Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

“Activity Based Management IABM”

Disusun
Oleh :

Alvina Gustiyanti (2112120054)

Elvina Nadia Simanjuntak (2112120055)

Justicia sukma (2112120055)

Dosen:

Delli Maria S.E, M.S.c

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3

BAB 1.........................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................4

1.3 TUJUAN...........................................................................................................................................4

BAB II.........................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5

2.1 PENGERTIAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT...................................................................5

2.2 KATEGORI ABM OPERASIONAL dan ABM STRATEGIS..........................................................6

2.3 PENGERTIAN ACTIVITY BASED COSTIN.................................................................................6

2.4 ANALISIS NILAI PROGRES (PROCESS VALUE ANALYSIS)...................................................6

2.5 ANALISIS PEMICU MENCARI AKAR PENYEBAB....................................................................7

2.6 ANALISIS AKTIVITAS IDENTIFIKASI dan PENENTUAN KANDUNGAN NILAI...................8

2.7 ANALISIS BERNILAI TAMBAH dan TIDAK BERNILAI TAMBAH .........................................9

2.8 STRATEGI PENGURANGAN BIAYA...........................................................................................9

2.9 PENGUKURAN KINERJA AKTIVITAS........................................................................................9

2.10 LAPORAN BIAYA BERNILAI TAMBAH dan TIDAK BERNILAI TAMBAH........................10

2.11 LAPORAN TREND......................................................................................................................11

2.12 BANCHMARKING......................................................................................................................12

2.13 PENGANGGARAN FLEKSIBEL AKTIVITAS (ACTIVITY FLEXIBLE BUDGETING).........12

2.14 LIFE-CYCLE COST BUDGETING.............................................................................................13

2.15 PENGUKURAN NONKEUANGAN KINERJA AKTIVITAS.....................................................13


BAB III......................................................................................................................................................14

PENUTUP.................................................................................................................................................14

3.1 KESIMPULAN...............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat, rahmat san hidayahnya, sehingga kami kelompok 7 (tujuh) ini dapat diberikan
kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “ Activity Based
Management ”.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Akuntasi Manajemen.
Dengan tersusunya makalah ini adalah berkat bantuan dari masing-masing pribadi yang ada
dikelompok ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Ibu dosen, serta teman-teman kelas 4AK-P2 yang mengambil
mata kuliah akuntansi manajemen fakultas ekonomi dan bisnis ibi darmajaya.

Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada


berbagai pihak yang membutuhkan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami kelompok 7 mengharapkan kritik ataupun masukan yang
membangun demi kesempurnaan pembuatan makalah ini untuk masa depan yang akan datang
dan lebih bermanfaat bagi pembaca sekalian.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Aktivitas merupakan hal yang utama dalam pengendalian dan penilaian performance
lingkungan yang dinamis. Akuntansi aktivitas merupakan pendekatan yang paling tepat dalam
lingkungan yang dinamis dan perusahaan ditutut untuk melakukan continoues improvement
(pencarian cara – cara untuk meningkatkan keseluruhan efisiensi dan produktivitas aktivitas –
aktivitas dengan cara mengurangi pemborosan, meningkatkan mutu, dan memangkas biaya –
biaya). Akuntansi aktivitas menekankan pada perbaikan proses. Proses adalah sekumpulan
aktivitas yang menentukan kinerja suatu pekerjaan tertentu. Perbaikan proses berarti perbaikan
bagaimana suatu aktivitas dilakukan. Oleh akarena itu yang diperlukan adalah pengelolaan
aktivitas bukan biayanya. Untuk itulah muncul pendekatan yang baru yang dikenal dengan
Activity Based Management (ABM). ABM merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang
memfokuskan perhatian manajemen untuk meningkatkan “customer value” serta keuntungan
yang akan diperoleh perusahaan dengan peningkatan value tersebut  bagi konsumen.
Manajemen berbasis aktivitas (activity-based management/ABM) adalah pendekatan
manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan untuk melakukan
improvement berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi customer dan laba yang
dihasilkan dari penyediaan value tersebut.
Adapun materi yang akan kami bahas pada makalah ini adalah mengenai activity based
management (ABM).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Activity Based Management (ABM) ?
2. Bagaimana tujuan dan manfaat Acivity Based Management ?
3. Bagaimana model penerapan Activity Based Management ?
4. Bagaimana faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan Activity Based
Management dalam suatu organisasi / perusahaan?
5. Bagaimana Langkah-langkah value analysis dalam menghasilkan informasi ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk memahami dan mendeskripsikan maksud dari activity based management.
2. Untuk memahami dan mendeskripsikan tujuan dan manfaat activity based management.
3. Untuk memahami dan mendeskripsikan factor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan
activity based management dalam suatu organisasi.
4. Untuk memahami dan mendeskripsikan Langkah-langkah value analysis dalam menghasilkan
Informasi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT


ABM (activity based management) merupakan suatu metode pengelolaan aktivitas yang
bertujuan meningkatkan nilai (value) produk/jasa untuk konsumen, meningkatkan daya saing,
dan meningkatkan profitabilitas perusahaan. ABM ini mengandalkan activity based costing
sebagai sumber informasinya. Pengunaaan abm akan memberikan manfaat bagi bisnis melalui
perbaikan operasi, pengurangan biaya, atau penciptaan nilai bagi konsumen, produk, atau jasa.
ABM merupakan membantu manajemen berfokus pada faktor-faktor sukses perusahaan yang
paling penting dan membawa pada keunggulan kompetitif.
2.2 KATEGORI ABM OPERASIONAL dan ABM STRATEGIS
Aplikasi ABM dapat dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu ABM oprasional dan ABM
strategis. ABM operasional mengarah pada efesiensi operasi, utilisasi asset, dan pengunaan biaya
yang lebih redah. Fokusnya adalah mengerjakan suatu dengan benar dan melakukan aktivitasnya
dengan cara yang lebih efesien. Aplikasi ABM menggunakan Teknik-teknik manajemen seperti
manajemen aktivitas, perekayasaan proses bisnis, tqm dan pengukuran kinerja. ABM
mengarahkan manajemen untuk mendapatkan manfaat dari model biaya abc melalui
pengendaliaan biaya dan perbuatan keputusan untuk produk individual, layanan dan konsumen.
ABM strategis bekerja melalui pengubahan kombinasi aktivitas menjauhi aplikasi-aplikasi
mahal dan tidak menguntungkan sehingga pendapatan akan lebih besar dari pada biaya aktivitas
yang dibutuhkan.

ABM strategis memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan sebagai berikut:

1. Bauran produk dan penentuan harga


2. Hubungan dengan konsumen
3. Hubungan dengan produk pemasok dan pemilihan pemasok
4. Pendesainan produk dan pengembangan produk.

2.3 PENGERTIAN ACTIVITY BASED COSTIN


ABC telah lama dikenal activity based costin ini merupakan suatu Teknik untuk
memahami biaya dan membatasi biaya dalam produk untuk konsumen. ABC sering disebut
sebgai Teknik untuk meningkatkan profittabilitas perusahaan. ABC ( Activity Based Costing )
adalah sebuah metode penentuan biaya produk yang pembebanan biaya overhead berdasarkan
pada aktivitas yang dilakukan dalam kaitannya dengan proses produksi.
ABC merupakan bagian ABM dan disebut juga sebagai Teknik untuk meningkatkan
profitabilitas prusahaan yang digunakan untuk hal-hal berikut ini :

1. Mendesain produk / jasa untuk memenuhi bahkan melebihi keinginan konsumen dan
mampu menghasilkan laba yang lebih besar
2. Memberi tanda untuk melanjutkan / menghentikan perbaikan kualitas, kecepatan, dan
efesiensi yang berkelanjutan
3. Mengarahkan penentuan bauran produk dan keputusan investasi
4. Memilih pemasok
5. Negosiasi produk, fitur, kualitas, dan layanan untuk konsumen
6. Memanfaatkan proses distribusi dan layanan pada konsumen sasaran secara efesiensi dan
efektif
7. Meningkatkan nilai produk dan jasa perusahaan
8. Manajemen akan mendapatkan pemahaman mendalam mengenai proses bisnisnya dan
prilaku biaya dalam proses analisis ABC
9. Manajemen akan mengaplikasikan pandangan yang diperoleh selama manjalankan proses
mendapatkan fakta dalam ABC. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pengambilan keputusannya.

2.4 ANALISIS NILAI PROGRES (PROCESS VALUE ANALYSIS)


Pengunaan ABC & ABM akan memberikan arah yang tepat dalam perhituangan biaya produk
dan analisis nilai proses. Model ABM memiliki 2 dimensi yaitu dimensi biaya dan dimensi proses.
Dimensi biaya merupakan memberikan informasi mengenai contoh sumber daya, aktivitas, produk,
konsumen , dan obyek baiaya lain yang menjadi perhatian sedangkan dimensi proses adalah hal yang
berfokus kepada pertanggungjawaban aktivitas dan cara memaksimalkan kinerja system secara luas dari
pada hal- hal yang berhubungan dengan biaya dan kinerja individual, analisis ini merupakan hal dasar
dalam ABM.

2.5 ANALISIS PEMICU MENCARI AKAR PENYEBAB


Pengelolaan aktivitas membutuhkan pemahaman mengenai penyebab biaya aktivitas. Setiap
aktivitas memiliki input dan output. Input aktivitas adalah sumber daya yang dikomsumsi oleh
aktivitasnya dalam proses menghasilkan output. Sebagai contohnya adalah aktivitas membuat meja kayu.
Input aktivitasnya adalah tukang kayu, potongan-potongan kayu, alat-alat pertukangan, paku dan cat.
Output aktivitas adalah hasil atau produk sebuah aktivitas. Berdasarkan contoh diatas adalah sebuah meja
kayu berwarna merah. Pengukuran sebuah output aktivitasnya adalah jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan sebuah aktivitasnya. Akar penyebab biaya aktivitas tertentu sering kali menjadi akar
penyebab biaya aktivitas lain yang berkaitan. Misalnya, biaya aktivitas untuk inspeksi bahan baku yang
dibeli dan pemesanan ulang. Akar penyebab munculnya biaya kedua aktivotas tersebut mungkin sama
yaitu rendahnya kualitas pemasok.

2.6 ANALISIS AKTIVITAS IDENTIFIKASI dan PENENTUAN KANDUNGAN


NILAI
Analisis aktivitas adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukkan
kandungan nilai suatu aktivitas. Umumnya, perusahaan melakukan aktivitas untuk alasan-alasan.

Contoh aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan usaha adalah pemeliharaan bangunan,
keamanan pabrik, dan pemenuhan aturan-aturan pemerintah. Walaupun aktivitasnya ini tidak
menambahkan nilai value bagi konsumen, tetapi tidak dapat dihilangkan.

Analisis aktivitas adalah proses mengidentifikasikan, menjelaskan, dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas


yang dilakukan oleh sebuah organisasi. Analisis aktivitas harus menghasilkan empat keluaran berikut ini:

1. Aktivitas yang dilakukan


2. Jumlah orang yang melakukan aktivitas
3. Jumlah sumber daya dan waktu yang digunakan untuk , melaksanakan aktivitas
4. Penentuan nilai aktivitas terhadap organisasi, termasuk rekomendasi untuk memilih dan
mempertahankan hanya aktivitasnya yang benilai tambah.
2.7 ANALISIS BERNILAI TAMBAH dan TIDAK BERNILAI TAMBAH
Aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang dapat meningkatkan niali produk atau
jasa untuk konsumen. Penghilangan aktivitas ini secara otomatis akan menurunkan nilai produk /
jasa untuk konsumen. Sedangkan aktivitas tidak bernilai tambah adalah suatu aktivitas yang
mengonsumsi waktu, sumber daya, atau tempat tetapi hanya memberikan sedikit nilai tambah.
Jika aktivitas ini dihilangkan nilai atau kepuasan konsumen tidak akan berkurang. Tetapi,
konsumen tidak akan menyadarinya.

2.8 STRATEGI PENGURANGAN BIAYA


Perusahaan harus terus melakukan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement)
supaya dapat bersaing dan unggul di pasar. Dalam perbaikan berkelanjutan terkandung tujuan
pengurangan biaya. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah penentuan biaya kaizen
(kaizen costing).

Kaizen adalah istilah Jepang yang artinya perbaikan berkelanjutan.Karakteristik umum kaizen
yaitu :

1. Menginformasikan dan memotivasi manajer untuk melakukan pengurangan terhadap biaya


dan bukan pada akurasi perhitungan biaya produk.

2. Upaya dalam melakukan pengurangan biaya merupakan tanggung jawab dan kerja tim bukan
individu.

3.Frekuensi,Biaya produksi sesungguh nya dihitung,dibagikan,dan di analisis oleh para pegawai


lini depan.

4. informasi biaya yang di pergunakan oleh tim bersifat khusus.

5. Standar biaya selalu disesuaikan.

6. Tim kerja bertanggung jawab untuk menghasilkan ide-ide pengurangan biaya.

Terdapat 4 cara untuk menganalisis aktivitas mengurangi biaya,yaitu :


1. Penghapusan aktivitas (activity elimination)

Cara ini dilakukan melalui penghapusan aktivitas yang tidak menghasilkan nilai tambah atau
hanya sedikit memberi nilai tambah bagi produk,jasa,konsumen.

2. Pemilihan aktivitas (activity selection)

Cara ini dilakukan dengan memilih aktivitas-aktivitas tertentu yang akan di jadikan satu set
aktivitas sesuai dengan strategi kompetisi yang digunakan perusahaan.

3.Pengurangan aktivitas (activity reduction)

Dilakukan dengan mengurangi konsumsi waktu dan/atau sumber daya oleh aktivitas.

4. Pembagian aktivitas (activity sharing)

Dilakukan dengan melaksanakan aktivitas pada skala keekonomian.

Tujuan kaizen sebenarnya adalah perbaikan proses-proses penting secara konstan sehingga biaya
dapat di kurangi secara bertahap termasuk lini produksi yang sudah matang,sensitifitas harganya
tinggi,dan tidak memerlukan inovasi produk.

2.9 PENGUKURAN KIERJA AKTIVITAS


informasi mengenai kinerja aktivitas dan proses yang telah dilakukan menjadi dasar dari upaya
upaya manajemen untuk meningkatkan kemampuan dalam memperoleh keuntungan.

Pengujian kinerja aktivitas berupa ukuran keuangan dan non keuangan. Untuk mengungkap jika terdapat
perbaikan-perbaikan yang sudah di realisasi secara konstan.pengukuran kinerja aktivitas berpusat pada
tiga dimensi utama,yaitu efisiensi,kualitas,dan waktu.

Efisiensi berfokus pada hubungan antara input aktivitas dan output aktivitas.sebagai contoh,salah satu
cara untuk meningkatkan efisiensi aktivitas adalah dengan memproduksi output aktivitas menggunakan
input yang lebih murah.

2.10 LAPORAN BIAYA BERNILAI TAMBAH dan TIDAK BERNILAI TAMBAH


Pengurangan biaya yang tidak bernilai tambahan merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan efisiensi aktivitas. Manajemen dapat membandingkan antara biaya aktivitas
sesungguhnya dengan biaya aktivitas bernilai tambah untuk menentukan level aktivitas
nonproduktif.

Biaya Bernilai tambah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Biaya bernilai tambah = KS x HS

Biaya tidak bernilai tambah menggunakan rumus sebagai berikut :

Biaya tidak bernilai tambah = (KA-KS) x HS

Keterangan :

KS : kuantitas sesungguhnya output penambah nilai untuk sebuah aktivitas

HS : Harga standar per unit untuk ukuran output aktivitas

KA : kuantitas aktual atau sesungguh nya output sebuah aktivitas yang digunakan

2.11 LAPORAN TREND


Manajer selalu ingin mengetahui apakah tindakan tindakan yang dilakukan untuk perbaikan
aktivitas telah membawa hasil.salah satu cara untuk mengetahuinya adalah dengan membandingkan biaya
setiap aktivitas dari periode ke periode.

Tujuan dari perbaikan aktivitas adalah pengurangan biaya,sehingga akan terlihat penurunan biaya tidak
bernilai tambah dari satu periode ke periode berikutnya.

Standar aktivitas bernilai tambah dapat terus berubah seiring dengan penggunaan teknologi baru,desain
baru,serta inovasi-inovasi lain yang dapat mengubah sifat aktivitas yang dilakukan.Aktivitas sebelumnya
memberikan nilai tambah dapat menjadi aktivitas tidak bernilai tambah.sebaliknya , aktivitas yang
sebelumnya tidak bernilai tambah dapat menjadi aktivitas bernilai tambah.

Jika manajemen berfokus pada pengurangan biaya tidak bernilai tambah maka dapat dibuat sebuah
standar interim yang dapat di gunakan untuk mengidentifikasi jumlah perbaikan yang di tentukan.
2.12 BANCHMARKING
Pendekatan lain yang dapat digunakan untuk membuat standar penilaian yang dapat
digunakan untuk melihat peluang perbaikan aktivitas adalah dengan menggunakan
benchmarking.

Benchmatking adalah suatu metode analisis yang dilakukan dengan cara melakukan
perbandingan suatu ukuran unit-unit yang berbeda dalam organisasi yang melakukan aktivitas
sama. Dalam benchmarking,digunakan praktik terbaik sebagai standar evaluasi kinerja.unit
kinerja aktivitas terbaik digunakan sebagai standar bagi unit lain lalu unit tersebut kemudian
membagi informasi pada unit lain,bagaimana mereka mencapai hasil terbaik tersebut.untuk dapat
melakukan gal ini,harus dipastikan bahwa definisi aktivitas dan pengukuran output aktivitas
harus konsisten antar unit yang berbeda

2.13 PENGANGGARAN FLEKSIBEL AKTIVITAS


Dalam pendekatan tradisional,aktivitas disusun menurut asumsi bahwa semua biaya hanya
disebabkan oleh satu pemicu biaya.Semua formulasi perhitungan biaya untuk setiap unsur biaya adalah
hasil fungsi dari tenaga kerja langsung yang dilakukan untuk memprediksi besaran biaya berapapun
banyaknya aktivitas.

Variasi biaya disebabkan oleh lebih dari satu pemicu,secara tidak langsung ,pemicu -pemicu tersebut
hanya berkorelasi dengan jam tenaga kerja langsung sehingga pada pendekatan tradisional prediksi biaya
aktivitas dapat memberikan arah yang tidak tepat.kemampuan memprediksi perubahan biaya melalui
pengukuran biaya output aktivitas dibutuhkan agar manajer lebih berhati hati dalam melakukan
perencanaan dan memonitor kinerja aktivitas.untuk mengatasi kelemahan pendekatan tradisional tersebut
dapat digunakan penganggaran fleksibel aktivitas.

2.14 LIFE-CYCLE COST BUDGETING


Siklus hidup produk(product life-cycle) Secara sederhana adalah jangka waktu sejak
sebuah produk dikonsepkan sampai dengan produk tersebut di hentikan.biaya siklus hidup adalah
semua biaya yang berkaitan dengan seluruh siklus hidup sebuah produk.

Dimulai dari tahapan pengembangan (perencanaan,desain dan pengujian),tahapan produksi dan


pendukung logistik (diantaranya pengadvertasian,distribusi,garansi,dan servis). Di antara semua aktivitas
pada siklus hidup produk,aktivitas pendesain sangat menentukan biaya yang terjadi.biaya yang terkait
untuk produk pada siklus hidup produk sebagian besar terjadi pada tahapan pengembangan,kemudian
pertambahan nya mulai berkurang pada saat memasuki tahapan produksi,dan mendekati rata-rata
(pertambahan nya kecil sekali) pada tahapan logistik.

