Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

“ ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) ”

OLEH

KELOMPOK 2 :

ANDI MUH. NUR JIHAD K. (B1C114162)

NIRMALA PERMATASARI (B1C117189)

NUR ANNISA (B1C117191)

SARLI (B1C117201)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan
judul “ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) ”

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
member saran dan kritik sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah “ACTIVITY BASED


MANAGEMENT (ABM) ” ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Kendari, 12 Mei 2019

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................
1.3 Tujuan ...........................................................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................................

2.1 Definisi Activity Based Management (ABM) ...............................................................


2.2 Tujuan dan Manfaat Activity–Based Management......................................................
2.3 Dimensi Activity Based Management.................................................................................
2.4 Penerapan Activity Based Manajemen ..........................................................................
2.5 Faktor-faktor yang Mendukung Keberhasilan Penerapan ABM Dalam Suatu
Organisasi............................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN ..........................................................................................................

3.1 Penerapan Activity Based Management dalam rangka meningkatkan efisiensi pada
Hotel Sahid Kawanua...........................................................................................

BAB IV PENUTUP .....................................................................................................................


4.1 Kesimpulan ....................................................................................................................
4.2 Saran ..............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permintaan akan informasi akuntansi manajemen yang lebih akurat dan relevan telah
mengarah pada perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas. Manajemen berdasarkan
aktivitas adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan
perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk
pelanggan (customer value) dan laba sebagai hasilnya. Manajemen berdasarkan aktivitas
menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas/Activity Based Costing (ABC) dan analisis
nilai proses. Biaya berdasarkan aktivitas meningkatkan keakuratan mengalokasikan biaya
dengan pertama-tama menelusuri biaya berbagai aktivitas, dan kemudian sampai pada produk
atau pelanggan yang menggunakan berbagai aktivitas tersebut.
Analisis nilai proses di lain pihak, menekankan pada analisis aktivitas, yaitu mencoba
untuk menetapkan mengapa melakukan aktivitas yang diperlukan secara lebih efisien, dan
untuk menghapus aktivitas yang tidak memberikan nilai bagi pelanggan. Manajemen
berdasarkan aktivitas memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan
mengelola aktivitas. Nilai bagi pelanggan adalah fokus utama karena perusahaan dapat
menciptakan keunggulan kompetitif dengan menciptakan nilai bagi pelanggan yang lebih
baik dengan biaya yang sama atau lebih rendah dari pesaing atau menciptakan nilai yang
sama dengan biaya lebih rendah dari pesaing.
Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara apa yang pelanggan terima (realisasi untuk
pelanggan) dengan apa yang pelanggan serahkan (hal yang dikorbankan pelanggan). Apa
yang diterima, disebut sebagai produk total (total product). Produk total seluruh manfaat baik
wujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible) yang pelanggan terima dari produk
yang dibeli. Pengorbanan pelanggan meliputi biaya meliputi biaya pembelian produk, waktu
dan usaha yang dikeluarkan untuk mendapatkan dan mempelajari cara menggunakan produk,
dan biaya-biaya paska pembelian, yang didefinisikan sebagai biaya penggunaan,
pemeliharaan, dan menjual kembali produk tersebut. Meningkatkan nilai bagi pelanggan
berarti meningkatkan realisasi untuk pelanggan, menurunkan pengorbanan pelanggan, atau
keduanya.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan Activity Based Management dalam rangka meningkatkan


efisiensi pada Hotel Sahid Kawanua Manado ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Penerapan Activity Based Management dalam rangka


meningkatkan efisiensi pada Hotel Sahid Kawanua Manado
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Activity Based Management (ABM)

Activity–Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan


terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuan
meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba sebagai hasilnya (Hansen dan Mowen, 2006;
11).

Menurut Mulyadi (2007; 731), Activity-Based Management (ABM) adalah pendekatan


manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan untuk melakukan
improvement berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi customer, dan laba yang
dihasilkan dari penyedia value tersebut.

