Anda di halaman 1dari 30

RANCANGAN PERKULIAHAN

PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI BISNIS
No. Dokumen
Tgl. Efektif
Judul Mata Kuliah

12-2-1.2.04.00
Distribusi
01 Maret 2014
:Akuntansi Manajemen (Managerial Accounting)
Semester : 4
Sks : 3 SKS
Kode : 84033
Dosen/ Team Taching : Diah Iskandar, SE., M.Si
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliak akuntansi manajemen ini merupakan mata kuliah inti utama dari
program studi. Diharapkan para lulusan mampu mengapikasikan akuntansi
manajemen dalam pengambilan keputusan manajemen dalam organisasi. Dan
mata kuliah ini merupakan kelanjutan dari mata kuliah Manajemen Keuangan.
Kompetensi: Tujuan pembelajaran dari mata kuliah ini para lulusan mampu mengambil keputusan
dengan tepat dengan menggunakan konsep biaya yang tepat dan mampu menerapkan
berbagi metode analisis biaya untuk pengambilan keputusan manajemen.
Pokok Bahasan:
Mampu menjelaskan pekerjaan Manajemen dan Kebutuhan Informasi Akuntansi Manajerial
Mampu menjelaskan Terminologi, Konsep, dan Klasifikasi Biaya
Mampu menjelaskan perilaku Biaya: Analisis dan Penggunaan
Mampu menjelaskan Hubungan Biaya- Volume-Laba
Mampu memahami dan menjelaskan Perhitungan Biaya Variabel: Alat Untuk Manajemen
Mampu menjelaskan Perhitungan Biaya berdasarkan Aktivitas: Alat bantu pembuatan
keputusan.
Mampu menjelaskan Desentralisasi dan pelaporan Segmen
Mampu menjelaskan penggunaan Relevant untuk pengambilan keputusan Jangka pendek
manajemen.

Miggu Ke*
(1)

KEMAMPUAN AKHIR YANG


DIHARAPKAN
(2)

BAHAN KAJIAN/MATERI
PEMBELAJARAN*
(3)

a. Mampu
memahami
dan Kontrak kuliah (Belajar) dan
menyepakati kontrak kuliah
Penjelasan Rancangan
(belajar).
Perkuliahan (RAPER).
b. Mampu menjelaskan Akuntansi Pekerjaan manajemen, Akt
Manajerial dan Lingkungan
keuangan Vs Akuntansi
Bisnis
Manajerial, Struktur Organisasi,
Perubahan Lingkungan Bisnis,
Etika Profesi

BENTUK
PEMBELAJARAN*
(4)

- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis

Miggu Ke*
(1)

KEMAMPUAN AKHIR YANG


DIHARAPKAN
(2)

Biaya Produk Vs Biaya Periodik,


Klasifikasi Biaya dalam laporan
keuangan, Klasifikasi Biaya untuk
Memprediksi Perilaku Biaya,
Klasifikasi Biaya ke Objek Biaya,
Klasifikasi Biaya Untuk
Pembuatan Keputusan

- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis

Mampu menjelaskan dan


menganalisis Perilaku Biaya dan
penggunaannya.

Tipe pola perilaku biaya, Analisis


Semi Variabel Cost, Format
Kontribuasi Laba Rugi

- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis

Mampu menjelaskan dan


menganalisis Hubungan CostVolume- Profit atau Break Event
Point Analysis (Untuk Single
Product)

Dasar Analisis CVP, Analisis CVP,


CVP dalam memilih struktur
Biaya, Asumsi Dalam Brek Even
Poit Untuk Singe Product.

- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis

Mampu menjelaskan dan


menganalisis Hubungan CostVolume- Profit atau Break Event
Point Analysis (Untuk Multiple
Product)

Asumsi Dalam BEP untuk Multiple


Product, Membuat Struktur atas
Komisi Penjualan, Konsep Bauran
Penjualan,

- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis

Mampu menjelaskan,
menghitung, dan menganalisis
Biaya Variabel sebagai alat Untuk
Manajemen.

Gambaran umum Variabel costing


dan
absorption
costing,
perbandingan
laporan
L/R
variabel costing dan absorption
Costing,
Pengaruh
Perubahan
produksi terhadap Laba Bersih
Operasi,
Memilih
metode
perhitungan biaya.

- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis

Mampu menjelaskan dan


menghitung Perhitungan Biaya
Berdasarkan Aktivitas: Alat Bantu
pembuatan keputusan

Perlakuan thd biayadalam sistem


ABC, Merancang sistem ABC,
Mekanisme perhitungan ABC,
Perbandingan biaya produk
Tradisional dan ABC.

- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis

BENTUK
PEMBELAJARAN*
(4)

Mampu menjelaskan dan


mengiaplikasikan Terminologi,
Konsep, dan klasifikasi Biaya dan
pengambilan keputusan
Manajemen.

BAHAN KAJIAN/MATERI
PEMBELAJARAN*
(3)

KEMAMPUAN AKHIR YANG


DIHARAPKAN
(2)

Miggu Ke*
(1)

1. Mampu menjelaskan
Desentralisasi Operasi dan
Pelaporan Segmen
2. Mampu Menghitung dan
mengukur Kinerja Pusat
Investasi dengan ROI dan RI

Desentralisasi organisasi, Akuntansi


Pertanggungjawaban,desentralisasi dan
pelaporan segmen, Hambatanan

- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis

Mampu menjelaskan dan


memerapkan harga transfer
dalam Pusat Laba

Penentuan harga transfer:


Harga transfer negosiasi, cost based,
marked based, Otonomi divisi dan
suboptimalisasi, aspek internasional
penentuan hrg transfer.

- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis

1.

Standard cost, menetapkan biaya standar,


model analisis varians, Varians BB, TKL,
BOP Variabel, karakteristik BSc, Strategi
perusahaan dg BSc, Kompensasi dg BSc.

- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis

Mampu menjelaskan dan menghitung


anggaran fleksibel dan analisis Biaya
Overhead.

Anggaran Fleksibel, Varians Biaya


Overhead Variabel., Analisis tarif
BOP tetap

- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis

Mampu Menjelaskan dan mengidentifikasi


Relevant Cost dalam Keputusan
Manajemen jangka Pendek (Bidang
Produksi)

Penggunaan dg sumber daya


terbatas, Biaya gabungan dan
pendekatan kontribuasi. Konsep
Biaya
avoidable
cost
Vs
Unavoidable cost.

- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis

Mampu Menjelaskan dan mengidentifikasi


Relevant Cost dalam Keputusan
Manajemen jangka Pendek (Bidang
Pemasaran)

Aspek strategis keputusan membuat


/membeli, Konsep opportunity cost,
keputusan menjual atau memproses lebih
lanjut.

- Ceramah
- Diskusi
- Latihan/Quis

2.

Mampu menjelaskan dan menghitung


standar cost untuk keputusan
manajemen.
Mampu menjelaskan dan
mengimplementasikan Balance
Scorcard dlm pengukuran kinerja
perusahaan.

