Anda di halaman 1dari 2

1.

Lingkup aset tak berwujud/ pengertian dan sifat (overview)

Jawab :

Pengertian aset tidak berwujud adalah suatu aset yang dimiliki perorangan dan entitas akan
tetapi fisik aset itu tidak terlihat (invisible asset). Beberapa contoh dari aset tidak berwujud
adalah hak paten, merk dagang, good will.

Sifat Aset Tidak Berwujud

Aset tidak berwujud memiliki tiga sifat utama, yaitu[1]:

a. Kurang memiliki eksistensi fisik

Aset tidak berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan atau privilege yang diberikan kepada
perusahaan yang menggunakannya.

b. Bukan merupakan instrumen keuangan

Aset tidak berwujud merupakan instrumen keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak (klaim) untuk
menerima kas atau ekuivalen kas di masa depan.

c. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi

Aset tidak berwujud menyediakan jasa selama periode bertahun-tahun. Investasi dalam aset ini biasanya
dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban amortisasi periodik.

Selain tiga sifat utama tersebut, terdapat juga beberapa sifat pendukung aset tidak berwujud, yaitu:

a. Aset tidak berwujud diperoleh melalui pencairan/pengembangan atau dibeli baik secara terpisah
atau menjadi satu dengan aset lain;

b. Aset tidak berwujud digunakan dalam operasi perusahaan secara tidak langsung;

c. Aset tidak berwujud sangat dipengaruhi oleh aktivitas pesaing;

d. Aset tidak berwujud hanya memiliki nilai pada suatu perusahaan;

e. Aset tidak berwujud bukan ditentukan umur ekonomisnya.

2. Pengertian dan sifat aset tak berwujud menurut PSAK no. 19 revisi tahun 2015

Jawab :

Pengertian aset tak berwujud menurut psak 19 adalah aset non moneter yang teridentifikasi tanpa
wujud fisik.
Sifat aset tak berwujud menurut psak 19 :

???

4. perlukah aset tak berwujud di amortisasi

Jawba :

Seperti yang biasa dilakukan pada aset tetap berwujud, aset tak berwujud harus juga dilakukan
penyusutan yang disebut amortisasi dimana amortisasi merupakan alokasi jumlah suatu aset
tak berwujud, dimana pengurangan nilai aset ini dibebankan secara bertahap dan diakui
sebagai beban baik setiap tahun atau setiap bulan setiap periode akuntansi dan tentunya
pengeluaran yang dicatat perusahaan akan lebih besar dan laba menjadi lebih kecil, maka
pajak yang dibayarkan perusahaan akan lebih kecil pula.

Dengan dilakukannya amortisasi terhadap aset tak berwujud juga dapat berguna untuk
mengukur nilai penjualan aset tak berwujud nantinya.

Anda mungkin juga menyukai