Sedangkan menurut Blocher (2007; 239), Activity–Based Management (ABM) analisis


aktivitas yang digunakan untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan dan
meningkatkan keuntungan perusahaan.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, ABM mempunyai dua frasa penting, yaitu: (1)
manajemen berbasis aktivitas berfokus pada pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan nilai
yang diterima oleh konsumen, dan (2) pemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk
menghasilkan laba dari penyedia nilai tersebut.

2.2 Tujuan dan Manfaat Activity–Based Management


ABM merupakan pusat dari sistem manajemen biaya, dan oleh karena itu untuk
mengelola organisasi atau perusahaan dengan baik, harus menekankan pada ABM. ABM
bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang diterima oleh para konsumen, dan
oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai laba dengan dengan menyediakan nilai
tambah bagi konsumennya.

Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan ABM adalah manajemen dapat


menentukan wilayah untuk melakukan perbaikan operasi, mengurangi biaya, atau
meninggkatkan nilai bagi pelanggan. Dengan mengidentifikasi sumber daya yang dipakai
konsumen, produk, dan aktivitas, ABM memperbaiki fokus manajemen atas faktor-faktor
kunci perusahaan dan meningkatkan keunggulan kompetitif (Blocher,2007; 239)

Manfaat ABM menurut Supriyono (1999; 356) adalah:


a. Mengukur kinerja keuangan dan pengoperasian (nonkeuangan) organisasi dan
aktivitas-aktivitasnya.
b. Menentukan biaya-biaya dan profitabilitas yang benar untuk setiap tipe produk dan
jasa.
c. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dan mengendalikannya.
d. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah.
e. Mengefisienkan aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas
tidak bernilai tambah.
f. Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian didasarkan
pada isu-isu bisnis yang keluar dan tidak semata berdasar informasi keuangan.
g. Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah (value-added chain) untuk memenuhi
kebutuhan dan kepuasan konsumen.

2.3 Dimensi Activity Based Management

Activity Based Management menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas atau


Activity Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Jadi, Activity Based Management
memiliki dua dimensi, yaitu dimensi biaya dan dimensi proses (Hansen dan Mowen, 2006;
487).
a. Dimensi Biaya

Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi biaya mengenai
sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya ini bertujuan untuk memperbaiki
keakuratan pembebanan biaya. Yaitu sumber biaya ditelusuri pada aktivitas dan kemudian
biaya dibebankan pada produk dan pelanggan.

Dimensi biaya atau dimensi Activity-Based Costing (ABC), didasarkan pada ABC
generasi kedua yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari ABC generasi pertama. ABC
generasi pertama adalah sistem penentuan biaya produk yang terdiri atas dua tahap yaitu: (1)
melacak biaya pada berbagai aktivitas, dan (2) membebankan biaya pada produk.

ABC semula diakui sebagai metode untuk menyempurnakan ketelitian biaya produk,
namun ABC generasi kedua merupakan sistem pengukuran kinerja yang bersifat
komprehensif yang digunakan sebagai sumber informasi utama Activity-Based Management
(ABM). ABC generasi kedua adalah metodologi untuk mengukur dan menyediakan informasi
mengenai biaya sumber-sumber, aktivitas-aktivitas, dan pembebanan biaya pada objek-objek
biaya. Asumsi yang mendasari adalah: (1) objek-objek biaya menciptakan perlunya aktivitas-
aktivitas, dan (2) aktivitas-aktivitas menciptakan perlunya sumber-sumber. ABC juga
merupakan sistem yang bermanfaat untuk mengorganisasi dan mengkomunikasikan informasi

b. Dimensi Proses
Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM yang memberikan
informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa dikerjakan dan seberapa baik
dikerjakannya. Tujuan dimensi proses adalah pengurangan biaya. Dimensi inilah yang
memberikan kemampuan untuk mengukur perbaikan berkelanjutan.

