Anda di halaman 1dari 5

DAMPAK KECURANGAN PADA BIDANG KEUANGAN DAN NON-

KEUANGAN TERHADAP JENIS FRAUD DI INDONESIA


Tugas Rekayasa Laporan Keuangan
Dosen Pengampu: Ruri Octari Dinata, S.E., M.SA.

Disusun Oleh
Dohara Partohap - 1402202106
AK4408

PROGRAM STUDI ETIKA DATA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TELKOM
TAHUN 2022
Judul

“Dampak Kecurangan pada bidang Keuangan dan Non-Keuangan Terhadap Jenis Fraud di
Indonesia”

Fenomena

Lembaga Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) menjelaskan bahwa fraud


adalah perbuatan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja yang melawan hukum
dengan tujuan mendapatkan keuntungan pribadi yang tidak sah dan dapat merugikan
perusahaan dan pihak lain. Suatu tindakan bisa dinyatakan sebagai kecurangan saat
seseorang mengetahui kesalahan penyajian kebenaran atau menyembunyikan kebenaran
untuk membuat orang-orang ikut berpartisipasi melakukan hal yang merugikan usaha. Suatu
tindakan bisa dinyatakan fraud jika memenuhi 4 kriteria. Yang pertama adalah memiliki
korban fraud, kedua adalah pelaku tindakan fraud, ketiga adalah korban fraud yang
menuruti keinginan pelaku, dan yang keempat adalah korban fraud mengalami kerugian.

Dalam fraud, terdapat 3 jenis kecurangan yaitu:

1. Kecurangan pada laporan keuangan (Fraudulent Statements), yaitu melibatkan


laporan keuangan perusahaan yang dipalsukan. Fraud pada laporan keuangan dapat
dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu financial dan non-financial.

2. Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriations), yaitu aset yang disalahgunakan


yang melibatkan pencurian atau penyalahgunaan aset organisasi.

3. Korupsi (Corruption), yaitu pelaku fraud menggunakan pengaruhnya yang salah


dalam transaksi suatu bisnis dengan tujuan mendapatkan keuntungan untuk diri
sendiri, bertentangan dengan kewajiban mereka kepada atasan mereka atau hak
orang lain.

Tujuan

Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja,
pelatihan, dan keahlian auditor dalam mengetahui dan mencegah kecurangan (fraud) dari
laporan keuangan.
Kontribusi Penelitian

Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini:

1. Manfaat Teoritis
Melalui penelitian ini, saya berharap agar pembaca bisa memiliki wawasan dan
pemahaman baru tentang tindakan fraud dan cara mendeteksi dan mencegah
kecurangan dalam laporan keuangan.
2. Manfaat Praktis
Melalui penelitian ini, saya berharap agar pembaca bisa memiliki wawasan dan
pemahaman baru tentang tindakan fraud dan cara mendeteksi dan mencegah
kecurangan dalam laporan keuangan. Lalu, penelitian ini juga diharapkan berguna
untuk memberikan sebuah gambaran tentang tindakan kecurangan dalam laporan
keuangan dah cara mengatasinya.
Metode

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan yaitu data
dokumen dari Association of Certified Fraud Examiners (ACFE).

Pembahasan

Dari hasil survey yang sudah dilakukan ACFE Indonesia, kecurangan (fraud) yang
paling sering terjadi di Indonesia adalah kasus korupsi dengan tingkat presentase sebesar
67%. Namun, survey yang dilakukan oleh Report to the Nations tahun 2016 mendapatkan
hasil yang berbeda. Mereka menyatakan bahwa jenis kecurangan yang paling sering terjadi
di Indonesia adalah penyimpangan asset (asset misappropriation) dengan presentase
sebesar 31%. Tindakan fraud terbanyak ketiga yaitu dalam bentuk laporan keuangan,
dengan presentase sebanyak 2%. Dari hasil survey yang sudah dilakukan, bisa dilihat bahwa
adanya perbedaan yang disebabkan oleh pengetahuan dan pengalaman yang berbeda dari
sumber. Berikut adalah diagram hasil survey yang sudah dilakukan ACFE Indonesia tentang
fraud:
Dari kasus-kasus yang sudah dibahas, hal yang paling merusak adalah tindakan fraud
dalam laporan keuangan. Hal itu disebabkan karena masih banyak kasus laporan keuangan
yang belum terungkap. Fraud dalam laporan keuangan bisa terjadi jika adanya tindakan
menyajikan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi secara
sengaja.

I. Fraud Prevention

Pencegahan tindakan kecurangan (fraud prevention) adalah cara pertama untuk


menghentikan munculnya tindakan kecurangan. Fraud biasanya dapat ditemukan setelah
gagalnya pencegahan kecurangan, meskipun masuk akal untuk mengklasifikasikan penipuan
sesegera mungkin setelah terjadinya kecurangan. Pencegahan kecurangan dapat dilakukan
dengan berbagai cara, salah satunya Triangle Fraud. Selain Triangle Fraud metode
pencegahan kecurangannya lainnya adalah metode diamond dan pentagon serta analisis
red flags yang merupakan tanda-tanda terjadinya kecurangan dalam sebuah entitas.

Dengan pendekatan tradisional, pendeteksian dan pencegahan kecurangan


cenderung kurang efektif dan hanya kasus penipuan sebelumnya yang dapat dideteksi.
Dalam kasus tertenty, kerugian tersebut menyebabkan hilangnya saham perusahaan dan
ancaman kebangkrutan bagi perusahaan. Penemuan kecurangan yang tidak dapat dilakukan
secara langsung hanya akan menjatuhkan hukuman ganti rugi pada pelaku, hal ini mengacu
pada persuasi reaktif daripada proaktif. Oleh karena itu, dengan mengetahui penyebab
tindakan kecurangan atau fraud merupakan hal yang perlu dipahami dan merupakan hal
yang penting, karena akan menunjukkan cara yang paling efektif dan tepat dalam
mendeteksi serta mencegah tindakan kecurangan.
II. Anti-Fraud Awareness

Anti-Fraud Awareness merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran semua pihak dalam
organisasi untuk tujuan pencegahan kecurangan dalam organisasi. Dengan demikian, para karyawan
memiliki kesadaran yang tinggi bagi semua pihak terhadap fraud. Dalam hal ini, diperlukan
pengendalian untuk strategi pencegahan. Dengan membangun pengendalian internal dan kesadaran
anti-fraud, semua pihak dalam organisasi dapat meminimalkan fraud. Dengan demikian semua
karyawan atau manajemen organisasi dapat mencapai tujuannya dengan lebih lancer.

Melalui anti-fraud awareness diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran bagi organisasi


akan pentingnya mencegah kecurangan. Fraud dapat dicegah apabila semua organisasi baik itu
karyawan maupun masyarakat yang memiliki banyak pengalaman dan berpikir analitis dan logis,
terperinci, berpikir cepat. Pengukuran yang digunakan untuk mencegah fraud adalah dengan
memelihara dan menciptakan lingkungan kerja yang positif yang memakai budaya etika yang tinggi
dan kejujuran dan mengevaluasi proses anti-fraud dan mempererat proses pengawasan yang
memadai.

Anda mungkin juga menyukai