Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN TENTANG KONDISI YANG MEMERLUKAN PENYIMPANGAN

Ada dua kategori utama pembatasan ruang lingkup audit: pembatasan yang disebabkan oleh
klien dan disebabkan oleh kondisi-kondisi yang berada diluar kendali klien maupun auditor.
Kedua jenis pembahasan ruang lingkup tersebut memiliki pengaruh yang sama terhadap
laporan auduitor, tetapi interpretasi matrealitasnya berbeda. Bila ada pembatasan ruang
lingkup audit, maka respons yang tepat adalah menerbitkan pendapat wajar tanpa
pengecualian, kualifikasi ruang lingkup dan pendapat audit, atau menolak memberikan
pendapat, tergantung pada materialitasnya.

Alasan bagi klien untuk memerlukan pembatasan ruang lingkup audit dapat berupa keinginan
unrtuk memberlakukan pembatasan ruang lingkup audit dapat berupa keinginan untuk
menghemat fee audit dan dalam kasus konfirmasi piutang usaha, untuk mencegah
kemungkinan terjadinya konflik antara klien dan pelanggannya apabila jumlah yang
dikonfirmasikan ternyata berbeda.

Pembatasan pada ruang lingkup pemeriksaan auditor memerlukan paragraf pengecualian


yang mendahului pendapat untuk menjelaskan pembatasannya.

Apabila auditor mengetahui bahwa laporan keuangan dapat menyesatkan karena tidak
disiapkan sesuai GAAP, dan klien tidak mampu atau tidak bersedia mengoreksi salah saji itu,
ia harus menerbitkan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar,
tergantung pada matrealitas pos yang dipertanyakan. Pendapat itu harus dengan jelas
menyatakan sifat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum serta jumlah alah
satu saji tersebut.

Apabila klien gagal memasukan informasi yang diperlukan untuk menyajikan secaara wajar
laporan keuangan di dalam laporan tersebut atau dalam catatan kaki terkait, maka merupakan
tanggung jawab auditor untuk menyajikan informasi teersebut dalam laporan audit dan
menerbitkan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar.

Laporan Peraturan 203 menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan
GAAP dapat menjadi tugas yang sulit. Peraturan 203 dalam Kode Prilaku Profesional
memperkenakan penyimpangan dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum apabila
auditor yakin bahwa ketaatan pada prinsip tersebut akan menghasilkan laporan keuangan
yang menyesatkan, meskipun situasi ini jarang terjadi.

Apabila auditor memutuskan bahwa ketaatan pada GAAP dapat menghasilkan laporan
keuangan yang menyesatkan, harus ada penjelasan yang lengkap dalam paragraf tambahan.
Paragraf ini harus menjelaskan seecara lengkap penyimpangan yang terjadi serta mengapa
GAAP dapt menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan. Kemudian paragraf pendapat
harus berisi pendapat wajar tanpa pengecualian kecuali untuk hal-hal yang dibahas dalam
paragraf penjelasan tambahan. Laporan audit seperrti ini disebut sebagai laporan audit wajar
tanpa penecualian dengan paragraf penjelasan penekanan pada masalah.
Jika auditor tidak dapat memenuhi persyaratan independensi yang dinyaatakan dalam Kode
Prilaku Profesional, maka penolakan memberikan pendapat harus dilakukan walaupun semua
prosedur audit yang dianggap perlu dalam situasi tersebut telah dilakukan.

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN AUDITOR UNTUK LAPORAN AUDIT

Para auditor menggunakan suatu proses yang tersusun dengan baik dalam memutuskan
laporan audit yang tepat pada serangkaian situasi tertentu. Pertama auditor harus menilai
apakah ada kondisi yang memerlukan penyimpangan dari laporan wajar tanpa pengecualian
standar. Jika ada kondisi tersebut, auditor kemudian harus memulai matrealitas kondisi
tersebut dan menentukan jenis laporan audit yang tepat.

Menentukan apakah ada kondisi yang memerlukan penyimpangan dari laporan wajar tanpa
pegecualian standar. Para auditor mengidentifikasi kondisi-kondisi ketika mereka
melaksanakan audit dan mencantumkan informasi tentang kondisi dalam file audit sebagai
bahan diskusi guna pelaporan audit. Jika kondisi-kondisi tersebut tidak ada, yang terjadi pada
sebagian besar penugasan audit, auditor akan menerbitkan laporan audit wajar tanpa
pengecualian standar.

Memutuskan matrealitas untuk setiap kondisi apabila ada kondisi yang memerlkan
penyimpangan dari pendapat wajar tanpa pengecualian standar auditor mengevaluasi
pengaruh potensialnya terhadap laporan keuangan.

Penyimpanga dari GAAP atau pembatasan ruang lingkup audit, auditor harus memutuskan
antara tidak material, material atau sangat material. Semua kondisi lainnya kecuali tidak
adanya independensi auditor, hanya memerlukan adanya perbedaan antara tidak material atau
maaterial

Memutuskan jenis laporan audit yang tepat untuk kondisi tertentu berdasarkan tingkat
matrealitas.

Menulis laporan audit

Auditor seringkali menghadapi situasi yang melibatkan lebih dari stu kondisi yang
membutuhkan penyimpangan dari laporan wajar tanpa pengecualian atau modifikasi dari
laporan wajar tanpa pengecualian standar. Auditor harus memodifikasi pendapatannya pada
setiap kondisi terebut kecuali ada satu kondisi yang dapat menetralisir pengaruh kondisi
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai