Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI MANAJEMEN

“ACTIVITY BASED MANAGEMENT”

Disusun Oleh :

M. FAIZ KURNIAWAN (2018 060 022)

HELEN OKTARINI (2018 060 020)

Dosen Pengasuh :

ENDANG SRI MULATSIH, S.,E, M.Si

STIE MULIA DARMA PRATAMA

TAHUN AKADEMIK 2020 - 2021

Jl. Jenderal Ahmad Yani No.19, 13 Ulu, Seberang Ulu I, Kota Palembang, Sumatera Selatan
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadiran Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.unuk dapat tersusunya makalah akuntansi manajemen yang membahas tentang
“Activity Based Management”

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa berguna untuk
kehidupan sehari – hari .

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 24 maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... ii

DAFTAR ISI..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1

B. Rumusan masalah.....................................................................2

C. Tujuan Penulisan......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Activity Based Management................................................


B. Manajemen Berdasarkan aktivitas konseotual.....................................................
C. Analisis nilai Proses.............................................................................................
D. Perhitungan Biaya Pelanggan dan Pemasok Berdasarkan Aktivitas..................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biaya berdasarkan aktivitas meningkatkan keakuratan mengalokasikan


biaya dengan pertama-tama menelusuri biaya berbagai aktivitas, dan
kemudian sampai pada produk atau pelanggan yang menggunakan
berbagai aktivitas tersebut.
Analisis nilai proses di lain pihak, menekankan pada analisis aktivitas,
yaitu mencoba untuk menetapkan mengapa melakukan aktivitas yang
diperlukan secara lebih efisien, dan untuk menghapus aktivitas yang tidak
memberikan nilai bagi pelanggan. Manajemen berdasarkan aktivitas
memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan
mengelola aktivitas. Nilai bagi pelanggan adalah fokus utama karena
perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif dengan menciptakan
nilai bagi pelanggan yang lebih baik dengan biaya yang sama atau lebih
rendah dari pesaing atau menciptakan nilai yang sama dengan biaya lebih
rendah dari pesaing.
Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara apa yang pelanggan terima
(realisasi untuk pelanggan) dengan apa yang pelanggan serahkan (hal yang
dikorbankan pelanggan). Apa yang diterima, disebut sebagai produk total
(total product). Produk total seluruh manfaat baik wujud (tangible) maupun
tidak berwujud (intangible) yang pelanggan terima dari produk yang dibeli.
Pengorbanan pelanggan meliputi biaya meliputi biaya pembelian produk,
waktu dan usaha yang dikeluarkan untuk mendapatkan dan mempelajari
cara menggunakan produk, dan biaya-biaya paska pembelian, yang
didefinisikan sebagai biaya penggunaan, pemeliharaan, dan menjual
kembali produk tersebut. Meningkatkan nilai bagi pelanggan berarti
meningkatkan realisasi untuk pelanggan, menurunkan pengorbanan
pelanggan, atau keduanya.

Rumusan Masalah

A. Definisi Activity Based Management


B. Manajemen Berdasarkan aktivitas konseotual
C. Analisis nilai Proses
D. Perhitungan Biaya Pelanggan dan Pemasok Berdasarkan Aktivitas

Tujuan Penulisan
1. Untuk memahami dan mendeskripsikan maksud dari activity based
manajemen.
2. Untuk memahami dan mendeskripsikan tujuan dan manfaat activity based
management.
3. Untuk memahami dan mendeskripsikan model dan penerapan dimensi
activity based manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Activity Based Management


Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup
perusahaan. Setiap aktivitas harus memperoleh manfaat yang lebih besar daripada
pengorbanannya, karena setiap aktivitas adalah biaya. Manajemen berdasarkan 
aktivitas adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian aktivitas
untuk mencapai sasaran kerja dan tujuan organisasi melalui proses perbaikan terus
menerus. Perbaikan itu meliputi bidang alat kerja, metode kerja, tenaga kerja, sasaran
kerja, tingkat harga, kualitas produk, dan kualitas pelanggan.
Semua aktivitas adalah biaya karena aktivitas adalah pengorbanan sumber-
sumber  daya yang dapat diukur dengan satuan uang atau aktivitas adalah pengorbanan
input  untuk  memperoleh output dan keuntungan. Manajemen harus berusaha
meningkatkan aktivitas yang bernilai tambah dan mengurangi aktivitas yang tidak
bernilai tambah secara sistematis. Aktivitas bernilai tambah seperti riset pasar,
merancang dan mengembangkan produk, membuat dan menjual produk, serta
pelayanan purna jual produk. Sedangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah seperti
pemeriksaan pekerjaan, pengerjaan ulang, memindahkan bahan baku dan barang
setengah jadi, penjadwalan, waktu tunggu, dan penyimpanan. Aktivitas ini harus
dikurangi kalau mungkin dihapuskan.
Activity–Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan
terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuan
meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba sebagai hasilnya (Hansen dan Mowen, 2006;
11).
B. MANAJEMEN BERDASARKAN AKTIVITAS:GAMBARAN UMUM
KONSEPTUAL
        
