Anda di halaman 1dari 23

Pengukuran Kinerja Pusat Investasi Dengan

Menggunakan Laporan Laba Rugi Variabel

Disusun oleh Kelompok 10 :

Ganjar Prasetyo 1714190050

Muhammad Daus Utomo Prayitno 1714190052

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang.

Kami panjatkan puji syukur atas Kehadirat-Nya,yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Pelaporan
Segmen,Evaluasi Pusat Investasi dan Penetapan Harga Transfer ini dengan baik.Tak lupa
Sholawat serta salam kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu DR. ROOSDIANA, SE., Ak., M.M selaku Dosen mata kuliah
Akuntansi Manajemen Lanjutan,Universitas Persada Indonesia Y.A.I yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.

Makalah ini telah kami buat dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi tugas Akuntansi
Manajemen Lanjutan.Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita tetang Pelaporan Segmen,Evaluasi Pusat Investasi dan
Penetapan Harga Transfer.

Demikian yang dapat kami sampaikan,mohon maaf apabila ada salah kata yang kurang
berkenan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

Wasalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 2 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………….….1

Daftar Isi……………………………………………………………………………....2

BAB I (PENDAHULUAN)

A. Latar Belakang………………………………………………………….……...4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….………..5
C. Tujuan dan Manfaat………………………………………………….………...5

BAB II (PEMBAHASAN)

I. Desentralisasi dan Pusat Pertanggung jawaban


A. Alasan-alasan untuk melakukan Desentralisasi.............................................6
B. Divisi-divisi dalam Perusahaan yang terdesentralisasi..................................7

II. Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laporan Laba Rugi
Variabel dan Absorpsi
A. Hubungan antara Produksi,Penjualan dan Laba...........................................10
B. Perlakuan Overhead Tetap pada perhitungan biaya absorpsi........................10
C. Mengevaluasi Manajer Pusat Laba................................................................11
D. Laporan Laba Rugi Segmen dengan Menggunakan Perhitungan Biaya
Variabel.........................................................................................................12

III. Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan menggunakan ROI


A. Pengembalian atas Investasi..........................................................................13
B. Margin dan Perputaran..................................................................................14
C. Keunggulan ROI...........................................................................................14
D. Kelemahan Pengukuran ROI.........................................................................14

IV. Mengukur Kinerja Pusat Investasi dengan menggunakan Laba Residu dan Nilai
Tambah Ekonomi
A. Laba Residu...................................................................................................15
B. Nilai Tambah Ekonomi..................................................................................15
V. Penetapan Harga Transfer
A. Dampak Penetapan Harga Transfer terhadap Divisi dan Perusahaan secara
Keseluruhan....................................................................................................17
B. Penetapan Harga Transfer...............................................................................17
C. Harga Pasar.....................................................................................................18
D. Harga Transfer berdasarkan Biaya..................................................................18
E. Harga transfer yang dinegosiasikan.................................................................19

BAB III (PENUTUP)

Kesimpulan………………………………………………………………….…….....20

Daftar Pustaka………………………………………………………………….............21
BAB I

(PENDAHULUAN)

A. Latar Belakang

Geoff Maslow telah lama tertarik dengan perkembangan peranti lunak untuk alat
pemutar musik dan video.Setelah beberapa tahun mengembangkan program peranti lunak
sendiri dengan teman-temannya,ia mendirikan perusahaan sendiri,Galactic-Media,Inc atau
GMI.Geoff adalah direktur utama dan CEO perusahaan tersebut,teman kuliahnya yang
bernama Luz Pacheco menjadi CFO dan COO di perusahaan tersebut.Luz mengelola
operasional sehari-hari dan Geoff mengatur penjualan luar dan pengembangan
produk.Selama empat tahun ini,GMI tumbuh pesat karena program siap pakainya,pemutar
musik/video terpadu,digemari para mahasiswa dan profesional muda di seluruh
negeri.Jumlah karyawannya saat ini mencapai 250 dengan para manajer departemen untuk
penjualan,desain peranti lunak,antarmuka dan media.Pertumbuhan ukuran perusahaan
membuat Geoff dan Luz tidak bisa lagi mengendalikan semua departemen secara langsung.

Laporan keungan kuartal terakhir menunjukkan stagnasi laba operasi dan peningkatan
pada pengeluaran modal.Luz khawatir kalau para pengembang peranti lunak GMI
memandang pengadaan peranti keras komputer terbaru sebagai sesuatu yang selalu di
dapatkan karena pekerjaan bukan sebagai alat untuk melakukan perkerjaan.Geoff
setuju,tetapi menunjukkan kesia-siaan usaha untuk meninjau setiap permintaan
pengeluaran modal.Dia memikirkan cara agar semua karyawan memiliki visi yang sama
dengannya dan Luz.

Luz yakin bahwa sekarang adalah saatnya mendesentralisasikan perusahaan.Geoff dan


Luz akan lebih mudah menyejajarkan tujuan para manajer dengan tujuan perusahaan,yaitu
memberikan tanggung jawab kepada para manajer departemen atas penjualan dan
pengeluaran yang berkaitan dengan area operasional mereka,serta dengan mengevaluasi
mereka berdasarkan pengembalian atas investasi.Intinya,hal ini akan mendorong para
manajer untuk berpikir dan bertindak seperti pemilik perusahaan,bukan sebagai
karyawan.Karena para manajer akan memantau pengeluaran modal,tekanan operasional
sehari-hari yang dialami Geoff dan Luz akan berkurang.Hal ini akan memungkinkan mereka
untuk menyusun strategi,riset,dan pengembangan.Geoff antusias dengan hal ini.Dia ingin
menghabiskan waktu untuk mengembangkan beberapa jenis animasi baru yang akan
menempatkan GMI sebagai pesaing kuat dari Pixar.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana dan mengapa perusahaan melakukan desentralisasi?


2. Apa perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan variabel,serta bagaimana
menyiapkan laporan laba rugi segmen?
3. Bagaimana menghitung ROI?
4. Bagaimana menghitung EVA?
5. Bagaimana peran penetapan harga transfer pada perusahaan yang
terdesentralisasi?
C. Tujuan dan Manfaat

1. Menjelaskan bagaimana dan mengapa perusahaan memilih untuk melakukan


desentralisasi.
2. Menjelaskan perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan variabel,serta
menyiapkan laporan laba rugi segmen.
3. Menghitung dan menjelaskan pengembalian atas investasi (return on Investment –
ROI).
4. Menghitung dan menjelaskan laba residu dan nilai tambah ekonomi (economic value
added – EVA).
5. Menjelaskan peran penetapan harga transfer pada perusahaan yang
terdesentralisasi.

BAB II

(PEMBAHASAN)

I. Desentralisasi dan Pusat Pertanggungjawaban

Secara umum, sebuah perusahaan diatur menurut garis-garis pertanggungjawaban.Ketika


ukuran organisasi bertambah besar,garis pertanggungjawaban ini akan menjadi lebih panjang
dan lebih banyak.Sistem akuntansi pertanggungjawaban(responsibility accounting system)
adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai setiap pusat pertanggungjawaban
menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk mengoperasikan pusat
pertanggungjawaban mereka.Sistem akuntansi pertanggungjwaban mencerminkan dan
mendukung struktur dari sebuah organisasi.

Perusahaan yang memiliki beberapa pusat pertanggungjwaban biasanya memilih salah


satu dari dua pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan mereka yang
rumit dan beragam : tersentralisasi atau terdesentralisasi.Pada pengambilan keputusan
tersentralisasi,berbagai keputusan dibuat pada tingkat manajemen puncak dan manajer pada
jenjang yang lebih rendah bertanggungjawab atas pengimplementasian keputusan-keputusan
tersebut.Sedangkan pengambilan keputusan terdesentralisasi,memperkenankan manajer pada
jenjang yang lebih rendah untuk membuat dan mengimplementasikan keputusan-keputusan
penting yang berkaitan dengan wilayah pertanggungjawaban mereka.Desentralisasi adalah
praktik pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah.

Semua organisasi berada dalam rentang dari yang sangat tersentralisasi hingga sangat
terdesentralisasi.Kebanyakan perusahaan berada di tengah di antara kedua ujung rentang
tersebut dengan mayoritas cenderung ke arah desentralisasi.

A. Alasan-alasan untuk melakukan desentralisasi


1. Mengumpulkan dan menggunakan informasi lokal
Kualitas dari berbagai keputusan dipengaruhi oleh kualitas informasi yang
tersedia.Sejalan dengan pertumbuhan perusahaan dan penambahan operasi di pasar
dan area yang berbeda,manajemen pusat mungkin tidak memahami kondisi lokal.Akan
tetapi,para manajer tingkat rendah yang berhubungan dengan kondisi operasional
langsung memiliki akses terhadap informasi ini.Akibatnya,mereka sering berada dalam
suatu posisi yang lebih baik untuk membuat keputusan lokal.
2. Memfokuskan manajemen pusat
Dengan mendesentralisasikan keputusan-keputusan operasional,manajemen pusat
bebas menangani perencanaan dan pengembalian keputusan
strategis.Keberlangsungan jangka panjang dari perusahaan harus lebih penting bagi
manajemen pusat daripada operasional sehari-hari.
3. Melatih dan memotivasi para manajer
Organisasi selalu membutuhkan manajer yang terlatih untuk menggantikan posisi
manajer jenjang yang lebih tinggi yang keluar untuk mengambil keuntungan dari
peluang yang lain.Manajer-manajer yang menghasilkan keputusan terbaik adalah
manajer yang bisa dipromosikan.
4. Meningkatkan daya saing
Pada perusahaan yang sangat tersentralisasi,margin laba secara keseluruhan mampu
menutupi ketidakefisienan yang terjadi di berbagai divisinya.Perusahaan-perusahaan
besar sekarang menemukan bahwa mereka tidak mampu mempertahankan suatu
divisi yang tidak berdaya saing. Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kinerja
sebuah divisi atau pabrik adalah memperkenalkannya lebih jauh pada kekuatan-
kekuatan pasar.

