Disusun oleh:
Diana Sormin(185030201111012)
Fernanda Dewi(185030200111017)
Rebeka Hutauruk(185030200111135)
Titah Candra Marsudianto(185030200111034)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah akuntansi manajerial.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal untuk memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi manajerial. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
dengan terbuka menerima segala saran dan kritik dari pembaca supaya dapat dijadikan
pembelajaran bersama untuk kedepannya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
wawasan terhadap pembaca.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
4.1 Menghitung aset operasi rata-rata, margin, perputaran dan imbalan hasil investasi ............. 13
4.2 Laba Residu............................................................................................................................. 14
Kesimpulan ............................................................................................................................... 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pusat Laba dan Desentralisasi
1.1.1 Pusat Laba
Apabila suatu pusat penanggungjawaban diukur presentasinya atas dasar laba yang
diperoleh, maka pusat penanggungjawaban tersebut disebut Pusat Laba (Profit
Center). Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Dalam pusat laba, baik
masukan atau maupun keluaran atau dinyatakan ddalam satuan moneter.
5
mengorbankan profitabilitas jangka panjang. Karena ingin melaporkan laba
yang tinggi, manajer pusat laba dapat lalai melaksanakan penelitian dan
pengembangan, program-program pelatihan, ataupun perwatan.
Kecendrungan ini khususnya terjadi ketika frekuensi pergantian manajer
pusat laba relative tinggi. Dalam situasi seperti ini, para manajer memiliki
alas an yang tepat untuk percaya bahwa tindakan-tindakan yang mereka
ambil tiddak mempengaruhi profitabilitas sampai merreka pindah ke
pekerjaan lain.
1.1.2 Desentralisasi
2.1.1 Pengaruh Penetapan Harga Transfer Terhadap Divisi Divisi Dan Perusahaan
Secara Keseluruhan.
Salah salah satu divisi perusahaan menjual ke divisi lain, kedua divisi serta
perusahaan secara keseluruhan akan mendapatkan pengaruh. Harga yang ditetapkan
atas barang yang ditransfer memengaruhi:
Biaya Divisi Pembeli
Pendapatan Divisi Penjual
Ilustrasi pengaruh harga transfer pada dua divisi dari PT. ABC. Divisi A
memproduksi sebuah komponen dan menjualnya ke divisi lain dalam perusahaan
yang sama, yaitu divisi C. Harga transfer sebesar $30 merupakan pendapatan untuk
divisi A dan merupakan biaya bagi divisi C.
7
Berikut beberapa kebijakan penetapan harga transfer yang digunakan dalam praktik:
Harga Pasar,
Harga Transfer Berdasarkan Biaya,
Harga Transfer Negosiasi.
Jika terdapat pasar di luar perusahaan yang kompetitif untuk produk yang
ditransfer maka harga transfer terbaik adalah harga pasar. Harga yang dikenakan
secara internal biasanya identik dengan harga yang dikenakan ke pelanggan luar,
meskipun beberapa perusahaan menerapkan diskon atas harga pasar untuk
mencerminkan ekonomi dari perdagangan antara divisi di dalam suatu perusahaan.
Contoh, divisi furniture suatu perusahaan memproduksi matras futon. Divisi matras
dari perusahaan yang sama memproduksi matras, termasuk model matras yang sesuai
dengan matras futon. Disini, divisi matras bertindak sebagai divisi penjual dan divisi
furniture bertindak sebagai divisi pembeli. Anggap bahwa matras dapat dijual kepada
pembeli di luar perusahaan pada harga $50 per unit. Harga sebesar $50 ini adalah
harga pasar. Divisi matras tentu saja tidak akan menjual matras ke divisi furniture
pada harga di bawah $50 per unit. Demikian pula, divisi furniture tidak akan
membayar lebih dari $50 untuk setiap matras. Harga transfer dapat dengan mudah
ditetapkan pada harga pasar.
Keunggulannya:
1. Merupakan ukuran profitabilitas produk dan kinerja baik karena
objektif,
2. Mencerminkan profitabilitas produk dan kinerja manajemen divisi
dengan divisi yang beroperasi secara kompetitif.
Kelemahannya:
1. Kebutuhan akan pasar di luar yang kompetitif dan telah berkembang
dengan baik, namun harga pasar tidak selalu dapat ditentukan untuk
produk setengah jadi atau produk yang unik.
2. Menambah elemen laba atau rugi dengan setiap transfer produk
sehingga penentuan biaya aktual dari produk final mungkin menjadi
sulit
8
B. Harga Transfer Berdasarkan Biaya
Di luar perusahaan, seringkali terjadi tidak adanya harga pasar yang sesuai.
