Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Evaluasi Kinerja dan Desentralisasi


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Manajerial
Dosen Pengampu:
Dr. Dwiatmanto, M.Si

Disusun oleh:
Diana Sormin(185030201111012)
Fernanda Dewi(185030200111017)
Rebeka Hutauruk(185030200111135)
Titah Candra Marsudianto(185030200111034)

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah akuntansi manajerial.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal untuk memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi manajerial. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
dengan terbuka menerima segala saran dan kritik dari pembaca supaya dapat dijadikan
pembelajaran bersama untuk kedepannya.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
wawasan terhadap pembaca.

Medan, 10 Desember 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 3


B. Rumusan masalah ................................................................................................................... 3
C. Tujuan .................................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 4


1.1 Pusat laba dan Desentralisasi.................................................................................................. 4

1.1.1 Pusat laba............................................................................................................. 4


1.1.2 Desentralisasi....................................................................................................... 5
2.1 Penetapan Harga transfer........................................................................................................ 7

2.1.2Pengaruh penetapan harga transfer terhadap divisi-divisi dan perusahaan secara


keseluruhan .................................................................................................................................. 7
3.1Faktor yang mempengaruhi harga transfer multinational ....................................................... 9

4.1 Menghitung aset operasi rata-rata, margin, perputaran dan imbalan hasil investasi ............. 13
4.2 Laba Residu............................................................................................................................. 14

4.3 Economic value added(EVA)................................................................................................. 15


BAB III PENUTUPAN .............................................................................................................. 17

Kesimpulan ............................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

3
BAB II

PEMBAHASAN
1.1 Pusat Laba dan Desentralisasi
1.1.1 Pusat Laba

Apabila suatu pusat penanggungjawaban diukur presentasinya atas dasar laba yang
diperoleh, maka pusat penanggungjawaban tersebut disebut Pusat Laba (Profit
Center). Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Dalam pusat laba, baik
masukan atau maupun keluaran atau dinyatakan ddalam satuan moneter.

Pusat laba merupakan pusat pertanggungjawaban dimana kinerja finansialnya


diukur dalam ruang lingkup laba, yaitu selisih antara pendapatan dan pengeluaran.
Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan pihak
manajemen senior dapat menggunakan satu indikator yang komprehensif
dibandingkan harus menggunakan beberapa indikator.
Pusat laba dapat berbentuk divisi apabila kegiatan-kegiatan fungsional
dilakssanakan oleh unit-unit kerja ddalam lingkup ssatu organisasi sendiri. Selain itu
pussat laba juga dapat berbentuk organissasi kegiatan fungsional serta organisasi
pelayanan jassa ddan organisasi-organisasi lainnya.
Kinerja keuangan pusat laba diukur berdasarkan laba, yang merupakan
pengurangan antara pendapatan dan biaya. Laba sekaligus merupakan alat penilaian
efisiensi ddan efektivitas pussat laba. Laba yang diperoleh suatu pusat laba perlu
dibandingkan dengan anggarannya.  Hal ini diperlukan oleh manajemen puncak
sebagai langkah pengendalian pusat laba.
Keunggulan dan Kelemahan Pusat Laba
Menjadikan unit organisasi sebagai pusat laba dapat memberikan keuntungan
sebagai berikut
1.      Kualitas keputusan dapat meningkat kerena keputusan tersebut dibuat
oleh para manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.
2.      Kecepatan dari pengambilan keputusan operasional dapat meningkat
karena tidak perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat
3.      Menejemen kantor pusat bebas dari pengambilian keputusan
harian sehingga dapat berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas.
4.      Karena pusat-pusat laba serupa dengan perusahaan yang independen,
maka perusahaan laba memberikan tempat pelatihan yang sempurna bagi
4
manajemen umum. Para manajer mendapatkan pengalaman dalam mengelola
seluruh area fungsional, ddan manajemen yang lebih tinggi mendapatkan
kesempatan untuk mengevaluasi potensi pekerjaan yang tingkatnya lebih
tinggi.
5.      Kesadaran laba (profit consciousness) dapat ditingkatkan karena para
manajer yang bertanggungjawab atas laba akan selalu mencari cara untuk
meningkatkan labanya.
6.      Pusat laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen
puncak (Top Management) mengenai profitabilitas dari komponen-
komponen individual perusahaan.
7.      Karena keluaran yang dihasilkan telah siap pakai, maka pusat laba
sangat responsive terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja
kompetitifnya.
      Disamping keuntungan yang diperoleh tadi, beberapa kelemahan bisa terjadi
pada suatu pusat laba. Kelemahan tersebut antara lain:
1.      Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen
puncak untuk lebih mengandalkan laporan pengendalian manajemen dan
bukan wawasan pribadinya atas suatu operasi, sehingga
mengakibatkan hilangnya pengendalian.
2.      Jika manajemen kantor pusat lebih mampu dan memiliki informasi yang
lebih baik daripada manajer pusat laba pada umumnya,
maka kualitas keputusan yang diambil pada tingkat unit akan berkurang.
3.      Perselisihan dapat meningkat karena adanya argument-argumen mengenai
harga transfer yang sesuai, pengalokasian biaya umum yang tepat, dan kredit
untuk pendapatan yang sebelumnya dihasilkan secara bersama-sama oleh dua
atau lebih unit bisnis.
4.      Unit-unit organisasi yang pernah bekerja sama sebagai unit fungsional akan
saling berkompetisi satu sama lain. Peningkatan laba untuk satu manajer
dapat berarti pengurangan laba bagi manajer lain.
5.      Divisionalisasi dapat mengakibatkan biaya tambahan karena adanya
tambahan manajemen, pegawai, dan pembukuan yang dibutuhkan, dan
mungkin mengakibatkan duplikasi tugas disetiap pusat laba.
6.      Mungkin terlalu banyak tekanan atas profitabilitas jangka pendek dengan

5
mengorbankan profitabilitas jangka panjang. Karena ingin melaporkan laba
yang tinggi, manajer pusat laba dapat lalai melaksanakan penelitian dan
pengembangan, program-program pelatihan, ataupun perwatan.
Kecendrungan ini khususnya terjadi ketika frekuensi pergantian manajer
pusat laba relative tinggi. Dalam situasi seperti ini, para manajer memiliki
alas an yang tepat untuk percaya bahwa tindakan-tindakan yang mereka
ambil tiddak mempengaruhi profitabilitas sampai merreka pindah ke
pekerjaan lain.

1.1.2 Desentralisasi

Desentralisasi adalah Suatu situasi organisasi dimana dalam pembuatan


keputusan tidak hanya dilakukan oleh pimpinan puncak tetapi melibatkan juga
bawahannya.Unit usaha diberi kewenangan untuk mengambil keputusan sesuai
dengan kapasitasnya.
Desentralisasi memiliki banyak keunggulan:
1. Manajemen puncak bebas dari pemecahan masalah harian dan terkonsentrasi
pada strategi, pembuatan keputusan yang mempunyai tingkatan lebih tinggi dan
pada masalah koordinasi.
2. Memberikan pengalaman berharga bagi manajemen lebih bawah dalam
pembuatan keputusan
3. Manajer lebih bawah memiliki informasi yang lebih rinci terutama informasi
local.
4. Untuk memudahkan evaluasi kerja dikarenakan adanya kebebasan bagi
manajer tingkat bawah.
5. Mendorong manajer tingkat bawah untuk menunjukan kerja terbaik mereka,
hal ini muncul karena semangat kerja mereka meningkat sehubungan dengan
pelimpahan wewenang dan tanggungjawab

Disamping itu desentralisasi juga mempunyai kelemahan:


1. Memungkinkan manajer membuat keputusan tanpa sepenuhnya memahami
gambaran keseluruhan dari perusahaan dikarenakan pemahaman yang sedikit
mengenai strategi perusahaan.
2. Kurang koordinasi bagi manajer-manejer yang memiliki otonomi.
6
3. Manajer tingkat bawah dimungkinkan mempunyai tujuan yang berbeda
dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.

2.1 Penetapan Harga Transfer (Transfer Pricing)


Di berbagai perusahaan dengan sistem desentralisasi output dari suatu divisi
akan digunakan sebagai input oleh divisi yang lain. Transfer internal diantara dua
divisi memunculkan permasalahan akuntansi tentang bagaimana cara menilai barang
yang ditransfer tersebut. Transfer internal ini menyebabkan barang yang ditransfer
dicatat sebagai pendapatan bagi divisi yang menjual dan biaya bagi divisi yang
membeli. Nilai tersebut, atau harga internal, disebut dengan harga transfer. Dengan
kata lain, harga transfer adalah harga sebuah komponen yang dibebankan oleh divisi
penjual kepada divisi pembeli dari perusahaan yang sama.

2.1.1 Pengaruh Penetapan Harga Transfer Terhadap Divisi Divisi Dan Perusahaan
Secara Keseluruhan.
Salah salah satu divisi perusahaan menjual ke divisi lain, kedua divisi serta
perusahaan secara keseluruhan akan mendapatkan pengaruh. Harga yang ditetapkan
atas barang yang ditransfer memengaruhi:
 Biaya Divisi Pembeli
 Pendapatan Divisi Penjual

Ilustrasi pengaruh harga transfer pada dua divisi dari PT. ABC. Divisi A
memproduksi sebuah komponen dan menjualnya ke divisi lain dalam perusahaan
yang sama, yaitu divisi C. Harga transfer sebesar $30 merupakan pendapatan untuk
divisi A dan merupakan biaya bagi divisi C.

Perusahaan dengan sistem desentralisasi memperkenalkan lebih banyak


kewenangan pengambilan keputusan pada tingkatan manajemen yang lebih rendah.
Perusahaan dengan sistem desentralisasi menjadi tidak produktif jika harus
memutuskan harga transfer aktual di antara dua divisi. Oleh karena itu, manajemen
puncak biasanya menetapkan kebijakan penetapan harga transfer, tetapi divisi-divisi
masih dapat memutuskan apakah akan melakukan transfer ke divisi lain atau tidak.

7
Berikut beberapa kebijakan penetapan harga transfer yang digunakan dalam praktik:
 Harga Pasar,
 Harga Transfer Berdasarkan Biaya,
 Harga Transfer Negosiasi.

A. Harga Transfer Berdasarkan Pasar

Jika terdapat pasar di luar perusahaan yang kompetitif untuk produk yang
ditransfer maka harga transfer terbaik adalah harga pasar. Harga yang dikenakan
secara internal biasanya identik dengan harga yang dikenakan ke pelanggan luar,
meskipun beberapa perusahaan menerapkan diskon atas harga pasar untuk
mencerminkan ekonomi dari perdagangan antara divisi di dalam suatu perusahaan.
Contoh, divisi furniture suatu perusahaan memproduksi matras futon. Divisi matras
dari perusahaan yang sama memproduksi matras, termasuk model matras yang sesuai
dengan matras futon. Disini, divisi matras bertindak sebagai divisi penjual dan divisi
furniture bertindak sebagai divisi pembeli. Anggap bahwa matras dapat dijual kepada
pembeli di luar perusahaan pada harga $50 per unit. Harga sebesar $50 ini adalah
harga pasar. Divisi matras tentu saja tidak akan menjual matras ke divisi furniture
pada harga di bawah $50 per unit. Demikian pula, divisi furniture tidak akan
membayar lebih dari $50 untuk setiap matras. Harga transfer dapat dengan mudah
ditetapkan pada harga pasar.
 Keunggulannya:
1. Merupakan ukuran profitabilitas produk dan kinerja baik karena
objektif,
2. Mencerminkan profitabilitas produk dan kinerja manajemen divisi
dengan divisi yang beroperasi secara kompetitif.
 Kelemahannya:
1. Kebutuhan akan pasar di luar yang kompetitif dan telah berkembang
dengan baik, namun harga pasar tidak selalu dapat ditentukan untuk
produk setengah jadi atau produk yang unik.
2. Menambah elemen laba atau rugi dengan setiap transfer produk
sehingga penentuan biaya aktual dari produk final mungkin menjadi
sulit

8
B. Harga Transfer Berdasarkan Biaya

Di luar perusahaan, seringkali terjadi tidak adanya harga pasar yang sesuai.
Oleh karena itu perusahaan dapat menggunakan pendekatan penetapan harga transfer
berdasarkan biaya. Contoh, anggap bahwa divisi matras menggunakan bahan yang
tebal untuk matras futon dan perusahaan-perusahaan di luar perusahaan tidak
memproduksi jenis matras tersebut dalam ukuran yang sesuai. Jika perusahaan telah
menetapkan kebijakan penetapan harga transfer berdasarkan biaya maka divisi
matras akan membebankan biaya produksi penuh untuk matras. Biaya penuh atau
full cost terdiri atas biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead
variable, dan bagian dari overhead tetap.

Contoh:

Bahan baku langsung $15

Tenaga kerja langsung $5

Overhead variabel $3

Overhead tetap $5

Biaya penuh $28

Maka dengan begitu harga transfer nya adalah $28 per matras. Tetapi harga
transfer ini tidak memberikan keuntungan bagi divisi penjual atau divisi matras
untuk itu manajemen puncak dapat menetapkan biaya sebagai cost plus. Dalam
contoh, anggap bahwa perusahaan memperbolehkan penetapan harga transfer
sebagai biaya ditambah 10%. Berdasarkan rumus tersebut harga transfer menjadi
sebesar $30,8 dollar yang dihitung sebagai berikut:

Harga transfer + (harga transfer x 10 %) = $28 + ($28 x 0,1) = $30,8


 Keunggulannya:
1. Kemudahan dalam menghitung biaya yang ditetapkan.
 Kelemahannya:
1. Harga tersebut bukan merupakan harga yang sempurna dan dapat
menyebabkan distorsi terhadap profitabilitas relatif dari divisi penjual
dan divisi pembeli
9
2. Tidak memberikan insentif bagi divisi penjual supaya menjadi efisien.
C. Harga Transfer Berdasarkan Negoisasi

Dalam harga transfer negosiasi manajemen puncak memberikan kesempatan


kepada divisi penjual dan divisi pembeli untuk melakukan negosiasi harga transfer.
Penggunaan harga transfer negosiasi memperkenankan kedua divisi untuk berbagi
penghematan biaya yang dihasilkan dari biaya yang dapat dihindari. Sebagai contoh
misalnya divisi matras dan divisi furniture, anggap bahwa matras lipat biasanya
dijual pada harga $50 dan memiliki biaya penuh sebesar $28. Biasanya, komisi
penjualan sebesar $5 dibayarkan kepada pegawai penjualan, tetapi biaya ini tidak
akan dikeluarkan jika barang ditransfer secara internal dalam perusahaan. Dalam
kondisi ini, terdapat peluang untuk melakukan tawar-menawar. Peluang tawar-
menawar tersebut berkisar dari harga transfer minimum sampai harga transfer
maksimum. Kedua divisi akan menegosiasikan harga transfer, memutuskan seberapa
banyak penghematan biaya yang akan diterima oleh setiap divisi.

Harga transfer minimum tidak akan merugikan divisi penjual jika barang
dijual kepada divisi internal dibandingkan jika barang tersebut dijual kepada pihak di
luar perusahaan. Harga ini terkadang dianggap sebagai harga dasar dari ruang tawar
menawar. Sedangkan, harga transfer maksimum atau ceiling merupakan harga
transfer yang tidak akan membuat divisi pembeli mengalami kerugian jika sebuah
input dibeli jadi divisi internal dibandingkan jika input yang sama dibeli dari pihak
di luar perusahaan. Harga ini terkadang dianggap sebagai harga maksimum dari
ruang tawar menawar. Contohnya divisi matras dan furniture, harga transfernya
minimum $45 yang berasal dari:

$50 (harga pasar) - $5 (komisi penjualan)


 Keunggulannya:
1. Penggunaan harga transfer negosiasi memperkenankan kedua divisi
untuk berbagi penghematan biaya yang dihasilkan dari biaya yang
dapat dihindari.

 Kekurangannya:
10
1. Negosiasi tidak hanya memakan waktu tetapi memerlukan
pemeriksaan pemeriksaan ulang dan revisi harga yang cukup sering.

Tidak ada satu metode penetapan harga transfer yang dapat secara efektif
memenuhi semua kebutuhan disegala situasi, sehingga harga transfer terbaik dapat di
definisikan hanya ketika harga tersebut merupakan yang terbaik untuk tujuan dan
situasi tertentu.
3.1. Faktor Yang Mempengaruhi Harga Transfer Multinasional
Harga transfer adalah harga yg dibebankan utk suatu komponen olh divisi penjual pd divisi
pembeli di perusahaan yg sama. Transfer price sering dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
besar, termasuk perusahaan multinasional. Karena pada umumnya perusahaan multinasional
mempunyai banyak divisi. Sehingga memungkinkan terjadi transaksi antara divisi-divisi di
dalam perusahaan yang sama. Kebutuhan untuk penentuan harga transfer muncul apabila
barang dan jasa dipertukaran di antara unit-unit organisasi yang sama. Ada beberapa variabel
dalam mementukan harga transfer:
1.      Faktor Pajak
Dalam lingkup perusahaan multinasional, harga transfer digunakan untuk meminimal kan
pajak dan bea yang mereka keluarkan. Jika negara meniadakan undang-undang tentang
perpajakan terkait harga transfer, keuntungan perusahaan bisa ditingkatkan dengan 
menetapkan   harga  pengiriman  untuk   memindahkan keuntungan   dari  anak perusahaan
yang berlokasi di negara-negara berpajak tinggi ke anak perusahaan yang berlokasi di negara-
negara berpajak rendah.
2.      Faktor Tarif
Tarif yang dikenakan untuk barang-barang impor juga mempengaruhi kebijakan penentuan
harga transfer perusahaan multinasional. Sebagai   contoh   sebuah   perusahaan  
mengekspor   barang kepada cabang perusahaannya yang berdomisili disebuah negara
bertarif tinggi bisa mengurangi tarifnya dengan menekan harga barang dagangan yang
dikirim kesana. Sebagai   tambahan   untuk   semua   kaitan   ini,   perusahaan  
multinasional   harus memperhitungkan   biaya   dan   keuntungan   tambahan,   ekternal  
dan   internal.   Secara ekternal,  MNC memiliki otoritas  perpajakan  yang bertentangan
dengan kebiasaan resmi negara-negara impor dan administrator pajak penghasilan dari negara
ekspor dan impor. Tarif yang lebih tinggi dibayar oleh importer yang menurunkan pajak
dasar untuk pajak penghasilan. Secara internal, perusahaan harus mengevaluasi keuntungan

