Dosen Pengampun:
Prof. Dr. Amilin,SE, M.Si, Ak, CA, QIA, BKP, CRMP.
Disusun Oleh :
Annisa Aulia (11150820000005)
Adita Oktapiyah (11150820000022)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018 / 1440 H
Pada era modern ini, banyak pihak yang mengklaim dirinya sebagai
generasi millennial tanpa mengetahui makna dari ungkapan tersebut. Sebenarnya,
siapakah yang dimaksud dengan generasi milenial? Apakah kita termasuk generasi
milenial? Apakah generasi milenial adalah generasi yang terbaik atau malah
sebaliknya? Banyak sekali pertanyaan yang muncul ketika kita mencoba berfikir
mengenai generasi milenial.
Sebelum membahas inti permasalahannya, mari kita kenali dulu penyebab
munculnya berbagai jenis generasi di kehidupan bermasyarakat. Beragam jenis
anggapan mengenai generasi yang ada disekitar kita muncul karena adanya teori
generasi yang diperkenalkan oleh William Strauss dan Neil Howe yang ditulis
dalam bukunya yang diluncurkan pada tahun 1991 dengan judul “Generations: The
History of America’s Future, 1584 to 2069”. Teori ini membagi kategori generasi
berdasarkan rentang waktu tertentu. Terdapat lima kategori yang dikenal dalam
teori ini yaitu generasi Baby boomers, generasi X, generasi Y atau Milenial,
generasi Z hingga generasi Alpha.
William Strauss dan Neil Howe adalah sejarawan yang menelusuri sejarah
Amerika Serikat (AS) secara mendalam. Dalam buku mereka yang
berjudul Generations, Strauss dan Howe menceritakan sejarah AS sebagai
rangkaian biografi generasi dari tahun 1584. Buku inilah yang mendasari teori
mereka mengenai generasi. Kedua sejarawan ini mengembangkan teori mereka
lebih lanjut dalam buku selanjutnya yaitu The Fourth Turning yang berfokus pada
siklus empat tipe generasi dan suasana era di sejarah AS.
Dengan teori yang Strauss dan Howe ciptakan, banyak prediksi anti-
mainstream mereka pada tahun 1991 mengenai generasi Millennial yang lebih
berhasil meramalkan perilaku generasi tersebut dalam tahun-tahun berikutnya.
DEFINISI GENERASI
Generasi tidak punya satu definisi pasti karena sebetulnya tokoh yang
mempelajari generasi tidak hanya dua. Strauss dan Howe mendefinisikan generasi
sebagai agregat dari semua orang yang lahir selama rentang waktu sekitar dua puluh
tahun atau sekitar panjang satu fase dari masa kanak-kanak, dewasa muda, usia
pertengahan dan usia tua. Selain itu terdapat tiga kriteria yang harus dimiliki oleh
sebuah generasi yaitu usia lokasi dalam sejarah, kepercayaan dan perilaku yang
sama, serta keanggotaan periode yang sama. Kriteria pertama maksudnya adalah
generasi yang sama akan mengalami peristiwa sejarah penting dan tren sosial
bersamaan. Hal ini akan menyebabkan sebuah generasi akan berbagi beberapa
kepercayaan dan perilaku yang sama. Kriteria terakhir artinya sebuah generasi akan
mengidentifikasi dirinya sebagai kelompok yang berbeda dibanding generasi
lainnya.
Tabel 3: Archetypes
Hero Artist Prophet Nomad
Generasi Arthurian Humanist Reformatio Reprisal
Elizabethan Parliamentar n Cavalier
Glorious y Puritan Liberty
Republican Enlightenme Awakening Gilded
– nt Transcende Lost
G.I. Compromise ntal Generation X
Millennial Progressive Missionary
Silent Boom
Homelanders
Reputasi Baik Tenang / Bersemang Buruk
semasa Kalem at
kanak-kanak
Remaja Memberday Tidak Menyucika Mengasingkan
(Transisi akan memuaskan n
kanak-kanak
ke dewasa)
Fokus utama Dunia luar Saling Dunia Kebutuhan diri
saat remaja diri ketergantung dalam diri
an
Masa usia Membangun Mengemban Merefleksi Bersaing
dewasa muda gkan
Transisi usia Berenergi Konformis Tidak Fanatik berganti
paruh baya berganti berganti memihak kelelahan
arogan eksperimenta (detached)
l berganti
men-judge
Gaya Collegial ata Pluralis, sulit Adil, ketat Sendiri-sendiri,
kepemimpina u berbagi menentukan pragmatis
n memasuki tanggung
usia lanjut jawab,
mengekspan
si
Reputasi Powerful Sensitif Bijak Tangguh
sebagai lansia
Perlakuan Dihargai Disukai Dihormati Ditelantarkan
sebagai lansia
Bagaimana ia Ketat Overprotecti Rileks Kurang
dibesarkan ve diproteksi
Bagaimana ia Rileks Kurang Ketat Overprotective
membesarkan diproteksi
Reputasi Tidak egois, Menyayangi, Berprinsip, Mengerti
positif rasional, berpikiran kreatif, (Cerdas),
kompeten terbuka, ahli tegas praktis, tanggap
Reputasi Tidak suka Sentimental, Narsis, Kurang
negatif merefleksi, merumitkan, angkuh, berperasaan,
seperti sulit kejam kurang
mesin, menentukan berbudaya,
terlalu amoral
berani
Sumbangan/B Komunitas, Pluralisme, Visi, nilai- Kebebasan, sur
akat kemakmura keahlian, nilai, vival,
n, teknologi proses agama kerhormatan
hukum yang
adil
Prophet lahir setelah sebuah perang besar atau krisis lainnya sewaktu
kehidupan masyarakat diremajakan dan terbentuk konsensus. Prophet menjalani
masa kanak-kanak dalam keadaan dimanja pada masa pascakrisis, tumbuh besar
sebagai crusader yang narsis, moralistik pada usia paruh baya dan menjadi lansia
yang bijak. Mereka dikenal karena visi, nilai-nilai dan keagamaannya.
Nomad lahir saat kebangkitan spiritual, masa di mana ideal sosial dan
agenda spiritual saat pemuda menyerang institusi yang berkuasa. Nomad menjalani
masa kanak-kanak dalam keadaan kurang diproteksi, tumbuh besar dengan keadaan
teralienasi, menjadi pemimpin yang pragmatis pada usia paruh baya dan menjadi
lansia yang tangguh. Mereka dikenal karena kebebasan, survival dan
kehormatannya.
Hero lahir setelah kebangkitan spiritual, masa di mana terdapat
pragmatisme individu, kemandirian, tidak campur tangan, dan chauvinisme
nasional. Hero menjalani masa kanak-kanak dalam keadaan semakin diproteksi,
tumbuh besar sebagai pekerja dalam tim, berenergi dan arogan pada usia paruh baya
dan menjadi lansia yang kuat. Mereka dikenal karena komunitas, kemakmuran dan
teknologi.
Artist lahir saat perang atau krisis besar, di mana institusi menjadi agresif
sehingga tercipta konsensus publik dan pengorbanan pribadi. Artist menjalani
masa kanak-kanak dalam keadaan overpretected, tumbuh besar sebagai pribadi
yang sensitif, menjadi pemimpin yang sulit menentukan, kemudian menjadi lansia
yang berempati.Mereka dikenal kaerna pluralisme, keahlian dan proses hukum
yang adil.
JENIS-JENIS GENERASI
Ada 5 generasi yang lahir setelah perang dunia kedua dan berhubungan dengan
masa kini menurut teori generasi, yaitu:
1. Baby Boomer (lahir tahun 1946 – 1964)
Generasi yang lahir setelah Perang Dunia II ini memiliki banyak saudara,
akibat dari banyaknya pasangan yang berani untuk mempunyai banyak keturunan.
Generasi yang adaptif, mudah menerima dan menyesuaikan diri. Dianggap sebagai
orang lama yang mempunyai pengalaman hidup.
2. Generasi X (lahir tahun 1965-1980)
Tahun-tahun ketika generasi ini lahir merupakan awal dari penggunaan PC
(personal computer), video games, tv kabel, dan internet. Penyimpanan data nya
pun menggunakan floopy disk atau disket. MTV dan video games sangat digemari
masa ini. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Jane Deverson, sebagian
dari generasi ini memiliki tingkah laku negatif seperti tidak hormat pada orang tua,
mulai mengenal musik punk, dan mencoba menggunakan ganja.
3. Generasi Y (lahir tahun 1981-1994)
Dikenal dengan sebutan generasi millenial atau milenium. Ungkapan
generasi Y mulai dipakai pada editorial koran besar Amerika Serikat pada Agustus
1993. Generasi ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email,
SMS, instan messaging dan media sosial seperti facebook dan twitter. Mereka juga
suka main game online.
4. Generasi Z (lahir tahun 1995-2010)
Disebut juga iGeneration, generasi net atau generasi internet. Mereka
memiliki kesamaan dengan generasi Y, tapi mereka mampu mengaplikasikan
semua kegiatan dalam satu waktu seperti nge-tweet menggunakan ponsel, browsing
dengan PC, dan mendengarkan musik menggunakan headset. Apapun yang
dilakukan kebanyakan berhubungan dengan dunia maya.
Sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih
yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka.
5. Generasi Alpha (lahir tahun 2011-2025)
Generasi yang lahir sesudah generasi Z, lahir dari generasi X akhir dan Y.
Generasi yang sangat terdidik karena masuk sekolah lebih awal dan banyak belajar,
rata-rata memiliki
orang tua yang kaya dengan sedikit. Melihat dari banyaknya pimpinan baik itu
negara maupun perusahaan, generasi X masih mendominasi. Sementara itu generasi
Y masih menggeliat, mencari kemapanan dalam bidang pekerjaan maupun pribadi,
tidak dipungkiri beberapa sudah menjadi pimpinan sebuah perusahaan sejak usia
muda. Generasi Z yang merupakan keturunan dari generasi X dan Y, sekarang ini
merupakan anak-anak muda yanag rata-rata masih mencari jati diri, beberapa di
antaranya sudah mempunyai penghasilan sendiri yang cukup besar terutama dari
bidang seni.
CIRI-CIRI GENERASI
Terlihat dari data ini, jumlah karyawan milenial di Indonesia pada 2017
tumbuh 4% menjadi 40,9 juta setelah mengalami kelandaian dari tahun sebelumnya
2016. Pada tahun lalu, diprediksikan banyak kaum milenial yang masih
menyelesaikan studinya sehingga karyawan milenial tidak terlihat bertumbuh pada
2016. Pada 2017 saatnya mereka memasuki lapangan pekerjaan dan mulai
menyodok angkatan karyawan Gen-X dan Baby Boomer. Bahkan, karyawan Baby
Boomer berkurang 3% dibandingkan dengan sebelumnya pada 2016.
Untuk dapat mengetahui pola jangka menengah pergerakan para karyawan
milenial ini, ditarik data dari 2010, dan terlihat dalam 7 tahun ke belakang angka
pertumbuhan yang luar biasa dari karyawan milenial di Indonesia ini yang
mencapai 45%. Adapun, di lain pihak karyawan Baby Boomer berkurang hingga
23%. Yang menarik adalah dari sisi proporsi antar generasi. Terlihat bahwa
walaupun karyawan Milenial bertumbuh 4% tetapi proporsi hanya naik 1% menjadi
36% pada 2017 (dari yang sebelumnya 35% pada 2016) dengan mengambil hanya
1% porsi saja dari karyawan Baby Boomer.
Karyawan Baby Boomer mengalami penurunan signifikan pada 2016
menjadi 25,8 juta dari 27,6 juta atau sekitar 1,8 juta. Namun pada 2017, karyawan
Baby Boomer hanya turun 800.000 menjadi 25 juta. Padahal, jika Karyawan Baby
Boomer menurun dengan laju yang sama seperti pada 2016, proporsi Baby Boomer
bisa turun lebih dalam 2%. Adanya tren Karyawan Baby Boomer mulai masuk
dunia wirausaha setelah usia pensiun. Indikasi ini terlihat di data BPS yang
memberikan angka pertumbuhan wirausaha 7,1% dibandingkan dengan
pertumbuhan jumlah karyawan yang hanya 2,4% dari 2016 ke 2017.
Dengan keunikan di Indonesia dengan generasi Baby Boomer masih cukup
lama bertahan bekerja (diduga dengan wirausaha), maka laju proporsi karyawan
milenial diprediksikan akan bertumbuh 1% setiap tahunnya seperti halnya laju dari
2014 hingga 2017. Artinya, dalam 5 tahun lagi, karyawan Milenial sudah akan
menguasai lapangan pekerjaan di Indonesia sejak 2023.
Pada tahun ini hingga 2023, karyawan Gen-X masih akan mendominasi
lapangan pekerjaan karena masih dalam usia produktif dengan usia tertua 53, akan
masih berusia 58 tahun pada 2023. Namun perbedaan jumlah dengan karyawan
Milenial makin mendekat dan untuk pertama kalinya pada 2018 ini lapangan
pekerjaan di Indonesia akan menerima adik dari generasi Milenial, yaitu Generasi
Z yang akan berusia 22 tahun, lulus kuliah, dan mulai bekerja. Artinya, dalam satu
kantor akan terdapat empat generasi sekaligus yakni Gen Z, Milenial, Gen-X, dan
Baby Boomer.
Memiliki pola kerja Gen Z yang mendekati Milenial, apabila jumlah
karyawan Gen Z dimasukkan dalam satu grup dengan Milenial, maka laju jumlah
karyawan anak-anak muda ini akan lebih kencang menyodok generasi di atasnya.
Tidak ada waktu lain bagi para manajer Gen-X dan Baby Boomer untuk belajar
bagaimana menggali potensi karyawan-karyawan muda, penuh energi, dan sangat
dekat dengan teknologi ini sebagai keuntungan kompetitif perusahaan.
STUDI KASUS
Apabila melihat laporan keuangan kuartal kedua tahun 2018, Sea Group Ltd
mengalami kerugian yang cukup tinggi hampir 50%. Tetapi, apabila menilik
performa kinerja 3 anak perusahaannya yaitu Shopee, Garena dan AirPays. Capaian
buruk Sea Ltd ini memang berbanding terbalik dari kinerja tiga produk unggulan
mereka, tak ada satupun yang berkinerja buruk. Garena punya pengguna aktif yang
meningkat dari 50,4 juta pengguna di kuartal IV-2016 menjadi 87,8 juta pengguna
di kuartal IV-2017.
Shopee mengalami pertumbuhan yang tak kalah positif. Pada kuartal IV-
2016, ada 28,6 juta pesanan melalui aplikasi Shopee. Angkanya meningkat menjadi
98,3 juta pesanan pada kuartal IV tahun lalu. AirPay, layanan serupa Go-Pay, pada
kuartal IV-2016 meraih transaksi layanan US$250,2 juta. Di kuartal IV-2017 nilai
transaksinya meningkat menjadi US$1,02 miliar atau naik 300 persen.
Garena menjadi yang paling tinggi menyumbang pendapatan buat Sea Ltd
selama kuartal IV-2017, dengan konstribusi US$142 juta, Shopee menyumbang
konstribusi US$9,3 juta dan Airpay US$4,1 juta. Secara total, Sea Ltd memperoleh
pendapatan US$165 juta atau naik 72,8 persen dari periode yang sama tahun
sebelumnya. Sebagai perusahaan, kinerja keuangan rugi atau laba juga tergantung
beban usaha atau kewajiban yang bisa mempengaruhi kinerja keuangan.
2. STUDI KASUS 2: Ruang Guru – Industri Kreatif
Tahun 2018, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) akan merekrut 1.100 orang
karyawan baru. Jumlah itu mengalami penurunan dibandingkan tahun – tahun
sebelumnya sekitar 2.000 karyawan baru yang diterima bekerja tiap tahun di bank
swasta milik Grup Djarum itu.
Managing Director BCA, Lianawaty Suwono, mengatakan, saat ini jumlah
karyawan BCA total 24.125 orang di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut,
sebanyak 39% karyawan adalah golongan Gen Y. Sisanya dari kalangan Gen X dan
Baby Boomers.
Menariknya, kendati dari sisi generasi, karyawan BCA beragam, namun
mereka tetap nyaman bekerja. Ini dibuktikan dengan tingkat turn over karyawan
yang hanya 2,4%. “Boleh dibilang hampir 80% karyawan BCA itu bekerja sampai
masa pensiun,” jelas Lianawaty.
Betahnya karyawan BCA bekerja dikarenakan manajemen mampu
membuat karyawan loyal. Mengapa? Daya tarik BCA itu lingkungan kerja yang
friendly environment, continous improvement yang tinggi, dan benefit lain,” ujar
Hendra Tanumihardja, Executive Vice President Human Capital Management
Divison BCA. Dari sisi gaji misalnya, di atas rata-rata industri perbankan.
Apalagi BCA peduli dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Buktinya, untuk program pengembangan SDM dialokasikan anggaran tahun 2018
sebesar Rp550 miliar. Jumlah dana pendidikan itu naik Rp100 miliar dibandingkan
tahun sebelumnya Rp450 miliar.
Tahun 2016, BCA telah menggelar in class training yang diikuti oleh 63.460
karyawan dalam 2.774 kelas selama 387.775 hari pelatihan.
Kemajuan teknologi diimplementasikan untuk mendukung kegiatan
pengembangan SDM di BCA. Kegiatan pelatihan karyawan akan terus ditingkatkan
dalam Mobile Learning BCA, Video Learning dan platform pembelajaran digital
lainnya yang menggunakan sarana games, video atau Youtube.
Menurut Lianawaty, karena saat ini Generasi Millenial banyak bekerja di
BCA, pihaknya juga mengakomodir gaya hidup mereka. Generasi Milenial
umumnya pengguna teknologi tinggi, dan cenderung modah bosan, sehingga
direspons BCA dengan menerapkan sistem pelatihan yang beragam sesuai
kebutuhan dan di mana saja.
Bahkan, BCA juga menerapkan fleksibilitas sistem kerja. Seperti misalnya
waktu kerja yang fleksibel untuk waktu masuk kantor, dan ke depannya juga akan
dikembangkan sistem fleksibel work place.
Ya, dalam beberapa tahun terakhir, proses regenerasi dan suksesi
kepemimpinan menjadi prioritas BCA untuk memastikan kesinambungan
organisasi secara solid. BCA pun berkomitmen menjadi perusahaan pilihan
(employee of choice) para pencari kerja di Indonesia.
Ke depan, BCA akan terus menyempurnakan program-program
pengembangan SDM sejalan dengan perkembangan lingkungan usaha dan
kebutuhan perusahaan. Program Employee Value Proposition (EVP) yang
mencakup perbaikan berkelanjutan serta lingkungan kerja yang ramah akan terus
diterapkan di seluruh jenjang organisasi sebagai faktor pembeda BCA dengan
perusahaan-perusahaan lain.
Pembahasan kasus
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) (IDX: BBCA) adalah bank swasta
terbesar di Indonesia. Bank ini didirikan pada 21 Februari 1957dengan nama Bank
Central Asia NV dan pernah menjadi bagian penting dari Salim Group. Sekarang
bank ini dimiliki oleh salah satu grup perusahaan rokok terbesar di dunia, Djarum.
Karir BCA kurang lebih 61 tahun di Indonesia sudah mengalami berbagai
perubahaan dari era krisis moneter sampai saat ini yang sering di sebut sebagai
revolusi industri 4.0 dimana munculnya superkomputer, robot pintar, kendaraan
tanpa pengemudi, editing genetik dan perkembangan neuroteknologi yang
memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak.
Revolusi industri 4.0 selalu dikaitkan dengan generasi milenial. Dalam buku
Grown Up Digital yang ditulis oleh Don Tapscott, generasi manusia dibagi dalam
beberapa kelompok. Pertama adalah Pre Baby Boom (lahir pada 1945 dan
sebelumnya), selanjutnya The Baby Boom (lahir antara 1946 – 1964) The Baby
Bust (lahir antara 1965 – 1976), Generasi X The Echo of the Baby Boom (lahir
antara 1977 – 1997), Generasi Net (lahir antara 1998 hingga kini) Generasi Alpha
(lahir pada 2010 dan seterusnya).
Berdasarkan pengelompokan di atas, generasi milenial merupakan bagian
dari generasi net yang lahir pada 90-an sampai 2000-an atau di era millenium. Jadi
bisa dikatakan generasi millennial adalah generasi muda masa kini yang saat ini
berusia dikisaran 15 – 34 tahun. Generasi tersebut punya karakteristik yang jauh
berbeda dengan generasi pendahulunya. Salah satu pemicunya adalah pesatnya
perkembangan teknologi informasi. Generasi ini juga identik dengan budaya
konsumtif.
Dua poin terakhir itulah yang kini dipandang sebagai sebuah potensi besar
dalam industri perbankan. Maka tak heran bila bank-bank (utamanya bank besar)
berlomba-lomba berinvestasi dan membuat produk yang ditujukan bagi generasi
ini. Caranya bermacam-macam dan pintu masuknya bisa dari mana saja sesuai
behaviour generasi ini.
Salah satunya bank swasta terbersar yaitu Bank BCA, mereka tahu generasi
milenial bersifat konsumtif, generasi ini juga amat getol berinovasi. Untuk itu
mereka menyusun program yang dapat mewadahi itu. Seperti apa yang dikatakan
oleh Sekretaris Perusahaan BCA bahwa BCA selama ini telah memberikan
perhatian dalam bentuk pemberian pelatihan dan pembekalan bagi para
wirausahawan muda yang ingin mengembangkan diri termasuk dalam bidang
teknologi informasi.
Tidak hanya pangsa pasar saja yang difokuskan oleh bank BCA, tetapi
internal perusahan yaitu para karyawan ataupun calon karyawan bank BCA.
Dimana tahun 2018 ini, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) akan merekrut 1.100
orang karyawan baru, yang dimana banyak generasi Z yang akan turut mengikuti
perekrutan tersebut. Saat ini jumlah karyawan BCA total 24.125 orang di seluruh
Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 39% karyawan adalah golongan Gen Y.
Sisanya dari kalangan Gen X dan Baby Boomers.
Dilihat dari berbagai macam golongan generasi karyawan BCA, mereka
tetap nyaman bekerja. Ini dibuktikan dengan tingkat turn over karyawan yang hanya
2,4%. Yakni hampir 80% karyawan BCA bekerja sampai masa pensiun. Betahnya
karyawan BCA bekerja dikarenakan manajemen mampu membuat karyawan loyal.
Karena BCA sendiri mempunyai tujuan untuk memberdayakan SDM perusahaan
yang salah satunya adalah friendly environment, continous improvement yang
tinggi, dan benefit lain.
Generasi Millenial banyak bekerja di BCA, maka dari itu pihak BCA juga
mengakomodir gaya hidup mereka. Generasi Milenial umumnya pengguna
teknologi tinggi, dan cenderung mudah bosan, sehingga direspons BCA dengan
menerapkan sistem pelatihan yang beragam sesuai kebutuhan dan di mana saja.
Untuk program pengembangan SDM, Bank BCA mengalokasikan anggaran
tahun 2018 sebesar Rp550 miliar. Jumlah dana pendidikan itu naik Rp100 miliar
dibandingkan tahun sebelumnya Rp450 miliar. Pahun 2016, BCA juga telah
menggelar in class training yang diikuti oleh 63.460 karyawan dalam 2.774 kelas
selama 387.775 hari pelatihan.
Mengikuti Kemajuan teknologi diimplementasikan untuk mendukung
kegiatan pengembangan SDM di BCA. Kegiatan pelatihan karyawan akan terus
ditingkatkan dalam Mobile Learning BCA, Video Learning dan platform
pembelajaran digital lainnya yang menggunakan sarana games, video atau
Youtube.Bahkan, BCA juga menerapkan fleksibilitas sistem kerja. Seperti
misalnya waktu kerja yang fleksibel untuk waktu masuk kantor, dan ke depannya
juga akan dikembangkan sistem fleksibel work place.
Jika dilihat dari laporan keuangan bulanan PT BCA Tbk periode 31 Agustus
2018 dan 31 Juli 2018, terlihat bahwa laba bersih periode berjalan meningkat
sebesar Rp. 15.939 pada bulan Agustus sedangikan bulan Juli 2018 sebesar 13.655.
Sama hal nya dengan apa yang dikatakan oleh Direktur Utama BCA Jahja
Setiaatmadja mengatakan sampai kuartal II-2018 pertumbuhan kredit perseroan
sudah mencapai 13%. Sedangkan semester I sekitar 8% untuk kredit konsumer.
Bank swasta terbesar saat ini penyumbang kredit terbesar di BCA masih dipegang
segmen korporasi. Berdasarkan laporan keuangan Mei 2018 kredit bank BCA
masih tumbuh 13,37% menjadi Rp 486,5 triliun dari posisi periode yang sama tahun
lalu sebesar Rp 429,12 triliun.
Terbukti adanya generasi milenial serta menuju era industri 4.0 tidak
menjadi hambatan atau alasan terhadap kinerja perusahaan. Bahkan lingkungan
perusahaan saat ini banyak yang mengalami perubahan dengan mengikuti trend-
trend yang menyeimbangkan terhadap pekerja milenial. Seperti perusahaan Google
LLC, Youtube, dan lain-lain. Proses regenerasi dan suksesi kepemimpinan juga
masih menjadi prioritas BCA untuk memastikan kesinambungan organisasi secara
solid. BCA pun berkomitmen menjadi perusahaan pilihan (employee of choice)
para pencari kerja di Indonesia.
BCA akan terus menyempurnakan program-program pengembangan SDM
sejalan dengan perkembangan lingkungan usaha dan kebutuhan perusahaan.
Program Employee Value Proposition (EVP) yang mencakup perbaikan
berkelanjutan serta lingkungan kerja yang ramah akan terus diterapkan di seluruh
jenjang organisasi sebagai faktor pembeda BCA dengan perusahaan-perusahaan
lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://lifestyle.bisnis.com/read/20180812/50/827078/dominasi-karyawan-milenial
https://katadata.co.id/berita/2018/03/14/ruangguru-beri-pelatihan-bagi-karyawan-
millenial-pertamina
https://www.cermati.com/artikel/17-startup-sukses-milik-generasi-millenial-
indonesia-ini-punya-5-tips-yang-bisa-ditiru
https://katadata.co.id/berita/2017/12/30/ruangguru-startup-pendidikan-
kebanggaan-jokowi-incar-status-unicorn
https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/generasi-milenial-di-balik-industri-kreatif-
berbasis-teknologi
https://wolipop.detik.com/read/2017/10/26/084257/3700507/1133/riset-hanya-25-
millennial-yang-totalitas-pada-pekerjaan-selebihnya
https://dosen.perbanas.id/teori-generasi/
http://lpmmomentum.com/2017/09/mengenal-generasi-milenial/
https://swa.co.id/swa/trends/tahun-2018-bca-siap-merekrut-1-100-karyawan-baru