Oleh karena itu perusahaan dapat menggunakan pendekatan penetapan harga transfer
berdasarkan biaya. Contoh, anggap bahwa divisi matras menggunakan bahan yang
tebal untuk matras futon dan perusahaan-perusahaan di luar perusahaan tidak
memproduksi jenis matras tersebut dalam ukuran yang sesuai. Jika perusahaan telah
menetapkan kebijakan penetapan harga transfer berdasarkan biaya maka divisi
matras akan membebankan biaya produksi penuh untuk matras. Biaya penuh atau
full cost terdiri atas biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead
variable, dan bagian dari overhead tetap.
Contoh:
Overhead variabel $3
Overhead tetap $5
Maka dengan begitu harga transfer nya adalah $28 per matras. Tetapi harga
transfer ini tidak memberikan keuntungan bagi divisi penjual atau divisi matras
untuk itu manajemen puncak dapat menetapkan biaya sebagai cost plus. Dalam
contoh, anggap bahwa perusahaan memperbolehkan penetapan harga transfer
sebagai biaya ditambah 10%. Berdasarkan rumus tersebut harga transfer menjadi
sebesar $30,8 dollar yang dihitung sebagai berikut:
Harga transfer minimum tidak akan merugikan divisi penjual jika barang
dijual kepada divisi internal dibandingkan jika barang tersebut dijual kepada pihak di
luar perusahaan. Harga ini terkadang dianggap sebagai harga dasar dari ruang tawar
menawar. Sedangkan, harga transfer maksimum atau ceiling merupakan harga
transfer yang tidak akan membuat divisi pembeli mengalami kerugian jika sebuah
input dibeli jadi divisi internal dibandingkan jika input yang sama dibeli dari pihak
di luar perusahaan. Harga ini terkadang dianggap sebagai harga maksimum dari
ruang tawar menawar. Contohnya divisi matras dan furniture, harga transfernya
minimum $45 yang berasal dari:
Kekurangannya:
10
1. Negosiasi tidak hanya memakan waktu tetapi memerlukan
pemeriksaan pemeriksaan ulang dan revisi harga yang cukup sering.
Tidak ada satu metode penetapan harga transfer yang dapat secara efektif
memenuhi semua kebutuhan disegala situasi, sehingga harga transfer terbaik dapat di
definisikan hanya ketika harga tersebut merupakan yang terbaik untuk tujuan dan
situasi tertentu.
3.1. Faktor Yang Mempengaruhi Harga Transfer Multinasional
Harga transfer adalah harga yg dibebankan utk suatu komponen olh divisi penjual pd divisi
pembeli di perusahaan yg sama. Transfer price sering dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
besar, termasuk perusahaan multinasional. Karena pada umumnya perusahaan multinasional
mempunyai banyak divisi. Sehingga memungkinkan terjadi transaksi antara divisi-divisi di
dalam perusahaan yang sama. Kebutuhan untuk penentuan harga transfer muncul apabila
barang dan jasa dipertukaran di antara unit-unit organisasi yang sama. Ada beberapa variabel
dalam mementukan harga transfer:
1. Faktor Pajak
Dalam lingkup perusahaan multinasional, harga transfer digunakan untuk meminimal kan
pajak dan bea yang mereka keluarkan. Jika negara meniadakan undang-undang tentang
perpajakan terkait harga transfer, keuntungan perusahaan bisa ditingkatkan dengan
menetapkan harga pengiriman untuk memindahkan keuntungan dari anak perusahaan
yang berlokasi di negara-negara berpajak tinggi ke anak perusahaan yang berlokasi di negara-
negara berpajak rendah.
2. Faktor Tarif
Tarif yang dikenakan untuk barang-barang impor juga mempengaruhi kebijakan penentuan
harga transfer perusahaan multinasional. Sebagai contoh sebuah perusahaan
mengekspor barang kepada cabang perusahaannya yang berdomisili disebuah negara
bertarif tinggi bisa mengurangi tarifnya dengan menekan harga barang dagangan yang
dikirim kesana. Sebagai tambahan untuk semua kaitan ini, perusahaan
multinasional harus memperhitungkan biaya dan keuntungan tambahan, ekternal
dan internal. Secara ekternal, MNC memiliki otoritas perpajakan yang bertentangan
dengan kebiasaan resmi negara-negara impor dan administrator pajak penghasilan dari negara
ekspor dan impor. Tarif yang lebih tinggi dibayar oleh importer yang menurunkan pajak
dasar untuk pajak penghasilan. Secara internal, perusahaan harus mengevaluasi keuntungan
11
dari pajak penghasilan yang lebih rendah (lebih tinggi) di negara impor terhadap kegiatan
impor yang lebih tinggi (lebih rendah), sebagaimana besar (kecil) pajak penghasilan yang
dibayarkan oleh perusahaan dinegara ekspor.
