Anda di halaman 1dari 26

Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan p-ISSN 2548 – 298X

Akreditasi No. 32a/E/KPT/2017 e-ISSN 2548 – 5024


DOI: 10.24034/j25485024.y2020.v4.i1.4324

IMPLEMENTASI THE NEW FRAUD TRIANGLE MODEL DENGAN PERSPEKTIF


SYARIAH DALAM MENDETEKSI PERILAKU FRAUD

Agung Budi Sulistiyo


agungbudi.feb@unej.ac.id
Riza Dewi Al Ardi
Ahmad Roziq
Universitas Jember, Indonesia

ABSTRACT

This research aims to explore deeply how the concept of the new fraud triangle model with sharia perspectives can
be used to detect fraud behaviour in sharia banks with a case study approach. This research was conducted on one
of the sharia banks in East Java. Through in-depth interviews with fraud actors, actors and internal auditors and
supported by the results of observations in the field and the study of documentary evidence, the study succeeded
in revealing some important findings. The findings suggest that; (1) fraud action committed due to the lifestyle of
the perpetrator who exceeds the income received; (2) utilize the job position to commit fraud; (3) fraud action that
occurs as a result of the opportunity. (4) the act of fraud also occurs because of the personal integrity that is not
good from the perpetrator. The implications of this study are expected to contribute to developing science and
information on the importance of management of risk management and strengthening of internal control systems
for Sharia Financial Institutions (SFI) in attempts to reveal fraud.

Key words: the new fraud triangle model; sharia perspectives; fraud behaviour

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam bagaimana konsep the new fraud triangle model
dengan perspektif syariah dapat digunakan untuk mendeteksi perilaku fraud pada bank syariah dengan
pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilakukan pada salah satu bank syariah di Jawa Timur. Melalui
wawancara mendalam dengan pelaku fraud, atasan pelaku dan auditor internal serta didukung dengan
hasil observasi di lapangan dan studi dokumentasi bukti fraud, penelitian ini berhasil mengungkap
beberapa temuan yang penting. Temuan tersebut menunjukkan bahwa; (1) tindakan fraud yang
dilakukan dikarenakan gaya hidup pelaku yang melebihi dari penghasilan yang diterima; (2)
memanfaatkan posisi pekerjaan yang dimiliki untuk melakukan fraud; (3) tindakan fraud yang terjadi
diakibatkan oleh adanya peluang yang dimiliki. (4) tindak kecurangan juga terjadi karena personal
integrity yang tidak baik dari pelaku. Implikasi dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan informasi tentang pentingnya manajemen
pengelolaan resiko dan penguatan sistem pengendalian intern bagi Lembaga Keuangan Syariah (LKS)
dalam upaya mengungkapkan fraud.

Kata kunci: the new fraud triangle model; perspektif syariah; perilaku fraud

PENDAHULUAN beberapa pihak tersebut menganggap bahwa


Secara umum perbankan syariah di prinsip dari bank konvensional mengan-
Indonesia muncul karena adanya beberapa dung unsur riba yang tidak sesuai dengan
elemen masyarakat yang tidak sepakat syariat Islam. Sejalan dengan hal tersebut
dengan prinsip operasional bank konvensi- Hidayati (2008) menyatakan beberapa ke-
onal (Sayekti dan Mauleny, 2013; Mukhlishin beratan mendasar terhadap sistem perban-
dan Suhendri, 2018). Hal ini dikarenakan kan konvensional juga diyakini mempe-

21
22 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 4, Nomor 1, Maret 2020 : 21 – 46

ngaruhi perkembangan Lembaga Keuangan akan memberikan gejala (red flags) yaitu
Syariah, antara lain, pertama, struktur akad adanya transaksi yang tidak normal.
yang menggunakan sistem bunga dianggap Contohnya yaitu seperti pengeluaran tanpa
sama atau menyerupai riba dan kedua, dokumen pendukung, kesalahan pencata-
ketiadaan jaminan tentang kehalalan dan tan, tidak adanya bukti transaksi, dan
cara pengelolaan atas aktivitas investasi lainnya. Selanjutnya, tindakan fraud yang
pada bank konvensional. dilakukan oleh pelaku pada level mana-
Bank syariah sebagai lembaga yang jemen akan memberikan gejala yang lain
mengelola keuangan masyarakat berbasis yaitu ketidakjelasan kebijakan, turunnya
syariah beserta lembaga keuangan syariah motivasi karyawan, keluhan konsumen atau
diharapkan mampu menjaga serta menge- vendor, hilangnya kas secara terstruktur,
lola transaksi mereka sesuai dengan hukum penurunan kinerja perusahaan dan lainnya.
Islam. Dengan demikian, bank syariah Adanya gejala-gejala yang ditimbulkan dari
diharapkan mampu menjadi alternatif bagi terjadinya fraud ini perlu untuk diwaspadai
beberapa pihak yang tidak sesuai dengan agar dapat mendeteksi dengan segera,
prinsip bank konvensional. Harapan dari sehingga fraud yang telah terjadi dapat
masyarakat terhadap bank syariah yang segera diketahui dan diselesaikan.
dapat menjalankan usahanya dengan prinsip Fenomena fraud yang terjadi baik di
syariah dan sesuai dengan ajaran Islam pada perbankan atau non perbankan sebenarnya
kenyataannya tidak selalu berjalan mulus. dapat terjadi karena adanya beberapa sebab
Hal ini dikarenakan pada dasarnya pada yang mendasar. Penyebab terjadi tindakan
perkembangan dalam dunia perbankan se- fraud ini telah dijelaskan pada teori the new
lalu tidak terlepas dari tindakan kecurangan fraud triangle model. Teori ini merupakan
(Meliana dan Hartono, 2019). Surat Edaran perkembangan terbaru dari dua teori fraud
Bank Indonesia No.13/28/DPNP tahun 2011 sebelumnya yaitu teori fraud triangle dan
menjelaskan bahwa fraud adalah tindakan teori fraud diamond. Konsep dari the new fraud
yang menyimpang atau membiarkan secara triangle model adalah sebagai berikut (Wolfe
sengaja dengan tujuan untuk mengelabui, dan Hermanson, 2004). Teori the new fraud
menipu, atau memanipulasi yang me- triangle model menjelaskan bahwa penyebab
nyebabkan kerugian baik pada pihak bank, terjadi fraud adalah motivasi, kesempatan,
nasabah atau pihak lain secara langsung integritas, dan kemampuan. Unsur fraud-
maupun tidak. Oleh karena itu, tindakan ster’s capabilities dapat menimbulkan teka-
fraud merupakan tindakan kriminal yang nan, peluang dan rasionalisasi dari se-
melanggar hukum. seorang untuk melakukan fraud (Wolfe dan
Tindakan fraud yang terjadi pada bank Hermanson, 2004). Seseorang yang memiliki
bisa dilakukan dalam berbagai bentuk. kemampuan (capabilities) akan mampu
Rustiarini et al. (2017) menjelaskan bahwa menentukan celah untuk bisa melakukan
fraud yang terjadi pada perbankan adalah kecurangan dengan tingkat risiko yang
terkait dengan pemberian kredit (43%), sekecil mungkin agar tidak diketahui oleh
melakukan manipulasi (19.6%), dan pe- pihak lain. Tuanakotta (2013:46) menjelaskan
malsuan (18.6%). Tindakan fraud yang terjadi bahwa opportunity pada fraud adalah ber-
pada dunia bisnis dapat dilakukan oleh hubungan dengan peluang dari pelaku fraud
individu maupun kelompok (Kurrohman, dalam melakukan kecurangan. Unsur moti-
2010). Tindakan fraud juga bisa terjadi pada vasi sama halnya dengan unsur tekanan
level karyawan atau pada level manajer. (pressure) pada teori fraud triangle dan fraud
Setiap tindakan fraud yang dilakukan oleh diamond. Unsur motivasi dapat dibedakan
pelaku pada setiap level akan memberikan menjadi tiga yaitu yang diakibatkan oleh
gejala yang berbeda. Tindakan fraud yang gaya hidup, yang diakibatkan oleh tuntutan
dilakukan oleh pelaku pada level karyawan kerja, dan dari pihak luar individu (Lister,
Implementasi The New Fraud Triangle Model ...– Sulistiyo, Ardi, Roziq 23

2007:63). Terakhir, unsur personal integrity sebuah bank syariah terbesar di Indonesia.
adalah unsur yang sama dengan unsur Sebelumnya, bank tersebut juga pernah
rasionalisasi pada teori fraud triangle dan kebobolan. Dengan modus penyaluran kre-
fraud diamond. Unsur personal integrity meng- dit fiktif bagi beberapa nasabah, seorang
gambarkan bahwa pelaku fraud akan mem- kepala cabang, kepala kantor cabang pem-
buat suatu bentuk pembenaran atas tinda- bantu, serta account officer juga melakukan
kan kecurangan yang dilakukan. Vona (2008) fraud dengan taksiran kerugian mencapai 59
mencontohkan mengenai rasionalisasi fraud miliar rupiah. Kasus ini terbongkar setelah
adalah ketika manajer melakukan fraud auditor intern mencurigai adanya kejang-
laporan keuangan dengan alasan untuk galan atas penyaluran dana tersebut
memenuhi target margin perusahaan yang (Republika, 2013). Selain itu, kasus fraud
telah ditetapkan. Dengan demikian, tinda- serupa juga pernah menimpa salah satu
kan fraud yang dilakukan manajer akan cabang dari bank syariah yang serupa di
dianggap sebagai tindakan yang dapat Jawa Timur. Kasus tersebut melibatkan
diterima. seorang pegawai frontliner serta atasan
Secara umum dapat ditegaskan bahwa langsungnya. Sebagaimana kasus-kasus se-
tindakan fraud dapat terjadi di berbagai belumnya, kasus ini pertama kali ditemukan
macam bank baik bank konvensional atau- oleh auditor internal yang sedang bertugas
pun bank syariah. Hal ini dikarenakan melakukan audit pada unit tersebut. Auditor
penyebab terjadinya fraud disebabkan oleh tersebut awalnya mencurigai transaksi
sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh manusia. pemindahbukuan dari rekening salah satu
Bukti nyata dari adanya tindakan fraud pada nasabah kepada rekening pegawai frontliner
bank syariah telah dialami oleh salah satu tersebut. Perlu diketahui sebelumnya, bah-
bank syariah terbesar di Indonesia pada wa seorang frontliner tidak diperbolehkan
tahun 2015. Pelaku yang merupakan seorang untuk melakukan transaksi apapun atas
manager dan officer, bekerjasama dengan dua rekening pribadinya dengan menggunakan
pelaku lain dengan cara mencairkan Surat user yang bersangkutan. Hal ini dilakukan
Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) untuk meminimalisir upaya fraud. Namun
menggunakan jaminan berupa deposito pada kasus ini, pelaku justru melakukan
palsu. Atas kejadian tersebut, diduga ke- transaksi tersebut dengan menggunakan
rugian mencapai 75 miliar rupiah. Angka user pribadinya. Dan transaksi tersebut juga
yang fantastis bagi seorang pegawai bank telah diotorisasi oleh atasan langsung dari
yang gaji perbulannya hanya beberapa juta pelaku.
saja. Diketahui, uang tersebut digunakan Penemuan fraud yang menimpa per-
oleh para pelaku untuk keperluan pribadi, usahaan yang bergerak di bidang syariah ini,
seperti membeli rumah, saham, dan be- menimbulkan pertanyaan bagi sebagian
berapa mobil mewah. Kejadian tersebut besar penduduk Indonesia, terutama para
ditemukan pertama kali oleh auditor intern nasabahnya. Hal ini dikarenakan bank
bank yang sedang melaksanakan tugas audit syariah merupakan bank yang bekerja
pada unit yang bersangkutan. Selanjutnya, dengan berlandaskan pada prinsip syariah,
sang auditor melaporkan dan memproses namun pada kenyataannya karyawan lem-
kasus tersebut ke Mabes Polri. Atas kejadian baga keuangan yang bergerak di bidang
itu, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan men- syariah melakukan tindakan fraud yang
jatuhkan hukuman pidana dan denda merupakan berbagai pihak. Penelitian ini
kepada kedua pelaku yang tak lain merupa- dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
kan pegawai bank itu sendiri (Kartika, 2015). bagaimana terjadinya fenomena fraud yang
Berita fraud tersebut ternyata bukan terjadi pada salah satu bank syariah terbesar
merupakan kasus pertama yang menimpa di Indonesia ini. Penelitian ini dilakukan
24 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 4, Nomor 1, Maret 2020 : 21 – 46

dengan berdasarkan pada teori the new fraud syariah. Keterbaruan kedua yaitu terletak
triangle model dalam perspektif syariah untuk pada teori yang dipakai, penelitian ini
menjelaskan fenomena fraud yang terjadi. mengaplikasikan teori the new fraud triangle
Teori ini dipilih sebagai dasar teori pada model. Keterbaruan ketiga, penelitian ini
penelitian ini dikarenakan teori ini me- menggunakan metode kualitatif dalam men-
rupakan perkembangan teori fraud yang jawab masalah penelitian.
paling baru dari dua teori sebelumnya yaitu Latar belakang penelitian telah me-
fraud triangle dan fraud diamond. nunjukkan bahwa fenomena fraud yang
Penelitian terkait penerapan teori fraud terjadi pada perbankan syariah dapat
dalam menjelaskan tindakan fraud pada dijelaskan melalui konsep the new fraud
perbankan juga sebelumnya telah dilakukan triangel model. Dengan demikian, rumusan
oleh penelitian-penelitian sebelumnya. Hasil masalah yang ingin dijawab pada penelitian
penelitian dari Rustiarini et al. (2016) me- ini adalah bagaimanakah implementasi
nemukan bahwa kemampuan (capabilities) konsep the new fraud triangle model dapat
menjadi dimensi paling tinggi dalam digunakan untuk mendeteksi perilaku fraud
mendeteksi fraud pada laporan keuangan pada bank syariah? Adapun tujuan pe-
pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Hasil nelitian ini untuk mengkaji secara
penelitian dari Wahyuningtyas (2016) me- implementasi konsep the new fraud triangle
nyatakan bahwa empat dimensi dari fraud model dalam mendeteksi perilaku fraud pada
diamond seperti tekanan, kesempatan, bank syariah.
rasionalisasi, dan kabapibilitas mampu
menjelaskan terjadinya kecurangan laporan TINJAUAN TEORETIS
keuangan pada perusahaan perbankan. New Fraud Triangle Model
Hasil penelitian dari Yesiariani dan Rahayu Kassem dan Higson (2012) mengklasi-
(2017) menemukan bahwa variabel external fikasikan faktor penyebab terjadinya fraud,
pressure dan rationalization terbukti secara yang berbeda dengan teori fraud triangle
signifikan berpengaruh positif dalam men- yang dicetuskan oleh Cressey (1950). Dengan
deteksi financial statement fraud pada per- meninjau beberapa literatur sebelumnya,
usahaan go public di Bursa Efek Indonesia tentang teori fraud, Kassem dan Higson
(BEI) dalam indeks LQ-45 untuk periode (2012) menyimpulkan bahwa sebagian
2010-2014. peneliti mengklasifikasikan faktor penyebab
Penjelasan terkait penelitian-penelitian fraud terjadi karena pribadi, pekerjaan, atau
sebelumnya menunjukkan bahwa penelitian tekanan eksternal. Tipikal pekerjaan yang
yang dilakukan masih menggunakan dasar melakukan fraud juga bisa terjadi pada
teori fraud diamond dalam menjelaskan karyawan maupun manajemen (Sujeewa
tindakan fraud yang terjadi (Ristianingsih, et.al, 2018; Said et.al, 2017; Zuberi dan
2017; Wahyuningtyas, 2016; Nugraheni dan Mzenzi, 2019). Sementara penelitian yang
Triatmoko, 2017). Selain itu, penelitian- lain mengklasifikasikan faktor penyebab
penelitian sebelumnya juga masih belum fraud adalah karena faktor keuangan dan
menggunakan bank syariah sebagai objek non-keuangan. Namun, kedua klasifikasi
penelitian serta sebagian besar mengguna- tersebut sebenarnya saling berkaitan. Misal-
kan metode kuantitatif. Oleh karena itu, nya, tekanan pribadi, dapat terjadi karena
penelitian ini akan melakukan pembaharuan tekanan finansial ataupun non-finansial.
terkait model penelitian sebelumnya yang Dengan cara yang sama, tekanan pe-
telah melakukan penelitian terkait penera- kerjaan juga dapat terjadi karena faktor
pan teori fraud untuk menjelaskan fenomena finansial dan non-finansial. Dengan demi-
fraud. Keterbaruan pertama yaitu terletak kian, Kassem dan Higson (2012) mengingat-
pada objek yang diteliti, dimana objek yang kan auditor eksternal bahwa tekanan atau
digunakan pada penelitian ini adalah bank motif untuk melakukan fraud dapat berupa
Implementasi The New Fraud Triangle Model ...– Sulistiyo, Ardi, Roziq 25

tekanan pribadi, pekerjaan, maupun tekanan Berdasarkan ayat di atas, Islam me-
eksternal, dan masing-masing jenis tekanan ngutuk mereka yang berbuat curang dengan
ini juga dapat terjadi karena faktor finansial hukuman yang berat. Diantara mereka
maupun non-finansial. Kassem dan Higson adalah orang yang mengurangi takaran atau
(2012) juga berpendapat bahwa semua teori timbangan. Islam menyebutkan bahwa
fraud sebelumnya, merupakan perluasan tindakan mengurangi takaran atau timba-
dari teori segitiga fraud, dan harus diinte- ngan dalam sebuah transaksi jual beli, juga
grasikan dalam satu model yang selanjutnya merupakan sebuah fraud (Rahman, 2018;
lebih dikenal sebagai the new fraud triangle Fauziah, 2019).
model, yang mencakup motivasi, kesempa- Dalam sebuah riwayat, Nabi Muham-
tan, integritas, dan kemampuan. mad juga melarang penjual untuk menyem-
bunyikan kecacatan atas barang yang di-
Fraud dalam Perspektif Islam jualnya. Tindakan menyembunyikan ke-
Dalam perspektif Islam, istilah fraud kurangan atau kecacatan oleh penjual dapat
tidak hanya ditujukan bagi kejahatan yang menyebabkan munculnya penipuan dan ke-
dilakukan oleh penjahat berkerah putih saja. tidakadilan. Itulah sebabnya, Nabi Muham-
Lebih dalam lagi, Islam menyebutkan bahwa mad mencontohkan untuk mengungkapkan
tadlis (penipuan) dan taghrir atau gharar kekurangan dari apa yang dijual, serta
(ketidak pastian) dalam sebuah transaksi jual mengatakan kebenaran atas kelebihan
beli, juga merupakan bagian dari fraud barang yang dijual tanpa dilebih-lebihkan.
(Alfian, 2016). Artinya, tidak hanya sese- Diantara tindakan fraud dalam Islam
orang yang bekerja pada perusahaan orang adalah pasar manipulasi (najash). Ibnu
lain saja, yang dianggap memiliki kemungki- ‘Umar menjelaskan bahwa najash menanda-
nan untuk melakukan fraud. Akan tetapi, kan penawaran seseorang untuk barang
seseorang yang berprofesi sebagai pedagang tertentu tanpa ada niat untuk benar-benar
pun, memiliki kemungkinan melakukan membeli, tetapi hanya untuk mendorong
fraud jika dalam perniagaannya terdapat agar orang lain menawar lebih tinggi. Selain
unsur tadlis maupun taghrir. Dalam Al melarang manipulasi pasar, dalam hadits
Qur’an, Allah bersabda: riwayat Muslim, Nabi Muhammad juga
melarang transaksi jual beli atas barang yang
“Celakalah bagi orang-orang yang masih dalam perjalanan ke pasar. Sebalik-
curang (dalam menakar dan menim- nya, memberitahu mereka untuk menunggu
bang). (Yaitu) orang-orang yang apabila hingga barang sampai di pasar. Larangan ini
menerima takaran dari orang lain relevan untuk memastikan bahwa penjual
mereka minta dicukupkan. Dan apabila tidak tertipu atas kurangnya pengetahuan
mereka menakar atau menimbang tentang harga barang dagangannya.
(untuk orang lain), mereka mengura- Dalam Ibrahim, at al. (2013), terdapat
ngi.” (Terjemahan QS Al Muthaffi- beberapa jenis penipuan (fraud) yang
fiin : 1-3). berhubungan dengan malpraktik ke-
lembagaan seperti ketidak jujuran, ke-
“Dan janganlah kamu makan harta di bohongan dan pelanggaran pakta atau janji,
antara kamu dengan jalan yang batil ketidak setiaan (khiyanah), dan suap (risy-
dan (janganlah) kamu menyuap dengan wah). Selain itu, tindakan lain seperti
harta itu kepada para hakim dengan penjualan secara gharar (ketidak pastian) dan
maksud agar kamu dapat memakan ihtikar (penimbunan) juga dianggap dengan
sebagian harta orang lain itu dengan penipuan.
jalan dosa, padahal kamu mengetahui.” Secara harfiah, ketidakjujuran berarti
(Terjemahan QS. Al – Baqarah : 188). kurangnya kejujuran atau integritas yang
26 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 4, Nomor 1, Maret 2020 : 21 – 46

selanjutnya menjadi disposisi untuk me- Hasil informasi yang diperoleh dari
lakukan penipuan. Sebuah tindakan ketidak studi kepustakaan ini selanjutnya digunakan
jujuran setara dengan penipuan. Ketidak- sebagai sumber acuan untuk menelaah hasil
jujuran merupakan salah satu bentuk penelitian yang telah diperoleh. Kedua,
terburuk dari sebuah penipuan, seseorang Metode Wawancara, metode ini adalah
yang tidak jujur selalu rentan untuk menipu bertujuan untuk mendapatkan informasi
orang lain kapanpun dan dimanapun. primer terkait kronologi tindakan fraud yang
Diantara tindakan tidak jujur ialah kegiatan terjadi serta informasi primer lainnya yang
penggelapan, penyalahgunaan, pengrusa- berhubungan. Metode wawancara pada
kan, penghapusan, penyembunyian, peruba- penelitian ini dilakukan dengan mengguna-
han, serta pemalsuan, termasuk penghancu- kan wawancara terstruktur.
ran atas dokumen, klaim palsu, pencurian Tujuannya agar pertanyaan yang di-
asset, serta tindakan suap. ajukan pada saat wawancara tidak keluar
dari tujuan penelitian yang telah ditentukan
METODE PENELITIAN sebelumnya. Metode wawancara ini dilaku-
Jenis Penelitian dan Gambaran Informan kan kepada pihak-pihak yang terkait dengan
Penelitian tindakan fraud yang terjadi. Ketiga, Metode
Penelitian ini termasuk dalam jenis Dokumentasi, metode yang dilakukan
penelitian kualitatif berbasis studi kasus, dengan tujuan untuk mengumpulkan
yang dilakukan pada salah satu Bank dokumen-dokumen terkait dengan tindakan
Syariah X di Propinsi Jawa Timur dengan fraud yang telah dilakukan. Metode ini
durasi waktu selama 6 bulan. Kriteria dilakukan untuk memberikan bukti pen-
informan yang dipilih diharapkan dapat dukung untuk memperkuat hasil penelitian
membantu mengungkap fenomena fraud yang telah dilakukan pada metode-metode
pada bank syariah antara lain: informan sebelumnya. Dengan demikian, hasil pe-
yang pernah melakukan fraud ataupun nelitian yang diperoleh akan lebih valid.
pernah menjadi atasan langsung pelaku
fraud yang terdiri dari, pertama, pelaku fraud, Analisis Data
kedua, atasan langsung pelaku fraud, ketiga, Analisis data yang digunakan pada
rekan seprofesi pelaku fraud dan keempat, penelitian ini adalah dengan menggunakan
auditor internal cabang. metode triangulasi. Metode triangulasi
dalam penelitian kualitatif terdiri dari empat
Teknik Pengumpulan Data macam yaitu trianguluasi sumber, triangu-
Menurut Rahardjo (2017), teknik pe- lasi peneliti, triangulasi metodologis, dan
ngumpulan data dalam penelitian studi triangulasi teoritis (Hadi, 2016). Selain
kasus dapat diperoleh melalui beberapa menggunakan metode triangulasi, penulis
teknik yaitu studi kepustakaan, wawancara, dalam penelitian ini juga menggunakan
dan dokumentasi. Adapun penjelasan dari analisis kasyf.
masing-masing teknik pengumpulan data Analisis kasyf digunakan untuk meng-
pada penelitian ini adalah sebagai berikut. analisa bagaimana ajaran yang terkandung
Pertama, Studi Kepustakaan, metode ini dalam al-Qur’an dan al-Hadits yang
dilakukan untuk mendapatkan sumber- diimplementasikan dalam mendeteksi peri-
sumber informasi teoritis terkait masalah laku fraud pada bank syariah. Analisis kasyf
yang diangkat pada penelitian ini. Sumber- bukan untuk menguji kebenaran al-Qur’an
sumber informasi yang digunakan pada dan al-Hadits sebagai teori namun ajaran
studi kepustakaan ini adalah seperti buku, yang ada dalam al-Qur’an dan al-Hadits
artikel jurnal, media elektronik, Al-Qur’an dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan.
dan Al-Hadits. Analisis kasyf ditujukan untuk mengkaji al-
Qur’an dan as-Sunnah untuk memperoleh
Implementasi The New Fraud Triangle Model ...– Sulistiyo, Ardi, Roziq 27

sumber pengetahuan yang relevan dengan menjadi employee fraud dan management fraud.
variabel-variabel yang diteliti. Employee fraud merupakan fraud yang
dilakukan oleh pegawai, baik sendiri mau-
ANALISIS DAN PEMBAHASAN pun bekerjasama dengan beberapa pegawai
Gambaran Umum Informan terkait. Sedangkan management fraud me-
Penelitian ini dilakukan pada Bank rupakan fraud yang dilakukan oleh pihak
Syariah X (selanjutnya disingkat BSX) di manajemen. Umumnya, management fraud
Jawa Timur dengan informan yang me- menggunakan laporan keuangan perusaha-
rupakan pegawai internal perusahaan. Hasil an sebagai sarana untuk melakukan fraud.
penelitian ini diperoleh dari wawancara Pelaku fraud pada penelitian ini tergolong
kepada para pelaku fraud, rekan seprofesi dalam employee fraud. Hal ini dikarenakan
pelaku, serta auditor internal. Pelaku fraud peristiwa fraud yang dilakukan oleh pelaku
dalam penelitian ini merupakan pegawai tidak menggunakan laporan keuangan.
pelaksana yang menjabat sebagai frontliner, Namun, perbuatan fraud yang dilakukan
serta atasan langsung pelaku yang me- oleh pelaku sebagai pegawai BSX adalah
rupakan seorang manajer. Berikut profil murni dengan memanfaatkan posisi pelaku
informan yang diringkas dalam tabel dalam perusahaan. Pelaku merupakan
berikut. seorang frontliner BSX berinisial T yang telah
bekerja pada BSX sejak tahun 2009. Sebagai
Tabel 1 seorang frontliner yang termasuk dalam
Profil Informan pegawai pelaksana, sangat tidak mungkin
No. Nama Inisial Jabatan jika T melakukan perbuatan fraud seorang
diri. Pada BSX, seorang frontliner memiliki
1. T Frontliner pagu transaksi maksimal yang dapat
2. B Manajer ditransaksikan tanpa otorisasi dari atasan
3. I Teman Sejawat T langsung.
dan B Nilai pagu maksimal, berbeda antara
4. A Auditor Internal satu frontliner dengan frontliner yang lain.
Sumber: data penelitian diolah (2019) Hal ini bergantung pada unit tempat ber-
tugas serta lama masa jabatan pegawai.
BSX diketuai oleh kepala cabang yang Seorang frontliner baru memiliki pagu
ditunjuk oleh direksi. Dalam mencapai maksimal yang dapat ditransaksikan tanpa
tujuan kantor cabang, kepala cabang dibantu otorisasi dari atasan langsung adalah 5 juta
oleh manajer operasional dan manajer rupiah. Sedangkan, untuk frontliner yang
marketing. Manajer operasional bertang- telah menduduki jabatan tersebut lebih dari
gung jawab atas kelancaran operasional satu tahun memiliki pagu maksimal sebesar
harian kantor dan menjadi atasan langsung 25 juta rupiah. Artinya, pelaku untuk me-
dari para pegawai pelaksana harian yang lakukan fraud dengan nominal diatas pagu
terdiri dari frontliner, back office, bagian maksimal yang dimiliki, pelaku T harus
umum, HRD, dan pegawai lain yang ber- bekerja sama dengan atasan langsungnya.
tanggung jawab menjaga kelancaran Hal ini dikarenakan pelaku tidak mungkin
operasional perbankan. Sedangkan manajer dapat melakukan fraud tanpa adanya
marketing bertanggung jawab atas ter- kerjasama dengan atasan langsung.
capainya target kantor, baik target pendana- Tidaklah sulit bagi T untuk mendapat-
an maupun pembiayaan. kan restu dari B selaku atasan langsungnya.
Pada dasarnya, T dan B sudah sangat akrab
Karakter dan Kepribadian Pelaku Fraud T karena gaya hidup mereka yang sama.
Pelaku fraud dalam sebuah organisasi Diluar pekerjaannya sebagai pegawai bank,
atau perusahaan, dapat dikelompokkan
28 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 4, Nomor 1, Maret 2020 : 21 – 46

T juga merupakan talent yang aktif meng- frontliner. Apabila telah sesuai, maka B
ikuti perhelatan fashion tingkat internasional sebagai manajer dapat melakukan otorisasi
yang diselenggarakan setiap tahun di transaksi. Khusus untuk transaksi yang tidak
kabupaten di Jawa Timur. Gaya hidup dari melibatkan uang, seperti pembukaan reke-
para talent di ajang tersebut sudah tidak ning baru dan transfer antar rekening,
diragukan lagi. Maka tidak heran, jika T frontliner harus meminta otorisasi manajer,
selalu berusaha terlihat mewah dan glamour berapapun jumlah transaksinya.
di depan rekan kerjanya. Hal ini terlihat dari Dalam gambar selanjutnya, penulis
kendaraan serta atribut yang dipakainya menggambarkan secara ringkas prosedur
untuk bekerja, seperti tas serta jam tangan. kerja pelaku sebagai seorang frontliner serta
Bahkan tidak jarang, T menceritakan harga manajer dalam transaksi penarikan. Pada
barang yang dipakainya, yang terbilang gambar tersebut dapat diketahui bahwa
cukup mahal untuk seorang frontliner. Atas transaksi penarikan dimulai dengan penye-
kemampuan untuk membeli barang dengan rahan form penarikan oleh nasabah. Nasa-
harga yang tidak murah tersebut, sangat bah yang akan melakukan penarikan saldo
wajar jika kemudian menimbulkan per- harus mengisi form penarikan, kemudian
tanyaan tentang darimana asal dana yang menyerahkan kepada frontliner disertai buku
digunakannya untuk memenuhi tuntutan tabungan serta KTP asli. Selanjutnya front-
perkembangan gaya hidupnya. liner memeriksa form penarikan, termasuk
mencocokkan nama dan tanda tangan
Karakter dan Kepribadian Pelaku Fraud B penarik dengan nama dan tanda tangan
Dalam dunia perbankan, pegawai yang telah tertera pada buku tabungan serta
pelaksana memiliki seseorang atasan yang KTP. Apabila tidak sesuai, frontliner wajib
berada pada jajaran manajer. Atasan lang- menolak transaksi tersebut dengan me-
sung T, berinisial B, merupakan seorang ngembalikan form, buku tabungan, serta
manajer. Sebelum menjadi manajer, B KTP kepada penarik. Namun apabila telah
merupakan seorang back office yang bertugas sesuai, frontliner akan melakukan peng-
pada cabang lain. Karena dianggap mampu, inputan transaksi penarikan tersebut pada
B kemudian mendapatkan amanah dari sistem perusahaan sesuai dengan form
direktur utama untuk menjadi seorang penarikan yang telah diisi nasabah.
manajer pada kantor cabang di Jawa Timur. Setelah proses input data penarikan
Sesuai peraturan BSX, pegawai yang men- selesai dilakukan, validasi transaksi dapat
jabat sebagai manajer dan kepala cabang dicetak pada form penarikan, dan sistem
tidak dapat bertugas pada unit yang secara otomatis akan meminta otorisasi
merupakan home base pegawai. Dalam hal kepada manajer manakala penarikan yang
ini, home base merupakan unit atau cabang dilakukan oleh nasabah melebihi jumlah
awal dimana pegawai tersebut diterima pagu maksimal frontliner. Selanjutnya, mana-
sebagai pegawai perusahaan. Sehingga, B jer akan memeriksa kesesuaian form pe-
yang awalnya merupakan pegawai pada narikan, validasi transaksi, data nasabah,
salah satu cabang di Jawa Tengah, se- serta jumlah uang tunai yang akan di-
lanjutnya mendapatkan amanah untuk men- serahkan kepada nasabah, sebelum manajer
jadi seorang manajer pada cabang di Jawa melakukan otorisasi pada sistem per-
Timur. Salah satu tugas B, sebagai seorang usahaan. Validasi pada buku tabungan
manajer adalah melakukan otorisasi atas nasabah baru dapat dicetak setelah manajer
transaksi yang melebihi limit atau pagu melakukan otorisasi pada sistem.
transaksi frontliner. Dalam melakukan otori-
sasi, B harus meneliti form transaksi nasa- Tanda-tanda Terjadinya Fraud
bah, untuk kemudian dicocokkan dengan Fraud merupakan sebuah kejahatan
jumlah uang serta apa yang diinput oleh yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi
Implementasi The New Fraud Triangle Model ...– Sulistiyo, Ardi, Roziq 29

(Yurmaini, 2017). Sebagian besar manajemen kerja T sesama frontliner yang mencurigai
perusahaan mengklasifikasikan fraud ke- transaksi yang diperintahkan oleh B.
dalam kejahatan luar biasa dan menganggap Transaksi tersebut merupakan transaksi
bahwa fraud merupakan penyakit yang penarikan dari rekening nasabah prioritas
dapat menular, sehingga mereka tidak segan yang selanjutnya disetorkan ke rekening B.
untuk memberikan sanksi berupa pe- Nasabah prioritas yang menjadi korban,
mutusan hubungan kerja (PHK) bagi pelaku diketahui masih ada hubungan keluarga
fraud. Pelaku fraud umumnya menyadari dengan T. Rekan kerja T yang mendapatkan
bahwa punishment bagi pelaku fraud dapat perintah untuk melakukan transaksi pe-
membuatnya kehilangan pekerjaan. Berat- narikan, menanyakan kepada B keberadaan
nya sanksi dari perusahaan membuat pelaku nasabah prioritas untuk mengkonfirmasi
fraud akan selalu berusaha untuk menutupi transaksi tersebut, namun B melarangnya
kesalahannya dengan cara apapun. Hal ini dengan alasan B telah mengkonfirmasi
untuk menghindari resiko punishment yang kepada nasabah yang bersangkutan dan
akan didapatkan saat kejahatan tersebut meminta uang tunai hasil penarikan di-
terungkap. Menurut auditor internal kantor titipkan kepada B. Beberapa jam kemudian,
pusat BSX, tanda-tanda awal pegawai yang B menyetorkan uang tunai tersebut kepada
berpotensi melakukan fraud dapat terlihat rekening B.
dari tingkah laku sebagai berikut: Atas transaksi tersebut, kedua frontliner
1. Jarang mengajukan cuti, ataupun ijin yang mendapat perintah untuk menjalankan
sakit, transaksi merasa curiga. Untuk melindungi
2. Datang paling awal dan pulang akhir, diri dari transaksi tidak wajar yang se-
3. Mengerjakan semua pekerjaan sendiri, lanjutnya dapat menjadi temuan audit
4. Melakukan transaksi fraud saat kondisi kantor pusat, kedua frontliner melaporkan
nasabah ramai, atau menjelang jam tutup kepada auditor internal cabang. Selanjutnya,
kas, laporan tersebut ditindak lanjuti oleh auditor
5. Permintaan otorisasi transaksi dengan internal cabang.
terburu-buru, Hasil penyelidikan auditor internal
6. Gaya hidup yang melebihi gaji yang cabang menjadi laporan kepada auditor
didapat. internal pusat.
Fraud yang dilakukan oleh T dan B
awalnya terungkap dari laporan dua rekan

Pelaku T Pelaku B

I N

Gambar 1
Alur Kasus Fraud
Sumber: data penelitian diolah (2019)

Keterangan: yang telah dibubuhkan tanda tangan


1. T memberikan form penarikan atas palsu kepada B.
rekening salah satu nasabah prioritas 2. B memberikan form penarikan yang
diberikan T kepada I. Dengan alasan
30 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 4, Nomor 1, Maret 2020 : 21 – 46

nasabah yang bersangkutan menitipkan saya seorang senior. Frontliner yang


sendiri form penarikan tersebut kepada B, seangkatan dengan saya telah berpindah
B melarang I untuk melakukan konfir- jabatan. Masa jabatan yang lama men-
masi penarikan kepada pemilik rekening jadikan saya sangat dekat dengan pak B,
tersebut. sebagai atasan langsung saya. Selain masa
3. Setelah melakukan transaksi penarikan, I jabatan yang lama, saya juga menyadari
menyerahkan uang tunai kepada B bahwa kami memiliki gaya hidup yang
dengan jumlah nominal sesuai dengan sama. Atas kedekatan ini, pak B menjadi-
yang tertera pada form penarikan. kan saya sebagai orang kepercayaannya.
4. Beberapa jam kemudian, B menyerahkan Hal ini dapat kamu lihat sendiri,
uang tunai dari transaksi penarikan bagaimana pak B mempercayakan user
tersebut kepada N untuk disetorkan serta password otorisasinya hanya ke-
kepada rekening pribadi B. pada saya.
3. Q : Sejak kapan anda menyadari adanya
Ilustrasi Kejadian Menurut Pelaku T kesamaan gaya hidup antara anda
Fraud dapat terjadi karena disebabkan dengan pak B?
oleh empat sebab menurut The New Fraud A : Pak B ditempatkan sebagai manajer BSX
Triangle Model. Kassem dan Hingson (2012) sejak akhir tahun 2010. Kira-kira dua
menyatakan bahwa fraud dapat terjadi tahun sejak aku resmi menjadi pegawai
karena adanya motivasi, kesempatan, inte- BSX. Sejak awal kedatangan beliau, saya
gritas, serta kemampuan dari para pelaku. sudah melakukan pendekatan. Biasalah,
Motivasi umumnya tercipta karena adanya tujuan saya hanya agar karir saya disini
keinginan untuk selalu mengikuti gaya mulus. Karena beliau bukan penduduk
hidup orang lain, tanpa memperhitungkan asli kota ini, saya menunjukkan kepada
pendapatan yang diterima setiap bulannya. beliau apa saja yang terdapat di sini.
Kesempatan muncul saat pelaku sudah Termasuk tempat wisata, dan sekolah
mengetahui seluk beluk pekerjaan dengan bagi anaknya. Bahkan lokasi rumah yang
baik. Pegawai yang menduduki suatu tepat bagi beliau, juga atas saran saya.
jabatan dengan masa waktu yang terlalu Sejak saat itu, saya menyadari bahwa
lama, akan mengetahui titik kelemahan gaya hidup kami sama. Namun peng-
fungsi kontrol suatu sistem dengan mudah. hasilan kami sebagai seorang pekerja
Selanjutnya, dengan kesempatan dan inte- membuat kami tidak dapat mengikuti
gritasnya sebagai pegawai, akan memuncul- perkembangan gaya hidup yang ber-
kan kemampuan dari pelaku untuk kembang dengan sangat cepat. Bahkan
melakukan fraud. kami juga sepakat, bahwa penghasilan
Berikut penulis lampirkan petikan hasil yang kami terima juga tidak sepadan
wawancara penulis dengan T yang merupa- dengan apa yang telah kami korbankan
kan pelaku fraud antara lain: bagi perusahaan.
1. Q : Dimana anda melakukan fraud? 4. Q : Bagaimana anda melakukan fraud?
A : Sejak awal menjadi pegawai BSX, saya A : Salah seorang kerabat istri saya menjadi
ditempatkan di kantor cabang di Jawa nasabah priority. Atas banyaknya reke-
Timur. Sehingga saya melakukan fraud di ning beliau yang tersebar di beberapa
BSX. bank, seringkali beliau nggak peduli
2. Q : Apa posisi anda di BSX? dengan jumlah tabungannya yang
A : Saya merupakan salah satu frontliner terdapat di BSX. Hal itu menjadi celah
senior disana. Senior bukan karena bagiku untuk melakukan fraud. Apalagi
penilaian atasan. Namun masa jabatan tanda tangan beliau juga mudah untuk
yang lama bagi saya dalam menjabat ditiru. Selain itu, sebagai frontliner saya
sebagai seorang frontliner menjadikan memiliki cadangan copy KTP beberapa
Implementasi The New Fraud Triangle Model ...– Sulistiyo, Ardi, Roziq 31

nasabah priority. Hal ini untuk mem- mewa. Contohnya, nasabah prioritas me-
permudah pekerjaan agar dapat mem- miliki berhak untuk mendapatkan layanan
berikan layanan prima bagi nasabah, pick up service, yaitu layanan jemput dana
sehingga pada saat nasabah priority nasabah yang akan disetorkan kepada
bertransaksi, kami tidak perlu meminta rekeningnya, tanpa harus datang ke bank.
copy KTP mereka untuk konfirmasi. Dari Nantinya, petugas dari bank yang akan
situ, saya dapat dengan mudah me- mendatangi rumah ataupun kantor nasabah
malsukan tanda tangan beliau pada form untuk mengambil dana yang akan disetor-
penarikan. Selanjutnya, form penarikan kan. Dana yang akan disetorkan, dihitung
yang telah saya bubuhkan tanda tangan oleh petugas bank yang datang kepada
palsu tersebut saya serahkan kepada nasabah, di hadapan nasabah. Selanjutnya,
bapak B beserta copy KTP nasabah. nasabah diberikan tanda terima non validasi
Dengan alasan nasabah priority, bapak B atas setoran tersebut, yang berisi nama dan
dengan mudah memerintahkan rekan nomor rekening nasabah, jumlah setoran
frontliner saya untuk mengeksekusi tran- nasabah berupa angka beserta terbilangnya,
saksi penarikan tersebut pada pagi hari, tanggal transaksi, serta tanda tangan pe-
saat jam kas baru dimulai. Saat uang tunai gawai yang bersangkutan. Setelah kembali
telah diterima oleh bapak B, setelah jam ke bank, pegawai yang bertugas melakukan
istirahat bapak B memerintahkan rekan pick up service, melakukan penyetoran dana
frontliner yang lain untuk melakukan nasabah kepada teller. Teller memberikan
penyetoran uang tunai kepada rekening tanda terima kepada petugas pick up service,
pribadinya. dengan validasi tercetak, setelah teller
5. Q : Berapa nilai transaksi tersebut? melakukan input data transaksi sesuai
A : Hanya Rp 150 juta. standar operasional dan penerapan standar
6. Q : Apakah nilai tersebut merupakan total operasional prosedur (SOP) teller.
fraud yang anda lakukan? Untuk penarikan dana, nasabah prio-
A : Tidak. Itu hanya satu transaksi saja. Saya ritas tidak dapat menggunakan fasilitas pick
tidak ingat betul berapa kali saya up service. Dalam SOP, untuk transaksi
melakukannya. Termasuk juga jumlah- penarikan rekening nasabah tetap harus
nya, saya tidak mengingatnya. datang sendiri ke bank untuk melakukan
Dari petikan wawancara penulis dengan penarikan dana tanpa harus mengantri
pelaku T, dapat penulis jelaskan bahwa sebagaimana layaknya nasabah umum.
pelaku merupakan seorang frontliner yang Beberapa perusahaan perbankan memiliki
telah menjabat selama lebih dari 5 tahun. ruang khusus untuk melayani transaksi
Artinya, pelaku telah benar-benar memaha- perbankan nasabah prioritas, termasuk
mi seluk-beluk, kelemahan, serta kekura- untuk layanan setoran dan penarikan tunai.
ngan dari sistem perusahaan yang berkaitan Hal ini untuk menghindari adanya celah
dengan frontliner. Dalam dunia perbankan, untuk melakukan fraud atas transaksi
dikenal istilah nasabah umum dan nasabah penarikan dana nasabah prioritas. Dapat
prioritas. Nasabah prioritas merupakan dibayangkan, saat nasabah akan melakukan
nasabah yang memiliki tidak hanya satu penarikan dana, namun nasabah mengingin-
produk perbankan, dengan total simpanan kan layanan tanpa harus datang ke bank,
yang juga tidak sedikit. Nasabah prioritas maka nasabah harus menyerahkan form
tidak hanya merupakan nasabah perora- penarikan tunai kepada petugas pick up
ngan, namun juga nasabah korporasi. Atas service. Selanjutnya, petugas pick up service
kontribusi nasabah prioritas kepada per- melakukan penarikan dana nasabah kepada
usahaan, maka pelayanan yang diberikan teller, dan teller menyerahkan dana sebesar
untuk nasabah prioritas juga sangat isti- transaksi nasabah yang terdapat pada form
32 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 4, Nomor 1, Maret 2020 : 21 – 46

penarikan tunai kepada petugas pick up bertransaksi melebihi batas pagu frontliner,
service. Hal ini tentu dapat menjadi celah tidak perlu menunggu lama untuk men-
untuk terjadinya kecurangan, seperti dana dapatkan otorisasi transaksi dari manajer
yang diserahkan kepada nasabah ternyata karena manajer sedang tidak ada di tempat,
lebih kecil daripada nominal yang terdapat namun T dapat langsung melakukan proses
pada form penarikan yang telah ditanda- otorisasi transaksi nasabah dengan meng-
tangani sebelumnya oleh nasabah. gunakan user otorisasi B dengan password
Oleh sebab itu, auditor internal me- yang telah diketahuinya.
wajibkan transaksi penarikan tunai nasabah Meskipun T telah mengetahui password
prioritas, untuk tetap dilakukan di bank. user otorisasi yang dipegang oleh B, namun
Sebagai gantinya, nasabah prioritas berhak dalam kejadian fraud, T tidak pernah
untuk menerima fasilitas pengawalan oleh melakukan otorisasi sendiri. T selalu be-
security bank, untuk menghindari hal-hal kerjasama dengan B dalam setiap kejadian
yang tidak diinginkan terjadi di jalan, seperti fraud yang dia lakukan. Artinya, T tidak
pembegalan maupun perampokan. berani melakukan fraud seorang diri. Dalam
Berdasarkan hak istimewa yang di- melakukan aksinya, T selalu melibatkan B.
dapatkan oleh nasabah prioritas, serta Menurut T, hal ini dia lakukan sebagai upaya
pengalaman pegawai yang telah menempati mengamankan diri. Sehingga, apabila suatu
suatu posisi dalam jangka waktu yang lama, saat aksi T diketahui oleh auditor, T bukan
dapat menjadikan seorang pegawai untuk merupakan tersangka tunggal. Namun T
benar-benar memahami seluk beluk ke- akan berusaha meminta perlindungan ke-
lebihan serta kelemahan sistem perbankan pada B sebagai atasan langsungnya. Umum-
untuk melakukan fraud. Sebagaimana yang nya, atasan langsung akan melindungi
dikatakan oleh T sebagai pelaku fraud, bah- bawahannya dari temuan auditor, sepanjang
wa T menggunakan fasilitas yang didapat- kesalahan yang diperbuat oleh bawahan,
kan oleh nasabah prioritas untuk men- tidak berakibat fatal dan bukan merupakan
dukung aksinya. Seringnya melayani nasa- kesalahan yang disengaja, seperti kurangnya
bah prioritas yang melakukan transaksi tanda tangan nasabah pada bagian belakang
perbankan, ditambah dengan hubungan form penarikan.
nasabah yang merupakan saudara dari istri
T, membuat T dapat menghafal dengan Ilustrasi Kejadian Menurut Pelaku B
benar, tanda tangan nasabah yang menjadi Cressey (1950), berpendapat bahwa
korban T. fraud terjadi karena adanya tekanan (pres-
Namun untuk melancarkan aksinya, T sure) atas kebutuhan pribadi, seperti gaya
juga membutuhkan persetujuan B, yang hidup atau keterlilitan atas hutang, yang
merupakan atasan langsung T. Tidak susah kemudian disadari dengan adanya ke-
bagi T untuk mendapatkan persetujuan B sempatan (opportunity) untuk melakukan
dalam melancarkan aksinya, karena gaya sebuah fraud, dan selanjutnya pelaku men-
hidup B yang juga serba wah, serta tuntutan dapatkan alasan rasional (rationalization)
menjaga gengsi karena jabatan yang di- untuk membenarkan tindakannya.
dudukinya sebagai manajer. Bahkan tidak Dari hasil wawancara penulis kepada
jarang, B melakukan sharing password atas atasan langsung pelaku fraud yang juga
user otorisasinya kepada T dengan tujuan terlibat dalam kasus fraud yang dilakukan
untuk mempermudah dan mempercepat oleh bawahannya, dapat dikumpulkan be-
proses transaksi nasabah saat B sedang tidak berapa informasi untuk menyusun predikasi
ada di tempat untuk keperluan mendesak, 5W1H. Berikut petikan wawancara penulis
seperti saat B sedang ke rest room, meeting dengan pelaku B:
dengan jajaran manajemen, serta saat B
sedang sholat. Sehingga, nasabah yang 1. Q : Dimana bapak melakukan fraud?
Implementasi The New Fraud Triangle Model ...– Sulistiyo, Ardi, Roziq 33

A : Hanya di BSX. Karena hanya disitu A : Saat itu, saya dan mas T sedang sama-
saya punya kesempatan untuk melaku- sama membutuhkan uang dalam jumlah
kannya. besar. Tapi saya lupa untuk apa. Lalu mas
2. Q : Apa posisi bapak di BSX? T mengatakan bahwa dia akan mengecek
A : Saya ditugaskan di BSX sebagai rekening nasabah. Setelah dipastikan
manajer. Dengan posisi itu, saya memiliki dananya besar, saya dan mas T mem-
wewenang untuk memberikan otorisasi punyai ide untuk memalsukan tanda
atas transaksi yang melebihi limit tangan nasabah tersebut di form pe-
transaksi frontliner. narikan. Kemudian saya akan meminta
3. Q : Menurut T, sebagai bawahan bapak, kedua rekan mas T sebagai frontliner
bapak dan T memiliki kesamaan gaya untuk memproses transaksi penarikan
hidup. Sejak kapan bapak menyadari dari rekening nasabah itu, dan untuk
adanya kesamaan gaya hidup tersebut? memproses transaksi penyetoran ke
A : Saya ditugaskan menjadi manajer rekening saya. Saya pikir, saya tidak
pada BSX pada akhir tahun 2010. Sejak boleh memerintahkan hanya satu orang
awal kedatangan saya di BSX, saya dekat frontliner saja untuk memproses kedua
dengan mas T. Saya pikir, karena mas T transaksi ini. Karena riskan akan muncul-
sudah lama menduduki posisinya sebagai nya kecurigaan. Meskipun saya membagi
seorang frontliner, dia pasti sangat paham kedua transaksi ini untuk diproses oleh
dengan seluk-beluk operasional di BSX, dua orang frontliner, tidak menutup
terutama untuk bagian frontliner. Selain kemungkinan mereka tidak curiga.
itu, dari pembicaraan ringan kami di sela- Karena meja keduanya bersebelahan. Jadi
sela tugas kantor, ternyata dia juga pandai saat saya memberikan form penarikan,
dalam memberikan saran yang sesuai saya katakan kepada frontliner tersebut
dengan keinginan saya. Hal itu terbukti, bahwa ini adalah pembayaran transaksi
saya mendapatkan rumah dinas di lokasi jual-beli antara saya dengan nasabah ini.
yang sesuai dengan kriteria yang saya 6. Q : Berapa nilai transaksi tersebut?
inginkan. Sebagai seorang manajer, saya A : Seratus lima puluh juta.
harus menjaga image saya dimata 7. Q : Apakah nilai tersebut merupakan total
masyarakat. Termasuk masalah penampi- transaksi yang pernah bapak lakukan?
lan dan lokasi tempat tinggal. A : Tidak. Saya tidak ingat betul berapa
4. Q : Sebelum bapak ditempatkan sebagai totalnya. Dan saya yakin mas T juga tidak
manajer di BSX, apa jabatan bapak? ingat.
A : Sejak awal bekerja di dunia per-
bankan, saya selalu menempati posisi di Dari petikan wawancara penulis dengan
bagian operasional. Mulai dari admin pelaku B, dapat penulis simpulkan bahwa
pembiayaan, back office, dan bagian pelaku merupakan karyawan yang baru
sumber daya. Namun saya belum pernah ditugaskan pada BSX sebagai manajer. Sejak
menjadi frontliner. Maka dari itu, saya awal kedatangannya, pelaku B telah me-
dekat dengan mas T, agar saya paham nyadari adanya kesamaan gaya hidup
seluk beluk pekerjaan frontliner. Karena dengan pelaku T, dan berpendapat bahwa
bagian operasional rentan terhadap fraud, gaji yang mereka dapatkan tidak sesuai
saya pikir saya harus benar-benar paham dengan beban kerja mereka. Menurut B
kelebihan dan kelemahan sistem per- sebagai manajer, “kita mengorbankan
usahaan. Namun setelah saya pahami, waktu, tenaga dan pikiran kita dari pagi
ternyata justru saya yang tergoda untuk hingga malam, bekerja 5 hari seminggu,
melakukannya. bahkan terkadang harus tetap bekerja di
5. Q : Bagaimana bapak melakukan fraud? akhir pekan. Namun gaji yang kita dapatkan,
34 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 4, Nomor 1, Maret 2020 : 21 – 46

tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan mobil sama nasabah priority itu. Tapi aku
hidup kita. sama mbak N agak nggak percaya sih.
Lalu, apakah salah jika kita meng- Pak B kan nggak punya mobil sendiri.
inginkan sesuatu yang lebih dari apa yang Beliau kan biasa pake mobil kantor kalo
kita dapatkan? Toh kami juga melebihkan berangkat sama pulang kerja. Dari situ,
pengorbanan kita demi perusahaan.” aku sama mbak N inisiatif lapor ke
auditor internal. Takut ada apa-apa
Ilustrasi Kejadian Menurut Rekan dikemudian hari. Biar aku sama mbak N
Seprofesi (I) nggak dituduh bekerjasama dalam fraud,
Berikut penulis lampirkan petikan hasil jadi kami laporkan saja. Masalah itu
wawancara penulis dengan I yang me- transaksi bener atau fraud, biar auditor
rupakan rekan seprofesi pelaku fraud: yang cari tau.
1. Q : Apa posisi anda di BSX? 5. Q : Berapa nilai transaksi tersebut?
A : Sama seperti mas T, saya hanya A : Seingetku Rp 150 juta.
seorang frontliner. Awal menjadi front-
liner, mas T yang mengajari saya. Dari petikan wawancara penulis dengan
2. Q : Di unit mana anda bertugas? rekan seprofesi pelaku, dapat penulis
A : Pindah-pindah sih. Di payment point simpulkan bahwa kejadian fraud yang
pernah, di kantor kas pernah, terakhir di dilakukan oleh T dan B sesuai dengan
kantor cabang. keterangan yang penulis dapatkan sebelum-
3. Q : Kapan anda menyadari mas T dan pak nya dari pelaku. Kejadian bermula saat pagi
B melakukan fraud? hari B memerintahkan kepada I untuk
A : Aku lupa tanggal pastinya. melakukan transaksi penarikan atas reke-
4. Q : Bagaimana anda mengetahui kejadian ning nasabah priority.
fraud tersebut? Selang beberapa jam kemudian, B
A : Yang aku ingat waktu itu masih pagi memerintahkan bawahannya yang lain
banget. Jam layanan baru buka, tapi untuk menyetorkan uang yang sebelumnya
belum ada nasabah yang mau transaksi. telah ditarik dari rekening nasabah priority
Aku dipanggil pak B, beliau kasih form ke rekening pribadi B. Dalam kejadian ini, I
penarikan rekeningnya nasabah priority. maupun N tidak berani menolak transaksi
Beliau bilang tadi sudah konfirmasi ke yang menurut mereka mencurigakan. Hal ini
nasabahnya, jadi aku nggak perlu konfir- dikarenakan mereka masih merupakan
masi ulang. Aku percaya aja, soalnya bawahan dari B.
form itu sudah lengkap sama buku Sudah menjadi rahasia umum, bahwa
tabungan plus copy KTP. Jadi aku dalam sebuah perusahaan, bawahan akan
transaksikan langsung tanpa konfirmasi melaksanakan apa yang diperintahkan oleh
ulang. Setelah diotorisasi sama pak B, aku atasannya. Namun I dan N tidak diam saja
cetak buku tabungan, terus aku kasih dalam menghadapi transaksi yang mereka
bukti validasi, buku tabungan, sama anggap mencurigakan. Hal ini terlihat dari
uangnya ke pak B. Siangnya pak B sikap mereka yang langsung melaporkan
panggil mbak N. Pak B kasih form setoran transaksi yang mereka anggap mencuriga-
tunai sama uang tunai ke mbak N. Aku kan tersebut kepada auditor internal cabang.
nggak sengaja tanya ke pak B, bukannya
itu uang tunai yang tadi ditarik nasabah Ilustrasi Kejadian Menurut Auditor
priority? Soalnya aku liat uang itu sudah Internal (A)
ada ban uangnya. Ban uang itu ada Dari hasil wawancara penulis kepada
parafku, artinya kan aku yang ngeban auditor internal cabang yang menangani
uang itu. Terus kata pak B, memang iya. fraud yang terjadi, dapat dikumpulkan
Katanya itu uang hasil transaksi jual beli beberapa informasi untuk menyusun
Implementasi The New Fraud Triangle Model ...– Sulistiyo, Ardi, Roziq 35

predikasi 5W1H. Berikut petikan wawancara curangan terhadap satu nasabah priority
penulis dengan auditor internal: saja.
1. Q : Dimana pelaku melakukan fraud? Selanjutnya, temuan ini kami sampaikan
A : Pelaku melakukannya di Kantor. kepada jajaran direksi untuk ditindak
2. Q : Apa posisi pelaku di Kantor ? lanjuti. Bagi kami, sekecil apapun itu,
A : Seorang pelaku merupakan salah satu fraud tetaplah penyakit, yang apabila
staf pelaksana yang bertugas sebagai tidak segera disembuhkan, dapat me-
frontliner. Pelaku lainnya merupakan nular ke pegawai lainnya. Atas dasar nilai
seorang manajer yang tidak lain adalah fraud yang dinilai tidak terlalu material,
atasan langsung T. direksi memutuskan untuk memberhenti-
3. Q : Kapan dan bagaimana kejadian fraud kan kedua pelaku tanpa memberikan
tersebut anda ketahui? pesangon.
A : Saya tidak dapat memberitahukan
waktu pastinya, karena itu rahasia Penanganan Kasus Fraud
perusahaan. Saat itu saya sebagai auditor Guna mencegah terjadinya kasus fraud,
internal cabang mendapat laporan atas BSX menerapkan strategi anti fraud yang
transaksi mencurigakan yang melibatkan mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia
salah seorang manajer. I dan N yang (SEBI) No. 13/28/DPNP tentang penerapan
melaporkannya sendiri. Selanjutnya, saya strategi anti fraud bagi bank umum. Strategi
selidiki kebenaran transaksi tersebut. anti fraud diimplementasikan untuk men-
Hasilnya saya kirimkan ke auditor pusat dukung sistem pengendalian internal per-
sebagai laporan pekerjaan saya. Dalam usahaan. Dalam penelitian ini, terungkapnya
proses selanjutnya, saya sebagai auditor kasus fraud bermula dari laporan kedua
cabang harus bekerjasama dengan audi- frontliner atas transaksi mencurigakan yang
tor pusat untuk menuntaskan kasus ini. berasal dari perintah manajer. Untuk meng-
Sebenarnya telah lama saya mencurigai hindari temuan auditor pusat, keduanya
gerak-gerik keduanya. Menurut saya, sepakat untuk melaporkannya terlebih
gaya hidup mereka melebihi kewajaran dahulu kepada auditor cabang. Berdasarkan
dari gaji yang mereka dapat, seringnya laporan tersebut auditor cabang melakukan
mereka tiba di kantor lebih awal dan investigasi atas transaksi mencurigakan
pulang paling akhir, serta mereka sangat tersebut dan melaporkan hasilnya kepada
jarang mengambil hak cuti karyawan. auditor pusat.
Bahkan saat mereka sakit sekalipun, Salah satu implementasi atas pilar
mereka lebih memilih ijin masuk setengah kedua dalam hal strategi anti fraud adalah
hari. Seperti ada sesuatu yang mereka kebijakan dan implementasi atas surprise
sembunyikan, namun saya belum ber- audit. BSX memberlakukan surprise audit oleh
hasil menemukannya, hingga I dan N auditor pusat kepada kantor wilayah, kantor
melaporkan transaksi mencurigakan itu. cabang, maupun unit-unit dibawahnya,
4. Q : Selanjutnya, bagaimana dengan hasil minimal sekali dalam setahun. Namun tidak
audit atas transaksi mencurigakan ter- menutup kemungkinan, surprise audit di-
sebut dan bagaimana penyelesaiannya? laksanakan lebih dari sekali dalam setahun.
A : Dari laporan tersebut, saya bersama Atas laporan auditor cabang, selanjutnya
auditor pusat menemukan bahwa ter- auditor pusat melakukan investigasi pada
nyata T menyimpan banyak sekali copy kantor cabang. Investigasi yang dilakukan
KTP nasabah priority. Namun kami tidak auditor kantor pusat, dimulai dari meka-
menemukan pelaku melakukan hal yang nisme surprise audit. Dari surprise audit
sama terhadap nasabah priority lain. Arti- tersebut, investigasi berkembang kearah
nya, pelaku hanya melakukan ke- yang lebih mendalam terhadap laporan atas
36 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 4, Nomor 1, Maret 2020 : 21 – 46

transaksi mencurigakan. Investigasi tersebut cepat. Bahkan kami juga sepakat, bahwa
menghasilkan temuan bahwa transaksi penghasilan yang kami terima juga tidak
tersebut merupakan fraud. Temuan fraud sepadan dengan apa yang telah kami
oleh auditor selanjutnya dilaporkan kepada korbankan bagi perusahaan.”
manajemen pusat. Perkataan dari pelaku tersebut me-
Manajemen pusat memiliki kebijakan nunjukkan bahwa kedua pelaku fraud di BSX
zero tolerance bagi segala transaksi yang setuju bahwa penghasilan yang mereka
berkaitan dengan tindakan fraud. Kebijakan terima dari tempat mereka bekerja saat ini
zero tolerance dicanangkan karena mana- tidak mencukupi untuk memenuhi gaya
jemen pusat mempercayai bahwa fraud hidup yang mereka anut. Mereka ber-
merupakan penyakit menular. Sehingga pendapat bahwa penghasilan yang mereka
manajemen pusat memberikan sanksi terima tidak dapat mengikuti perkembangan
maksimal atas segala sesuatu yang berkaitan gaya hidup yang berkembang sangat cepat
dengan fraud. Atas laporan auditor tentang dan tidak sesuai dengan apa yang telah
temuan transaksi fraud yang terjadi pada diberikan kepada perusahaan.
kantor cabang BSX, manajemen pusat Ketidakseimbangan antara penghasilan
melakukan pemanggilan terhadap kedua dan gaya hidup yang dianut menjadi
pelaku, yaitu T dan B. Dengan pertimbangan motivasi bagi para pelaku untuk melakukan
bahwa nilai fraud tidak terlalu signifikan, tindakan fraud telah dijelaskan pada konsep
manajemen pusat memberikan sanksi the new fraud triangle model. Lister (2007:63)
pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada menjelaskan bahwa gaya hidup menjadi
keduanya. salah satu unsur motivasi bagi para pelaku
tindakan fraud. Dengan demikian, suatu hal
Pembahasan yang umum jika tindakan fraud yang terjadi
Menurut konsep the new fraud triangle pada BSX disebabkan oleh adanya gaya
model menjelaskan terjadinya tindakan fraud hidup yang mewah dari para pelaku (Utari,
dari empat perspektif yaitu motivation, 2011; Siregar, 2017; Kennedy dan Siregar,
capability, opportunity, dan personal integrity. 2017).
Penjelasan terjadinya tindakan fraud dengan Adanya ketidakseimbangan antara
berdasakan pada konsep the new fraud penghasilan yang diterima oleh para pelaku
triangle model ini juga dianalisis dengan fraud di BSX menjadi motivasi utama dalam
konsep syariah yang ada pada Al Qur’an dan melakukan tindak kecurangan (fraud).
Hadits. Berikut penjelasan lebih lanjut terkait Pelaku berinisial T dan B sama-sama me-
pembahasan penelitian. rasakan ketidakpuasan atas penghasilan
(rezeki) yang mereka peroleh. Mereka
Penghasilan dan Gaya Hidup yang Tidak merasa bahwa rezeki yang telah diberikan
Seimbang Menjadi Penyebab Kecurangan Allah S.W.T masih kurang untuk memenuhi
Tindakan fraud yang terjadi di BSX kebutuhan hidup mereka. Pada kondisi ini
dimotivasi oleh adanya ketidakseimbangan pelaku berinisial T dan B sudah terjerumus
antara penghasilan yang diterima oleh pada sifat tamak dan rakus yang dapat
pelaku dengan gaya hidup mewah yang menjerumuskan mereka kepada perbuatan
dianut oleh pelaku. Hal ini diakui oleh kedua dosa. Sifat tamak yang muncul pada diri
pelaku fraud dari hasil wawancara yang pelaku fraud di BSX pada dasarnya di-
dilakukan dengan pelaku berinisial T karenakan sifat manusia yang tidak pernah
sebagai berikut: merasa puas atas apa yang dimilikinya. Hal
“.....Namun penghasilan kami sebagai ini sesuai dengan penjelasan dari hadits
seorang pekerja membuat kami tidak berikut:
dapat mengikuti perkembangan gaya “Sungguh, seandainya anak Adam
hidup yang berkembang dengan sangat memiliki satu lembah dari emas, niscaya
Implementasi The New Fraud Triangle Model ...– Sulistiyo, Ardi, Roziq 37

ia sangat ingin mempunyai dua lembah Memanfaatkan Posisi Kerja untuk


(emas). Dan tidak akan ada Bertindak Curang
yang memenuhi mulutnya kecuali Kasus fraud yang terjadi pada BSX dapat
tanah.’ Kemudian Allâh mengampuni terjadi karena para pelaku menggunakan
orang yang bertaubat (HR. Al-Bukhâri, posisi pekerjaan yang dimiliki. Posisi
no. 6439 dan Muslim, no. 1048)” pekerjaan yang dimiliki oleh para pelaku ini
Hadits diatas menjelaskan bahwa manusia membuat T dan B menjadi lebih leluasa dan
(anak adam) tidak akan pernah merasa puas memperbesar keinginan mereka untuk
meskipun telah diberikan rezeki dalam melakukan tindakan kecurangan. Hal ini
jumlah yang banyak dan akan selalu terus ditunjukkan dengan hasil wawancara
menginginkan rezeki yang lebih dan lebih berikut:
lagi. Hadits tersebut juga menjelaskan
bahwa ketika orang telah menyadari bahwa
di dalam dirinya telah muncul sifat tamak
maka segeralah bertaubat agar mendapatkan Ketidakpuasan Sifat Tamak
ampun dari Allah S.W.T.
Sifat tamak akan harta yang dimiliki
manusia pada akhirnya akan menyebabkan
manusia merugi. Hal ini dikarenakan
manusia dengan sifat tamak akan terjerumus Tindakan
Fraud
pada hal-hal yang penuh dengan dosa dan
menghilangkan keberkahan atas harta yang
diperolehnya. Nabi Muhammad Shallallahu Gambar 2
Hubungan Tamak dan Tindakan
Aaihi Wasallam pernah mengatakan pada
Fraud
Hakim Bin Hizam: Sumber : data penelitian, diolah (2019)
“Wahai Hakim, sesungguhnya harta itu
hijau lagi manis. Barangsiapa yang Pelaku T:
mencarinya untuk kedermawanan diri- “......Selain itu, sebagai frontliner saya
nya (tidak tamak dan tidak mengemis), memiliki cadangan copy KTP beberapa
maka harta itu akan memberkahinya. nasabah priority. Hal ini untuk mem-
Namun barangsiapa yang mencarinya permudah pekerjaan agar dapat mem-
untuk keserakahan, maka harta itu tidak berikan layanan prima bagi nasabah,
akan memberkahinya, seperti orang sehingga pada saat nasabah priority
yang makan namun tidak kenyang. bertransaksi, kami tidak perlu meminta
Tangan yang di atas lebih baik daripada copy KTP mereka untuk konfirmasi.....”
tangan yang di bawah (HR. Bukhari No.
1472)”
Pelaku B:
Hadits diatas menunjukkan dengan jelas “.....Lalu mas T mengatakan bahwa dia
bahwa manusia tidak dilarang untuk akan mengecek rekening nasabah.
mencari harta selama hidupnya selama Setelah dipastikan dananya besar, saya
dengan niat yang baik dan digunakan untuk dan mas T mempunyai ide untuk
kebaikan. Namun, ketika manusia mencari memalsukan tanda tangan nasabah
harta dengan diikuti sifat keserakahan maka tersebut di form penarikan. Kemudian
hal tersebut akan menyebabkan harta yang saya akan meminta kedua rekan mas T
diperoleh menjadi tidak baik dan berkah sebagai frontliner untuk memproses
bagi dirinya. Oleh karena itu, sifat tamak transaksi penarikan dari rekening
akan harta harus semaksimal mungkin nasabah itu, dan untuk memproses
untuk dapat tinggalkan agar terhindar dari transaksi penyetoran ke rekening saya.
tindakan-tindakan yang berdosa. Saya pikir, saya tidak boleh memerintah-
38 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 4, Nomor 1, Maret 2020 : 21 – 46

kan hanya satu orang frontliner saja milikinya (capability) untuk melakukan fraud
untuk memproses kedua transaksi ini. dengan memanfaatkan pegawai yang me-
Karena riskan akan munculnya ke- miliki posisi dibawah mereka yaitu I. Hal ini
curigaan. Meskipun saya membagi diketahui dari hasil wawancara yang telah
kedua transaksi ini untuk diproses oleh dilakukan sebagai berikut:
dua orang frontliner, tidak menutup “Sama seperti mas T, saya hanya
kemungkinan mereka tidak curiga. seorang frontliner. Awal menjadi front-
Karena meja keduanya bersebelahan. liner, mas T yang mengajari saya”
Jadi saat saya memberikan form penari- “Aku dipanggil pak B, beliau kasih form
kan, saya katakan kepada frontliner penarikan rekeningnya nasabah prio-
tersebut bahwa ini adalah pembayaran rity. Beliau bilang tadi sudah konfirmasi
transaksi jual-beli antara saya dengan ke nasabahnya, jadi aku nggak perlu
nasabah ini.....” konfirmasi ulang. Aku percaya aja,
soalnya form itu sudah lengkap sama
Berdasarkan kedua hasil wawancara ter- buku tabungan plus copy KTP. Jadi aku
sebut jelas bahwa pelaku T dan B sama-sama transaksikan langsung tanpa konfirmasi
memanfaatkan capability mereka dalam pe- ulang. Setelah diotorisasi sama pak B,
kerjaan untuk melakukan tindak kecura- aku cetak buku tabungan, terus aku
ngan. Pelaku T menggunakan capabilitynya kasih bukti validasi, buku tabungan,
sebagai frontliner yang memiliki data sama uangnya ke pak B.”
pribadi dari nasabah dalam bentuk copy KTP
untuk melancarkan aksinya. Sedangkan, Penjelasan hasil wawancara diatas
pelaku B menggunakan capability-nya se- menunjukkan bahwa informan I dimanfaat-
bagai seorang manajer untuk memerintah- kan oleh pelaku T dan B untuk melakukan
kan frontliner lain melakukan transfer ke tindakan fraud yang sudah direncanakan.
rekening pribadinya untuk menutupi Hasil wawancara secara jelas menunjukkan
tindakan kecurangan yang terjadi. Dengan bahwa informan I merupakan pegawai
demikian, aksi tindak kecurangan yang frontliner yang lebih junior jika dibandingkan
dilakukan oleh T dan B dapat berjalan sesuai dengan pelaku T. Oleh karena itu, pelaku T
dengan keinginan mereka. bisa dengan mudah memanfaatkan I untuk
Capability dari seorang pelaku fraud melancarkan aksinya. Selain itu, tindakan
memang menjadi sebuah pendorong se- fraud T dan B lebih mudah berjalan karena
orang pelaku untuk melakukan fraud yang informan I sudah percaya dengan form yang
telah direncanakan. Hal ini telah dijelaskan diberikan oleh T kepada dirinya mengingat
pada teori the new fraud triangle model yang pelaku T lebih senior dibandingkan dirinya.
menjelaskan bahwa fraudster’s capability Penggunaan posisi atau jabatan dari para
menjadi penyebab terjadinya fraud. Wolfe pelaku untuk melakukan fraud merupakan
dan Hermanson (2004) menjelaskan bahwa suatu hal yang jelas tidak sesuai dengan
capability yang dimiliki oleh seorang pelaku syariah Islam. Hal ini dikarenakan pe-
fraud dapat menyebabkan munculnya doro- nyalahgunaan posisi atau jabatan itu
ngan, memperluas peluang, dan rasionali- bertujuan untuk mendapatkan harta demi
sasi untuk melakukan fraud. Semakin besar memenuhi hasrat dan nafsu pribadi pelaku
kemampuan (capabilities) yang dimiliki, dan telah menyebabkan kerugian kepada
maka akan semakin besar kemampuan pihak lain (nasabah). Islam telah melarang
dalam menentukan celah untuk bisa me- seseorang memperoleh harta melalui cara
lakukan kecurangan dengan tingkat risiko yang dosa seperti yang dijelaskan pada ayat
yang sekecil mungkin agar tidak diketahui berikut:
oleh pihak lain. Para pelaku fraud pada BSX “Dan janganlah sebahagian kamu
juga menggunakan posisi pekerjaan yang di- memakan harta sebahagian yang lain di
Implementasi The New Fraud Triangle Model ...– Sulistiyo, Ardi, Roziq 39

antara kamu dengan jalan yang bathil siksaan dari Allah. Dan Allah Maha
dan (janganlah) kamu membawa Perkasa lagi Maha Bijaksana (Q.S. Al-
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya Maidah ayat 38).”
kamu dapat memakan sebahagian dari- Menurut tafsir Ibnu Katsir, melalui ayat
pada harta benda orang lain itu dengan diatas Allah memerintahkan untuk me-
(jalan berbuat) dosa, padahal kamu motong tangan pencuri baik laki-laki
mengetahui (Q.S. Al-Baqarah ayat maupun perempuan. Sebagian fuqaha’
188).” berpendapat bahwa jika seseorang mencuri,
Dalam tafsir ibnu katsir surat Al-Baqarah maka tangannya harus dipotong, berapapun
ayat 188 Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan, jumlahnya. Hal ini menandakan bahwa
dari Ibnu Abbas, bahwa ayat ini berkenaan pelaku T dan B sepatutnya mendapatkan
dengan seseorang yang mempunyai tang- hukuman seperti apa yang telah dijelaskan
gungan harta kekayaan tetapi tidak ada saksi pada ayat tersebut jika hukuman itu
terhadapnya dalam hal ini, lalu ia meng- diterapkan. Oleh karena itu, sebisa dan
ingkari harta itu dan mempersengketa- semaksimal mungkin perilaku pencurian
kannya kepada penguasa, sementara dia harus selalu senantiasa untuk dapat
mengetahui bahwa harta itu bukanlah dihindari. Penjelasan pada paragraf se-
haknya dan mengetahui bahwa dia berdosa belumnya secara jelas menjelaskan me-
karena memakan barang haram. Dengan ngenai adanya fraudster’s capability sebagai
demikian, perbuatan yang dilakukan oleh T penyebab terjadinya tindakan kecurangan
dan B secara jelas telah melanggar dan tidak yang dilakukan oleh pelaku T dan B. Hal ini
sesuai dengan syariah Islam. Pelaku T dan B membuktikan bahwa teori the new fraud
telah melakukan perampasan harta milik triangle model dapat digunakan untuk
nasabah yang kemudian digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan fenomena
memenuhi kebutuhan pribadi mereka. fraud. Selain itu. Penjelasan pada paragraf
Tindakan pencurian yang dilakukan oleh T sebelumnya juga menyiratkan bahwa
dan B ini sesungguhnya harus diberikan tindakan kecurangan yang dilakukan oleh T
hukuman yang setimpal. Hal ini sesuai dan B tidak sesuai dengan apa yang telah
dengan penjelasan yang terdapat pada ayat diajarkan dalam Islam.
berikut: Hal ini dikarenakan tindakan yang
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan dilakukan oleh T dan B termasuk perbuatan
yang mencuri, potonglah tangan yang bathil dan dosa. Penjelasan tersebut
keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa dapat dijelaskan secara singkat dari gambar
yang mereka kerjakan dan sebagai berikut:

Bathil

Fraudster’s Tindakan Fraud Hukuman


Capability (Punishment)

Dosa

Gambar 3
Fraud dalam Sudut Pandang Islam
Sumber : data penelitian, diolah (2019)
40 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 4, Nomor 1, Maret 2020 : 21 – 46

Memanfaatkan Kepercayaan Nasabah itu, pelaku T juga semakin yakin untuk


demi Keuntungan Pribadi melakukan tindakan fraud karena pelaku T
Tindakan fraud yang telah dilakukan memiliki dokumen-dokumen pendukung
oleh pelaku T dan B pada BSX dapat berhasil yang dibutuhkan seperti copy KTP nasabah
karena pelaku memanfaatkan kepercayaan dan tanda tangan pelaku yang mudah ditiru.
nasabah. Kepercayaan nasabah ini telah Adanya peluang (opportunity) terjadinya
menjadi suatu peluang (opportunity) yang fraud pada BSX ini pada dasarnya juga
memberikan kesempatan bagi para pelaku diakibatkan oleh adanya kekurangan pada
untuk melakukan tindakan fraud. Hal ini pengendalian internal perusahaan. Tedja-
didasarkan pada hasil wawancara yang telah sukma (2012:50) menjelaskan bahwa pe-
dilakukan oleh pelaku T sebagai berikut: luang yang mengakibatkan pelaku bebas
“Salah seorang kerabat istri saya melakukan fraud dapat disebabkan karena
menjadi nasabah priority. Atas banyak- kontrol yang lemah, ketidakdisiplinan, akses
nya rekening beliau yang tersebar di informasi yang lemah, mekanisme audit
beberapa bank, seringkali beliau nggak yang lemah, dan sikap apatis. Kasus fraud
peduli dengan jumlah tabungannya yang terjadi di BSX ini sebenarnya dapat
yang terdapat di Bank X. Hal itu terjadi karena kontrol terhadap dokumen-
menjadi celah bagiku untuk melakukan dokumen penting seperti copy KTP, tanda
fraud. Apalagi tanda tangan beliau juga tangan, dan lainnya milik nasabah tidak
mudah untuk ditiru. Selain itu, sebagai terlindungi dengan baik yang pada akhirnya
frontliner saya memiliki cadangan copy menyebabkan munculnya peluang bagi
KTP beberapa nasabah priority. Hal ini pelaku untuk melakukan fraud.
untuk mempermudah pekerjaan agar
Tindakan penggunaan dokumen pen-
dapat memberikan layanan prima bagi
ting oleh pelaku T dan B untuk tujuan tindak
nasabah, sehingga pada saat nasabah
kecurangan (fraud) ini pada dasarnya sudah
priority bertransaksi, kami tidak perlu
sangat tidak sesuai dengan syariah Islam.
meminta copy KTP mereka untuk
Hal ini dikarenakan pelaku T menggunakan
konfirmasi. Dari situ, saya dapat dengan
dokumen tersebut tanpa sepengetahuan dan
mudah memalsukan tanda tangan beliau
pada form penarikan.” seizin pemiliknya untuk mengambil harta
Hasil wawancara diatas menunjukkan milik nasabah, sehingga menyebabkan
bahwa tindakan fraud yang dilakukan oleh kerugian bagi nasabah. Tindakan pelaku T
pelaku T dan B dapat terjadi karena adanya dan B selain telah melanggar ajaran syariat
beberapa alasan yaitu (1) adanya kealphaan Islam karena merampas dan menggunakan
nasabah atas jumlah saldo yang dimiliki dan barang milik orang lain tanpa izin juga telah
(2) adanya kepemilikan dokumen nasabah melanggar ajaran Islam karena tujuan tinda-
yang berada dibawah kendali pelaku. kan yang dilakukan adalah untuk mencuri
Tuanakotta (2013:46) menjelaskan bahwa harta dari nasabah. Tindakan pelaku ter-
opportunity pada fraud adalah berhubungan sebut telah jelas merupakan tindakan me-
dengan peluang dari pelaku fraud dalam makan harta sesama melalui jalan yang batil.
melakukan kecurangan. Dua kondisi ini
kemudian menyebabkan pelaku dengan Keakraban yang Berujung pada
leluasa melakukan aksi fraud atas rekening Kecurangan
nasabah yang bersangkutan. Pelaku T yang Kejadian fraud yang terjadi di BSX dapat
mengetahui bahwa nasabah memiliki terjadi karena keakraban yang terjadi antara
banyak rekening di beberapa bank langsung pelaku T sebagai frontliner dan pelaku B
membuat suatu asumsi adanya kelalaian sebagai manajer. Hal ini dapat diketahui dari
dalam menghafal jumlah saldo yang ada hasil wawancara yang telah dilakukan oleh
pada setiap rekening yang dimiliki. Selain pelaku T dan B sebagai berikut:
Implementasi The New Fraud Triangle Model ...– Sulistiyo, Ardi, Roziq 41

Kealphaan
Nasabah Bathil

Peluang Fraud

Dosa
Kepemilikan
Dokumen

Gambar 4
Keterkaitan Opportunity dan Fraud
Sumber : data penelitian, diolah (2019)

Pelaku T: pelaku T dan B berdasarkan hasil wawan-


“....Masa jabatan yang lama menjadikan cara disebabkan adanya upaya dari pelaku T
saya sangat dekat dengan pak B, sebagai untuk mendekati pelaku B dengan tujuan
atasan langsung saya. Selain masa untuk membuat karirnya menjadi lebih baik.
jabatan yang lama, saya juga menyadari Selain itu, pelaku B merasa bahwa kedekatan
bahwa kami memiliki gaya hidup yang antara dirinya dengan pelaku T karena
sama. Atas kedekatan ini, pak B men- pelaku T merupakan frontliner “senior” di
jadikan saya sebagai orang kepercaya- BSX dan pelaku B menganggap pelaku T
annya. Hal ini dapat kamu lihat sendiri, mampu membantu dirinya untuk memaha-
bagaimana pak B mempercayakan user mi dan mengenal daerah domisili. Dengan
serta password otorisasinya hanya demikian, pada akhirnya terjadilah kedeka-
kepada saya.” tan antara pelaku T dan B. Hal ini sejalan
“...Sejak awal kedatangan beliau, saya dengan temuan Dinata, et al (2018) yang
sudah melakukan pendekatan. Biasalah, menegaskan adanya hubungan yang signi-
tujuan saya hanya agar karir saya disini
fikan antara keeratan hubungan di antara
mulus. Karena beliau bukan penduduk
pelaku fraud dengan tindakan bekerjasama
asli sini, saya menunjukkan kepada
dalam melakukan kecurangan.
beliau apa saja yang terdapat di sini....”
Kedekatan yang terjadi antara pelaku T
dan B akhirnya membuat keinginan,
Pelaku B:
dorongan, dan hasrat dari pelaku T untuk
“....Sejak awal kedatangan saya di BSX,
melakukan kecurangan. Kedekatan antara
saya dekat dengan mas T. Saya pikir,
karena mas T sudah lama menduduki pelaku T dan B ini juga sebenarnya pada
posisinya sebagai seorang frontliner, dia awalnya sudah diikuti dengan personal
pasti sangat paham dengan seluk-beluk integrity yang tidak baik dari pelaku T.
operasional di BSX, terutama untuk Pelaku T sudah memiliki niat jelek dibalik
bagian frontliner...” maksud kedekatan dirinya dengan pelaku B.
Kedekatan antara pelaku T dan B ini dapat
Hasil wawancara diatas tersebut menunjuk- memicu munculnya niat melakukan ke-
kan bahwa telah terjadi kedekatan secara curangan karena pelaku B telah sangat
personal antara pelaku T dan B. Kedekatan percaya kepada pelaku T sampai-sampai
personal antara pelaku T dan B juga telah pelaku T memiliki otorisasi dan user serta
diakui oleh kedua pihak. Kedekatan antara password pelaku B.
42 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 4, Nomor 1, Maret 2020 : 21 – 46

Kondisi yang terjadi pada kasus tanya ke pak B, bukannya itu uang tunai
kecurangan oleh pelaku T dan B di BSX ini yang tadi ditarik nasabah priority?
menandakan bahwa personal integrity yang Soalnya aku liat uang itu sudah ada ban
dimiliki oleh T dan B tidak baik. Integritas uangnya. Ban uang itu ada parafku,
dalam dunia kerja berkaitan dengan perlaku artinya kan aku yang ngeban uang itu.
etis, moral, dan kinerja. Integritas personal Terus kata pak B, memang iya. Katanya
menentukan tingkat kinerja seseorang dalam itu uang hasil transaksi jual beli mobil
dunia kerja. Integritas berasal dari kata sama nasabah priority itu. Tapi aku
“integrated” yang memiliki makna bagian sama mbak N agak nggak percaya sih.
dari karakter dan keterampilan yang ada Pak B kan nggak punya mobil sendiri.
dalam diri seseorang yang diwujudkan Beliau kan biasa pake mobil kantor kalo
dalam bentuk keputusan-keputusan dan berangkat sama pulang kerja. Dari situ,
tindakan (Lee, 2006). Hal ini menunjukkan aku sama mbak N inisiatif lapor ke
auditor internal....”
bahwa jika keputusan dan tindakan se-
seorang itu melanggar aturan, maka dapat
Informan Auditor Internal (A):
diartikan bahwa integritasnya pun tidak
“...Saat itu saya sebagai auditor internal
baik. Sebaliknya jika keputusan dan tinda-
cabang mendapat laporan atas transaksi
kan seseorang bagus maka integritasnya pun
mencurigakan yang melibatkan salah
juga bagus.
seorang manajer. I dan N yang me-
Oleh karena itu, dapat di- simpulkan
laporkannya sendiri. Selanjutnya, saya
bahwa tindak kecurangan yang dilakukan selidiki kebenaran transaksi tersebut.
oleh T dan B akibat kedekatan yang terjadi Hasilnya saya kirimkan ke auditor pusat
antara keduanya disebabkan karena sebagai laporan pekerjaan saya. Dalam
integritas personal kedua orang tersebut proses selanjutnya, saya sebagai auditor
tidak baik. Hal ini dikarenakan keduanya cabang harus bekerjasama dengan
telah mengenyampingkan kinerja, moral, auditor pusat untuk menuntaskan kasus
dan perilaku etika untuk melakukan ini. Sebenarnya telah lama saya men-
kecurangan hanya dikarenakan keduanya curigai gerak-gerik keduanya. Menurut
memiliki kedekatan. saya, gaya hidup mereka melebihi
kewajaran dari gaji yang mereka dapat,
Sifat Skeptisme yang Berujung pada seringnya mereka tiba di kantor lebih
Terungkapnya Kasus Fraud awal dan pulang paling akhir, serta
Seluruh perbuatan yang tidak baik pasti mereka sangat jarang mengambil hak
pada akhirnya akan terungkap juga. cuti karyawan. Bahkan saat mereka sakit
Demikian juga terkait kasus fraud yang sekalipun...”
dilakukan oleh T dan B pada BSX. Hal ini
dikarenakan pada dasarnya ketika fraud ini Hasil wawancara tersebut menunjukkan
dilakukan oleh pelaku T dan B sudah bahwa kecurangan yang dilakukan oleh T
dicurigai oleh informan I dan auditor dan B telah menimbulkan kecurigaan dari
internal yang ada di bank. Informan I dan rekan pelaku T dan auditor internal karena
auditor internal merasa curiga atas fraud adanya suatu yang tidak wajar. Teman kerja
yang terjadi akibat adanya kejanggalan yang pelaku T mencurigai tindakan fraud dari
terjadi. Berikut adalah hasil wawancara yang adanya transaksi yang aneh, sedangkan
menunjukkan adanya kecurigaan dari kedua auditor internal mencurigai terjadinya fraud
informan tersebut: sejak adanya gejala fraud yang terjadi pada
Informan I: para pelaku seperti gaya hidup dan
“...Siangnya pak B panggil mbak N. Pak kebiasaan yang tidak wajar dari pelaku. Hal
B kasih form setoran tunai sama uang ini lah yang pada akhirnya membuat
tunai ke mbak N. Aku nggak sengaja tindakan fraud tersebut menjadi suatu
Implementasi The New Fraud Triangle Model ...– Sulistiyo, Ardi, Roziq 43

laporan untuk selanjutnya diselidiki lebih Tidak ada alasan bagi manusia setelah
lanjut. Kecurigaan yang dimiliki oleh auditor Rasulullah menjelaskan hukuman orang-
internal pada hal ini merupakan suatu sikap orang yang melanggar. Tugas Rasul hanya-
yang sudah benar. Seorang auditor memang lah menyampaikan hukum-hukum Allah
dituntut untuk memiliki suatu bentuk sikap dan menjelaskannya dengan sempurna.
yang waspada (skeptisisme) dalam me- Tindakan dari kedua informan yaitu
nyikapi potensi kecurangan (Fullerton dan teman kerja T dan auditor internal telah
Durtschi, 2004; Noviyanti, 2008; Putri et.al, sesuai dengan ayat tersebut. Mereka me-
2017; Larasati dan Puspitasari, 2019). Sikap ngetahui bahwa terjadi suatu yang salah
skeptis auditor merupakan sikap auditor pada transaksi yang dilakukan oleh pelaku T
yang tidak mudah percaya pada sesuatu dan dan B. Oleh karena itu, teman rekan kerja T
melakukan penilaian kritis pada bukti audit berhati-hati agar tidak ikut terjebak dalam
untuk mengambil suatu keputusan didasar- kasus tersebut dengan membuat laporan
kan pada keahlian yang dimiliki (Suraida, kepada auditor internal. Hal ini akhirnya
2005). Tindakan yang dilakukan oleh auditor juga membuat auditor internal juga me-
internal pada BSX pada kasus fraud ini sudah lakukan suatu penyeledikan lanjut untuk
menunjukkan adanya sifat skeptisme yang secara berhati-hati dalam mengambil
baik, dimana auditor tersebut tidak langsung simpulan atas laporan yang diterima.
mempercayai adanya laporan yang diterima
dan melakukan koordinasi dengan auditor SIMPULAN DAN SARAN
internal pusat serta melakukan penyeledi- Pemaparan yang telah dijelaskan pada
kan lebih dalam atas kebenaran yang se- pembahasan dijelaskan bahwa konsep The
sungguhnya. Dengan demikian, pada akhir- New Fraud Triangle Model mampu men-
nya kasus fraud ini bisa terungkap jelaskan fenomena kecurangan yang terjadi
kebenarannya. melalui empat unsur. Pertama, tindakan
Kecurigaan dari teman kerja pelaku T fraud yang dilakukan oleh pelaku T dan B
dan auditor internal ini juga menunjukkan diakibatkan oleh adanya motivasi dari
adanya kewaspadaan dan kehati-hatian pelaku. Pelaku melakukan tindak kecura-
dalam bertindak. Teman kerja pelaku T yang ngan dikarenakan gaya hidup kedua pelaku
berinisiatif melakukan pelaporan kepada yang melebihi dari penghasilan yang
auditor internal dan auditor internal me- diterima, sehingga pelaku memiliki niat
lakukan penyeledikan lebih dalam atas untuk melakukan fraud. Kedua, tindakan
laporan yang diterima. Sikap kewaspadaan fraud yang dilakukan oleh pelaku T dan B
dan kehati-hatian dari dua informan tersebut diakibatkan oleh adanya capability. Pelaku T
sesuai dengan apa yang telah dijelaskan dan B yang memanfaatkan posisi pekerjaan
pada Al-Qur’an sebagai berikut: yang dimiliki mampu melakukan fraud
“Dan taatlah kamu kepada Allah dan karena tugas dan wewenang yang dimiliki
taatlah kamu kepada Rasul-(Nya) dan membuat tindakan fraud yang dilakukan
berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, menjadi lebih mudah dan leluasa. Ketiga,
maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tindakan fraud yang terjadi diakibatkan oleh
kewajiban Rasul Kami, hanyalah me- adanya peluang yang dimiliki. Nasabah
nyampaikan (amanat Allah) dengan yang telah mempercayakan saldo rekening
terang” (Q.S. Al-Maidah ayat 92) dan dokumen yang dimiliki kepada pihak
Menurut tafsir Al-Misbah (Shihab, 2017) bank membuat pelaku T dan B memiliki
disebutkan bahwa kita harus menaati peluang untuk melakukan fraud tanpa
perintah Allah dan perintah Rasul-Nya pada diketahui oleh nasabah yang bersangkutan.
setiap hal yang disampaikan Allah. Men- Keempat, tindak kecurangan juga terjadi
jauhi apa-apa yang memungkinkan mem- karena personal integrity yang tidak bagus
buat kita mendapat siksaan jika melanggar. dari kedua pelaku. Hal ini ditunjukkan dari
44 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 4, Nomor 1, Maret 2020 : 21 – 46

pemanfaatan kedekatan antar personal di Alfian, N. 2016. Nilai-Nilai Islam Dalam


pihak T dan B yang dijadikan sebagai modal Upaya Pencegahan Fraud. AKTIVA
untuk melakukan tindak kecurangan. Jurnal Akuntansi dan Investasi 1(2): 205-
Tindakan kecurangan (fraud) yang
218.
terjadi di BSX dapat dicegah melalui be-
berapa cara. Pertama, secara formal tindak Cressey, D. R. 1950. The Criminal Violation
of Financial Trust. American Sociological
kecurangan dapat dicegah dengan menerap-
kan strategi anti fraud yang sesuai dengan Review. 15(6): 738-743.
Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. Dinata, R. O., G. Irianto, dan A. D. Mula-
warman. 2018. Menyingkap Budaya
13/28/DPNP tentang penerapan strategi
anti fraud bagi bank umum. Strategi anti Penyebab Fraud: Studi Etnografi di
fraud ini terdiri dari 4 pilar yaitu pen- Badan Usaha Milik Negara. Jurnal
Economia 14(1): 66-88.
cegahan, pendeteksian, investigasi, pelapo-
ran, sanksi, dan pemantauan serta evaluasi Fauziah, N. 2019. Analisis Kecurangan
dan tindak lanjut. Kedua, secara intra- Dalam Timbangan Sembako Menurut
Perspektif Hukum Islam Di Pasar
personal tindakan kecurangan ini dapat
dicegah dengan memperbaiki karakter dan Pendidikan Krakatau Medan. Skripsi.
hati melalui olah batin. Olah batin dapat Program Studi Manajemen Bisnis
Syariah. Medan.
dilakukan dengan cara mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Fullerton, R. dan C. Durtschi. 2004. The
Effect of Professional Skepticism on the
Adapun keterbatasan dan saran yang
ada pada penelitian ini adalah sebagai Fraud Detection Skills of Internal Audi-
berikut, pertama, penelitian ini belum bisa tors. https://ssrn.com/abstract=617062.
Hadi, S. 2016. Pemeriksaan Keabsahan Data
menyajikan bukti terkait kasus fraud yang
terjadi karena dibatasi oleh kewenangan Penelitian Kualitatif Pada Skripsi. Jurnal
untuk mempublikasikan data tentang kasus Ilmu Pendidikan. 22(1): 74-79.
Hadits riwayat Bukhari No. 1472.
hukum yang menyangkut nama perusahaan.
Kedua, penelitian ini memiliki keterbatasan Hadits riwayat Bukhari No. 6439.
dalam memperoleh informasi terkait ter- Hadits riwayat Muslim No. 1048.
Hidayati, M. N. 2008. Dewan Pengawas
jadinya kasus kecurangan. Hal ini di-
karenakan beberapa pihak masih sulit untuk Syariah dalam Sistem Hukum Per-
dimintai keterangan terkait kasus ini dan bankan: Studi tentang Pengawasan
Bank Berlandaskan pada Prinsip-Prinsip
memilih untuk bungkam.
Berdasarkan keterbatasan atas hasil Islam. Lex Jurnalica, 6(1).
penelitian ini, penelitian selanjutnya sebisa Kartika, U. 2015. Orang Dalam “Bermain”,
Bank Syariah Mandiri Dibobol Rp 50
mungkin untuk menggunakan sumber
dokumen lain yang terkait tentang kasus Miliar.
https://megapolitan.kompas.com/read/2015/
yang dapat menggantikan dokumen bukti
02/02/18582981/Orang.Dalam.Bermain.Ba
untuk membuat penelitian menjadi lebih
nk.Syariah.Mandiri.Dibobol.Rp.50.Miliar.
menarik. Berikutnya penelitian selanjutnya
Diakses Tanggal 15 September 2018.
diharapkan peneliti dapat menentukan
Ibrahim, S. S., N. C. Man, dan A. H. Mohd
terlebih dahulu pihak-pihak yang mampu
Noor. 2013. Fraud: An Islamic
memberikan informasi secara memadai atau
Perspective. International Conference
tidak.
on Financial Criminology. In The 5th
International Conference on Financial
DAFTAR PUSTAKA
Criminology (ICFC). Malaysia.
Al-Quran Terjemahan. 2015. Departemen
Kassem, R. dan A. Higson. 2012. The New
Agama RI. CV Darus Sunnah. Bandung. Fraud Triangle Model. Journal of
Implementasi The New Fraud Triangle Model ...– Sulistiyo, Ardi, Roziq 45

Emerging Trends in Economics and Training, Skeptisisme Profesional, dan


Management Sciences 3(3): 191-195. Audit Tenure Pada Kemampuan
Kennedy, P. S. J. dan S. L. Siregar. 2017. Auditor Dalam Mendeteksi Kecura-
Analisa Perilaku Fraud Tipologi Korup- ngan. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis
si Ditinjau Dari Demografi Pelaku. Universitas Udayana 6(11): 3795-3822.
Ikraith-Humaniora 1(2): 86-96. Rahardjo, M. 2017. Studi Kasus dalam Pe-
Kurrohman, T. 2010. Menyingkap “Mal- nelitian Kualitatif: Konsep dan Prosedur-
praktik” Tatakelola Resiko Etika Pada nya. Universitas Islam Negeri Maulana
PT. “G” Di Jawa Timur. Jurnal Akuntansi Malik Ibrahim Malang.
Universitas Jember 8(2): 40-68. Rahman, M. F. 2018. Hakekat dan Batasan-
Larasati, D. dan W. Puspitasari. 2019. Batasan Gharar Dalam Transaksi
Pengaruh Pengalaman, Independensi, Maliyah. SALAM; Jurnal Sosial & Budaya
Skeptisisme Profesional Auditor, Pe- Syar-I 5(3): 255-278.
nerapan Etika, dan Beban Kerja Ter- Ristianingsih, I. 2017. Telaah Konsep Fraud
hadap Kemampuan Auditor Dalam Diamond Theory Dalam Mendeteksi
Mendeteksi Kecurangan. Jurnal Akun- Perilaku Fraud di Perguruan Tinggi.
tansi Trisakti 6(1): 31-42. Prosiding Seminar Nasional dan Call For
Lee, S. A. 2006. Authentic Leadership And Paper Ekonomi dan Bisnis: 128-139.
Behavioral Integrity As Drivers Of Republika. 2013. Fraud Gerus Laba BSM.
Follower Commitment And Perfor- https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/
mance. Journal of Financial Planning keuangan/13/10/31/mvj8sn-fraud-gerus-
19(8). laba-bsm. Diakses Tanggal 15 September
Lister, L. M. 2007. A Practial Approach to 2018.
Fraud Risk. Rustiarini, N. W., N. N. A. Suryandari, dan I.
https://www.researchgate.net/publication/2 K. S. Nova. 2017. Red Flags and Fraud
88030790_A_practical_approach_to_fraud_ Prevention on Rural Banks. Buletin
risk. Diakses pada 15 September 2018. Ekonomi Moneter dan Perbankan 19(2):
Meliana dan T. R. Hartono. 2019. Fraud 177-206.
Perbankan Indonesia: Studi Eksplorasi. Said, J., M. M. Alam, M. Ramli, dan M. Rafidi.
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 2 2017. Integrating ethical values into
Tahun 2019: 2.52.1-2.52.7. fraud triangle theory in assessing
Mukhlishin, A. dan A. Suhendri. 2018. Kajian employee fraud: Evidence from the
Kritis Terhadap Kebijakan Pemerintah Malaysian banking industry. Journal of
dalam Pengembangan Bank Syari’ah di International Studies 10(2): 170-184.
Indonesia. Human Falah 5(2): 238-248. Sayekti, N. W. dan A. T. Mauleny. 2013.
Noviyanti, S. 2008. Skeptisme Profesional Analisis Kinerja Perbankan Syariah di
Auditor Dalam Mendeteksi Kecura- Indonesia: Pra dan Pasca Undang-
ngan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
Indonesia 5(1): 102-125. Perbankan Syariah. Jurnal Ekonomi dan
Nugraheni, N. K. dan H. Triatmoko. 2017. Kebijakan Publik 4(1): 27-38.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempe- Shihab, M. Q. 2017. Tafsir Al-Misbah. Lentera
ngaruhi Terjadinya Financial Statement Hati. Tangerang.
Fraud: Perspektif Diamond Fraud Siregar, S. L. 2017. Literature Review: Peri-
Theory (Studi Pada Perusahaan Per- laku Korupsi dan Penyebabnya. Funda-
bankan yang Terdaftar di Bursa Efek mental Management Journal 2(1): 47-56.
Indonesia Periode 2014-2016). Jurnal Sujeewa, G. M. M, M. S. A. Yajid, A. Khatibi,
Akuntansi dan Auditing 14(2): 118-143. S. M. F. Azam, dan I. Dharmaratne. 2018.
Putri, K. M. D., D. G. Wirama, dan I. P. The New Fraud Triangle Theory-
Sudana. 2017. Pengaruh Fraud Audit Integrating Ethical Values of Employees.
46 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 4, Nomor 1, Maret 2020 : 21 – 46

International Journal of Business, Eco- Vona, L. W. 2008. Fraud Risk Assessment:


nomics and Law 16(5): 52-57. Building a Fraud Audit Program. John
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor Wiley & Sons, Inc. Canada.
13/28/DPNP tentang Penerapan Strategi Wahyuningtyas, F. 2016. Analisis Elemen-
Anti Fraud bagi Bank Umum. 9 Desember Elemen Fraud Diamond Sebagai Deter-
2011. Jakarta. minan Finansial Statement Fraud pada
Tafsir Ibnu Katsir 10 Jilid. Pustaka Imam Perusahaan Perbankan di Indonesia.
Syafii. Jakarta. Tesis. Universitas Airlangga. Surabaya.
Tedjasukma, F. N. 2012. Pentingnya Red Flag Wolfe, D. T. dan D. Hermanson. 2004. The
Bagi Auditor Independen Untuk Men- Fraud Diamond: Considering the Four
deteksi Kecurangan Dalam Laporan Elements of Fraud. CPA Journal 74(12):
Keuangan. Berkala Ilmiah Mahasiswa 38-42.
Akuntansi 1(1): 47-51. Yesiariani, M. dan I. Rahayu. 2017. Deteksi
Tuanakotta, T. M. 2013. Audit Berbasis ISA Financial Statement Fraud: Pengujian
(International Standards on Auditing). dengan Fraud Diamond. Jurnal Akun-
Salemba Empat. Jakarta. tansi dan Auditing Indonesia 21(1): 49–60.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Yurmaini. 2017. Kecurangan Akuntansi
21 Tahun 2008. Perbankan Syariah. 16 Juli (Fraud Accounting) Dalam Perspektif
2008. Lembaran Negara Republik Indo- Islam. Jurnal Akuntansi dan Bisnis 3(1):
nesia Tahun 2008 Nomor 94. Jakarta. 93-104.
Utari, I. S. 2011. Faktor Penyebab Korupsi, Zuberi, O. dan S. Mzenzi. 2019. Analysis of
Pendidikan Anti Korupsi Untuk Employee and Management Fraud in
Perguruan Tinggi. Kementrian P&K. Tanzania. Journal of Financial Crime 26(2):
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi. 412-431.
Pendidikan Anti-Korupsi untuk Perguruan
Tinggi, 37-51.

Anda mungkin juga menyukai