AKUNTANSI MANAJEMEN
ACTIVITY-BASED MANAGEMENT
Dosen Pengajar: Ayu Aryista Dewi, SE., M.Acc.
OLEH KELOMPOK 3:
I PUTU PUTRA WASISTA (1515351136/27)
I WAYAN ARYA PASTIKA (1515351152/38)
I GUSTI BAGUS INDRA KUSUMA (1515351159/44)
ANDHIKA BAYU PRATAMA (1515351181/49)
Atas Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah memberikan
kami kekuatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
dibuat guna menunjukkan wawasan kami mengenai Activity-Based Management atau
Manajemen Berdasarkan Aktivitas.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pengarang buku dan sumber-sumber
materi yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini tentunya masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latas Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hubungan antara Activity-Based Management dengan Activity-Based Costing ........ 3
2.2 Process Value Analysis (PVA) .................................................................................... 9
2.3 Ukuran Kinerja Aktivitas ............................................................................................. 11
2.4 Perhitungan Biaya Pelanggan dan Pemasok Berdasarkan Aktivitas ............................ 17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2.1 Bagaimana Hubungan antara Manajemen Berdasarkan Aktivitas atau Activity-
Based Management (ABM) dengan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas atau
Activity-Based Costing (ABC)?
1.2.2 Bagaimana Proses dari Process Value Analysis (PVA)?
1.2.3 Bagaimana Pengklasifikasian dari Ukuran Kinerja Aktivitas?
1.2.4 Bagaimana Perhitungan Biaya Pelanggan dan Pemasok Berdasarkan Aktivitas?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tidak dilaksanakan secara efisien. Dengan demikian, fokus manajemen berbasis
aktivitas adalah penyebab terjadinya biaya itu sendiri.
1. Dimensi biaya, yaitu memberikan informasi kepada sumber daya, aktivitas dan objek
biaya yang menjadi perhatian seperti produk, pelanggan, pemasok, dan saluran
distribusi dengan tujuan memperbaiki akurasi pembebanan biaya yang berguna untuk
perhitungan harga pokok produksi, manajemen biaya strategis, dan analisis taktis.
2. Dimensi proses, yaitu memberikan informasi mengenai aktivitas apa saja yang
dilakukan, mengapa harus dilakukan dan seberapa baik aktivitas tersebut dilakukan,
tujuannya adalah untuk mengurangi biaya sehingga mampu untuk melakukan dan
mengukur perbaikan berkelanjutan.
4
mengurangi biaya dengan mendorong serta mendukung berbagai usaha perbaikan
berkelanjutan.
5
tampilan tersebut menunjukkan 10 langkah yang menentukan implementasi
ABM: 4 langkah berkaitan dengan ABC, empat langkah berkaitan dengan PVA,
dan dua langkah umum. Ada dua langkah yang sama berkaitan dengan ABC dan
PVA adalah perencanaan sistem dan identifikasi, definisi, dan klasifikasi
aktivitas.
6
3 jenis sistem akuntansi pertanggungjawaban yang telah berubah
sepanjang waktu adalah berdasarkan keuangan (fungsional), aktivitas, dan
strategi.
Sistem akuntansi pertanggung jawaban berdasarkan keuangan (fungsional)
memberikan tanggung jawabpada berbagai unit perusahaan dan menyatakan
berbagai ukuran kinerja dalam bentuk keuangan.
Akuntansi pertanggung jawaban berdasarkan aktivitas adalah akuntansi
pertanggungjawaban yang dikembangkan untuk perusahaan yang beroperasi
dalam lingkungan yang mengalami perbaikan berkelanjutan.
Perbandingan Pemberian Tanggung Jawab
Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban
Berdasarkan Berdasarkan
Keuangan Aktivitas
Unit Perusahaan Proses
Efisiensi operasional lokal Efisiensi Keseluruhan Sistem
Akuntabilitas Individu Akuntabilitas Tim
Hasil keuangan Hasil keuangan
7
Perbandingan Ukuran Kinerja
Ukuran Berdasarkan Keuangan Ukuran Berdasarkan Aktivitas
1. Anggaran Unit Perusahaan Standar berorientasi pada proses
2. Perhitungan Biaya standar 2. Standar bernilai-tambah
3. Standar statis 3. Standar dinamis
4. Standar saat ini dapat dicapai 4. Standar optimal
Pemberian Penghargaan dalam kedua sistem tersebut, tiap orang akan diberi
penghargaan atau hukuman sesuai dengan berbagai kebijakan dan kehendak
pihak manajemen yang lebih atas.
