Anda di halaman 1dari 63

“ Penilaian Kinerja Pusat Investasi “

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Semester 5
Pada Mata Kuliah Akutansi Manajemen

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Hj. Ellen Rusliati, SE, MSi
DISUSUN OLEH
Fitri Widyawati Kurnia (184010162)
Kelas : 18MJC

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG


FAKULTAS EKNOMI DAN BISNIS
PRODI MANAJEMEN
2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke khadirat Allah Subhanawataalla


berkat rahmat dan karunia-Nya, Penyusunan makalah yang berjudul
“Penilaian Kinerja Pusat Investasi” dapat diselesaikan tepat waktu. Sesuai
dengan judul makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata
kuliah Akutansi Manajemen di Universitas Pasundan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis.
Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari banyak berbagai
kesulitan dan rintangan, namun karena adanya dorongan semangat yang
diberikan oleh berbagai pihak akhirnya penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebanyak-
banyak nya kepada Yang terhormat Ibu Dr. Hj. Ellen Rusliati, SE, MSi

Penyusunan makalah yang saya susun dirasakan masih belum


sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki.
Untuk itu, saran dan kritik dari rekan-rekan untuk perbaikan di masa akan
datang sangat dinantikan.

Akhirnya semoga laporan ini memiliki manfaat yang besar bagi


peningkatan ilmu pengetahuan saya. Aamiin

Bandung, 23 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban ........................................... 4
2.2 Pengertian Pusat Pertanggungjawaban ................................................... 4
2.3 Pengertian Pusat Investasi ...................................................................... 5
2.4 Tujuan Pusat Investasi ............................................................................ 6
2.5 Ukuran Kinerja Investasi ........................................................................ 6
2.6 Bentuk Pusat Investasi ........................................................................... 13
2.7 Beberapa Alternative Untuk Evaluasi Manajer ...................................... 14
2.8 Evaluasi Prestasi Ekonomi ..................................................................... 16
2.9 Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Investasi .................................... 17
2.10 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi ........................................ 18
2.11 Perbedaan ROI dan EVA ....................................................................... 23
2.12 Mengukur Aktiva Yang Digunakan ....................................................... 25
2.13 Pertimbangan Tambahan dalam Mengevaluasi Manajer ....................... 30
2.14 Ukuran Kinerja Berganda ....................................................................... 30
2.15 Penggunaan EVA dalam Perencanaan dan Pengendalian ...................... 31

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 33
3.2 Saran ....................................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 35

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu unit usaha, perhatian pimpinan biasanya ada pada laba. Laba ini
dihitung dengan cara membandingkkan antara pendapatan dan biaya yang terjadi
pada suatu pusat laba. Jika pendapatan lebih besar dari pada biaya maka
dikatakan laba, sebaliknya jika biaya lebih besar dari pendapatan maka disebut
rugi. Dalam jenis unit usaha lainnya, setelah diperoleh data tentang laba maka
dibandingkan dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut.
Perbandingan antara laba dan aktiva yang digunakan (investasi) inilah yang
disebut pusat investasi. Pusat investasi diukur dengan membandingkan antara
laba dan jumlah investasi yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut.
Dengan demikian pusat investasi adalah pusat pertanggung jawaban yang diukur
prestasinya atas dasar laba yang diperoleh yang dibandingkan dengan investasi
yang digunakan.

Ketika kinerja finansial suatu pusat tanggung jawab di ukur dalam ruang
lingkup laba (yaitu, selisih antara pendapatan dan beban), maka pusat ini disebut
sebagai pusat laba (profit center). Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna
karena laba memungkinkan manajemen senior untuk dapat menggunakan vsatu
indikator yang komprehensif, dibandingkan jika harus menggunakan beberapa
indikator.  Satu indikator yang tak kalah penting dibahas adalah investasi.
Seberapa banyak investasi yang masuk ke perusahaan akan menjadi daya tarik
sekaligus indikator buntuk menilai kestabilan posisi keuangan perusahaan
tersebut. Maka menjadi penting bagi kita untuk membahas secara rinci tentang
pusat pendapatan, pusat beban, pusat laba, dan pusat investasi.

Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang bertugas untuk


mengatur investasi guna mencapai laba yang seoptimal mungkin. Kewenangan
Pusat Investasi adalah menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri atas
pendapatan dan biaya) serta mengelola asset yang dipergunakan untuk
memperoleh laba. Dengan demikian, Pusat Investasi diukur prestasinya

1
berdasarkan perbandingan antara laba yandiperoleh dengan aset (investasi) yang
dipergunakan.

1.2 Rumusan Masalah


1 Apa itu akuntansi pertanggung jawaban ?
2 Apa itu pusat pertanggung jawaban ?
3 Apa itu pusat investasi ?
4 Apa saja tujuan dari pusat investasi ?
5 Bagaimana ukuran kinerja investasi ?
6 Bagaimana bentuk pusat investasi ?
7 Apa saja alternative untuk evaluasi manajer ?
8 Bagaiman evaluasi prestasi ekonomi ?
9 Bagaimana akuntansi pertanggung jawaban pusat investasi ?
10 Bagaimana perhitungan tingkat pengembalian investasi ?
11 Apa saja perbedaan antara ROI dan EVA ?
12 Apa saja hal-hal yang digunakan untuk mengukur aktiva ?
13 Bagaimana pertimbangan tambahan dalam mengevaluasi manajer?
14 Apa yang dimaksud dengan ukuran kinerja berganda ?
15 Bagaimana penggunaan EVA dalam perencaan dan pengendalian ?
1.3 Tujuan Penulisan
1 Untuk memahami dan mendeskripsikan maksud dari akuntansi
pertanggung jawaban
2 Untuk memahami dan mendeskripsikan maksud dari pusat pertanggung
jawaban
3 Untuk memahami dan mendeskripsikan maksud dari pusat investasi
4 Untuk memahami dan mendeskripsikan tujuan dari pusat ivestasi
5 Untuk memahami dan mendeskripsikan maksud dari ukuran kinerja
investasi
6 Untuk memahami dan mendeskripsikan bentuk pusat investasi
7 Untuk memahami dan mendeskripsikan alternative untuk evaluasi
manajer
8 Untuk memahami dan mendeskripsikan evaluasi prestasi ekonomi

2
9 Untuk memahami dan mendeskripsikan akuntansi pertanggung jawaban
pusat investasi
10 Untuk memahami dan mendeskripsikan perhitungan tingkat
pengembalian investasi
11 Untuk memahami dan mendeskripsikan perbedaan ROI dan EVA
12 Untuk memahami dan mendeskripsikan hal-hal yang digunakan untuk
mengukur aktiva
13 Untuk memahami dan mendeskripsikan pertimbangan tambahan dalam
mengevaluasi manajer
14 Untuk memahami dan mendeskripsikan maksud ukuran kinerja berganda.
15 Untuk memahami dan mendeskripsikan penggunaan EVA dalam
perencanaan dan pengendalian.

1.4 Manfaat Penulisan


Berdasarkan atas data-data diatas makalah ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi mahasiswa/i agar dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
penilaiam kinerja pusat investasi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban


Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi
manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-
pusat pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi. Istliah akuntansi
pertanggungjawaban ini akan mengarah pada proses akuntansi yang melaporkan
sampai bagaimana baiknya manajer pusat pertanggungjawaban dapat memanage
pekerjaan yang langsung dibawah pengawasannya dan yang merupakan
tanggungjawabnya atau suatu sistem yang mengukur rencana dan tindakan dari
setiap pusat pertanggungjawaban.

Menurut Hansen, Mowen (2005:116) definisi akuntansi pertanggungjawaban


adalah sebagai berikut: ”Akuntansi pertanggungjawaban adalah Sistem yang
mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban
menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan
pusat pertanggungjawaban mereka.” Sedangkan akuntansi pertanggungjawaban
menurut LM Samryn (2001: 258) adalah sebagai berikut : “Akuntansi
pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk
mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang
dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka
sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen.

2.2 Pengertian Pusat Pertanggungjawaban


Pusat pertanggungjawaban ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang
dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas yang
dilakukan atau unit organisasi yang dipirnpinnya. Dalam kaitan ini, suatu
organisasi terdiri dari kumpulan dari beberapa pusat pertanggungjawaban.
Keseluruhan pusat pertanggungjawaban ini membentuk jenjang hirarki dalam
organisasi tersebut. Pada tingkatan yang terendah bentuk dan pusat
pertanggungjawaban ini kita dapatkan sebagai seksi, regulernya bergilir, serta
unit-unit kerja lainnya, Pada tingkatan yang lebih tinggi pusat

4
pertanggungjawaban dibentuk dalam departernen-departemen ataupun divisi-
divisi. Biasanya istilah pusat pertanggungjawaban hanya kita terapkan untuk unit-
unit kecil dalam organisasi ataupun unit-unit kerja yang terletak pada tingkat
bawah dalam suatu lingkup organisasi.

Terdapat empat pusat


pertanggungjawaban:
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.
5
3. Pusat Laba (Profit Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan, biaya dan
investasi
Terdapat empat pusat
pertanggungjawaban:

6
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.
3. Pusat Laba (Profit Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang

7
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan, biaya dan
investasi
Terdapat empat pusat pertanggungjawaban:
a Pusat Biaya (Cost Centre) yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya diukur berdasarkan biaya.
b Pusat Pendapatan (Revenue Centre) yaitu pusat pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur berdasarkan pendapatan.
c Pusat Laba (Profit Centre) yaitu pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya diukur berdasarkan pendapatan dan biaya.
d Pusat Investasi (Investment Centre) yaitu pusat pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur berdasarkan pendapatan, biaya dan investasi

8
Terdapat empat pusat
pertanggungjawaban:
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.
3. Pusat Laba (Profit Centre)

9
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan, biaya dan
investasi.
Pusat Pertanggungjawaban
Investas

10
Terdapat empat pusat
pertanggungjawaban:
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.
3. Pusat Laba (Profit Centre)

11
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan, biaya dan
investasi.
Pusat Pertanggungjawaban
Investas

12
Terdapat empat pusat
pertanggungjawaban:
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.
3. Pusat Laba (Profit Centre)

13
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan, biaya dan
investasi
Terdapat empat pusat
pertanggungjawaban:
1. Pusat Biaya (Cost Centre)

14
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.
3. Pusat Laba (Profit Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan

15
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan, biaya dan
investasi
Terdapat empat pusat
pertanggungjawaban:
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.

16
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.
3. Pusat Laba (Profit Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)

17
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan, biaya dan
investasi
Terdapat empat pusat
pertanggungjawaban:
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)

18
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.
3. Pusat Laba (Profit Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang

19
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan, biaya dan
investasi
Terdapat empat pusat
pertanggungjawaban:
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang

20
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.
3. Pusat Laba (Profit Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan

21
pendapatan, biaya dan
investasi
Terdapat empat pusat
pertanggungjawaban:
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.

22
3. Pusat Laba (Profit Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan, biaya dan
investasi
Terdapat empat pusat
pertanggungjawaban:

23
1. Pusat Biaya (Cost Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan biaya.
2. Pusat Pendapatan
(Revenue Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan.
3. Pusat Laba (Profit Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang

24
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan dan biaya.
4. Pusat Investasi (Investment
Centre)
Yaitu pusat
pertanggungjawaban yang
prestasi manajernya diukur
berdasarkan
pendapatan, biaya dan
investasi
2.3 Pengertian Pusat Investasi
Pusat investasi adalah suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu
organisasi untuk menilai kinerja para manajernya berdasarkan pada
laba yang diperoleh dan dihubungkan dengan dana investasi. Setiap pusat
investasi mempunyai seorang manajer utama dan bertanggungjawab atas setiap
unit kegiatan atau program yang terjadi didalam semua divisi yang dipimpinnya.
Kemudian secara periodic manajer tersebut akan mempertanggungjawabkan
hasil kerjanya kepada pimpinan perusahaan.
Para manajer pusat dapat menilai prestasi yang telah dicapai oleh masing-
masing manajer. Berdasarkan informasi dan model analisis yang digunakan
manajer tersebut berupaya mencari jawaban jika hasil yang dicapai tidak sesuai

25
dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Pada umumnya dilakukan
dengan suatu model pengukuran kinerja.
Pengukuran kinerja pusat investasi merupakan perluasan dari pengukuran
kinerja pusat laba. Pengukuran kinerja ini diperlukan karena suatu
divisi yang memperoleh laba tinggi tidak berarti mempunyai kinerja yang baik
jika laba tersebut dihubungkan dengan investasi yang digunakan untuk
menghasilkan laba tersebut. Disini prestasi manajer dinilai atas laba dan
investasi yang diperlukan untuk memperoleh laba.

2.4 Tujuan Pusat Investasi


Tujuan pengukuran prestasi suatu pusat investasi, adalah :
a Menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan
keputusanmengenai investasi yang digunakan oleh manajer divisi dan
memotivasi merekauntuk melakukan keputusan yang tepat.
b Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan usaha yang berdiri sendiri.
c Menyediakan alat perbandingan prestasi antar divisi untuk penentuan
alokasisumber ekonomi.

Informasi dari Pusat Investasi dapat digunakan memotivasi Manajer Divisi


dalam:
a Menghasilkan laba yang memadai dengan wewenang mengambil keputusan
tentang sumber ekonomi dan fasilitas fisik yang digunakan.
b Mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi
tersebut memberikan kembalian (return) yang memadai.
c Mengambil keputusan untuk melepas/mengurangi investasi yang tidak
memberikan kembalian (return) yang memadai.
2.5 Ukuran Kinerja Investasi
Pengembangan model ukuran-ukuran kinerja dan spesifikasi
strukturpenghargaan merupakan isu utama dalam organisasi yang
didesentralisasi. Karenatolak ukur kinerja dapat mempengaruhi perilaku para
manajer, pemilihan tolak ukurdapat mendukung tingginya tingkat keserasian

26
tujuan. Dua tolak ukur evaluasi kinerjauntuk pusat investasi adalah
Economic Value Added (EVA) dan Return On Investment (ROI).

1 Economic Value Added (EVA)


Istilah EVA pertama kali dipopulerkan oleh G. Benet Stewart dan Joel
M.Stern. EVA merupakan suatu metode untuk menentukan apakah perusahaan
telahmenciptakan nilai ekonomis yang diatas atau dibawah dari biaya modal yang
dimilikiperusahaan dalam pengoperasian kekayaan yang dimilikinya.

Dalam hal investasi, EVA mampu mendorong manajer berpikir dan


bertindakyaitu memilih investasi yang memaksimumkan pengembalian dengan
biaya modalyang minimum sehingga nilai perusahaan bisa ditingkatkan
(misalnya para pemegangsaham). Selain itu, factor biaya modal yang terdapat
dalam EVA mendorong manajeruntuk berhati-hati dalam menentukan kebijakan
struktur modal perusahaannya.
EVA merupakan laba operasi setelah pajak dikurang total biaya
modaltahunan. Jika EVA positif, berarti perusahaan sedang menghasilkan
kekayaan. Jikanegatif, maka perusahaan sedang menghancurkan modal. EVA
adalah metode untukmengukur kinerja atau prestasi manajer pusat investasi,
yang merupakan selisihantara Laba Operasi Setelah Pajak dengan Rata-Rata
Tertimbang biaya Modal dariModal Total yang digunakan.

Rumus perhitungan EVA adalah :


EVA = Laba operasi setelah pajak – (rata-rata tertimbang biaya modal x total
modal yang dipakai)

 Keuntungan Economic Value Added :


1 Manajer pusat investasi cenderung menerima investasi yang menurut
ROI tidak menguntungkan ROI sehingga tidak diterima walaupun
secara perusahaan keseluruhan menguntungkan.
2 Memungkinkan penggunaan Cost of Capital yang berbeda-beda pada
jenis aktiva.
 Kelemahan Economic Value Added :

27
1 Sebagaimana ROI dapat mendorong manajer untuk berpandangan
jangka pendek.
2 Economic Value Added adalah ukuran profitabilitas absolut, hal
ini akan menghasilkanpenilaian prestasi yang tidak adil apabila kedua
Divisi tersebut mempunyai Investasi yang berbeda. Untuk
mengatasinya maka diperlukan mengukur Residual Return yang
menghubungkan RI dengan Investasi.

 Langkah-langkah mengukur kinerja melalui EVA


1. Menghitung Biaya Modal
2. Menghitung Besarnya Struktur Permodalan/Pendanaan (CapitalStructure)
3. Menghitung Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (Weighted Average Cost
of Capital = WACC)
4. Menghitung nilai EVA.
 Contoh :
Laba usaha PT. Lasido setalah beban bunga dibayarkan (EBT) pada periode
akuntansi 2012 yang lalu adalah Rp 1.000.000.000. Pajak penghasilan
perusahaan yang harus dibayarkan sebesar 35% atau sebesarRp 350.000.000.
Biaya modal ditetapkan sebesar 18% dari jumlah modalkeseluruhan yang
diinvestasikan sebesar Rp 2.500.000.000
EVA = (1.0000.000-350.000.000) – (18%× 2.500.000.000)
= 650.000.000- 450.000.000
= 200.000.000

Dari perhitungan tersebut, tampak bahwa berdasarkan asumsi pertam PT.


Lasido menghasilakan tambahan modal (creating capital)sebesar
Rp.200.000.000 dari kegiatan usahanya pada tahun 2013 yang lalu.

Para pemegang saham merupakan pemilik kepentingan (stakeholder) yang


penting dalam perusahaan. Ada beberapa alasan mengapa penciptaan nilai
pemegang saham menjadi penting bagi perusahaan:
a Mengurangi resiko pengambil alihan (takeover)

28
b Menciptakan nilai tukar untuk agresivitas dalam merger dan akuisisi.
c Mengurangi biaya modal, sehingga memugkinkan investasi yang lebihcepat
untuk pertumbuhan masa depan.
d Ukuran Kinerja

Menurut buku Rudianto (2013:P;221-222) EVA menunjukan cara untuk


menciptakan nilai jangka panjang bagi investor demganmelihat :
1. Perhitungan profitabilitas Investasi ekspansi, produk dan jasa baru, serta
teknologi baru yangyang akan menghasilkan pengembalian yang lebih
tinggi dari biayamodal.
2. Efisiensi Operasi Menigkatkan marjin operasi, penggunaan modal, dan
produktivitas.
3. Alokasi asset Investasi dalam asset yang membantu menciptakan nilai dan
mengurangi atau menghilangkan modal dalam produksi serta operasi yang
tidak mempunyai prospek cerah di masa depan.
4. Pembiayaan Mengurangi biaya modal melalui kebijakan menaikkan
penggunaan utang pajak yang dapat dikurangkan.

Konsep EVA merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk mengukur


kinerja perusahaan di mana focus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai
perusahaan. Penilaian kinerja denganmenggunakan pendekatan EVA
menyebabkan perhatian manajemensesuai dengan kepentingan pemegang saham.

 Langkah Perbaikan dan Manfaatnya


Terdapat 3 cara yang dapat ditempuh perusahaan untuk meningkatkan EVA
dari tahun ke tahun menurut buku Rudianto (2013:P;222-223) , yaitu:
1. Meningkatkan keuntungan tanpa mengunakan penambahan modal.
Dengan modal yang ada, manajemen harus terus berupayameningkatkan laba
usaha yang diperoleh.

29
2. Merestrukrisasi pendanaan perusahaan yang dapat meminimalkan biaya
modalnya.
Manajemen perusahaan harus mempertahankan laba usahayang telah
diperoleh dengan berusaha mengurangi jumlah modalyang digunakan untuk
mencari komposisi modal yang memberikan biaya modal yang lebih rendah.
3. Menginvestasikan modal pada proyek-proyek dengan return
Yang tinggi.Manajemen harus memilih di antara sejumlah alternatifinvestasi
yang ada, yaitu investasi yang dapat memberikan tingkat pengembalian yang
paling tinggi.

Strategi keuangan dapat mempunyai dampak yang sinigfikan terhadap biaya


modal, EVA, dan nilai pasar. Permasalan dasar suatu strategi keuangan adalah
kombinasi antara utang dan ekuitas satu perusahaan pada neraca dan metode
dividen atau pembelian kembali saham dengan tujuan mendistribusian kas pada
pemegang saham.
Sebenarnya pengunaan utang yang optimal harus memperhitungakan resiko
yang melekat pada bisnis perusahaan dan keperluan pendanaan strategi
operasinya. Perusahaan dengan resiko rendah dan aliran kas yang stabil dapat
membiayai utangnya.Sedangkan perusahaan berisiko tingi sebaiknya tetap
menjaga utangnya selalu rendah untuk memastikan bahwa aliran kasnya dapat
menutupi biaya bunga di waktu-waktu buruk. Artinya struktur keungan optimal
semua perusahaan demi meminimalkan biaya modal adalah proporsi tertingi utang
yang konsisten dengan resiko bisnis tersebut, dan fleksibilitas pendanaan yang
sesuai dengan permintaan strategi akuisisiserta investasi.
Perusahaan yang mengunakan EVA pada suatu saat akan menyadari bahwa
EVA bukanlah sekedar alat pengukur kinerja, tetapi perusahaan juga harus
mengubah cara kerjanya. EVA adalah:
 Pengukur kinerja keuangan yang langsung berhubungan secarateoritis dan
empiris pada penciptaan kekayaan pemegang saham, dimana pengelolaan
agar EVA lebih tinggi akan berakibat pada hargasaham yang lebih tinggi
pula.

30
 Pengukur kinerja yang memberikan solusi tepat, dalam artian bahwa EVA
selalu menyakinkan para pemegang saham, yang membuatanya menjadi satu-
satunya matriks kemajuan berkelanjutan yang andal
 Suatu kerangka yang mendasari sistem baru yang komprehensif untuk
manajemen keuangan perusahaan yang membimbing semua keputusan, dari
anggaran operasional tahunan sampai penganggaran modal, perencanaan
strategic, akuisisi, dan divestasi
 Metode yang mudah sekaligus efektif untuk di ajarkan bahkan pada pekerja
yang kurang berpengalaman.
 Metode ini merupakan pilihan utama dalam sistem kompensasiyang unik, da
mana terdapat ukuran kinerja perusahaan yang benar-benar menyatukan
kepetingan manajer dengan kepentingan pemegang saham, dan menyebabkan
manajer berpikir serta bertindak seperti pemilik
 Suatu kerangka yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan tujuan dan
pencapaiannya pada investor, dan investor dapat menggunakan EVA untuk
mengidenfikasikan perusahaan manayang mempunyai prospek kinerja lebih
baik dimasa mendatang
 Lebih penting lagi, EVA merupakan suatu sistem internal corporate
governance yang memotivasi semua manajer dan pegawai untuk bekerja sama
lebih erat dan penuh antusias demi menghasilkan kinerja terbaik yang
mungkin bisa dicapai

Return On Investment
2 Return On Investment (ROI)
Return On Investment dihitung dengan membagi laba yang diperoleh oleh
pusat investasi dengan aktiva yang diinvestasikan untuk memperoleh laba
tersebut. Namun dalam penentuan return on investment pusat investasi timbul
masalah dalam pemilihan konsep laba dan masalah penentuan aktiva yang
dimasukkan dalam unsure investasi serta pemilihan metode penilaian
aktiva yang digunakan oleh pusat investasi. Konsep laba yang tepat

31
digunakan sebagai pengukur prestasi suatu pusat investasi adalah laba yang
terkendali oleh divisi.

Terdapat tiga cara yang


dapat dilakukan oleh
manajer pusat investasi
untuk
menaikan ROI, yaitu:
1. Manajer pusat
investasi dapat
memangkas biaya guna
meningkatkan
profit margin.
2. Mengurangi aktiva guna
meningkatkan rasio
perputaran aktiva.

32
3. Meningkatkan penjualan
yang dengan sendirinya
akan mengatrol laba
bersih.
Bagi perusahaan yang
melaporkan laba terkendali
secara terpisah dari laba
operasi bersih, maka
kalkulasi tingkat imbalan
haruslah memakai laba
operasi
terkendali sebagai factor
pembilang rumus ROI.
Terdapat tiga cara yang dapat dilakukan oleh manajer pusat investasi untuk
menaikan ROI, yaitu:

1 Manajer pusat investasi dapat memangkas biaya guna


meningkatkanprofit margin.
2 Mengurangi aktiva guna meningkatkan rasio perputaran aktiva.

33
3 Meningkatkan penjualan yang dengan sendirinya akan mengatrol lababersih.

Bagi perusahaan yang melaporkan laba terkendali secara terpisah dari laba
operasi bersih, maka kalkulasi tingkat imbalan haruslah memakai laba operasi
terkendali sebagai factor pembilang rumus ROI.

 Keuntungan ROI :
1 Mendorong Manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas terhadap
hubungan antara penjualan, biaya dan investasi yang seharusnya menjadi
fokus bagi manajer investasi.
2 Mendorong efisiensi biaya.
3 Bisa mengurangi investasi yang berlebihan
 Kelemahan ROI :
1 Manajer pusat investasi cenderung menolak investasi yang bisa
menurunkan ROI pusat pertanggung jawabannya, walaupun akan
meningkatkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
2 Tendorong Manajer pusat investasi hanya berpikiran jangka pendek tanpa
memperhatikan kepentingan jangka penjang.

