Anda di halaman 1dari 11

1

Ringkasan Materi Kuliah IV


Akuntansi Manajemen Lanjutan
Kelompok IV
Anggota:
1. Mahenggiyang B. Basri
2. Hendra Devianto
3. Andi Pandangai Tenrigau

ACTIVITY BASED MANAGEMENT

A. DEFINISI ACTIVITY BASED MANAGEMENT

Aktivitas utama manjemen adalah mancari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Setiap aktivitas
harus memperoleh manfaat yang lebih besar daripada pengorbanannya, karena setiap aktivitas adalah biaya.
Manajemen berdasarkan aktivitas adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian
aktivitas untuk mencapai sasaran kerja dan tujuan organisasi melalui proses perbaikan terus menerus.
Perbaikan itu meliputi bidang alat kerja, metode kerja, tenaga kerja, sasaran kerja, tingkat harga, kualitas
produk, dan kualitas pelanggan.

Semua aktivitas merupakan biaya, karena aktivitas adalah pengorbanan sumbersumber daya yang
dapat diukur dengan satuan uang atau aktivitas yang merupakan pengorbanan input untuk memperoleh
output dan keuntungan. Manajemen harus berusaha meningkatkan aktivitas yang bernilai tambah dan
mengurangi aktivitas yang tidak bernilai tambah secara sistematis. Aktivitas bernilai tambah seperti riset
pasar, merancang dan mengembangkan produk, membuat dan menjual produk, serta pelayanan purna jual
produk. Sedangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah seperti pemeriksaan pekerjaan, pengerjaan utang,
memindahkan bahan baku dan barang setengah jadi, penjadwalan, waktu tunggu dan penyimpangan.
Aktivitas ini harus dikurangi kalau mungkin dihapuskan.

Activity–Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh system dan terintegrasi, yang
memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk
pelanggan dan laba sebagai hasilnya (Hansen dan Mowen, 2006; 11). Menurut Mulyadi (2007; 731), Activity-
Based Management (ABM) merupakan pendekatan manajemen yang memusatkan pengelolaan pada
aktivitas dengan tujuan untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi
customer, dan laba yang dihasilkan dari penyedia value tersebut. Sedangkan menurut Blocher (2007; 239),

Activity–Based Management (ABM) analisis aktivitas yang digunakan untuk memperbaiki nilai produk
atau jasa bagi pelanggan dan meningkatkan keuntungan perusahaan. Menurut Cooper dan Kaplan (1999),
2

informasi activity based costing dapat dipergunakan untuk dua hal. Hal pertama disebut dengan operating
activity based management, dimana informasi ABC tersebut dipergunakan untuk menunjukkan aktivitas-
aktivitas apa saja yang dilakukan perusahaan secara tidak effisien, yang menimbulkan biaya yang tinggi, yang
pada akhirnya mengurangi profitabilitas produk atau pelanggan perusahaan. Dengan informasi ABC,
perusahaan dapat melakukan tindakan-tindakan terhadap aktivitas tersebut, sehingga kegiatan operasional
perusahaan dapat dilakukan dengain lebih effisien dan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hal kedua
disebut dengan strategic activity based management. Dalam hal ini sistem informasi ABC dipergunakan untuk
melakukan pengambilan keputusan stratejik yang lebih baik bagi perusahaan.

Sistem ABC akan menghasilkan informasi yang akurat, yang menyebabkan perusahaan dapat
mengetahui produk atau pelanggan yang mana yang merugikan ataupun yang menguntungkan, sehingga
perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih akurat mengenai tindakan-tindakan yang harus dilakukan
terhadap produk atau pelanggan tersebut. Contoh-contoh terhadap tindakan yang dapat dilakukan
perusahaan terhadap suatu produk telah dibahas dalam modul mengenai activity based costing, sedangkan
analisis ABC untuk pelanggan akan dibahas dalam modul mengenai strategic activity based managment
untuk pelanggan.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, ABM mempunyai dua frasa penting, yaitu manajemen berbasis
aktivitas berfokus pada pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan nilai yang diterima oleh konsumen, dan
pemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk menghasilkan laba dari penyedia nilai tersebut.

B. TUJUAN DAN MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT

ABM merupakan pusat dari sistem manajemen biaya oleh karena itu untuk mengelola organisasi atau
perusahaan dengan baik, harus menekankan pada ABM. ABM bertujuan untuk meningkatkan nilai produk
atau jasa yang diterima oleh para konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai laba
dengan menyediakan nilai tambah bagi konsumennya. Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan ABM
adalah manajemen dapat menentukan wilayah untuk melakukan perbaikan operasi, mengurangi biaya, atau
meninggkatkan nilai bagi pelanggan. Dengan mengidentifikasi sumber daya yang dipakai konsumen, produk,
dan aktivitas, ABM memperbaiki fokus manajemen atas faktor-faktor kunci perusahaan dan meningkatkan
keunggulan kompetitif (Blocher, 2007; 239).

Manfaat ABM menurut Supriyono (1999;356) adalah :

1. Mengukur kinerja dan pengoperasian (nonkeuangan) organisasi dan aktivitasaktivitasnya.

2. Menentukan biaya-biaya dan profitabilitas yang benar untuk setiap tipe produk dan jasa.

3. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dan mengendalikannya.

4. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah.


3

5. Mengefisiensikan aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas tidak bernilai


tambah.

6. Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian didasarkan pada isu-isu
bisnis yang keluar dan tidak semata berdasar informasi keuangan.

7. Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah (value-added chain) untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasan konsumen

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG KEBERHASILAN PENERAPAN ABM DALAM SUATU


ORGANISASI

Usaha perbaikan secara terus-menerus dengan cara penerapan system manajemen biaya yang baru ke
dalam suatu organisasi tidak secara otomatis bias diterima oleh organisasi tersebut. Karyawan dari organisasi
tersebut umumnya cenderung untuk menolak perubahan yang terjadi, karena perubahan dapat merupakan
ancaman untuk berbagai alasan.

Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan activity based management dalam suatu
organisasi adalah sebagai berikut:

1. Budaya Organisasi

Budaya organisasi mencerminkan kerangka berpikir dari karyawan termasuk perilaku, nilai, keyakinan
yang dianut oleh karyawan. Budaya organisasi menunjukkan keterlibatan, kerja sama serta partisipasi yang
tinggi dari seluruh karyawan. Budaya organisasi sangatlah mendukung keberhasilan dari penerapan ABM di
suatu organisasi.

2. Top management support and commitment

Penerapan suatu system manajemen biaya yang baru seperti ABM dan ABC membutuhkan waktu dan
sumber daya, oleh karena itu dukungan dan peran serta top manajer sangatlah diperlukan untuk keberhasilan
penerapannya.

3. Change process

Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses yang sudah dirancang untuk menghasilkan
perubahan tersebut. Perbaikan dari proses yang sudah ada sangat mendukung keberhasilan penerapannya.
Elemen-elemen dari proses diantaranya adalah daftar dari aktivitas, sekumpulan tujuan, dan tindakan
lanjutan.

4. Continuing education

Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti pelatihan serta meningkatkan keahlian
mereka terhadap lingkungan kerja yang cepat sangatlah penting. Keberhasilan penerapan dari program
4

manajemen biaya yang baru membutuhkan keahlian, peran serta dan kerja sama dari karyawan suatu
organisasi.
5

D. MODEL DIMENSI DAN PENERAPAN ACTIVITY BASED MANAJEMEN

1. Model Dimensi Activity Based Management

Activity based management menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas atau Activity-Based Costing
(ABC) dan analisis nilai proses. Jadi, Activity–Based Management memiliki dua dimensi, yaitu dimensi biaya
dan dimensi proses (Hansen dan Mowen, 2006; 487).

2. Dimensi Biaya

Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi biaya mengenai sumber, aktivitas,
produk, dan pelanggan. Dimensi biaya ini bertujuan untuk memperbaiki keakuratan pembebanan biaya.
Sebagaimana sumber biaya ditelusuri pada aktivitas dan kemudian biaya dibebankan pada produk dan
pelanggan. Dimensi biaya atau dimensi Activity-Based Costing (ABC), didasarkan pada ABC generasi kedua
yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari ABC generasi pertama. ABC generasi pertama adalah
system penentuan biaya produk yang terdiri atas dua tahap yaitu melacak biaya pada berbagai aktivitas dan
membebankan biaya pada produk. ABC semula diakui sebagai metode untuk menyempurnakan ketelitian
biaya produk, namun ABC generasi kedua merupakan sistem pengukuran kinerja yang bersifat komprehensif
yang digunakan sebagai sumber informasi utama Activity- Based Management (ABM).

ABC generasi kedua adalah metodologi untuk mengukur dan menyediakan informasi mengenai biaya
sumber-sumber, aktivitas-aktivitas, dan pembebanan biaya pada objek-objek biaya. Asumsi yang mendasari
adalah objek-objek biaya menciptakan perlunya aktivitas-aktivitas dan aktivitas-aktivitas menciptakan perlunya
sumber-sumber. ABC juga merupakan sistem yang bermanfaat untuk mengorganisasi dan
mengkomunikasikan informasi.

3. Dimensi Proses

Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM yang memberikan informasi tentang
aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa dikerjakan dan seberapa baik dikerjakannya. Tujuan dimensi proses
adalah pengurangan biaya. Dimensi inilah yang memberikan kemampuan untuk mengukur perbaikan
berkelanjutan. Dimensi proses adalah dimensi model ABM yang berisi informasi kinerja mengenai pekerjaan
yang dilaksanakan dalam organisasi sehingga mencakup analisis penyebab biaya, analisis aktivitasaktivitas
dan evaluasi kinerja dengan menggunakan informasi dari ABC. Dimensi proses menyediakan informasi
mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam suatu aktivitas dan hubungan antara pekerjaan tersebut dengan
aktivitas lainnya.

Proses adalah serangkaian aktivitas yang terkait untuk melaksanakan tujuan tertentu. Penerapan
Activity Based Manajemen Activity based Management lebih komprehensive dibandingakn ABC. ABM dapat
dipandang sebagai suatu sistem yang memliki 2 tujuan utama, yaitu:
6

 Meningkatkan kualitas pengambilan keputuan dengan menyajikan informasi biaya yang lebih
akurat.

 Melakukan pengurangan biaya dengan mendorong dilakukannya programprogram


pengurangan biaya.

Tujuan penting dari ABM adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan aktivitas dan biaya tak
bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah operasi yang tidak perlu dan tidak penting, perlu
tapi tidak efisien dan tidak dapat dikembangkan. Biaya yang tidak bernilai tambah adalah hasil dari beberapa
aktivitas, biaya dari beberapa aktivitas yang bisa dihilangkan tanpa mengurangi kualitas produk, daya guna,
dan nilai yang dirasakan.

Berikut adalah lima langkah yang menyediakan strategi untuk menghilangkan biaya tak bernilai tambah
pada perusahaan manufaktur dan jasa, yaitu:

 Mengidentifikasi aktivitas, langkah pertama adalah analisis aktivitas, yangmengidentifikasi


semua aktivitas penting organisasi.

 Mengidentifikasi aktivitas tak bernilai tambah, tiga kriteria untuk menentukanaktivitas yang
bernilai tambah adalah:

a. Apakah aktivitas tersebut perlu ?

b. Apakah aktivitas tersebut efisien ?

c. Apakah aktivitas tersebut kadang bernilai tambah, kadang tidak ?

 Memahami rantai aktivitas, akar masalah, dan pemicunya, dalammengidentifikasi aktivitas yang
tidak bernilai tambah, sangat penting untuk memahami jalan dimana aktivitas terhubung
bersama.

 Menetapkan ukuran kinerja, dengan pengukuran kenerja secara terusmenerus dan


membandingkan kinerja dengan tolak ukur, perhatian manajemen mungkin terarah pada
aktivitas yang tidak perlu dan tidak efisien.

 Melaporkan biaya yang tidak bernilai tambah, biaya tak bernilai tambah harus disoroti pada
laporan pusat biaya. Dengan mengedintifikasi akktivitas tak bernilai tambah, dan melaporkan
biayanya, manajemen dapat bekerja keras untuk mengembangkan proses dan menghilangkan
biaya tak bernilai tambah.
7

E. LANGKAH-LANGKAH VALUE ANALYSIS DALAM MENGHASILKAN INFORMASI

Process Value Analysis merupakan suatu analisa yang menghasilkan informasi tentang mengapa dan
bagaimana suatu aktivitas atau pekerjaan dilakukan. Analisa ini menekankan pada upaya untuk
memaksimumkan sistem penilaian kinerja secara keseluruhan dari pada performance individu. Process Value
Analysis dilakukan dengan 3 langkah di bawah ini:

1. Driver analysis

Untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan biaya suatu Aktivitas. Setiap aktivitas pasti
membutuhkan input dan menghasilkan output. Input aktivitas merupakan sumber-sumber ekonomi yang
dibutuhkan dalam melaksanakan suatu aktivitas, sedangkan output aktivitas merupakan produk yang
dihasilkan dari suatu aktivitas. Output yang dihasilkan oleh suatu akitivitas perlu diukur dalam satuan
kuantitatif tertentu yang disebut dengan Activity Output Measure.

Apabila permintaan akan suatu aktivitas berubah akan menyebabkan perubahan jumlah biaya aktivitas,
akan tetapi satuan ukuran output aktivitas tidak selalu berhubungan langsung dengan penyebab timbulnya
biaya suatu aktivitas. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu analisa yang disebut dengan analisa driver.
Analisa Driver bertujuan untuk menunjukan penyebab munculnya biaya aktivitas.

2. Activity analysis

Untuk menentukan aktivitas apa yang dilakukan, jumlah pekerja yang telibat, waktu dan sumber ekonomi
yang digunakan serta rekomendasi bagi manajemen tentang aktivitas tersebut. Analisa aktivitas akan
diuraikan di bawah ini. Analisa aktivitas merupakan inti dari process value analysis. Analisa aktivitas
merupakan suatu proses identifikasi, penjabaran serta evaluasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh suatu
organisasi. Analisa aktivitas diharapkan mampu menjawab

4 Pertanyaan berikut ini:

1. Aktivitas-aktivitas apa saja yang dilaksanakan?

2. Berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan setiap aktivitas?

3. Berapa jumlah waktu dan sumber-sumber ekonomi lainnya yang dibutuhkanoleh setiap
aktivitas?

4. Bagaimana manfaat aktivitas bagi organisasi secara keseluruhan organisasi termasuk


rekomendasi untuk tetap mempertahankan nilai tambah setiap aktivitas bagi organisasi.

Dari 4 hal tersebut di atas, hasil akhir dari suatu analisa aktivitas adalah penentuan nilai tambah setiap
aktivitas bagi organisasi. Oleh karena itu dalam analisa aktivitas, aktivitas dapat dibedakan menjadi 2 jenis
aktivitas yaitu :
8

 Aktivitas bernilai tambah (value-added activities)

Merupakan aktivitas yang diperlukan untuk tetap dapat mempertahankan kegiatan operasional
perusahaan. Dapat pula dikatakan bahwa aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang diperlukan dan
sudah dilaksanakan dengan efisien. Biaya untuk melaksanakan aktivitas bernilai tambah disebut dengan
biaya aktivitas bernilai tambah. Biaya ini merupakan biaya yang seharusnya terjadi dalam melaksanakan
sutauaktivitas. Aktivitas yang dapat dikategorikan sebagai aktivitas bernilai tambah meliputi:

 Required Activities

Merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi peraturan atau perundangan yang
berlaku.

 Discretionary activities

Merupakan aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi 3 kriteria berikut yaitu aktivitas menyebabkan
adanya perubahan sifat atau bentuk, perubahan sifat atau bentuk tidak dapat dilakukan oleh aktivitas
sebelumnya dan aktivitas yang memungkinkan aktivitas lain untuk dilaksanakan.

 Aktivitas tidak bernilai tambah (non value-added activities)

Merupakan aktivitas yang tidak diperlukan atau diperlukan tetapi dilaksanakan dengan tidak efisien. Biaya
untuk melaksanakan aktivitas ini disebut dengan biaya aktivitas tidak bernilai tambah. Biaya inilah yang harus
dieliminasi karena menimbulkan adanya pemborosan, contohnya:

 Scheduling, merupakan aktivitas penjadwalan proses produksi untuk setiap jenis produk

 Moving, merupakan aktivitas pemindahan bahan, barang dalam proses dan barang jadi dari satu
departemen. ke departemen lain

 Waiting, merupakan aktivitas menunggu tersedianya bahan baku, menunggu datangnya BDP yang
dikirimkan dari bagian atau departemen lain

 Inspeksi, merupakan aktivitas pemeriksaan barang untuk meyakinkan bahwa barang telah memenuhi
spesifikasi atau kualitas yang diharapkan.

 Storing, merupakan aktivitas penyimpanan bahan, Barang Dalam Proses, produk selesai sebagai
persediaan di gudang menunggu waktu pemakaian atau pengiriman.

Hasil akhir yang ingin dicapai dalam analisa aktivitas adalah penurunan biaya( cost reduction) yang
ditimbulkan karena adanya continues improvement. Dalam lingkungan yang kompetitif, perusahaan harus
mampu mengirimkan produk yang diinginkan konsumen dalam waktu yang tepat serta harga yang rendah. Hal
9

ini mendorong perusahaan harus selalu melakukan perbaikan yang terus menerus dalam melaksanakan
aktivitasnya.

Analisa aktivitas dapat menurunkan biaya malalui dengan 4 cara berikut ini:

1. Activity elimination

Memfokuskan pada aktivitas tidak bernilai tambah dengan mengidentifikasikan

kemudian mengeliminasi aktivitas tersebut. Tujuan utama dari activity elimination adalah untuk menghilangkan
aktivitas, dengan harapan jika aktivitas dihilangkan maka biaya-biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas itu juga
dapat dihilangkan. Aktivitasaktivitas yang menjadi tujuan utama untuk dihilangkan adalah aktivitas-aktivitas
yang tidak menambah nilai , baik bagi pembeli/pelanggan maupun bagi perusahaan.

2. Activity reduction

Untuk aktivitas yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, maka perusahaan dapat menghasilkan tingkat
output yang sama dengan mempergunakan aktivitas yang lebih sedikit. Cara ini yang disebut dengan activity
reduction. Salah satu cara untuk melakukan activity reduction adalah dengan memperbanyak unit produksi
yang dibuat dalam satu batch. Misalkan untuk aktivtas pembelian bahan mentah. Jika perusahaan setiap kali
membeli bahan mentah perusahaan memesan 2.000 kg, maka unuk memesan 10.000 kg bahan mentah,
maka perusahaan memerlukan lima kali atau lima batch pembelian Namun bila perusahaan memperbesar
jumlah kilogram untuk masing-masing pemesanan, seperti 2.500 kilogram, maka pembelian 10.000 kilogram
barang hanya akan dilakukan dalam empat batch.

3. Activity sharing

Tujuan dari activity sharing adalah untuk mengurangi besarnya kapasitas menganggur perusahaan.
Dalam hal ini disarankan agar sumber daya yang dimiliki perusahaan dipergunakan untuk lebih dari satu
aktivitas. Misalkan perusahaan mempekerjakan dua orang, satu untuk menerima bahan mentah, dan satu lagi
untuk memeriksa bahan mentah. Saat ini kedua orang tersebut hanya bekerja 50% dari kapasitas mereka.
Dalam konsep activity sharing disarankan agar perusahaan hanya mempekerjakan satu orang untuk
melakukan kedua aktivitas tersebut, sehingga jumlah kapasitas menganggur dapat dikurangi

4. Activity selection

Dalam jenis activity selection, maka perusahaan akan memilih alternatif aktivitas yang lebih murah,
seperti pemilihan apakah sebaiknya perusahaan memproduksi sendiri atau melakukan outsourcing.

F. ACTIVITY PERFORMACE MEASUREMENT

Yaitu pengukuran performance dalam pelaksanaan suatu aktivitas dengan menggunakan alat ukur
finansial maupun non finansial. Alat ukur yang digunakan harus mampu mengetahui bagaimana suatu
aktivitas dilaksanakan dan hasil yang dicapai. Alat ukur ini juga diharapkan mampu menunjukan perbaikan
10

yang secara terus menerus dilakukan perusahaan. Penilaian dipusatkan pada 3 hal yaitu waktu, kualitas serta
efisiensi.

1. Waktu

 Reliability : Jumlah pengiriman yang tepat waktu atau jumlah pengiriman

 Responsiveness : cycle time (waktu untuk melaksanakan 1aktivitas), velocity(jumlah output


aktivitas yang dihasilkan dalam satuan waktu tertentu)

 Manufacturing cycle efficiency : waktu pemrosesan/(waktu proses+ waktuperpindahan + waktu


inspeksi + waktu tunggu )

2. Kualitas

Jumlah produk cacat, jumlah produk cacat/total produksi, % kegagalan eksternal, jumlah sisa bahan
atau jumlah bahan yang digunakan. Untuk aktivitas pembelian ukuran kualitas dapat dinilai dengan Jumlah
kesalahan atau jumlah total permintaan pembelian, jumlah kesalahan setiap order pembelian.

3. Efisiensi

 Efisiensi operasi: Output/bahan, output/JKL, output/ jam mesin

 Efisiensi mesin : % kapasitas mesin yang terpakai

 Persediaan : Perputaran persediaan, jumlah persediaan, lamanya persediaan.

F. Pengelompokkan Activity Based Management

Cooper & Kaplan mengelompokkan penerapan ABM ini kedalam 2 kategori,yaitu:

 ABM operasional

Berusaha untuk meningkatkan efisiensi operasi&tingkat penggunaan asset serta menurunkan

biaya,fokusnya adalah melakukan sesuatu dengan benar&melakukan aktivitas dengan lebih efisien.

 ABM Strategis

Berusaha meningkatkan permintaan akan aktivitas & profitabilitas pada efisiensi aktivitas saat ini atau

efisiensi aktivitas yang tlah ditingkatkan.ABM strategis berfokus pada pemilihan aktivitas yang tepat

untuk operasi perusahaan. ABM bertujuan untuk mengelola&mengendalikan kinerja usaha dengan

menggunakan informasi berdasarkan aktivitas sebagai sumber dalam mendukung proses pengambilan

keputusan manajemen.
11

Anda mungkin juga menyukai