Perbandingan Penghargaan
Penghargaan Berdasarkan Penghargaan Berdasarkan
Keuangan Aktivitas
1. Berdasarkan kinerja keuangan 1. Berdasarkan kinerja multidimensi
2. Penghargaan individual 2. Penghargaan kelompok
3. Kenaikan gaji 3. Kenaikan gaji
4. Promosi 4. Promosi
5. Bonus dan pembagian laba 5. Bonus, pembagian laba &
keuntungan
8
Jadi, hubungan ABC dengan ABM terjadi karena ABM membutuhkan
informasi dari ABC untuk melakukan analisis yang berhubungan dengan
perbaikan yang berkesinambungan ABM untuk standar pemasaran. Biaya
pemasaran adalah biaya yang timbul karena terjadinya pertukaran dantara
perusahaan dengan konsumen.
Setiap aktivitas terdiri atas input dan output. Input aktivitas adalah berbagai sumber
daya yang dikonsumsi suatu aktivitas dalam rangka menghasilkan output-nya.
Output aktivitas adalah hasil atau produk dari suatu aktivitas. Ukuran output
aktivitas adalah jumlah suatu aktivitas dilakukan.
Ukuran output adalah jumlah suatu aktivitas dilakukan. Ukuran ini adalah ukuran
yang dihitung atas suatu output. Ukuran output praktis adalah ukuran permintaanyang
dibutuhkan atas suatu aktivitas dan hal yang disebut penggerak aktivitas.
Akar pemicu (root cause) adalah penyebab yang paling dasar dari suatu aktivitas
yang dilakukan.
Analisis penggerak adalah usaha yang dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai
faktor yang merupakan akar pemicu dari biaya aktivitas. Analisis penggerak
bertujuan mengungkapkan akar pemicu.
2. ANALISIS AKTIVITAS (Activity Analysis): Mengidentifikasi dan Menilai Isi
Nilai
9
Analisis Aktivitas adalah proses untuk mengidentifikasi, menjelaskan, dan
mengevaluasi berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan. Analisis aktivitas harus
menunjukkan empat hasil:
1. Aktivitas apa saja yang dilakukan
2. Berapa banyak orang yang melakukan aktivitas tersebut
3. Waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas
4. Penilaian atas nilai aktivitas bagi perusahaan termasuk saran untuk memilih dan
mempertahankan berbagai aktivitas yang menambah nilai. Berbagai aktivitas
tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Aktivitas Bernilai-Tambah Berbagai aktivitas yang dibutuhkan untuk dapat
bertahan dalam bisnis disebut sebagai aktivitas yang bernilai-tambah. Biaya
bernilai tambah adalah berbagai biaa yang timbul dari melakukan berbagai
aktivitas bernilai-tambah dengan efisiensi yang sempurna.
Aktivitas Tak Bernilai-Tambah Semua aktivitas selain berbagai aktivitas yang
paling penting untuk tetap bertahan dalam bisnis sehingga dipandang tidak perlu,
disebut sebagai aktivitas tak-bernilai-tambah. Aktivitas tak-bernilai-tambah dapat
diidentifikasi melalui ketidakmampuannya memenuhi salah satu dari tiga syarat.
Biaya tak-bernilai-tambah adalah berbagai biaya yang disebabkan oleh aktivitas
tak-bernilai-tambah atau kinerja tidak efisien dari aktivitas bernilai tambah.
Pengurangan Biaya
Analisis aktivitas dapat mengurangi biaya melalui empat cara:
1. Eliminasi aktivitas; berfokus pada berbagai aktivitas yang tak-bernilai
tambah.
2. Pemilihan aktivitas; melibatkan pemilihan berbagai rangkaian aktivitas yang
timbul oleh beberapa strategi yang saling bertentangan.
3. Pengurangan aktivitas; mengurangi waktu dan sumber daya yang
dibutuhkan suatu aktivitas.
4. Penyatuan aktivitas; meningkatkan efisiensi dari berbagai aktivitas yang
dibutuhkan dengan menggunakan economy of scale.
3. Pengukuran Kinerja Aktivitas (Performance Measurement)
Ukuran kinerja aktivitas berpusat pada tiga dimensi utama:
10
1. Efisiensi; berfokus pada hubungan berbagai input aktivitas dengan output
aktivitas
2. Kualitas; berkaitan dengan melakukan aktivitas yang benar sejak aktivitas
tersebut dilakukan pertama kali. Ouput aktivitas yang cacat perlu diulang hingga
menyebabkan biaya yang tidak dibutuhkan dan pengurangan efisiensi.
3. Waktu; dibutuhkan untuk melakukan uatu aktivitas merupakan hal penting.
2.3 Berbagai ukuran efisiensi aktivitas (Value Added/ Non Value added cost, Kaizen dan
Benchmarking)
Mengetahui seberapa baik kita saat ini dalam melakukan aktivitas seharusnya
membuka potensi untuk melakukannya dengan baik. Karena banyak ukuran nonkeuangan
yang akan dibahas pada perspektif proses Balanced Scorecard (akuntansi)
pertanggungjawaban berdasar strategi) juga berlaku pada tingkat aktivitas , maka bagian
ini akan menekankan pada ukuran keuangan kinerja aktivitas . Ukuran keuangan untuk
efisiensi aktivitas meliputi
Pelaporan ini adalah cara untuk meningkatkan efisiensi aktivitas. Suatu sistem
akuntansi perusahaan seharusnya membedakan antara biaya bernilai tambah dan
tak bernilai tambah karena memperbaiki kinerja aktivitas membutuhkan
penghapusan tak bernilai tambah dan mengoptimalkan aktivitas bernilai tambah.
Mengetahui jumlah biaya yang dihemat merupakan hal yang penting bagi tujuan
strategis . Sebagai contoh , jika suatu aktivitas dihapus, maka biaya yang dihemat
seharusnya dapat ditelusuri pada produk individual. Penghematan ini dapat
menghasilkan penurunan harga bagi pelanggan dan membuat perusahaan lebih
kompetitif.
11
harga (Standard Price SP). Biaya tak bernilai tambah dapat dihitung sebagai
selisih antara output aktual tingkat aktivitas (Actual Quantity AQ) dengan
tingkat standar bernilai tambah (Standard Quantity SQ) dikalikan dengan biaya
standar per unit. Semua rumus ini disajikan sebagai berikut.
Biaya bernilai-tambah = SP x SP
Biaya tak-bernilai-tambah = (AQ-SQ)SP
Di mana:
SQ = tingkat output bernilai-tambah untuk suatu aktivitas
SP = harga standar per unit dari ukuran output aktivitas
AQ = penggunaan kuantitas sesungguhnya sumber daya
fleksibel/kapasitas praktis aktivitas yang diadakan untuk sumber
daya yang terikat
12
dibutuhkan, tetapi dalam lingkungan yang tidak mengakomodasi pemborosan
sehingga harus ada usaha untuk membuat penyetelan menjadi nol.
Tampilan 5-9 mengklasifikasikan berbagai biaya dari keempat aktivitas tersebut
sebagai bernilai-tambah dan tak-bernilai-tambah. Untuk kemudahan dan
menunjukkan hubungan dengan berbagai biaya aktual, harga aktual per unit untuk
penggerak aktivitas terkait diasumsikan sama dengan harga standarnya. Pada
contoh ini, biaya bernilai-tambah ditambah dengan biaya tak-bernilai-tambah
sama dengan biaya aktual.
Laporan biaya pada Tampilan 5-9 memungkinkan para manajer RTP Inc. untuk
melihat berbagai biaya yang tak-bernilai-tambah. Konsekuensinya, laporan
tersebut menekankan pada peluang untuk perbaikan. Dengan mendesain ulang
berbagai produk, waktu pengelasan dapat dikurangi. Dengan melatih para
pengelas dan meningkatkan keahlian tenaga kerja, pihak manajemen dapat
mengurangi pengerjaan ulang. Mengurangi waktu penyetelan dan
mengimplementasikan program evaluasi pemasok adalah berbagai tindakan yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja aktivitas penyetelan dan
pengawasan. Jadi, melaporkan biaya yang bernilai dan tak-bernilai-tambah pada
saat tertentu dapat memicu berbagai tindakan untuk mengelola berbagai
pelaksanaan aktivitas untuk memperbaiki aktivitas terkait dan menghasilkan
pengurangan biaya. Pelaporan berbagai biaya ini juga dapat membantu para
manajer memperbaiki perencanaan, penganggaran, dan keputusan perhitungan
harga. Contohnya, mengurangi harga jual untuk menyaingi harga dari pesaing
13
dapat dilihat sebagai hal yang memungkinkan jika manajer dapat melihat potensi
untuk mengurangi biaya tak bernilai-tambah untuk mengabsorbsi pengaruh dari
pengurangan harga.
Biaya-Tak-Bernilai-Tambah
Aktivitas
2007 2008 Perubahan
Pengelasan $80.000 $50.000 $30.000
Pengerjaan Ulang 90.000 70.000 20.000
Penyetelan 360.000 200.000 160.000
Pengawasan 60.000 35.000 25.000
Total $ 590.000 $ 355.000 $ 235.000
14
yang dilakukan, dan berbagai motivasi lainnya dapat mengubah sifat dari aktivitas
yang dilakukan. Aktivitas bernilai-tambah dapat diubah menjadi aktivitas tak-
bernilai-tambah dan tingkat nilai tambahnya juga dapat berubah. Jadi, ketika
berbagai cara baru untuk perbaikan bermunculan, standar bernilai-tambah akan
berubah. Para manajer jangan puas. Sebaliknya, mereka harus terus mencari cara
untuk mencapai efisiensi yang tingkatnya lebih tinggi.
Penghitungan biaya kaizen mengacu pada pengurangan biaya produk dan proses
yang ada. Dalam istilah operasional, hal ini diartikan ke dalam pengurangan biaya
tak bernilai tambah. Pengelolaan proses pengurangan biaya ini dipenuhi melalui
pengulangan penggunaan dua subsiklus utama:
15
2.3.4 Benchmarking
Pendekatan lain untuk penetapan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi
berbagai peluang perbaikan aktivitas disebut sebagai benchmarking.
Benchmarking menggunakan praktik terbaik sebagai standar untuk mengevaluasi
kinerja aktivitas.
Praktik terbaik dapat berasal dari dalam perusahaan maupun dari perusahaan lain
dalam industry. Apabila praktik terbaik berasal dari dalam perusahaan, aktivitas
unit tertentu yang dipandang terbaik ditetapkan sebagai standar, dan aktivitas
yang sama di dalam unit organisasi lain menjadikan standar tersebut sebagai
acuan kinerja aktivitas.
Tujuan benchmarking adalah menjadi yang terbaik dalam melakukan berbagai
aktivitas dan proses. Benchmarking juga harus melibatkan perbandingan dengan
para pesaing atau industri lainnya.
2.3.5 Pengaruh Penggerak dan Perilaku
Ukuran ouput aktivitas dibutuhkan untuk menghitung dan menelusuri berbagai
biaya tak-bernilai-tambah. Mengurangi aktivitas tak-bernilai-tambah seharusnya
menghasilkan pengurangan kebutuhan aktivitas tersebut sehingga menimbulkan
pengurangan dalam ukuran output aktivitasnya.
16
2.4 Perhitungan Biaya Pelanggan dan Pemasok Berdasarkan Aktivitas
Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, keakuratan perhitungan
harga pokok produk diperbaiki dengan penelusuran biaya aktivitas pada produk yang
memakai aktivitas.
2.4.1 Perhitungan Biaya Pelanggan Berdasarkan Aktivitas
Para pelanggan dapat mengkonsumsi aktivitas penggerak pelanggan dalam
proporsi yang berbeda. Mengetahui besarnya biaya untuk melayani para
pelanggan yang berbeda adalah informasi yang sangat penting untuk beberapa
tujuan.
2.4.2 Perhitungan Biaya Pelanggan versus Perhitungan Harga Pokok Produk
Aktivitas yang digerakkan pelanggan seperti memasukkan pesanan, mengambil
pesanan, mengirim, melakukan tindakan penjualan, dan mengevaluasi kredit klien
diidentifikasi dan dimasukkan dalam daftar kamus aktivitas.
Contoh. Anggaplah RPT, Inc. memproduksi suku cadang kecil untuk 11 pembeli
utama. ABC digunakan untuk membebankan biaya produksi pada produk. Dari
kesebelas pelanggan, terdapat satu rekening yang mencatat 50 persen dari total
penjualan dan 10 rekening untuk penjualan lainnya. Pesanan yang dibuat oleh
kesepuluh pelanggan yang lebih kecil memiliki ukuran yang kira-kira sama. Data
mengenai aktivitas pelanggan RPT adalah sebagai berikut.
17
tindakan penjualan. Tarif aktivitas adalah $2.000 per pesanan ($404.000/202
pesanan) untuk pemenuhan pesanan dan $1.000 per tindakan (($220.000/220
tindakan) untuk aktivitas penjualan. Dengan menggunakan informasi ini, biaya
yang digerakkan oleh pelanggan dapat dibebankan kepada setiap kelompok
pelanggan berikut.
