12-2-1.2.04.00
Distribusi
01 Maret 2014
:Akuntansi Manajemen (Managerial Accounting)
Semester : 4
Sks : 3 SKS
Kode : 84033
Dosen/ Team Taching : Diah Iskandar, SE., M.Si
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliak akuntansi manajemen ini merupakan mata kuliah inti utama dari
program studi. Diharapkan para lulusan mampu mengapikasikan akuntansi
manajemen dalam pengambilan keputusan manajemen dalam organisasi. Dan
mata kuliah ini merupakan kelanjutan dari mata kuliah Manajemen Keuangan.
Kompetensi: Tujuan pembelajaran dari mata kuliah ini para lulusan mampu mengambil keputusan
dengan tepat dengan menggunakan konsep biaya yang tepat dan mampu menerapkan
berbagi metode analisis biaya untuk pengambilan keputusan manajemen.
Pokok Bahasan:
Mampu menjelaskan pekerjaan Manajemen dan Kebutuhan Informasi Akuntansi Manajerial
Mampu menjelaskan Terminologi, Konsep, dan Klasifikasi Biaya
Mampu menjelaskan perilaku Biaya: Analisis dan Penggunaan
Mampu menjelaskan Hubungan Biaya- Volume-Laba
Mampu memahami dan menjelaskan Perhitungan Biaya Variabel: Alat Untuk Manajemen
Mampu menjelaskan Perhitungan Biaya berdasarkan Aktivitas: Alat bantu pembuatan
keputusan.
Mampu menjelaskan Desentralisasi dan pelaporan Segmen
Mampu menjelaskan penggunaan Relevant untuk pengambilan keputusan Jangka pendek
manajemen.
Miggu Ke*
(1)
BAHAN KAJIAN/MATERI
PEMBELAJARAN*
(3)
a. Mampu
memahami
dan Kontrak kuliah (Belajar) dan
menyepakati kontrak kuliah
Penjelasan Rancangan
(belajar).
Perkuliahan (RAPER).
b. Mampu menjelaskan Akuntansi Pekerjaan manajemen, Akt
Manajerial dan Lingkungan
keuangan Vs Akuntansi
Bisnis
Manajerial, Struktur Organisasi,
Perubahan Lingkungan Bisnis,
Etika Profesi
BENTUK
PEMBELAJARAN*
(4)
- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis
Miggu Ke*
(1)
- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis
- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis
- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis
- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis
Mampu menjelaskan,
menghitung, dan menganalisis
Biaya Variabel sebagai alat Untuk
Manajemen.
- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis
- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis
BENTUK
PEMBELAJARAN*
(4)
BAHAN KAJIAN/MATERI
PEMBELAJARAN*
(3)
Miggu Ke*
(1)
1. Mampu menjelaskan
Desentralisasi Operasi dan
Pelaporan Segmen
2. Mampu Menghitung dan
mengukur Kinerja Pusat
Investasi dengan ROI dan RI
- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis
- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis
1.
- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis
- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis
- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis
- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis
2.
12
13
14
BENTUK
PEMBELAJARAN*
(4)
10
11
BAHAN KAJIAN/MATERI
PEMBELAJARAN*
(3)
Miggu Ke*
(1)
BAHAN KAJIAN/MATERI
PEMBELAJARAN*
(3)
BENTUK
PEMBELAJARAN*
(4)
- Diskusi
- Latihan/Quis
15
16
Kompenen Penilaian : Rincian besarnya bobot penilaian mata kuliah, acuan secara rinci adalah sebagai
berikut:
1. Kehadiran
: 10%**
2. UTS
: 20%**
3. UAS
: 20%**
4. Tugas-Tugas
Nama Fungsi
Dosen Pengampu / Koordinator MK:
Diah Iskandar, SE, MSi
Ketua Program Studi:
Dr. Rina Astini, SE., MM
Dekan:
Prof. Dr. Wiwik Utami, MSi, CA
d. total biaya tetap (biaya yang sifatnya tetap tidak terpengaruh oleh fluktuasi kuantitas produksi),
dan
e. mix of product sold (bauran produk dalam penjualan).
Karena perannya yang sangat besar, cost volume profit analysis dapat menjadi alat yang
sangat bermanfaat bagi manajemen untuk mengidentifikasi ruang lingkup permasalahan ekonomi
perusahaan serta membantu mencari solusi atas permasalahannya.
Analisis CVP dapat membantu manajemen untuk mengetahui beberapa hal penting, antara
lain:
a. Berapa jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas
d. Berapa volume penjualan dan bauran produk yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat laba yang
diharapkan dengan sumber daya yang dimiliki
e. Tingkat sensitivitas harga atau biaya terhadap laba.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas bagaimana hubungan analisis cost volume
profit analysis, titik impas dalam unit maupun dolar, analisis multiproduk, dan penyajian grafis
hubungan cost volume profit analysis agar manajer dapat dengan bijak mengambil keputusan
yang pasti dan tidak mengandung resiko yang dapat merugikan perusahaan.
A. Analisis Cost Volume Profit
Pengertian analisis cost volume profit adalah analisis yang digunakan untuk menentukan
bagaimana perubahan dalam biaya dan volume dapat mempengaruhi pendapatan operasional
(operating income) perusahaan dan pendapatan bersih (net income). Seperti kita ketahui, jumlah
produk yang dihasilkan perusahaan didalam suatu periode tertentu akan memiliki hubungan
langsung dengan besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan. Ketika biaya itu dipertemukan
dengan nilai penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan, laba perusahaan yang diperoleh
pada suatu periode akan terpengaruh menjadi lebih besar atau lebih kecil. Untuk melihat
hubungan antara ketiga variabel itu (biaya, volume, dan laba) diperlukanlah analisis cost volume
profit.
Manajemen merencanakan keuangan dan mengambil keputusan dengan melihat hubungan
besarnya biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan dengan besarnya volume penjualan serta laba
yang diperoleh pada suatu periode tertentu. Dalam mengambil keputusan, manajemen juga
melihat lima elemen penting terkait analisis cost volume profit, yaitu:
1. Harga produk yaitu harga yang ditetapkan di dalam suatu periode tertentu secara konstan.
2. Volume atau tingkat aktivitas yaitu besarnya produk yang dihasilkan dan direncanakan akan
dijual di dalam suatu periode tertentu.
3. Biaya variabel per unit yaitu besarnya biaya produk yang dibebankan secara langsung pada
setiap unit barang yang diproduksi.
4. Total biaya tetap yaitu keseluruhan biaya periodik di dalam suatu periode tertentu.
5. Bauran volume produk yang dijual yaitu proporsi volume relatif produk-produk perusahaan
yang akan dijual.
Dalam melihat hubungan diantara kelima elemen tersebut terdapat beberapa asumsi yang
harus digunakan didalam hubungan diantara besarnya biaya dan volume serta laba yang akan
diperoleh, yaitu :
1. Harga jual produk yang konstan dalam cakupan yang relevan. Hal ini berarti harga jual setiap
unit produk tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume penjualan.
2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara akurat ke
dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya variabel per unit konstan dan
jumlah biaya tetap total juga harus konstan.
3. Dalam perusahaan mulitiproduk, bauran penjualannya tidak berubah.
4. Jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit yang dijual. Berarti, jumlah
persediaan tidak berubah.
Dalam referensi lain, asumsi dasar analisis cost volume profit disederhanakan menjadi (a)
semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap, (b) fungsi jumlah biaya adalah
linier dalam kisaran relevan, (c) fungsi jumlah pendapatan adalah linier dalam kisaran relevan
dan harga jual dianggap konstan, (d) hanya terdapat satu pemicu biaya yaitu volume unit
produk / rupiah penjualan, dan (e) tidak ada persediaan. Dengan pengertian dan asumsi seperti
diatas maka jika salah satu elemen saja berubah maka hasil analisis cost volume profit pasti akan
menghasilkan kesimpulan yang berbada dan dapat menghasilkan keputusan yang berbeda juga.
Meskipun tujuan utama dari analisis ini adalah untuk melihat hubungan diantara elemen-elemen
tersebut dan pengaruhnya satu dengan yang lainnya.
Terkait asumsi dasar biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap, manajemen
harus teliti dalam memasukkan semua biaya variable yang relevan yaitu tidak hanya biaya
produksi saja tapi juga biaya penjualan dan biaya distribusi. Ketelitian ini diperlukan untuk
mengukur biaya variabel per unit. Selain itu, (pada analisis jangka pendek) biaya tetap yang
relevan dapat diartikan sebagai biaya tetap yang diperkirakan berubah sehubungan dengan
peluncuran produk baru. Pada saat biaya variabel dan biaya tetap dijumlahkan menjadi biaya
total, dapat diasumsikan dengan analisis cost volume profit bahwa pendapatan dan total biaya
adalah linear pada rentang aktivitas yang relevan. Meskipun perilaku biaya sebenarnya tidak
relevan dengan rentang output yang terbatas, total biaya diharapkan meningkat mendekati tingkat
yang linear.
Karena peran yang sangat vital, analisis cost volume profit ini dapat diterapkan dalam banyak
hal seperti menentukan harga jual produk atau jasa, memperkenalkan produk atau jasa baru,
mengganti peralatan, memutuskan apakah produk atau jasa yang ada seharusnya dibuat di dalam
perusahaan atau dibeli dari luar perusahaan, dan melakukan analisis apa yang akan dilakukan,
jika sesuatu dipilih oleh manajemen.
B. Konsep Contribution Margin
Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi beban variabel. Jadi,
ini adalah jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian menjadi laba untuk
periode tersebut. Margin kontribusi digunakan dulu untuk menutup beban tetap dan sisanya akan
menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak cukup untuk menutup beban tetap perusahaan, maka
akan terjadi kerugian untuk periode tersebut. Ketika titik impas dicapai, laba bersih akan
bertambah sesuai dengan margin kontribusi per unit untuk setiap tambahan produk yang terjual.
Untuk memperkirakan pengaruh kenaikan penjaulan yang direncanakan terhadap biaya, manajer
cukup mengalikan peningkatan dalam unit yang terjual dengan margin kontribusi yang per unit.
Hasilnya akan menggambarkan peningkatan laba yang diharapkan.
Margin kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi semua biaya variabel. Ini dapat
dihitung dengan menggunakan satuan mata uang atau basis per unit. Jika PT XYZ miliki
penjualan sebesar $ 750.000 dan biaya variabel sebesar $ 450.000, marjin kontribusinya adalah $
300.000. Dengan asumsi perusahaan menjual 250.000 unit selama tahun, harga per unit
penjualan adalah $ 3 dan biaya variabel total per unit adalah $ 1,80. Margin kontribusi per unit
adalah $ 1,20. Rasio margin kontribusi adalah 40%. Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan
margin kontribusi dalam satuan mata uang atau marjin kontribusi per unit. Untuk menghitung
rasio margin kontribusi, margin kontribusi dibagi dengan jumlah penjualan atau pendapatan.
C. Titik Impas Dalam Unit
Ketertarikan untuk mengetahui pendapatan, beban, dan laba berprilaku ketika volume
berubah adalah sesuatu yang lazim untuk memulai dengan menentukan titik impas perusahaan
dalam jumlah unit yang terjual. Titik impas (break-even point) adalah titik dimana total
pendapatan sama dengan total biaya atau titik dimana laba sama dengan nol (zero profit). Untuk
menentukan titik impas dalam unit (pendapatan sama dengan total biaya), maka perlu difokuskan
pada laba operasi. Dalam hal ini, yang dilakukan pertama kali adalah menentukan titik impas,
kemudian melihat bagaimana pendekatan yang telah digunakan itu dapat dikembangkan untuk
menentukan jumlah unit yang harus dijual guna menghasilkan laba yang ditargetkan.
Penggunaan Laba Operasi Dalam Analisis Cost Volume Profit
Laporan laba rugi merupakan suatu alat yang berguna untuk mengorganisasikan biaya-biaya
perusahaan dalam kategori tetap dan variable. Laporan laba rugi dapat dinyatakan sebagai
persamaan berikut.
Laba operasi = Pendapatan penjualan Beban variable Beban tetap
Dalam persamaan ini, istilah laba operasi digunakan untuk menunjukkan penghasilan atau
laba sebelum pajak penghasilan (taxes). Laba operasi (operating income) hanya mencakup
pendapatan dan beban dari operasional normal perusahaan. Sedangkan, laba bersih (net income)
adalah laba operasi dikurangi pajak penghasilan. Setelah memiliki ukuran unit yang terjual, maka
dapat dikembangkanlah persamaan laba operasi dengan menyatakan pendapatan penjulan dan
beban variabel dalam jumlah unit dolar dan jumlah unit. Secara lebih spesifik, pendapatan
penjualan dinyatakan sebagai harga jual per unit dikali jumlah unit yang terjual, dan total biaya
variabel adalah biaya variabel per unit dikali jumlah unit yang terjual. Dengan demikian,
persamaan laba operasi menjadi
Laba operasi = (Harga x Jumlah unit terjual) (Biaya Variabel per unit x jumlah unit
terjual ) Total biaya tetap
Contoh berikut ini adalah mencari titik impas dalam unit. Contohnya adalah
Whittier Company memproduksi mesin pemotong rumput. Berikut ini adalah proyeksi laporan
laba rugi perusahaan Whittier Company
Penjualan (1000 unit@$400)
Dikurangi: Beban variabel
Margin kontribusi
Dikurangi: Beban tetap
Laba operasi
$400.000
325.000
$ 75.000
45.000
$ 30.000
Hal ini menunjukan bahwasanya Whittier Company mempunyai harga adalah $400 per unit,
dan biaya variabel per unit adalah $325 ($325.000/1000 unit). Biaya tetap adalah $45.000. Maka
pada titik impas, persamaan laba operasi adalah sebagai berikut:
0
$75 x Unit
= $45.000
Unit
= 600
Dengan demikian, Whittier Company harus menjual 600 pemotong rumput untuk menutupi
semua beban tetap dan variabel. Suatu cara yang baik untuk memeriksa jawaban ini adalah
dengan memformulasikan suatu laporan laba rugi berdasarkan 600 unit yang terjual.
Penjualan (600 unit@ $400)
$240.000
195.000
$ 45.000
45.000
$
= $45.000/($400-$325)
= $45.000/$75
= 600
Meskipun titik impas merupakan informasi yang berguna, sebagian besar perusahaan ingin
memperoleh laba operasi lebih besar daripada nol. Analisis cost volume profit menyediakan suatu
cara menentukan jumlah unityang harus dijual untuk menghasilkan target laba tertentu. Target
laba di sini adalah laba operasi di atas nol (titik impasnya), yang dapat dinyatakan dengan jumlah
dolar atau sebagai persentase dari pendapatan penjualan. Untuk mencari target laba, pendekatan
yang dapat dilakukan adalah dengan pendekatan laba operasi atau pendekatan margin kontribusi.
Dalam pendekatan target laba sebagai sebuah jumlah dolar, anggaplah bahwa Whittier
Company ingin memperoleh laba operasi sebesar $60.000. dalam hal ini, berapakah mesin
pemotong rumput yang harus dijual untuk mencapai hasil ini? Jika menggunakan laporan laba
rugi maka hasilnya adalah sebagai berikut:
$60.000
$105.000
= $75 x Unit
Unit
= 1.400
Jika menggunakan persamaan dasar impas, maka perlu menambahkan target laba sebesar
$60.000 pada biaya tetap dan langsung :
Unit
Unit
= $105.000/$75
Unit
= 1.400
Artinya Whittier harus menjual 1400 mesin pemotong rumput untuk menghasilkan laba
operasi sebesar $60.000. Laporan laba rugi berikut membuktikan hasil ini:
Penjualan (1400 unit@$400)
$560.000
455.000
Margin kontribusi
$105.000
45.000
$ 60.000
Cara lain untuk memeriksa jumlah unit ini adalah dengan menggunakan titik impas. Seperti
yang baru saja ditunjukkan, Whittier harus menjual 1.400 mesin pemotong rumput, atau 800
lebih banyak dari volume impas 600 unit, untuk menghasilkan laba sebesar $60.000. Margin
kontribusi per mesin pemotong rumput adalah $75. Perkalian antara $75 dengan 800 unit mesin
pemotong rumput diatas impas akan menghasilkan laba sebesar $60.000 ($75 x 800). Hasil ini
menunjukkan bahwa margin kontribusi per unit untuk setiap unit diatas impas adalah sama persis
dengan laba per unit. Karena titik impas telah dihitung, maka jumlah mesin pemotong rumput
yang akan dijual untuk menghasilkan laba operasi $60.000 dapat dihitung dengan membagi
margin kontribusi per unit ke dalam target laba dan menambahkan hasilnya dengan volume
impas.
Secara umum, dengan mengasumsikan biaya tetap tidak berubah, dampak terhadap laba
perusahaan yang dihasilkan dari perubahan jumlah unit yang terjual dapat dinilai dengan
mengalikan margin kontribusi per unit dengan perubahan unit yang terjual. Sebagai contoh, jika
1.500 mesin pemotong rumput, bukan 1.400 yang terjual, maka berapa jumlah laba yang akan
diperoleh? Perubahan dalam unit yang terjual adalah suatu kenaikan sebanyak 100 mesin
pemotong rumput, dan margin kontribusi per unit adalah $75. Dengan demikian, laba akan
meningkat sebesar $7.500 ($75 x 100).
Dalam pendekatan target laba sebagai suatu persentase dari pendapatan penjualan (after
taxes), anggaplah bahwa Whittier Company ingin mengetahui jumlah mesin pemotong rumput
yang harus dijual untuk menghasilkan laba yang sama dengan 15 persen dari pendapatan
penjualan. Pendapatan penjualan adalah harga dikalikan dengan kuantitas. Dengan menggunakan
laporan laba rugi (yang lebih sederhana dalam kasus ini), maka diperoleh:
0,15 ($400) (Unit)
$60 x Unit
$60 x Unit
$15 x Unit
= $45.000
Unit
= 3.000
Apakah volume sebanyak 3.000 mesin pemotong rumput menghasilkan laba yang sama
dengan 15 persen dari pendapatan penjualan? Untuk 3000 mesin pemotong rumput, total
pendapatan adalah $1,2 juta ($400 x 3.000). Disini laba dapat dihitung tanpa harus menyusun
laporan laba rugi yang formal. Ingat, bahwa diatas impas margin kontribusi per unit adalah laba
per unit. Volume impas adalah 600 mesin pemotong rumput. Jika 3.000 mesin pemotong rumput
terjual, maka ada 2.400 (3.000 600) mesin pemotong rumput diatas titik impas yang telah
terjual. Jadi, laba sebelum pajak adalah $180.000 ($75 x 2400), yang merupakan 15 persen dari
penjualan ($180.000/$1.200.000).
Target Laba Setelah Pajak Pada saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak
berperan. Ini disebabkan karena pajak yang dibayar atas laba nol adalah nol. Namun, ketika
perusahaan ingin mengetahui berapa unit yang harus dijual untuk menghasilkan laba bersih
tertentu, maka diperlukan beberapa pertimbangan tambahan. Ingat kembali, bahwa laba bersih
adalah laba operasi setelah pajak penghasilan dan bahwa angka target laba dinyatakan dalam
kerangka sebelum pajak. Dengan demikian, ketika target laba dinyatakan sebagai laba bersih,
harus menambahkan kembali pajak penghasilan untuk memperoleh laba operasi.
Umumnya, pajak dihitung sebagai persentase dari laba. Laba setelah pajak dihitung dengan
mengurangkan pajak dari laba operasi (atau laba sebelum pajak).
Laba bersih
Atau
Laba operasi
Misalkan Whittier Company ingin memperoleh laba bersih sebesar $48.750 dan tarif
pajaknya adalah 35 persen. Untuk mengonversi target laba setelah pajak menjadi target laba
sebelum pajak, selesaikanlah langkah-langkah berikut:
$48.750
$48.750
$75.000
= Laba operasi
Dengan kata lain, jika tarif pajak adalah 35 persen, maka Whittier Company harus
menghasilkan $75.000 sebelum pajak penghasilan untuk memperoleh $48.750 setelah pajak
penghasilan. Dengan pengonversian ini, maka dapat dihitung jumlah unit yang harus dijual:
Unit
= ($45.000 + $75.000)/$75
Unit
= $120.000/$75
Unit
= 1.600
Sekarang buktikan lah dengan laporan laba rugi berdasarkan penjualan sebanyak 1.600 mesin
pemotong rumput.
Penjualan (1.600 @$400)
$640.000
520.000
$120.000
45.000
Laba operasi
Dikurangi: Pajak penghasilan (tarif pajak 35%)
Laba bersih
$ 75.000
26.250
$ 48.750
Rasio biaya variable (variable cost ratio) sebesar 60 % pada contoh ini merupakan bagian
dari setiap dolar penjualan yang harus digunakan untuk menutup biaya variable. Rasio biaya
variable dapat dihitung dengan menggunakan data total maupun data per unit. Tentu saja,
persentase dari dolar penjualan yang tersisa setelah biaya variable tertutupi merupakan rasio
margin kontribusi. Rasio margin kontribusi (contribution margin ratio) adalah bagian dari
setiap dolar penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba.
