Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENGANTAR EKONOMI MAKRO

“PENGANGGURAN”

Disusun Oleh :

MARIA TRI KURNIA HANDAYANI


17412032
AKUNTANSI 17 A

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI / S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA yang  telah

memberikan berkat, rahmat dan hidaya-Nya sehingga makalah ini dapat  terselesaikan tepat

pada waktu yang telah di tentukan dan makalah ini sebagai salah satu tugas matakuliah

Pengantar Ekonomi Makro “PENGANGGURAN".

  Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Itu dikarenakan

kemampuan penulis yang terbatas, sehingga penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca

agar pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Berkat dorongan serta bantuan dari

berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktu yang

telah di tentukan.

Penulis berharap dengan penulisan makalah  ini dapat bermanfaat khususnya bagi

penulis sendiri dan bagi para pembaca, serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan

untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.

Bandar Lampung, 28 Mei 2018

Penulis,

Maria Tri Kurnia Handayani


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

.1 Pengertian Pengangguran

.2 Macam – Macam Pengangguran

.2.1 Berdasarkan Jam Kerja

.2.2 Berdasarkan Penyebab Terjadinya

.3 Tingkat Pengangguran di Indonesia

.4 Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat

.5 Kebijakan Pemerintah dan Cara Mengatasi Pengangguran

BAB III PENUTUP

.1 Kesimpulan

.2 Saran
BAB 1

PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang

Perekonomian Indonesia sejak krisis ekonomi pada pertengahan 1997

membuat kondisi ketenaga kerjaan Indonesia ikut memburuk. Sejak itu,pertumbuhan

ekonomi Indonesia juga tidak pernah mencapai 7 hingga 8 persen. Padahal, masalah

pengangguran erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan

ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada. Setiap pertumbuhan

ekonomi satu persen, tenaga kerja yang bisa terserap bisa mencapai 400 ribu orang.

Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen, tentunya hanya akan

menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta

pertahun. Sehingga, setiap tahun pasti ada sisa pencari kerja yang tidak memperoleh

pekerjaan dan menimbulkan jumlah pengangguran di Indonesia bertambah.

Pada tahun 1997, jumlah pengangguran terbuka mencapai 4,18 juta.

Selanjutnya, pada 1999 (6,30juta), 2000 (5,81 juta), 2001(8,005 juta), 2002(9,13 juta)

dan 2003(11,35 juta). Sementara itu, data pekerja dan pengangguran menunjukkan,

pada 2001: usia kerja (144,033 juta), angkatan kerja (98,812 juta). Penduduk yang

kerja (90,807 juta), penganggur terbuka (8,005 juta), setengah penganggur terpaksa

(6,010 juta), setengah penganggur sukarela (24,422 juta).

Pada 2002: usia kerja(148,730 juta), angkatan kerja(100,779 juta), penduduk

yang kerja(91,647 juta), penganggur terbuka (9,132 juta), setengah penganggur

terpaksa (28,869 juta), setengah penganggur sukarela tidak diketahui jumlah pastinya.

Hingga tahun 2002 saja telah banyak pengangguran, apalagi di tahun 2003 hingga

2007 pasti jumlah penggangguran semakin bertambah dan mengakibatkan kacaunya

stabilitas perkembangan ekonomi Indonesia.


.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengangguran?

2. Apa macam-macam dari pengangguran?

3. Bagaimana tingkat pengangguran di Indonesia?

4. Apa dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat?

5. Apa upaya pemerintah dalam mengatasi pengangguran?

.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui arti dari pengangguran.

2. Untuk mengetahui macam-macam dari pengangguran.

3. Untuk mengetahui tingkat pengangguran di Indonesia.

4. Untuk mengetahui dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat.

5. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam mengatasi pengangguran.


BAB II

PEMBAHASAN

.1 Pengertian Pengangguran

Pengangguran adalah salah satu masalah yang ada dalam Ekonomi Makro yang

berhubungan langsung dengan manusia (N.Gregory Mankiw, 2006:145). Pengangguran

adalah orang yang masuk dalam kategori angkatan kerja (jumlah orang yang bekerja dan

jumlah penganggur). Pengangguran adalah penduduk yang berumur 15-59 tahun, ada

beberapa negara lain memakai kategori 15-64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan

belum mendapatkannya, yang siap bekerja dan melakukan usaha spesifik untuk

menemukan pekerjaan selama empat minggu sebelumnya. Apabila mereka tidak bekerja

dan tidak mencoba mencari pekerjaan, walaupun umur mereka seperti di atas, maka

mereka tidak termasuk golongan angkatan kerja. Golongan masyarakat seperti itu adalah

pelajaran sekolah menengah, mahasiswa dan ibu rumah tangga. Dengan demikian, jumlah

tenaga kerja atau angkatan kerja pada waktu tertentu adalah kebanyakan jumlah penduduk

yang berbeda dalam lingkungan umur di atas yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan.

Adapun definisi pengangguran menurut para ahli diantaranya:

 Menurut Sadono Sukirno (355:2004)

Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam

angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.

 Menurut Ida Bagoes Mantra

Pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja

dan sedang aktif mencari pekerjaan.


 Menurut Payman J. Simanjuntak

Pengangguran adalah orang yang berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama

sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan

berusaha memperoleh pekerjaan.

Jika peningkatan jumlah angkatan kerja di suatu negara tidak diimbangi dengan

peningkatan daya serap lapangan kerja, maka tingkat pengangguran di negara tersebut

tinggi. Sebaliknya, jika peningkatan jumlah angkatan kerja diimbangi dengan peningkatan

daya serap lapangan kerja, maka tingkat penganggurannya rendah.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara perbandingan (rasio) antara

jumlah yang menganggur dengan angkatan kerja keseluruhannya disebut tingkat

pengangguran. Untuk mengukur tingkat pengangguran dengan jumlah angkatan kerja

(Dornbusch, 1997:196).

.2 Macam – Macam Pengangguran

.2.1Berdasarkan Jam Kerja

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam :

1) Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja

yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

2) Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak

bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja

setengah mengenggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam

dalam seminggu.

3) Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang

sungguh – sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran jenis ini cukup

banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara

maksimal.
.2.2 Berdasarkan Penyebab Terjadinya

Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam :

1) Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment) adalah pengangguran

yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan

kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lapangan kerja.

Pengangguran yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi

persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu

perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya

manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Contohnya :

Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri, untuk

sementara menganggur. Berhenti dari pekerjaan yang lama, mencari pekerjaan

yang baru lebih baik.

2) Pengangguran Konjungtural (Cycle Unempoyment) adalah pengangguran yang

diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik –turunnya) kehidupan

perekonomian / siklus ekonomi. Contohnya : Di suatu perusahaan ketika

sedang maju butuh tenaga kerja baru untuk pelunasan usaha. Sebaliknya ketika

usahanya merugi terus maka akan terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)

atau pemecatan.

3) Pengagguran Struktural (Structural Unemployment) adalah pengangguran yang

diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka

panjang. Contohnya : suatu daerah yang tadinya agraris (pertanian) menjadi

daerah industri, maka tenaga bidang pertanian akan menganggur.

Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:

 Akibat permintaan berkurang

 Akibat kemajuan dan pengguaan teknologi

 Akibat kebijakan pemerintah


4) Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment) adalah keadaan

menganggur karena adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek yang

menyebabkan seseorang harus menganggur. Contohnya : pada musim panen,

para peteni bekerja dengan giat, sementara sebelumnya banyak menganggur.

5) Pengangguran Teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan

atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin – mesin. Contohnya :

sebelum ada penggilingan padi, ada orang yang berprofesi sebagai penumbuk

padi bekerja, setelah ada mesin penggilingan padi maka mereka tidak bekerja

lagi.

6) Pengangguran Politis, pengangguran ini terjadi karena adanya peraturan

pemerintah yang secara langsung atau tidak, mengakibatkan pengangguran.

Misalnya penutupan Bank – bank bermasalah sehingga menimbulkan PHK.

7) Pengangguran Deflator, disebabkan tidak cukup tersedianya lapangan

pekerjaan dalam perekonomian secara keseluruhan , atau karena jumlah tenaga

kerja melebihi kesempatan kerja, maka timbullah pengangguran.

.3 Tingkat Pengangguran di Indonesia

Sejak 1997 – 2003, angka pengangguran terbuka di Indonesia terus meningkat,

dari 4,18 juta menjadi 11,35 juta. Didominasi oleh pengangguran usia muda. Selain usia

muda, sejak pengangguran juga banyak mencakup berpendidikan rendah tinggal di pulau

jawa dan berlokasi di daerah perkotaan. Intensitas permasalahan juga lebih banyak terjadi

pada pengangguran wanita dan pengangguran terdidik.

