Anda di halaman 1dari 8

KLASIFIKASI REKENING

MARIA TRI KURNIA HANDAYANI


AKUNTANSI 17 A
17412032

UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA


Tahun Pelajaran 2017/2018
KLASIFIKASI REKENING

Tujuan akhir akuntansi keuangan adalah untuk menyajikan laporan keuangan, sebagai
laporan pertangungjawaban pemimpin (manajer) dan juga sebagai bahan pertimbangan untuk
pengambilan keputusan bagi pihak ekstern perusahaan.
Laporan keuangan yang utama adalah neraca dan laporan rugi-laba, sehingga secara garis
besar rekening-rekening yang ada diklasifikasikan dalam dua kelompok besar, yaitu:
A. Rekening Riil/Neraca
Adalah rekening yang merupakan unsur neraca.
Rekening Riil dibagi dalam 3 kelompok, yaitu Harta, Hutang dan Modal.
1. Harta/Aktiva (Assets)
Adalah semau hak yang dapat digunakan dalam operasi perusahaan. Harta dapat
diklasifikasikan dalam beberapa sub kelompok, diantaranya :
a. Harta lancar (Current Assets)
Yaitu harta yang berupa uang tunai dan harta lain yang mudah dijadikan uang atau dapat
digunakan dalama jangka pendek, antara lain
· K a s (Cash)
Yaitu uang tunai yang disimpan dibragkas tai dikantor maupun simpanan di bank yang
berbentuk giro atau simpanan lain yang dapat diambil setiap saat.
· Deposito Bank
Yaitu simpanan pada bank yang berbentuk deposito yang dapat diambil pada waktu-waktu
tertentu.
· Surat berharga/Efek (Marketable Securities)
Yaitu saham dan obligasi perusahaan lain yang segera dapat diuangkan/dijual di bank/ di
bursa efek.
Tujuan pemilikan adalah untuk memanfaatkan kelebihan uang kas (idle money).
· Piutang Dagang (Account Receivable)
Yaitu hak untuk menagih kepada pihak lain, karena sebelumnya memberikan pinkaman atau
menjual barang secara kredit kepada pihak lain.
· Piutang Wesel/Wesel Tagih (Notes Receivable)
Yaitu surat perintah yang ditujukan kepada seseorang untuk membayar sejumlah uang
tertentu pada tanggal yang telah ditentukan pada orang yang namanya ditulis dalam surat
tersebut atau yang membawa surat tersebut.
· Persediaan Barang Dagang (Merchandise Inventory)
Yaitu persediaan barang dagangan yang siap untuk dijual.
· Perlengkapan kantor/Bahan Habis Dipakai (Office Supplies)
Yaitu perlengkapan yang digunakan untuk lancarnya administrasi perkantoran.
Contoh: Kertas HVS, Pita mesin ketik, isi stapler dll.
· Perlengkapan Toko (Store Supplies)
Yaitu perlengkapan yang digunakan untuk kelancaran kegiatan toko.
Contoh: kantong plastik, kertas bungkus, isolasi, isis stapler dll.
· Beban Dibayar Dimuka/Persekot Biaya (Prepaid Expense)
Yaitu biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan, tetapi belum menjadi kewajiban /
dikonsumir.
Contoh : Asuransi dibayar dimuka (Prepid Insurance)
· Sewa dibayar dimuka (Prepaid rent)
· Gaji dibayar Dimuka (Prepaid Salaries)
· Bunga Dibayar dimuka (Prepaid Interest)
· Pendapatan yang masih harus Diterima/ Piutang Pendapatan (Accurals Receivable)
Yaitu pendapatan yang sudah diperhitungkan/ sudah menjadi hak , tetapi belum diterima
pembayarannya.
Contoh : Bunga yang akan diterima/Piutang bunga
(Interest Receivable)
· Piutang sewa (Rent Receivable)
b. Investasi Jangka Panjang
Adalah penyertaan/penanaman modal pada perusahaan lain dalam jangka panjang, yang
tujuannya disamping untuk memperoleh tambahan pendapatan, juga dapat
mengontrol/mengendalikan perusahaan lain tersebut.
Yang termasuk Investasi jangka panjang, antara lain :
· Investasi dalam saham dan obligasi
· Dana yang dicadangkan untuk pelunasan hutang jangka panjang, yaitu untuk pelunasan
perusahaan.

