MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Semester 5
Pada Mata Kuliah Akutansi Manajemen
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Hj. Ellen Rusliati, SE, MSi
DISUSUN OLEH
Fitri Widyawati Kurnia (184010162)
Kelas : 18MJC
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban ........................................... 4
2.2 Pengertian Pusat Pertanggungjawaban ................................................... 4
2.3 Pengertian Pusat Investasi ...................................................................... 5
2.4 Tujuan Pusat Investasi ............................................................................ 6
2.5 Ukuran Kinerja Investasi ........................................................................ 6
2.6 Bentuk Pusat Investasi ........................................................................... 13
2.7 Beberapa Alternative Untuk Evaluasi Manajer ...................................... 14
2.8 Evaluasi Prestasi Ekonomi ..................................................................... 16
2.9 Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Investasi .................................... 17
2.10 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi ........................................ 18
2.11 Perbedaan ROI dan EVA ....................................................................... 23
2.12 Mengukur Aktiva Yang Digunakan ....................................................... 25
2.13 Pertimbangan Tambahan dalam Mengevaluasi Manajer ....................... 30
2.14 Ukuran Kinerja Berganda ....................................................................... 30
2.15 Penggunaan EVA dalam Perencanaan dan Pengendalian ...................... 31
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu unit usaha, perhatian pimpinan biasanya ada pada laba. Laba ini
dihitung dengan cara membandingkkan antara pendapatan dan biaya yang terjadi
pada suatu pusat laba. Jika pendapatan lebih besar dari pada biaya maka
dikatakan laba, sebaliknya jika biaya lebih besar dari pendapatan maka disebut
rugi. Dalam jenis unit usaha lainnya, setelah diperoleh data tentang laba maka
dibandingkan dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut.
Perbandingan antara laba dan aktiva yang digunakan (investasi) inilah yang
disebut pusat investasi. Pusat investasi diukur dengan membandingkan antara
laba dan jumlah investasi yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut.
Dengan demikian pusat investasi adalah pusat pertanggung jawaban yang diukur
prestasinya atas dasar laba yang diperoleh yang dibandingkan dengan investasi
yang digunakan.
Ketika kinerja finansial suatu pusat tanggung jawab di ukur dalam ruang
lingkup laba (yaitu, selisih antara pendapatan dan beban), maka pusat ini disebut
sebagai pusat laba (profit center). Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna
karena laba memungkinkan manajemen senior untuk dapat menggunakan vsatu
indikator yang komprehensif, dibandingkan jika harus menggunakan beberapa
indikator. Satu indikator yang tak kalah penting dibahas adalah investasi.
Seberapa banyak investasi yang masuk ke perusahaan akan menjadi daya tarik
sekaligus indikator buntuk menilai kestabilan posisi keuangan perusahaan
tersebut. Maka menjadi penting bagi kita untuk membahas secara rinci tentang
pusat pendapatan, pusat beban, pusat laba, dan pusat investasi.
1
berdasarkan perbandingan antara laba yandiperoleh dengan aset (investasi) yang
dipergunakan.
2
9 Untuk memahami dan mendeskripsikan akuntansi pertanggung jawaban
pusat investasi
10 Untuk memahami dan mendeskripsikan perhitungan tingkat
pengembalian investasi
11 Untuk memahami dan mendeskripsikan perbedaan ROI dan EVA
12 Untuk memahami dan mendeskripsikan hal-hal yang digunakan untuk
mengukur aktiva
13 Untuk memahami dan mendeskripsikan pertimbangan tambahan dalam
mengevaluasi manajer
14 Untuk memahami dan mendeskripsikan maksud ukuran kinerja berganda.
15 Untuk memahami dan mendeskripsikan penggunaan EVA dalam
perencanaan dan pengendalian.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
pertanggungjawaban dibentuk dalam departernen-departemen ataupun divisi-
divisi. Biasanya istilah pusat pertanggungjawaban hanya kita terapkan untuk unit-
unit kecil dalam organisasi ataupun unit-unit kerja yang terletak pada tingkat
bawah dalam suatu lingkup organisasi.
6
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.
3. Pusat Laba (Profit Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
7
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan, biaya dan
investasi
Terdapat empat pusat pertanggungjawaban:
a Pusat Biaya (Cost Centre) yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya diukur berdasarkan biaya.
b Pusat Pendapatan (Revenue Centre) yaitu pusat pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur berdasarkan pendapatan.
c Pusat Laba (Profit Centre) yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya diukur berdasarkan pendapatan dan biaya.
d Pusat Investasi (Investment Centre) yaitu pusat pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur berdasarkan pendapatan, biaya dan investasi
8
Terdapat empat pusat
pertanggungjawaban:
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.
3. Pusat Laba (Profit Centre)
9
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan, biaya dan
investasi.
Pusat Pertanggungjawaban
Investas
10
Terdapat empat pusat
pertanggungjawaban:
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.
3. Pusat Laba (Profit Centre)
11
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan, biaya dan
investasi.
