1. Anggriani
222012168
2. Sri Hartati
222012223
3. Kemas Ican
Ariansyah
222012189
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kam panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul PUSAT
LABA dengan baik dan tepat pada waktunya. Walaupun dalam proses
penyelesaiannya kami menghadapi sedikit kesulitan. Tak lupa Shalawat serta
salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya.
Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas pada mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen disemester ganjil ini.
Selain itu untuk memberikan informasi dan mengkaji
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
I. Latar Belakang............................................................................................................. 1
II. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
III. Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Pusat Laba ............................................................................................... 3
2.2 Manfaat Pusat Laba................................................................................................... 4
2.3 Kesulitan yang Dihadapi Pusat Laba ........................................................................ 5
2.4 Unit Bisnis sebagai Pusat Laba ................................................................................. 6
2.5 Pusat laba selain unit bisnis ...................................................................................... 7
2.6 Mengukur Profitabilitas Pusat Laba.......................................................................... 8
2.7 Jenis Jenis Ukuran Kinerja ........................................................................................ 9
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 13
3.1 KESIMPULAN ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur
organisasi yang baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur
pusat pertanggungjawaban(Responsibility centers). Pusat pertanggungjawaban
adalah unit organisasi yang dipimpin olehmanajer yang bertanggungjawab
terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yangdipimpinnya. Suatu organisasi
merupakan kumpulan dari berbagai pusat pertanggung jawaban. Adapun Tujuan
dibuatnya pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:
1.Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilai kinerja manajer dan
unitorganisasi yang dipimpinnya
2.Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi
3.Memfasilitasi terbentuknya goal congruence
4 Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehinggamengurangi beban tugas manajer pusat.
5.Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan.
6.Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien.
7.Sebagai alat pengendalian anggaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pusat Laba
Pusat laba (profit center) merupakan pusat pertanggungjawaban yang
memiliki kewenangan untuk mengendalikan biaya-biaya dan menghasilkan
pendapatan tetapi tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan
tentang investasi. Pusat laba hanya bertanggungjawab terhadap tingkat laba yang
harus dicapai. Misalnya: pimpinan anak perusahaan atau manajer divisi yang tidak
diberi hak untuk mengambil keputusan tentang investasi.(Robert Anthony, N dan
Vijai Govindarajan : 2005).
Laba
merupakan
ukuran
kinerja
yang
berguna
karena
laba
pemasaran
dapat
dijadikan
sebagai
pusat
laba
dengan
membebankan biaya dari produk yang terjual. Harga transfer ini memberikan
informasi yang relevan kepada manajer pemasaran dalam membuat trade off
pendapan/pengeluaran yang optimal, dan praktek standar untuk mengukur
manajer pusat laba berdasarkan profitabilitasnya akan memberikan evaluasi
terhadap trade off yang dibuat.
2. Manufaktur
Aktivitas manufaktur biasanya merupakan pusat beban, dimana manajemen
dinilai berdasarkan kinerja versus biaya standard an anggaran overhead.
Tetapi, ukuran ini dapat menimbulkan masalah, karena ukuran tersebut tidak
mengindikasikan sejauh mana kinerja manajemen atas seluruh aspek dari
pemasaran
merupakan
pertimbangan
utama
meskipun
hanya
Pengukuran
dimaksudkan
prestasi
untuk
manajemen
menilai
atau
tingkat
pengukuran
kinerja
prestasi
manajer
personel
suatu
pusat
keberhasilan
suatu
pusat
laba,
maka
hasil
pencapaiannya
Kontribusi
merupakan
selisih
antara
total
10
(1) Biaya tetap dianggapnya sebagai suatu biaya yang tidak dapat
dikendalikan oleh manajer suatu divisi atau suatu pusat laba.
(2) Manajer pusat laba atau divisi harus berusaha memaksimumkan selisih
pendapatan dan biaya variabel.
2. Laba langsung
Laba langsung divisi dihitung dengan cara mengurangkan pendapatan
divisi dengan semua biaya yang langsung terjadi dalam divisi yang
bersangkutan, tanpa memperhatikan terkendali atau tidak, variabel maupun
tetap. Dalam konsep laba ini tidak memperhatikan alokasi biaya oleh kantor
pusat. Konsep ini cocok untuk menilai profitabilitas suatu divisi dalam jangka
panjang. Dalam jangka panjang divisi dapat menghasilkan laba langsung
sebagai bentuk kontribusi suatu divisi kepada perusahaan secara keseluruhan.
Laba yang diukur dengan konsep ini tidak mencerminkan prestasi manajer
divisi dan prestasi ekonomi divisi.
3. Laba yang dapat dikendalikan
Laba terkendalikan divisi dihitung dengan cara mengurangkan
pendapatan divisi dengan biaya-biaya yang terkendalikan oleh manajer divisi
yang bersangkutan. Biaya terkendalikan divisi ini meliputi biaya variabel
terkendali dan juga biaya tetap terkendali oleh divisi. Dalam konsep ini
termasuk biaya yang dialokasikan, selama biaya tersebut memang dapat
dikendalikan oleh divisi atau pusat laba yang bersangkutan. Misalnya biaya
pelatihan, biasanya dialokasikan ke divisi atau pusat laba. Biaya pelatihan
tersebut dapat merupakan biaya terkendali apabila divisi atau pusat laba
memiliki wewenang untuk menentukan jumlah kaaaryawan yang dikirim
untuk mengikuti pelatihan.
Dengan demikian konsep laba terkendali ini menunjukkan pada
laba yang benar-benar dapat dikendalikan oleh pusat laba dengan
11
12
c. Jika biaya kantor pusat dialokasikan kepada setiap divisi, manajer divisi
semakin dapat menyadari pengaruh biaya tersebut sehingga akan berusaha
menekan biaya kantor pusat.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pusat laba adalah suatu unit organisasi yang didalamnya
pendapatan dan beban diukur secara moneter. Dalam menetapkan suatu pusat
laba, suatu perusahaan mendelegasikan kewenangannya dalam pengambilan
keputusan ke tingkat yang lebih rendah yang memiliki informasi yang
relevan dalam membuat trade-off pengeluaran/pendapatan. Mengukur laba
dalam suatu pusat laba melibatkan penilaian berkaitan dengan bagaimana
pendapatan dan pengeluaran diukur, kuncinya adalah memasukkan beban dan
pendapatan dalam laporan manajer pusat laba yang dipengaruhi oleh tindakan
manajer tersebut.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N dan Vijai Govindarajan. 2005. Management Control System.
Jakarta ; Salemba Empat.
http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/11/jurnal-pusat-labaunit-bisnis.html
Di