Berikut ini merupakan laporan Laba Rugi dari Whittier Dalam Dolar dan Persentase
Penjualan:
Dolar
Penjualan
Persentase Penjualan
$400.000
100,00%
325.000
81,25%
Margin Kontribusi
75.000
18,75%
45.000
Laba Operasi
30.000
Rasio Biaya Variabel adalah 81,25% ($325.000/$400.000). Rasio margin kontribusi adalah
18,75% ($75.000/$400.000 atau berasal dari 100%-81,25%). Biaya tetap adalah $45.000.
Berdasar informasi tersebut, berapakah pendapatan penjualan yang harus dihasilkan Whittier
ntuk mencapai titik impas?
Laba Operasi = Penjualan Biaya Variabel Biaya Tetap
0
(0,1875)Penjualan = 45.000
Penjualan
= $240.000
Jadi Whittier harus menghasilan penjualan sejumlah 240.000 untuk mencapai impas. Dengan
pendekatan rumus unit impas yang dikembangkan, dapat diperoleh nilai penjualan impas dengan
rumus:
Unit Impas
Jika sisi kiri dan sisi kanan kita kalikan dengan harga, maka sisi kiri Unit Impas x Harga
adalah merupakan pendapatan penjualan pada saat impas
Penjualan Impas
Penjualan Impas
Penjualan Impas
Dalam Kasus Whittier, besarnya penjualan yang harus dihasilkan pada titik impas dapat
dihitung sebagai berikut:
Penjualan Impas =
Penjualan Impas =
$45.000/0,1875
Penjualan Impas =
$240.000
= $45.000 + $60.000)/0,1875
= $105.000/0,1875
= $560.000
Whittier harus menghasilkan pendapatan $560.000 untuk mencapai target laba sebesar
$60.000. Karena impas adalah $240.000) diatas impas harus dihasilkan. Perhatikan bahwa
perkalian antara rasio margin kontribusi dengan pendapatan di atas impas menghasilkan laba
sebesar $60.000 (0,1875 x $320.000). Diatas impas, rasio margin kontribusi merupakan rasio
laba; karena itu, rasio tersebut menggambarkan bagian dari setiap dolar penjualan yang dapat
diperuntukkan bagi laba. Dalam contoh ini, setiap dolar penjualan yang diterima di atas impas
akan meningkatkan laba sebesar $0,1875.
Secara umum dengan asumsi biaya tetap tidak berubah, rasio margin kontribusi dapat
digunakan untuk mengetahui dampak terhadap laba atas perubahan pendapatan penjualan. Untuk
memperoleh total perubahan dalam laba yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan, kalikan
rasio margin kontribusi dengan perubahan dalam penjualan. Sebagai contoh, jika pendapatan
penjualan adalah $540.000, bukan $560.000, bagaimana pengaruhnya terhadap laba yang
diharapkan? Penurunan pendapatan penjualan sebesar $20.000 akan mengakibatkan penurunan
laba sebesar $3750 (0,1875 x $20.000).
Membandingkan Kedua Pendekatan
Untuk pengaturan produk tunggal, pengubahan titik impas dalam unit menjadi impas dalam
pendapatan penjualan hanya merupakan masalah pengalian harga jual per unit dengan unit yang
terjual. Namun ada dua alasan yang membuat manajemen menggunakan kedua rumus tersebut,
yaitu:
1. Rumus pendapatan penjualan memungkinkan kita untuk mencari pendapatan secara angsung jika
hal tersebut dikehendaki
2.
Pendekatan pendapatan penjualan jauh lebih mudah untuk digunakan dalam pengaturan
multiproduk yang memiliki harga yang bervariasi.
E. Analisis Multiproduk
Analisis biaya volume laba cukup mudah diterapkan dalam pengaturan produk tunggal.
Namun, kebanyakan perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau jasa.
Meskipun kompleksitas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi dalam situasi multiproduk,
pengoperasiannya tidak berbeda jauh.
Beban tetap langsung (direct fixed expenses) adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri ke
setiap produk dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada.
Beban tetap umum adalah biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produk dan akan tetap
muncul meskipun salah satu produk ditelusuri.
Contoh Whittier Company telah memutuskan untuk menawarkan dua model mesin pemotong
rumput, yaitu mesin manual dengan harga $400/unit dan mesin otomatis dengan harga $800/unit.
