Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

“Konsep dan Klasifikasi Biaya”

OLEH

KELOMPOK 2 :

ANDI MUH. NUR JIHAD K. (B1C114162)

NIRMALA PERMATASARI (B1C117189)

NUR ANNISA (B1C117191)

SARLI (B1C117201)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul
“KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA”

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan
kritik sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah “KONSEP DAN


KLASIFIKASI BIAYA” ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan
inpirasi terhadap pembaca.

Kendari, 01 Maret 2019

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................

1.1 Latar Belakang .........................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................

2.1 Pembebanan Biaya ...................................................................................


2.2 Biaya Produk dan Jasa ................................................................................
2.3 Laporan Keuangan Eksternal...................................................................
2.4 Sistem Manajemen Akuntansi Berdasarkan Fungsi dan
Aktivitas...................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................

3.1 Alasan Terciptanya Fitur Paylater Dari Traveloka ..................................


3.2 Proses Perolehan dan Pembayaran Dana PayLater Traveloka.........................
3.3 Peran Danamas Terkait Fitur Paylater...........................................................
3.4 Sistem Akuntansi Manajemen Perusahaan Traveloka ....................................

BAB IV PENUTUP.................................................................................................

4.1 Kesimpulan ..............................................................................................


4.2 Saran .........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati terhadap karakteristik
dan transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen laporan lain yang sifatnya hampir sama
dengan biaya namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai komponen biaya. Karakteristik biaya
dapat dipahami dengan mengenali batasan atau pengertian yang berkaitan dengan biaya.
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan biaya dapat dengan
mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar dalam laporan keuangan. Dalam
makalah ini akan membahas tentang cost yang sebagai dasar pencatatan nilai dalam akuntansi
pada tahap pembebanan.

Konsep dasar yang melandasi pembebanan cost adalah konsep upaya dan hasil (efforts and
accomplishment).Atas dasar konsep tersebut cost dapat dipisah menjadi dua yaitu : cost yang
masih menjadi potensi jasa (melekat pada aktiva), dan cost yang potensi jasanya dianggap sudah
habis dalam rangka menghasilkan pendapatan. Pembebanan cost satu periode akuntansi di
dasarkan pada kriteria penentuan habisnya manfaat cost tersebut. Untuk memberikan informasi
yang berguna untuk pembaca maka kami memilih Perusahaan Tanobel Food untuk mengetahui
biaya-biaya yang terjadi diperusahaan tersebut.

Untuk memberikan informasi yang lebih jelas tentang konsep dan klasifikasi biaya maka
dalam makalah ini kami akan

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Klasifikasi Biaya berdasar Fungsi Perusahaan Tanobel Food?
2. Bagaimana Klasifikasi Biaya berdasar Periode Penandingan?
3. Bagaimana Klasifikasi Biaya berdasar Dapat Ditelusurinya ke Objek Biaya?
4. Bagaimana Klasifikasi Biaya berdasar Perubahan Voluma Kegaiatan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui klasifikasi biaya berdasarkan fungsi perusahaan Tanobel Food.
2. Untuk mengetahui klasifikasi biaya berdasarkan periode panandingan.
3. Untuk mengetahui klasifikasi biaya berdasar dapat ditelusurinya ke objek biaya.eriode
panandingan.
4. Untuk mengetahui klasifikasi biaya berdasarkan perubahan volume kegiatan.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep-Konsep Biaya

Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom, dan insinyur.
Akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai “nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan pada saat
akuisisi oleh penyusutan saat ini atau di masa yang akan datang dalam bentuk kas atau aktiva
lain”

Sering kali istilah biaya (cost) digunakan sebagai sinonim dari beban (expense). Tetapi,
beban dapat didefinisikan sebagai aliran keluar terukur dari barang dan jasa, yang kemudian
ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba, atau sebagai penurunan dalam aktiva
bersih sebagai akibat dari penggunaan jasa ekonomis dalam menciptakan pendapatan atau
pengenaan pajak oleh badan pemerintah. Beban diukur dengan nilai penurunan dalam aktiva atau
peningkatan dalam utang yang berkaitan dengan produksi atau penyerahan barang dan jasa.
Beban dalam arti luas termasuk semua biaya yang sudah habis masa berlakunya yang dapat
dikurangkan dari pendapatan..

Untuk membedakan antara biaya dan beban, bayangkan pembelian bahan baku secara
tunai. Karena aktiva bersih tidak terpengaruh, tidak ada beban yang diakui. Sumber daya
perusahaan hanya diubah dari kas menjadi persediaan bahan baku. Bahan baku tersebut dibeli
dengan biaya tertentu, tetapi belum menjadi beban. Ketika perusahaan kemudian menjual bahan
baku tersebut yang sudah diolah menjadi barang jadi, biaya dari bahan baku dibukukan sebagai
beban di laporan laba rugi. Setiap beban adalah biaya, tetapi tidak setiap biaya adalah beban;
contohnya saja, aktiva adalah biaya, tetapi bukan (belum menjadi) beban.

Istilah biaya menjadi lebih spesifik bila deskripsinya dimodifikasi menjadi biaya
langsung, biaya utama (prime cost), biaya konversi, biaya tidak langsung, biaya tetap, biaya
variable, biaya terkendali (controllable cost), biaya produk, biaya periode, biaya bersama (joint
cost), biaya estimasi, biaya standar, biaya tertanam (sunk cost), atau biaya tunai (out of pocket).
Setiap modifikasi mengimplikasikan atribut-atribut tertentu yang penting dalam pengukuran
biaya. Setiap biaya tersebut dicatat dan diakumulasikan saat manajemen membebankan biaya ke
persediaan, menyiapkan laporan keuangan, merencanakan dan mengendalikan biaya, membuat
perencanaan dan keputusan strategis, memilih diantara alternative, memotivasi karyawan, dan
mengevaluasi kinerja. Akuntan yang terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
harus bekerja dengan biaya masa depan, biaya penggantian (replacement costs), biaya diferensial
(differential costs), dan biaya oportunitas (opportunity costs), di mana tidak satupun dari biaya-
biaya tersebut dilaporkan dalam laporan keuangan eksternal.

2.2 Klasifikasi Umum Biaya

2.2.1. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi suatu item,
yaitu jumlah dari bahan langsung, upah langsung dan biaya overhead pabrik (Amin Widjaya
Tunggal, 1993:1)

a. Bahan baku (direct materials)

Bahan (materials) dibedakan menjadi bahan baku dan bahan penolong (indirect materials).
Bahan baku adalah semua bahan yang dapat diidentifikasikan dengan produk jadi, yang dapat
ditelusur ke produk jadi, dan yang merupakan bagian terbesar dari biaya produksi. Bahan
penolong adalah semua bahan yang bukan termasuk bahan baku.

b. Tenaga kerja langsung (direct labor)

Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi tenaga kerja langsung (direct labor) dan tenaga kerja tidak
langsung (indirect labor). Tenaga kerja langsung adalah semua tenaga kerja yang melaksanakan
proses produksi yang dapat ditelusur ke produk jadi dan merupakan bagian terbesar dari biaya
tenaga kerja. Tenaga kerja tidak langsung adalah semua tenaga kerja yang tidak dapat
dipertimbangkan sebagai biaya tenaga kerja langsung.

c. Overhead pabrik (factory overhead)

Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik terdiri atas biaya bahan penolong, biaya
tenaga kerja tidak langsung, dan biaya produksi tidak langsung lainnya.

2.2.2 Biaya Non Produksi

Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi desain, pengembangan,
pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi umum. Biaya nonproduksi sering
dibagi dalam dua kategori umum: biaya penjualan yang mencakup biaya pemasaran, distribusi,
layanan pelanggan; dan biaya administrasi yang mencakup biaya desain, pengembangan, dan
administrasi umum.

(1) Biaya Pemasaran


Adalah meliputi semua biaya dalam rangka melaksanakan kegiatan pemasaran atau kegiatan
untuk menjual barang dan jasa perusahaan kepada para pembeli sampai dengan pengumpulan
piutang menjadi kas, meliputi :

1. Biaya untuk Menimbulkan Pesanan

a. Biaya fungsi promosi dan advertensi.

b. Biaya fungsi penjualan.

2. Biaya untuk Melayani Pesanan

a. Biaya fungsi penggudangan dan penyimpanan produk selesai.

b. Biaya fungsi pengepakan dan pengiriman.

c. Biaya pemberian kredit dan penagihan piutang.

d. Biaya fungsi administrasi penjualan.