Dimensi proses adalah dimensi model ABM yang berisi informasi kinerja mengenai
pekerjaan yang dilaksanakan dalam organisasi sehingga mencakup : (a) analisis penyebab
biaya, (b) analisis aktivitas-aktivitas, dan (c) evaluasi kinerja dengan menggunakan informasi
dari ABC. Dimensi proses menyediakan informasi mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam
suatu aktivitas dan hubungan antara pekerjaan tersebut dengan aktivitas lainnya. Proses
adalah serangkaian aktivitas yang terkait untuk melaksanakan tujuan tertentu.
2.4 Penerapan Activity Based Manajemen
Activity based Management lebih komprehensive dibandingakn ABC. ABM dapat
dipandang sebagai suatu sistem yang memliki 2 tujuan utama, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan menyajikan informasi biaya yang
lebih akurat.
b. Melakukan pengurangan biaya dengan mendorong dilakukannya program-program
pengurangan biaya.
Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan aktivitas
dan biaya tak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah operasi yang tidak
perlu dan tidak penting, perlu tapi tidak efisien dan tidak dapat dikembangkan. Biaya yang
tidak bernilai tambah adalah hasil dari beberapa aktivitas, biaya dari beberapa aktivitas yang
bisa dihilangkan tanpa mengurangi kualitas produk, daya guna, dan nilai yang dirasakan.
Berikut adalah lima langkah yang menyediakan strategi untuk menghilangkan biaya tak
bernilai tambah pada perusahaan manufaktur dan jasa, yaitu:
a. Mengidentifikasi aktivitas, langkah pertama adalah analisis aktivitas, yang
mengidentifikasi semua aktivitas penting organisasi.
b. Mengidentifikasi aktivitas tak bernilai tambah, tiga kriteria untuk menentukan aktivitas
yang bernilai tambah adalah:
1) Apakah aktivitas tersebut perlu ?
2) Apakah aktivitas tersebut efisien ?
3) Apakah aktivitas tersebut kadang bernilai tambah, kadang tidak ?
c. Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya, dalam mengidentifikasi
aktivitas yang tidak bernilai tambah, sangat penting untuk memahami jalan dimana
aktivitas terhubung bersama.
d. Menetapkan ukuran kinerja, dengan pengukuran kenerja secara terus-menerus dan
membandingkan kinerja dengan tolak ukur, perhatian manajemen mungkin terarah pada
aktivitas yang tidak perlu dan tidak efisien.
e. Melaporkan biaya yang tidak bernilai tambah, biaya tak bernilai tambah harus disoroti
pada laporan pusat biaya. Dengan mengedintifikasi akktivitas tak bernilai tambah, dan
melaporkan biayanya, manajemen dapat bekerja keras untuk mengembangkan proses
dan menghilangkan biaya tak bernilai tambah.
2.5 Faktor-faktor yang Mendukung Keberhasilan Penerapan ABM Dalam Suatu
Organisasi
Usaha perbaikan secara terus-menerus dengan cara penerapan system manajemen biaya
yang baru ke dalam suatu organisasi tidak secara otomatis bisa diterima oleh organisasi
tersebut. Karyawan dari organisasi tersebut umumnya cenderung untuk menolak perubahan
yang terjadi, karena perubahan dapat merupakan ancaman untuk berbagai alasan. Faktor-
faktor yang mendukung keberhasilan penerapan activity based management dalam suatu
organisasi adalah sebagai berikut:
a. Budaya Organisasi
Budaya organisasi mencerminkan kerangka berpikir dari karyawan termasuk perilaku,
nilai, keyakinan yang dianut oleh karyawan. Budaya organisasi menunjukkan keterlibatan,
kerja sama serta partisipasi yang tinggi dari seluruh karyawan. Budaya organisasi sangatlah
mendukung keberhasilan dari penerapan ABM di suatu organisasi.
b. Top management support and commitment
Penerapan suatu system manajemen biaya yang baru seperti ABM dan ABC
membutuhkan waktu dan sumber daya, oleh karena itu dukungan dan peran serta top manajer
sangatlah diperlukan untuk keberhasilan penerapannya.
c. Change process
Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang sudah dirancang untuk
menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan dari proses yang sudah ada sangat mendukung
keberhasilan penerapannya. Elemen-elemen dari proses diantaranya adalah daftar dari
aktivitas, sekumpulan tujuan, dan tindakan lanjutan.
d. Continuing education
Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan serta
meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan kerja yang cepat sangatlah penting.
Keberhasilan penerapan dari program manajemen biaya yang baru membutuhkan keahlian,
peran serta dan kerja sama dari karyawan suatu organisasi.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penerapan Activity Based Management dalam rangka meningkatkan efisiensi pada
Hotel Sahid Kawanua Manado.