11
dari pajak penghasilan yang lebih rendah (lebih tinggi) di negara impor terhadap kegiatan
impor yang lebih tinggi  (lebih rendah), sebagaimana  besar (kecil) pajak penghasilan yang
dibayarkan oleh perusahaan dinegara ekspor.
3.      Faktor Daya Saing
Semua harga cabang perusahaan bisa dihilangkan secara berkala ketika
cabang perusahaan ingin memperkuat posisinya dipasar luar negeri atau dalam negri.
Sama halnya, harga transfer yang rendah bisa digunakan untuk membentengi usaha
yang ada dari dampak persaingan   asing   dipasar   local   atau   pasar   lainnya  
dengan   kata   lain   profit   yang diperoleh   dapat   menyokong   kepasar   lain.   
Dampak persaingan secara tidak langsung juga dapat terjadi. Untuk memperbaiki
akses cabang perusahaan luar negeri dengan pasar modal, ketetapan harga transfer
rendah untuk input   dan   ketetapan   harga   transfer   tinggi   untuk   output   bisa  
menyokong   laporan pendapatan dan posisi keuangannya. Kadang-kadang, harga
transfer dapat digunakan untuk melemahkan cabang perusahaan pesaing.
4.      Risiko Lingkungan
Apabila faktor daya saing luar negeri dapat menjamin harga transfer yang rendah dan
dibebankan kepada anak perusahaan luar negeri, resiko atas harga inflasi yng sangat tinggi
dapat mengakibatkan hal yang sebaliknya. Inflasi mengurangi daya beli uang tunai yang
dimiliki perusahaan. Harga transfer yang tinggi terhadap barang atau jasa yang diberikan
kepada anak perusahaann yang menghadapi inflasi tinggi dapat mengalihkan kas dalam
jumlah yang sangat besar dari anak perusahaan tersebut.

5.      Faktor Evaluasi Kinerja


Pemisahan evaluasi manajer dari suatu divisi dari evaluasi divisi tersebut penting dilakukan.
Evaluasi manajer sebaiknya tidak menyertakan faktor-faktor di luar kendali perusahaan
seperti fluktuasi mata uang, pajak dan sebagainya, tetapi harus dievaluasi berdasarkan
pendapatan dan biaya, dengan menyesuaikan mata uang perusahaan induk dan perusahaan
anak.
Sulit membandingkan kinerja seorang divisi manajer di suatu negara dengan kinerja seorang
manajer suatu divisi di negara lainnya karena terdapat perbedaan kondisi lingkungan.
Faktor – faktor Lingkungan yang mempengaruhi Evaluasi Kinerja :
a) Faktor-faktor ekonomi
- Organisasi dari bank sentral

12
- Stabilitas ekonomi
- Eksistensi pasar modal
- Pembatasan valuta
b) Faktor-faktor politik dan hokum
- Kualitas, efisiensi, dan keefektifan struktur perundang-undangan
- Pengaruh kebijakan pertahanan
- Dampak kebijakan luar negeri
- Tingkat keterlibatan pemerintah dalam bisnis
c) Faktor-faktor pendidikan
- Tingkat melek huruf
- Cakupan dan jenjang pendidikan formal serta sistem pelatihan
- Cakupan dan jenjang pelatihan teknik
- Keluasan dan mutu program pengembangan manajemen
d) Faktor-faktor sosiologis
- Perilaku sosial terhadap industri dan bisnis
- Perilaku budaya terhadap produktifitas dan keberhasilan (etika kerja)
- Perilaku sosial terhadap keuntungan material
- Keragaman budaya dan ras

Evaluasi kinerja juga dapat diukur misalnya dari pangsa pasar, keluhan pelanggan, rasio
perputaran karyawan dan pengembangan personal.
6.      Kontribusi Akuntansi
Para akuntan manajemen dapat memainkan peranan yang signifikan dalam menghitung
keseimbangan dalam strategi penentuan harga transfer. tantangan yang dihadapi adalah
mempertahankan perpseektif global pada saat melakukan pemetaan manfaat dan biaya yang
berkaitan dengan keputusan penentu harga.

4.1 Menghitung Asset Operasi Rata-Rata, Margin, Perputaran, Dan Imbal Hasil Atas
Investasi
Divisi barat dari celimar company memperoleh laba operasi tahun lalu sebagai
berikut:
Penjualan $480.000
Beban pokok penjualan (222.000)
Laba bruto $258.000
13
Beban penjualan & adm (210.000)
Laba operasi $48.000
Di awal tahun nilai asset operasi sebesar $277.000. di akhir tahun nilai asset operasinya
$323.000.
1) Asset operasi rata-rata = (asset awal + asset akhir)/2

= ($277.000+$323.000)/2

= $300.000
2) Margin = laba operasi/penjualan = $48.000/$480.000

= 0,10 atau 10%

3) Perputaran = penjualan/asset operasi rata-rata = $480.000/$300.000= 1,6


4) ROI = margin x perputaran = 0,10 x 1,6 = 0,16 atau 16%

4.1.1 Keunggulan imbal hasil atas investasi


 ROI mendorong para manajer untuk memusatkan perhatian pada hubungan antara
penjualan, beban, dan investasi, yang seharusnya sudah menjadi hal yang biasa bagi
para manajer pusat investasi
 ROI mendorong para manajer untuk memusatkan perhatian pada efisiensi biaya
 ROI mendorong para menajer untuk memusatkan perhatian pada efisiensi asset
operasi.

4.1.2 Kelemahan imbal hasil atas investasi


 ROI dapat menimbulkan terjadinya focus yang sempit yaitu hanya pada tingkat
keuntungan divisi dan mengorbankan tingkat keuntungan perusahaan secara
keseluruhan
 ROI mendorong para manajer untuk memusatkan perhatian pada jangka pendek dan
mengorbankan jangka panjang.

4.2.1 Laba Residu


Tahun lalu divisi bagian barat Celimer Company memperoleh laba operasi seperti berikut:
Penjualan $480.000
Beban pokok penjualan 222.000
Margin bruto $258.000

14
Beban penjualan dan administrasi 210.000
Laba operasi $48.000
Padaawal tahun, nilai asset operasi perusahaan sebesar $277.000. di akhir tahun nilai asset
operasinya $323.00
0. Celimer Company mensyaratkan imbal hasil minimum 12%. Hitunglah asset operasi rata-
rata dan laba residu
1) Asset operasi rata-rata =(asset awal+asset akhir)/2

= ($277.000 + $323.000)/2

= $300.000
2) Laba residu= laba operasi-(imbal hasil minimum x asset operasi rata-rata)

= $48.000- (0,12x $300.000)

=$48.000-$36.000

= $12.000
4.2.2. Keunggulan laba residu
Menurunkan ROI menyebabkan laba perusahaan terbebani. Laba residu sebagai
ukuran kinerja akan mencegah kerugian yang terjadi.

4.2.3 Kelemahan laba residu


Laba residu bisa mendorong orientasi jangka pendek.selain itu laba residu adalah
ukuran absolut dan profitabilitas. Jadi perbandingan langsung dari kinerja pada dua pusat
investasi yang berbeda menjadi sulit karna tingkat investasinya bisa berbeda.

4.3.1Economic Value Added(EVA)


Celimer company memperoleh laba bersih tahun lalu:
Penjualan $480.000
Beban pokok penjualan 22.000
Laba bruto $258.000
Beban penjualan dan administrasi 210.000
Laba operasi $48.000
dikurangi pajak penghasilan(@30%) 14.400
laba neto 33.600
total modal yang digunakan sama dengan $300.000. biaya modal actual celimer company
15
10%.
EVA = laba oprasi setelah pajak- (biaya modal actual dalam presentase x total modal yang
digunakan)
= $33.600- (10% x $300.000)
= $33.600-$30.000
= $3.600
4.3.2 Keunggulan EVA
 Perhitungan EVA dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data
perbandingan seperti standard industry sebagai konsep penilaian dengan
menggunakan analisis rasio

4.3.3 Kelemahan EVA


 EVA hanya mengukur hasil akhir dan tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu
seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen

16
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

17
DAFTAR PUSTAKA

Hansen/ Mowen. 2009. Manjerial Accounting. Jakarta : Salemba Empat


Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Jogjakarta : AMP YKPN
Abdul Halim. 2012. Seri Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. Jogjakarta :
UPP STIM YKPN

18

Anda mungkin juga menyukai