B. Divisi-divisi dalam perusahaan yang terdesentralisasi


Desentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit yang disebut
divisi.Satu cara pembagian divisi adalah berdasarkan jenis barang atau jasa yang
diproduksi.Divisi-divisi dapat juga diciptakan menurut garis geografis.Kehadiran divisi-divisi
yang membentang di satu atau beberapa wilayah menciptakan kebutuhan akan evaluasi
kinerja yang mampu mempertimbangkan perbedaan lingkungan divisi.
Cara ketiga untuk membedakan divisi adalah berdasarkan jenis pertanggungjawaban
yang diberikan kepada manajer divisi.Saat perusahaan tumbuh,manajemen puncak
biasanya menciptakan berbagai area pertanggungjawaban yang dikenal sebagai pusat
pertanggungjawaban dan menugaskan manajer di bawahnya untuk menangani wilayah
tersebut.Pusat pertanggungjwaban merupakan suatu segmen bisnis yang manajernya
bertanggungjawab terhadap serangkaain kegiatan-kegiatan tertentu.Hasil-hasil dari pusat
pertanggungjawaban bisa diukur berdasarkan informasi yang dibutuhkan manajer untuk
mengoperasikan pusat pertanggungjwaban mereka.Berikut jenis utama pusat
pertanggungjawaban :
1. Pusat Biaya (cost center),manajernya bertanggungjawab hanya terhadap biaya.
2. Pusat pendapatan (revenue center),manajernya bertanggungjawab hanya
terhadapa penjualan.
3. Pusat laba (profit center),manajernya bertanggungjawab terhadap penjualan dan
biaya.
4. Pusat investasi (investment center),manajernya bertanggungjawab terhadap
penjualan,biaya dan investasi modal.

Cara pusat-pusat pertanggungjawaban dibebankan mencerminkan situasi aktual dan


jenis informasi yang tersedia bagi manajer.Informasi adalah kunci bagi para manajer yang
bertanggungjawab pada hasil-hasilnya.Pusat investasi menunjukkan tingkat desentralisasi
tertinggi (diikuti oleh pusat laba,akhirnya oleh pusat biaya dan pendapatan) karena
manajernya bebas membuat berbagai keputusan.

Pada beberapa perusahaan,manajer pabrik diberikan tanggungjawab membuat dan


memasarkan produk mereka.Manajer pabrik tersebut mengendalikan biaya dan
pendapatan yang menempatkan mereka pada kendali pusat laba.Oleh karena itu,laba
operasi akan menjadi suatu ukuran kinerja yang penting bagi para manajer pusat laba.

Pada akhirnya,divisi-divisi sering disebut sebagai contoh pusat investasi.Selain


memiliki kendali atas biaya dan keputusan penetapan harga,manajer divisi juga memiliki
kekuasaan untuk membuat keputusan-keputusan investasi,seperti penutupan dan
pendirian pabrik,serta keputusan untuk meneruskan atau menghentikan suatu lini
produk.Oleh karena itu,laba operasi dan beberapa jenis pengembalian atas investasi
menjadi ukuran kinerja yang penting bagi para manajer pusat investasi.

Meskipun manajer pusat pertanggungjawaban memiliki tanggungjawab hanya atas


kegiatan-kegiatan pada pusat pertanggungjawabannya,keputusan yang dibuat manajer
tersebut dapat mempengaruhi pusat pertanggungjawaban lainnya.Pengorganisasian divisi-
divisi sebagai pusat pertanggungjawaban menciptakan peluang untuk mengendalikan
divisi-divisi melalui penggunaan akuntansi pertanggungjawaban.Pengendalian pusat
pendapatan dicapai dengan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari manajer-manajer
divisi berdasarkan pendapatan dari penjualan.
II. Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laporan
Laba Rugi Variabel dan Absorpsi

Pusat laba dinilai berdasarkan laporan laba rugi.Mengembangkan laba rugi segmen
untuk setiap pusat laba adalah hal yang penting.Dua metode penghitungan laba yang telah
dikembangkan,yaitu satu berdasarkan perhitungan biaya variabel dan yang lainnya berdasarkan
perhitungan biaya penuh atau absorpsi.Keduanya merupakan metode perhitungan biaya
karena berkaitan dengan cara menentukan biaya produk.Perbedaan antara perhitungan biaya
variabel dan absorpsi bergantung pada perlakuan terhadap satu biaya tertentu,yaitu overhead
tetap.
Perhitungan biaya variabel menekankan perbedaan antara biaya manufaktur variabel
dan tetap.Perhitungan biaya variabel yang juga disebut perhitungan biaya langsung,hanya
membebankan biaya manufaktur variabel ke produk ,biaya-biaya ini meliputi bahan baku
langsung,tenaga kerja langsung dan overhead variabel.
Menurut perhitungan biaya variabel,overhead tetap dari suatu periode dipandang habis
pada akhir periode itu dan dibebankan secara total terhadap pendapatan periode
tersebut.Akan tetapi,tidak semua biaya variabel merupakan biaya produk langsung.
Perhitungan biaya absorpsi membebankan semua baiya manufaktur pada produk.Bahan
baku langsung,tenaga kerja langsung,overhead variabel dan overhead tetap adalah hal-hal yang
menentukan biaya produk.Menurut metode ini,overhead tetap dibebankan pada produk
melalui penggunaan tarif overhead tetap yang diterapkan terlebih dulu dan tidak dibebankan
sampai produk terjual.Dengan kata lain,overhead tetap adalah biaya yang dapat diinvestarisasi.
GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) mensyaratkan perhitungan biaya
absorpsi pelaporan eksternal.FASB (Financial Accounting Standards Boards),IRS (Internal
Revenue Service) dan lembaga pengatur lainnya tidak menerima perhitungan biaya variabel
sebagai metode perhitungan biaya produk untuk pelaporan eksternal.Akan tetapi,perhitungan
biaya variabel mampu memberikan informasi biaya yang penting untuk pengambilan keputusan
dan pengendalian.Untuk tujuan internal,perhitungan biaya variabel merupakan alat material
yang bermanfaat.
A. Hubungan antara Produksi,Penjualan dan Laba
Hubungan antara laba menurut perhitungan biaya variabel dan laba menurut
perhitungan biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan
berubah.Jika barang yang terjual lebih banyak dari yang diproduksi,maka laba menurut
perhitungan biaya variabel akan lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya
absorpsi.Menurut perhitungan biaya absorpsi,unit-unit yang keluar dari persediaan
mengandung overhead tetap dari periode sebelumnya.Jumlah beban overhead tetap
menurut perhitungan biaya absorpsi lebih besar dari overhead tetap periode berjalan,yaitu
sebesar jumlah overhead tetap yang keluar dari persediaan.Laba menurut perhitungan
biaya variabel lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya absorpsi sebesar jumlah
overhead tetap yang mengalir keluar dari persediaan awal.
Kunci untuk menjelaskan perbedaan di antara kedua laba tersebut adalah analisis
terhadap arus overhead tetap.Perhitungan biaya variabel selalu mengakui total overhead
tetap periode sebagai beban.Di lain pihak,perhitungan biaya absorpsi hanya mengakui
overhead tetap yang ada pada unit-unit yang terjual.Jika jumlah yang diproduksi berbeda
dari yang terjual,overhead tetap akan mengalir ke luar atau ke dalam persediaan.Jika
jumlah overhead tetap dalam persediaan meningkat,maka laba menurut perhitungan biaya
variabel sebesar kenaikan bersihnya.Jika overhead tetap persediaan berkurang,maka laba
menurut perhitungan biaya variabel lebih besar daripada laba menurut perhitungan biaya
absorpsi sejumlah penurunan bersihnya.
Perubahan dalam overhead tetap dalam persediaan adalah sama dengan selisih di
antara kedua laba.Perubahan ini dapat dihitung melalui perkalian tarif overhead tetap
dengan perubahan total unit persediaan awal dan akhir(yang merupakan selisih antara
produksi dan penjualan).Selisih antara laba operasi menurut perhitungan biaya absorpsi
dan laba bersih menurut perhitungan biaya variabel dapat dinyatakan sebagai berikut :
Laba menurut perhitungan biaya absorpsi – Laba menurut perhitungan biaya variabel =

Tarif overhead tetap x (Unit diproduksi – unit terjual)


B. Perlakuan Overhead Tetap pada perhitungan biaya absorpsi
Perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan variabel terletak pada pengakuan
beban yang berhubungan dengan overhead tetap.Menurut perhitungan biaya
absorpsi,overhead tetap harus dibebankan pada unit yang diproduksi.Hal ini menciptakan
dua masalah.
Pertama,bagaimana kita mengonversi overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan
jam tenaga kerja langsung atau jam mesin terhadap overhead pabrik yang ditetapkan
untuk unit-unit yang diproduksi?Masalah ini bisa diatasi dengan relatif
mudah.Misalkan,overhead pabrik ditetapkan atas dasar jam tenaga kerja
langsung.Selanjutnya,misalkan dibutuhkan 0,25 jam tenaga kerja langsung untuk
memproduksi satu unit.Jika tarif overhead pabrik tetap adalah $12 per jam tenaga kerja
langsung,maka overhead tetap per unit adalah $3 (0,25 x $12).
Kedua,apa yang dilakukan jika overhead pabrik yang aktual tidak sama dengan
overhead pabrik yang dibebankan?Pertama,kita harus menghitung overhead tetap yang
ditetapkan dan membebankannya pada unit yang diproduksi.Selanjutnya,total overhead
yang ditetapkan dibandingkan dengan overhead overhead tetap aktual.Jika kelebihan atau
kekurangan overhead yang ditetapkan tidak material,maka akan ditutup dalam Harga
Pokok Penjualan. Setiap unti yang masuk dalam persediaan akhir mengandung overhead
tetap yang ditetapkan. Overhead variabel diperlakukan dengan cara yang sama.Jika jumlah
yang ditetapkan terlalu tinggi atau terlalu rendah itu material,maka dialokasikan di antara
barang dalam proses,barang jadi dan harga pokok penjualan.

C. Mengevaluasi Manajer Pusat Laba


Evaluasi terhadap para manajer sering dikaitkan dengan profitabilitas unit-unit yang
berada dalam kendali mereka. Laba harus mencerminkan usaha manajerial agar dapat
menjadi petunjuk bermakna.Secara umum,jika kinerja laba diharapkan untuk
mencerminakn kinerja manajerial,maka manajer berhak mengharapkan berlakunya hal-hal
berikut :
1. Ketika pendapatan penjualan meningkat dari satu periode ke periode
berikutnya,sementara faktor-faktor lainnya tetap,maka laba akan meningkat.
2. Ketika pendapatan penjualan menurun dari satu periode ke periode
berikutnya,sementara faktor-faktor lainnya tetap,maka laba akan menurun.
3. Kerika pendapatan penjualan tidak berubah dari satu periode ke periode
berikutnya,sementara faktor-faktor lainnya tetap,maka laba akan tetap tidak
berubah.

D. Laporan Laba Rugi Segmen dengan Menggunakan Perhitungan Biaya Variabel


Perhitungan biaya variabel berguna dalam menyiapkan laporan laba rugi segmen
karena perhitungan ini menyediakan informasi penting mengenai beban variabel dan
tetap.Akan tetapi,dalam laporan laba rugi segmen,beban tetap dibagi menjadi dua kategori
:
1. Beban tetap langsung (direct fixed expenses)
Adalah beban tetap yang secara langsung dapat ditelusuri ke suatu segmen.Beban
ini terkadang disebut sebagai beban tetap yang dapat dihindari (avoidable fixed
expenses) atau beban yang dapat ditelusuri (traceable fixed expenses) karena beban
ini akan hilang jika segmen ditutup atau dibungkus.
2. Beban tetap umum (common fixed expenses)
Disebabkan oleh dua atau lebih segmen secara bersamaan.Beban-beban ini tetap
muncul,bahkan ketika salah satu segmen dihapus.

Pembagian tambahan ini menggarisbawahi biaya yang dapat dikendalikan dengan


biaya yang tidak dapat dikendalikan dengan meningkatkan kemampuan manajer untuk
mengevaluasi kontribusi setiap segmen terhadap kinerja perusahaan secara
keseluruhan.Kontribusi laba yang dihasilkan setiap segmen untuk menutupi biaya tetap
umum perusahaan disebut margin segmen (segment margin).Suatu segmen harus mampu
menutup paling tidak biaya variabel dan biaya tetap langsungnya sendiri.Laba segmen yang
negatif mengurangi total laba perusahaan.Untuk menghapus segmen tersebut,dibutuhkan
pertimbangan.Dengan mengabaikan setiap pengaruh yang dimiliki suatu segmen terhadap
penjualan segmen lainnya,margin segmen dapat mengukur perubahan laba perusahaan
yang mungkin terjadi jika segmen dihapus.

Pembagian seluruh beban tetap dalam dua kategori : beban tetap langsung dan
beban tetap umum,memberikan informasi tambahan bagi manajer.Pembagian tambahan
ini menggarisbawahi biaya yang dapat dikendalikan dengan biaya yang tidak dapat
dikendalikan dan meningkatkan kemampuan manajer untuk mengevaluasi setiap kontribusi
segmen terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.Karena beban tetap langsung
dapat ditelusuri ke suatu segmen,beban ini disebabkan oleh keberadaan dari segmen itu
sendiri,jika segmen atau lini produk dihapus,maka beban tetap ini akan hilang.Hal ini
memberikan suatu gambaran yang lebih tepat kepada manajer mengenai profitabilitas
segmen.

Di lain pihak,beban tetap umum disebabkan oleh dua atau lebih segmen.Jika salah
satu segmen ini dihapus,beban tetap umum ini tetap ada dan dalam tingkat yang sama
dengan yang sebelumnya.Biaya tetap yang merupakan biaya tetap langsung pada suatu
segmen mungkin dapat menjadi biaya tetap tak langsung atau umum pada segmen lain.

III. Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan menggunakan ROI


Pusat-pusat investasi umumnya dievaluasi berdasarkan pengembalian atas investasi.
A. Pengembalian atas Investasi
Divisi-divisi yang merupakan pusat-pusat investasi akan memiliki laporan laba rugi
dan neraca sendiri.Satu cara mengaitkan laba operasi dengan aktiva yang digunakan adalah
dengan menghitung pengembalian atas investasi yaitu laba yang diperoleh untuk setiap
dolar investasi.ROI adalah ukuran kinerja yang paling lazim bagi suatu ousat investasi.ROI
dapat didefinisikan sebagai berikut :
ROI = Laba operasi / Aktiva operasi rata-rata

Laba operasi mengacu pada laba sebelum bunga dan pajak.Aktiva operasi adalah
seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi,termasuk
kas,piutang,persediaan,tanah,gedung dan peralatan.

Aktiva operasi rata-rata = (Nilai buku bersih awal+Nilai buku bersih akhir)/2

Banyak perusahaan yang menggunakan biaya historis dan nilai buku bersih.Tidak ada
satu cara yang selalu lebih tepat dari cara lainnya dalam penghitungan ROI.Hal yang
penting adalah memastikan satu metode diterapkan secara konsisten sepanjang waktu.Hal
ini memungkinkan perusahaan untuk membandingkan ROI antarberbagai divisi sepanjang
waktu.

B. Margin dan Perputaran


Cara kedua untuk menghitung ROI adalah memisahkan rumusnya dalam amrgin dan
perputaran.

ROI = Margin x Perputaran

ROI = (Laba operasi / Penjualan) x (Penjualan / Aktiva operasi rata-rata)


Margin adalah rasio dari laba operasi terhadap penjualan.Hal ini menunjukkan jumlah
laba operasi yang dihasilkan dari setiap dolar penjualan.Hal ini menyatakan bagian dari
penjualan yang tersedia untuk bunga,pajak dan laba.Perputaran adalah suatu ukuran lain
yang dihitung dengan membagi pendapatan penjualan dengan aktiva operasi rata-
rata.Perputaran menunjukkan jumlah penjualan yang dihasilkan oleh setiap dolar yang
diinvestasikan dalam aktiva operasi.Hal ini menunjukkan produktivitas aktiva yang
dinyatakan untuk menghasilkan penjualan.
C. Keunggulan ROI
1. ROI mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara penjualan,beban dan
investasi sebagaimana yang diharapkan dari seorang manajer pusat investasi.
2. ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi biaya.
3. ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi aktiva operasi.

D. Kelemahan Pengukuran ROI


1. ROI mengakibatkan fokus yang sempit pada profitabilitas divisi dengan
mengorbankan profitabilitas keseluruhan perusahaan.
2. ROI mendorong para manajer untuk fokus pada kepentingan jangka pendek dengan
mengorbankan kepentingan jangka panjang.

IV. Mengukur Kinerja Pusat Investasi dengan menggunakan Laba Residu dan
Nilai Tambah Ekonomi
Untuk mengatasi kecenderungan ROI untuk menghalangi investasi yang menguntungkan
bagi perusahaan,tetapi menurunkan ROI divisi,beberapa perusahaan telah menerapkan
alternatif ukuran kinerja seperti,laba residu.Nilai tambah ekonomi adalah cara alternatif untuk
menghitung laba residu yang saat ini digunakan di sejumlah perusahaan.
A. Laba Residu
Laba residu adalah perbedaan antara laba operasi dan pengembalian dolar minimum
yang disyaratkan atas aktiva operasi perusahaan.

Laba Residu = Laba Operasi – (Tingkat pengembalian minimum x Aktiva operasi rata-rata)

Tingkat pengembalian minimum ditentukan perusahaan dan sama dengan hurdle


rate yang disebutkan pada bagian ROI.Jika laba residu lebih besar dari nol,divisi
memperoleh lebih banyak tingkat pengembalian minimum yang diminta (hurdle rate).Jika
laba residu kurang dari nol,divisi memperoleh lebih sedikit tingkat pengembalian minimum
yang diminta.Akhirnya,laba residu yang sama dengan nol menunjukkan divisi memperoleh
tepat sama dengan tingkat pengembalian minimum yang diminta.
1. Keunggulan Laba Residu
Penggunaan laba residu mendorong para manajer untuk menerima proyek apa pun
yang menghasilkan tingkat di atas minimum.
2. Kelemahan Laba Residu
Masalah lainnya dengan laba residu tidak seperti ROI,laba residu adalah ukuran
absolut dari profitabilitas.Jadi,perbandingan langsung dari kinerja pada dua pusat
investasi yang berbeda menjadi sulit karena tingkat investasinya bisa berbeda.

B. Nilai Tambah Ekonomi


Nilai tambah ekonomi (economic value added-EVA) adalah laba bersih dikurangi total
biaya modal tahunan.Pada dasarnya,EVA adalah laba residu dengan biaya modal sama
dengan biaya modal aktual dari perusahaan.Jika EVA postif,maka perusahaan sedang
menciptakan kekayaan.Namun,jika EVA negatif,maka perusahaan sedang menyia-nyiakan
modal.EVA membantu perusahaan untuk menentukan apakah uang yang di dapatkannya
lebih besar daripada uang yang digunakan untuk mendapatkan uang tersebut.
Sebagai suatu bentuk dari laba residu,EVA adalah suatu bentuk satuan dolar,bukan
suatu tingkat persentase pengembalian.Akan tetapi,EVA juga menghasilkan tingkat
pengembalian seperti ROI karena menghubungkan penghasilan bersih (pengembalian)
dengan modal yang dipakai.Inti EVA adalah penekanan pada laba bersih operasi dan biaya
aktual dari modal.Di lain pihak,secara khusus,pendapatan residual menggunakan suatu
tingkat minimum pengembalian yang diharapkan.Para investor menyukai EVA karena
menghubungkan laba dengan jumlah sumber-sumber daya yang diperlukan untuk
mencapainya.
1. Menghitung EVA
EVA adalah laba bersih atau laba operasi setelah pajak dikurangi biaya modal yang
dipakai.Biaya modal yang dipakai adalah persentase aktual dari biaya modal dikali
dengan total modal yang dipakai.Persamaan EVA dinyatakan sebagai berikut :
EVA = Laba operasi setelah pajak – (Persentase biaya modal aktual x Total modal
yang dipakai)
2. Aspek Perilaku EVA
Sejumlah perusahaan telah menemukan bahwa EVA membantu mendorong jenis
perilaku yang sesuai dari berbagai divisi dengan menunjukkan penekanan semata-
mata pada pendapatan operasi tidaklah mencukupi.Alasan yang mendasarinya
adalah EVA mengandalkan biaya modal yang sebenarnya.DI banyak
perusahaan,tanggung jawab keputusan investasi terletak pada manajemen
perusahaan.Akibatnya,biaya modal diperhitungkan sebagai pengeluaran
perusahaan. Jika suatu divisi menumpuk persediaan dan melakukan investasi,biaya
pendanaan investasi akan dilaporkan dalam neraca laba rugi perusahaan secara
keseluruhan dan tidak diperlihatkan sebagai pengurangan pendapatan operasi
divisi.Akibatnya,investasi terlihat seolah-olah bebas biaya bagi divisi dan mereka
tentu menginginkan lebih.

V. Penetapan Harga Transfer


Harga transfer adalah harga yang dibebankan untuk suatu komponen oleh divisi penjual
pada divisi pembeli perusahaan yang sama.
A. Dampak Penetapan Harga Transfer terhadap Divisi dan Perusahaan secara Keseluruhan
Ketika satu divisi dari suatu perusahaan menjual pada divisi lain,kedua divisi tersebut
dan perusahaan secara keseluruhan terkena pengaruhnya.Harga yang dikenakan untuk
barang yang ditransfer memengaruhi biaya divisi pembeli dan pendapatan divisi
penjual.Artinya,laba kedua divisi tersebut,sebagaimana juga evaluasi dan kompensasi oara
manajer mereka,dipengaruhi oleh harga transfer.
Meskipun harga transfer aktual tidak memengaruhi perusahaan sebagai satu
kesatuan,penetapan harga transfer ternyata mampu memengaruhi tingkat laba yang
dihasilkan perusahaan multinasional melalui pajak badan dan persyaratan hukum lainnya
yang ditetapkan negara tempat berbagai divisi beroperasi.
B. Penetapan Harga Transfer
Perusahaan yang terdesentralisasi memungkinkan lebih banyak wewenang
pengambilan keputusan di tingkat manajemen yang lebih rendah.Hal tersebut akan
menjadi kurang produktif bagi perusahaan yang terdesntralisasi untuk kemudian
memutuskan harga transfer aktual antara dua divisi.akibatnya,manajemen puncak
menetapkan kebijakan penetapan harga transfer,tetapi divisi boleh memutuskan untuk
menyetujui transfer tersebut tidak.
Dalam penyusunan sebuah kebijakan penetapan harga transfer,kedua pandangan
dari divisi penjual dan divisi pembeli harus dipertimbangkan.Pendekatan biaya peluang
mencapai tujuan tersebut dengan mengidentifikasi biaya minimum yang ingin diterima
divisi penjual dan biaya maksimum yang ingin dibayar divisi pembeli.Harga-harga minimum
dan maksimum tersebut sesuai dengan biaya peluang transfer internal.Berikut harga-harga
yang ditetapkan di setiap divisi :
1. Harga transfer minimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan divisi
penjual tidak menjadi lebih buruk jika barang dijual pada divisi internal daripada
dijual pada pihak luar.Hal in terkadang disebut “batas bawah (floor)” dari rentang
penawaran.
2. Harga transfer maksimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan divisi
pembeli tidak menajdi lebih buruk-jika suatu input dibeli dari divisi internal daripada
jika barang yang sama dibeli secara eksternal.Hal ini terkadang disebut “batas atas
(ceiling)” dari rentang penawaran.

Transfer internal sebaiknya dilakukan saat biaya peluang (harga minimum) divisi
penjual lebih rendah dari biaya peluang (harga maksimum) divisi pembeli.Dari
definisinya,pendekatan ini menjamin tidak seorang manajer pun yang dirugikan oleh
transfer internal.

Beberapa kebijakan penetapan harga transfer digunakan dalam praktik.Kebijakan


penetapan harga transfer ini mencakup harga pasar,harga transfer berdasarkan biaya dan
harga transfer yang dinegosiasikan.
C. Harga Pasar
Jika terdapat pasar luar dengan persaingan sempurna untuk produk yang
ditransfer,maka harga transfer yang paling sesuai adalah harga pasar.Pada situasi
demikian,berbagai tindakan manajer divisi akan mengoptimalkan laba divisi dan laba
perusahaan secara simultan.Lagi pula,tidak ada divisi yang memperoleh manfaat di atas
beban divisi lain.Bila demikian,manajemen pusat tidak akan tertarik untuk melakukan
campur tangan.
Jika tersedia,harga pasar adalah pendektan terbaik untuk penetapan harga
transfer.Karena divisi penjual mampu menjual produknya pada harga pasar,transfer
internal pada harga yang lebih rendah dari harga pasar akan mengakibatkan divisi tersebut
merugi.Divisi pembeli yang selalu mampu membeli barang pada harga pasar mungkin juga
tidak akan bersedia membayar lebih tinggi dari harga pasar untuk barang yang ditransfer
secara internal.

D. Harga Transfer berdasarkan Biaya


Harga pasar luar kerap tidak tersedia.Hal tersebut bisa terjadi karena produk yang
akan ditransfer menggunakan desain hak paten yang dimiliki perusahaan induk.Dalam hal
ini,perusahaan bisa menggunakan pendekatan penetaoan harga transfer berdasarkan
biaya.

E. Harga transfer yang dinegosiasikan


Akhirnya manajemen tingkat atas bisa mengizinkan manajer divisi pembeli dan
penjual untuk menegosiasikan harga transfer.Secara khusus,pendekatan ini berguna saat
kondisi pasar tidak sempurna,seperti kemampuan divisi di dalam perusahaan untuk
menghindari biaya penjualan dan distribusi.Dalam hal ini,biaya yang dihemat bisa dibagi di
antara dua divisi.
BAB III
(PENUTUP)

Kesimpulan
Inti dari desentralisasi adalah kebebasan pengambilan keputusan.Alasan dilakukannya
desentralisasi karena para manajer lokal mampu membuat keputusan yang lebih baik
berdasarkan informasi lokal.Selain itu manajer lokal juga mampu memberikan tanggapan
secara tepat waktu pada kondisi-kondisi yang berubah.Desentralisasi juga dibutuhkan karena
keterbatasan kognitif,karena tidak mungkin ada orang yang dapat memahami setiap jenis pasar
dan produk secara utuh.Alasan lainnya juga sebagai wadah untuk melatih dan memotivasi
manajer lokal serta membebaskan manajemen puncak dari masalah-masalah operasional
sehari-hari sehingga mereka dapat menggunakan waktunya untuk memikirkan hal-hal yang
bersifat jangka panjang seperti perencanaan strategis.

Perhitungan biaya variabel memperlakukan overhead tetap sebagai beban periode.Oleh


karena itu,biaya unit produksi menurut perhitungan biaya variabel terdiri atas bahan baku
langsung,tenaga kerja langsung dan overhead variabel.Sedangkan perhitungan biaya absorpsi
memperlakukan overhead tetap sebagai biaya produk.Jadi,biaya unit produksi menurut
perhitungan biaya absorpsi terdiri atas bahan baku langsung,tenaga kerja langsung,overhead
variable dan bagian dari overhead tetap.

ROI adalah rasio laba operasi terhada aktiva operasi rata-rata.Rasio ini dibagi dalam 2
komponen,yaitu margin dan perputaran.Laba residu adalah perbedaan antara laba dan tingkat
pengembalian minimum yang diminta perusahaan dikalikan dengan modal yang dipakai.EVA
sangat mirip dengan laba residu,tetapi laba setelah pajak dan persentase aktual dari biaya
modal digunakan dalam perhitungan.Pengembalian atas investasi adalah ukuran kinerja
manajer yang paling lazim pada unit-unit desentralisasi.
Harga transfer adalah pendapatan bagi divisi yang menjual dan biaya bagi divisi yang
membeli.Ada 3 kebijakan penetapan harga transfer yang lazim digunakan,yaitu harga
pasar,harga transfer berdasarkan biaya dan harga transfer yang dinegosiasikan.

DAFTAR PUSTAKA

Hansen,Don R dan Maryanne M. Mowen.Akuntansi Manajerial : edisi 8 buku 1.2012.Jakarta :


Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai