Landasan Teori
Landasan teori dalam penelitian ini didasarkan pada beberapa model dan teori yang
telah ada. Pertama, penelitian ini mengacu pada model penipuan segitiga (fraud
triangle) yang dikembangkan oleh Cressey (1953). Model ini menunjukkan bahwa
tindakan penipuan terjadi ketika seseorang di bawah tekanan akibat masalah
finansial yang tidak dapat dibagi, memiliki kesempatan untuk melakukan penipuan,
dan merasionalisasi tindakan penipuan tersebut kepada diri mereka sendiri
Selain itu, penelitian ini juga mengacu pada Teori Perilaku Terencana (TPB) Ajzen
(1991) dan Teori Tindakan Beralasan (TRA) Ajzen dan Fishbein (2005) [3]. Teori ini
menunjukkan bahwa perilaku individu dipandu dan diprediksi berdasarkan
kecenderungan atau niat perilaku mereka. Ajzen (1991) menunjukkan bahwa sikap
individu, yang merupakan gabungan dari emosi, nilai, dan keyakinan mereka, adalah
faktor intrinsik yang mengarah pada pembentukan kecenderungan atau niat
terhadap perilaku.
Penelitian ini juga mengacu pada literatur sebelumnya tentang psikologi perilaku dan
perkembangan moral yang menunjukkan bahwa kecenderungan penipuan adalah
kecenderungan perilaku internal yang berinteraksi dengan emosi, etika, nilai,
perkembangan moral, dan keyakinan individu. Dengan demikian, penelitian ini
mengharapkan bahwa kecenderungan untuk merasionalisasi dan terlibat dalam
penipuan kerja mungkin bergantung pada kecerdasan emosional (EI) individu.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini melibatkan penggunaan survei
dan kuesioner untuk mengumpulkan data primer dari partisipan. Populasi penelitian
terdiri dari 493 mahasiswa akuntansi tahun terakhir yang terdaftar dari tiga
universitas di Nigeria barat daya. Ukuran sampel ditentukan sebagai 335 partisipan
yang merupakan calon akuntan, menggunakan formula sampel Yamane (1967).
Sampel diambil dari populasi menggunakan desain pengambilan sampel acak
setelah mengelompokkan partisipan ke dalam tiga strata berdasarkan universitas
mereka.
Keterbatasan Penelitian
Kritikal pertama penelitian ini di bagian sampel penelitian yang dimana penelitian ini
dibatasi hanya melibatkan di akuntan di Nigeria, sehingga jika dilihat faktor di negara
lain dapat mempengaruhi hasil penelitian. Selanjutnya membahas hubungan antara
kecerdasan emosional dan kecenderungan penipuan, penting untuk memperhatikan
bahwa penelitian ini didasarkan pada survei dan mungkin tidak dapat menyajikan
hubungan sebab-akibat yang pasti antara kedua variabel ini. Survei mungkin hanya