(2) Biaya Administrasi dan Umum

Meliputi semua biaya dalam rangka melaksanakan fungsi administrasi dan umum yaitu biaya
perencanaan, penentuan strategi dan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengendalian kegiatan agar
berdaya guna dan berhasil guna, meliputi :

a. Biaya direksi dan staf.

b. Biaya fungsi akuntansi.

c. Biaya fungsi keuangan.

d. Biaya fungsi personalia.

e. Biaya fungsi humas dan keamanan.

f. Biaya fungsi administrasi dan umum lainnya.

(3) Biaya Finansial

Yaitu semua biaya dalam rangka melaksanakan fungsi finansial maksudnya fungsi pemenuhan
dana yang diperlukan oleh perusahaan, misalnya :

a. Biaya bunga.

b. Biaya penerbitan obligasi.

c. Biaya finansial lain.


2.3 Biaya Produk vs Biaya Periodik

Umumnya, biaya (cost) diakui sebagai beban (expense) dilaporan laba rugi dalam periode
dimana pendapatan diakui. Contohnya, jika perusahaan membayar asuransi untuk masa manfaat
dua tahun, maka perusahaan tidak membebankan biaya sebesar 2 tahun tersebut pada tahun
pembayaran, tetapi setengah dari pembayaran tersebut akan dibebankan tahun depan. Alasannya
adalah karena kita mendapat masa manfaat selama dua tahun sehingga setengah dari pembayaran
yang belum dibebankan di tahun pertama akan muncul di neraca sebagai asuransi yang dibayar
dimuka.

2.3.1 Biaya Produk

Biaya produk adalah semua biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi sebuah
produk. Nama lain biaya produk adalah inventoriable cost.

Biaya produk adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi barang
ataupun jasa. Biaya produksi adalah biaya yang menggabungkan bahan baku dan tenaga kerja.
Untuk mengetahui berapa besar biaya produksi per unit, maka biaya produksi dibagi dengan
jumlah unit yang diproduksi. Sebuah perusahaan yang tahu berapa banyak biaya produksi untuk
menghasilkan barang ataupun jasa akan memiliki gambaran yang lebih jelas dalam menetapkan
harga suatu barang atau jasa.

Contoh biaya produk adalah biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik.

2.3.2 Biaya Periode

Biaya periode adalah semua biaya non pabrikasi yang dikeluarkan perusahaan untuk menjual
unit produk. Biaya periode diakui sebagai beban segera setelah dikeluarkan.

Biaya periode tidak dibebankan ke produk melainkan dibebankan ke laporan laba rugisebagai
suatu beban pada periode berjalan.

Sebuah biaya periode adalah biaya yang dibebankan pada periode terjadinya. Biaya periode ini
tidak dimasukkan ke dalam harga pokok penjualan pada laporan laba rugi. Sebaliknya, biaya ini
dimasukkan ke dalam bagian penjualan dan biaya administrasi di laporan laba rugi.

Contoh biaya periode adalah :

 Biaya sewa kantor.

 Beban bunga yang tidak dikapitalisasi keaset tetap

 Beban penjualan

 Biaya iklan
 Biaya perjalanan dan hiburan

 Komisi

 Beban penyusutan

 Beban umum dan administrasi

 Gaji dan tunjangan eksekutif dan administrasi

2.4 Klasifikasi Biaya untuk Memprediksi Perilaku Biaya

Perilaku biaya berarti bagaimana biaya akan bereaksi atau merespon perubah-an aktivitas
bisnis. Bila aktivitas bisnis meningkat atau surut, biaya tertentu mungkin akan ikut naik atau
turun atau mungkin juga tetap. Untuk tujuan perencanaan, manajer harus dapat mengantisipasi
apakah yang akan terjadi; jika biaya menga-lami perubahan, manajer harus tahu sejauh mana
perubahannya. Untuk membantu tugas manajer tersebut, biaya biasanya dikategorikan menjadi
variabel dan tetap.

Perilaku Biaya

Berdasar perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya


dapat dibagi menjadi tiga golongan : biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariable.

Untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, baik biaya tetap maupun biaya variabel
harus dipecah lagi sebagai berikut :

Biaya Tetap Biaya Variabel

a. Commited Fixed Cost a. Engineered Variable Cost

b. Descretionary Fixed Cost b. Discretionary Variable Cost

Biaya Tetap

Biaya Tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan volume
kegiatan tertentu. Besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusaha an jangka
panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen.

Commited Fixed Cost. Commited fixed cost sebagian besar berupa biaya tetap yang
timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen, dan organisasi pokok.
Perilaku biaya ini merupakan semua biaya yang tetap dikeluar kan, yang tidak dapat
dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan di dalam memenuhi tujuan jangka
panjangnya. Contoh : biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, sewa, asuransi dan gaji
karyawan utama.

Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan
volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan (tetap) dengan adanya peru- bahan volume
kegiatan.

Engineered Variable Cost adalah biaya yang memiliki hubungan fisik tertentu dengan ukuran
kegiatan tertentu. Merupakan biaya yang antara masukan dan keluarannya mempunyai hubungan
erat dan nyata. Contoh : biaya bahan baku.

Discretionary Variable Costs Yakni merupakan biaya yang masukan dan keluarannya memiliki
hubungan yang erat namun tidak nyata (bersifat artifi sial).

Jika keluaran berubah maka masukan akan berubah sebanding dengan perubahan keluaran
tersebut. Namun jika masukan berubah, keluaran belum tentu berubah dengan adanya perubahan
masukan tersebut. Contoh biaya iklan.

Biaya Semi Variabel

Yakni biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel di dalamnya. Unsur biaya yang tetap
merupakan jumlah biaya minimum untuk menyediakan jasa, sedangkan unsur variabel
merupakan bagian dari biaya semivariabel yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.

2.5 Klasifikasi Biaya untuk Pembebanan Biaya ke Objek Biaya

Biaya langsung adalah biaya yang dapat dipisahkan dan dikenali secara langsung
digunakan untuk memproduksi suatu satuan output, sedangkan biaya tak langsung adalah biaya
gabungan (joint cost) atau biaya – biaya overhead untuk semua satuan output yang diproduksi.

Biaya dapat secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan objek biaya. Objek
biaya dapat berupa apa pun, seperti produk, pelanggan, departemen proyek, aktivitas, dan
sebagainya, yang diukur biayanya dan dibebani biaya. Pembebanan biaya secara akurat ke objek
biaya sangatlah penting. Untuk dapat mengevaluasi kinerja dari masing-masing segmen dengan
baik, perlu diketahui biaya-biaya mana yang dapat ditelusuri secara langsung ke suatu segmen.

Berdasarkan penelusuran ke objek biaya, biaya dikelompokan menjadi dua kategori yaitu
biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost).
a. Biaya Langsung (Direct Cost)

Menurut Hilton (2005) “A cost that can be traced to a particular department is called a direct
cost of a department” Biaya langsung adalah biaya yang terjadi pada suatu segmen dan
terjadinya karena adanya segmen tersebut. Biaya ini merupakan biaya yang dapat ditelusuri
dengan jelas dan nyata ke bagian segmen tertentu yang akan dianalisa.

b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Menurut Hilton (2005) “A cost that is t directly traceable to a particular department is called an
indirect cost of the department”. Biaya tidak Langsung adalah biaya yang tidak secara langsung
berkaitan dengan segmen Contoh biaya tidak langsung adalah gaji dan eksekutif perusahaan.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Klasifikasi Biaya berdasar Fungsi Perusahaan Tanobel Food

PT Sariguna Primatirta Tbk (Tanobel food) merupakan perusahann yang menghasilkan produk air
mineral kemasan yang berkualitas tinggi, inovatif dan mudah didapatkan melalui proses produksi yang
berstandar internasional dan terintegrasi dengan jaringan manufaktur yang tersebar di seluruh Indonesia.
Untuk menjalankan usaha dengan baik, Tanobel Food membagi-bagi kegiatan berdasarkan fungsi-fungsi
pokok. Pada perusahaan pemanufakturan,fungsi kegiatannya dibagi menjadi 2 yaitu :

1.Fungsi produksi:

Fungsi produksi bertugas dan bertanggungjawab untuk memproduksi barang berupa air mineral dalam
kemasan CLEO dengan kualitas tertentu. Tempat untuk memproduksi produk disebut pabrik yang
berpusat di Jawa Timur Gedang Sidoarjo, yang mengolah bahan baku dengan bantuan tenaga manusia
dan mesin/peralatan menjadi produk selesai.