Pada tahap pengembangan produk,biaya peluncuran produk Dan biaya untuk mendapatkan konsumen
sangat tinggi.pada tahap ini,manajer harus melihat profitabilitas sebagai profitabilitas seumur hidup pada
produk individual dan konsumen,bukan nya profitabilitas dari tahun ke tahun.

Biaya target adalah selisih antara harga jual produk untuk mendapatkan pangsa pasar yang diinginkan
dengan laba per unit yang diinginkan.penentuan biaya target pada awalnya merupakan sebuah metode
yang lazim di pergunakan oleh perusahaan di Jepang.

2.15 PENGUKURAN NON KEUANGAN KINERJA DAN AKTIVITAS


Kinerja tidak selalu hanya dapat diukur dari aspek keuangan nya saja.dalam sistem akuntansi
pertanggungjawaban akuntansi kontemporer,pengukuran non keuangan untuk kinerja juga memiliki peran
penting.pada lingkungan bisnis tradisional yang relatif stabil,kinerja di ukur dengan membandingkan
antara hasil yang sesungguhnya dengan standar yang telat di tentukan sebelumnya.

Salah satu cara untuk meningkat kan peran pekerja adalah pengukuran kinerja operasional.ukuran kinerja
operasional harus berkaitan dengan 3 dimensi kinerja aktivitas sebagai berikut :

1. Pengukuran efisiensi

Kinerja efisiensi diukur dengan membandingkan antara output yang di hasilkan dengan input yang di
pergunakan.pada pengukuran kinerja operasional,lazim nya output untuk proses produksi di ukur dalam
satuan unit produksi.

2.Pengukuran kualitas

Kualitas produk atau Hads secara operasional dapat di definisi sebagai pemenuhan harapan atau bahkan
melebihi harapan konsumen.

ukuran opersionsl kualitas sangat di tentukan oleh jenis aktivitas atau proses dan input yang
digunakan.pada proses nya produksi dengan produk barang jadi atau komponen,ukuran operasional yang
dapat digunakan misal nya jumlah unit cacat.

3.pengukuran waktu
Terdapat dua karakteristik yaitu keandalan dan daya tangkap. Keandalan berarti ketepatan waktu output
dari aktivitas dapat di sampaikan pada konsumen nya. Daya tangkap dapat merefleksikan kemampuan
perusahaan merespons permintaan konsumen

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Manajemen berdasarkan aktivitas berfokus pada aktivitas dengan tujuan berfokusmemperbaiki
nilai bagi pelanggan dan meningkatkan profitabilitas yang kokoh. Analisis nilai proses
melibatkan analisis penggerak biaya, analisis aktivitas, dan pengukuran kinerja.Dimensi ini lah
yang menghubungkan analisis volume proses dengan konsep perbaikanlanjutan. Kinerja aktivitas
dievaluasi dengan menggunakan tiga dimensi: efesiensi, kualitasdan waktu. Penulusuran biaya
yang digerakkan pelanggan kepada pelanggan dapat menyediakaninformasi penting untuk
manajer. Keakuratan biaya pelanggan memungkinkan para manajer untuk membuat keputusan
penentuan harga, keputusan bauran pelanggan, dan keputusanyang berhubungan dengan
pelanggan secara lebih baik, sehingga dapat memperbaiki profitabilitas. Sama halnya,
penulusuran biaya yang digerakkan pemasok kepada pemasok akan memungkiinkan manajer
untuk memilih pemasok yang benar-benar berbiaya rendahsehingga menghasilkan keunggulan
bersaing yang lebih tinggi dan meningkatkan profitabilitas
DAFTAR PUSTAKA

Akuntansi Manajemen/Baldaric Siregar, Bambang Suripto, Dody Hapsoro, Eko Widodo Lo,
Frasto Biyanto – Jakarta: Salemba Empat,2013

Anda mungkin juga menyukai