0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
626 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut berisi soal teori dan kasus mengenai analisis titik impas (break even point) suatu perusahaan. Terdapat informasi biaya tetap, variabel, dan harga jual per unit serta perhitungan impas berdasarkan berbagai skenario seperti perubahan biaya komisi penjualan, biaya promosi, dan target keuntungan.
Dokumen tersebut berisi soal teori dan kasus mengenai analisis titik impas (break even point) suatu perusahaan. Terdapat informasi biaya tetap, variabel, dan harga jual per unit serta perhitungan impas berdasarkan berbagai skenario seperti perubahan biaya komisi penjualan, biaya promosi, dan target keuntungan.
Dokumen tersebut berisi soal teori dan kasus mengenai analisis titik impas (break even point) suatu perusahaan. Terdapat informasi biaya tetap, variabel, dan harga jual per unit serta perhitungan impas berdasarkan berbagai skenario seperti perubahan biaya komisi penjualan, biaya promosi, dan target keuntungan.
Jawab : Impas (break-even) adalah keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain, suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenue) sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja. 4. Jelaskan hubungan antara impas dengan anggaran fleksibel dan variabel costing. Jawab : Informasi dari anggaran fleksibel dan variabel costing adalah informasi yang digunakan oleh manajemen untuk menentukan, menghitung dan merencanakan titik impas perolehan pendapatan penjualan perusahaan. Anggaran fleksibel adalah anggaran yang dapat disesuaikan dengan volume kegiatan yang dilakukan. Biaya yang berkaitan atau sangat dipengaruhi oleh volume kegiatan usaha adalah variabel costing. Dengan adanya kedua hal ini, manajemen dapat mengendalikan variabel costing dalam anggaran fleksibel dan disesuaikan dengan volume kegiatan perusahaan dimana volume tersebut akan mencapai titik impas (break even) dalam kegiatannya. 6. Struktur biaya suatu perusahaan menentukan bentuk grafik impasnya. Setujukah Saudara dengan pernyataan tersebut? Jelaskan jawban Saudara. Jawab : Saya setuju. Karena bentuk grafik impas dapat menunjukkan sifat kegiatan perusahaan dan kegiatan apa yang hendaknya dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dalam perusahaan yang biaya tetapnya relatif besar, impas biasanya akan tercapai pada titikvolume penjualan yang tinggi. Otomatis letak titip potong garis penjualan dan biaya yang menunjukkan titik impasnya, akan berbeda dengan perusahaan yang memiliki biaya tetap yang relatif kecil. 9. Sebut dan jelaskan anggapan yang mendasari analisis impas. Jawab : Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan. Biaya tetap akan selalu konstan dalam kisar volume yang dipakai dalam perhitungan impas, sedangkan biaya variabel berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan. Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan. Jika dalam usaha menaikkan volume penjualan dilakukan penurunan harga jual atau dengan memberikan potongan harga, maka hal ini mempengaruhi hubungan biaya-volume-laba. Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relatif konstan. Penambahan fasilitas produksi akan berakibat pada penambahan biaya tetap dan akan mempengaruhi hubungan biaya volume laba. Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah. Jika harga bahan baku dan tarif upah menyimpang terlalu jauh dibanding dengan data yang dipakai sebagai dasar perhitungan impas, maka hal ini akan mempengaruhi hubungan biaya volume laba. Efisiensi produksi dianggap tidak berubah. Apabila terjadi penghematan biaya karna adanya penggunaan bahan pengganti yang harganya lebih rendah atau perubahan metode produksi, maka hal ini akan mempengaruhi hubungan biaya, volume dan laba. Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan. Komposisi produk yang akan dijual dianggap tidak berubah. Jika perusahaan menjual lebih dari satu macam produk, maka meskipun volume penjualan sama tetapi apabila komposisinya berbeda, maka hal ini akan mempunyai pengaruh terhadap pendapatan penjualan. Mungkin diantara anggapan-anggapan tersebut diatas, anggapan yang paling pokok adalah “bahwa volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya.” 12. Jelaskan perbedaan formula perhitungan impas dengan pendekatan konvensional dn dengan pendekatan activity-based costing. Jawab : Perbedaan antara formula perhitungan impas konvensional dan activity- based costing terletak pada unsur biaya variabel yang digunakan dalam perhitungan impas. Dalam formula perhitungan impas dengan pendekatan konvensional, biaya tetap tidak dirinci menurut hubungannya dengan aktivitas. Sedangkan dalam perhitungan formula impas dengan pendekatan activity-based costing, biaya tetap digunakan secara rinci menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan berbagai tipe aktivitas. SOAL KASUS NO 14 14. PT X menjual barang A dengan harga jual rata-rata Rp 500.000 per unit. Perusahaan mencoba untuk menentukan perlu atau tidaknya membuka tokoh di kota lain. Data yang diperkirakan untuk toko yang akan dibuka tersebut adalah sebagai berikut : Jawablah setiap pertanyaan berikut ini. Setiap pertanyaan berdiri sendiri. a. Hitunglah penjualan tahunan dalam keadaan impas, baik dalam unit maupun dalan rupiah? b. Jika komisi penjualan dapat dikurangi 50%, berapakan penjualan tahunan dalam keadaan impas, baik dalam unit maupun dalam rupiah? c. Jika di perlukan biaya promosi sebesar Rp7.200.000 per tahun untuk menarik pembeli, berapakah penjualan tahunan dalam keadaaan impas, baik dalam unit maupun dalam rupiah? d. Jika perusahaan menginginkan laba sebelum pajak sebesar Rp18.000.000 per tahun, berapakah volume penjualan per tahun yang harus dicapai? Jawab : a. Impas (dalam unit) = Biaya tetap / (harga jual per satuan – biaya variabel per satuan) =36.000.000 / (500.000 – 140.000) =100 unit Impas (dalam rupiah) =biaya tetap / (1-(biaya variabel per satuan/harga jual per satuan)) =36.000.000/ (1-(140.000/500.000)) =Rp50.000.000 b. Komisi penjualan berkurang 50% Komisi penjualan = (40.000 x 50%) = 20.000 Biaya variabel = 100.000 + 20.000 = 120.000
Impas (dalam unit)
= Biaya tetap / (harga jual per satuan – biaya variabel per satuan) =36.000.000 / (500.000 – 120.000) =94,7368 (dibulatkan menjadi) = 95 unit
Impas (dalam rupiah)
=biaya tetap / (1-(biaya variabel per satuan/harga jual per satuan)) =36.000.000/ (1-(120.000/500.000)) =Rp47.368.421,05 c. Jika diperlukan biaya promosi Rp7.200.000 Biaya tetap = 5.000.000 + 12.000.000 + 3.000.000 + 16.000.000 + 7.200.000 =43.200.000 Impas (dalam unit) = Biaya tetap / (harga jual per satuan – biaya variabel per satuan) =43.200.000 / (500.000 – 140.000) =120 unit
Impas (dalam rupiah)
=biaya tetap / (1-(biaya variabel per satuan/harga jual per satuan)) =43.200.000/ (1-(140.000/500.000)) =Rp60.000.000 d. Volume penjualan (unit) Biaya tetap + keuntungan yang diharapkan/ (harga jual per satuan – biaya variabel per satuan) =36.000.000 + 18.000.000 / (500.000 – 140.000) =150 unit
Volume penjualan (rupiah)
Biaya tetap + keuntungan yang diharapkan/ (1-(biaya variabel per satuan / harga jual per satuan )) =36.000.000 + 18.000.000 / (1-(140.000/500.000)) =75.000.000