c. Harta Tetap/Tidak lancar (Fixed Assets/Non Profit)


Yaitu kekayaan perusahaan yag pemakaiannya dalam waktu lama (lebih dari satu periode
akuntansi). Harta tersebut tidak dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, serta
mempunyai nilai material (relatif besar).
Yang termasuk Harta Tidak Lancar antara lain : Tanah, Gedung/Bangunan, Mesin-Mesin,
Kendaraan, Peralatan Toko, Peralatan Kantor.
d. Harta Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets)
Yaitu hak istimewa yang dimiliki oleh perusahaan dan mempunyai nilai tetapi tidak
mempunyai bentuk fisik.
Yang termasuk Harta Tidak berwujud, antara lain :
· Goodwill, yaitu nilai lebih yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang timbul karena
adanya keistimewaan-keistimewaan tertentu, seperti letak yang sangat strategis dan nama
yang sudah sangat dikenal.
· Hak Paten, yaitu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada perseorangan atau badan
usaha untuk menggunakan penemuan baru.
· Hak Cipta, yaitu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada perseorangan atau badan
usaha untuk memperbanyak/menjual barang-barang hasil karya seni/ tulisan.
· Merek Dagang, yaitu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada perseorangan atau
badan usaha untuk menggunakan nama, cap atau lambang bagi usahanya.
· Hak Sewa (Leasing), yaitu hak untuk menggunakan aktiva tetap dari pihak lain dalam
jangka waktu panjang.
· Franchise, yaitu hak istimewa yang diperoleh perusahaan/perseorangan dari pihak lain
untuk mengkomersilkan produk, teknik atau ormula.
e. Harta lain-lain (Other Assets)
Adalah harta yang tidak dapat digolongkan dalam empat jenis aktiva diatas, misalnya : biaya
pendirian dan emisi saham.
2. Hutang/Kewajiban (Liabilities / Pasiva)
Hutang adalah merupakan kewajiban membayar kepada pihak lain yang disebabkan oleh
tindakan/transaksi sebelumnya.
Berdasarkan jangka waktu pelunasannya, hutang diklasifikasikan dalam tiga kelompok,
yaitu : Hutang Lancar, Hutang Jangka Panjang dan Hutang Lain-Lain.
a. Hutang Lancar/Jangka Pendek (Current Liabilities)
Adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun atau
satu siklus normal operasi perusahaan, antara lain :
· Hutang Usaha (Account Payable)
Yaitu kewajiban yang harus dilunasi karena pembelian barang/jasa secara kredit.
· Hutang Wesel/Wesel Bayar (Notes Payable)
Yaitu janji tertulis untuk membayar pihak lain dalam jumlah tertentu dan pada tanggal yang
telah ditetapkan.
· Hutang Biaya
Yaitu kewajiban membayar karena perusahaan tidak menerima manfaatnya, seperti :
± Hutang Bunga (Interest Payable)
± Hutang Gaji (Salaries Payable)
± Hutang Sewa (Rent Payable)
· Pendapatan Diterima Dimuka
Yaitu pendapatan yang belum merupakan hak, tetapi sudah diterima pembayarannya, antara
lain :
± Sewa Diterima Dimuka
± Bunga Diterima Dimuka
b. Hutang jangka Panjang (Non Current Liabilities)
Adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun tau siklus normal
operasi perusahaan.
Yang termasuk Hutang Jangka Panjang antara lain:
· Hutang Hipotik (Mortgage Payable)
Yaitu pinjaman jangka panjang dengan jaminan Harta Tetap.
· Hutang Obligasi (Bonds Payable)
Yaitu pinjaman jangka panjang yang timbul karena perusahaan menjual/mengeluarkan
surat/surat obligasi.
Obligasi adalah surat bukti yang menyatakan bahwa pemegang obligasi meminjamkan
sejumlah uang kepada perusahaan yang mengeluartkan obligasi tersebut.
Pemegang obligasi akan mendapat bunga tetap secara berkala yang disebut Kupon.
· Kredit Investasi
Yaitu pinjaman jangka panjang yang diterima dari bank atau lembaga keuangan lain, yang
digunakan untuk pelunasan perusahaan
c. Kewajiban/Hutang lain-lain
Adalah meliputi semua hutang yang tidak sesuai untuk diklasifiaksikan sebagai hutang lancar
maupun hutang jangka panjang. Misalnya uang jaminan yang diterima dari langganan.
3. Modal (Capital)
Adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan yang merupakan kekayaan bersih (jumlah Harta
dikurangi Hutamg)
Modal terdiri dari setoran pemilik dan sisa laba yang belum dibagi. Pemberian nama Modal
tergantung jenis perusahaannya.
Contoh
Bentuk Perusahaan Nama Modal
- Perseorangan - Modal pemilik
- Persekutuan - Modal sekutu
- Perseroan terbatas - Modal saham
- Koperasi - Modal anggota