Departemen pemasaran yakin bahwa 1.200 mesin pemotong rumput manual dan 800 mesin
pemotong rumput otomatis dapat terjual tahun depan. Proyeksi Laporan Laba Rugi terlihat
sebagai berikut:
Mesin Manual
Mesin
Otomatis
Total
Penjualan
480.000
640.000
1.120.00
0
390.000
480.000
870.000
Margin Kontribusi
Dikurangi: Beban tetap
Langsung
90.000
160.000
250.000
30.000
40.000
70.000
Margin Produk
Dikurangi: Beban tetap
Umum
60.000
120.000
180.000
26.250
Laba Operasi
153.750
$30.000/$75
400 unit
$40.000/$200
200 unit
Jadi 400 unit mesin manual dan 200 unit mesin otomatis harus dijual untuk mencapai margin
produk impas, namun margin produk impas hanya menutup biaya tetap langsung, biaya tetap
umum masih belum tertutup. Padahal biaya tetap umum harus diperhatikan untuk mencari titik
impas bagi penjualan secara keseluruhan.
Pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini produk sebelum menghitung titik impas dapat
mengatasi kesulitan ini, namun permasalahan dalam pendekatan ini adalah alokasi biaya tetap
umum yang bersifat acak, jadi tidak ada volume impas yang tampak secara langsung.
= 480.000/(480.000+640.000)
= 42,86% dari penjualan
= 640.000/(480.000+640.000)
= 57,14% dari penjualan.
Jadi bauran penjualan dalam unit adalah sebesar 3 : 2 atau 60% : 40% yang berarti bahwa
Whittier berharap dapat menjual 3 mesin pemotong rumput manual atas setiap penjualan 2 mesin
pemotong rumput otomatis. Sedangkan bauran penjualan dalam pendapatan adalah sebesar
42,86% : 57,14% untuk mesin manual dan mesin otomatis. Perbedaan perbandingan iini
diakibatkan karena bauran penjualan dalam pendapatan menggunakan bauran penjualan dalam
unit dan memberikan bobot menurut harganya masing-masing. Untuk analisis CVP, kita harus
menggunakan bauran penjualan yang dinyatakan dalam unit.
Bauran penjualan dan analisis CVP, penentuan bauran penjualan terutama memungkinkan
kita untuk mengonversi masalah multiprodduk kedalam format CVP produk tunggal. Karena
Whittier berharap dapat menjual 3 mesin pemotong rumput manual atas setiap penjualan 2 mesin
pemotong rumput otomatis, Whittier bisa mengidentifikasikan produk tunggal yang dijualnya
sebagai suatu paket yang berisi tiga mesin pemotong rumput manual dan dua mesin pemotong
rumput otomatis.
Dengan menetapkan produk tersebut dalam suatu paket, maslah multiproduk dikonversi
menjadi masalah produk tunggal. Untuk lebih jelasnya lihat perhitungan berikut:
Produk (a)
Manual
Otomatis
Total Paket
Harga
Variabel
Per Unit
(b)
400
800
Biaya
Kontribus Margin
i Per Unit Penjualan
(c)
(d)
325
75
600
200
Bauran
Kontribu
si per
unit
paket (e)
3
2
Margi
n (f)
=d x e
225
400
625
Berdasar margin kontribusi per paket di atas, persamaan dasar impas dapat digunakan untuk
menentukan jumlah paket yang harus dijual Whittier pada titik impas.
Paket Impas
(70.000+26.250)/625
154 paket
154 x 3
462 unit
154 x 2
308 unit
Kelemahan metode ini yaitu sulit digunakan untuk perusahaan dengan banyak jenis produk.
Cara mengatasinya antara lain dengan:
a.
1.120.00
0
870.000
Margin Kontribusi
250.000
96.250
Laba Operasi
153.750
Dari data di atas diperoleh rasio margin kontribusi adalah sebesar 250.000/1.120.000 =
0,2232. Maka besar penjualan impas yaitu:
Penjualan impas =
$96.250/0,2232
$431.228
Hasil perhitungan ini akan sama dengan hasil perhitungan titik impas dalam unit. Jumlah
paket yang harus dijual pada saat impas adalah 154 sedangkan harga jual per paket adalah 2.800
(3 x 400 + 2 x 800), sehingga total penjualannya yaitu sebesar 154 x 2800 = 431.200, terdapat
sedikit perbedaan karena pembulatan dalam menghitung rasio margin kontribusi.
F.
laba
biaya
volume
laba, yang
akan
2.
linear
Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap, dan biaya variable per
unit dapat diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang
3.