Hal ini menunjukkan gambaran yang sangat berbeda dari biaya pelayanan pada
setiap tipe pelanggan. Pelanggan yang lebih kecil dibiayai lebih banyak, padahal
jumlah pesanannya lebih kecil dan lebih jarang, bahkan tenaga penjualan harus
melakukan lebih banyak negosiasi dengan tipe pelanggan ini untuk membuat
penjualan.
18
idaftarkdidaftarkan dalam kamus aktivitas. Biaya sumber daya yang dipakai
dibebankan pada aktivitas-aktivitas ini dan biaya aktivitas dibebankan pada
pemasok terkait. Sebuah contoh sederhana akan digunakan untuk meng
ilustrasikan prinsip dasar perhitungan biaya pemasok berdasarkan ABC.
19
produksi, termasuk saat perakitan. Percepatan pengiriman produk dilakukan
karena keterlambatan pengiriman komponen atau kegagalan proses. Kegagalan
komponen dan keterlambatan pengiriman dapat diatributkan kepada pemasok,
sedangkan biaya cacat produksi, perakitan, dan kegagalan proses diatributkan
pada proses internal. Biaya perbaikan masa garansi yang dapat diatributkan
kepada pemasok komponen yang gagal dibebankan kepada pemasok dengan
menggunakan jumlah komponen yang gagal sebagai penggerak. Biaya percepatan
pengiriman yang diatributkan pada keterlambatan pengiriman dibebankan dengan
menggunakan jumlah pengiriman yang terlambat sebagai penggerak. Berikut ini
informasi biaya aktivitas dan data lain yang dibutuhkan untuk perhitungan biaya
pemasok.
1. Biaya Aktivitas yang Disebabkan oleh Pemasok (misalnya:kegagalan
komponen atau keterlambatan pengiriman)
Aktivitas Biaya
2. Data Pemasok
Keterlambatan 60 40 0 0
pengiriman
20
Tarif percepatan pengiriman = $200.000/100
= $2.000 per keterlambatan pengiriman
Dengan menggunakan data tarif dan aktivitas ini, total biaya pembelian
per unit setiap komponen dihitung dan ditunjukkan pada Tampilan 5-13. Hasilnya
memperlihatkan bahwa pemasok biaya rendah sebenarnya memiliki biaya yang
lebih tinggi ketika aktivitas yang berhubungan dengan pemasok, seperti perbaikan
produk dan percepatan pengiriman diperhitungkan. Jika semua biaya
dipertimbangkan, maka pilihan menjadi jelas: Plata Associates adalah pemasok
yang lebih baik dengan kualitas produk yang lebih tinggi dan pengiriman yang
lebih tepat waktu sehingga biaya keseluruhan per unitnya lebih rendah.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Manajemen berdasarkan aktivitas berfokus pada aktivitas dengan tujuan
berfokus memperbaiki nilai bagi pelanggan dan meningkatkan profitabilitas yang
kokoh. Hubungan ABC dengan ABM terjadi karena ABM membutuhkan
informasi dari ABC untuk melakukan analisis yang berhubungan dengan
perbaikan yang berkesinambungan ABM untuk standar pemasaran. Biaya
pemasaran adalah biaya yang timbul karena terjadinya pertukaran dantara
perusahaan dengan konsumen. Analisis nilai proses melibatkan analisis penggerak
biaya, analisis aktivitas, dan pengukuran kinerja. Dimensi ini lah yang
menghubungkan analisis volume proses dengan konsep perbaikan lanjutan.
Kinerja aktivitas dievaluasi dengan menggunakan tiga dimensi: efesiensi, kualitas
dan waktu. Penulusuran biaya yang digerakkan pelanggan kepada pelanggan
dapat menyediakan informasi penting untuk manajer. Keakuratan biaya pelanggan
memungkinkan para manajer untuk membuat keputusan penentuan harga,
keputusan bauran pelanggan, dan keputusan yang berhubungan dengan pelanggan
secara lebih baik, sehingga dapat memperbaiki profitabilitas. Sama halnya,
penulusuran biaya yang digerakkan pemasok kepada pemasok akan
memungkiinkan manajer untuk memilih pemasok yang benar-benar berbiaya
rendah sehingga menghasilkan keunggulan bersaing yang lebih tinggi dan
meningkatkan profitabilitas.
22
DAFTAR PUSTAKA
Hansen Don R, Mowen Marryanne M. 2006. Management Accounting, 8th Edition. Jakarta:
Salemba Empat.
23