Akuntansi aktivitas atau Activity Based Costing merupakan kunci operasionalisasi perbaikan
berkelanjutan. Memperbaiki proses berarti memperbaiki cara aktivitas-aktivitas yang
dilaksanakan. Jadi, manajemen aktivitas, bukan biaya, merupakan kunci kesuksesan sistem
pengendalian manajemen dalam lingkungan yang dinamis. Manajemen berdasarkan aktivitas
adalah suatu system yang terintegrasi yang, yang mengarahkanperhatian manajemen pada
aktivitas – aktivitas yang dapat memperbaiki nilai – nilai yang diterima dan meningkatkan
laba yang diperoleh dengan menyediakan nilai–nilai yang sudah diperbaiki tersebut.
Manajemen berdasarkan aktivitas mencakup dua dimensi yaitu dimensi biaya dan
dimensi proses. Dimensi biaya memberikan informasi biaya mengenai sumber daya,
aktivitas, produk, dan pelanggan, pemasok dan saluran distribusi. Aktivitas berbasis biaya ini
berguna memperbaiki akurasi pembebanan biaya. Dimensi proses memberikan informasi
tentang aktivitas apa yang dilakukan, mengapa harus dilaksanakan, bagaimana sebaiknya
suatu aktivitas dilaksanakan dengan tujuan untuk mengurangi biaya.

Mengimplementasikan ABM

ABM dapat dipandang sebagai sistem informasi yang bertujuan memperbaiki


pengambilan keputusan dengan menginformasikan biaya yang akurat dan mengurangi biaya
dengan mendorong serta mendukung berbagai usaha perbaikan berkelanjutan. ABM dapat
dipandang sebagai suatu sistem yang memliki 2 tujuan utama, yaitu domain dari ABC dan
bagian dari analisis proses. Tujuan kedua membutuhkan data yang lebih terperinci dari tujuan
ABC dalam memperbaiki keakuratan pembebanan biaya. Namun tujuan keseluruhan ABM
adalah meningkatkan profitabilitas perusahaan. Tujuan ini dapat dicapai
denganmengidentifikasi informasi keakuatan untuk membuat keputusan yang lebih baik.

Perencanaan Sistem. Perencanaan sistem memberikan justifikasi untuk implementasi ABM


dan menjawab berbagai masalah berikut ini:
1. Sasaran dan tujuan sistem ABM.
2. Posisi persaingan perusahaan saat ini dan yang diinginkan.
3. Proses bisnin dan bauran produk perusahaan.
4. Jadwal, yanggung jawab yang dibebankan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk
implementasi.
5. Kemampuan perusahaan untuk mengimplementasikan, memp[elajari dan menggunakan
informasi terbaru.
Walaupun kelima masalah yang disebutkan sebelumnya adalah masalah yang penting,
masalah penggunaan informasi juga membutuhkan perhatian khusus.

Identifikasi, Definisi dan Klasifikasi Aktivitas


Identifikasi, definisi dan klasifikasi aktivitas membutuhkan perhatian lebih banyak
ABM daripada ABC. Kamus aktivitas haruslah meliputi perincian daftar berbagai pekerjaan
yang membentuk setiap aktivitas. Klasifikasi berbagai aktivitas juga memungkinkan ABM
untuk terhubung dengan berbagai usaha perbaikan berkelanjutan, seperti proses manufaktur
just in-time (JIT), manajemen kualitas total dan manajemen biaya kualitas lingkungan
keseluruhan.

Penyebab Kegagalan Implementasi ABM. Salah satu alasan gagalnya implementasi sistem
ABM adalah kurangnya dukungan dari manajemen tingkat atas. Dukungan ini tidak hanya
harus didapatkan sebelum melakukan proyek implementasi, tetapi juga harus didapatkan
sebelum melakukan proyek implementasi, tetapi juga haus didapatkan. Hialanya dukungan
bisa terjadi jika implementasi membutuhkan waktu yang lama atau hasil yang diharapkan
tidak tampak nyata. Hasil yang didapat mungkin tidak seperti apa yang diharapkan karena
paa manajer operasional dan penjualan tidak ahli menggunakan informasi aktivitas yang baru.
Jadi, kegagalan dalam mengintregasikan sistem baru tersebut juga merupakan alasan lain dari
kegagalan sistem ABM.

ABM dan Akuntansi Pertanggungjawaban


Akuntansi pertanggungjawaban adalah alat fundamental untuk pengendalian
manajemen dan ditentukan melalui empat elemen penting, yaitu pemberian tanggung jawab,
pembuatan ukuran kinerja, pengevaluasian kinerja dan pemberian penghargaan. Akuntansi
pertanggungjawaban bertujuan mempengaruhi perilaku dalam cara tertentu sehingga seorang
atau kegiatan perusahaan akan disesuaikan untuk mencapai tujuan bersama. Pada bab ini
jenis sistem akuntansi pertanggungjawaban yang akan dibahas adalah berdasarkan keuangan
dan aktivitas. Sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan keuangan memberikan
tanggung jawab pada berbagai unit perusahaan dan menyatakan berbagai ukuran kinerja
dalam bntuk keuangan. Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas adalah sistem
akuntansi pertanggungjawaban yang dikembangkan utnuk perusahaan yang beroperasi dalam
lingkungan yang mengalami perbaikan berkelanjutan. Sistem ini mengukur kinerja sehingga
menekankan pada pandangan keuangan dan nonkeuangan.

Pertanggungjawaban Berdasarkan Keuangan Dibandingkan dengan


Pertanggungjawaban Berdasarkan Aktivitas
Akuntansi pertanggungjawaban bedasarkan keuangan berfokus pada unit fungsional
perusahaan dan berbagai individu, di mana sebuah pusat pertanggungjawaban akan
diidentifikasi yaitu unit perusahaan, pabrik, departemen atau lini produksi. Sistem
pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas atau proses, titik utamanya akan mengubah inti
dan individu menjadi proses dan tim. Tiga metode yang memungkinkan perubahan cara
berbagai hal dilakukan yaitu perbaikan proses, inovasi proses dan penciptaan proses.
Perbaikan proses merujuk pada peningkatan bertahap dan konstan dalam efisiensi suatu
proses yang telah ada.inovasi proses merujuk pada kinerja proses dalam cara baru yang
radikal dengan tujuan mencapai perbaikan yang dramatis dalam hal waktu respons, kualitas
dan efisiensi. Penciptaan proses merujuk pada instalansi sebuah proses yang seluruhnya batu
dengan maksud memenuhi tujuan pelanggan dan keuangan.

Penetapan Ukuran Kinerja. Ukuran kinerja harus diidentifikasi dan standar harus
diterapkan untuk berfungsi sebagai benchmarking untuk ukuran kinerja. Beberapa perbedaan
yang sangat jelas untuk berbagai perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan perbaikan
berkelanjutan. Pertama, ukuran kinerja berorientasi pada proses sehingga harus
memperhatikan berbagai atribut proses, seperti waktu proses, kualitas dan efesiensi. Kedua,
standar ukuran kinerja berubah untuk mencerminkan berbagai kondisi dan tujuan baru, serta
membantu mempertahankan kemajuan apapun yang telah dicapai. Ketiga, standar opeasional
membutuhkan peran penting.

Evaluasi Kinerja. Dalam kerangka kerja berdasarkan keuangan, kinerja diukur dengan
membandingkan berbagai hasil sesungguhnya denga hasil yang dianggarkan. Dalam
kerangka kerja berdasarkan aktivitas lebih berkaitan dengan kinerja daripada hanya perspektif
keuangan.

Pemberian Penghargaan. Dalam kedua sistem tersebut, tiap orang akan diberi penghargaan
atau hukuman sesuai dengan kebijakan dan kehendak pihak manajer yang lebih atas. Sistem
penghargaan dalam sistem akuntansi keuangan berdasarkan keuangan didesain untuk
mendorong setiap orang dalam mencapai atau mengalahkan standar anggaran. Dalam sistem
pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas, sistem penghargaannya lebih rumit. Tiap orang
bertanggungjawab sebagai tim serta kinerja indiviual. Karena perbaikan yang berkaitan
dengan proses kenyakan dicapai melalui usaha tim, penghargaan berbasis kelompok adalah
paling tepat daripada penghagaan untuk perorangan.

C. ANALISIS NILAI PROSES


         Analisis nilai proses mendefinisikan akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan
aktivitas, berfokus pada pertanggungjawaban aktivitas bukan pada biaya dan menekankan
maksimisasi kinerja sistem secara menyeluruh bukan kinerja individu. Analisis nilai proses
memungkinkan konsep akuntansi pertanggungjawaban kontemporer dapat dijalankan.
Analisis nilai proses memusatkan pada tiga aspek yaitu analisis penggerak, analisis aktivitas,
dan analisis kinerja.

Analisis Penggerak
Mengelola aktivitas memerlukan pemahaman  tentang apa yang menyebabkan biaya
aktivitas. Setip aktivitas memiliki input dan output. Input aktivitas merupakan sumber daya
yang dibutuhkan oleh aktivitas untuk memproduksi keluaran. Output aktivitas merupakan
hasil atau produk dari aktivitas. Ukuran output aktivitas menunjukan berapa banyak aktivitas
tersebut dilakukan dan merupakan ukuran yang dapat dikuantifikasi.
         Ukuran outpu yang efektif adalah ukuran dari permintaan yang ditempatkan pada
aktivitas dan itulah yang disebut penggerak aktivitas. Dengan berubahnya permintaan
aktivitas, biaya aktivitas juga berubah. Namun, ukuran output, mungkin tidak dan biasanya
tidak berhubungan dengan penyebab utama biaya aktivitas, ukuran tersebut merupakan
konsenkuensi dari aktivitas ynag dilakukan. Tujuan dari analisis penggerak adalah untuk
mencari penyebab utama. Jadi analisis penggerak adalah usaha untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang menjadi penyebab utama biaya aktivitas.

Analisis Aktivitas: Mengidentifikasi dan Menilai Isi Nilai


        Analisis aktivitas merupakan inti analisis proses. Analisis aktivitas merupakan proses
mengidentifikasi, menyusun gambaran dan mengevaluasi aktivitas–aktivitas dalam suatu
organisasi. Analisis aktivitas harus menunjukkan empat hasil: (1) mengidentifikasi aktivitas
apa yang dikerjakan, (2) berapa banyak orang yang melaksanakan aktivitas tersebut, (3)
waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas, serta (4) melakukan
penilaian aktivitas organisasi, termasuk rekomendasi untuk memilih dan menerapkan
aktivitas yang menambah nilai. Langkah terakhir ini merupakan tahap paling penting dalam
mengklasifikasikan aktivitas penambahan nilai dan aktivitas bukan penambahan nilai.

Aktivitas Bernilai – Tambah. Aktivitas penambah nilai adalah aktivitas yang perlu
dilakukan untuk menjaga agar perusahaan tetap bertahan dan berkembang dalam bisnis yang
dijalankannya. Sejumlah aktivitas, yang perlu dilakukan adalah aktivitas yang dimaksudkan
memenuhi ketentuan hukum yang disepakati. Sementara aktivitas perusahaan yang lain
disebut dengan discettionary activity, yang diklasifikasikan sebagai aktivutas penambah nilai
karena memenuhi tiga kondisi yaitu:
1. Aktivitas yang mampu menghasilkan perubahan suatu keadaan (change of state).
2. Perubahan sifat tersebut tidak dapat dicegah oleh aktivitas sebelumnya.
3. Aktivitas tersebut memungkinkan aktivitas lain dapat dilaksanakan.

Aktivitas Tak Bernilai – Tambah. Sedangkan aktivitas bukan penambahan nilai merupakan
aktivitas yang tidak perlu dilakukan karena tidak membuat perusahaan dapat bertahan atau
berkembang dalam bisnisnya. Aktivitas ini tidak dapat memenuhi salah satu dari tiga syarat
yang harus ada dalam aktivitas yang menambah nilai. Kegagalan memenuhi dua syarat yang
pertama merupak hal yang sering dijumpai dalam aktivitas perusahaan.

Contoh Aktivitas tak Bernilai – Tambah. Dalam operasi produk, lima aktivitas utama
berikut sering disebut sebagai aktivitas yang sia-sia dan tidak dibutuhkan yaitu penjadwalan,
perpindahan, waktu tunggu, pemeriksaan dan penyimpanan.

Pengurangan Biaya. Perbaikan berkelanjutan membawa tujuan pengurangan biaya.


Berbagai usaha untuk mengurangi biaya dari berbagai produk dan proses yang ada akan
disebut perhitungan biaya kaizen. Perhitungan biaya ini memiliki ciri perbaikan yang konstan
dan meningkat atas berbagai proses dan produk yang ada. Analisis aktivitas adalah elemen
penting dalam perhitungan biaya kaizen, yang dapat mengurangi biaya melalui empat cara
yaitu:
1. Eliminasi aktivitas berfokus pada berbagai aktivitas yang tak bernilai-tambah.
2. Pemilihan aktivitas melibatkan pemilihan berbagai rangkaian aktivitas yang ditimbulkan
oleh beberapa strategi yang saling bertentangan.
3. Pengurangan aktivitas ditujukan terutama untuk memperbaiki efisiensi dari berbagai
aktivitas yang dibutuhkan atau menjadi stategi jangka pendek untuk memperbaiki berbagai
aktivitas tak bernilai-tambah sampai aktivitas-aktivitas tersebut ditiadakan.
4. Penyatuan aktivitas meningkatkan efesiensi dari berbagai aktivitas yang membutuhkan
dengan menggunakan economi of sale.

Pengukuran Kinerja
Penilaian terhadap seberapa baik suatu aktivitas atau proses dilaksanakan merupakan
hal yang sangat mendasar bagi manajemen dalam upaya untuk memperbaiki profitabilitas.
Ukuran prestasi aktivitas dapat dinilai atas dasar keuangan dan non keuangan. Ukuran ini
dirancang untuk menilai seberapa baik suatu aktivitas dilaksanakan dan apa hasil yang telah
dicapai. Mengukur prestasi aktivitas terletak pada tiga dimensi yaitu: efisiensi, kualitas, dan
waktu.
Efisiensi berfokus pada hubungan antara masukan aktivitas dan keluaran aktivitas.
Kualitas berhubungan dengan pelaksanaan aktivitas yang benar pada saat pertama dilakukan.
Waktu yang lebih lama berarti lebih banyak konsumsi sumber daya dan kekurang mampuan
untuk bereaksi terhadap permintaan pelanggan.

Ukuran Kinerja Aktivitas


Mengetahui seberapa baiknya kita saat ini dalam melakukan suatu aktivitas seharusnya
akan mengungkapkan potensi untuk melakukan nya dengan lebih baik. Ukuran keuangan dari
kinerja seharusnya juga memberikan informasi khusus mengenai pengaruh dalam bentuk
uang atas perubahan kinerja aktivitas.

Pelaporan Biaya Bernilai dan Tak Bernilai Tambah. Mengurangi biaya tak bernilai
tambah adalah salah satu cara meningkatkan efisiensi aktivitas. Penekanan pada biaya tak
berniali tambah menunjukan tingkat pemborosan yang dialami perusahaan, hingga
memberikan informasi mengenai potensi perbaiksn. Hal ini akan mendorong manajer untuk
lebih menekankan pengendalian aktivitas tak berniali tambah. Biaya bernilai tambah adalah
berbagai biaya yang harus ditanggung perusahaan. Standar bernilai tambah membutuhkan
eliminasi atas seluruh aktivitas tak bernilai tambah. Untuk berbagai aktivitas ini, output
optimalnya adalah nol dengan biaya nol. Oleh karena itu standar bernilai tambah
mengidenfikasikan output yang optimal.
Pelaporan Tren. Pelaporan tren membandingkan berbagai biaya untuk tiap aktivitas dengan
berjalannya waktu. Tujuannya untuk perbaikan aktivitas yang diukur melalui pengurangan
biaya sehingga kita dapat melihat penurunan biaya tak bernilai tambah dari suatu periode ke
periode berikutnya.
Peran Standar Kaizen. Perhitungan biaya Kaizen berkaitan dengan penurunan biaya
berbagai produk dan proses yang telah ada. Pengendalian berbagai proses penurunan biaya
ini dapat dicapai melalui penggunaan berulang dua siklus utama: (1) kaizen atau perbaikan
berkelanjutan dan (2) siklus pemeliharaan.

Benchmarking. Dengan benchmarking, manajemen mengidentifikasi peluang perbaikan


aktivitas serta menggunakan praktik terbaik sebagai standar dalam evaluasi kinerja aktivitas.
Tujuan benchmarking adalah menjadi yang terbaik dalam melakukan berbagai aktivitas dan
proses. Jadi, benchmarking juga harus melibatkan perbandingan dengan para pesaing atau
industri lainnya.

Pengaruh Penggerak dan Perilaku. Ukuran output aktivitas dibutuhkan untuk menghitung
dan menelusuri berbagai biaya tak bernilai tambah. Mengurangi aktivitas tak bernilai tambah
seharusnya menghasilkan pengurangan kebutuhan aktivitas tersebut sehingga menimbulkan
pengurangan dalam ukuran output aktivitasnya. Jika kinerja suatu tim dipengaruhi oleh
kemampuannya untuk mengurangi biaya tak bernilai tambah, maka seleksi berbagai
penggerak aktivitas dan cara bagaimana mereka digunakan dapat memengaruhi perilaku.

Manajemen Kapasitas. Kapasitas aktivitas menunjukkan jumlah berapa kali suatu aktivitas
dapat dilakukan. Penggerak aktivitas akan mengukur kapasitas aktivitas. Dua pertanyaan
yang perlu dijawab, pertama seberapa besar seharusnya kapasitas aktivitas tersebut? Hal ini
menunjukkan kemampuan untuk mengukur jumlah peningkatan yang masih dimungkinkan.
Kedua, seberapa banyak kapasitas yang dimiliki digunakan? Hal ini menunjukkan biaya non
produktif dan sekaligus peluang untuk mengurangi kapasitas dan mengurangi biaya.

D. PERHITUNGAN BIAYA PELANGGAN DAN PEMASOK BERDASARKAN


AKTIVITAS
Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, keakuratan perhitungan haga
pokok produk diperbaiki dengan penelusuran biaya aktivitas pada produk yang memakai
aktivitas. Sistem ABC juga dapat digunakan untuk menentukan keakuratan biaya pelanggan
dan pemasok. Pengetahuan akan biaya pelanggan dan pemasok dapat menjadi informasi vital
untuk memperbaiki tingkat laba suatu perusahaan.

Perhitungan Biaya Pelanggan Berdasarkan Aktivitas


Para pelanggan dapat memakai aktivitas penggerak pelanggan dalam proporsi yang
berbeda. Sumber-sumber dari keanekaragaman pelanggan meliputi beberapa hal seperti
frekuensi pesanan, frekuensi pengiriman, jarak geografis, dukungan penjualan dan promosi
serta kebutuhan dukungan rekayasa teknik. Sehingga dalam hal ini berarti ABC dapat
berguna bagi organisasi yang mungkin hanya memiliki satu produk, produk sejenis atau
struktur JIT di mana penelusuran langsung mengurangi nilai ABC untuk perhitungan harga
pokok produk.

Perhitungan Biaya Pelanggan versus Perhitungan Biaya Produk. Pembebanan biaya dari
cutomer service pada pelanggan, dilakukan dengan cara yang sama untuk biaya produksi
yang dibebankan pada produk. Biaya sumber daya yang dipakai dibebankan ke aktivitas, dan
biaya aktivitas di bebankan ke tiap pelanggan.

Perhitungan Biaya Pemasok Berdasarkan Aktivitas


Pemasok dapat mempengaruhi banyak aktivitas internal suatu perusahaan dan secara
signifikan meningkatkan biaya pembelian. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas adalah
kunci penelusuran biaya yang berhubungan dengan pembelian, kualitas, keandalan, dan
kinerja pengiriman hingga ke para pemasok. Pehitungan biaya berdasarkan aktivitas adalah
kunci penelusuran biaya yang berhubungan dengan pembelian, kualitas, kendalan dan kinerja
pengiriman kepada para pemasok.

Metodologi Perhitungan Biaya Pemasok. Pembebanan biaya untuk aktivitas yang


berhubungan dengan pemasok mengikuti pola yang sama dengan perhitungan biaya
pelanggan dan perhitungan harga pokok produk pada ABC. Aktivitas penggerak pemasok
seperti pembelian, penerimaan, pemerikasaan komponen, pengerjaan ulang dan lain-lain
dicatat dalam kamus aktifitas. Biaya sumber daya yang dipakai dibebankan pada aktivitas ini,
dan biaya aktivitas dibebankan pada pemasok individual.

BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Hansen, Don. R & Maryanne M. Mowen. 2011. Akuntansi Manajerial, Buku 1 Edisi
8. Jakarta : Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai