Anda di halaman 1dari 8

1

Ringkasan Materi Kuliah III


Akuntansi Sektor Publik Lanjutan

Andi Pandangai Tenrigau


A062222022

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

A. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Soemarso (2002: 21), analisis laporan keuangan (financial statement analysis) pada hakikatnya
adalah menghubungkan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan dengan angka lain atau
menjelaskan arah perubahan (trend) nya. Analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk
membedah laporan keuangan ke dalam unsurunsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan
menelaah hubungan diantara unsur- unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan
pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri (Prastowo dan Juliati,
2002:52).
Analisis laporan keuangan berarti melakukan penelaahan atau mempelajari hubungan-hubungan dan
tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan
perusahaan yang bersangkutan (Falikhatun dan Nugrahaningsih,2007:6). Menurut Mahmudi (2009: 9), analisis
dimaksudkan untuk membantu bagaimana cara memahami laporan keuangan, bagaimana mengevaluasi
laporan keuangan, dan bagaimana menggunakan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.
Kesimpulan dari pengertian analisis laporan keuangan adalah suatu proses analisis yang mempelajari
laporan keuangan untuk memperoleh pemahaman dan pengertian yang baik dan tepat untuk pengambilan
keputusan pada organisasi sektor publik atau organisasi sektor swasta.
B. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Prastowo dan Juliati (2002: 53), analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa
tujuan, diantaranya:
1. Sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger;
2. Sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa datang;
3. Sebagai proses diagnosis terhadap masalah manajemen, operasi atau masalah lainnya;
4. Sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.
C. Pihak-Pihak yang berkepentingan terhadap Analisis Laporan Keuangan
Adapun pihak yang berkepentingan dengan analisis laporan keuangan daerah menurut Widodo dalam
Halim (2007: 232), antara lain:
1. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai wakil dari pemilik daerah (masyarakat).
2. Pihak eksekutif sebagai landasan dalam menyusun APBD berikutnya.
3. Pemerintah pusat/provinsi sebagai bahan masukan dalam membina pelaksanaan pengelolaan
keuangan
4. daerah.
5. Masyarakat dan kreditur, sebagai pihak yang akan turut memiliki saham pemerintah daerah, bersedia
6. memberi pinjaman ataupun membeli obligasi

D. Langkah-Langkah Analisis Laporan Keuangan


Pembaca laporan keuangan perlu memahami langkah- langkah yang efektif untuk menganalisis dan
mengevaluasi kinerja pemerintah daerah secara tepat dan komprehensif. Menurut Mahmudi (2009: 85)
langkah-langkah atau tahapan dalam menganalisis laporan
keuangan pemerintah daerah yaitu:
1. Menilai Kinerja Makro
Keberhasilan atau kegagalan kinerja makro sdapat dilihat dari laporan keuangan yang
merupakan gambaran kinerja mikro. Misalnya dibidang ekonomi menyangkut tingkat inflasi,
dibidang pemerintahan menyangkut indeks good governance, indeks korupsi, dan indeks
kepuasan pelayanan, dan lain-lain. Jika kinerja makro kurang baik, maka besar kemungkinan
kinerja mikro juga kurang baik.
2. Menilai Kinerja Program/Kegiatan
Penilaian kinerja program/kegiatan dapat dilihat dari LKPJ dan atau LAKIP. Keberhasilan
pelaksanaan program/kegiatan dinilai dari aspek 3E, yaitu: ekonomi, efisiensi dan
efektivitas. Ekonomi terkait dengan penggunaan sumber daya input secara hemat sehingga
tidak terjadi pemborosan, efisiensi terkait dengan kesesuaian pelaksanaan dengan anggaran
dan efektivitas terkait dengan pencapaian target.
3. Menilai Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan tercermin dari laporan keuangan neraca, laporan kas. realisasi
anggaran, dan laporan arus kas.
4. Metode Analisis Laporan Keuangan
Menurut Falikhatun dan Nugrahaningsih (2007: 9), ada dua metode analisis yang digunakan,
yaitu:
a. Analisis Vertikal
Analisis Vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode
atau satu saat saja, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya
dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau
hasil operasi pada saat itu saja.
b. Analisis Horisontal
Analisis Horisontal yaitu analisis dengan melakukan perbandingan laporan keuangan untuk
beberapa periode a t a u b e b e r a p a s a a t , s e h i n g g a a k a n d i k e t a h u i perkembanganya.
Menurut Prastowo dan Juliati (2002), secara umum metode analisis laporan keuangan dapat di
klasifikasikan menjadi dua klasifikasi, yaitu:
a. Metode Analisis Horisontal (dinamis)
Metode analisis horisontal (dinamis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara
membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode), sehingga dapat
diketahui perkembangan dan kecenderungannya.
a. Metode Analisis Vertikal (statis)
Metode analisis vertikal (statis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara
menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan
antara pos satu dan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama untuk tahun (periode) yang
sama.
Kesimpulan dari beberapa metode analisis laporan keuangan diatas adalah:
a. Metode Analisis Horisontal (Dinamis)
Metode analisis horisontal merupakan analisis yang dilakukan dalam beberapa periode
untuk melakukan analisis laporan keuangan pada organisasi sektor publik atau organisasi
sektor swasta.
b. Metoda Analisis Vertikal (Statis)
Metoda analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan dalam satu periode untuk
melakukan analisis laporan keuangan pada organisasi sektor publik atau organisasi sektor
swasta.

E. Tehnik Analisis Laporan Keuangan


Menurut Mahmudi (2009), teknik analisis laporan keuangan organisasi sektor publik
adalah sebagai berikut:

a. Analisis Varians (Selisih)


Analisis varians pada umumnya digunakan untuk menganalisis laporan realisasi
anggaran, yaitu dengan cara mengevaluasi selisih yang terjadi antara anggaran dengan
realisasinya. Aspek yang penting dalam analisis varians ini, yaitu:
1. Menentukan tingkat signifikansi selisih anggaran.
2. Menentukan tingkat varians anggaran yang bisa ditoleransi.
3. Mencari penyebab terjadinya selish varians.
b. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan perbandingan antara dua angka yang datanya diambil
dari elemen laporan keuangan. Analisis ini dapat digunakan untuk mengintepretasikan perkembangan
kinerja dari tahun ke tahun dan membandingkanya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis. Terdapat
berbagai macam analisis rasio keuangan, antara lain:
1. Analisis Aset
2. Analalisis Likuiditas, meliputi:
 Rasio Lancar
 Rasio Kas
 Rasio Cepat
 Rasio Modal Kerja terhadap Total Aset
3. Analisis Solvabilitas
4. Analisis Kewajiban
 Rasio Total Utang terhadap Equitas
 Rasio Total Utang terhadap Aset Modal
 Rasio Total Utang terhadap Pendapatan
5. Analisis Ekuitas
6. Analisis Profitibilitas
 Profit Margin
 Return on Asset (ROA)
 Return on Invesment (ROI)
 Return on Equity (ROE)
 Return on Capital Employed (ROCE)
 Net Income
7. Analisis Aktivitas

c. Analisis Pertumbuhan (Trend)


Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan baik berupa kenaikan atau penurunan
kinerja selama kurun waktu tertentu. Analisis ini dapat diaplikasikan misalnya untuk menilai
pertumbuhan asset, pendapatan, utang, surplus/defisit, dan sebagainya.
d. Analisis Regresi
Analisis ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependent. Analisis ini sangat bermanfaat untuk r iset kebijakan publik yang hasilnya dapat
diaplikasikan oleh pemerintah daerah. Contohnya:

1. M e n g u j i p e n g a r u h t i n g k a t s e r a p a n A P B D terhadap petumbuhan ekonomi daerah;


2. Menguji pengaruh belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi daerah,
3. Dan lain-lain.

e. Analisis Prediksi
Analisis ini digunakan untuk memprediksi pendapatan tahun depan dengan menggunakan data
tahun ini dan tahun sebelumnya sebagai dasar prediksi.

f. Analisis Aset
Analisis aset dilakukan untuk mengetahui lebih dalam tentang kekayaan dan potensi
ekonomi pemerintah sehingga dari informasi tersebut masyarakat dapat menilai berbagai hal,
misalnya seberapa menarik melakukan investasi di wilayah itu, bagaimanakah skala ekonomi
pemerintah daerah dan kondisi keuangannya.
Analisis Aset terdiri dari beberapa teknik, menurut Mahmudi (2009) antara lain:
1. Analisis Pertumbuhan Tiap-tiap Pos Aset dalam Neraca
Tujuan melakukan perbandingan nilai tiap-tiap pos aset dalam neraca adalah untuk
mengetahui perubahan posisi aset pemerintah daerah selama dua periode berturutan,
apakah terjadi kenaikan ataukah penurunan. Secara umum, kenaikan aset tahun sekarang dari
tahun sebelumnya memberikan kesan positif yang menunjukan adanya kemajuan atau
pertumbuhan aset. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan aset, maka itu ber ar ti sinyal
negative mungkin telah terjadi kemunduran, penurunan nilai aset, penggerogotan aset, dan
inefisiensi dalam pengelolaan aset.
2. Analisis Proporsi Kelompok Aset Terhadap Total Aset
Analisis proporsi kelompok aset terhadap total aset bermanfaat untuk melihat potret asset
pemerintah daerah secara lebih global. Apakah kelompok aset tertentu terlalu besar
sehingga kurang baik bagi kesehatan keuangan organisasi. Sebagai contoh, jika
asset pemerintah daerah sebagian besar berupa aset lancar, maka hal itu kurang
menguntungkan jika dilihat dari kacamata manajemen keuangan daerah dan m an aj em en
k as ka re na k eu an ga n te rl al u li ku id (overliquid). Sebaliknya, jika sebagian besar aset
merupakan aset tetap, sementara itu aset lancar kecil, maka keadaan tersebut juga akan
mengganggu likuiditas keuangan pemerintah daerah yaitu kondisi keuangan menjadi tidak likuid
(illiquid).
3. Analisis Modal Kerja (Working Capital)
Analisis modal kerja bermanfaat untuk menilai kecukupan keuangan pemerintah daerah
dalam memenuhi kebutuhan pelaksanaan operasi rutin harian tanpa harus mencairkan
investasi jangka pendek dan jangka panjang, menggunakan dana cadangan dan penggunaan
pembiayaan lainnya. Analisis modal kerja merupakan suatu ukuran arus kas bukan sebagai
rasio. Hasil analisis modal harus membarikan nilai positif. Secara
umum, semakin tinggi modal kerja, maka likuiditas organisasi semakin baik.
4. Analisis Kewajiban dan Ekuitas Dana
Analisis utang sangat penting bagi calon pemberi pinjaman (kreditor) dalam membuat keputusan
kredit dan bermanfaat untuk mengetahui beban utang, kesinambungan fiskal, dan kesehatan
keuangan pemerintah daerah. Analisis struktur ekuitas dana bermanfaat untuk
mengetahui proporsi dari utang terhadap ekuitas dana.
S tr uk tu r ek ui ta s y an g ba ik me nc er mi nk an ad an ya harmonisasi antara sumber
pembiayaan eksternal dengan pembiayaan internal. Informasi komposisi ekuitas dana
bermanfaat untuk mengetahui orientasi alokasi dana pemerintah daerah yaitu seberapa
besar dana yang ditanamkan untuk operasional rutin, dan seberapa dalam
bentuk investasi.
g. Analisis Pendapatan
Analisis pendapatan daerah dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja pemerintah daerah
dalam melaksanakan anggaran. Secara umum realisasi pendapatan daerah dinilai baik apabila melampaui
target anggaran, sebab anggaran pendapatan merupakan batas minimal yang harus dicapai daerah.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan analisis pendapatan, yaitu:
 Analisis Varian (selisih) anggaran pendapatan.
 Menghitung pertumbuhan pendapatan daerah, meliputi:
 Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah;
 Pertumbuhan Pajak Daerah;
 Pertumbuhan Retribusi Daerah;
 Pertumbuhan Pendapatan Transfer;
 Menghitung rasio keuangan, meliputi:
 Rasio Kemandirian Daerah;
 Rasio Ketergantungan Daerah;
 Derajat Desentralisasi;
 Rasio Efektivitas PAD;
 Rasio efisiensi PAD;
 Rasio Efektivitas Pajak Daerah;
 Derajat Kontribusi BUMD;
 Rasio Kemampuan Mengembalikan Pinjaman;
 Rasio Pendapatan Terhadap Utang.
 Menilai Potensi penerimaan daerah yang masih dapat dioptimalkan, meliputi:
 Potensi Pajak Daerah;
 Potensi Retribusi Daerah.

h. Analisis Belanja
Analisis belanja sangat penting dilakukan untuk mengevaluasi apakah pemerintah daerah telah
menggunakan APBD secara ekonomis, efisien, dan efektif ( value for money). Belanja daerah perlu
memperoleh perhatian lebih besar karena belanja daerah lebih rawan mengalami kebocoran
anggaran dibandingkan kebocoran pada sisi pendapatan.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan analisis belanja, yaitu:
 Analisis Varian Belanja;
 Analisis Pertumbuhan Belanja;
 Analisis Keserasian Belanja;
 Rasio Efisiensi Belanja;
 Rasio Belanja terhadap PDRB.

i. Analisis Pembiayaan
Informasi pembiayaan penting untuk menilai apakah keputusan pembiayaan yang dilakukan
pemerintah daerah sudah tepat. Stuktur pembiayaan pemerintah daerah juga bisa menggambarkan rentan
tidaknya keuangan daerah yang juga berpengaruh pada tingkat rasio daerah.
Analisis Pembiayan, meliputi:
 Analisis Penggunaan SILPA tahun lalu;
 Analisis Pembentukan dan Penggunaan Dana Cadangan;
 Analisis Investasi;
 Analisis Divestasi dan Privatisasi;
 Analisis Piutang Daerah;
 Analisis Pinjaman Daerah.

j. Analisis Laporan Arus Kas


Dalam membaca dan memahami laporan arus kas, fokus perhatian hendaknya tidak
ditujukan pada jumlah kenaikan atau penurunan kas selama satu periode, karena jumlah arus kas neto
saja kurang memberi informasi yang bermakna. Yang paling penting justru informasi dari masing-
masing komponen arus kas secara individual. Laporan arus kas dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya surplus atau defisit anggaran;
2. Untuk memprediksi kemampuan fiscal pemerintah daerah dimasa mendatang terkait
dengan kekuatan dan ketahanan fiscal;
3. Untuk memprediksi kesinambungan fiscal pemerintah daerah Dalam pemberian pelayanan publik.

Terdapat beberapa tehnik atau cara yang digunakan untuk melakukan Analisis Laporan Arus Kas,
yaitu:
 Analisis Pertumbuhan Arus Kas;
 Analisis Arus Kas untuk setiap Komponen;
 Analisis Arus Kas dari aktivitas pembiayaan;
 Analisis Arus Kas dari aktivitas non anggaran.

~~~

Anda mungkin juga menyukai