Pengangguran dan setengah pengangguran merupakan permasalahan yang tidak

bisa diselesaikan pada titik itu saja, tapi juga harus ditangani dari hulu. Sektor di hulu

yang banyak berdampak pada pengangguran dan setengah pengangguran adalah sektor

kependudukan, pendidikan dan ekonomi.


Ada tiga asumsi yang menjadi harapan untuk menurunkan pengangguran dan setengah

pengangguran.

1) Pertumbuhan tenaga kerja rata – rata pertahun ditekan dari 2,0 persen pada periode

2000 – 2005 menjadi 1,7 persen pada periode 2005 – 2009. Demikian juga

pertumbuhan angkatan kerja, dapat ditekan menjadi 1,9 persen pada period 2005

-2009 dari periode sebelumnya yang mencapai 2,4 persen.

2) Dapat ditingkatkannya pertumbuhan ekonomi menjadi 6,0 persen pada periode

2005 -2009 dari periode sebelumnya yang hanya mencapai 4,1 persen

3) Transformasi sektor informal ke sektor formal dapat dipercepat baik di daerah

perkotaan maupun pedesaan terutama di sektor pertanian, perdaganga, jasa dan

industri.

.4 Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat

Tingginya tingkat pengangguran dalam sebuah perekonomian akan mengakibatkan

kelesuan ekonomi dan merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai akibat

penurunan pendapatan masyarakat. Dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat

meliputi hal-hal berikut ini :

 Pendapatan Per Kapita

Orang yang menganggur berarti tidak memiliki penghasilan sehingga

hidupnya akan membebani orang lain yang bekerja. Dampaknya adalah terjadinya

penurunan pendapatan per kapita. Dengan kata lain, bila tingkat pengangguran

tinggi maka pendapatan per kapita akan menurun dan sebaliknya bila tingkat

pengangguran rendah pendapatan per kapita akan meningkat, dengan catatan

pedapatan mereka yang masih bekerja tetap.


 Pendapatan Negara

Orang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah atau gaji, upah

atau gaji tersebut sebelum sampai di tangan penerima dipotong pajak penghasilan

terlebih dahulu. Pajak ini merupakan salah satu sumber pendapatan negara

sehingga bila tidak banyak orang yang bekerja maka pendapatan negara dari

pemasukan pajak penghasilan cenderung berkurang.

 Bebeban Psikologis

Semakin lama seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang

ditanggungnya. Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di

tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam jangka

waktu lama akan merasa rendah diri (minder) karena statusnya yang jelas.

 Munculnya Biaya Sosial

Tingginya tingkat pengangguran akan menimbulkan pengeluaran berupa

biaya-biaya sosial seperti biaya pengadaan penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya

keamanan sebagai akibat kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas.

.5 Kebijakan Pemerintah dan Cara Mengatasi Penganggurn

Di atas telah dijelaskan dampak dari adanya pengangguran dalam perekonomian.

Untuk mengatasi dampak negatif tersebut pemerintah perlu secara terus menerus berusaha

mengatasi masalah pengangguran. Ada beberapa tujuan dari kebijakan pemerintah

diantaranya:

1. Tujuan bersifat ekonomi : kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah

berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangn yang bersifat ekonomi. Dalam

hal ini ada tiga pertimbangan utama:

 Menyediakan lowongan pekerjaan, kebijakan perkataan lain, ini

merupakan usaha dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka
penjang usaha mengatasi pengangguran diperlukan karena jumlah penduduk

yang selalu bertambah akan menyebabkan pertambahan tenaga kerja yang trus

menerus. Maka, untuk menghindari masalah pengangguran yang semakin

serius, tambahan lowongan pekerjaan yang cukup perlu disediakan dari tahun

ketahun.

 Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat, kenaikan

kesempatan kerja dan pengurangan pengangguran sangat berhubungan dengan

pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat. Kenaikan

kesempatan kerja menambah produksi nasional dan pendapatan nasional.

Perkembangan ini selanjutnya akan menambah kemakmuran masyarakat.

Ukuran kasar dari kemakmuran masyarakat adalah pendapatan per kapita yang

diperoleh dengan cara membagikan pendapatan nasional dengan jumlah

penduduk. Dengan demikian, kesempatan kerja yang semakin meningkat dan

pengangguran yang semakin berkurang bukan saja menambah pendapatan

nasional tetapi meningkatkan pendapatan per kapita. Melalui perubahan ini

kemakmuran masyarakat akan bertambah.

 Memperbaiki pembagian pendapatan, pengangguran yang

semakin tinggi menimbulkan efek yang buruk kepada kesamarataan pembagian

pendapatan. Maka semakin besar pengangguran, semakin banyak golongan

tenaga kerja yang tidak mempunyai pendapatan. Seterusnya pengangguran

yang terlalu besar cenderung untuk menurunkan upah golongan berpendpatan

rendah. Sebaliknya, pada kesempatan kerja yang tinggi tuntuan kenaikan upah

akan semakin mudah diperoleh. Dari kecenderungan ini dapat disimpulakn

bahwa usaha menaikkan kesempatan kerja dapat juga digunakan sebagai alat

untuk memperbaiki pembagian pendapatan dalam masyarakat.


2. Tujuan bersifat sosial dan politik : tujuan untuk mengatasi masalah sosial dan

politik tidak kalah pentingnya dengan tujuan yang bersifat ekonomi. Tanpa

kesetabilan sosial dan politik, usaha – usaha untuk mengatasi masalah ekonomi

tidak akan dapat dicapai dengan mudah. Beberapa tujuan kebijakan pemerintah

dalam bidang sosial dan politik:

 Meningkatkan kemakmuran dan kestabilan keluarga, ditinjau

dari segi mikro, tujuan ini merupakan hal yang sangat penting. Apabila

kebanyakan anggota dalam suatu rumah tangga tidak bekerja, berbagai masalah

akan timbul. Pertama keluarga tersebut mempunyai kemampuan terbatas untuk

melakukan pembelajaran. Maka secara langsung pengangguran mengurangi

taraf kemakmuran keluarga. Kedua pengangguran mengurangi kemampuan

keluarga dalam membiayai pendidikan anak-anaknya. Sehingga perlunya ada

perluasan kesempatan kerja. Efek psikologi ke atas rumah tangga seperti

merasa rendah diri, kehilangan kepercayaan diri dan perselisihan dalam

keluarga, merupakan maslah lain yang ditimbulkan oleh pengangguran.

 Menghindari masalah kejahatan, di satu pihak pengangguran

menyebabkan para pekerja kehilangan pendapatan. Akan tetapi di lain pihak,

ketiadaan pekerjaan tidak akan mengurangi kebutuhan untuk berbelanja guna

memenuhi kebutuhan hidupnya. Apabila tidak adanya hubungan maupun

penghasilan lain pengangguran semakin meningkatkan tindak kejahatan,

dimana motif kejahatan sebagian besar adalah faktor ekonomi, dengan

demikian usaha mengatasi pengangguran berarti juga mengurangi tingkat

tindakan kejahatan.
 Mewujudkan kestabilan politik, kestabilan ekonomi dan

pertumbuhan ekonomi yang di perlukan untuk menaikan tingkat kemakmuran

masyarakat memerlukan kestabilan politik. Tanpa kestabilan politik tidak

mungkin suatu negara dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat dan

terus meneris. Pengangguran merupakan slah stu sumber atau penyebab dari

ketidak stabilan politik karena pengangguran membuat masyarakat tidak

merasa puas dengan pihak pemerintah. Mereka merasa pemerintah tidak

melakukan tindakan yang cukup untuk masyarakan. Dalam perekonomian yang

tingkat penganggurannya tinggi masyarakat seringkali melakukan demonstrasi

dan mengemukakan kritik kepada pemimpin-pemimpin pemerintah. Hal-hal

seperti ini akan menimbulkan halangan untuk melakukan investasi dan

mengembangkan kegiatan ekonomi. Akibatnya perkembangan ekonomi yang

lambat semakin berkepanjangan dan keadaan pengangguran semakin

memburuk. Pemerintah harus cepat melakukan tindakan untuk mengatasi

masalah tersebut.

Dua kebijakan pemerintah yaitu :

1. Kebijakan Fiskal

Kebijakan pemerintah untuk mengatur pengeluaran pemerintah serta mengatur

besarnya tarif pajak.

2. Kebijakan Moneter

Kebijakan pemerintah untuk mengatur tingkat suku bunga.

Solusi Mengatasi Pengangguran

1.   Cara mengatasi pengangguran friksional dan pengangguran voluntary

 Proyek padat karya untuk menambah kesempatan kerja dengan

mendirikan industri baru, pembangunan jalan raya, jembatan, dll.


  Menarik investor baru dengan cara deregulasi dan debirokratisasi.

  Pengembangan transmigrasi untuk menambah lapangan kerja baru di

bidang agraris dan sektor lain.

2. Cara mengatasi pengangguran konjungtural

 Meningkatkan daya beli mesyarakat sehingga pasar menjadi ramai dan

akan meningkatkan jumlah permintaan. Dengan demikian, perusahaan

harus meningkatkan produksi dengan menambah tenaga kerjanya.

  Mengatur bunga bank agar tidak terlalu tinggi sehingga para investor

lebih suka menginvestasikan uangnya dalam bidang usaha untuk

mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

3. Cara mengatasi pengangguran struktural

 Menyediakan lapangan kerja untuk menampung kelebihan tenaga kerja

di sektor ekonomi lain pada suatu daerah yang mengalami perubahan

sektor ekonomi.

   Pelatihan tenaga kerja untuk mengisi yang masih membutuhkan.

   Menarik investor, khususnya merangsang berdirinya industri baru.

4. Cara mengatasi pengangguran musiman

 Pelatihan keterampilan lain, selain bidang yang sudah digeluti. Hal

tersebut dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan lain pada saat

musim – musim tertentu (biasanya saat petani menunggu panen).

 Menginformasikan lowongan pekerjaan yang ada di sektor lain kepada

masyarakat.

5. Cara mengatasi pengangguran deflasionar


 Pelatihan tenaga kerja, terutama diarahkan untuk tenaga kerja yang akan

dikirim ke luar negeri, supaya mereka tidak hanya menjadi tenaga kasar,

tetapi minimal menjadi tenaga terampil atau bahkan tenaga ahli.

  Seperti cara yang dilakukan untuk mengatasi pengangguran lain,

menarik investor baru sangat perlu dilakukan.

6. Cara mengatasi pengangguran teknologi

 Mempersiapkan masyarakat untuk dapat mengikuti perkembangan

teknologi dengan cara memasukkan materi kurikulum pelatihan

teknologi pada sekolah-sekolah.

  Pengenalan teknologi yang ada sejak usia dini.

 Pelatihan tenaga pendidik untuk menguasai teknologi baru yang harus

disampaikan pada anak. 


BAB III

PENTUP

.1 Kesimpulan

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama

sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau

seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran

terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil

dari jumlah pencari kerja.Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja.

Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Setiap

penganggur diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak bagi kemanusiaan artinya

produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dengan partisipasi semua

masyarakat Indonesia. Lebih tegas lagi jadikan penanggulangan pengangguran menjadi

komitmen nasional.

Ketidakmerataan pendapatan karyawan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas

politik juga sangat berpengaruh terhadap ketenagakerjaan di Indonesia. Semua

permasalahan hal diatas tampaknya sudah dipahami oleh pembuat kebijakan ( Decision

Maker ). Namun hal yang tampaknya kurang dipahami adalah bahwa masalah

ketenagakerjaan atau pengangguran bersifat multidimensi, sehingga juga memerlukan cara

pemecahan yang multidimensi pula.


.2 Saran

Untuk mengurangi tingkat pengangguran, maka harus ada peran pemerintah.

Pemerintah harus bisa mengeluarkan kebijakan yang bisa terciptanya lapangan pekerjaan,

serta menjalankan kebijakan yang konsisten tersebut dengan sungguh - sungguh sampai

terlihat hasil yang maksimal. Pemerintah memberikan penyuluhan, pembinaan dan

pelatihan kerja kepada masyarakat untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri

sesuai dengan kemampuan dan minatnya masing-masing untuk mengembangkan

kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktifitas dan kesejahteraan. Selain

dari pemerintah, masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam upaya pengurangan

jumlah pengangguran yang terjadi di Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org

http://zenaoke.wordpress.com/2012/04/17/makalah-pengangguran/

www.anneahira.com/pengertian-pengangguran.html

Http://agungbudiblog.blogspot.com/arti-definisi-dan-pengertian.html

Http: //ekonomi-indonesia-bisnis.infogue.com

www.serbaseru.com/pengangguran-pengertian-jenis-macam.html

http://blogskangsilham.blogspot.com/2016/04/tugas-mandiri-teori-ekonomi-makro.html

http://dianapitasari97.blogspot.co.id/2014/11/makalah-ekonomi-makro-pengangguran.html

https://ayutyasgotocampus.wordpress.com/2015/07/16/trade-off-jangka-pendek-inflasi-

pengangguran/

http://pemuda-bali.blogspot.co.id/2015/01/kurva-philips-yaitu-menggambarkan.html

http://esteleeeloraakbariainlampung.blogspot.co.id/2014/10/makro-pengangguran-inflasi-

dan.html

https://rerenie.wordpress.com/2013/05/17/pengangguran-inflasi-dan-kebijakan-pemerintah/

Anda mungkin juga menyukai