Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PEMBAHASAN

A. Titik Impas dalam Unit


Ketertarikan untuk mengetahui pendapatan, beban, dan laba berprilaku ketika volume berubah adalah
sesuatu yang lazim untuk memulai dengan menentukan titik impas perusahaan dalam jumlah unit
yang terjual. Titik impas (Break-Even Point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total
biaya atau titik dimana laba sama dengan nol (Zero Profit). Untuk menentukan titik impas dalam unit
(pendapatan sama dengan total biaya), maka perlu difokuskan pada laba operasi. Dalam hal ini, yang
dilakukan pertama kali adalah menentukan titik impas, kemudian melihat bagaimana pendekatan
yang telah digunakan itu dapat dikembangkan untuk menentukan jumlah unit yang harus dijual guna
menghasilkan laba yang ditargetkan.

Penggunaan Laba Operasi Dalam Analisis Cost Volume Profit

Laporan laba rugi merupakan suatu alat yang berguna untuk mengorganisasikan biaya-biaya
perusahaan dalam kategori tetap dan variable. Laporan laba rugi dapat dinyatakan sebagai persamaan
berikut.

Laba operasi = Pendapatan penjualan – Beban variable –Beban tetap

Dalam persamaan ini, istilah laba operasi digunakan untuk menunjukkan penghasilan atau laba
sebelum pajak penghasilan (taxes). Laba operasi (operating income) hanya mencakup pendapatan dan
beban dari operasional normal perusahaan. Sedangkan, laba bersih (net income) adalah laba operasi
dikurangi pajak penghasilan. Setelah menghitung jumlah unit yang terjual, maka dapat dikembangkan
persamaan laba operasi dengan menyatakan pendapatan penjulan dan beban variabel dalam jumlah
unit dolar dan jumlah unit. Secara lebih spesifik, pendapatan penjualan dinyatakan sebagai harga jual
per unit dikali jumlah unit yang terjual, dan total biaya variabel adalah biaya variabel per unit dikali
jumlah unit yang terjual. Dengan demikian, persamaan laba operasi menjadi:

Laba operasi = (Harga x Jumlah unit terjual) – (Biaya Variabel per unit x jumlah unit terjual)
– Total biaya tetap
Contoh berikut ini adalah mencari titik impas dalam unit. Contohnya adalah Whittier Company
memproduksi mesin pemotong rumput. Berikut ini adalah proyeksi laporan laba rugi perusahaan
Whittier Company

Penjualan (1000 unit@$400) $400.000


Dikurangi: Beban variabel 325.000
Margin kontribusi $ 75.000
Dikurangi: Beban tetap 45.000
Laba operasi $ 30.000

Hal ini menunjukan bahwasanya Whittier Company mempunyai harga adalah $400 per unit, dan
biaya variabel per unit adalah $325 ($325.000/1000 unit). Biaya tetap adalah $45.000. Maka pada
titik impas, persamaan laba operasi adalah sebagai berikut:

0 = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000


0 = ($75 x Unit) - $45.000
$75 x Unit = $45.000
Unit = 600

Dengan demikian, Whittier Company harus menjual 600 pemotong rumput untuk menutupi semua
beban tetap dan variabel. Suatu cara yang baik untuk memeriksa jawaban ini adalah dengan
memformulasikan suatu laporan laba rugi berdasarkan 600 unit yang terjual.

Penjualan (600 unit@ $400) $240.000


Dikurangi: beban variabel 195.000
Margin kontribusi $ 45.000
Dikurangi: Beban tetap 45.000
Laba operasi $ 0

Jelaslah, penjualan 600 unit menghasilkan laba nol.


Sebuah keunggulan penting dari pendekatan laba operasi adalah bahwa seluruh persamaan cost
volume profit berikutnya diturunkan dari laporan laba rugi menurut perhitungan biaya variabel.
Sehingga setiap persoalan cost volume profit dapat diselesaikan dengan menggunakan pendapatan ini.
Jalan Pintas untuk Menghitung Unit Impas

Salah satu cara cepat yang digunakan untuk menghitung titik impas dalam unit yaitu dengan
menggunakan margin kontribusi. Margin kontribusi (contribution margin) adalah pendapatan
penjualan dikurangi total biaya variable. Pada titik impas, margin kontribusi sama dengan beban
tetap. Jika margin kontribusi per unit untuk harga dikurangi biaya variable per unit telah diganti pada
persamaan laba operasi dan pada akhinya memperoleh jumlah unit, maka akan didapatkan persamaan
dasar

Jumlah unit BEP = Biaya tetap/Margin kontribusi per unit

Dengan menggunakan contoh dari Whittier Company margin kontirbusi per unit dapat dihitung
dengan salah satu dari dua cara berikut. Cara pertama adalah dengan membagi total margin kontribusi
dengan unit yang terjual ($75.000/1000) hasilnya $75. Cara kedua adalah penjualan dikurangi biaya
variabel ($400 - $325) hasilnya $75. Untuk menghitung jumlah unit impas Whittier Company, dapat
digunakan persamaan dasar sebagai berikut:

Jumlah unit = $45.000/($400-$325)


= $45.000/$75
= 600

Penjualan Dalam Unit Yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba

Meskipun titik impas merupakan informasi yang berguna, sebagian besar perusahaan ingin
memperoleh laba operasi lebih besar daripada nol. Analisis CVP menyediakan suatu cara menentukan
jumlah unityang harus dijual untuk menghasilkan target laba tertentu. Target laba operasi dapat
dinyatakan sebagai sebuah jumlah dolar (misalnya, $20.000) atau suatu presentase dari pendapatan
(contohnya, 15 persen dari penndapatan). Pendekatan laba operasi dan pendekatan margin kontribusi
dapat disesuaikan dengan mudah untuk encari target laba.
Target Laba dalam Jumlah Dolar

Anggaplah bahwa Whittier Company ingin memperoleh laba operasi sebesar $60.000. dalam hal ini,
berapakah mesin pemotong rumput yang harus dijual untuk mencapai hasil ini? Jika menggunakan
laporan laba rugi maka hasilnya adalah sebagai berikut:

$60.000 = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000


$105.000 = $75 x Unit
Unit = 1.400

Jika menggunakan persamaan dasar impas, maka perlu menambahkan target laba sebesar $60.000
pada biaya tetap dan langsung :

Unit = ($45.000 + $60.000)/($400 - $325)


Unit = $105.000/$75
Unit = 1.400

Whittier harus menjual 1400 mesin pemotong rumput untuk menghasilkan laba operasi sebesar
$60.000. Laporan laba rugi berikut membuktikan hasil ini:

Penjualan (1400 unit@$400) $560.000


Dikurangi: Beban Variabel 455.000
Margin kontribusi $105.000
Dikurangi: Beban tetap 45.000
Laba operasi $ 60.00

Cara lain untuk memeriksa jumlah unit ini adalah dengan menggunakan titik impas. Seperti yang
baru saja ditunjukkan, Whittier harus menjual 1.400 mesin pemotong rumput, atau 800 lebih banyak
dari volume impas 600 unit, untuk menghasilkan laba sebesar $60.000. Margin kontribusi per mesin
pemotong rumput adalah $75. Perkalian antara $75 dengan 800 unit mesin pemotong rumput diatas
impas akan menghasilkan laba sebesar $60.000 ($75 x 800). Hasil ini menunjukkan bahwa margin
kontribusi per unit untuk setiap unit diatas impas adalah sama persis dengan laba per unit. Karena titik
impas telah dihitung, maka jumlah mesin pemotong rumput yang akan dijual untuk menghasilkan
laba operasi $60.000 dapat dihitung dengan membagi margin kontribusi per unit ke dalam target laba
dan menambahkan hasilnya dengan volume impas.

Secara umum, dengan mengasumsikan biaya tetap tidak berubah, dampak terhadap laba
perusahaan yang dihasilkan dari perubahan jumlah unit yang terjual dapat dinilai dengan mengalikan
margin kontribusi per unit dengan perubahan unit yang terjual. Sebagai contoh, jika 1.500 mesin
pemotong rumput, bukan 1.400 yang terjual, maka berapa jumlah laba yang akan diperoleh?
Perubahan dalam unit yang terjual adalah suatu kenaikan sebanyak 100 mesin pemotong rumput, dan
margin kontribusi per unit adalah $75. Dengan demikian, laba akan meningkat sebesar $7.500 ($75 x
100).

Target Laba dalam Presentase dari Pendapatan Penjualan

Anggaplah bahwa Whittier Company ingin mengetahui jumlah mesin pemotong rumput yang
harus dijual untuk menghasilkan laba yang sama dengan 15 persen dari pendapatan penjualan.
Pendapatan penjualan adalah harga dikalikan dengan kuantitas. Dengan menggunakan laporan laba
rugi (yang lebih sederhana dalam kasus ini), maka diperoleh:

0,15 ($400) (Unit) = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000


$60 x Unit = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000
$60 x Unit = ($75 x Unit) - $45.000
$15 x Unit = $45.000
Unit = 3.000
Apakah volume sebanyak 3.000 mesin pemotong rumput menghasilkan laba yang sama dengan
15 persen dari pendapatan penjualan? Untuk 3000 mesin pemotong rumput, total pendapatan adalah
$1,2 juta ($400 x 3.000). Disini laba dapat dihitung tanpa harus menyusun laporan laba rugi yang
formal. Ingat, bahwa diatas impas margin kontribusi per unit adalah laba per unit. Volume impas
adalah 600 mesin pemotong rumput. Jika 3.000 mesin pemotong rumput terjual, maka ada 2.400
(3.000 – 600) mesin pemotong rumput diatas titik impas yang telah terjual. Jadi, laba sebelum pajak
adalah $180.000 ($75 x 2400), yang merupakan 15 persen dari penjualan ($180.000/$1.200.000).

Target Laba Setelah Pajak

Saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak berperan. Ini disebabkan karena pajak yang
dibayar atas laba nol adalah nol. Namun, ketika perusahaan ingin mengetahui berapa unit yang harus
dijual untuk menghasilkan laba bersih tertentu, maka diperlukan beberapa pertimbangan tambahan.
Ingat kembali, bahwa laba bersih adalah laba operasi setelah pajak penghasilan dan bahwa angka
target laba dinyatakan dalam kerangka sebelum pajak. Dengan demikian, ketika target laba
dinyatakan sebagai laba bersih, harus menambahkan kembali pajak penghasilan untuk memperoleh
laba operasi.

Secara umum, pajak dihitung sebagai persentase dari laba. Laba setelah pajak dihitung dengan
mengurangkan pajak dari laba operasi (atau laba sebelum pajak).

Laba bersih = Laba operasi – pajak penghasilan


= Laba operasi – (Tarif Pajak x Laba Operasi)
= Laba operasi (1 – Tarif Pajak)
Atau

Laba operasi = Laba bersih/(1- Tarif Pajak)

Misalkan Whittier Company ingin memperoleh laba bersih sebesar $48.750 dan tarif pajaknya
adalah 35 persen. Untuk mengonversi target laba setelah pajak menjadi target laba sebelum pajak,
selesaikanlah langkah-langkah berikut:

$48.750 = Laba operasi – (0,35 x Laba operasi)


$48.750 = 0,65 (Laba operasi)
$75.000 = Laba operasi
Dengan kata lain, jika tarif pajak adalah 35 persen, maka Whittier Company harus menghasilkan
$75.000 sebelum pajak penghasilan untuk memperoleh $48.750 setelah pajak penghasilan. Dengan
pengonversian ini, maka dapat dihitung jumlah unit yang harus dijual:

Unit = ($45.000 + $75.000)/$75


Unit = $120.000/$75
Unit = 1.600

Mari, periksa jawaban ini dengan menyusun laporan menyusun laporan laba rugi
berdasarkan penjualan sebanyak 1.600 mesin pemotong rumut

Penjualan (1.600 @$400) $640.000


Dikurangi: Beban Variabel 520.000
Margin kontribusi $120.000
Dikurangi: Beban tetap 45.000
Laba operasi $ 75.000
Dikurangi: Pajak penghasilan (tarif pajak 35%) 26.250
Laba bersih $ 48.750

B. Titik Impas Dalam Dolar Penjualan


Pada beberapa kasus yang menggunakan analisis CVP, manajer mungkin lebih suka
menggunakan pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan daripada unit yang terjual.
Suatu ukuran unit yang terjual dapat dikonversikan menjadi suatu ukuran pendapatan penjualan hanya
dengan mengalikan harga jual per unit dengan unit yang terjual. Sebagai contoh, titik impas Whittier
Company dihitung pada 600 mesin pemotong rumput. Karena harga jual per unit mesin pemotong
rumput adalah $400, maka volume impas dalam pendapatan penjualan adalah $240.000 ($400 x 600).
Setiap jawaban yang dinyatakan dalam unit yang terjual dapat secara mudah dikonversi menjadi
satu jawaban yang dinyatakan dalam pendapatan penjualan, tetapi jawaban tersebut bisa dihitung
secara lebih langsung dengan mengembangkan rumus terpisah untuk kasus pendapatan penjualan.
Dalam kasus ini, variabel yang penting adalah dolar penjualan, sehingga pendapatan maupun biaya
variabel harus dinyatakan dalam dolar, bukan unit. Karena pendapatan penjualan selalu dinyatakan
dalam dolar, maka pengukuran variabel tidak menjadi masalah. Selanjutnya akan dibahas secara lebih
mendalam mengenai biaya variabel dan melihat bagaimana biaya tersebut dapat dinyatakan dalam
ukuran dolar penjualan.
Untuk menghitung titik impas dalam dolar penjualan, biaya variabel didefenisikan sebagi suatu
persentase dari penjualan bukan sebagai sebuah jumlah per unit yang terjual. Dapat diilustrasikan
mengenai pembagian pendapatan penjualan menjadi biaya variabel dan margin kontribusi sebagai
berikut:
Harga adalah $10 dan biaya variabel adalah $6. Tentu saja, sisanya adalah margin kontribusi
sebesar $4 ($10 - $6). Jika yang dijual adalah 10 unit, maka total biaya variabel adalah $60 ($6 x 10
unit). Atau, karena setiap unit yang dijual menghasilkan pendapatan sebesar $10 dan membutuhkan
biaya variabel $6, maka kita dapat mengatakan bahwa 60 persen dari setiap dolar pendapatan yang
dihasilkan diakibatkan oleh biaya variabel ($6/$10). Jadi, dengan memfokuskan pada pendapatan
penjualan, kita dapat memperkirakan total biaya variabel sebesar $60 untuk pendapatan $100 (0,60 x
$100).
Rasio biaya variable (variable cost ratio) sebesar 60 persen pada contoh ini merupakan bagian
dari setiap dolar penjualan yang harus digunakan untuk menutup biaya variable. Rasio biaya variable
dapat dihitung dengan menggunakan data total maupun data per unit. Tentu saja, persentase dari dolar
penjualan yang tersisa setelah biaya variable tertutupi merupakan rasio margin kontribusi. Rasio
margin kontribusi (contribution margin ratio) adalah bagian dari setiap dolar penjualan yang
tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba. Sehingga, jika rasio biaya variable adalah
60 persen dari penjualan, maka rasio margin kontribusi haruslah 40 persen dari penjualan. Dari sini,
dapat dipahami bahwa pelengkap rasio biaya variable adalah rasio margin kontribusi.
Sama seperti rasio biaya variable yang dapat dihitung dengan menggunakan angka total atau per
unit, rasio margin kontribusi yang sebesar 40 persen pada tampilan tersebut juga dapat dihitung
dengan kedua cara tersebut. Cara pertama, membagi total kontribusi dengan total penjualan
($40/$100); cara kedua, menggunakan margin kontribusi per unit dibagi dengan harga ($4/$10). Jika
rasio biaya variabelnya diketahui, rasio ini tentu dapat dikurangkan dari 1 untuk menghasilkan rasio
margin kontribusi (1 – 0,60 = 0,40)
Sekarang, mari kembali pada beberapa contoh berdasarkan Whittier Compny untuk
mengilustrasikan pendekatan pendapatan penjualan. Berikut ini merupakan laporan Laba Rugi dari
Whittier Dalam Dolar dan Persentase Penjualan:
Dolar Persentase Penjualan
Penjualan $400.000 100,00%
Dikurangi: Biaya Variabel 325.000 81,25%
Margin Kontribusi 75.000 18,75%
Dikurangi: Biaya tetap 45.000
Laba Operasi 30.000

Rasio Biaya Variabel adalah 81,25% ($325.000/$400.000). Rasio margin kontribusi adalah
18,75% ($75.000/$400.000 atau berasal dari 1 – 0,8125). Biaya tetap adalah $45.000. Berdasar
informasi tersebut, berapakah pendapatan penjualan yang harus dihasilkan Whittier ntuk mencapai
titik impas?

Laba Operasi = Penjualan – Biaya Variabel – Biaya Tetap


0 = (Penjualan – (Rasio Biaya Variabel x Penjualan)) – Biaya tetap
0 = Penjualan (1 – Rasio Biaya Variabel) – Biaya Tetap
0 = Penjualan (1 – 0,8125) – 45.000
(0,1875)Penj. = 45.000
Penjualan = $240.000
Jadi Whittier harus menghasilan penjualan sejumlah 240.000 untuk mencapai impas. Dengan
pendekatan rumus unit impas yang dikembangkan, dapat diperoleh nilai penjualan impas dengan
rumus:
Unit Impas = Biaya tetap/(Harga-Biaya Variabel per Unit)

Jika sisi kiri dan sisi kanan kita kalikan dengan harga, maka sisi kiri Unit Impas x Harga adalah
merupakan pendapatan penjualan pada saat impas

Unit Impas x Harga = Harga x (Biaya tetap/(Harga-Biaya Variabel per Unit))


Penjualan Impas = Biaya Tetap x (Harga/ Harga-Biaya Variabel per Unit))
Penjualan Impas = Biaya tetap x (Harga/Margin Kontribusi)
Penjualan Impas = Biaya Tetap/Rasio Margin Kontribusi

Dalam Kasus Whittier, besarnya penjualan yang harus dihasilkan pada titik impas dapat dihitung
sebagai berikut:

Penjualan Impas = Biaya Tetap/Rasio Margin Kontribusi


Penjualan Impas = $45.000/0,1875
Penjualan Impas = $240.000

Target Laba dan Pendapatan Penjualan

Pertimbangkan pertanyaan berikut: Berapakah pendapatan penjualan yang harus dihasilkan


Whittier untuk memperoleh laba sebelum pajak sebesar $60.000? (pertanyaan ini mirip dengan yang
ditanyakan sebelumnya dalam hal unit, tetapi pertanyaannya sekarang adalah langsung dalam hal
pendapatan penjualan). Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tambahkanlah target laba operasi
sebesar $60.000 kepada biaya tetap $45.000 dan membagi dengan rasio margin kontribusi:

Penjualan = $45.000 + $60.000)/0,1875


= $105.000/0,1875
= $560.000
Whittier harus menghasilkan pendapatan $560.000 untuk mencapai target laba sebesar $60.000.
Karena impas adalah $240.000) diatas impas harus dihasilkan. Perhatikan bahwa perkalian antara
rasio margin kontribusi dengan pendapatan di atas impas menghasilkan laba sebesar $60.000 (0,1875
x $320.000). Diatas impas, rasio margin kontribusi merupakan rasio laba; karena itu, rasio tersebut
menggambarkan bagian dari setiap dolar penjualan yang dapat diperuntukkan bagi laba. Dalam
contoh ini, setiap dolar penjualan yang diterima di atas impas akan meningkatkan laba sebesar
$0,1875.

Secara umum dengan asumsi biaya tetap tidak berubah, rasio margin kontribusi dapat digunakan
untuk mengetahui dampak terhadap laba atas perubahan pendapatan penjualan. Untuk memperoleh
total perubahan dalam laba yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan, kalikan rasio margin
kontribusi dengan perubahan dalam penjualan. Sebagai contoh, jika pendapatan penjualan adalah
$540.000, bukan $560.000, bagaimana pengaruhnya terhadap laba yang diharapkan? Penurunan
pendapatan penjualan sebesar $20.000 akan mengakibatkan penurunan laba sebesar $3750 (0,1875 x
$20.000).

Membandingkan Kedua Pendapatan

Untuk pengaturan produk tunggal, pengubahan titik impas dalam uint menjadi impas dalam
pendapatan penjualan hanya merupakan masalah pengalian harga jual perunit dengan unit yang
terjual, lalu mengapa kita menggunakan rumus terpisah untuk pendekatan pendapatan penjualan?Ada
2 alasan, pertama rumus pendpatan penjualan memungkinkan kita untuk mencari pendapatan secara
langsung jika hal tersebut yang dikehendaki.Kedua pendekatan pendapatan penjualan jauh lebih
mudah untuk di gunakan dalam pengaturan multiproduk.

ANALISIS MULTIPRODUK
Analisi biaya volume laba cukup mudah diterapkan dalam pengaturan produk tunggal.Namun,
kebanyakan perusahaan memproduksi dan menual sejumlah produk atau jasa. Meskipun kompleksitas
konseptual dari analisi CVP lebih tinggi dalam situasi multiproduk , pengoprasiannya tidak terlalu
jauh. Analisis multiproduk memerlukan adanya asumsi terkait dengan bauran penjualan (sales mix),
yaitu kombinasi berbagai produk yang dihasilkan atau dijual perusahaan.Dengan menentukan suatu
buaran penjualan tertentu.

Beban tetap langsung(direct fixed expenses) adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri ke setiap
produk dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada.
Beban tetap umum adanya biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produk dan akan tetap
muncul meskipun salah satu produk ditelusuri.

Contoh : whittier company telah memutuskan untuk menawarkan dua model mesin pemotong
rumput, yaitu mesin manual dengan harga $400/unit dan mesin otomatis dengan harga $800/unit.
Dapertemen pemasaran yakin bahwa 1.200 mesin pemotong rumput manual dan 800 mesi pemotong
rumput otomatis dpat terjual tahun depan. Proyeksi laporan laba rugi terlihat sebagai berikut:

Mesin Mesin
Manual Otomatis Total
Penjualan $480.000 $640.000 $1.120.000
Dikurangi: Beban variabel 390.000 480.000 870.000
Margin kontiribusi $ 90.000 $160.000 $ 250.000
Dikurangi : beban tetap langsung 30.000 40.000 70.000
Margin produk $ 60.000 $120.000 $ 180.000
Dikurangi: beban tetap umum 26.250
Laba Operasi $ 153.750

Penyajian Secara Grafis Hubungan CVP


Untuk memahami secara lebih mendalam mengenai hubungan CVP dapat dilakukan melalui
penggambaran secara visual.Penyajian secara grafis dapat membantu para manajer melihat
perbedaan antar biaya variabel dan pendapatan.Hal itu juga dapat membantu mereka memahami
dengan cepat, demapak kenaikan atau penurunan penjualan terhadap titik impas. Dua grafik dasar
yang penting, grafik laba-volume dan grafik biaya-volume-laba, akan disajikan berikut ini:

A. Grafik Laba - Volume


Grafik Laba-Volume (profit-volume graph) menggambarkan secara visual hubungan antara laba
dan volume penjualan. Grafik laba-volume merupakan grafik dari persamaan laba operasi (Laba
operasi = (Harga x Unit) – (Biaya variabel per unit x Unit) – Biaya tetap). Dalam grafik ini, laba
operasi merupakan variabel terikat, dan unit merupakan variabel bebas.Biasanya, nilai variabel bebas
diukur pada sumbu horiontal dan nilai variabel terikat pada sumbu vertikal.

Agar pembahasan ini lebih nyata, seperangkat data sederhana akan digunakan. Anggaplah bahwa
Tyson Company memproduksi suatu produk tunggal dengan data biaya dan harga sebagai berikut:

Total biaya tetap $100


Biaya variabel per unit 5
Harga jual per unit 10
Dengan menggunakkan data tersebut, laba operasi dapat dinyatkan sebagai berikut:

Laba Operasi = ($10 x Unit) – ($5 x Unit) - $100= ($5 x Unit) - $100

(Tampilan 1,3)

Kita dapat membuat grafik hubungan ini dengan meletakkan unit di sepanjang sumbu horizontal dan
laba (rugi) operasi di sepanjang sumbu vertikal.Dua titik diperlukan untuk menggambarkan suatu
persamaan linier.Meskipun dua titik manapun dapat digunakan, kedua titik yang sering dipilih adalah
titik-titik yang menggambarkan volume penjualan nol dan laba nol. Jika unit yang terjual adalah nol,
maka Tyson mengalami rugi operasional sebesar $100 (atau laba -$100). Karena itu, titik yang
menggambarkan volume penjualan nol adalah (0, -$100). Dengan kata lain, jika tidak ada penjualan
yang dilakukan, perusahaan mengalami kerugian sebesar total biaya tetap. Jika laba operasi adalah
nol, maka unit yang terjual sama dengan 20. Dengan demikian, titik yang menggambarkan laba nol
(impas) adalah (20,$0). Kedua titik tersebut yang ditunjukkan dalam tampilan 1.3, membatasi grafik
laba yang diperlihatkan disini.

Grafik dalam tampilan 1.3 dapat digunakan untuk menilai laba (rugi) Tyson pada setiap tingkat
aktivitas penjualan. Sebagai contoh, laba yang berkaitan dengan penjualan 40 unit dapat dibaca
melalaui grafik dengan (1) membuat garis vertikal dari sumbu horizontal ke garis laba dan (2)
membuat garis horizontal dari garis laba ke sumbu vertikal. Seperti diilustrasikan dalam tampilan 1.3,
laba dari penjualan 40 unit adalah $100.Grafik laba-volume, meskipun mudah diinterpretasikan, gagal
mengungkapkan bagaimana biaya berubah ketika volume penjualan berubah.Terdapat sebuah
pendekatan alternatif dalam membuat grafik yang dapat menyediakan rincian ini.

B. Grafik Biaya-Volume-Laba
Grafik biaya-volume-laba (cost-volume-profit graph) menggambarkan hubungan antara biaya,
volume, dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci, perlu dibuat grafik dengan dua
garis terpisah: garis total pendapatan dan garis total biaya. Kedua garis ini disajikan, masing-masing,
dengan dua persamaan berikut:
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 × 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 = ( 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 × 𝑢𝑛𝑖𝑡) + 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝
Dengan menggunakkan contoh Tyson Company, persamaan pendapatan dan biayanya
adalah sebagai berikut:

Pendapatan = $10 x Unit


Total biaya = ($5 x Unit) + $100

Untuk menggambarkan kedua persamaan tersebut ke dalam grafik yang sama, sumbu vertikal
diukur dalam dolar dan sumbu horizontal dalam unit yang terjual. Dua buah titik itu diperlukan untuk
menggambarkan masing-masing persamaan. Kita akan menggunakkan koordinat-x seperti pada grafik
laba-volume. Untuk persamaan pendapatan, menetapkan jumlah unit sama dengan 20 menghasilkan
titik-titik (0, $100) dan (20, $200). Grafik setiap persamaan tampak dalam tampilan 1.4.Perhatikan
bahwa garis total pendapatan dimulai pada titik nol dan meningkat dengan kemiringan yang sama
dengan harga jual per unit (kemiringan sebesar 10). Garis total biaya memotong sumbu vertikal pada
sebuah titik yang sama dengan total biaya tetap dan meningkat dengan kemiringan yang sama dengan
biaya variabel per unit (kemiringan sebesar 5). Jika garis total pendapatan berada dibawah garis total
biaya, maka akan muncul daerah laba. Titik dimana garis total pendapatan dan total biaya
berpotongan adalah merupakan titik impas. Untuk mencapai impas, Tyson Company harus menjual
20 unit dan dengan demikian memperoleh total pendapatan sebesar $200.
(Tampilan 1.4)

Sekarang mari kita bandingkan informasi yang tersedia dari grafik CVP dengan yang tersedia
dari grafik laba-volume. Untuk melakukannya, pertimbangkan penjualan, sebesar 40 unit.Ingat
kembali bahwa grafik laba-volume mengungkapkan bahwa penjualan 40 unit menghasilkan laba
$100.Perhatikan kembali tampilan 16-5.Grafik CVP juga memperlihatkan laba sebesar $100, tetapi
grafik itu memberikan lebih bnyak informasi. Grafik CVP megungkapkan bahwa total pendapatan
sebesar $400 dan total biaya $300 berhubungan dengan penjualan 40 unit. Selanjutnya total biaya
dapat dibagi menjadi biaya tetap sebesar $00 dan biaya variabel sebesar $200. Grafik CVP
menyediakan informasi tentang pendapatan dan biaya yang tidak disediakan oleh grafik laba-
volume.Berbeda dengan grafik laba-volume, beberapa penghitungan dibutuhkan untuk menentukan
laba yang berhubungan dengan volume penjualan tertentu.Meskipun demikian, karena mengandung
informasi yang lebih banyak, para manajer kemungkinan besar mendapati bahwa grafik CVP
merupakan suatu alat yang lebih berguna.

C. Asumsi – asumsi pada Analisis Biaya-Volume-Laba

Grafik laba-volume dan biaya-biaya-volume-laba yang baru saja diilustrasikan megandalkan pada
beberapa asumsi penting. Beberapa dari asumsi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Analisi mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linier.
2. Analisis mengasumsikan bahwa harga, total, biaya tetap, dan biaya variabel per unit dapat
diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentan yang relevan.
3. Analisis mengasumsikan bahwa apa yang di produksi dapat dijual.
4. Untuk analisis multi produk, diasumsikan bahwa bauran penjualan diketahui.
5. Diasumsikan bahwa harga jual dan biaya diketahui dengan pasti.

Fungsi Linier Asumsi yang pertama, yaitu fungsi biaya dan pendapatan linier, memerlukan
pertimbangan tambahan. Pada tampilan 1.5, Panel A menggambarkan fungsi pendapatan dan biaya
yang berbentuk kurva linier. Pada Panel tersebut terlihat pada saat kuantitas yang dijual meningkat,
pendapatan juga meningkat, tetapi kemudian peningkatannya muai tidak setajam bila dibandingkan
sebelumnya.Ini dijelaskan dengan cukup mudah oleh kebutuhan untuk menurunkan harga ketika lebih
banyak unit yang terjual.Fungsi total biaya lebih rumit, yaitu pada awalnya naik tajam, kemudian
agak mendatar (sejalan dengan terjadinya peningkatan tingkat pengembalian), dan kemudian kembali
naik secara tajam (sejalan dengan terjadinya penurunan tingkat pengembalian).

( Tampilan A )

Rentang yang relevan Beruntunglah kita tidak perlu memperhitungkan seluruh rentang
produksi dan penjualan yang mungkin untuk suatu perusahaan.Ingat bahwa analisis CVP merupakan
alat pengambilan keputusan jangka pendek. (kita mengetahui bahwa analisis ini berorientasi jangka
pendek karena sebagian biaya adalah tetap). Hal yang kita perlukan hanyalah menetapkan rentang
operasi berjalan, atau rentang yang relevan (relevant range), yang menggambarkan hubungan biaya
dan pendapatan linier yang berlaku.Dalam tampilan 1.5, panel B mengilustrasikan rentang yang
relevan dari 5.000 hingga 15.000 unit. Perhatikan bahwa hubungan biaya dan pendapatan secara garis
besarnya adalah linier dalam rentang ini, yang memungkinkan kita untuk menggunakkan persamaan
CVP linier.Tentu saja, jika rentang yang relevan berubah, maka biaya tetap dan variabel akan
berbeda, dan harga yang berbeda juga harus digunakan.

( Tampilan B )

Asumsi kedua ini berkaitan dengan penetapan rentang yang relevan.Segera setelah rentang yang
relevan diidentifikasikan, selanjutnya diasumsikan bahwa hubungan harga dan biaya diasumsikan dan
konstan.

Produksi sama dengan penjualan Asumsi ketiga adalah bahwa apa yang diproduksi dapat
dijual. Tidak ada perubahan persediaan selama periode tersebut.Persediaan tidak memiliki dampak
terhadap analisis impas merupakan hal yang dapat dimengerti.Analisis impas adalah teknik
pengambilan keputusan jangka pendek; sehingga kita dapat menutup seluruh biaya pada periode
waktu tertentu.Persediaan mengandung biaya-biaya dari periode sebelumnya dan tidak
dipertimbangkan.

Bauran Penjualan yang Konstan Dalam analisis produk tunggal, bauran penjualannya tentu
saja konstan 100% dari penjualan adalah satu produk.Analisis impas multi ptoduk mensyaratkan
suatu bauran penjualan yang konstan.Namun, tentu saja tidak mungkin memprediksikan dengan pasti
bauran penjualannya.Biasanya, kendala ini ditangani dalam praktiknya dengan analisis
sensitivitas.Dengan menggunakkan kemampuan analisis spreadsheet, sensitivitas variabel pada
berbagai bauran penjualan dapat dengan cepat dinilai.

Harga dan Biaya Diketahui Dengan Pasti Dalam kenyataannya, perusahaan jarang mengetahui
harga, biaya variabel, dan biaya tetap secara pasti.Suatu perubahan pada satu variabel biasanya
mempengaruhi nilai variabel lainnya.Sering kali terdapat suatu distribusi probabilitas untuk diatasi.
Selain itu, terdapat cara-cara formal untuk pengaturan secara eksplisit ketidakpastian ke dalam model
CVP.

PERUBAHAN DALAM VARIABEL CVP


Karena perusahaan beroperasi dalam dunia yang dinamis, mereka harus memperhatikan
perubahan – perubahan yang terjadi dalam harga, biaya variable, dan biaya tetap.Perusahaan juga
harus memperhitungkan pengaruh resiko dan ketidakpastian. Kita akan membahas pengaruh dari
perubahan harga, margin kontribusi per unit, dan biaya tetap terhadap titik impas. Kita juga akan
membahas cara – cara yang dapat ditempuh para manajer untuk menangani risiko dan ketidakpastian
dalam kerangka CVP.

Misalkan, baru-baru ini, , Whittier Company melakukan sebuah studi pasar tentang mesin pemotong
rumput manual yang mengungkapkan tiga alternative berbeda.
1. Alternatif 1 : Jika pengeluaran iklan meningkat $8.000, penjualan akan naik dari 1.600 unit
menjadi 1.725
2. Alternatif 2 : Penurunan harga dari $400 menjadi $375per mesin pemotong rumput manual akan
meningkatkan penjualan dari 1.600 unit menjadi 1.900 unit
3. Alternatif 3 : Menurunkan harga dari $375 dan meningkatkan pengeluaran iklan sebesar $8.000
akan meningkatkan penjualan dari 1.600 unit menjadi 2.600 unit.

Sebelum kenaikan iklan Sesudah Kenaikan iklan

Unit yang terjual 1600 1725


Margin kontribusi per unit X $75 X $75
Total margin kontribusi =$120,000.00 =$129,375
Dikurangi : Beban Tetap (45000) (53000)
Total -$75,000 =$76,375
Selisih Laba
Perubahan volume penjualan 125
Margin kontribusi per unit X $75
perubahan margin kontribusi =$9,375
Dikurangi : Perubahan Beban Tetap (8000)
Kenaikan laba $1,375

Disini timbul pertanyaan berupa haruskan whittier mempertahankan kebijakan harga dan iklannya
saat ini atau haruskah ia memilih salah satu dari ketiga alternative yang digambarkan studi pemasaran
tersebut
Apa pengaruh terhadap laba jika biaya iklan naik sebesar $8.000 dan penjualan naik sebanyak 125
unit ? Pertanyaan ini dapat dijawab tanpa menggunakan persamaan-persamaan diatas, tetapi dengan
menerapkan margin kontribusi perunit. Kita tahu bahwa margin kontribusinya per unit adalah $75.
Karena unit yang terjual naik sebanyak 125 unit, kenaikan tambahan total margin kontribusi adalah $
9.375 ($75 x 125 unit). Akan tetapi, karena biaya tetap meningkat sebesar $8.000, kenaikan laba
tambahan hanya sebesar $1.375 (9.375-$8.000), gambar diatas menunjukan ringkasan pengaruh dari
alternative pertama.Perhatikan kita hanya butuh melihat kenaikan tambahan dalam total margin
kontribusi dan beban tetap untuk menghitung kenaikan total laba.

Pada alternative kedua, beban tidak naik.Dengan demikian pertanyaan diatas terjawab hanya
dengan melihat pengaruhnya terhadap total margin kontribusi.Untuk harga saat ini sebesar $400,
margin kontribusi perunit adalah $75. Jika 1600 unit terjual, maka total margin kontribusi sebesar
$120.000 ( $75 x 1.600). jika harga turun menjadi $375, maka margin kontribusi turun menjadi $30
perunit ( $375-$325). Jika 1900 unit terjual dengan harga baru tersebut, maka total margin kontribusi
yang baru adalah $95.000 ($50 x 1.900).penurunan harga ini mengakibatkan penurunan laba sebesar
$25.000 ($120.000-$95.000). Pengaruh –pengaruh dari alternative 2

Sebelum kenaikan iklan Sesudah Kenaikan iklan

Unit yang terjual 1600 1900

Margin kontribusi per unit X $75 X$50


Total margin kontribusi $120,000.00 $95,000
Dikurangi : Beban Tetap 45000 45000
Total $75,000 $50,000
Selisih Laba
Perubahan volume penjualan ($95.000- 120.000) $25,000.00
Dikurangi : Perubahan Beban Tetap
-
penurunan laba $25,000

Alternatif 3 memperlihatkan penurunan harga jual per unit dan kenaikan biaya iklan.Seperti
pada alternative pertama, dampak laba dapat dinilai dengan memperlihatkan pengaruh-pengaruh
tambahan terhadap margin kontribusi dan beban tetap.Perubahan laba tambahan dapat diketahui
dengan menghitung perubahan tambahan dala total margin kontribusi, meghitung perubahan
tambahan dalam beban tetap, dan menjumlahkan kedua hasil penghitungan tersebut.
Sebelum kenaikan iklan Sesudah Kenaikan iklan

Unit yang terjual 1.600 2.600

Margin kontribusi per unit X$75 X$50


Total margin kontribusi $120,000 $130,000
Dikurangi : Beban Tetap 45.000 53.000
Total $75,000 $77,000
Selisih Laba
Perubahan volume penjualan ($130.000- $120.000) $10.000

Dikurangi : Perubahan Beban Tetap ($53.000-45.000)


(8.000)
penurunan laba $2.000

Seperti table diatas, total margin kontribusi saat ini (untuk 1.600 unit yang terjual) adalah $120.000.
karena margin kontribusi perunit yang baru adalah $50, total margin kontribusi yang baru adalah
$130.000 ( $50 x 2.600) Dengan demikian kenaikan tambahan total margin kontribusi adalah 10.000
( 130.000 -120.000). Namun untuk mencapai kenaikan margin kontribusi ini, diperlukan kenaikan
tambahan biaya tetap sebesar $8000. Pengaruh bersihnya adalah kenaikan tambahan pada laba
sebesar $2.000.

Dari ketiga alternative yang di indentifikasikan oleh studi pemasaran tersebut, alternative yang
menjanjikan keuntungan paling bsear adalah alternative ketiga, karena meningkatkan laba sebesar
$2.000.alternative 1 meningkatkan total laba hanya $1.375, sedang alternative 2 menurnkan laba
sebesar $25.000.

Memperkenalkan risiko dan ketidakpastian

Asumsi penting dari analisis CVP adalah harga dan biaya diketahui dengan pasti.Namun, hal
tersebut jarang terjadi.Risiko dan ketidakpastian adalah bagian dari pengambilan keputusan bisnis
dan bagaimananpun hal itu harus ditangani.Secara formal, risiko berbeda dengan ketidak
pastian.Distribusi probabilitas variable pada risiko dapat diketahui, sedangkan distribusi
probabilitas variable pada ketidakpastian tidak diketahui. Namun, pada tujuan pembahasan kita,
kedua istilah tersebut akan digunakan secara bergantian.
Margin pengaman ( margin of safety ) adalah unit yang terjual atau diharapkan terjual atau
pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan yang melebihi volume impas.Sebagai
contoh jika volume impas perusahaan adalah 200 unit dan perusahaan saat ini menjual 500 unit,
maka margin pengamannya adalah 300 unit (500-200). Margin pengaman juga dapat dinyatakan
dalam pendapatan penjualan.Jika penjualan impas adalah $200.000 dan pendapatan saat ini
adalah $350.000, maka margin pengamannya adalah $150.000.
Rasio margin pengaman dapat dinyatakan dalam (pendapatan penjualan yang dianggarkan-
pendapatan penjualan impas)/pendapatan penjualan x 100%. Dalam contoh di atas, rasio margin
pengamannya yaitu sebesar (350.000-200.000)/200.000= 75%.
Margin pengamandapat dipandang sebagai ukuran kasar dari risiko.Pada kenyataannya
peristiwa yang tidak diketahui selalu muncul ketika rencana disusun. Hal itu dapat menurunkan
penjualan di bawah jumlah yang diharapkan. Apabila margin pengaman perusahaan adalah besar
atas penjualan tertentu yang diharapkan tahun depan, maka risikomenderita kerugian jika
penjualan menurun lebih kecil daripada margin pengamannya kecil. Manager yang menghadapi
margin pengaman yang rendah mungkin ingin mempertimbangkan berbagai tindakan untuk
meningkatkan penjualan atau mengurangi biaya. Langkah-langkah tersebut akan meningkatkan
margin pengaman dan mengurangi risika merugi.

Pengungkit Operasi, dalam ilmu fisika, alat pengungkit adalah mesin sederhana yang digunakan
untuk melipatgandakan kekuatan. Pada dasarnya, pengungkit tersebut melipatgandakan kekuatan
tenaga yang dikeluarkan untuk menghasilkan lebih banyak pekerjaan.Semakin besar beban yang
digerakkan oleh sejumlah tertentu tenaga, semakin besar keunggulan mekanis dari alat
tersebut.Dalam bidang keuangan pengungkit operasi berkaitan dengan bauran relative dari biaya
tetap dan biaya variable dalam suatu organisasi.Pertukaran antara biaya tetap dengan biaya variable
adalah suatu hal yang mungkin dilakukan.
Tingkat pengungkit operasi (degree of operating leverage – DOL) untuk tingkat penjualan
tertentu dapat diukur dengan menggunakan rasio margin kontribusi terhadap laba.
Tingkat pengungkit operasi = Margin kontribusi/laba
Analisis Sensitivitas dan CVP
Meluasnya penggunaan computer dan spreadsheet telah memudahkan para manajer melakukan
analisis sensitivitas.Sebagai sebuah alat penting, analisis sensitivitas (sensitivity analysis) adalah
teknik “bagaimana-jika” yang menguji dampak dari perubahan asumsi –asumsi yang mendasarinya
terhadap suatu jawaban.

Sistem manual sistem otomatis

Harga SAMA Sama


Biaya Variabel Relative lebih Tinggi Relative lebih rendah
Biaya tetap Relative lebih Rendah Relative lebih Tinggi
Margin Kontribusi Relative lebih Rendah Relative lebih Tinggi
Titik impas Relative lebih Rendah Relative lebih tinggi
Margin Pengamanan Relative lebih Tinggi Relative lebih rendah
Tingkat Pengungkit
Operasi Relative lebih Rendah Relative lebih Tinggi
Risiko Penurunan Relative lebih Rendah Relative lebih Tinggi
Potensi Kenaikan Relative lebih Rendah Relative lebih Tinggi

Perbedaan antara system manual dan otomatis

ANALISIS CVP DAN PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS


Analisis CVP konvensional mengasumsikan semua biaya perusahaan dapat dikelompokkan
dalam dua kategori : biaya yang berubah sejalan dengan volume penjualan (biaya variabel) dan biaya
yang tidak berubah (biaya tetap). Selanjutnya biaya diasumsikan sebagai fungsi linier dari volume
penjualan.
Pada sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas,biaya di bagi dalam kategori berdasarkan unit
dan non-unit.Penggunaan sistim perhitungan biaya berdasarkan aktivitas tidak berarrti bahwa analisis
CVP kurang bermanfaat. Dalam kenyataannya, analisi CVP menjadi lebih bermanfaat karena Ia
memmberikan wawasan yang lebih akurat mengenai perilaku biaya.

Persamaan biaya ABC dapat dinyatakan sebagai berikut:


𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 + ( 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡)
+ (𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛) + ( 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑟𝑒𝑘𝑎𝑦𝑎𝑠𝑎
× 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑟𝑒𝑘𝑎𝑦𝑎𝑠𝑎)
Laba operasi, seperti sebelumnya, adalah total pendapatan dikurangi total biaya.
Hal ini dinyatakan sebagai berikut:
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 − [ 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 + (𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 ) +
( 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛) + ( 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑟𝑒𝑘𝑎𝑦𝑎𝑠𝑎 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑟𝑒𝑘𝑎𝑦𝑎𝑠𝑎)]

Menggunakan pendekatan margin kontribusi untuk menghitung titik impas dalam unit.
Pada impas, laba operasi adalah nol, dan jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai impas
adalah sebagai berikut:
𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑖𝑚𝑝𝑎𝑠 = [ ( 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 + ( 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛)
+ ( 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑟𝑒𝑘𝑎𝑦𝑎𝑠𝑎 × 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑟𝑒𝑘𝑎𝑦𝑎𝑠𝑎)] ÷ ( ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 – 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡

Anda mungkin juga menyukai