Pusat Pertanggungjawaban
Investas
12
Terdapat empat pusat
pertanggungjawaban:
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.
3. Pusat Laba (Profit Centre)
13
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan, biaya dan
investasi
Terdapat empat pusat
pertanggungjawaban:
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
14
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.
3. Pusat Laba (Profit Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
15
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan, biaya dan
investasi
Terdapat empat pusat
pertanggungjawaban:
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.
16
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.
3. Pusat Laba (Profit Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)
17
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan, biaya dan
investasi
Terdapat empat pusat
pertanggungjawaban:
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)
18
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.
3. Pusat Laba (Profit Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
19
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan, biaya dan
investasi
Terdapat empat pusat
pertanggungjawaban:
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
20
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.
3. Pusat Laba (Profit Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
21
pendapatan, biaya dan
investasi
Terdapat empat pusat
pertanggungjawaban:
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.
22
3. Pusat Laba (Profit Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan, biaya dan
investasi
Terdapat empat pusat
pertanggungjawaban:
23
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.
3. Pusat Laba (Profit Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
24
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan, biaya dan
investasi
2.3 Pengertian Pusat Investasi
Pusat investasi adalah suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu
organisasi untuk menilai kinerja para manajernya berdasarkan pada
laba yang diperoleh dan dihubungkan dengan dana investasi. Setiap pusat
investasi mempunyai seorang manajer utama dan bertanggungjawab atas setiap
unit kegiatan atau program yang terjadi didalam semua divisi yang dipimpinnya.
Kemudian secara periodic manajer tersebut akan mempertanggungjawabkan
hasil kerjanya kepada pimpinan perusahaan.
Para manajer pusat dapat menilai prestasi yang telah dicapai oleh masing-
masing manajer. Berdasarkan informasi dan model analisis yang digunakan
manajer tersebut berupaya mencari jawaban jika hasil yang dicapai tidak sesuai
25
dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Pada umumnya dilakukan
dengan suatu model pengukuran kinerja.
Pengukuran kinerja pusat investasi merupakan perluasan dari pengukuran
kinerja pusat laba. Pengukuran kinerja ini diperlukan karena suatu
divisi yang memperoleh laba tinggi tidak berarti mempunyai kinerja yang baik
jika laba tersebut dihubungkan dengan investasi yang digunakan untuk
menghasilkan laba tersebut. Disini prestasi manajer dinilai atas laba dan
investasi yang diperlukan untuk memperoleh laba.
26
tujuan. Dua tolak ukur evaluasi kinerjauntuk pusat investasi adalah
Economic Value Added (EVA) dan Return On Investment (ROI).
27
1 Sebagaimana ROI dapat mendorong manajer untuk berpandangan
jangka pendek.
2 Economic Value Added adalah ukuran profitabilitas absolut, hal
ini akan menghasilkanpenilaian prestasi yang tidak adil apabila kedua
Divisi tersebut mempunyai Investasi yang berbeda. Untuk
mengatasinya maka diperlukan mengukur Residual Return yang
menghubungkan RI dengan Investasi.
28
b Menciptakan nilai tukar untuk agresivitas dalam merger dan akuisisi.
c Mengurangi biaya modal, sehingga memugkinkan investasi yang lebihcepat
untuk pertumbuhan masa depan.
d Ukuran Kinerja
29
2. Merestrukrisasi pendanaan perusahaan yang dapat meminimalkan biaya
modalnya.
Manajemen perusahaan harus mempertahankan laba usahayang telah
diperoleh dengan berusaha mengurangi jumlah modalyang digunakan untuk
mencari komposisi modal yang memberikan biaya modal yang lebih rendah.
3. Menginvestasikan modal pada proyek-proyek dengan return
Yang tinggi.Manajemen harus memilih di antara sejumlah alternatifinvestasi
yang ada, yaitu investasi yang dapat memberikan tingkat pengembalian yang
paling tinggi.
30
Pengukur kinerja yang memberikan solusi tepat, dalam artian bahwa EVA
selalu menyakinkan para pemegang saham, yang membuatanya menjadi satu-
satunya matriks kemajuan berkelanjutan yang andal
Suatu kerangka yang mendasari sistem baru yang komprehensif untuk
manajemen keuangan perusahaan yang membimbing semua keputusan, dari
anggaran operasional tahunan sampai penganggaran modal, perencanaan
strategic, akuisisi, dan divestasi
Metode yang mudah sekaligus efektif untuk di ajarkan bahkan pada pekerja
yang kurang berpengalaman.
Metode ini merupakan pilihan utama dalam sistem kompensasiyang unik, da
mana terdapat ukuran kinerja perusahaan yang benar-benar menyatukan
kepetingan manajer dengan kepentingan pemegang saham, dan menyebabkan
manajer berpikir serta bertindak seperti pemilik
Suatu kerangka yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan tujuan dan
pencapaiannya pada investor, dan investor dapat menggunakan EVA untuk
mengidenfikasikan perusahaan manayang mempunyai prospek kinerja lebih
baik dimasa mendatang
Lebih penting lagi, EVA merupakan suatu sistem internal corporate
governance yang memotivasi semua manajer dan pegawai untuk bekerja sama
lebih erat dan penuh antusias demi menghasilkan kinerja terbaik yang
mungkin bisa dicapai
Return On Investment
2 Return On Investment (ROI)
Return On Investment dihitung dengan membagi laba yang diperoleh oleh
pusat investasi dengan aktiva yang diinvestasikan untuk memperoleh laba
tersebut. Namun dalam penentuan return on investment pusat investasi timbul
masalah dalam pemilihan konsep laba dan masalah penentuan aktiva yang
dimasukkan dalam unsure investasi serta pemilihan metode penilaian
aktiva yang digunakan oleh pusat investasi. Konsep laba yang tepat
31
digunakan sebagai pengukur prestasi suatu pusat investasi adalah laba yang
terkendali oleh divisi.
32
3. Meningkatkan penjualan
yang dengan sendirinya
akan mengatrol laba
bersih.
Bagi perusahaan yang
melaporkan laba terkendali
secara terpisah dari laba
operasi bersih, maka
kalkulasi tingkat imbalan
haruslah memakai laba
operasi
terkendali sebagai factor
pembilang rumus ROI.
Terdapat tiga cara yang dapat dilakukan oleh manajer pusat investasi untuk
menaikan ROI, yaitu:
33
3 Meningkatkan penjualan yang dengan sendirinya akan mengatrol lababersih.
Bagi perusahaan yang melaporkan laba terkendali secara terpisah dari laba
operasi bersih, maka kalkulasi tingkat imbalan haruslah memakai laba operasi
terkendali sebagai factor pembilang rumus ROI.
Keuntungan ROI :
1 Mendorong Manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas terhadap
hubungan antara penjualan, biaya dan investasi yang seharusnya menjadi
fokus bagi manajer investasi.
2 Mendorong efisiensi biaya.
3 Bisa mengurangi investasi yang berlebihan
Kelemahan ROI :
1 Manajer pusat investasi cenderung menolak investasi yang bisa
menurunkan ROI pusat pertanggung jawabannya, walaupun akan
meningkatkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
2 Tendorong Manajer pusat investasi hanya berpikiran jangka pendek tanpa
memperhatikan kepentingan jangka penjang.
3 ROI didifinisikan
sebagai pendapatan
operasi neto dibagi
dengan rata-rata
4 aktiva operasional
34
5 R O I = Laba Neto
Operasi / Rata-Rata
Aktiva Opersional
6 Laba Neto Operasi
adalah pendapatan
sebelum bunga dan
pajak (EBIT) Aktiva
7 operasional mencakup
kas, piutang, inventasir,
bangunan/pabrik dan
peralatan,
8 dan aktiva lain yang
dipertahankan
perusahaan dan
35
digunakan untuk
aktivitas
9 produktif.
10 Rumus ROI dapat
dinyatakan sebagai
berikut:
ROI didifinisikan sebagai pendapatan operasi neto dibagi dengan rata-rata
aktiva operasional.
ROI = Laba Neto Operasi / Rata-Rata Aktiva Opersional
= (laba operasi : penjualan) x (penjualan : rata-rata aktiva operasi)
Laba Neto Operasi adalah pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT)
Aktiva operasional mencakup kas, piutang, inventasir, bangunan/pabrik dan
peralatan,dan aktiva lain yang dipertahankan perusahaan dan digunakan untuk
aktivitas produktif.
Dasar Investasi
Meskipun ROI merupakan konsep sederhana dan relevan, namunROI belum
dapat dihitung apabila manajemen belum menentukan bagaimana laba dan
investasi harus diukur. Oleh karena di dalam bukuSlamet Sugiri dan Sulasti
(2004:P;158) menjelaskan maksud utama pengitungan ROI adalah untuk
mengevaluasi efektivitas SBU dengan menggunakan aktiva yang dipergunakan
oleh SBU tersebut, maka investasi diukur sebesar rerata investasi SBU selama
periode evaluasi. Dasar investasi adalah aktiva operasi saja. Aktiva operasi pada
umumnya meliputi penjumlahan aktiva-aktiva yang produktif, seperti: kas,
piutang dagang, persediaan, gedung, dan peralatan. Aktiva-aktiva non- produktif,
sepert: tanah untuk perluasan pabrik di masa yang akan dating,tidak dimasukkan
36
sebagai investasi SBU. Berikut dibahas masing-masingelemen yang membentuk
dasar investasi.
Laba Investasi
Laba SBU adalah pendapatan SBU dikurangi kos operasi.Beberapa pendapat
mengatakan untuk pengalokasian kos overhead kantor pusat ke SBU dengan
anggapan bahwa kos tersebut mencerminkan nilai jasa yang diberikan oleh kantor
pusat ke SBU. Tetapi ada juga pendapat mengatakan bahwa alokasi kos
seharusnya tidak perlu karena manajemen SBU tidak dapat mengendalikan
terjadinya kos alokasian tersebut.Manfaat atau nilai baiknya kos alokasian tadi
dibagi SBU juga patut dipertanyakan.
37
Pengendalian Kas secara terpusat cenderung menginginkan saldo kas yang
lebihkecil dari pada yang ingin dipegang oleh Manajer Unit Usaha. Sehingga
Kas yang ada di Unit usaha lebih kecil dari pada sebenarnya, jika unit usaha
tersebut berdiri secara independen.
2 Piutang
Manajer Unit Usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak
langsung,melalui kemampuan melakukan penjualan dan memberikan
batas kredit dan penagihannya dilakukan oleh Unit Penagihan. Masalah
piutang yang dimasukkanpada unit investasi apakah sebesar Harga Pokok
Penjualan atau ditambah laba,karena uang yang diperoleh dapat di
investasikan lagi, sedangkan pencatatannya hanya dengan nilai buku.
3 Persediaan
Perlakuannya sama dengan Piutang yaitu dicatat pada akhir periode
dengan metode yang dipilih untuk tujuan akuntansi keuangan. Oleh sebab itu
perlu digunakan sistem biaya standard atau rata-rata dan biaya yang sama
yang jugadigunakan untuk mengukur Harga Pokok Penjualan pada
perhitungan Laba/Rugi.
4 Modal Kerja secara Umum :Perlakuannya sangat bervariasi, tetapi yang
diperlukan bahwa modal kerja (aktivalancar) adalah untuk memenuhi
kewajiban lancar, sehingga Manajer Unit Usaha bertanggung jawab untuk
mengawasi hutang tersebut.
2.7 Beberapa Alternative Untuk Evaluasi Manajer
Penggunaan metode Residual Income tidaklah mengatasi seluruh masalah
dalam pengukuran tingkat keuntungan pada suatu pusat investasi. Terutama
sekali, iatidak mengatasi masalah akuntansi untuk aktiva tetap jika
tidak menggunakandepresiasi anuitas. Jika nilai buku kotor digunakan
suatu unit usaha bisa meningkatkan nilai Residual Income akan meningkat.
Juga, residual income untuk sementara waktu akan menurun karena penggunaan
investasi baru yang disebabkan tingginya nilai buku bersih pada tahun-tahun
awal. Residual Income benar-benar bisa mengatasi masalah yang terjadi karena
perbedaan tujuan dalam menghasilkan laba.Semua unit usaha, akan
38
termotifasi untuk meningkatkan investasinya jika tariff kembaliannya
melebihi tarif yang ditetapkan oleh manajemen sebelumnya.
Beberapa aktiva juga akan dinilai lebih rendah apabila
dikapitalisasi.Walaupun harga beli dari aktiva tetap pada dasarnya dikapitalisasi,
jumlah investasi sebenarnya untuk pengembangan produk baru, tidak muncul
pada dasar investasi.Situasi ini sering terjadi pada bagian pemasaran, dimana
jumlah investasi terbatas pada persediaan piutang dan perlengkapan dan peralatan
kantor. Pada unit usaha pemasaran ini rendahnya nilai investasi yang
disebutkan biasanya telah jelas akibatnya, residual Income sering diabaikan.
Dapat disimpulkan, apabila suatu grupunit usaha dengan pusat
pertanggungjawaban pemasaran yang berpariasi diukur,maka unti yang
mempunyai operasi pemasaran yang lebih luas akan menghasilkan tingkat
residual Income yang tinggi.
Berdasarkan pendangan ini, beberapa perusahaan tidak memasukan
aktivatetap dari dasar investasinya. Perusahaan ini menggunakan beban bunga
untuk aktiva yang bisa dikendalikan. Untuk aktiva tetap diawasi dengan cara yang
lain. Aktiva yang dapat dikendalikan biasanya adalah piutang dan persediaan.
Manajer unit usaha bisa membuat keputusan yang mempengaruhi tingkat aktiva
ini. Jika keputusan yangdimbil salah, akibat yang serius akan terjadi. Misalnya
jika persedian terlalu tinggi maka menganggur yang tidak bisa digunakan untuk
usaha lain akan besar. Begitu juga kalau persedian terlalu rendah akan
mempengaruhi suplai barang ke konsumen yang berakibat hilangnya kepercayaan
konsumen. Investasi pada aktiva tetap diawasi melalui proses penganggaran
modal sebelum investasi tersebut dilakukan.
Alasan untuk mengevaluasi investasi laba dan modal secara terpisah karena
dengan cara ini konsisten dengan apa yang diinginkan oleh manajer puncak yakni
memenuhi aliran kas jangka panjang secara maksimum dari investasi yang
dapatdikendalikan manajer unit usaha dan menambah investasi hanya jika
mendatangkan laba bersih lebih dari biaya untuk mendapatkan dana investasi
tersebut.Keputusan investasi dikendalikan pada saat keputusan tersebut
dibuat.Akibatnya, prosedur analisa investasi atas modal merupakan hal yang
39
penting dalam pengendalian investasi. Sekali keputusan investasi dibuat maka ia
akan menjadi biayatenggelam (sunk cost) dan tidak lagi bisa dipengaruhi
keputusan dimasa mendatang.Kebanyakan orang akan menggunakan ukuran
tunggal untuk menilaian prestasi atau investasi dan laba. Misalnya, jika laba
yang sebenarnya lebih baik dariyang dianggarkan tapi prestasi atas modal
jelek, bagaimana manajemen mempertimbangkan investasi keuangan
secara keseluruhan Residual Income ataupun ROI menitik beratkan pada
pengaruh kinerja investasi yang lebih rendahterhadap kinerja laba dan
menyediakan suatu ukuran tunggal. Alasan lain adalah untuk memotivasi manajer
lebih berhati-hati terhadap penambahan investasi baru yang tidak mendatangkan
laba. Juga karena hanya pengeluaran modal yang utama saja yang diuji oleh
manajer puncak.
40
historis dari aktiva tersebut akan digunakan dalam pelaporan prestasi. Informasi
ini tidak relevan dalam pelaporan untuk memperkirakan masa depan.
Secara konsep nilai dari suatu unit usaha adalah nilai saat ini dari aliran
pendapatan dimasa depan. Ini dihitung dengan mengestimasi Cas Flow untuk
masing-masing tahun dan dipotong masing-masing aliran tahunan pada tingkat
pendapatanyang diinginkan. Analisa yang dilakukan bisa meliputi 5 bahkan 10
tahun kedepan.Aktiva yang ditangani pada akhir periode diasumsikan
mempunyai nillai tertentu,yakni nilai akhir dimana nilai ini dipotong dan
ditambahkan pada aliran kas tahunan.Walau estimasi ini baru dihitung kasar,
namun akan menyediakan cara yang berbeda untuk melihat suatu unit usaha dari
laporan kinerja yang disampaikan
41
Berdasarkan laba operasi divisional, Divisi S merupakan divisi perusahaan
paling menguntungkan. Divisi T lebih menguntungkan dibandingkan divisi R.
42
Ada tiga cara bagi manajer pusat investasi untuk meningkatkan ROI:
1 Manajer pusat investasi dapat memangkas biaya untuk meningkatkan
rasio ROI.
2 Manajer pusat investasi dapat mengurangi aktiva guna meningkatkan
rasio ROI.
3 Manajer pusat investasi dapat meningkatkan omzet penjualan, dengan
sendirinya dapat mengatrol laba bersih.
Keuntungan ROI:
1 Mendorong manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas
terhadap hubungan antara penjualan, biaya dan investasi yang seharusnya
menjadi focus bagi manajer investasi.
2 Mendorong efisiensi biaya.
3 Bisa mengurangi investasi yang berlebihan.
Kelemahan ROI:
1 Demi meningkatkan rasio ROI supaya kinerjanya dianggap bagus
manajer pusat investasi (apalagi manajer pusat investasi berfikir dia tidak
selamanya menjadi manajer Divisi X, paling dua tahun) dapat
memangkas biaya yang dalam waktu jangka pendek tidak berpengaruh
terhadap kontinuitas perusahaan tapi jangka panjang sangat merugikan
perusahaan. Contoh: pemangkasan biaya iklan, pemotongan insentif
salesman.
2 Manajer pusat investasi bisa meningkatkan omzet penjualan dengan cara
mengurangi harga jual tapi mengurangi kuantitas bahan dengan cara
mengubah kemasan atau mengurangi kualitas bahan.
Contoh Soal
Data berikut ini dari PT. DAUN Lontar tahun 2009 :
- Penjualan (100 unit x Rp 25.000) Rp 2.500.000
- Beban Operasi:
o Beban Gaji Rp 1.000.000
o Beban Listrik, air dan telp Rp 500.000
o Beban Iklan Rp 500.000
43
o Beban rupa-rupa Rp 250.000
o Aset operasi rata-rata Rp 1.250.000
Diminta:
1 Hitung ROI PT. Daun Lontar tahun 2009
Hitunglah ROI jika dasumsikan tahun 2010:
2 Manajer pusat investasi mampu meningkatkan unit yang dijual dari 100
unit menjadi 150 unit dan harga turun menjadi Rp 23.000 per unit dan
beban iklan naik menjadi Rp 700.000 aset operasi yang digunakan tidak
berubah.
3 Manajer pusat investasi memangkas biaya iklan menjadi Rp 100.000
omzet penjualan dan asset operasi tetap !
4 Manajer pusat investasi mengurangi asset operasi dari Rp 1.250.000
menjadi Rp 1.000.000, penjualan dan beban operasi tidak berubah.
Jawab :
Tahun 2009
PT. Daun Lontar
Laporan Laba-Rugi
Periode 2010
-------------------------------------------------------------------------------------------
Beban Operasi :
44
Laba Operasi Bersih
ROI = ---------------------------------------- x 100%
Rata-rata Aktiva Operasi
250.000
ROI = ---------------------------------------- x 100% = 20%
1.250.000
Tahun 2010
PT. Daun Lontar
Laporan Laba-Rugi
Periode 2010
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Beban Operasi :
---------------------------------------------------------------------------------------------------
1.000.000
ROI = ---------------------------------------- x 100% = 80%
1.250.000
45
Periode 2010
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Beban Operasi :
---------------------------------------------------------------------------------------------------
650.000
ROI = ---------------------------------------- x 100% = 52%
1.250.000
250.000
ROI = ---------------------------------------- x 100% = 25 %
1.000.000
46
Laba Residu = Laba Operasi – (Tingkat Pengembalian minimal X Aset
Perusahaan)
Atau
Laba Residu = NOPAT – Biaya Modal (Tingkat Pengembalian minimal x asset)
ROI EVA
ROI merupakan suatu ukuran Dengan EVA, setiap unit bisnis
kompherenshif yang mencerminkan memiliki tujuan laba yang sama
hal – hal yang dapat mempengaruhi untuk setiap investasi yang
laopran keuangan diperbandingkan.
ROI mudah dihitung, mudah Dengan EVA, setiap investasi yang
dipahami dan mudah dibandingkan menghasilkan laba lebih tinggi dari
secara absolut biaya modalnya akan tampak
47
menarik bagi manajer.
ROI dapat diterapkan di setiap unit EVA memiliki korelasi positif yang
organisasi dan memungkinkan lebih tinggi terhadap nilai pasar
perbandingan dan memungkinkan dibandingkan ROI maupun EPS
perbandingan antar unit secara (earningper share)
langsung
Data ROI mudah diketahui oleh EVA memungkinkan penggunaan
pesaing dan dapat digunakan tingkat bunga/return yang berbeda
sebagai dasar perbandingan antar untuk masing-masing asset.
perusahaan.
ROI dan EVA merupakan alat ukur kinerja yang penting namun tidak mampu
memberikan gambaran tentang perusahaan secara keseluruhan. Pada akhirnya
perusahaan juga harus mengembangkan ukuran kinerja non keuangan. Balanced
Scorecard merupakan suatu alat bantu manajerial yang tersedia untuk itu.
Mengukurdan Memberikan Reward atas Kinerja Manajer Kompensasi yang
diberikan kepada manajer harus dihubungkan dengan hal- hal yang berada dalam
kendali/kekuasaan manajer. Perancangan sistem kompensasi juga harus
diupayakan untuk mendoronggoal congruence. Manajer mungkin saja tidak
memberikan kinerja yang baik. Hal ini bisa terjadi karena alasan berikut ini: (1)
manajer mempunyai kemampuan yang rendah, (2) manajer tidak bekerja sebaik
yang dibutuhkan, dan (3) manajer lebih sukamenghabiskan sumber daya
perusahaan untuk keuntungan pribadinya. Reward yangditerima oleh manajer
meliputi kompensasi kas (peningkatan gaji, bonus dan opsisaham) dan
kompensasi non kas (kantor yang nyaman, kendaraan pribadi dari
kantor,keanggotaan klub elit, dll.
48
Robert dan Vijay (2004:P; 338) mengatakan dalam memutuskandasar
investasi apa yang akan digunakan untuk mengevaluasi pusat investasi,kantor
pusat menanyakan hal: praktik-praktik apa saja yang membuat paramanajer unit
usaha menggunakan aktiva mereka dengan efisien dan untukmendapatkan jumlah
dan jenis yang tepat dari aktiva baru. Mungkin, ketikalaba mereka berkaitan
dengan aktiva yang digunakan, para manajer unit usahaakan mencoba untuk
meningkatkan kinerja mereka yang diukur dengan caraini. Manajemen senior
ingin tindakan yang mereka lakukan untuk tujuan iniadalah yang terbaik bagi
kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Jadi pengukuran aktiva dapat
dilakukan dengan cara:
1 Kas
Menurut Robert dan Vijay (2004:P; 338) hampir semua perusahaan
mengendalikan kas secara terpusat karena pengendalian pusat memungkinkan
penggunaan saldo kas yang lebih kecil daripada jika setiapunit usaha memegang
saldo kas yang dibutuhkannya unuk menyeimbangkan perbedaan antara arus kas
masuk dan arus kas keluar. Akibatnya, saldo kas aktual pada tingkat unit usaha
cenderung lebih kecil dibandingkan dengan saldo kas yang diperlukan, jika unit
usahamerupakan suatu perusahaan independen.
Oleh karena itu, banyak perusahaan yang menggunakan rumus untuk
menghitung kas yang akan dimasukkan dalam dasar investasi. Suatu alasan untuk
memasukkan kas pada jumlah yang lebih besar dari pada saldo yang biasanya
dipegang oleh suatu unit usaha adalah bahwa jumlah yang lebih besar ini
diperlukan untuk memungkinkan perbandingan dengan perusahaan luar.
Beberapa perusahaan mengabaikan uansur kasdalam dasar investasi.
Alasannya adalah bahwa karena jumlah kas tersebut mendekati kewajiban
lancar (current liabilities). Jika demikian halnya, jumlah piutang dan perusahaan
akan mendekati jumlah modal kerja(working capital)
2 Piutang
49
Menurut Andrian Noviardy(2016:P;3) memasukkan unsur piutang pada harga
jual atau pada harga pokok penjualan merupakan hal yang masih diperdebatkan.
Suatu pihak dapat berargumen bahwa investasi riil dari suatu unit dalam piutang
adalah hanya sebesar harga pokok penjualan dan bahwa tingkat pengembalian
yang memuaskan atas investasi ini mugkin sudah mencukupi.
Di lain pihak, adalah mungkin untuk mengatakan bahwa unit usaha dapat
mnginvestasikan kembali uang yang diperoleh dari piutang, dan karena itu,
piutang harus dimasukkan pada harga jualnya. Yang biasanya dilakukan adalah
mengambil alternative yang lebih sederhana yaitu memasukkan piutang pada nilai
buku, yang merupakan harga jual dikurangi penyisihan atas piutang tak tertagih.
Jika unit usaha tersebut tidak mengendalikan kredit maupun
penagihannya,maka piutang dapat dihitung berdasarkan rumus. Rumus ini harus
konsisten dengan periode pembayaran normal. Misalnya, 30 hari penjualan bila
pembayarannya biasa dilakukan 30 hari sesudah pengiriman barang.
3 Persediaan
Menurut buku Norton dan Arthur (1992:P;391) persediaan biasanya
diperlakukan dengan cara yang sama dengan piutang, yaitudihitungkan
berdasarkan rata-rata sepanjang periode secara konseptuallebih tepat.Jika
perusahaan menggunakan (last in, first out- LIFO) untuk tujuan akuntansi
keuangan, maka metode penilaian lain biasanya digunakan untuk pelaporan laba
unit usaha, karena saldo persediaan LIFO cenderung sangat rendah pada periode
terjadinya inflasi.
Jika persediaan barang dalam proses (work-in-process) didanai melalui
pembayaran dimuka (advance payment) atau pembayaran cicilan (progress
payment) dari konsumen, seperti yang biasa terjadi jika barang tersebut
membutuhkan waktu produksi yang lama. Pembayaran tersebut akan dikurangi
dari jumlah persediaan kotor (gross inventory amounts), atau dilaporkan sebagai
kewajiban. Beberapa perusahaan mengurangkan utang usaha dari persediaan
dengan dasar bahwa utang mencerminkan pendanaan atas sebagian persediaan
oleh pemasok, tanpa biaya untuk unit usaha.Modal perusahaan yang dibutuhkan
untuk persediaan adalah hanya sebesar selisih antara jumlah persediaan kotor dan
50
utang. Jika unit usaha tersebut dapat mempengaruhi periode pembayaran yang
diperbolehkan oleh pemasok, maka memasukkan unsur utang dalam perhitungan
itu mendorong manajer untuk mencar persyaratan pembayaran yang terbaik.
51
6 Aset-aset yang disewagunausahakan
Banyak perjanjian sewa guna usaha menurut Andrian Noviardy(2016:P;5)
merupakan perjanjian dana yatu perjanjian tersebut memberikan cara alternatif
untuk menggunakan aktiva yang seharusnya didapatkan dari pendanaan dengan
utang dan modal. Sewa guna usahafinansial (yaitu sewa guna usaha jangka
panjang yang setara dengan nilai sekarang dari arus beban sewa) adalah sama
dengan utang dan dilaporkan juga dalam neraca. Keputusan pendanaan biasanya
dilakukan oleh kantor pusat. Karena alasan tersebut, pembatasan biasnya
diberlakukan pada kebebasan manajer unit usaha untuk melakukan sewa guna
usaha atasaktiva.
52
9 Kewajiban Tidak Lancar/ Hutang
Suatu unit usaha menerma modal permanennya dari kumpulan dana korporat.
Korporat memperoleh dana tersebut dari pemberi pinjaman,investor modal, dan
laba ditahan. Bagi unit usaha, jumlah total dari dana tersebut adalah relevan tetapi
tidak dengan sumber daya dari mana dana tersebut berasal. Meskipun demikian,
dalam situasi yang tidak lazim, pendanaan suatu unit usaha mungkin saja
merupakan hal yang aneh bagiunit usaha itu sendiri.
Didalam buku Norton dan Arthur (1992:P;401) dicontohkan sebuah unit
usaha yang membangunkan atau mengoperasikan rumah-rumah tinggal
menggunakan proporsi modal pinjaman yang jauh lebih besar dibandingkan
dengan yang digunakan oleh unit usaha lainnya.Karena modal ini didapatkan atas
kekayaan unit usaha, maka mungkinakan tepat untuk mencantumkan dana
pinjaman ini secara terpisah danuntuk menghitung pendapatan residu bedasarkan
kekayaan yang didapatdari sumber perusahaan secara umum dan bukan berasal
dari harta total.
10 Beban Modal
Kantor pusat korporat menentukan tarif (rate) yang digunakan untuk
menghitung beban modal (capital charge). Menurut Menurut Andrian Noviardy
(2016:P;6) tarif tersebut seharusnya lebih tinggi dari pada tarif korporat untuk
pendanaan dengan utang karena dana yang terlibat merupakan campuran antara
utang dan modal berbiaya lebih tinggi (higher-cost equity). Biasanya, tarif
tersebut ditetapkan di bawah estimasi modal perusahaan sehingga EVA atas rata-
rata unit usaha berada di atasnol.
11 Survei-survei Praktek
Menurut Andrian Noviardy (2016:P;6) kebanyakan perusahaan memasukkan
unsur aktiva tatap ke dalam dasar investasi pada nilai buku bersih. Perusahaan-
perusahaan tersebut karena ini merupakan jumlah dengan mana aktiva tersebut
53
dicatat dalam laporan keuangan, dan oleh karenanya, sesuai dengan laporan
keuangan tersebut, mencerminkan jumlah modal yang digunakan dalam divisi
tersebut.
54
jenjangnya lebih rendah dan pegawai dapat marasa tidak dapat membantu
meningkatkan laba laba bersih atau ivestasi.
Oleh sebab itu, ukuran operasional non-keuangan telah dikembangkan.
Misalnya,manajemen puncakdapat dapat melihat faktor-faktor pangsa pasar,
keluhan pelanggan, rasio perputaran pegawai, dan pengembangan pegawai.
Dengan memberitahukan kepada manajer yang jenjangnya lebih rendah bahwa
memperhatikan faktor-faktor jangka panjang juga merupakan suatu yang penting,
kecenderungan untuk terlalu menekankan pada ukuran keuangan akan berkurang.
Manajer dalam lingkungan perusahaan berteknologi tinggi sangat mungkin
menggunakan berbagai ukuran kinerja yang mencakup ukurankeuangan akan
berkurang.
1. Arahan strategis
IMB menerapkan EVA untuk mengevaluasi rencana-rencana strategisnya
untuk pasar utama Amerika Latin seperti: Meksiko, Brazil,dan Argentina.
2. Akuisisi
Dalam salah satu akuisisi yang tersebar, AT&T menggunakanEVA dalam
memutuskan pembelian McCAW Cellular senilai $ 12,6Miliar. & Stratton
menyadari bahwa tingkat pengembalian modal sangat rendah dan cenderung
semakin menurun. Kegiatan operasi telah di restrukturisasi dan EVA telah
diterapkan sebagai suatu cara yang menyita perhatian para manajer tentang
55
bagaimana mereka menggunakan modal. EVA menjadi patokan perusahaan
untuk pengenalan produk, pembelian peralatan, perjanjian pemasok, inisiatif
kualitas, dan peningkatan proses.
3. Peningkatan Operasional
Brigg & Stratton menyadari bahwa tingkat pengembalian modal sangat
rendah dan cenderung semakin menurun. Kegiatan operasi telah
direstrukturisasi dan EVA telah diterapkan sebagai suatu cara yang menyita
perhatian para manajer tentang bagaimana mereka menggunakan modal. EVA
menjadi patokan perusahaan untuk pengenalan produk, pembelian peralatan,
perjanjian pemasok, inisiatif kualitas, dan peningkatan proses.
4. Penghentian Lini Produk
EVA membantu Coca-Cola mengidentifikasikan dan menjualusaha-usahanya
yang gagal mengembalikan biaya modal mereka.
5. Fokus Modal Kerja
Quaker Oats menggunakan EVA untuk menghitung jumlah uangsangat besar
yag terkandung dalam persediaan barang jadi dan paket bahan baku.
6. Fokus Biaya Modal
Dow Chemical menggunakan EVA untuk mengungkapkan beberapa biaya
yang harus dikeluarkan untuk kegiatan usaha danmemperolah labanya.
7. Kompensasi Insentif
Dalam Transamarica, 100 persen bonus tahunan untuk CEO danCFO adalah
sepenuhnya berdasarkan EVA.
56
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
57
masing-masing tahun dan dipotong masing-masing aliran tahunan pada
tingkat pendapatan yang diinginkan. Analisa yang dilakukan bisa meliputi 5
bahkan 10tahun kedepan.
58
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/documents/pembahasan-pusat-investasi.html
http://imanrohiman04.blogspot.com/2014/08/pusat-investasi-disusun-untuk-
memenuhi.html
https://dokumen.tips/documents/makalah-pusat-investasi.html
https://www.academia.edu/36095489/Mengukur_Kinerja_Pusat_Investasi
https://www.academia.edu/35614826/PUSAT_INVESTASI
59
60