12

13

14

BENTUK
PEMBELAJARAN*
(4)

UJIAN TENGAH SEMESTER

10

11

BAHAN KAJIAN/MATERI
PEMBELAJARAN*
(3)

Miggu Ke*
(1)

KEMAMPUAN AKHIR YANG


DIHARAPKAN
(2)

BAHAN KAJIAN/MATERI
PEMBELAJARAN*
(3)

Mampu menjawab soal soal Quis

Latihan soal Materi setalah UTS

BENTUK
PEMBELAJARAN*
(4)

- Diskusi
- Latihan/Quis

15

16

UJIAN AKHIR SEMESTER

Kompenen Penilaian : Rincian besarnya bobot penilaian mata kuliah, acuan secara rinci adalah sebagai
berikut:
1. Kehadiran
: 10%**
2. UTS

: 20%**

3. UAS

: 20%**
4. Tugas-Tugas

: 40%** (Termasuk dalam

Bobot Nilai dalam Tabel Aktifitas Perkuliahan


diluar persentasi UTS dan UAS)
**Catatan : Persentasi dari rincian tersebut sebagai ilustrasi saja,
koordinator/dosen pengampuh mata kuliah dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan
Daftar Pustaka :
1. Managerial Accounting, Garrison/Noreen/brewer. 2006. Edisi 11. Penerbit Salem,ba Empat. Jakarta.
2. Management Accounting. Hansen/ Mowen/ 2011/ Penerbit: Salemba Empat. Jakarta

Jakarta, 01 Maret 2014


Dibuat Oleh
Diperiksa Oleh
Disahkan Oleh

Nama Fungsi
Dosen Pengampu / Koordinator MK:
Diah Iskandar, SE, MSi
Ketua Program Studi:
Dr. Rina Astini, SE., MM
Dekan:
Prof. Dr. Wiwik Utami, MSi, CA

Senin, 02 Februari 2015


Makalah Cost Volume Profit (CVP)
PENDAHULUAN
Analisis Biaya Volume Laba/BVL (cost volume profit analysis/CVP) merupakan suatu alat
yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan CVP
menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, semua informasi
keuangan perusahaan terkandung di dalamnya. Analisis CVP berfokus kepada lima hal, yaitu:
a. harga produk (prices of products),
b. volume produksi,
c.

biaya variable per unit,

d. total biaya tetap (biaya yang sifatnya tetap tidak terpengaruh oleh fluktuasi kuantitas produksi),
dan
e. mix of product sold (bauran produk dalam penjualan).
Karena perannya yang sangat besar, cost volume profit analysis dapat menjadi alat yang
sangat bermanfaat bagi manajemen untuk mengidentifikasi ruang lingkup permasalahan ekonomi
perusahaan serta membantu mencari solusi atas permasalahannya.
Analisis CVP dapat membantu manajemen untuk mengetahui beberapa hal penting, antara
lain:
a. Berapa jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas

b. Dampak pengurangan Biaya Tetap (Fixed Cost) terhadap titik impas


c.

Dampak kenaikan harga terhadap laba

d. Berapa volume penjualan dan bauran produk yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat laba yang
diharapkan dengan sumber daya yang dimiliki
e. Tingkat sensitivitas harga atau biaya terhadap laba.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas bagaimana hubungan analisis cost volume
profit analysis, titik impas dalam unit maupun dolar, analisis multiproduk, dan penyajian grafis
hubungan cost volume profit analysis agar manajer dapat dengan bijak mengambil keputusan
yang pasti dan tidak mengandung resiko yang dapat merugikan perusahaan.
A. Analisis Cost Volume Profit
Pengertian analisis cost volume profit adalah analisis yang digunakan untuk menentukan
bagaimana perubahan dalam biaya dan volume dapat mempengaruhi pendapatan operasional
(operating income) perusahaan dan pendapatan bersih (net income). Seperti kita ketahui, jumlah
produk yang dihasilkan perusahaan didalam suatu periode tertentu akan memiliki hubungan
langsung dengan besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan. Ketika biaya itu dipertemukan
dengan nilai penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan, laba perusahaan yang diperoleh
pada suatu periode akan terpengaruh menjadi lebih besar atau lebih kecil. Untuk melihat
hubungan antara ketiga variabel itu (biaya, volume, dan laba) diperlukanlah analisis cost volume
profit.
Manajemen merencanakan keuangan dan mengambil keputusan dengan melihat hubungan
besarnya biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan dengan besarnya volume penjualan serta laba
yang diperoleh pada suatu periode tertentu. Dalam mengambil keputusan, manajemen juga
melihat lima elemen penting terkait analisis cost volume profit, yaitu:
1. Harga produk yaitu harga yang ditetapkan di dalam suatu periode tertentu secara konstan.
2. Volume atau tingkat aktivitas yaitu besarnya produk yang dihasilkan dan direncanakan akan
dijual di dalam suatu periode tertentu.
3. Biaya variabel per unit yaitu besarnya biaya produk yang dibebankan secara langsung pada
setiap unit barang yang diproduksi.
4. Total biaya tetap yaitu keseluruhan biaya periodik di dalam suatu periode tertentu.
5. Bauran volume produk yang dijual yaitu proporsi volume relatif produk-produk perusahaan
yang akan dijual.

Dalam melihat hubungan diantara kelima elemen tersebut terdapat beberapa asumsi yang
harus digunakan didalam hubungan diantara besarnya biaya dan volume serta laba yang akan
diperoleh, yaitu :
1. Harga jual produk yang konstan dalam cakupan yang relevan. Hal ini berarti harga jual setiap
unit produk tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume penjualan.
2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi secara akurat ke
dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya variabel per unit konstan dan
jumlah biaya tetap total juga harus konstan.
3. Dalam perusahaan mulitiproduk, bauran penjualannya tidak berubah.
4. Jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit yang dijual. Berarti, jumlah
persediaan tidak berubah.
Dalam referensi lain, asumsi dasar analisis cost volume profit disederhanakan menjadi (a)
semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap, (b) fungsi jumlah biaya adalah
linier dalam kisaran relevan, (c) fungsi jumlah pendapatan adalah linier dalam kisaran relevan
dan harga jual dianggap konstan, (d) hanya terdapat satu pemicu biaya yaitu volume unit
produk / rupiah penjualan, dan (e) tidak ada persediaan. Dengan pengertian dan asumsi seperti
diatas maka jika salah satu elemen saja berubah maka hasil analisis cost volume profit pasti akan
menghasilkan kesimpulan yang berbada dan dapat menghasilkan keputusan yang berbeda juga.
Meskipun tujuan utama dari analisis ini adalah untuk melihat hubungan diantara elemen-elemen
tersebut dan pengaruhnya satu dengan yang lainnya.
Terkait asumsi dasar biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap, manajemen
harus teliti dalam memasukkan semua biaya variable yang relevan yaitu tidak hanya biaya
produksi saja tapi juga biaya penjualan dan biaya distribusi. Ketelitian ini diperlukan untuk
mengukur biaya variabel per unit. Selain itu, (pada analisis jangka pendek) biaya tetap yang
relevan dapat diartikan sebagai biaya tetap yang diperkirakan berubah sehubungan dengan
peluncuran produk baru. Pada saat biaya variabel dan biaya tetap dijumlahkan menjadi biaya
total, dapat diasumsikan dengan analisis cost volume profit bahwa pendapatan dan total biaya
adalah linear pada rentang aktivitas yang relevan. Meskipun perilaku biaya sebenarnya tidak
relevan dengan rentang output yang terbatas, total biaya diharapkan meningkat mendekati tingkat
yang linear.
Karena peran yang sangat vital, analisis cost volume profit ini dapat diterapkan dalam banyak
hal seperti menentukan harga jual produk atau jasa, memperkenalkan produk atau jasa baru,

mengganti peralatan, memutuskan apakah produk atau jasa yang ada seharusnya dibuat di dalam
perusahaan atau dibeli dari luar perusahaan, dan melakukan analisis apa yang akan dilakukan,
jika sesuatu dipilih oleh manajemen.
B. Konsep Contribution Margin
Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi beban variabel. Jadi,
ini adalah jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian menjadi laba untuk
periode tersebut. Margin kontribusi digunakan dulu untuk menutup beban tetap dan sisanya akan
menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak cukup untuk menutup beban tetap perusahaan, maka
akan terjadi kerugian untuk periode tersebut. Ketika titik impas dicapai, laba bersih akan
bertambah sesuai dengan margin kontribusi per unit untuk setiap tambahan produk yang terjual.
Untuk memperkirakan pengaruh kenaikan penjaulan yang direncanakan terhadap biaya, manajer
cukup mengalikan peningkatan dalam unit yang terjual dengan margin kontribusi yang per unit.
Hasilnya akan menggambarkan peningkatan laba yang diharapkan.
Margin kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi semua biaya variabel. Ini dapat
dihitung dengan menggunakan satuan mata uang atau basis per unit. Jika PT XYZ miliki
penjualan sebesar $ 750.000 dan biaya variabel sebesar $ 450.000, marjin kontribusinya adalah $
300.000. Dengan asumsi perusahaan menjual 250.000 unit selama tahun, harga per unit
penjualan adalah $ 3 dan biaya variabel total per unit adalah $ 1,80. Margin kontribusi per unit
adalah $ 1,20. Rasio margin kontribusi adalah 40%. Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan
margin kontribusi dalam satuan mata uang atau marjin kontribusi per unit. Untuk menghitung
rasio margin kontribusi, margin kontribusi dibagi dengan jumlah penjualan atau pendapatan.
C. Titik Impas Dalam Unit
Ketertarikan untuk mengetahui pendapatan, beban, dan laba berprilaku ketika volume
berubah adalah sesuatu yang lazim untuk memulai dengan menentukan titik impas perusahaan
dalam jumlah unit yang terjual. Titik impas (break-even point) adalah titik dimana total
pendapatan sama dengan total biaya atau titik dimana laba sama dengan nol (zero profit). Untuk
menentukan titik impas dalam unit (pendapatan sama dengan total biaya), maka perlu difokuskan
pada laba operasi. Dalam hal ini, yang dilakukan pertama kali adalah menentukan titik impas,
kemudian melihat bagaimana pendekatan yang telah digunakan itu dapat dikembangkan untuk
menentukan jumlah unit yang harus dijual guna menghasilkan laba yang ditargetkan.
Penggunaan Laba Operasi Dalam Analisis Cost Volume Profit

Laporan laba rugi merupakan suatu alat yang berguna untuk mengorganisasikan biaya-biaya
perusahaan dalam kategori tetap dan variable. Laporan laba rugi dapat dinyatakan sebagai
persamaan berikut.
Laba operasi = Pendapatan penjualan Beban variable Beban tetap
Dalam persamaan ini, istilah laba operasi digunakan untuk menunjukkan penghasilan atau
laba sebelum pajak penghasilan (taxes). Laba operasi (operating income) hanya mencakup
pendapatan dan beban dari operasional normal perusahaan. Sedangkan, laba bersih (net income)
adalah laba operasi dikurangi pajak penghasilan. Setelah memiliki ukuran unit yang terjual, maka
dapat dikembangkanlah persamaan laba operasi dengan menyatakan pendapatan penjulan dan
beban variabel dalam jumlah unit dolar dan jumlah unit. Secara lebih spesifik, pendapatan
penjualan dinyatakan sebagai harga jual per unit dikali jumlah unit yang terjual, dan total biaya
variabel adalah biaya variabel per unit dikali jumlah unit yang terjual. Dengan demikian,
persamaan laba operasi menjadi
Laba operasi = (Harga x Jumlah unit terjual) (Biaya Variabel per unit x jumlah unit
terjual ) Total biaya tetap
Contoh berikut ini adalah mencari titik impas dalam unit. Contohnya adalah
Whittier Company memproduksi mesin pemotong rumput. Berikut ini adalah proyeksi laporan
laba rugi perusahaan Whittier Company
Penjualan (1000 unit@$400)
Dikurangi: Beban variabel
Margin kontribusi
Dikurangi: Beban tetap
Laba operasi

$400.000
325.000
$ 75.000
45.000
$ 30.000

Hal ini menunjukan bahwasanya Whittier Company mempunyai harga adalah $400 per unit,
dan biaya variabel per unit adalah $325 ($325.000/1000 unit). Biaya tetap adalah $45.000. Maka
pada titik impas, persamaan laba operasi adalah sebagai berikut:
0

= ($400 x Unit) ($325 x Unit) - $45.000

= ($75 x Unit) - $45.000

$75 x Unit

= $45.000

Unit

= 600

Dengan demikian, Whittier Company harus menjual 600 pemotong rumput untuk menutupi
semua beban tetap dan variabel. Suatu cara yang baik untuk memeriksa jawaban ini adalah
dengan memformulasikan suatu laporan laba rugi berdasarkan 600 unit yang terjual.
Penjualan (600 unit@ $400)

$240.000

Dikurangi: beban variabel


Margin kontribusi

195.000
$ 45.000

Dikurangi: Beban tetap


Laba operasi

45.000
$

Jelaslah, penjualan 600 unit menghasilkan laba nol.


Sebuah keunggulan penting dari pendekatan laba operasi adalah bahwa seluruh persamaan
cost volume profit berikutnya diturunkan dari laporan laba rugi menurut perhitungan biaya
variabel. Sehingga setiap persoalan cost volume profit dapat diselesaikan dengan menggunakan
pendapatan ini.
Jalan Pintas Untuk Menghitung Unit Impas
Salah satu cara cepat yang digunakan untuk menghitung titik impas dalam unit yaitu dengan
menggunakan margin kontribusi. Margin kontribusi (contribution margin) adalah pendapatan
penjualan dikurangi total biaya variable. Pada titik impas, margin kontribusi sama dengan beban
tetap. Jika margin kontribusi per unit untuk harga dikurangi biaya variable per unit telah diganti
pada persamaan laba operasi dan pada akhinya memperoleh jumlah unit, maka akan didapatkan
persamaan dasar
Jumlah unit BEP = Biaya tetap/Margin kontribusi per unit
Dengan menggunakan contoh dari Whittier Company margin kontirbusi per unit dapat
dihitung dengan salah satu dari dua cara berikut. Cara pertama adalah dengan membagi total
margin kontribusi dengan unit yang terjual ($75.000/1000) hasilnya $75. Cara kedua adalah
penjualan dikurangi biaya variabel ($400 - $325) hasilnya $75. Untuk menghitung jumlah unit
impas Whittier Company, dapat digunakan persamaan dasar sebagai berikut:
Jumlah unit

= $45.000/($400-$325)
= $45.000/$75
= 600

Penjualan Dalam Unit Yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba

Meskipun titik impas merupakan informasi yang berguna, sebagian besar perusahaan ingin
memperoleh laba operasi lebih besar daripada nol. Analisis cost volume profit menyediakan suatu
cara menentukan jumlah unityang harus dijual untuk menghasilkan target laba tertentu. Target
laba di sini adalah laba operasi di atas nol (titik impasnya), yang dapat dinyatakan dengan jumlah
dolar atau sebagai persentase dari pendapatan penjualan. Untuk mencari target laba, pendekatan
yang dapat dilakukan adalah dengan pendekatan laba operasi atau pendekatan margin kontribusi.
Dalam pendekatan target laba sebagai sebuah jumlah dolar, anggaplah bahwa Whittier
Company ingin memperoleh laba operasi sebesar $60.000. dalam hal ini, berapakah mesin
pemotong rumput yang harus dijual untuk mencapai hasil ini? Jika menggunakan laporan laba
rugi maka hasilnya adalah sebagai berikut:
$60.000

= ($400 x Unit) ($325 x Unit) - $45.000

$105.000

= $75 x Unit

Unit

= 1.400

Jika menggunakan persamaan dasar impas, maka perlu menambahkan target laba sebesar
$60.000 pada biaya tetap dan langsung :
Unit

= ($45.000 + $60.000)/($400 - $325)

Unit

= $105.000/$75

Unit

= 1.400

Artinya Whittier harus menjual 1400 mesin pemotong rumput untuk menghasilkan laba
operasi sebesar $60.000. Laporan laba rugi berikut membuktikan hasil ini:
Penjualan (1400 unit@$400)

$560.000

Dikurangi: Bebabn Variabel

455.000

Margin kontribusi

$105.000

Dikurangi: Beban tetap


Laba operasi

45.000
$ 60.000

Cara lain untuk memeriksa jumlah unit ini adalah dengan menggunakan titik impas. Seperti
yang baru saja ditunjukkan, Whittier harus menjual 1.400 mesin pemotong rumput, atau 800
lebih banyak dari volume impas 600 unit, untuk menghasilkan laba sebesar $60.000. Margin
kontribusi per mesin pemotong rumput adalah $75. Perkalian antara $75 dengan 800 unit mesin
pemotong rumput diatas impas akan menghasilkan laba sebesar $60.000 ($75 x 800). Hasil ini
menunjukkan bahwa margin kontribusi per unit untuk setiap unit diatas impas adalah sama persis

dengan laba per unit. Karena titik impas telah dihitung, maka jumlah mesin pemotong rumput
yang akan dijual untuk menghasilkan laba operasi $60.000 dapat dihitung dengan membagi
margin kontribusi per unit ke dalam target laba dan menambahkan hasilnya dengan volume
impas.
Secara umum, dengan mengasumsikan biaya tetap tidak berubah, dampak terhadap laba
perusahaan yang dihasilkan dari perubahan jumlah unit yang terjual dapat dinilai dengan
mengalikan margin kontribusi per unit dengan perubahan unit yang terjual. Sebagai contoh, jika
1.500 mesin pemotong rumput, bukan 1.400 yang terjual, maka berapa jumlah laba yang akan
diperoleh? Perubahan dalam unit yang terjual adalah suatu kenaikan sebanyak 100 mesin
pemotong rumput, dan margin kontribusi per unit adalah $75. Dengan demikian, laba akan
meningkat sebesar $7.500 ($75 x 100).
Dalam pendekatan target laba sebagai suatu persentase dari pendapatan penjualan (after
taxes), anggaplah bahwa Whittier Company ingin mengetahui jumlah mesin pemotong rumput
yang harus dijual untuk menghasilkan laba yang sama dengan 15 persen dari pendapatan
penjualan. Pendapatan penjualan adalah harga dikalikan dengan kuantitas. Dengan menggunakan
laporan laba rugi (yang lebih sederhana dalam kasus ini), maka diperoleh:
0,15 ($400) (Unit)

= ($400 x Unit) ($325 x Unit) - $45.000

$60 x Unit

= ($400 x Unit) ($325 x Unit) - $45.000

$60 x Unit

= ($75 x Unit) - $45.000

$15 x Unit

= $45.000

Unit

= 3.000

Apakah volume sebanyak 3.000 mesin pemotong rumput menghasilkan laba yang sama
dengan 15 persen dari pendapatan penjualan? Untuk 3000 mesin pemotong rumput, total
pendapatan adalah $1,2 juta ($400 x 3.000). Disini laba dapat dihitung tanpa harus menyusun
laporan laba rugi yang formal. Ingat, bahwa diatas impas margin kontribusi per unit adalah laba
per unit. Volume impas adalah 600 mesin pemotong rumput. Jika 3.000 mesin pemotong rumput
terjual, maka ada 2.400 (3.000 600) mesin pemotong rumput diatas titik impas yang telah
terjual. Jadi, laba sebelum pajak adalah $180.000 ($75 x 2400), yang merupakan 15 persen dari
penjualan ($180.000/$1.200.000).
Target Laba Setelah Pajak Pada saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak
berperan. Ini disebabkan karena pajak yang dibayar atas laba nol adalah nol. Namun, ketika

perusahaan ingin mengetahui berapa unit yang harus dijual untuk menghasilkan laba bersih
tertentu, maka diperlukan beberapa pertimbangan tambahan. Ingat kembali, bahwa laba bersih
adalah laba operasi setelah pajak penghasilan dan bahwa angka target laba dinyatakan dalam
kerangka sebelum pajak. Dengan demikian, ketika target laba dinyatakan sebagai laba bersih,
harus menambahkan kembali pajak penghasilan untuk memperoleh laba operasi.
Umumnya, pajak dihitung sebagai persentase dari laba. Laba setelah pajak dihitung dengan
mengurangkan pajak dari laba operasi (atau laba sebelum pajak).
Laba bersih

= laba operasi pajak penghasilan


= laba operasi (tarif pajak x laba operasi)
= laba operasi (1 tarif pajak)

Atau
Laba operasi

= Laba bersih/(1- Tarif Pajak)

Misalkan Whittier Company ingin memperoleh laba bersih sebesar $48.750 dan tarif
pajaknya adalah 35 persen. Untuk mengonversi target laba setelah pajak menjadi target laba
sebelum pajak, selesaikanlah langkah-langkah berikut:
$48.750

= Laba operasi (0,35 x Laba operasi)

$48.750

= 0,65 (Laba operasi)

$75.000

= Laba operasi

Dengan kata lain, jika tarif pajak adalah 35 persen, maka Whittier Company harus
menghasilkan $75.000 sebelum pajak penghasilan untuk memperoleh $48.750 setelah pajak
penghasilan. Dengan pengonversian ini, maka dapat dihitung jumlah unit yang harus dijual:
Unit

= ($45.000 + $75.000)/$75

Unit

= $120.000/$75

Unit

= 1.600

Sekarang buktikan lah dengan laporan laba rugi berdasarkan penjualan sebanyak 1.600 mesin
pemotong rumput.
Penjualan (1.600 @$400)

$640.000

Dikurangi: Beban Variabel


Margin kontribusi
Dikurangi: Beban tetap

520.000
$120.000
45.000

Laba operasi
Dikurangi: Pajak penghasilan (tarif pajak 35%)
Laba bersih

$ 75.000
26.250
$ 48.750

D. Titik Impas Dalam Dolar Penjualan


Pada beberapa kasus yang menggunakan analisis CVP, manajer mungkin lebih suka
menggunakan pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan daripada unit yang
terjual. Suatu ukuran unit yang terjual dapat dikonversikan menjadi suatu ukuran pendapatan
penjualan hanya dengan mengalikan harga jual per unit dengan unit yang terjual. Sebagai contoh,
titik impas Whittier Company dihitung pada 600 mesin pemotong rumput. Karena harga jual per
unit mesin pemotong rumput adalah $400, maka volume impas dalam pendapatan penjualan
adalah $240.000 ($400 x 600).
Setiap jawaban yang dinyatakan dalam unit yang terjual dapat secara mudah dikonversi
menjadi satu jawaban yang dinyatakan dalam pendapatan penjualan, tetapi jawaban tersebut bisa
dihitung secara lebih langsung dengan mengembangkan rumus terpisah untuk kasus pendapatan
penjualan. Dalam kasus ini, variabel yang penting adalah dolar penjualan, sehingga pendapatan
maupun biaya variabel harus dinyatakan dalam dolar, bukan unit. Karena pendapatan penjualan
selalu dinyatakan dalam dolar, maka pengukuran variabel tidak menjadi masalah. Selanjutnya
akan dibahas secara lebih mendalam mengenai biaya variabel dan melihat bagaimana biaya
tersebut dapat dinyatakan dalam ukuran dolar penjualan.
Untuk menghitung titik impas dalam dolar penjualan, biaya variabel didefenisikan sebagi
suatu persentase dari penjualan bukan sebagai sebuah jumlah per unit yang terjual. Dapat
diilustrasikan mengenai pembagian pendapatan penjualan menjadi biaya variabel dan margin
kontribusi sebagai berikut:
Harga adalah $10 dan biaya variabel adalah $6. Tentu saja, sisanya adalah margin kontribusi
sebesar $4 ($10 - $6). Jika yang dijual adalah 10 unit, maka total biaya variabel adalah $60 ($6 x
10 unit). Atau, karena setiap unit yang dijual menghasilkan pendapatan sebesar $10 dan
membutuhkan biaya variabel $6, maka kita dapat mengatakan bahwa 60 persen dari setiap dolar
pendapatan yang dihasilkan diakibatkan oleh biaya variabel ($6/$10). Jadi, dengan memfokuskan
pada pendapatan penjualan, kita dapat memperkirakan total biaya variabel sebesar $60 untuk
pendapatan $100 (0,60 x $100).

Rasio biaya variable (variable cost ratio) sebesar 60 % pada contoh ini merupakan bagian
dari setiap dolar penjualan yang harus digunakan untuk menutup biaya variable. Rasio biaya
variable dapat dihitung dengan menggunakan data total maupun data per unit. Tentu saja,
persentase dari dolar penjualan yang tersisa setelah biaya variable tertutupi merupakan rasio
margin kontribusi. Rasio margin kontribusi (contribution margin ratio) adalah bagian dari
setiap dolar penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba.
Berikut ini merupakan laporan Laba Rugi dari Whittier Dalam Dolar dan Persentase
Penjualan:
Dolar
Penjualan

Persentase Penjualan

$400.000

100,00%

325.000

81,25%

Margin Kontribusi

75.000

18,75%

Dikurangi: Biaya tetap

45.000

Laba Operasi

30.000

Dikurangi: Biaya Variabel

Rasio Biaya Variabel adalah 81,25% ($325.000/$400.000). Rasio margin kontribusi adalah
18,75% ($75.000/$400.000 atau berasal dari 100%-81,25%). Biaya tetap adalah $45.000.
Berdasar informasi tersebut, berapakah pendapatan penjualan yang harus dihasilkan Whittier
ntuk mencapai titik impas?
Laba Operasi = Penjualan Biaya Variabel Biaya Tetap
0

= (Penjualan (Rasio Biaya Variabel x Penjualan)) Biaya tetap

= Penjualan (1 Rasio Biaya Variabel) Biaya Tetap

= Penjualan (1 0,8125) 45.000

(0,1875)Penjualan = 45.000
Penjualan

= $240.000

Jadi Whittier harus menghasilan penjualan sejumlah 240.000 untuk mencapai impas. Dengan
pendekatan rumus unit impas yang dikembangkan, dapat diperoleh nilai penjualan impas dengan
rumus:
Unit Impas

= Biaya tetap/(Harga-Biaya Variabel per Unit)

Jika sisi kiri dan sisi kanan kita kalikan dengan harga, maka sisi kiri Unit Impas x Harga
adalah merupakan pendapatan penjualan pada saat impas

Unit Impas x Harga

= Harga x (Biaya tetap/(Harga-Biaya Variabel per Unit))

Penjualan Impas

= Biaya Tetap x (Harga/ Harga-Biaya Variabel per Unit))

Penjualan Impas

= Biaya tetap x (Harga/Margin Kontribusi)

Penjualan Impas

Biaya Tetap/Rasio Margin Kontribusi

Dalam Kasus Whittier, besarnya penjualan yang harus dihasilkan pada titik impas dapat
dihitung sebagai berikut:
Penjualan Impas =

Biaya Tetap/Rasio Margin Kontribusi

Penjualan Impas =

$45.000/0,1875

Penjualan Impas =

$240.000

Target Laba dan Pendapatan Penjualan


Pertimbangkan pertanyaan berikut: Berapakah pendapatan penjualan yang harus dihasilkan
Whittier untuk memperoleh laba sebelum pajak sebesar $60.000? (pertanyaan ini mirip dengan
yang ditanyakan sebelumnya dalam hal unit, tetapi pertanyaannya sekarang adalah langsung
dalam hal pendapatan penjualan). Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tambahkanlah target
laba operasi sebesar $60.000 kepada biaya tetap $45.000 dan membagi dengan rasio margin
kontribusi:
Penjualan

= $45.000 + $60.000)/0,1875
= $105.000/0,1875
= $560.000

Whittier harus menghasilkan pendapatan $560.000 untuk mencapai target laba sebesar
$60.000. Karena impas adalah $240.000) diatas impas harus dihasilkan. Perhatikan bahwa
perkalian antara rasio margin kontribusi dengan pendapatan di atas impas menghasilkan laba
sebesar $60.000 (0,1875 x $320.000). Diatas impas, rasio margin kontribusi merupakan rasio
laba; karena itu, rasio tersebut menggambarkan bagian dari setiap dolar penjualan yang dapat
diperuntukkan bagi laba. Dalam contoh ini, setiap dolar penjualan yang diterima di atas impas
akan meningkatkan laba sebesar $0,1875.

Secara umum dengan asumsi biaya tetap tidak berubah, rasio margin kontribusi dapat
digunakan untuk mengetahui dampak terhadap laba atas perubahan pendapatan penjualan. Untuk
memperoleh total perubahan dalam laba yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan, kalikan
rasio margin kontribusi dengan perubahan dalam penjualan. Sebagai contoh, jika pendapatan
penjualan adalah $540.000, bukan $560.000, bagaimana pengaruhnya terhadap laba yang
diharapkan? Penurunan pendapatan penjualan sebesar $20.000 akan mengakibatkan penurunan
laba sebesar $3750 (0,1875 x $20.000).
Membandingkan Kedua Pendekatan
Untuk pengaturan produk tunggal, pengubahan titik impas dalam unit menjadi impas dalam
pendapatan penjualan hanya merupakan masalah pengalian harga jual per unit dengan unit yang
terjual. Namun ada dua alasan yang membuat manajemen menggunakan kedua rumus tersebut,
yaitu:
1. Rumus pendapatan penjualan memungkinkan kita untuk mencari pendapatan secara angsung jika
hal tersebut dikehendaki
2.

Pendekatan pendapatan penjualan jauh lebih mudah untuk digunakan dalam pengaturan
multiproduk yang memiliki harga yang bervariasi.
E. Analisis Multiproduk
Analisis biaya volume laba cukup mudah diterapkan dalam pengaturan produk tunggal.
Namun, kebanyakan perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau jasa.
Meskipun kompleksitas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi dalam situasi multiproduk,
pengoperasiannya tidak berbeda jauh.
Beban tetap langsung (direct fixed expenses) adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri ke
setiap produk dan akan hilang jika produk tersebut tidak ada.
Beban tetap umum adalah biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produk dan akan tetap
muncul meskipun salah satu produk ditelusuri.
Contoh Whittier Company telah memutuskan untuk menawarkan dua model mesin pemotong
rumput, yaitu mesin manual dengan harga $400/unit dan mesin otomatis dengan harga $800/unit.
Departemen pemasaran yakin bahwa 1.200 mesin pemotong rumput manual dan 800 mesin
pemotong rumput otomatis dapat terjual tahun depan. Proyeksi Laporan Laba Rugi terlihat
sebagai berikut:

Mesin Manual

Mesin
Otomatis

Total

Penjualan

480.000

640.000

1.120.00
0

Dikurangi: beban Variabel

390.000

480.000

870.000

Margin Kontribusi
Dikurangi: Beban tetap
Langsung

90.000

160.000

250.000

30.000

40.000

70.000

Margin Produk
Dikurangi: Beban tetap
Umum

60.000

120.000

180.000
26.250

Laba Operasi

153.750

1. Titik Impas Dalam Unit


Pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini produk sebelum menghitung titik impas dapat
mengatasi kesulitan ini. Permasalahan dalam pendekatan ini adalah alokasi biaya tetap umum
bersifat acak. Jadi, tidak ada volume impas yang tampak secara langsung.
Dalam contoh Whittier di atas, jika dihiting unit impas individu dari mesin maual dan mesin
otomatis, diperoleh hasil:
Unit impas mesin manual

Biaya Tetap/(Harga-Biaya Variabel per unit)

$30.000/$75

400 unit

Unit Impas mesin otomatis =


=

$40.000/$200
200 unit

Jadi 400 unit mesin manual dan 200 unit mesin otomatis harus dijual untuk mencapai margin
produk impas, namun margin produk impas hanya menutup biaya tetap langsung, biaya tetap
umum masih belum tertutup. Padahal biaya tetap umum harus diperhatikan untuk mencari titik
impas bagi penjualan secara keseluruhan.
Pengalokasian biaya tetap umum ke setiap lini produk sebelum menghitung titik impas dapat
mengatasi kesulitan ini, namun permasalahan dalam pendekatan ini adalah alokasi biaya tetap
umum yang bersifat acak, jadi tidak ada volume impas yang tampak secara langsung.

Kemungkinan pemecahan lainnya adalah dengan mengkonversikan masalah multiproduk


menjadi masalah produk tunggal. Jika hal ini dapat dilakukan, maka seluruh metodologi CVP
produk tunggal dapat diterapkan secara langsung. Kunci dari konversi ini adalah dengan
mengidentifikasi bauran penjualan yang diharapkan dalam unit dari produk-produk yang
dipasarkan. Bauran penjualan (sales mix) adalah kombinasi relative dari berbagai produk yang
dijual perusahaan.
Penentuan bauran penjualan, bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang terjual atau
bagian dari pendapatan.
Contohnya; Jika Whittier berencana menjual 1.200 mesin pemotong rumput manual dan 800
pemotong rumput otomatis, maka bauran penjualan dalam unit adalah 1.200 : 800, atau 3 : 2.
Bauran penjualan juga dapat dinyatakan dalam persentase dari total pendapatan yang
dikontribusikan oleh setiap produk. Pada kasus Whittier, pendapatan mesin pemotong rumput
manual adalah $480.000 ($400 x 1.200). dan pendapatan mesin pemotong rumput otomatis
adalah $640.000 ($800 x 800).
Pendapatan Mesin pemotong rumput manual

= 480.000/(480.000+640.000)
= 42,86% dari penjualan

Pendapatan mesin pemotong rumut otomatis

= 640.000/(480.000+640.000)
= 57,14% dari penjualan.

Jadi bauran penjualan dalam unit adalah sebesar 3 : 2 atau 60% : 40% yang berarti bahwa
Whittier berharap dapat menjual 3 mesin pemotong rumput manual atas setiap penjualan 2 mesin
pemotong rumput otomatis. Sedangkan bauran penjualan dalam pendapatan adalah sebesar
42,86% : 57,14% untuk mesin manual dan mesin otomatis. Perbedaan perbandingan iini
diakibatkan karena bauran penjualan dalam pendapatan menggunakan bauran penjualan dalam
unit dan memberikan bobot menurut harganya masing-masing. Untuk analisis CVP, kita harus
menggunakan bauran penjualan yang dinyatakan dalam unit.
Bauran penjualan dan analisis CVP, penentuan bauran penjualan terutama memungkinkan
kita untuk mengonversi masalah multiprodduk kedalam format CVP produk tunggal. Karena
Whittier berharap dapat menjual 3 mesin pemotong rumput manual atas setiap penjualan 2 mesin
pemotong rumput otomatis, Whittier bisa mengidentifikasikan produk tunggal yang dijualnya
sebagai suatu paket yang berisi tiga mesin pemotong rumput manual dan dua mesin pemotong
rumput otomatis.

Dengan menetapkan produk tersebut dalam suatu paket, maslah multiproduk dikonversi
menjadi masalah produk tunggal. Untuk lebih jelasnya lihat perhitungan berikut:

Produk (a)
Manual
Otomatis
Total Paket

Harga
Variabel
Per Unit
(b)
400
800

Biaya
Kontribus Margin
i Per Unit Penjualan
(c)
(d)
325
75
600
200

Bauran
Kontribu
si per
unit
paket (e)
3
2

Margi
n (f)
=d x e
225
400
625

Berdasar margin kontribusi per paket di atas, persamaan dasar impas dapat digunakan untuk
menentukan jumlah paket yang harus dijual Whittier pada titik impas.
Paket Impas

Total Biaya Tetap/Margin Kontribusi Per Paket

(70.000+26.250)/625

154 paket

Jadi Whittier harus menjual


Unit mesin manual
Unit mesin otomatis

154 x 3

462 unit

154 x 2

308 unit

Kelemahan metode ini yaitu sulit digunakan untuk perusahaan dengan banyak jenis produk.
Cara mengatasinya antara lain dengan:
a.

Melakukan penyederhanaan yaitu dengan menganalisis kelompok produk, bukan individu


produk, atau

b. Menggunakan pendekatan pendapatan penjualan.


2. Pendekatan Dolar Penjualan
Titik impas dalam dolar penjualan secara implisit menggunakan asumsi bauran penjualan,
tetapi mengabaikan persyaratan penghitungan margin kontribusi per paket. Tidak ada
pengetahuan terhadap data produk individual yang diperlukan. Upaya perhitungannya mirip
dengan yang digunakan dalam pengaturan produk tunggal. Selain itu, jawabannya masih
dinyatakan dalam pendapatan penjualan. Tidak seperti titik impas dalam unit, jawaban atas
pertanyaan CVP yang menggunakan dolar penjualan tetap dinyatakan dalam ukuran ikhtisar

tunggal. Namun pendekatan pendapatan penjualan mengorbankan informasi yang berkaitan


dengan kinerja tiap tiap produk. Contoh kasus pada Whittier.
Total
Penjualan

1.120.00
0

Dikurangi: beban Variabel

870.000

Margin Kontribusi

250.000

Dikurangi: Total Beban tetap

96.250

Laba Operasi

153.750

Dari data di atas diperoleh rasio margin kontribusi adalah sebesar 250.000/1.120.000 =
0,2232. Maka besar penjualan impas yaitu:
Penjualan impas =

Biaya tetap/rasio margin kontribusi

$96.250/0,2232

$431.228

Hasil perhitungan ini akan sama dengan hasil perhitungan titik impas dalam unit. Jumlah
paket yang harus dijual pada saat impas adalah 154 sedangkan harga jual per paket adalah 2.800
(3 x 400 + 2 x 800), sehingga total penjualannya yaitu sebesar 154 x 2800 = 431.200, terdapat
sedikit perbedaan karena pembulatan dalam menghitung rasio margin kontribusi.
F.

Representasi Grafis Dari Hubungan CVP


Perseroan wajib menjelaskan antara lain kebijakan akuntansi untuk:

Untuk memahami hubungan CVP lebih mendalam, dapat dilakukan melalui


penggambaran secara visual. Penyajian secara grafis dapat membantu para
manajer melihat perbedaan antara biaya variable dan pendapatan. Hal itu
juga dapat membantu mereka memahami dampak kenaikan atau penurunan
penjualan terhadap titik impas dengan cepat. Dua grafik dasar yang
penting, grafik

laba

volume dan grafik

dijelaskan sebagai berikut :

biaya

volume

laba, yang

akan

Grafik Laba Volume


Grafik laba volume (profit volume grafh) menggambarkan hubungan
antara laba dan volume penjualan secara visual. Grafik laba volume
merupakan grafik dari persamaan laba operasi [laba operasi = (harga x unit)
(biaya variable per unit x unit) biaya tetap]. Dalam grafik ini, laba operasi
merupakan variable terikat dan unit merupakan variable bebas. Nilai variable
bebas biasanya diukur pada sumbu horizontal dan nilai variable terikat pada
sumbu vertical.
(Contoh Grafik Laba Volume)
Grafik Biaya Volume Laba
Grafik biaya volume laba (cost volume profit graph) menggambarkan
hubungan antara biaya, volume dan laba. Untuk mendapatkan gambaran
yang lebih terperinci, perlu dibuat grafik dengan dua garis terpisah : garis
total pendapatan dan garis total biaya. Tiap tiap garis ini mempunyai dua
persamaan berikut :
Pendapatan = harga x unit
Total biaya = (biaya variable per unit x unit) + Biaya tetap
Asumsi asumsi pada Analisis Biaya Volume Laba
Grafik laba volume dan biaya volume laba yang baru diilustrasikan
mengandalkan beberapa asumsi penting. Berikut beberapa dari asumsi
tersebut :
1.

Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk

2.

linear
Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap, dan biaya variable per
unit dapat diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang

3.
4.
5.
G.

tentang yang relevan


Analisis mengasumsikan apa yang diprosuksi dapat dijual
Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bauran penjualan diketahui
Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti.
Perubahan Dalam Variabel CVP

Karena perusahaan beroperasi dalam dunia yang dinamis, mereka harus


memperhatikan perubahan perubahan yang terjadi dalam harga, biaya
variable,

dan

biaya

tetap. Perusahaan juga

harus

memperhitungkan

pengaruh resiko dan ketidakpastian. Kita akan membahas pengaruh dari


perubahan harga, margin kontribusi per unit, dan biaya tetap terhadap titik
impas. Kita juga akan membahas cara cara yang dapat ditempuh para
manajer untuk menangani risiko dan ketidakpastian dalam kerangka CVP
Memperkenalkan Risiko dan Ketidakpastian
Asumsi penting dari analisis CVP adalah harga dan biaya diketahui
dengan pasti. Namun, hal tersebut jarang terjadi. Risiko dan ketidakpastian
adalah bagian dari pengambilan keputusan bisnis dan bagaimananpun hal
itu harus ditangani. Secara formal, risiko berbeda dengan ketidak pastian.
Distribusi probabilitas variable pada risiko dapat diketahui, sedangkan
distribusi probabilitas variable pada ketidakpastian tidak diketahui. Namun,
pada tujuan pembahasan kita, kedua istilah tersebut akan digunakan secara
bergantian.
Margin pengaman ( margin of safety ) adalah unit yang terjual atau
diharapkan terjual atau pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk
dihasilkan yang melebihi volume impas. Sebagai contoh jika volume impas
perusahaan adalah 200 unit dan perusahaan saat ini menjual 500 unit, maka
margin pengamannya adalah 300 unit (500-200). Margin pengaman juga
dapat dinyatakan dalam pendapatan penjualan. Jika penjualan impas adalah
$200.000

dan

pendapatan

saat

ini

adalah

$350.000,

maka

margin

pengamannya adalah $150.000.


Rasio margin pengaman dapat dinyatakan dalam (pendapatan penjualan
yang dianggarkan-pendapatan penjualan impas)/pendapatan penjualan x
100%. Dalam contoh di atas, rasio margin pengamannya yaitu sebesar
(350.000-200.000)/200.000= 75%.
Margin pengamandapat dipandang sebagai ukuran kasar dari risiko. Pada
kenyataannya peristiwa yang tidak diketahui selalu muncul ketika rencana
disusun.

Hal itu dapat menurunkan penjualan di bawah jumlah yang

diharapkan. Apabila margin pengaman perusahaan adalah besar atas


penjualan tertentu yang diharapkan tahun depan, maka risikomenderita
kerugian jika penjualan menurun lebih kecil daripada margin pengamannya
kecil. Manager yang menghadapi margin pengaman yang rendah mungkin
ingin mempertimbangkan berbagai tindakan untuk meningkatkan penjualan
atau mengurangi biaya. Langkah-langkah
Pengungkit Operasi, dalam ilmu fisika, alat pengungkit adalah mesin
sederhana

yang

digunakan

untuk

melipatgandakan

kekuatan.

Pada

dasarnya, pengungkit tersebut melipatgandakan kekuatan tenaga yang


dikeluarkan untuk menghasilkan lebih banyak pekerjaan. Semakin besar
beban yang digerakkan oleh sejumlah tertentu tenaga, semakin besar
keunggulan mekanis dari alat tersebut. Dalam bidang keuangan pengungkit
operasi berkaitan dengan bauran relative dari biaya tetap dan biaya variable
dalam suatu organisasi. Pertukaran antara biaya tetap dengan biaya variable
adalah suatu hal yang mungkin dilakukan.
Tingkat pengungkit operasi (degree of operating leverage DOL)
untuk tingkat penjualan tertentu dapat diukur dengan menggunakan rasio
margin kontribusi terhadap laba.
Tingkat pengungkit operasi = Margin kontribusi/laba
Analisis Sensitivitas dan CVP
Meluasnya penggunaan computer dan spreadsheet telah memudahkan
para manajer melakukan analisis sensitivitas. Sebagai sebuah alat penting,
analisis sensitivitas (sensitivity analysis) adalah teknik bagaimana-jika
yang menguji dampak dari perubahan asumsi asumsi yang mendasarinya
terhadap suatu jawaban.
H.

Analisis CVP Dan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas


Analisis CVP konvensional mengasumsikan semua biaya perusahaan

dapat dikelompokkan dalam dua kategori : biaya variabel dan biaya tetap.
Pada sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, biaya dibagi dalam
kategori berdasarkan unit dan non-unit.

Perbandingan antara titik impas ABC dengan titik impas konvensional


mengungkapkan dua perbedaan yang signifikan. Pertama, biaya tetapnya
berbeda. Beberapa biaya yang sebelumnya diidentifikasi sebagai biaya tetap
dapat berbeda dengan penggerak. Kedua, pembilang pada persamaan impas
ABC memiliki dua istilah biaya variabel non-unit : satu untuk aktivitas yang
berkaitan dengan batch dan satu untuk aktivitas yang berkaitan dengan
keberlanjutan produk. Jika suatu perusahaan menganut JIT, maka biaya
variabel per unit yang dijual berkurang dan biaya tetap bertambah.

SOAL
MANAGERIAL ACCOUNTING (HANSEN/MOWEN)
EXERCISE 11-22
Analisis multiproduk, Perubahan Bauran Penjualan
Gosnell Company memproduksi dua produk, bujur sangkar dan lingkaran. Berdasarkan segmen lini produk, proyeksi laporan laba rugi untuk tahun
mendatang adalah sebagai berikut:

Penjualan
Dikurangi: Beban Variabel
Margin Kontribusi
Dikurangi: Beban
langsung
Margin produk
Dikurangi: Beban
umum
Laba Operasi

Squares
$300.00
0
$100.00
0
$200.00
0

tetap
$28.000
$172.00
0

Circles
$2.500.00
0

Total
$2.800.00
0

$500.000
$2.000.00
0
$1.500.00
0

$600.000
$2.200.00
0
$1.528.00
0

$500.000

$672.000

tetap
$100.000
$572.000

Harga jual bujur sangkar adalah $30 dan lingkaran seharga $50.
Diminta
1. Hitunglah jumlah unit tiap produk yang harus dijual oleh Gosnell Company untuk mencapai titik impas.
2. Hitunglah pendapatan yang harus diperoleh untuk menghasilkan laba operasi 10 persen dari pendapatan penjualan.
3. Anggapan manajer pemasaran mengubah bauran penjualan kedua produk sehingga rasionya adalah tiga bujur sangkar sebanding dengan lima
lingkaran. Ulangi permintaan 1 dan 2.
4. Mengacu pada data awal. Anggaplah Gosnell dapat meningkatkan penjualan bujur sangkar dengan meningkatkan iklan. Iklan tambahan akan
memerlukan biaya tambahan sebesar $45.000 dan beberapa pembeli potensial produk lingkaran akan beralih ke bujur sangkar. Secara total, penjualan
bujur sangkar akan meningkat sebesar 15.000 unit dan penjualan lingkaran akan turun sebesar 5.000 unit. Apakah lebih baik Gosnell melakukan
strategi ini?

Jawaban
1. Bauran penjualan:
Bujur sangkar : $300.000/$30
Lingkaran
: $2.500.000/$5
Produk
Bujur sangkar
Lingkaran

P
$30
$50
Paket

= 10.000 unit
= 50.000 unit
V*
$10
$10

P-V
$20
$40

bauran penjualan =
1
5

Total CM
$20
$200
$220

bauran penjualan =
3
5

Total CM
$60
$200
$260

*$100.000/10.000 = $10
$500.000/50.000 = $10
Break-even paket = ($ 1.528.000 + 100.000)/$220 = 7.400 paket
Break-even bujur sangkar = 7.400 x 1 = 7.400 unit
Break-even lingkaran = 7.400 x 5 = 37.000 unit
2.

Rasio contribution margin = $2.200.000/$2.800.000 = 0,7857


0,1 Pendapatan
= 0,7857 Pendapatan - $1.628.000
0,6857 Pendapatan
= $1.628.000
Pendapatan
= $2.374.216
3.

Bauran baru:

Produck
Bujur sangkar
Circles
Paket

P
$30
$50

V*
$10
$10

Break-even paket = $ 1.628.000/$260 = 6.262 paket

P-V
$20
$40

Break-even bujur sangkar = 6.262 x 3 = 18.786


Break-even lingkaran = 6.262 x 5 = 31.310
Rasio CM = $260/$340* = 0,7647
*(3)($30) + (5)($50) = $340 pendapatan per paket
0,10 Pendapatan
0,6647 Pendapatan
Pendapatan

= 0,7647 pendapatan - $1.628.000


= $1.628.000
= $ 2.449.225

4. Tambahan CM bujur sangkar (15.000 x $20)


Penurunan CM lingkaran (5000 x $40)
Penambahan neto total contribution margin
Dikurangi : Tambahan beban tetap
Penambahan laba operasi

$300.000
($200.000)
$100.000
$45.000
$55.000

Dengan meningkatkan iklan untuk bujur sangkar Gosnell akan untung $55.000. Itu adalah strategi yang baik untuk dilakukan Gosnell

DAFTAR PUSTAKA
Kelompok 11 Mata Kuliah Akuntansi Manajerial. 2014. Analisis Hubungan Biaya-Volume-Laba (B-V-L) Pertama. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Mowen, Hansen. 2009. Akuntansi Manajerial Buku 2 Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.
Diposkan oleh dina di 07.02
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
4 komentar:
1.
Fatkhul Anam19 April 2015 23.11
bagi teman - teman yang bingung mencari refrensi tugas matakuliah sistem informasi,
makalah sistem informasi, praktikum. silahkan saja >>klik disini<< share berbagai hal yang berhubungan dengan
ilmu teknologi informasi dan komunikasi khususnya
seputar sistem informasi silahkan >>Klik Disini<<
Balas
2.
sity hana nurjanah4 Mei 2015 23.42
sangat membantu... terima kasih :)
Balas
3.

Diandra Pramesti NK8 Oktober 2015 20.59


TERIMAKASIH KAK DINA SANGAT MEMBANTU BUAT KAMI YANG MALAS KWKW
Balas
4.
FBS Indonesia4 Desember 2015 20.22
FBS Indonesia FBS ASIAN adalah salah satu Group Broker Forex Trading FBS Markets Inc
yang ada di ASIA dimana kami adalah online support partner fbs perwakilan yang sah dipercayakan oleh perusahaan FBS untuk melayani semua
klien fbs
di asia serta fbs yang ada di indonesia.
----------------Kelebihan Broker Forex FBS
1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA
2. FBS MEMBERIKAN BONUS 5 USD HADIAH PEMBUKAAN AKUN
3. SPREAD FBS 0 UNTUK AKUN ZERO SPREAD
4. GARANSI KEHILANGAN DANA DEPOSIT HINGGA 100%
5. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANK LOKAL Indonesia dan banyak lagi yang lainya
Buka akun anda di fbsasian.com.
----------------Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
Tlp : 085364558922
BBM : fbs2009
Balas

Anda mungkin juga menyukai