4.
5.
G.
dan
biaya
harus
memperhitungkan
dan
pendapatan
saat
ini
adalah
$350.000,
maka
margin
yang
digunakan
untuk
melipatgandakan
kekuatan.
Pada
dapat dikelompokkan dalam dua kategori : biaya variabel dan biaya tetap.
Pada sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, biaya dibagi dalam
kategori berdasarkan unit dan non-unit.
SOAL
MANAGERIAL ACCOUNTING (HANSEN/MOWEN)
EXERCISE 11-22
Analisis multiproduk, Perubahan Bauran Penjualan
Gosnell Company memproduksi dua produk, bujur sangkar dan lingkaran. Berdasarkan segmen lini produk, proyeksi laporan laba rugi untuk tahun
mendatang adalah sebagai berikut:
Penjualan
Dikurangi: Beban Variabel
Margin Kontribusi
Dikurangi: Beban
langsung
Margin produk
Dikurangi: Beban
umum
Laba Operasi
Squares
$300.00
0
$100.00
0
$200.00
0
tetap
$28.000
$172.00
0
Circles
$2.500.00
0
Total
$2.800.00
0
$500.000
$2.000.00
0
$1.500.00
0
$600.000
$2.200.00
0
$1.528.00
0
$500.000
$672.000
tetap
$100.000
$572.000
Harga jual bujur sangkar adalah $30 dan lingkaran seharga $50.
Diminta
1. Hitunglah jumlah unit tiap produk yang harus dijual oleh Gosnell Company untuk mencapai titik impas.
2. Hitunglah pendapatan yang harus diperoleh untuk menghasilkan laba operasi 10 persen dari pendapatan penjualan.
3. Anggapan manajer pemasaran mengubah bauran penjualan kedua produk sehingga rasionya adalah tiga bujur sangkar sebanding dengan lima
lingkaran. Ulangi permintaan 1 dan 2.
4. Mengacu pada data awal. Anggaplah Gosnell dapat meningkatkan penjualan bujur sangkar dengan meningkatkan iklan. Iklan tambahan akan
memerlukan biaya tambahan sebesar $45.000 dan beberapa pembeli potensial produk lingkaran akan beralih ke bujur sangkar. Secara total, penjualan
bujur sangkar akan meningkat sebesar 15.000 unit dan penjualan lingkaran akan turun sebesar 5.000 unit. Apakah lebih baik Gosnell melakukan
strategi ini?
Jawaban
1. Bauran penjualan:
Bujur sangkar : $300.000/$30
Lingkaran
: $2.500.000/$5
Produk
Bujur sangkar
Lingkaran
P
$30
$50
Paket
= 10.000 unit
= 50.000 unit
V*
$10
$10
P-V
$20
$40
bauran penjualan =
1
5
Total CM
$20
$200
$220
bauran penjualan =
3
5
Total CM
$60
$200
$260
*$100.000/10.000 = $10
$500.000/50.000 = $10
Break-even paket = ($ 1.528.000 + 100.000)/$220 = 7.400 paket
Break-even bujur sangkar = 7.400 x 1 = 7.400 unit
Break-even lingkaran = 7.400 x 5 = 37.000 unit
2.
Bauran baru:
Produck
Bujur sangkar
Circles
Paket
P
$30
$50
V*
$10
$10
P-V
$20
$40
$300.000
($200.000)
$100.000
$45.000
$55.000
Dengan meningkatkan iklan untuk bujur sangkar Gosnell akan untung $55.000. Itu adalah strategi yang baik untuk dilakukan Gosnell
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok 11 Mata Kuliah Akuntansi Manajerial. 2014. Analisis Hubungan Biaya-Volume-Laba (B-V-L) Pertama. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Mowen, Hansen. 2009. Akuntansi Manajerial Buku 2 Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.
Diposkan oleh dina di 07.02
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
4 komentar:
1.
Fatkhul Anam19 April 2015 23.11
bagi teman - teman yang bingung mencari refrensi tugas matakuliah sistem informasi,
makalah sistem informasi, praktikum. silahkan saja >>klik disini<< share berbagai hal yang berhubungan dengan
ilmu teknologi informasi dan komunikasi khususnya
seputar sistem informasi silahkan >>Klik Disini<<
Balas
2.
sity hana nurjanah4 Mei 2015 23.42
sangat membantu... terima kasih :)
Balas
3.