2.Fungsi non produksi:

a. Fungsi administrasi yaitu melakukan kegiatan-kegiatan akuntansi, personalia, pengkajian, dan lain
sebagainya.

b. Fungsi pemasaran yaitu bertugas melakukan kegiatan dalam rangka memasarkan hasil produksi
Tanobel Food. Seperti mengiklankan hasil produksi, melakukan promosi penjualan, melakukan penjualan
barang, dan menentukan saluran distribusi.

Fungsi-fungsi yang ada pada perusahaan pemanufakturan, biaya dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1.Biaya produksi

Biaya produksi adalah biaya yang diperlukan untuk memperoleh bahan baku (mentah) dari pemasok dan
mengubahnya menjadi produk selesai yang siap dijual.
Elemen biaya produksi Tanobel Food untuk memproduksi AMDK CLEO terdiri atas :
a. Bahan baku, bahan baku yang digunakan dalam pembuatan AMDK CLEO diambil dari mata air
pegunungan dan diproses melalui hyper membrane filter 0,0001 mikron sehingga tidak mengandung
mikroorganisme dan mineral anorganik, misalnya chlorine dan natrium fluoride.

b.Tenaga kerja langsung yaitu tenaga yang langsung menangani proses produksi. Tenaga kerja langsung
ini terbagi ke dalam tiga kelompok yaitu bagian kantor, bagian pabrik dan bagian armada pemasaran.

c.Overhead pabrik. Yang termasuk dalam klasifikasi overhead pabrik adalah bahan tak langsung, upah
tak langsung, penyusutan mesin dan peralatan pabrik, penyusutan gedung pabrik, bahan habis pakai untuk
pabrik, pajak bumi dan bangunan (PBB) untuk gedung pabrik, biaya pemeliharaan mesin-mesin dan
peralatan pabrik, dan biaya listrik untuk penerangan dan pembangkit tenaga pabrik.
2.Biaya pemasaran
Biaya pemasaran untuk memasarkan AMDK Cleo, termasuk biaya iklan, biaya gaji para pramuniaga, dan
biaya angkut barang-barang yang dijual.

3. Biaya administrasi
Biaya administrasi yang diperlukan untuk administrasi secara umum, seperti gaji Sekretaris Perusahaan,
Direktur, Komisaris, biaya penyelenggaraan akuntansi, gaji pegawai bagian administrasi, biaya komite
audit dan biaya bahan habis pakai.

3.3 Klasifikasi Biaya berdasar Periode Penandingan

Agar konsep penandingan biaya terhadap pendapatan diterapkan secara wajar, maka perlu pembagian
biaya yaitu :1.Biaya produk

Biaya produk adalah biaya untuk memperoleh atau membuat barang/produk. Biaya ini dipertemukan
(ditandingkan) dengan pendapatan pada periode penjualan produk.
Biaya produk pada perusahaan pemanufakturan adalah biaya baik langsung maupun taklangsung yang
dikeluarkan untuk membuat barang/produk.
Pada perusahaan dagang, biaya produk terdiri atas biaya untuk memperoleh barang dagangan, yang
meliputi harga beli dan biaya pengangkutan.
Biaya produk baik pada perusahaan dagang maupun pada perusahaan pemanufakturan disebut juga
inventoriable cost, artinya biaya yang dapat dilekatkan kepada persediaan (inventory).
2. Biaya perioda
Biaya perioda adalah biaya yang diidentifikasi dengan interval waktu tertentu karena tidak diperlukan
untuk memperoleh barang/produk yang akan dijual.
Biaya perioda diakui sebagai beban atau expense pada perioda terjadinya. Artinya, ia ditandingkan
dengan pendapatan ketika biaya itu terjadi. Biaya ini tidak boleh dimasukkan sebagai elemen biaya
persediaan karena itu disebut juga non-inventoriable cost.
Contoh : gaji manager pemasaran, gaji direktur, penyusutan gedung kantor administrasi, biaya iklan, dll.
Biaya perioda dibebankan ke perioda dikeluarkannya biaya tersebut. Dengan begitu akan kita jumpai
beban gaji, beban telepon, beban administrasi, dll.

Anda mungkin juga menyukai