3 ROI didifinisikan
sebagai pendapatan
operasi neto dibagi
dengan rata-rata
4 aktiva operasional

34
5 R O I = Laba Neto
Operasi / Rata-Rata
Aktiva Opersional
6 Laba Neto Operasi
adalah pendapatan
sebelum bunga dan
pajak (EBIT) Aktiva
7 operasional mencakup
kas, piutang, inventasir,
bangunan/pabrik dan
peralatan,
8 dan aktiva lain yang
dipertahankan
perusahaan dan

35
digunakan untuk
aktivitas
9 produktif.
10 Rumus ROI dapat
dinyatakan sebagai
berikut:
ROI didifinisikan sebagai pendapatan operasi neto dibagi dengan rata-rata
aktiva operasional.
ROI = Laba Neto Operasi / Rata-Rata Aktiva Opersional
= (laba operasi : penjualan) x (penjualan : rata-rata aktiva operasi)

Laba Neto Operasi adalah pendapatan sebelum bunga dan pajak (EBIT)
Aktiva operasional mencakup kas, piutang, inventasir, bangunan/pabrik dan
peralatan,dan aktiva lain yang dipertahankan perusahaan dan digunakan untuk
aktivitas produktif.
 Dasar Investasi
Meskipun ROI merupakan konsep sederhana dan relevan, namunROI belum
dapat dihitung apabila manajemen belum menentukan bagaimana laba dan
investasi harus diukur. Oleh karena di dalam bukuSlamet Sugiri dan Sulasti
(2004:P;158) menjelaskan maksud utama pengitungan ROI adalah untuk
mengevaluasi efektivitas SBU dengan menggunakan aktiva yang dipergunakan
oleh SBU tersebut, maka investasi diukur sebesar rerata investasi SBU selama
periode evaluasi. Dasar investasi adalah aktiva operasi saja. Aktiva operasi pada
umumnya meliputi penjumlahan aktiva-aktiva yang produktif, seperti: kas,
piutang dagang, persediaan, gedung, dan peralatan. Aktiva-aktiva non- produktif,
sepert: tanah untuk perluasan pabrik di masa yang akan dating,tidak dimasukkan

36
sebagai investasi SBU. Berikut dibahas masing-masingelemen yang membentuk
dasar investasi.
 Laba Investasi
Laba SBU adalah pendapatan SBU dikurangi kos operasi.Beberapa pendapat
mengatakan untuk pengalokasian kos overhead kantor pusat ke SBU dengan
anggapan bahwa kos tersebut mencerminkan nilai jasa yang diberikan oleh kantor
pusat ke SBU. Tetapi ada juga pendapat mengatakan bahwa alokasi kos
seharusnya tidak perlu karena manajemen SBU tidak dapat mengendalikan
terjadinya kos alokasian tersebut.Manfaat atau nilai baiknya kos alokasian tadi
dibagi SBU juga patut dipertanyakan.

2.6 Bentuk Pusat Investasi


Bentuk pusat investasi adalah Kantor Pusat Perusahaan atau Unit Bisnis
Strategis maupun Divisi yang diberi wewenang atau kebijakan maksimum dalam
menentukan keputusan operasi yang tidak hanya berjangka pendek, tetapi juga
tingkat (besarnya) dan tipe (jenis) investasi.

Masalah yang timbul pada Pusat Investasi adalah berkaitan dengan


pengukuran dan tolok ukur prestasi pusat investasi:
a). Pada umumnya tujuan manajer unit usaha adalah memperoleh laba yang
memuaskan dari investasi yang ditanamkan.
b). Laba yang yang diperoleh, berasal dari modal yang ditanam untuk
memperoleh laba tersebut.
c). Makin besar modal yang ditanam belum tentu makin besar pula labanya.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengukur Aktiva yang


digunakan :
1 Kas

37
Pengendalian Kas secara terpusat cenderung menginginkan saldo kas yang
lebihkecil dari pada yang ingin dipegang oleh Manajer Unit Usaha. Sehingga
Kas yang ada di Unit usaha lebih kecil dari pada sebenarnya, jika unit usaha
tersebut berdiri secara independen.
2 Piutang
Manajer Unit Usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara tidak
langsung,melalui kemampuan melakukan penjualan dan memberikan
batas kredit dan penagihannya dilakukan oleh Unit Penagihan. Masalah
piutang yang dimasukkanpada unit investasi apakah sebesar Harga Pokok
Penjualan atau ditambah laba,karena uang yang diperoleh dapat di
investasikan lagi, sedangkan pencatatannya hanya dengan nilai buku.
3 Persediaan
Perlakuannya sama dengan Piutang yaitu dicatat pada akhir periode
dengan metode yang dipilih untuk tujuan akuntansi keuangan. Oleh sebab itu
perlu digunakan sistem biaya standard atau rata-rata dan biaya yang sama
yang jugadigunakan untuk mengukur Harga Pokok Penjualan pada
perhitungan Laba/Rugi.
4 Modal Kerja secara Umum :Perlakuannya sangat bervariasi, tetapi yang
diperlukan bahwa modal kerja (aktivalancar) adalah untuk memenuhi
kewajiban lancar, sehingga Manajer Unit Usaha bertanggung jawab untuk
mengawasi hutang tersebut.
2.7 Beberapa Alternative Untuk Evaluasi Manajer
Penggunaan metode Residual Income tidaklah mengatasi seluruh masalah
dalam pengukuran tingkat keuntungan pada suatu pusat investasi. Terutama
sekali, iatidak mengatasi masalah akuntansi untuk aktiva tetap jika
tidak menggunakandepresiasi anuitas. Jika nilai buku kotor digunakan
suatu unit usaha bisa meningkatkan nilai Residual Income akan meningkat.
Juga, residual income untuk sementara waktu akan menurun karena penggunaan
investasi baru yang disebabkan tingginya nilai buku bersih pada tahun-tahun
awal. Residual Income benar-benar bisa mengatasi masalah yang terjadi karena
perbedaan tujuan dalam menghasilkan laba.Semua unit usaha, akan

38
termotifasi untuk meningkatkan investasinya jika tariff kembaliannya
melebihi tarif yang ditetapkan oleh manajemen sebelumnya.
Beberapa aktiva juga akan dinilai lebih rendah apabila
dikapitalisasi.Walaupun harga beli dari aktiva tetap pada dasarnya dikapitalisasi,
jumlah investasi sebenarnya untuk pengembangan produk baru, tidak muncul
pada dasar investasi.Situasi ini sering terjadi pada bagian pemasaran, dimana
jumlah investasi terbatas pada persediaan piutang dan perlengkapan dan peralatan
kantor. Pada unit usaha pemasaran ini rendahnya nilai investasi yang
disebutkan biasanya telah jelas akibatnya, residual Income sering diabaikan.
Dapat disimpulkan, apabila suatu grupunit usaha dengan pusat
pertanggungjawaban pemasaran yang berpariasi diukur,maka unti yang
mempunyai operasi pemasaran yang lebih luas akan menghasilkan tingkat
residual Income yang tinggi.
Berdasarkan pendangan ini, beberapa perusahaan tidak memasukan
aktivatetap dari dasar investasinya. Perusahaan ini menggunakan beban bunga
untuk aktiva yang bisa dikendalikan. Untuk aktiva tetap diawasi dengan cara yang
lain. Aktiva yang dapat dikendalikan biasanya adalah piutang dan persediaan.
Manajer unit usaha bisa membuat keputusan yang mempengaruhi tingkat aktiva
ini. Jika keputusan yangdimbil salah, akibat yang serius akan terjadi. Misalnya
jika persedian terlalu tinggi maka menganggur yang tidak bisa digunakan untuk
usaha lain akan besar. Begitu juga kalau persedian terlalu rendah akan
mempengaruhi suplai barang ke konsumen yang berakibat hilangnya kepercayaan
konsumen. Investasi pada aktiva tetap diawasi melalui proses penganggaran
modal sebelum investasi tersebut dilakukan.
Alasan untuk mengevaluasi investasi laba dan modal secara terpisah karena
dengan cara ini konsisten dengan apa yang diinginkan oleh manajer puncak yakni
memenuhi aliran kas jangka panjang secara maksimum dari investasi yang
dapatdikendalikan manajer unit usaha dan menambah investasi hanya jika
mendatangkan laba bersih lebih dari biaya untuk mendapatkan dana investasi
tersebut.Keputusan investasi dikendalikan pada saat keputusan tersebut
dibuat.Akibatnya, prosedur analisa investasi atas modal merupakan hal yang

39
penting dalam pengendalian investasi. Sekali keputusan investasi dibuat maka ia
akan menjadi biayatenggelam (sunk cost) dan tidak lagi bisa dipengaruhi
keputusan dimasa mendatang.Kebanyakan orang akan menggunakan ukuran
tunggal untuk menilaian prestasi atau investasi dan laba. Misalnya, jika laba
yang sebenarnya lebih baik dariyang dianggarkan tapi prestasi atas modal
jelek, bagaimana manajemen mempertimbangkan investasi keuangan
secara keseluruhan Residual Income ataupun ROI menitik beratkan pada
pengaruh kinerja investasi yang lebih rendahterhadap kinerja laba dan
menyediakan suatu ukuran tunggal. Alasan lain adalah untuk memotivasi manajer
lebih berhati-hati terhadap penambahan investasi baru yang tidak mendatangkan
laba. Juga karena hanya pengeluaran modal yang utama saja yang diuji oleh
manajer puncak.

2.8 Evaluasi Prestasi Ekonomi


Seperti diketahui ada dua laporan kinerja terhadap unit usaha.
Pertama,laporan manajemen yang dibuatkan bulanan atau kuartal. Kedua, laporan
investasi ekonomi ayng dibuat tidak secara regular, biasanya sekali beberapa
tahun. Laporan ekonomi merupakan instrumen untuk mendiagnosis;
melaporkanapakah strategi unit usaha tersebut memuaskan ataukah harus
diputuskan untuk melakukan tindakan tertentu terhadap unit usaha. Keputusan
yang diambil bisa saja mengubah arah tujuan unit usaha itu sendiri atau bahkan
menjual unit usaha tersebut.Analisis yang dilakukan juga bisa
menghasilkan keputusan untuk penambahan produk baru, peralatan baru atau
strategi baru.
Laporan ekonomi juga dibuat sebagai dasar sebelum sampai pada
nilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai seperti ini disebut nilai “break up”
yakni jumlah estimasi dimana pemegang saham akan menerima jika unti usaha
tersebut, dan tentu menjadi bahan pertimbangan juga bagi manajemen puncak
untuk menerima tawarandari pihak luar tersebut.
Perbedaan terpentuing dari dua bentuk laporan ini adalah laporan ekonomi
memfokuskan keuntungan apa yang diharapkan pada masa depan, bukan pada
saat ini atau masa lampau. Nilai buku aktiva dan depresiasi berdasar atas harga

40
historis dari aktiva tersebut akan digunakan dalam pelaporan prestasi. Informasi
ini tidak relevan dalam pelaporan untuk memperkirakan masa depan.
Secara konsep nilai dari suatu unit usaha adalah nilai saat ini dari aliran
pendapatan dimasa depan. Ini dihitung dengan mengestimasi Cas Flow untuk
masing-masing tahun dan dipotong masing-masing aliran tahunan pada tingkat
pendapatanyang diinginkan. Analisa yang dilakukan bisa meliputi 5 bahkan 10
tahun kedepan.Aktiva yang ditangani pada akhir periode diasumsikan
mempunyai nillai tertentu,yakni nilai akhir dimana nilai ini dipotong dan
ditambahkan pada aliran kas tahunan.Walau estimasi ini baru dihitung kasar,
namun akan menyediakan cara yang berbeda untuk melihat suatu unit usaha dari
laporan kinerja yang disampaikan

2.9 Akuntansi Pertanggung Jawaban Pusat Investasi


Seandainya manajer divisi dapat mempengaruhi investasi dalam asset
divisional yang dikendalikannya, maka divisi tersebut haruslah dianggap sebagai
pusat investasi. Apabila manajer divisi tidak dapat mempengaruhi keputusan-
keputusan investasi, maka divisi tersebut sepantas diperlakukan sebagai pusat
laba. Anak - anak perusahaan biasanya dianggap sebagai pusat investasi.
Karena manajer pusat investasi memikul tanggungjawab atas aset yang
ditanamkan dalam pusat investasi tersebut, maka sering dipakai ukuran kinerja :
tingkat kembalian investasi (ROI) dan laba residu (Risidual Income). Untuk
mengilustrasikan aplikasi konsep akuntansi pertanggungjawaban pada pusat
investasi, perhatikan contoh berikut ini:

PT. Daun Lontar


Laporan Laba-Rugi
Untuk Periode..(ringkasan)
Divisi R Divisi S Divisi T
Penjualan
1.680.000 2.016.000 2.250.000
Harga Pokok
504.000 1.411.200 1.687.500
Penjualan

Laba Bruto 672.000 604.800 562.500


Beban Operasi 462.000 352.000 337.500
Laba Bersih 210.000 252.000 225.000

41
Berdasarkan laba operasi divisional, Divisi S merupakan divisi perusahaan
paling menguntungkan. Divisi T lebih menguntungkan dibandingkan divisi R.

2.10 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi


Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan berarti juga
produksi) aset yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi atau
operasi yang akan datang. Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik,
pembukaan lahan, atau seseorang kuliah di universitas.
Pengertian lain: investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih
aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.
Sedangkan pengertian tingkat pengembalian investasi (ROI) adalah sejumlah
uang yang diperoleh investor sebagai keuntungan dalam investasi. Definisi lain:
ROI adalah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan atau berfungsi
untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam
mencari keuntungan.
Kesimpulan : ROI adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan menggunakan keseluruhan aktiva yang dimiliki. Sebagai
contoh, tingkat pengembalian investasi untuk setiap Divisi PT. Daun Lontar
berdasarkan nilai buku aktiva yang di investasikan adalah sebagai berikut:

PT. DAUN Lontar


Laporan Laba-Rugi
Untuk Periode..(ringkasan)
Divisi R Divisi S Divisi T
Laba Bersih 210.000 252.000 225.000
Aset
1.050.000 2.100.000 1.500.000
Diinvestasikan
ROI 20 % 12 % 15 %
Dari data di atas walaupun Divisi S memperoleh laba operasi paling tinggi
namun tingkat pengembalian investasinya (ROI) hanya 12% jadi kesimpulannya
Divisi S paling tidak menguntungkan.
 Pengendalian Tingkat Pengembalian Investasi (ROI)

42
Ada tiga cara bagi manajer pusat investasi untuk meningkatkan ROI:
1 Manajer pusat investasi dapat memangkas biaya untuk meningkatkan
rasio ROI.
2 Manajer pusat investasi dapat mengurangi aktiva guna meningkatkan
rasio ROI.
3 Manajer pusat investasi dapat meningkatkan omzet penjualan, dengan
sendirinya dapat mengatrol laba bersih.
 Keuntungan ROI:
1 Mendorong manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas
terhadap hubungan antara penjualan, biaya dan investasi yang seharusnya
menjadi focus bagi manajer investasi.
2 Mendorong efisiensi biaya.
3 Bisa mengurangi investasi yang berlebihan.
 Kelemahan ROI:
1 Demi meningkatkan rasio ROI supaya kinerjanya dianggap bagus
manajer pusat investasi (apalagi manajer pusat investasi berfikir dia tidak
selamanya menjadi manajer Divisi X, paling dua tahun) dapat
memangkas biaya yang dalam waktu jangka pendek tidak berpengaruh
terhadap kontinuitas perusahaan tapi jangka panjang sangat merugikan
perusahaan. Contoh: pemangkasan biaya iklan, pemotongan insentif
salesman.
2 Manajer pusat investasi bisa meningkatkan omzet penjualan dengan cara
mengurangi harga jual tapi mengurangi kuantitas bahan dengan cara
mengubah kemasan atau mengurangi kualitas bahan.
 Contoh Soal
Data berikut ini dari PT. DAUN Lontar tahun 2009 :
- Penjualan (100 unit x Rp 25.000) Rp 2.500.000
- Beban Operasi:
o Beban Gaji Rp 1.000.000
o Beban Listrik, air dan telp Rp 500.000
o Beban Iklan Rp 500.000

43
o Beban rupa-rupa Rp 250.000
o Aset operasi rata-rata Rp 1.250.000

Diminta:
1 Hitung ROI PT. Daun Lontar tahun 2009
Hitunglah ROI jika dasumsikan tahun 2010:
2 Manajer pusat investasi mampu meningkatkan unit yang dijual dari 100
unit menjadi 150 unit dan harga turun menjadi Rp 23.000 per unit dan
beban iklan naik menjadi Rp 700.000 aset operasi yang digunakan tidak
berubah.
3 Manajer pusat investasi memangkas biaya iklan menjadi Rp 100.000 
omzet penjualan dan asset operasi tetap !
4 Manajer pusat investasi mengurangi asset operasi dari Rp 1.250.000
menjadi Rp 1.000.000, penjualan dan beban operasi tidak berubah.

Jawab :
 Tahun 2009
PT. Daun Lontar
Laporan Laba-Rugi
Periode 2010
-------------------------------------------------------------------------------------------

Penjualan (100 unit x Rp 25.000) Rp 2.500.000

Beban Operasi :

- Beban Gaji Rp 1.000.000

- Beban Listrik, air dan telp Rp 500.000

- Beban Iklan Rp 500.000

- Beban rupa-rupa Rp 250.000

Total Beban Operasi Rp 2.250.000

Laba Operasi Rp 250.000

44
Laba Operasi Bersih
ROI = ---------------------------------------- x 100%
Rata-rata Aktiva Operasi
250.000
ROI = ---------------------------------------- x 100% = 20%
1.250.000

 Tahun 2010
PT. Daun Lontar
Laporan Laba-Rugi
Periode 2010
---------------------------------------------------------------------------------------------------

Penjualan (150 unit x Rp 23.000) Rp 3.450.000

Beban Operasi :

- Beban Gaji Rp 1.000.000

- Beban Listrik, air dan telp Rp 500.000

- Beban Iklan Rp 700.000

- Beban rupa-rupa Rp 250.000

Total Beban Operasi Rp 2.450.000

Laba Operasi Rp 1.000.000

---------------------------------------------------------------------------------------------------

1.000.000
ROI = ---------------------------------------- x 100% = 80%
1.250.000

PT. Daun Lontar


Laporan Laba-Rugi

45
Periode 2010
---------------------------------------------------------------------------------------------------

Penjualan (100 unit x Rp 25.000) Rp 2.500.000

Beban Operasi :

- Beban Gaji Rp 1.000.000

- Beban Listrik, air dan telp Rp 500.000

- Beban Iklan Rp 100.000

- Beban rupa-rupa Rp 250.000

Total Beban Operasi Rp 1.850.000

Laba Operasi Rp 1.000.000

---------------------------------------------------------------------------------------------------

650.000
 ROI = ---------------------------------------- x 100% = 52%
1.250.000

250.000
 ROI = ---------------------------------------- x 100% = 25 %
1.000.000

Laba Residu (Residual Income)


Laba Residu (Residual Income) pada hakekatnya adalah kemampuan
manajemen untuk menghasilkan laba operasi bersih setelah dikurangi dengan
biaya modal yang digunakan untuk menghasilkan laba bersih tersebut. Jumlah
minimal laba operasi yang dikehendaki ditentukan oleh manajemen berdasarkan
faktor seperti biaya pendanaan kegiatan usaha perusahaan.
Laba residu dipakai untuk mengukur kinerja, maka tujuannya adalah untuk
memaksimalkan jumlah laba residu, bukan untuk memaksimalkan keseluruhan
angka ROI. Rumus yang digunakan untuk mencari LABA residu:

46
Laba Residu = Laba Operasi – (Tingkat Pengembalian minimal X Aset
Perusahaan)
Atau
Laba Residu = NOPAT – Biaya Modal (Tingkat Pengembalian minimal x asset)

NB : NOPAT = Defenition of Net Operating Profit After Tax (Laba/Rugi Usaha


sebelum bunga – Pajak)
Tingkat Pengembalian minimal adalah tingkat kembalian investasi
minimum bisa ditentukan oleh manajer berdasarkan tingkat hasil investasi yang
umum (layak) artinya besarnya harus lebih besar dari tingkat suku bunga deposito,
atau sama dengan tingkat hasil pasar atau bisa dihitung berdasarkan teori biaya
modal rata-rata.
Ketika laba residu positif, laba dari suatu investasi pada asset lebih besar
dari ROI yang dikehendaki, maka investasi dianggap menjanjikan. Laba residu
negative mengindikasikan bahwa Tingkat Pengembalian Investasi (ROI) tidak
memadai untuk memenuhi jumlah minimal yang dikehendaki manajemen. Laba
residu memiliki keunggulan dibandingkan ROI, karena teknik ini mencegah
kemungkinan manajer pusat investasi menolak kesempatan untuk menaikkan ROI
dengan cara yang dapat diterima oleh perusahaan secara keseluruhan.
Keunggulan utama laba residu sebagai ukuran kinerja manajer adalah
bahwa ukuran ini mempertimbangkan ROI maupun besarnya laba operasi yang
didapat setiap divisi.

2.11 Perbedaan ROI dan EVA

ROI EVA
ROI merupakan suatu ukuran Dengan EVA, setiap unit bisnis
kompherenshif yang mencerminkan memiliki tujuan laba yang sama
hal – hal yang dapat mempengaruhi untuk setiap investasi yang
laopran keuangan diperbandingkan.
ROI mudah dihitung, mudah Dengan EVA, setiap investasi yang
dipahami dan mudah dibandingkan menghasilkan laba lebih tinggi dari
secara absolut biaya modalnya akan tampak

47
menarik bagi manajer.
ROI dapat diterapkan di setiap unit EVA memiliki korelasi positif yang
organisasi dan memungkinkan lebih tinggi terhadap nilai pasar
perbandingan dan memungkinkan dibandingkan ROI maupun EPS
perbandingan antar unit secara (earningper share)
langsung
Data ROI mudah diketahui oleh EVA memungkinkan penggunaan
pesaing dan dapat digunakan tingkat bunga/return yang berbeda
sebagai dasar perbandingan antar untuk masing-masing asset.
perusahaan.
ROI dan EVA merupakan alat ukur kinerja yang penting namun tidak mampu
memberikan gambaran tentang perusahaan secara keseluruhan. Pada akhirnya
perusahaan juga harus mengembangkan ukuran kinerja non keuangan. Balanced
Scorecard merupakan suatu alat bantu manajerial yang tersedia untuk itu.
Mengukurdan Memberikan Reward atas Kinerja Manajer Kompensasi yang
diberikan kepada manajer harus dihubungkan dengan hal- hal yang berada dalam
kendali/kekuasaan manajer. Perancangan sistem kompensasi juga harus
diupayakan untuk mendoronggoal congruence. Manajer mungkin saja tidak
memberikan kinerja yang baik. Hal ini bisa terjadi karena alasan berikut ini: (1)
manajer mempunyai kemampuan yang rendah, (2) manajer tidak bekerja sebaik
yang dibutuhkan, dan (3) manajer lebih sukamenghabiskan sumber daya
perusahaan untuk keuntungan pribadinya. Reward yangditerima oleh manajer
meliputi kompensasi kas (peningkatan gaji, bonus dan opsisaham) dan
kompensasi non kas (kantor yang nyaman, kendaraan pribadi dari
kantor,keanggotaan klub elit, dll.

2.12 Mengukur Aktiva Yang Digunakan

48
Robert dan Vijay (2004:P; 338) mengatakan dalam memutuskandasar
investasi apa yang akan digunakan untuk mengevaluasi pusat investasi,kantor
pusat menanyakan hal: praktik-praktik apa saja yang membuat paramanajer unit
usaha menggunakan aktiva mereka dengan efisien dan untukmendapatkan jumlah
dan jenis yang tepat dari aktiva baru. Mungkin, ketikalaba mereka berkaitan
dengan aktiva yang digunakan, para manajer unit usahaakan mencoba untuk
meningkatkan kinerja mereka yang diukur dengan caraini. Manajemen senior
ingin tindakan yang mereka lakukan untuk tujuan iniadalah yang terbaik bagi
kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Jadi pengukuran aktiva dapat
dilakukan dengan cara:
1 Kas
Menurut Robert dan Vijay (2004:P; 338) hampir semua perusahaan
mengendalikan kas secara terpusat karena pengendalian pusat memungkinkan
penggunaan saldo kas yang lebih kecil daripada jika setiapunit usaha memegang
saldo kas yang dibutuhkannya unuk menyeimbangkan perbedaan antara arus kas
masuk dan arus kas keluar. Akibatnya, saldo kas aktual pada tingkat unit usaha
cenderung lebih kecil dibandingkan dengan saldo kas yang diperlukan, jika unit
usahamerupakan suatu perusahaan independen.
Oleh karena itu, banyak perusahaan yang menggunakan rumus untuk
menghitung kas yang akan dimasukkan dalam dasar investasi. Suatu alasan untuk
memasukkan kas pada jumlah yang lebih besar dari pada saldo yang biasanya
dipegang oleh suatu unit usaha adalah bahwa jumlah yang lebih besar ini
diperlukan untuk memungkinkan perbandingan dengan perusahaan luar.
Beberapa perusahaan mengabaikan uansur kasdalam dasar investasi.
Alasannya adalah bahwa karena jumlah kas tersebut mendekati kewajiban
lancar (current liabilities). Jika demikian halnya, jumlah piutang dan perusahaan
akan mendekati jumlah modal kerja(working capital)

2 Piutang

49
Menurut Andrian Noviardy(2016:P;3) memasukkan unsur piutang pada harga
jual atau pada harga pokok penjualan merupakan hal yang masih diperdebatkan.
Suatu pihak dapat berargumen bahwa investasi riil dari suatu unit dalam piutang
adalah hanya sebesar harga pokok penjualan dan bahwa tingkat pengembalian
yang memuaskan atas investasi ini mugkin sudah mencukupi.
Di lain pihak, adalah mungkin untuk mengatakan bahwa unit usaha dapat
mnginvestasikan kembali uang yang diperoleh dari piutang, dan karena itu,
piutang harus dimasukkan pada harga jualnya. Yang biasanya dilakukan adalah
mengambil alternative yang lebih sederhana yaitu memasukkan piutang pada nilai
buku, yang merupakan harga jual dikurangi penyisihan atas piutang tak tertagih.
Jika unit usaha tersebut tidak mengendalikan kredit maupun
penagihannya,maka piutang dapat dihitung berdasarkan rumus. Rumus ini harus
konsisten dengan periode pembayaran normal. Misalnya, 30 hari penjualan bila
pembayarannya biasa dilakukan 30 hari sesudah pengiriman barang.

3 Persediaan
Menurut buku Norton dan Arthur (1992:P;391) persediaan biasanya
diperlakukan dengan cara yang sama dengan piutang, yaitudihitungkan
berdasarkan rata-rata sepanjang periode secara konseptuallebih tepat.Jika
perusahaan menggunakan (last in, first out- LIFO) untuk tujuan akuntansi
keuangan, maka metode penilaian lain biasanya digunakan untuk pelaporan laba
unit usaha, karena saldo persediaan LIFO cenderung sangat rendah pada periode
terjadinya inflasi.
Jika persediaan barang dalam proses (work-in-process) didanai melalui
pembayaran dimuka (advance payment) atau pembayaran cicilan (progress
payment) dari konsumen, seperti yang biasa terjadi jika barang tersebut
membutuhkan waktu produksi yang lama. Pembayaran tersebut akan dikurangi
dari jumlah persediaan kotor (gross inventory amounts), atau dilaporkan sebagai
kewajiban. Beberapa perusahaan mengurangkan utang usaha dari persediaan
dengan dasar bahwa utang mencerminkan pendanaan atas sebagian persediaan
oleh pemasok, tanpa biaya untuk unit usaha.Modal perusahaan yang dibutuhkan
untuk persediaan adalah hanya sebesar selisih antara jumlah persediaan kotor dan

50
utang. Jika unit usaha tersebut dapat mempengaruhi periode pembayaran yang
diperbolehkan oleh pemasok, maka memasukkan unsur utang dalam perhitungan
itu mendorong manajer untuk mencar persyaratan pembayaran yang terbaik.

4 Modal Kerja secara Umum


Perlakuan atas modal kerja sangat bervariasi. Pada satu sisi,menurut buku
Norton dan Arthur (1992:P;392) perusahaan memasukkan seluruh aktiva lancar
ke dalam dasar investasi dengan tidak mengeliminasi kewajiban lancar. Metode
tersebut adalah beralasan dari sudut pandang motivasional jika unit usaha tidak
dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancar lainnya.
Tetapi metode tersebut menyatakan terlalu tinggi (overstate) jumlah modal
korporat yang diperlukan untuk mendanai unit usaha, karena kewajiban lancar
merupakan sumber modal, seringkali dengan biaya bunga sama dengan nol.
Dilain pihak, seluruh kewajiban lancar dapat dikurangkan dari aktiva lancar.

5. Harta tak Bergerak, Pabrik, dan Peralatan


Menurut buku Norton dan Arthur (1992:P;392) dalam akuntansi keuangan,
aktiva tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan,dan biaya inidihapuskan
sepanjang umur ekonomis aktiva melalui penyusutan. Hampir semua perusahaan
menggunakan pendekatan yang sama dalam mengukur profitabilitas atas dasar
aktiva dari unit usaha. Hal ini menyebabkan pemasalahan serius dalam
penggunaan sistem tersebut untuk tujuan yang dimaksudkan. Adapun
permasalahan tersebut yaitu berupa :
a Akuisisi/ perolehan peralatan baru
b Nilai buku kotor
c Disposisi aktiva
d Penyusutan Anuitase.
e Metode penilaian yang lain

51
6 Aset-aset yang disewagunausahakan
Banyak perjanjian sewa guna usaha menurut Andrian Noviardy(2016:P;5)
merupakan perjanjian dana yatu perjanjian tersebut memberikan cara alternatif
untuk menggunakan aktiva yang seharusnya didapatkan dari pendanaan dengan
utang dan modal. Sewa guna usahafinansial (yaitu sewa guna usaha jangka
panjang yang setara dengan nilai sekarang dari arus beban sewa) adalah sama
dengan utang dan dilaporkan juga dalam neraca. Keputusan pendanaan biasanya
dilakukan oleh kantor pusat. Karena alasan tersebut, pembatasan biasnya
diberlakukan pada kebebasan manajer unit usaha untuk melakukan sewa guna
usaha atasaktiva.

7 Aktiva yang Menganggur


Menurut buku Norton dan Arthur (1992:P;400) aktiva mengangguritu adalah
suatu unit usaha memiliki aktiva yang menganggur (idle asset)yang dapat
digunakan oleh unit lain, maka unit usaha tersebut dapatdiperbolehkan untuk
mengeluarkan aktiva tersebut dari dasar investasinya.Tujuan dari izin ini adalah
untuk mendorong para manajer unit usaha guna melepas aktiva mengaggur ke
unit lain yang mungkin memerlukannya.Tetapi, jika aktiva tetap tersebut tidak
dapat digunakan oleh unit lain,maka pemberian izin untuk menjual atau
mengganti aktiva tersebut akan menimbulkan tindakan-tindakan yang
disfungsional.

8 Aktiva Tidak Berwujud


Ada keuntungan dalam mengkapitalisasi aktiva tidak berwujud seperti R&D
dan pemasaran, serta kemudian mengamortisasinya selama masa manfaatnya.
Metode tersebut akan mengubah cara manajer unitusaha memandang pengeluaran
semacam ini. Dengan menghitung aktiva semacam ini sebagai investasi jangka
panjang, unit usaha akan memperoleh manfaat janga pendek yang lebih sedikit
dari pengurangan atas pengeluaran untuk pos tersebut ini menurut Andrian
Noviardy(2016:P;5)

52
9 Kewajiban Tidak Lancar/ Hutang
Suatu unit usaha menerma modal permanennya dari kumpulan dana korporat.
Korporat memperoleh dana tersebut dari pemberi pinjaman,investor modal, dan
laba ditahan. Bagi unit usaha, jumlah total dari dana tersebut adalah relevan tetapi
tidak dengan sumber daya dari mana dana tersebut berasal. Meskipun demikian,
dalam situasi yang tidak lazim, pendanaan suatu unit usaha mungkin saja
merupakan hal yang aneh bagiunit usaha itu sendiri.
Didalam buku Norton dan Arthur (1992:P;401) dicontohkan sebuah unit
usaha yang membangunkan atau mengoperasikan rumah-rumah tinggal
menggunakan proporsi modal pinjaman yang jauh lebih besar dibandingkan
dengan yang digunakan oleh unit usaha lainnya.Karena modal ini didapatkan atas
kekayaan unit usaha, maka mungkinakan tepat untuk mencantumkan dana
pinjaman ini secara terpisah danuntuk menghitung pendapatan residu bedasarkan
kekayaan yang didapatdari sumber perusahaan secara umum dan bukan berasal
dari harta total.

10 Beban Modal
Kantor pusat korporat menentukan tarif (rate) yang digunakan untuk
menghitung beban modal (capital charge). Menurut Menurut Andrian Noviardy
(2016:P;6) tarif tersebut seharusnya lebih tinggi dari pada tarif korporat untuk
pendanaan dengan utang karena dana yang terlibat merupakan campuran antara
utang dan modal berbiaya lebih tinggi (higher-cost equity). Biasanya, tarif
tersebut ditetapkan di bawah estimasi modal perusahaan sehingga EVA atas rata-
rata unit usaha berada di atasnol.

11 Survei-survei Praktek
Menurut Andrian Noviardy (2016:P;6) kebanyakan perusahaan memasukkan
unsur aktiva tatap ke dalam dasar investasi pada nilai buku bersih. Perusahaan-
perusahaan tersebut karena ini merupakan jumlah dengan mana aktiva tersebut

53
dicatat dalam laporan keuangan, dan oleh karenanya, sesuai dengan laporan
keuangan tersebut, mencerminkan jumlah modal yang digunakan dalam divisi
tersebut.

2.13 Pertimbangan Tambahan dalam Mengevaluasi Manajer


Dengan melihat kelemahan ROI , kelihatannya sangat mengejutkan bahw
ROI digunakan secara luas. Tetapi, cakupan dari kesalahan tersebut tidak dapat
ditentukan karena hanya sedikit jumlah manajer yang mau mengakui adanya
kesalahan tersebut dan banyak yang tidak menyadari bahwa kesalahan tersebut
terjadi. Penggunaan EVA sebagai perangkat pengukuran kinerja sangat
disarankan.
Tetapi, EVA tidak menyelesaikan seluruh masalah yang berkaitan dengan
penghitungan aktiva tetap. Kecuali metode penyusutan anuitas (annuity
depcription) dipergunakan, dan hal ini jarang dilakukandalam praktik sehari-
hari.Dengan mempertimbangkan hal ini, beberapa perusahaan memutuskan untuk
mengeluarkan unsur aktiva tetap dari dasar investasi.
Perusahaan-perusahaan tersebut membebankan beban bunga hanya untuk
aktiva yang dapat dikendalikan, dan mengendalikan aktiva tetap dengan
perangkat terpisah. Investasi dalam aktiva tetap dikendalikan oleh proses
anggaran modal sebelum terjadinya dan oleh audit setelah penyelesaian untuk
menentukan apakah ada arus kas yang diantisipasi terwujud. Hal tersebut jauh
dari memuaskan karena penghematan atau pendapatan aktual dari akuisisi aktiva
tetap tidak dapat diidentifikasikan.

2.14 Ukuran Kinerja Berganda


ROI dan EVA menurut buku Hansen dan Mowen (2005:P;130)adalah
ukuran-ukuran kinerja manajerial yang penting. Bahkan keduanyaadalah
komponen penting dari bagian keuangan pada Balanced Scorecard. Para manajer
cenderung hanya berfokus pada angka-angka keuangan. Fokusini tidak
menunjukan keseluruhan keadaan perusahaan. Selain itu, manajer yang

54
jenjangnya lebih rendah dan pegawai dapat marasa tidak dapat membantu
meningkatkan laba laba bersih atau ivestasi.
Oleh sebab itu, ukuran operasional non-keuangan telah dikembangkan.
Misalnya,manajemen puncakdapat dapat melihat faktor-faktor pangsa pasar,
keluhan pelanggan, rasio perputaran pegawai, dan pengembangan pegawai.
Dengan memberitahukan kepada manajer yang jenjangnya lebih rendah bahwa
memperhatikan faktor-faktor jangka panjang juga merupakan suatu yang penting,
kecenderungan untuk terlalu menekankan pada ukuran keuangan akan berkurang.
Manajer dalam lingkungan perusahaan berteknologi tinggi sangat mungkin
menggunakan berbagai ukuran kinerja yang mencakup ukurankeuangan akan
berkurang.

 Mengevaluasi Kinerja Ekonomi suatu Entitas


Laporan-laporan ekonomi dapat dijadikan dasar untuk memperolehnilai
perusahaan secara keseluruhan. Nilai semacam ini disebut breakup value,yaitu
estimasi jumlah yang akan diterima oleh para pemegang saham jikamasing-
masing unit usaha dijual. Breakup value berguna bagi organisasi luaryang sedang
akan membuat penawaran pengambil alihan perusahaan dan tentusaja laporan ini
juga berguna bagi pihak manajemen dalam menilai suatutawaran

2.15 Penggunaan EVA Dalam Perencanaan Dan Pengendalian


Beberapa penggunaan EVA dalam perencanaan dan pegendalian menurut
buku Robert dan Vijay (2004:P; 355) diantaranya adalah:

1. Arahan strategis
IMB menerapkan EVA untuk mengevaluasi rencana-rencana strategisnya
untuk pasar utama Amerika Latin seperti: Meksiko, Brazil,dan Argentina.
2. Akuisisi
Dalam salah satu akuisisi yang tersebar, AT&T menggunakanEVA dalam
memutuskan pembelian McCAW Cellular senilai $ 12,6Miliar. & Stratton
menyadari bahwa tingkat pengembalian modal sangat rendah dan cenderung
semakin menurun. Kegiatan operasi telah di restrukturisasi dan EVA telah
diterapkan sebagai suatu cara yang menyita perhatian para manajer tentang

55
bagaimana mereka menggunakan modal. EVA menjadi patokan perusahaan
untuk pengenalan produk, pembelian peralatan, perjanjian pemasok, inisiatif
kualitas, dan peningkatan proses.

3. Peningkatan Operasional
Brigg & Stratton menyadari bahwa tingkat pengembalian modal sangat
rendah dan cenderung semakin menurun. Kegiatan operasi telah
direstrukturisasi dan EVA telah diterapkan sebagai suatu cara yang menyita
perhatian para manajer tentang bagaimana mereka menggunakan modal. EVA
menjadi patokan perusahaan untuk pengenalan produk, pembelian peralatan,
perjanjian pemasok, inisiatif kualitas, dan peningkatan proses.
4. Penghentian Lini Produk
EVA membantu Coca-Cola mengidentifikasikan dan menjualusaha-usahanya
yang gagal mengembalikan biaya modal mereka.
5. Fokus Modal Kerja
Quaker Oats menggunakan EVA untuk menghitung jumlah uangsangat besar
yag terkandung dalam persediaan barang jadi dan paket bahan baku.
6. Fokus Biaya Modal
Dow Chemical menggunakan EVA untuk mengungkapkan beberapa biaya
yang harus dikeluarkan untuk kegiatan usaha danmemperolah labanya.
7. Kompensasi Insentif
Dalam Transamarica, 100 persen bonus tahunan untuk CEO danCFO adalah
sepenuhnya berdasarkan EVA.

56
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari pembahsan diatas dapat diambil bebrapa kesimpulan sebagai berikut :


a Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang bertugas untuk
mengatur investasi guna mencapai laba yang seoptimal mungkin.
Kewenangan Pusat Investasi adalah menyangkut pengelolaan laba (yang
terdiri atas pendapatan dan biaya) serta mengelola aset yang dipergunakan
untuk memperoleh laba. Dengan demikian, Pusat Investasi diukur prestasinya
berdasarkan perbandingan antara laba yang diperoleh dengan aset (investasi)
yang dipergunakan.
b Pusat investasi adalah suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu
organisasi untuk menilai kinerja para manajernya berdasarkan pada laba yang
diperoleh dan dihubungkan dengan dana investasi.
c Dua tolak ukur evaluasi kinerja untuk pusat investasi adalah Economic
ValueAdded (EVA) dan Return On Investment (ROI).
d Alasan untuk mengevaluasi investasi laba dan modal secara terpisah karena
dengan cara ini konsisten dengan apa yang diinginkan oleh manajer puncak
yakni memenuhi aliran kas jangka panjang secara maksimum dari investasi
yang dapat dikendalikan manajer unit usaha dan menambah investasi
hanya jika mendatangkan laba bersih lebih dari biaya untuk mendapatkan
dana investasi tersebut.
e Secara konsep nilai dari suatu unit usaha adalah nilai saat ini dari aliran
pendapatan dimasa depan. Ini dihitung dengan mengestimasi Cas Flow untuk

57
masing-masing tahun dan dipotong masing-masing aliran tahunan pada
tingkat pendapatan yang diinginkan. Analisa yang dilakukan bisa meliputi 5
bahkan 10tahun kedepan.

Aktiva yang ditangani pada akhir periode diasumsikan mempunyai


nillai tertentu, yakni nilai akhir dimana nilai ini dipotong dan
ditambahkan pada aliran kas tahunan. Walau estimasi ini baru dihitung
kasar,namun akan menyediakan cara yang berbeda untuk melihat suatu unit
usaha dari laporan kinerja yang disampaikan.
3.2 Saran
Perusahaan sebaiknya selalu melakukan pusat investasi untuk menghitung
seberapa besar kontribusi investasi atau aktiva yang digunakan dalam
memperoleh laba dalam suatu periode, sehingga dapt dijadikan pertimbangan
dalam melakukan investasi atau melakukan manajemen terhadap aktiva untuk
memperoleh laba yang lebih besar.

58
DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/documents/pembahasan-pusat-investasi.html

http://imanrohiman04.blogspot.com/2014/08/pusat-investasi-disusun-untuk-
memenuhi.html

https://dokumen.tips/documents/makalah-pusat-investasi.html

https://www.academia.edu/36095489/Mengukur_Kinerja_Pusat_Investasi

https://www.academia.edu/35614826/PUSAT_INVESTASI

59
60

Anda mungkin juga menyukai