3.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

Hotel Sahid Kawanua terletak di pusat kotamadya Manado, yang menempati ex lokasi
hotel Wihelmina pada zaman pendudukan Belanda. Didirikan pada tanggal 1 Desember 1972
yang peletakkan batu pertamanya dilaksanakan oleh Bapak Sri Sultan Hamengku Buono IX
yang pada waktu itu menjabat sebagai Menko Ekuin. Hotel Sahid Kawanua didirikan dengan
maksud disamping sebagai Badan Usaha yang bertujuan profit oriented juga merupakan
partisipasi pihak swasta dalam Pembangunan Nasional khususnya pembangunan dan
pengembangan pariwisata di daerah tingkat 1 Propinsi Sulawesi Utara.

Sarana dan prasarana yang terdapat dalam Hotel Sahid Kawanua Manado, antara lain
sebagai berikut:
a. 88 Rooms (Superior,Deluxe,Junior Suite,Kawanua Suite,Sahid Suite)
b. Bunaken Swimming pool
c. Meeting Rooms
d. 24 Hours Room Service
e. Laundry Service
f. Internet-Wifi
g. Live Entertaiment
h. Nusa Utara Lounge
i. Money Changer
j. Barber & Beauty Salon
k. Room Facilities (AC, Multi Channel TV, Hot and Cold Water, IDD
Telephone, Mini bar)

3.1.2 Penyajian Data Biaya Divisi Room

Biaya-biaya divisi room hotel ini timbul dari semua biaya yang berkaitan dengan aktivitas
pemberian jasa penginapan yaitu dari departemen front office yang terdiri dari unit aktivitas
administrasi, concierge serta departemen housekeeping yang terdiri dari unit aktivitas
housekeeping & laundry.Data biaya divisi room ini diperoleh dari Chief Accounting &
Finance selama tahun 2013.
Tabel Biaya Aktivitas Divisi Room Tahun 2013

3.1.3 Analisis Aktivitas

Setelah perhitungan pembebanan biaya ke produk diketahui maka dilakukan analisis terhadap
aktivitas divisi room Hotel Sahid Kawanua Manado. Hal ini dilakukan untuk menentukan
aktivitas apa saja yang bernilai tambah dan aktivitas apa saja yang tidak memberikan nilai
tambah. Untuk mengklasifikasi aktivitas ini menjadi aktivitas bernilai tambah atau tidak
bernilai tambah, maka sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa aktivitas bernilai tambah
merupakan aktivitas yang secara simultan memenuhi tiga kondisi berikut ini, yaitu:
a. Aktivitas tersebut menghasilkan suatu perubahan
b. Perubahan tersebut tidak dapat dicapai oleh aktivitas sebelumnya.
c. Aktivitas tersebut memungkinkan aktivitas lain untuk dilakukan

Aktivitas Tak Bernilai Tambah (Non Value Added Activity) Informasi yang diperoleh dari
indikator analisis aktivitas tersebut dapat digunakan untuk menentukan aktivitas bernilai
tambah dan tidak bernilai tambah.Value Added Activities (VA) nantinya akan dipertahankan
oleh perusahaan sedangkan Non Value Added Activities (NVA) nantinya dapat digabung
dengan aktivitas lain, direduksi volume aktivitasnya, ataupun dapat dieliminasi. Aktivitas
yang tergolong non value added activities (NVA) adalah:
1. Room Number Block
2. Reservation Confirmation
3. Arrangement Room Occupied
4. Inspeksi kamar.

Jumlah biaya yang telah diklasifikasikan menjadi dua menurut analisis aktivitas yaitu Value
Added Activities (VA) dan Non Value Added Activities (NVA). Untuk selanjutnya, dari
pengelompokkan biaya ini nantinya akan dilakukan penggabungan, pengeleminasian, atau
pereduksian beberapa aktivitas sehingga biaya tidak bernilai tambah yang muncul di divisi
room Hotel Sahid Kawanua Manado ini dapat dikurangi.

Tabel Biaya Value Added (VA) dan Biaya Non Value Added (NVA)

Besarnya pengurangan biaya yang terjadi akibat adanya manajemen aktivitas ini adalah:

a. Melalui eliminasi aktivitas reservation confirmation juga dieliminasi sebesar 100%


dan hal ini berarti biaya yang diserap oleh aktivitas ini juga dapat dikurangi sebesar
Rp.19.079.253
b. Melalui eliminasi aktivitas Room numbering blocking sebesar Rp.18.570.467 c.
Aktivitas arrangement room occupied akan dieliminasi sebesar 100% akibatnya akan
terjadi pengurangan biaya untuk aktivitas ini sebesar Rp. 8.400.341
c. Aktivitas Inspeksi kamar dieliminasi sebesar 100% sehingga biaya untuk melakukan
aktivitas ini dapat berkurang sebesar Rp.6.059.681
Pengeleminasian aktivitas tidak bernilai tambah tersebut, biaya aktivitas yang timbul di
divisi room Hotel Sahid Kawanua Manado ini tentu saja akan berkurang. Total pengurangan
biaya ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Penggunaan Activity Based Management menyebabkan terjadinya pengurangan biaya


pada divisi room yang berasal dari biaya non value added sebesar Rp. 501.127.741 dari total
biaya divisi room sebelumnya Rp.413.595.352 menjadi Rp.301.493.689.

Hasil penerapan Activity Based Management pada Hotel Sahid Kawanua Manado
menyimpulkan bahwa tujuan utama Hotel Sahid Kawanua Manado adalah ingin bertahan dan
memenangkan persaingan dalam industri jasa hotel yang semakin ketat.Untuk mencapai
tujuan tersebut maka manajemen hotel harus menerapkan metode Activity Based
Management.Dengan cara penerapan sistem manajemen biaya yang baru seperti Activity
Based Management ke dalam suatu organisasi dibutuhkan beberapa faktor pendukung untuk
mendukung keberhasilan penerapan Activity Based Management yaitu budaya organisasi,
dukungan dan komitmen manajemen puncak, perubahan proses, dan pelatihan berkelanjutan.
Berdasarkan penjelasan diatas, dengan menerapkan Activity Based Management Hotel Sahid
Kawanua Manado dapat melakukan pengurangan biaya tak bernilai tambah, sehingga hal ini
dapat menciptakan efisiensi tanpa harus mengurangi kualitas pelayanan yang diberikan pihak
hotel pada pelanggan.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Activity–Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan


terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuan
meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba sebagai hasilnya.

ABM bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang diterima oleh para
konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai laba dengan dengan
menyediakan nilai tambah bagi konsumennya.

Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan ABM adalah manajemen dapat


menentukan wilayah untuk melakukan perbaikan operasi, mengurangi biaya, atau
meninggkatkan nilai bagi pelanggan.

4.2 Saran

Berdasarkan pembahasan di atas dan simpulan yang telah di kemukakan sebelumnya, pada
bagian ini penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Penulis berharap dari adanya tugas ini dapat memberikan manfaat yang banyak bagi
para pembaca.
2. Mohon dimaklumi, jika dalam makalah saya ini masih terdapat banyak kekeliruan,
baik bahasa maupun pemahaman. Saya berharap kritik dan saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Hansen D.R dan Maryanne M. Mowen. “Akuntansi Manajemen edisi 4 jilid 1”. Jakarta : Penerbit
Erlangga.

Mulyadi, 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Edisi Ketiga.

Marcellia Helmy Sitorus. 2017. “PENERAPAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT


UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PADA HOTEL SAHID KAWANUA
MANADO.”. Skripsi. Universitas Sam Ratulangi Manado.

Anda mungkin juga menyukai