat murah dan tidak masuk akal padahal
proses produksi perusahaan sudah dilakukan seefisien mungkin
 Tingkat laba sulit untuk dijelaskan dan produk yang laku sulit menghasilkan
laba yang tinggi

9. Tahapan prosedur perhitungan biaya produk dengan tarif departemental yaitu:


 Biaya overhead di seluruh pabrik dibagi dan dimasukkan ke dalam kelompok
departemen produksi sehingga didapatkan kelompok biaya departemen.
Setelah itu, dihitung tarif pembebanan dengan rumus:
Tarif pembebanan = Anggaran biaya overhead
Anggaran penggunaan aktivitas
 Biaya overhead dibebankan ke produk dengan cara mengalikan antara tarif
biaya overhead departemen dan jumlah pemicu yang digunakan oleh produk
tersebut.

10. Menurut kami, metode yang paling mudah diaplikasikan dan tepat adalah metode
activity based costing (ABC), karena perhitungan biaya dari pendekatan ini
membebankan biaya sumber daya ke dalam objek biaya yang kemudian produk atau
jasa perusahaan merupakan hasil dari aktivitas dan aktivitas merupakan penggunaan
sumber daya yang menghasilkan biaya. Dengan menggunakan ABC, biaya yang
dibebankan ke produk secara langsung dapat dilihat hubungannya dengan aktivitas
yang dilakukan.

11. Prosedur Pembebanan Overhead 2 tahap, Prosedur ini membebankan biaya sumber
daya seperti biaya overhead pabrik ke dalam kelompok biaya aktivitas.
Kemudian,pembebanan dilakukan ke objek biaya yang bertujuan untuk menentukan
biaya sumber daya setiap objek biaya. Langkah pertama dalam prosedur ini adalah
membebankan biaya overhead ke dalam aktivitas atau pusat biaya aktivitas
menggunakan dasar pemicu konsumsi sumber daya yang tepat. Tahap kedua,
membebankan biaya aktivitas atau kelompok biaya aktivitas ke dalam objek biaya
menggunakan dasar pemicu konsumsi biaya aktivitas yang sesuai dalam mengukur
permintaan objek biaya pada aktivitas.

12. Level aktivitas adalah identifikasi biaya sumber daya untuk berbagai macam aktivitas
yang dapat dilakukan dengan cara membedakan aktivitas berdasarkan cara aktivitas
mengonsumsi sumber daya level aktivitas terdiri dari aktivitas – aktivitas berlevel
unit, Aktivitas-aktivitas berlevel batch, Aktivitas-aktivitas berlevel produk dan
aktivitas-aktivitas berlevel fasilitas.

13. Tidak, karena aktivitas yang memiliki level aktivitas yang sama dikumpulkan menjadi
satu kelompok lalu, aktivitas dibagi ke dalam kelompok-kelompok aktivitas
berdasarkan kesamaan rasio konsumsi aktivitas oleh setiap produk yang sama. Jadi,
dalam satu level aktivitas tidak bisa memiliki lebih dari satu kelompok (pool).
14. Pemicu aktivitas (activity driver) adalah suatu dasar yang digunakan untuk
mengalokasikan biaya dari suatu aktivitas ke produk,pelanggan atau objek biaya final
(final cost object) lainnya.

15. Contoh aktivitas level batch yaitu pengesetan mesin-mesin produksi,pemesanan


pembelian,penjadwalan produksi, penanganan bahan, dan pengiriman produk.

16. Kelebihan penentuan biaya produk menggunakan metode Activity Based costing
dibanding metode konvensional ialah :
a. dapat meningkatkan informasi biaya yang lebih akurat dibandingkan metode
konvensional.
b. Dapat membantu dalam pengambilan keputusan.
c. Perhitungan biaya menggunakan activity based costing yaitu terletak pada
aktivitas-aktivitas yang dilakukan suatu perusahaan dalam proses produksi.
d. Dapat mengurangi ketidakstabilan ekonomi pasar yang disebabkan
pengalokasian biaya tradisional yang terdapat perusahaan
e. Dapat menjabarkan biaya pengeluaran perusahaan secara informatif,jelas dan
terperinci.
f. Dapat membantu pihak manajemen dalam menentukan dan mengatur strategi
perusahaan di masa yang akan datang
g. Perusahaan dapat menggunakan dana secara efisien dengan pemetaan
keuangan yang jelas.
h. Perusahaan berkesempatan bersaing secara global dengan perusahaan lain
dengan harga yang kompetitif di pasaran

17. Dampak apabila penentuan biaya produk tidak akurat adalah :


a. menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena akan lalai dalam menentukan
harga
b. berdampak terhadap pembuatan keputusan yaitu manajemen akan sulit
mengetahui biaya produksi dan tidak dapat membandingkannya dengan harga
jual produk pesaing.
c. Pada produk yang proses produksinya rumit,biaya produksinya menjadi terlalu
rendah sehingga harga jualnya juga rendah, begitu sebaliknya.

18. Ketidakakuratan sistem biaya konvensional disebabkan karena asumsi biaya hanya
berdasarkan aktivitas pemicu dari level unit saja. Padahal banyak aktivitas yang
biayanya dipicu oleh faktor lain. Penggunaan asumsi tersebut mengakibatkan biaya
overhead tidak dialokasikan secara akurat. Biaya Konvensional kurang dalam
perhitungan harga pokok produk yaitu tidak mengakui bahwa banyak dari biaya
overhead tetap bervariasi dalam proporsi untuk berubah selain berdasarkan volume
produksi. Dalam Metode ABC terdapat pemahaman apa yang menyebabkan biaya-
biaya meningkat dan menurun, biaya tersebut dapat ditelusuri ke masing-masing
produk. Hubungan sebab-akibat ini memungkinkan manajer untuk memperbaiki
ketepatan kalkulasi biaya produk yang dapat secara signifikan memperbaiki
pengambilan keputusan.
19. Saya akan memilih metode Activity Based Costing, Dikarenakan dalam perhitungan
biaya produk lebih akurat sehingga dapat membantu manajemen dalam mengambil
keputusan, dapat bersaing secara global dengan perusahaan lain.

20. Kelemahan Activity Based Costing ialah:


a. Implementasi sistem ini belum terlalu dikenal stakeholders perusahaan di
Indonesia sehingga penolakan untuk pemakaian sistem ini cukup besar.
b. Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan cukup sulit dan terlalu banyak
metode pengumpulan biaya untuk menggunakan sistem ini.
c. Sistem ini melaporkan biaya dengan membebankan pada suatu periode penuh
dan tidak mempertimbangkan amortisasi long term paybck expense.
d. Activity Based Costing membuat para manajer harus melakukan perubahan
radikal dalam cara berpikir tentang biaya.
(Halaman 242-245)
1. B. Inspeksi
2. A. Aktivitas
3. C. Kelompok 1 : pengesetan ; Kelompok 2 : mesin ; kelompok 3 : kontrol kualitas dan
perawatan
4. B. $4
5. B. $2.000
6. A. Rp800
7. D. Rp48.000.000
8. C. 3 pool
9. C. Rp4.400
10. C. Rp4.000
11. B. Biaya sesungguhnya
12. D. Biaya normal
13. A. Bahan baku
14. A. Overhead
15. A. Overhead
16. D. Pembebanan biaya overhead ke dalam produk
17. B. Batch
18. C. Produk
19. D. Fasilitas
20. C. Tarif overhead dikali aktivitas sesungguhnya setiap produk

Anda mungkin juga menyukai