B. Rekening Nominal (Rugi – Laba)


Adalah rekening yang merupakan unsur laporan Rugi – Laba
Rekening Nominal dapat diklasifiaksikan dalam dua kelompok, yaitu pendapatan dan biaya/
beban.
1. Pendapatan
Adalah penambahan jumlah Aktiva/ Harta sebagai hasil operasi perusahaan. Pendapatan
diperoleh karena adanya penyerahan/ penjualan barang/ jasa atau aktivitas lainnya dalam satu
periode.
a. Pendapatan Operasional
Yaitu pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam rangka kegiatan utama, misalnya :
Pendapatan jasa angkutan, pendapatan service dan penjualan (bagi perusahaan dagang)
b. Pendapatan Non-Operasional
Yaitu pendapatan yang diperoleh diluar usaha pokok, yang sifatnya insidentil, misalnya :
pendapatan bunga dan pendapatan komisi.
2. Biaya/ Beban
Adalah pengorbanan yang terjadi dalam rangka memperoleh pendapatan.
Beban dibedakan menjadi
a. Beban Operasional
Yaitu beban yang terjadi dalam rangka memperoleh pendapatan. Beban di bedakan menjadi :
· Beban perlengkapan (Supplies Expense)
· Beban gaji (Salaries Expense)
· Beban Sewa (Rent Expense)
· Beban Iklan (Advertising Expense)
· Beban Asuransi (Insurance Expense)
b. Beban Non Operasional
Yaitu beban yang terjadi bukan karena kegiatan utama perusahaan atau tidak berkaitan
langsug dengan kegiata utama perusahaan,misalnya :
· Beban bunga (Interest Expense)
· Kerugian Piutang tak Tertagih (Bad Dept Expense).
C. Kode Perkiraan/ Rekening
Untuk mempermudah pengelompokkan rekening dalam buku besar, maka perlu dibuat
pedoman akuntansi yang memuat daftar rekening, nomor kode serta penjelasannya.
Banyak sedikitnya angka / nomor / digit tergantung dari besar kecilnya perusahaan.
Dalam pemberian kode rekening, yag penting adalah : mudah diingat, mudah pengunaannya
dan mudah mengadakan perluasan rekening tanpa mengubah kode rekening yang sudah ada.
Pemberian kode rekening dapat dilakukan dengan beberapa cara/ sistem, antara lain :
1. Sistem Numerical
Adalah cara pemberian kode rekening dengan menggunakan nomor (angka). Pemberian
nomor sebaiknya urut agar mudah diingat dan mudah dimengerti hubungan yang satu dengan
yang lain.
Sistem Numerical terbagi atas :
a. Kode Kelompok
Yaitu cara pemberian kode rekening dengan memberikan angka tertentu pada kelompok,
golongan dan jenis rekening.
Jka rekening diberi kode dua angka, maka angka pertama menunjukan kelompok dan angka
ketiga menunjukkan jenis rekening.
Jika rekening diberi kode dengan tiga angka, maka angka pertama menunjukkan kelompok,
angka kedua menunjukan jenis rekening.
Contoh
Kas 1 1 1
Piutang Wesel 1 1 2
Piutang Usaha 1 1 3

Kelompok Harta
Golongan harta lancer
Jenis Rekening
Hutang Wesel 2 1 1
Hutang Usaha 2 1 2
Hutang Bunga 2 1 3

Kelompok Hutang
Golongan Hutang Jangka Pendek
Jenis Rekening
Beban Gaji 5 1 1
Beban Sewa 5 1 2

Kelompok Beban
Golongan Beban Usaha Pokok
Jenis Rekening
Pendapatan Bunga 4 2 1
Pendapatan Komisi 4 2 2

Kelompok Pendapatan
Golongan Pendapatan di luar Usaha
Jenis Rekening
Masing-masing kelompok dapat dibagi dalam beberapa golongan, misalnya kelompok harta
dibagi menjadi harta lancar, investasi jangka panjang dan harta tetap.
b. Kode Blok
Yaitu cara pemberian kode rekening dengan menyediakan satu blok angka untuk setiap
kelompok rekening.
Kelompok Nomor Kode
Harta 100 – 199
Hutang 200 – 299
Modal Pendapatan 300 – 399
Pendapatan 400 – 499
Biaya 500 – 599
2. Sistem Decimal
Adalah pemberian kode rekening dengan menggunakan angka 10 unit dari 0 sampai 9.
Masing-masing angka/ digit meninjukkan kelompok, golongan dan tiap golongan dibagi
menjadi 10 jenis rekening.
Contoh :
Rubrik
1 = Harta
1.0 = Harta Lancar
1.0.1 = Kas
1.0.2 = Piutang Dagang
1.2 = Harta Tetap
1.2.1 = Tanah
1.2.2 = Kendaraan
5 = Biaya/ Beban
5.0 = Biaya penjulan
5.0.1 = Biaya gaji salesman
5.0.2 = Biaya Iklan
5.1 = Biaya administrasi dan umum
5.1.1 = Biaya Perlengkapan Kantor
5.1.2 = Biaya gaji pegawai kantor
3. Sistem Moemonic
Adalah pemberian nomor rekening dengan menggunakan simbol kelompok dan singkatan
huruf awal dari rekening yang bersangkutan.
Contoh :
Nama Rekening Kode
Aktiva Lancar AL.
Kas ALK.
Piutang Dagang ALPD.
Surat Berharga ALSB.
Hutang Lancar UL.
Hutang Wesel Ul.UW.
Hutang Dagang Ul.UD.
Pendapatan P.
Pendapatan Jasa P.J.
Pendapatan Komisi P.K.
Penjualan P.Pjl

4. Sistem Kombinasi Huruf dan Angka


Adalah pemberian kode rekening dengan menggunakan kombinasi huruf dan angka. Huruf
menunjukkan kelompok rekening dan angka menunjukkan golongan dan jenis rekening.
Contoh :
Kas A 0 1
Piutang Usaha A 0 1

Kelompok Harta
Golongan Harta Lancar
Jenis Rekening
Hutang Wesel B 0 1
Hutang Usaha` B 0 2

Kelompok Hutang
Golongan Hutang Jangka Pendek
Jenis Rekening
Catatan:
Contoh-contoh dalam pemberian kode rekening tersebut bukan merupakan contoh yang baku,
setiap perusahaan dapat membuat kode menurut selera masing-masing, yang penting harus
dijaga konsistensinya (jangan selalu mengadakan perubahan).

Anda mungkin juga menyukai