3. Faktor Daya Saing
Semua harga cabang perusahaan bisa dihilangkan secara berkala ketika
cabang perusahaan ingin memperkuat posisinya dipasar luar negeri atau dalam negri.
Sama halnya, harga transfer yang rendah bisa digunakan untuk membentengi usaha
yang ada dari dampak persaingan asing dipasar local atau pasar lainnya
dengan kata lain profit yang diperoleh dapat menyokong kepasar lain.
Dampak persaingan secara tidak langsung juga dapat terjadi. Untuk memperbaiki
akses cabang perusahaan luar negeri dengan pasar modal, ketetapan harga transfer
rendah untuk input dan ketetapan harga transfer tinggi untuk output bisa
menyokong laporan pendapatan dan posisi keuangannya. Kadang-kadang, harga
transfer dapat digunakan untuk melemahkan cabang perusahaan pesaing.
4. Risiko Lingkungan
Apabila faktor daya saing luar negeri dapat menjamin harga transfer yang rendah dan
dibebankan kepada anak perusahaan luar negeri, resiko atas harga inflasi yng sangat tinggi
dapat mengakibatkan hal yang sebaliknya. Inflasi mengurangi daya beli uang tunai yang
dimiliki perusahaan. Harga transfer yang tinggi terhadap barang atau jasa yang diberikan
kepada anak perusahaann yang menghadapi inflasi tinggi dapat mengalihkan kas dalam
jumlah yang sangat besar dari anak perusahaan tersebut.
12
- Stabilitas ekonomi
- Eksistensi pasar modal
- Pembatasan valuta
b) Faktor-faktor politik dan hokum
- Kualitas, efisiensi, dan keefektifan struktur perundang-undangan
- Pengaruh kebijakan pertahanan
- Dampak kebijakan luar negeri
- Tingkat keterlibatan pemerintah dalam bisnis
c) Faktor-faktor pendidikan
- Tingkat melek huruf
- Cakupan dan jenjang pendidikan formal serta sistem pelatihan
- Cakupan dan jenjang pelatihan teknik
- Keluasan dan mutu program pengembangan manajemen
d) Faktor-faktor sosiologis
- Perilaku sosial terhadap industri dan bisnis
- Perilaku budaya terhadap produktifitas dan keberhasilan (etika kerja)
- Perilaku sosial terhadap keuntungan material
- Keragaman budaya dan ras
Evaluasi kinerja juga dapat diukur misalnya dari pangsa pasar, keluhan pelanggan, rasio
perputaran karyawan dan pengembangan personal.
6. Kontribusi Akuntansi
Para akuntan manajemen dapat memainkan peranan yang signifikan dalam menghitung
keseimbangan dalam strategi penentuan harga transfer. tantangan yang dihadapi adalah
mempertahankan perpseektif global pada saat melakukan pemetaan manfaat dan biaya yang
berkaitan dengan keputusan penentu harga.
4.1 Menghitung Asset Operasi Rata-Rata, Margin, Perputaran, Dan Imbal Hasil Atas
Investasi
Divisi barat dari celimar company memperoleh laba operasi tahun lalu sebagai
berikut:
Penjualan $480.000
Beban pokok penjualan (222.000)
Laba bruto $258.000
13
Beban penjualan & adm (210.000)
Laba operasi $48.000
Di awal tahun nilai asset operasi sebesar $277.000. di akhir tahun nilai asset operasinya
$323.000.
1) Asset operasi rata-rata = (asset awal + asset akhir)/2
= ($277.000+$323.000)/2
= $300.000
2) Margin = laba operasi/penjualan = $48.000/$480.000
14
Beban penjualan dan administrasi 210.000
Laba operasi $48.000
Padaawal tahun, nilai asset operasi perusahaan sebesar $277.000. di akhir tahun nilai asset
operasinya $323.00
0. Celimer Company mensyaratkan imbal hasil minimum 12%. Hitunglah asset operasi rata-
rata dan laba residu
1) Asset operasi rata-rata =(asset awal+asset akhir)/2
= ($277.000 + $323.000)/2
= $300.000
2) Laba residu= laba operasi-(imbal hasil minimum x asset operasi rata-rata)
=$48.000-$36.000
= $12.000
4.2.2. Keunggulan laba residu
Menurunkan ROI menyebabkan laba perusahaan terbebani. Laba residu sebagai
ukuran kinerja akan mencegah kerugian yang terjadi.
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
18